BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian pemblokiran
Menurut Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 19
Tahun 2014 Pasal 1 ayat (1) yang dimaksud dengan Pemblokiran Situs
Internet Bermuatan Negatif yang selanjutnya disebut Pemblokiran adalah
upaya yang dilakukan agar situs internet bermuatan negatif tidak dapat
diakses. Pemblokiran dapat dilakukan oleh Direktur Jenderal yang
membidangi aplikasi informatika.
Pemblokiran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Tindakan
mencegah pentransferan, pengubahan bentuk, penukaran, penempatan,
pembagian, perpindahan, atau pergerakan dana untuk jangka waktu tertentu.
Terdapat kata lain tapi memiliki arti yang sama, yaitu penyensoran. Dalam
buku karya Graeme Burton, penyensoran dianggap menyangkut pembuangan
langsung, pembuangan sebagian atau perubahan materi yang tidak sesuai
dengan penyensor (Graeme Burton, 2008: 81).
Kasus pemblokiran situs pernah terjadi tanggal 12 Mei 2015. Menteri
Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan,
pihaknya telah memblokir sebanyak 900.000 (sembilan ratus ribu) situs
bermuatan negatif. Situs-situs bermuatan negatif itu utamanya mengandung
unsur pornografi yang sudah beredar selama kurun waktu satu tahun. Hal yang
mendasari penutupan konten bermuatan negatif tersebut adalah peraturan
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
9
Menkominfo Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penanganan Situs Internet
Bermuatan Negatif (http://m.merdeka.com/peristiwa/kemenkominfo-telah-
telah-blokir-900-ribu-konten-bermuatan-negatif.html).
Mahfud MD, guru besar dari Universitas Islam Indonesia (UII),
Jogjakarta menerangkan bahwa situs-situs Islam tersebut tidak berbeda status
hukumnya dengan percetakan berita sebab jejaring tersebut juga
menyampaikan informasi seperti halnya media pemberitaan lainnya.
Pernyataan Mahfud MD tersebut berarti pemblokiran sama dengan bredel.
Menurut KBBI, (be·re·del/berédel [v]/ mem·be·re·del [v]) adalah
menghentikan penerbitan dan peredaran (surat kabar, majalah, dan
sebagainya) secara paksa; memberangus. (http://nasional.republika.co.id/
berita/nasional/hukum/15/03/31/nm2gcv-embreidelem-situs-islam-mahfud-md
-pemerintah-melanggar-hukum).
B. Tinjauan Pers
1. Pengertian Pers
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata ―pers‖ berarti 1) alat
cetak untuk mencetak buku atau surat kabar; 2) alat untuk menjepit,
memadatkan; 3) surat kabar dan majalah yang berisi berita : berita seperti
yang ditulis oleh ..... ; 4) orang yang bekerja di bidang persuratkabaran.
Ensiklopedi Indonesia, istilah Pers merupakan nama seluruh
penerbitan berkala : koran, majalah, dan kantor berita. Menurut
Ensiklopedi Pers Indonesia, istilah Pers merupakan sebutan bagi penerbit/
perusahaan/ kalangan yang berkaitan dengan media masa atau wartawan.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
10
Sebutan ini bermula dari cara bekerjanya media cetak yang awalnya
menekankan huruf-huruf di atas kertas yang akan dicetak. Dengan
demikian segala barang yang dikerjakan dengan mesin cetak disebut pers
(Ensiklopedi Pers Indonesia: 1991).
Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang
dimaksud Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan
grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. Menurut UU No.
11 Tahun 1966 Pasal 1 ayat (1), Pers adalah lembaga kemasyarakatan alat
revolusi yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi
massa yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktunya,
diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri
berupa percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat
teknik lainnya.
Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pers, pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat
penjualan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media
komunikasi massa yang bersifat umum, berupa penerbit yang teratur
waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak diperlengkapi alat-alat milik
sendiri berupa percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil, atau
alat-alat teknik lainnya.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
11
Profesor Oemar Seno Adji, pers dalam arti sempit berarti
penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan atau berita-berita dengan kata
tertulis. Sebaliknya, pers dalam arti luas memasukkan di dalamnya semua
media massa comunications yang memancarkan pikiran dan perasaan
seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa pers dalam arti sempit merupakan
manifertasi dari “freedom of the press‖, sedangkan pers dalam arti luas
merupakan manifertasi dari ―freedom of speech‖, dan keduanya tercakup
oleh pengertian ―freedom of expression‖ (Oemar Seno Adji, 1990: 11-14).
2. Sejarah Perkembangan Pers di Indonesia
a. Zaman Penjajahan Belanda
Perkembangan sejarah Jurnalistik di Indonesia telah dimulai
sejak zaman pemerintahan belanda (zaman penjajahan). Menurut AS
Haris Sumadiria yang dikutip dari pendapat gurunya, Jurnalistik pers
di Indonesia mulai dikenal pada abad 18, tepatnya pada 1744. Ketika
itu surat kabar bernama Bataviasche Nouvelles diterbitkan dengan
penguasaan orang-orang Belanda (AS Haris Sumadiria, 2006: 11).
Selanjutnya pada 1776 di Jakarta juga terbit surat kabar Vendu
Nieuws yang mengutamakan diri pada berita pelelangan. Menginjak
abad 19, terbit berbagai surat kabar lainnya yang kesemuanya masih
dikelola oleh orang-orang Belanda untuk pembaca orang Belanda atau
bangsa pribumi yang mengerti bahasa Belanda, yang pada umumnya
merupakan kelompok kecil saja. Jurnalistik koran-koran Belanda ini,
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
12
jelas membawakan suara pemerintahan kolonial Belanda, sebagian
sumber menyatakan surat kabar tersebut dibuat untuk membela kaum
kolonialis. Sedangkan surat kabar pertama sebagai bacaan kaum
pribumi dimulai pada tahun 1854 ketika majalah Bianglala diterbitkan,
disusul oleh Bromartani pada 1855, keduanya lahir di Weltevreden.
Selanjutnya pada 1856 terbit Soerat Kabar Bahasa Melajoe di
Surabaya (Effendy, 2003: 104).
Pada zaman ini pun, dibentuk persatuan jurnalistik yang
dikenal dengan nama Pers Kolonial, organisasi ini di bentuk oleh para
kolonial dan terus berkembang hingga abad ke 20. Sejarah jurnalistik
pers pada abad 20, menurut salah seorang guru besar ilmu komunikasi
Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, ditandai dengan munculnya
surat kabar pertama milik bangsa Indonesia. Surat kabar tersebut
bernama Medan Prijaji yang terbit di kota Kembang, Bandung. Surat
kabar tersebut lahir dengan modal dari bangsa Indonesia untuk bangsa
Indonesia. Medan prijaji dimiliki dan dikelola oleh Tirto Hadisurjo
alias Raden Mas Djokomono. Pada tahun 1907, surak kabar ini terbit
mingguan, namun pada tiga tahun berikutnya yakni 1910 berubah
menjadi harian. Tirto Hadisurjo inilah yang dianggap sebagai pelopor
yang meletakkan dasar-dasar jurnalistik modern di Indonesia, baik
dalam cara pemberitaan maupun dalam cara pemuatan karangan dan
iklan (Effendy, 2003: 104-105).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
13
b. Zaman Perjuangan (Pergerakan)
Di zaman pergerakan surat-surat kabar juga diterbitkan sebagai
alat perjuangan seperti perkembangan di dunia jurnalistik saat itu
menjadi pendorong bangsa Indonesia dalam memperbaiki nasib dan
kedudukan bangsa. Harian yang terbit pada zaman itu antara lain
harian Sedio Tomo yang merupakan kelanjutan dari Budi Oetomo di
Yogjakarta tahun 1920, harian Darmo Kondo di Solo, harian Utusan
India yang terbit di Surabaya dan masih banyak lagi.
c. Zaman Penjajahan Jepang
Beralih ke masa penjajahan Jepang, pers Indonesia mengalami
kemajuan dalam hal teknis. Namun pada masa itu, surat izin penerbitan
mulai diberlakukan. Surat-surat kabar yang diterbitkan dalam bahasa
Belanda banyak yang dimusnahkan. Penerbitan surat-surat kabar pun
mulai ketat dibawa pengawasan Jepang. Surat-surat kabar yang terbit
pada masa tersebut antara lain Asia Raya (Jakarta), Sinar Baru
(Semarang), Suara Asia (Surabaya), Tjahaya (Bandung).
Walaupun pengawasan jepang yang begitu ketat dan
mengekang, namun ada pelajaran-pelajaran berharga untuk dunia
jurnalistik Indonesia. Pengalaman karyawan-karyawan pers di
Indonesia menjadi bertambah. Rakyat semakin kritis dalam
menanggapi informasi-informasi yang beredar, penggunaan bahasa
Indonesia pun semakin meluas.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
14
d. Zaman Orde Lama
Lima tahun pasca kemerdekaan, pers Indonesia tergoda dan
hanyut dalam dunia politik praktis. Mereka lebih banyak memerankan
diri sebagai corong atau terompet partai-partai poltik besar. Inilah yang
disebut era pers partisan. Artinya pers dengan sadar memilih untuk
menjadi juru bicara sekaligus berperilaku seperti partai politik yang
disukai dan didukungnya.
Kebebasan pers di sini diartikan sebagai bebas untuk memilih
salah satu partai politik sebagai induk semang, dan bukan bebas untuk
meliput dan melaporkan apa saja yang harus dan ingin diketahui oleh
masyarkat luas. Dalam era ini pers Indonesia terjebak dalam pola
sektarian. Secara filosofis, pers tidak lagi mengabdi kepada kebenaran
untuk rakyat, melainkan kepada kemenangan untuk para pejabat partai.
Era pers partisan ternyata tidak berlangsung lama. Sejak Dekrit
Presiden 5 Juli 1959, pers nasional memasuki masa gelap gulita. Setiap
perusahaan penerbitan pers diwajibkan memiliki Surat Izin Terbit
(SIT). Bahkan menurut seorang pakar pers, 1 Oktober 1958 dapat
dikatakan sebagai tanggal kematian kebebasan pers Indonesia. Pada
tanggal inilah, Penguasa Darurat Perang Daerah (Paperda) Jakarta
Raya, menetapkan batas akhir pendaftaran bagi seluruh penerbitan pers
untuk memperoleh Surat Izin Terbit (SIT). Lebih parah lagi, ketika
setiap surat kabar diwajibkan menginduk (berafiliasi) pada organisasi
politik atau organisasi massa. Akibat kebijakan ini, tidak kurang dari
80 surat kabar pada waktu itu dimiliki oleh sembilan partai politik dan
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
15
organisasi massa. Baru beberapa bulan peraturan itu berjalan,
kemudian lahir peraturan baru yang mempersempit ruang gerak para
wartawan yang hendak mengeluarkan pikiran dan pendapatnya.
Klimaksnya adalah pemberontakan PKI pada 30 September 1965
dengan nama G30S. Gerakan ini berhasil ditumpasoleh rakyat bersama
TNI dan mahasiswa (Effendy, 2003: 108-110).
e. Zaman Orde Baru
Pada awal kekuasaan orde baru, Indonesia dijanjikan akan
keterbukaan serta kebebasan dalam berpendapat. Masyarakat saat itu
bersuka-cita menyambut pemerintahan Soeharto yang diharapkan akan
mengubah keterpurukan pemerintahan orde lama. Pemerintah pada
saat itu harus melakukan pemulihan di segala aspek, antara lain aspek
ekonomi, politik, sosial, budaya, dan psikologis rakyat. Indonesia
mulai bangkit sedikit demi sedikit, bahkan perkembangan ekonomi
pun semakin pesat.
Selama dua dasawarsa pertama orde baru, 1965-1985,
kebebasan jurnalistik di Indonesia memang bisa disebut lebih banyak
bersinggungan dengan dimensi, unsur, nilai, dan ruh ekonomi daripada
dengan dimensi, unsur, nilai dan ruh politik. Sebagai sarana ekonomi,
pers dapat hidup dengan subur. Rumusnya hanya satu: jangan pernah
bicara politik. Orde baru sangat menyanjung ekonomi sekaligus sangat
alergi dan bahkan membenci politik. Pers yang menyentuh wilayah
kekuasaan sama sekali tak dibenarkan dan bisa berakhir dengan
pembredelan.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
16
Sejarah menunjukkan, dalam lima tahun pertama kekuasaannya
yang sangat represif dan hegemonik, orde baru bisa disebut sangat
bersahabat dengan pers. Pers itu sendiri seperti sedang menikmati
masa bulan madu kedua. Namun, di mana pun bulan madu hanyalah
sesaat.
Dunia pers menghadapi kenyataan yang sangat tragis. Pers
yang seharusnya bersuka cita menyambut kebebasan pada masa orde
baru, malah sebaliknya. Pers mendapat berbagai tekanan dari
pemerintah. Tidak ada kebebasan dalam menerbitkan berita-berita
miring seputar pemerintah. Bila ada maka media massa tersebut akan
mendapatkan peringatan keras dari pemerintah yang tentunya akan
mengancam penerbitannya.
Pada masa orde baru, segala penerbitan di media massa berada
dalam pengawasan pemerintah yaitu melalui departemen penerangan.
Bila ingin tetap hidup, maka media massa tersebut harus memberitakan
hal-hal yang baik tentang pemerintahan orde baru. Pers seakan-akan
dijadikan alat pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya
sehingga pers tidak menjalankan fungsi yang sesungguhnya yaitu
sebagai pendukung dan pembela masyarakat.
―Pada masa orde baru pers Indonesia disebut sebagai pers
pancasila. Cirinya adalah bebas dan bertanggungjawab‖ Namun pada
kenyataannya tidak ada kebebasan sama sekali, bahkan yang ada
malah pembredelan. Tanggal 21 Juni 1994, beberapa media massa
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
17
seperti Tempo, deTIK, dan editor dicabut surat izin penerbitannya atau
dengan kata lain dibredel setelah mereka mengeluarkan laporan
investigasi tentang berbagai masalah penyelewengan oleh pejabat-
pejabat negara. Pembredelan itu diumumkan langsung oleh Harmoko
selaku menteri penerangan pada saat itu (Tebba, 2005 : 22).
Meskipun pada saat itu pers benar-benar diawasi secara ketat
oleh pemerintah, namun ternyata banyak media massa yang menentang
politik serta kebijakan-kebijakan pemerintah. Perlawanan itu ternyata
belum berakhir. Tempo misalnya, berusaha bangkit setelah
pembredelan bersama para pendukungnya.
Pembredelan 1994 ibarat hujan, jika bukan badai dalam ekologi
politik Indonesia secara menyeluruh. Pada 1982 majalah Tempo
pernah ditutup untuk sementara waktu, karena berani melaporkan
situasi pemilu saat itu yang ricuh. Namun dua minggu kemudian,
Tempo diizinkan kembali untuk terbit. Pemerintah Orde Baru memang
selalu was-was terhadap Tempo sehingga majalah ini selalu dalam
pengawasan pemerintah.
Majalah ini memang terkenal dengan independensinya yang
tinggi dan juga keberaniannya dalam mengungkap fakta di lapangan.
Selain itu kritikan- kritikan Tempo terhadap pemerintah di tuliskan
dengan kata-kata yang pedas dan bombastis. Goenawan pernah
menulis di majalah Tempo, bahwa kritik adalah bagian dari kerja
jurnalisme. Motto Tempo yang terkenal adalah ― enak dibaca dan
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
18
perlu‖. Meskipun berani melawan pemerintah, namun tidak berarti
Tempo bebas dari tekanan. Apalagi dalam hal menerbitkan sebuah
berita yang menyangkut politik serta keburukan pemerintah, Tempo
telah berkali-kali mendapatkan peringatan. Hingga akhirnya Tempo
harus rela dibungkam dengan aksi pembredelan itu.
Namun perjuangan Tempo tidak berhenti sampai di sana.
Pembredelan bukanlah akhir dari riwayat Tempo. Untuk tetap survive,
ia harus menggunakan trik dan startegi. Salah satu trik dan strategi
yang digunakan Tempo adalah yang pertama adalah mengganti kalimat
aktif menjadi pasif dan yang kedua adalah stategi pinjam mulut.
Semua strategi itu dilakukan Tempo untuk menjamin kelangsungannya
sebagai media yang independen dan terbuka. Tekanan yang datang
bertubi-tubi dari pemerintah tidak meluluhkan semangat Tempo untuk
terus menyampaikan kebenaran kepada masyarakat.
Setelah pembredelan 21 Juni 1994, wartawan Tempo aktif
melakukan gerilya, seperti dengan mendirikan Tempo Interaktif atau
mendirikan ISAI (Institut Studi Arus Informasi) pada tahun 1995.
Perjuangan ini membuktikan komitmen Tempo untuk menjunjung
kebebasan pers yang terbelenggu ada pada zaman Orde Baru.
Kemudian Tempo terbit kembali pada tanggal 6 Oktober 1998,
setelah jatuhnya Orde Baru (Aliansi Jurnalis Independen, 1995: 140).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
19
f. Era Reformasi
Pada masa Orde Reformasi, era kebebasan pers sangat
dijunjung tinggi. Hal ini memunculkan lahirnya berbagai media massa
baru dan bahkan media lama yang pernah terkena pembreidelan oleh
penguasa Orde Baru seperti Koran Tempo telah terbit kembali. Dalam
periode sejarah ini, pers benar-benar mengalami kemajuan pesat.
Langkah merger dan akuisisi ditempuh oleh sejumlah perusahaan
sebagai strategi bisnis media yang dinilai ampuh hingga sekarang. Dari
tahun 1998-2000 saja tercatat hampir 1.000 perusahaan media yang
mendapatkan izin terbit dari pemerintah, kendati hanya sedikit
perusahaan media yang bisa bertahan sebab terjadi kompetisi bisnis
yang sangat ketat. Jumlah media cetak pada awal tahun 1999 sebanyak
289 buah, dan pada tahun 2001 menjadi 1.881 buah.
Akhir tahun 2010, jumlah media cetak menyusut menjadi 1.076
buah (Data Serikat Penerbit Surat Kabar, 2011). Surat kabar dengan
oplah tertinggi dipegang oleh Kompas dengan 600.000 eksemplar per
hari, Jawa Pos 450.000 eksemplar per hari, Suara Pembaruan 350.000
per hari, Republika 325.000 eksemplar per ari, Media Indonesia
250.000 eksemplar per hari dan Koran Tempo dengan 240.000
eksemplar per hari. Pada tahun 2002, jumlah stasiun radio mencapai
873 buah. Pada tahun 2003, ada sebanyak 11 stasiun televisi, 186 surat
kabar harian, 245 surat kabar mingguan, 279 tabloid, 242 majalah dan
5 buletin (Gobel and Eschborn, 2005) (Error! Hyperlink reference not
valid. _19.html, diakses 23/12/2015 pukul 06:17).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
20
3. Media Massa
Berbicara tentang pers berarti harus mengerti apa itu media massa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 726) disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan media massa adalah sarana dan saluran resmi
sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada
masyarakat luas. Sedangkan menurut Jalaluddin Rahmat media massa
adalah media yang digunakan untuk menyalurkan komunikasi seperti,
televisi, radio, pers,film dan sebagainya (Jalaluddin Rakhmat, 2000: 132).
Kata media berasal dari kata latin dan bentuk jamak dari kata
―medium‖, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut
Association for Education Technology (AECT), mendefinisikan media
yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran
informasi. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepenerima pesan (Muhsin Budiman, 2004).
Secara terminologi media menurut Marshall Mcluhan, ―The media
is the message‖ atau ―Media adalah pesan‖. Artinya media menjadi
pembawa pesan bagi organisasi media kepada khalayaknya. Sebagai suatu
alat untuk menyampaikan pesan berupa berita, penilaian, atau gambaran
umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan
sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik (Kris Budiman,
1999: 12).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
21
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori,
yakni media massa cetak dan media elektronik (Elvinaro Ardianto, 2007:
103). Media massa cetak adalah saluran komunikasi di mana pesan-pesan
verbalnya (tertulis) maupun dalam bentuk gambar-gambar seperti
karikatur dan komik dilakukan dalam bentuk tercetak. Media ini sangat
baik disebarluaskan untuk mereka yang bisa membaca dan memiliki waktu
senggang yang cukup. Sebuah surat kabar atau media cetak lainnya punya
kelebihan, yakni bisa dibaca oleh banyak orang. Sayangnya media ini
tidak memiliki jangkauan jauh, kecuali hanya tempat-tempat yang bisa
dimasuki transportasi mengantar surat kabar. Berbeda dengan media
cetak, pesan-pesan pada media elektronik disampaikan melalui getaran
listrik yang diterima oleh pesawat penerima tertentu, misalnya televisi dan
radio (Hafied Cangara, 2009: 376-377).
Lebih lanjut menurut Antonio Gramsci seperti yang dikutip oleh
Alex Sobur media merupakan arena pergulatan antar ideologi yang saling
berkompetisi (The battle ground for competing ideologies) Gramsci
melihat media sebagai ruang di mana berbagai ideologi dipresentasikan.
Ini berarti, di satu sisi media bisa menjadi sarana penyebaran sebuah
ideologi baik dari ideologi yang berkuasa maupun dari ideologi yang
berseberangan dengan penguasa (Alex Sobur, 2001: 30 ).
Dalam kegiatan komunikasi politik, fungsi media massa yang
tampak adalah: Sumber informasi politik, Sebagai fungsi partisipasi,
Fungsi sosialisasi dan pendidikan politik, Fungsi mengembangkan budaya
politik, Fungsi integritas bangsa. Selain itu media juga sebagai fungsi
sosial, hiburan dan kontrol.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
22
Fungsi pertama, adalah media massa di dalam melakukan fungsi
sebagai sumber informasi selalu menyajikan, menayangkan peristiwa
peristiwa politik yang terjadi di berbagai belahan planet bumi termasuk
kegiatan aktor-aktor politik dengan sikap dan perilaku politik yang
melekat pada para aktor tersebut.
Sebagai fungsi sumber informasi lebih menitikberatkan kepada
unsur-unsur berita (news) yang berefek politik. Erich Evert dalam judul
buku Offentlichkeit in der Aussenpolitikâ mengemukakan unsur-unsur
yang harus dipenuhi dalam pemberitaan politik, yaitu : publisitas,
aktualitas dan popularitas. Fungsi kedua, yaitu fungsi partisipasi. Hal ini
mengandung makna bahwa sajian atau tayangan pesan-pesan komunikasi
baik pada media elektronik maupun media cetak harus mampu menggugah
masyarakat (komunikan) untuk berperan aktif dalam mendukung dan
melaksanakan berbagai kebijaksanaan pemerintah sebagai konsekwensi
bahwa pemerintah adalah produk pilihan mereka. Fungsi ketiga, sosialisasi
dan pendidikan politik. Fungsi ini untuk meningkatkan kualitas rujukan
masyarakat di dalam menerima dan mempertahankan sistem nilai atau
sistem politik yang sedang berlangsung. Kedua bentuk kegiatan ini
merupakan proses belajar yang berlangsung dalam waktu relative lama.
Fungsi keempat, yaitu mengembangkan budaya politik yang disebut juga
fungsi politisasi. Fungsi ini merupakan fungsi penentu terhadap fungsi-
fungsi lainnya, karena fungsi budaya politik, yaitu untuk membentuk pola
perilaku yang memberi warna dominan terhadap karakter suatu bangsa.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
23
Fungsi kelima, yaitu fungsi integritas bangsa. Fungsi ini merupakan syarat
mutlak bagi kehidupan negara di dalam mencapai tujuannya, karena itu
media massa harus mampu mengembangkan pemikiran-pemikiran
integralitik, artinya media massa harus mampu menggiring pemikiran-
pemikran kelompok, etnis budaya, sukuisme, provinsialisme dan
pemikiran-pemikiran lain, pemikiran nasionalistik (Romli ASM, 2007: 1-
2).
Media Massa merupakan saluran penting dalam komunikasi
politik. Namun dalam membicarakan saluran media massa dalam rangka
komunikasi politik, selalu dikaitkan dengan konsep-konsep mengenai:
a. Kebebasan media massa.
b. Independensi media massa pada suatu masyarakat dari kontrol yang
berasal dari luar dirinya, seperti pemerintah, pemegang saham, kaum
kapitalis/ industrialis, partai politik, ataupun kelompok penekan.
c. Integritas media massa sendiri pada misi yang diembannya.
Ketiga hal tersebut memang membawa konsekuensi yang berbeda
dalam pelaksanaan peran media massa sebagai saluran komunikasi politik,
sesuai dengan kondisi yang dipunyai oleh masing-masing masyarakat
tempat media massa itu berada. Terlepas dari ketiga hal di atas, secara
umum media massa mempunyai peranan tertentu dalam menyalurkan
pesan-pesan, informasi, dan political content di tengah masyarakatnya
(Romli ASM, 2007: 5 ).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
24
Media massa dianggap memiliki peranan yang unik dalam
membangun politik, karena memiliki suatu instrumen teknologi yang
independen, yang produknya dapat menjangkau ke tengah-tengah
masyarakat dalam jumlah yang besar. Disamping itu media massa
menganggap diri sebagai perantara yang independen antara pemerintah
dengan publik. Peran mengisi ruang antara kekuatan negara dan civil
society sebenarnya dapat diisi oleh media massa. Media dapat memainkan
peranan signifikannya dalam membentuk dan menyebarluaskan informasi
dalam pembentukan opini publik (Gun Gun Heryanto, 2010: 223 ).
C. Tinjauan Umum Tentang Internet
1. Pengertian Internet
Berikut ini adalah beberapa pengertian internet menurut beberapa
tokoh, ilmuwan, ahli, serta beberapa pengertian internet berdasarkan
forum dan kelompok tertentu :
Tokoh pertama yang menjelaskan mengenai pengertian Internet
adalah Purbo. Purbo (dalam Prihatna, 2005) menjelaskan bahwa Internet
pada dasarnya merupakan sebuah media yang digunakan untuk
mengefesiensikan sebuah proses komunikasi yang disambungkan dengan
berbagai aplikasi, seperti Web, VoIP, E-mail. Tokoh berikutnya, yaitu
Allan (2005) menjelaskan bahwa internet merupakan sekumpulan jaringan
komputer yang saling terhubung satu sama lain secara fisik dan juga
memiliki kemampuan untuk membaca dan menguraikan berbagai protokol
komunikasi tertentu yang sering kita kenal dengan istilah Internet Protocol
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
25
(IP) serta Transmission Control Protocol (TCP). Protokol sendiri, lebih
lanjut didefinisikan oleh Allan sebagai sebuah spesifikasi sederhana
mengenai bagaimana dua atau lebih komputer dapat saling bertukar
informasi (dosenit.com/jaringan-komputer/internet/pengertian-internet-
menurut-ahli).
Menurut Wahyu Supriyanto dalam bukunya Teknologi Informasi
Perpustakaan (2008 : 60) Internet berasal dari bahasa Latin ―Inter‖ yang
berarti ―antara‖, secara kata perkata internet berarti jaringan antara atau
penghubung sehingga kesimpulan dari defenisi internet ialah merupakan
hubungan antara berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang
berbeda sistem operasi maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut
memanfaatkan kemajuan komunikasi (telepon dan satelit) yang
menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol
TCP/IP (Transmission Control/Internet Protocol). Pengertian internet
lainnya muncul dari pendapat yang dikemukakan oleh Strauss, El-Ansary,
dan juga Frost (2003). Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
internet adalah keseluruhan jaringan komputer yang saling terhubung satu
sama lain. Beberapa komputer yang saling terhubung di dalam jaringan ini
menyimpan dan juga memiliki beberapa file yang bisa diakses dan
digunakan seperti halaman web, dan juga data lainnya yang bisa
digunakan dan juga diakses oleh berbagai komputer yang saling terhubung
dengan internet (dosenit.com/jaringan-komputer/internet/pengertian-
internet-menurut-ahli).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
26
Randall & Latulipe (dalam Nafisah, 2001) mendefinisikan apa
yang kita kenal dengan nama internet sebagai suatu jaringan global yang
terdapat di dalam jaringan komputer. Jadi, internet tak ubahnya merupakan
sebuah jaringan global yang terdiri atas beberapa jaringan komputer, yang
bisa diakses di mana saja. Dalam modul pembelajaran internet, Ramdhani
(2003) mengatakan bahwa internet merupakan sebuah sebutan untuk
sekumpulan jaringan komputer yang dapat menghubungkan berbagai situs
akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, hingga perorangan. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa internet mampu untuk menyediakan akses untuk
layanan telekomunikasi dan berbagai sumber daya informasi untuk jutaan
pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Internet memilki berbagai
macam layanan. Layanan internet meliputi komunikasi secara langsung
seperti email dan juga chatting, diskusi seperti Usenet News, email, dan
juga milis, serta sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide
Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), dan aneka
layanan lainnya. Lutfi SY dalam modulnya mengenai teknologi informasi
mengatakan bahwa internet merupakan suatu jaringan komputer yang
saling terhubung secara global, yang memungkinkan pengguna internet
saling bertukar informasi atau data melalui jaringan tersebut. Lebih lanjut
disebutkan bahwa internet adalah suatu sistem komunikasi data yang
berskala global, yang disusun atas sebuah infrastruktur yang terdiri dari
hardware dan juga software yang menghubungkan komputer di dalam
jaringannya (dosenit.com/jaringan-komputer/internet/pengertian-internet-
menurut-ahli).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
27
Kayo, Mori, dan Takano (1996) memberikan pendapat bahwa
internet merupakan jaringan yang memiliki 3 keistimewaan. Keistimewaan
pertama yang terdapat dalam internet adalah kebebasan internet. Internet
dapat memberikan penggunanya semacam kuasa untuk saling memberi
dan menerima informasi secara bebas. Kedua, internet memiliki
keistimewaan, yaitu lebih dinamik serta dinilai sangat mengikuti
perkembagan waktu. Kebanyakan informasi dalam internet yang biasa
diakses adalah informasi-informasi yang paling baru apabila dibandingkan
dengan informasi dalam media cetak. Ketiga, internet merupakan sebuah
jaringan yang bersifat interaktif. Hal ini dikarekan melalui internet, setiap
penggunanya dimungkinkan untuk dapat berinteraksi dengan pengguna
lain di dunia ini setiap saat (dosenit.com/jaringan-komputer/internet/
pengertian-internet-menurut-ahli).
2. Pengertian Situs Web/ Website
Pengertian Situs Web menurut Wikipedia dalam Zakaria (2007:17)
adalah A Situs Web (orweb site) is a collection of web pages. A web pages
is a document, typically written in HTML, that is almost always accessible
via HTTP, a protocol that transfer information from the Situs Web’s
server to display in the user’s web browser.
Pengertian di atas menjelaskan bahwa situs web terdiri dari
halaman web yaitu sebuah dokumen yang ditulis dalam Hyper Text
Markup Language (HTML) yang dapat diakses melalui Protocol Hyper
Text Transfer Protocol(HTTP) yang merupakan protokol untuk
menyampaikan informasi dari sebuah pusat situs web untuk ditampilkan di
hadapan pengguna program pembaca informasi yang ada pada situs web.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
28
Pendapat lain diutarakan oleh Saputro (2007:1), situs web adalah
sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan
informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara dan/ atau
gabungan dari semuanya baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait di mana masing-
masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (Hyperlink)‖.
3. Publikasi Website
Keberadaan situs Web tidak ada gunanya apabila tanpa ada
kunjungan oleh pengguna internet. Efektif tidaknya sebuah situs web
tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk sehingga
dalam hal ini diperlukan publikasi atau promosi. Cara promosi yang
efektif dengan tak terbatas ruang dan waktu atau dengan kata lain
publikasi atau promosi dilakukan pada jaringan internet melalui search
engine (mesin pencari, seperti; yahoo, google, MSN, Search Indonesia,
dan sebagainya).
Secara umum, situs web digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Website statis
Website Statis adalah web yang mempunyai halaman tidak
berubah. Artinya adalah untuk melakukan perubahan pada suatu
halaman dilakukan secara manual dengan mengedit code yang menjadi
struktur dari situs itu.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
29
b. Website Dinamis
Website Dinamis merupakan Website yang secara struktur
diperuntukan untuk update sesering mungkin. Biasanya selain utama
yang bisa diakses oleh user pada umumnya, juga disediakan halaman
backend untuk mengedit kontent dari Website. Contoh umum
mengenai Website dinamis adalah web berita atau web portal yang di
dalamnya terdapat fasilitas berita, polling dan sebagainya.
c. Website Interaktif
Website interaktif adalah web yang saat ini memang sedang
booming. Salah satu contoh Website interaktif adalah blog dan forum.
Website ini memungkinkan user bisa berinteraksi dan beradu argument
mengenai apa yang menjadi pemikiran mereka. Biasanya Website
seperti memiliki moderator untuk mengatur supaya topik yang
diperbincangkan tidak melenceng dari alur pembicaraan
(http://caramembuat.mywapblog.com/apa-itu-Website-mengenal-
definisi-dan-pe.xhtml).
D. Radikalisme
1. Pengertian Radikalisme
Radikalisme berasal dari bahasa latin radix/radices, artinya akar;
(radicula/ radiculae: akar kecil). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), radikal diartikan sebagai ―secara menyeluruh‖, ―habis-habisan‖,
―amat keras menuntut perubahan‖, dan ― maju dalam berpikir dan
bertindak‖ (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
30
Sedangkan radikalisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai: ―Paham atau aliran yang radikal dalam politik ―,
―Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan sosial
dan politik dengan cara yang keras atau drastis‖, ―Sikap ekstrim di suatu
aliran politik‖. Dalam Kamus Ilmiah Populer karya Pius A Partanto dan
M. Dahlan Al Barry diterangkan bahwa radikalisme ialah paham politik
kenegaraan yang menghendaki perubahan dan perombakan besar sebagai
jalan untuk mencapai taraf kemajuan (Pius A Partanto dan M. Dahlan Al
Barry, 1994).
Johan Galtung adalah salah satu sarjana politik kontemporer yang
memfokuskan kajian pada radikalisme dalam perspektif politik.
Konseptualisasi Johan Galtung tentang radikalisme kiranya mampu
memberikan penjelasan terhadap fenomena radikalisme yang ada,
terutama keterkaitan antara budaya suatu masyarakat dengan radikalisme
yang dilakukan. Menariknya dari konsep Johan Galtung akan radikalisme
ini adalah dia mengkaitkan persoalan radikalisme dengan hak seseorang,
terutama dalam hal ini hak untuk turut serta dalam politik sehingga
pengertian radikalisme menurut Johan Galtung adalah “any avoidable
impediment to self-realization”.
Dari pengertian tersebut terlihat esensi radikalisme menurut Johan
Galtung adalah terhalangnya seseorang untuk mengaktualisasikan potensi
diri (terutama menyangkut hak yang ada pada individu maupun kelompok)
secara wajar. Unsur radikalisme berkenaan dengan terhalangnya hak
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
31
seseorang. Maka radikalisme menurut Johan Galtung bersifat temporal,
dalam arti radikalisme tersebut dapat saja ditiadakan sehingga radikalisme
bukanlah sifat hakekat dari manusia (Johan Galtung, dalam
http://hermansyahfh.blogspot.com/2011/11/radikalisme.html).
Menurut Graeme Burton, istilah ideologi merujuk pada ide-ide
tentang hakikat dan operasi hubungan kekuasaan dalam budaya dan
masyarakat. Istilah ini juga merujuk pada pelbagai kepercayaan dan nilai
dominan yang diterima begitu saja (Burton, 2008: 17).
Menurut John l Esposito, yang menggunakan istilah Islam revivalis
tinimbang Islam radikal, kelompok ini memiliki ciri-ciri ideologi. Pertama,
mereka berpendapat bahwa Islam adalah sebuah pandangan hidup yang
komprehensif dan bersifat total sehingga Islam tidak dipisahkan dari
politik, hukum, dan masyarakat. Kedua, mereka seringkali menganggap
bahwa ideologi masyarakat barat yang sekular dan cenderung materialistis
harus ditolak. Ketiga, mereka cenderung mengajak pengikutnya untuk
‗kembali kepada Islam‘ sebagai usaha untuk perubahan sosial (Tulung,
2011: 22).
2. Indikasi Radikalisme
Menurut Ansyad Mbai, ada beberapa indikasi yang bisa dikenali
sebagai gerakan radikal. Adapun indikasi tersebut adalah:
1. Menghakimi orang yang tidak sepaham dengan pemikirannya;
2. Mengatasnamakan Tuhan, menghukum kelompok yang keyakinannya
berbeda;
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
32
3. Gerakan mengubah negara bangsa menjadi negara agama;
4. Mengganti ideologi Pancasila dengan Islam versi mereka;
5. Mengganti NKRI dengan khilafah;
6. Klaim memahami kitab suci, karenanya berhak menjadi wakil Allah
untuk menghukum siapapun;
7. Agama diubah jadi ideologi; menjadi senjata politik untuk menyerang
pandangan politik yang berbeda dengan mereka (Tulung, 2011: 21).
Masih menurutnya, beberapa modus yang digunakan dalam
melakukan radikalisme antara lain:
1. Menunjukkan kelemahan pemerintah;
2. Memancing konflik meluas horizontal dan vertikal;
3. Memancing reaksi represif aparat pemerintah dan mendeskriditkan
pemerintah;
4. Menarik simpati publik;
5. Menggunakan media massa untuk menyebarluaskan propaganda dan
ideologi teroris (Tulung, 2011: 85).
Horace M. Kallen, bahwa radikalisasi paling tidak ditandai dengan
tiga kecenderungan umum yaitu: Pertama, radikalisasi merupakan respon
terhadap kondisi yang sedang berlangsung. Biasanya respon tersebut
muncul dalam bentuk evaluasi, penolakan atau bahkan perlawanan.
Masalah yang ditolak bisa berupa asumsi, ide, lembaga atau nilai-nilai
yang dapat dipandang bertanggungjawab terhadap keberlangsungan
kondisi yang ditolak.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
33
Kedua, radikalisasi tidak berhenti pada upaya penolakan,
melainkan berupaya mengganti tatanan tersebut dengan suatu bentuk
tatanan yang lain. Ciri ini menunjukkan bahwa dalam radikalisasi atas
sesuatu hal, terdapat suatu program atau pandangan dunia sendiri. Kaum
radikalis berupaya kuat menjadikan tatanan tersebut sebagai ganti dari
tatanan yang sudah ada.
Ketiga, kuatnya keyakinan kaum radikalis akan kebenaran program
atau ideologi yang mereka bawa. Sikap ini, pada saat yang sama, dibarengi
dengan penafsiran kebenaran dengan sistem lain yang akan diganti. Dalam
gerakan sosial, keyakinan tentang ide ini sering dikombinasikan dengan
cara-cara pencapaian yang mengatasnamakan nilai kemanusiaan. Akan
tetapi, kuatnya keyakinan ini dapat mengakibatkan munculnya sikap
emosional yang menjurus pada kekerasan (Khamami Zada, 2002: 16-17).
Radikalisasi dalam prosesnya terdapat dua tipe. Pertama, akibat
krisis identitas yang diselesaikan dengan pemahaman keyakinan yang
menyatakan kekerasan sebagai solusi, di mana hal ini berawal dari kondisi
globalisasi seperti kebijakan luar negeri, perkembangan politik, budaya,
dan ekonomi global. Kedua, ditimbulkan melalui interaksi sosial yang
dipengaruhi oleh media, teman sebaya, pemimpin klompok, anggota
keluarga, atau lingkungan sekitar sehingga menerima sebuah pemahaman
bahwa sesuatu harus dilakukan untuk menghadapi hal-hal yang
mengancam aliran kepercayaan yang diyakininya (Adi Sulistyo, 2014: 04).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
34
Fenomena radikalisasi yang terjadi di Indonesia berkaitan erat
dengan peristiwa diproklamirkannya Negara Islam Indonesia di Jawa
Barat pada 7 Agustus 1949 di bawah komando Kartosuweryo (M. Dawam
Raharjo, 2007:118). Gerakan ini bercita-cita mendirikan Negara Islam
Indonesia (NII) dengan syariat Islam sebagai dasar hukumnya. NII
Katosuweryo timbul pada saat Jawa Barat dikuasai oleh Belanda karena
kesepakatan pemerintah Indonesia dengan Belanda melalui perjanjian
Renville, di mana Indonesia mengakui kedaulatan Belanda atas Jawa Barat.
Pada saat itulah dikumandangkan ―Jihad Suci‖ untuk kemerdekaan Jawa Barat atas
Belanda, akan tetapi dalam catatan sejarah Indonesia NII Katosuweryo
dituduh oleh kaum nasionalis sebagai gerakan pemberontakan, dan
dihentikan pada tahun 1960-an (Mahatma Hadhi, 2005: 7).
Dari gambaran di atas tampaknya ada beberapa faktor yang
menyebabkan lahirnya faham radikalis: Pertama, karena faktor
modernisasi yang dapat dirasakan dapat menggeser nilai-nilai agama dan
pelaksanaanya dalam agama. Kedua, karena pandangan dan sikap politik
yang tidak sejalan dengan sikap dan politik yang dianut penguasa. Ketiga,
kerena ketidakpuasan mereka terhadap kondisi sosial, ekonomi, politik dan
sebagainya yang berlangsung di Indonesia. Keempat, karena sifat dan
karakter dari ajaran Islam yang dianut kelompoknya cenderung bersifat
rigid (kaku) dan literlis (Tarmizi Taher, 1998: 6).
Menurut Taufik Amin Nur Wijaya dalam skripsinya yang berjudul
Hubungan Antara Islam Radikal dan Terorisme (2014), disimpulkan
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
35
bahwa Radikalisme atau kekerasan agama merupakan konstruksi sosial
tentang paham dan tindakan keagamaan yang dilakukan oleh golongan
Islam tertentu. Bagi pelakunya, ini merupakan tindakan yang sesuai
ajarannya dan merupakan bentuk respon sosial terhadap realitas sosial
yang dikonstruksi sebagai ―menyimpang‖ dari ajaran agama yang benar.
Kunci sukses radikalisme adalah kemampuan memberi kepastian.
Dalam ketidakpastian ekonomi global yang melahirkan pengangguran dan
ketidakadilan, radikalisme menjanjikan ekonomi adil dan persaudaraan
melalui revolusi moral. Dengan cara ini radikalisme memberi identitas
pasti. Bukan hanya memberi janji, namun menjamin; bukan atas dasar
analisa, namun melandaskan pada keyakinan. Keyakinan ini memberi
kepastian (Haryatmoko, 2010: 95).
E. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
Kementerian Komunikasi dan Informatika (sebelumnya bernama
"Departemen Penerangan" (1945-1999), "Kementerian Negara
Komunikasi dan Informasi" (2001-2005), dan ―Departemen Komunikasi
dan Informatika‖ (2005-2009), disingkat Depkominfo) adalah departemen/
kementerian dalam pemerintah Indonesia yang membidangi urusan
komunikasi dan informatika. Kementerian Kominfo dipimpin oleh seorang
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang sejak tanggal 27
Oktober 2014 dijabat oleh Rudiantara (http://kominfo.go.id/index.php/
node/457/Sejarah+KOMINFO).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
36
Visi dan Misi Kementrian Komunikasi dan Informatika mengacu pada
Visi dan Misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla.
Visi:
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong.
Misi:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamanan
sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai
negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesimbangan dan demokratis
berlandaskan negara hukum
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika
Tahun 2015— 2019, pembangunan bidang komunikasi dan informatika
lima tahun ke depan diprioritaskan pada upaya mendukung pencapaian
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
37
kedaulatan pangan, kecukupan energi, pengelolaan sumber daya maritim
dan kelautan, pembangunan infrastruktur, percepatan pembangunan daerah
perbatasan, dan peningkatan sektor pariwisata dan industri, berlandaskan
keunggulan sumber daya manusia dan kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Sebagai leading sektor di bidang komunikasi dan informatika,
Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam Renstra tahun 2015—
2019 akan berfokus membangun sektor telekomunikasi, tata kelola
internet, dan digitalisasi siaran televisi.
Adapun sasaran strategis pembangunan di bidang komunikasi dan
informatika meliputi:
1. Terwujudnya ketersediaan dan meningkatnya kualitas layanan
komunikasi dan informatika untuk mendukung fokus pembangunan
pemerintah sebagai wujud kehadiran negara dalam menyatakan
kedaulatan dan pemerataan pembangunan
2. Tersedianya akses broadband nasional, internet dan penyiaran digital
yang merata dan terjangkau untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
3. Terselenggaranya tata kelola Komunikasi dan Informatika yang efisien,
berdaya saing, dan aman
4. Terciptanya budaya pelayanan, revolusi mental, reformasi birokrasi dan
tata kelola Kementerian Komunikasi dan Informatika yang
berintegritas, bersih, efektif, dan efisien.
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
38
Tugas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo):
Membantu presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan
pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.
Fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo):
a. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan
teknis di bidang komunikasi dan informatika yang meliputi pos,
telekomunikasi, penyiaran, teknologi informasi dan komunikasi,
layanan multimedia dan desimenasi informasi;
b. Pelaksaaan urusan pemerintah sesuai dengan bidang tugasnya;
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggungjawabnya;
d. Pengawasan dan pelaksanaan tugasnya;
e. Penyampaian hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas
dan fungsinya kepada presiden (Tulung, 2011: 73).
F. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Setelah terjadinya bom Bali pada tanggal 12 Oktober 2002, Pemerintah
mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2002 dalam rangka
menanggulangi tindakan terorisme. Presiden saat itu (Susilo Bambang
Yudhoyono) memberikan mandat kepada Menteri Koordinator Bidang Politik
dan keamanan untuk membuat kebijakan dan strategi nasional penanganan
terorisme.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Politik dan
Keamanan Nomor: Kep-26/Menko/Polkam/11/2002 dibentuklah "Desk
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
39
Koordinasi Pemberantasan Terorisme (DKPT)" dengan tugas "membantu
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan dalam merumuskan
kebijakan bagi pemberantasan tindak pidana terorisme, yang meliputi aspek
penangkalan, pencegahan, penanggulangan, penghentian penyelesaian dan
segala tindakan hukum yang diperlukan", dan SBY mengangkat Irjen Pol. Drs.
Ansyaad Mbai, M.M. sebagai Ketua DKPT.
Pada Rapat Kerja antara Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dengan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada tanggal 31
Agustus 2009 DPR memutuskan, merekomendasikan: Mendukung upaya
Pemerintah dalam menanggulangi dan memberantas terorisme;
1. Terorisme adalah kejahatan kemanusiaan luar biasa yang harus dijadikan
musuh bersama
2. Upaya meningkatkan kapasitas dan keterpaduan penanggulangan
terorisme, agar meningkatkan peran masyarakat
3. Merekomendasikan kepada Pemerintah untuk membentuk suatu "badan"
yang berwenang secara operasional melakukan tugas pemberantasan/
penanggulangan terorisme
4. Menerbitkan regulasi sebagai elaborasi UU Nomor 34/2004 tentang
Tentara Nasional Indonesia, dan UU 2/2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, untuk mengatur ketentuan lebih rinci tentang "Rule of
Engagement" (aturan pelibatan) TNI, terkait tugas Operasi Militer Selain
Perang, termasuk aturan pelibatan TNI dalam mengatasi terorisme dan
tugas perbantuan TNI terhadap Polri
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
40
Berdasarkan rekomendasi Komisi I DPR tersebut dan assessment
terhadap dinamika terorisme, maka pada tanggal 16 Juli 2010 Presiden
Republik Indonesia menerbitakan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010
tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, dan mengangkat Irjen
Pol (Purn) Drs. Ansyaad Mbai, M.M. sebagai Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (Keputusan Presiden Nomor 121/M. Tahun 2010).
BNPT bertugas:
a. Menyusun kebijakan, strategi, dan program nasional di bidang
penanggulangan terorisme.
b. Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam pelaksanaan dan
melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan terorisme.
c. Melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan terorisme dengan
membentuk satuan tugas-satuan tugas yang terdiri dari unsur-unsur
instansi pemerintah terkait sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan
masing-masing.
Bidang penanggulangan terorisme meliputi pencegahan, perlindungan,
deradikalisasi, penindakan, dan penyiapan kesiapsiagaan nasional.
Fungsi BNPT adalah:
a. Penyusunan kebijakan, strategi dan program nasional di bidang
penanggulangan terorisme.
b. Monitoring, analisa, dan evaluasi, di bidang penanggulangan terorisme.
c. Koordinasi dalam pencegahan dan pelaksanaan kegiatan melawan
propaganda ideologi radikal di bidang penanggulangan terorisme
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
41
d. Koordinasi pelaksanaan deradikalisasi
e. Koordinasi pelaksanaan perlindungan terhadap obyek-obyek yang
potensial menjadi target serangan terorisme.
f. Koordinasi pelaksanaan penindakan, pembinaan kemampuan, dan
kesiapsiagaan nasional;
g. Pelaksanaan kerjasama internasional di bidang penanggulangan terorisme
h. Perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program administrasi
dan sumberdaya serta kerjasama antar instansi.
i. Pengoprasian satuan tugas-satuan tugas dilaksanakan dalam rangka
pencegahan, perlindungan, deradikalisasi, penindakan, dan penyiapan
kesiapsiagaan nasional di bidang penangggulangan terorisme.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BNPT dikoordinasikan oleh
menteri koordinator bidang politik, hukum dan keamanan.
Visi BNPT adalah:
Mewujudkan penanggulangan terorisme dan radikalisme melalui
upaya sinergi institusi pemerintah dan masyarakat meliputi pencegahan,
perlindungan, penindakan dan deradikalisasi serta meningkatkan kewaspadaan
nasional dan kerjasama internasional untuk menjamin terpeliharanya
keamanan nasional.
Misi BNPT adalah:
a) Melakukan upaya pencegahan terjadinya aksi terorisme, meningkatkan
kewaspadaan, dan memberikan perlindungan terhadap objek-objek vital
yang potensial menjadi target serangan terorisme;
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016
42
b) Melakukan deradikalisasi dan melawan propaganda ideologi radikal;
c) Melakukan penindakan aksi terorisme melalui penggalangan intelijen dan
surveillance, dan penegakan hukum melalui koordinasi dan kerjasama
dengan institusi terkait, masyarakat, dan seluruh komponen bangsa;
d) Melaksanakan pembinaan kemampuan dan kesiapsiagaan nasional
terhadap ancaman aksi terorisme;
e) Melaksanakan kerjasama internasional dalam penanggulangan terorisme
(http://www.bnpt.go.id/profil.php).
Pemblokiran Situs Yang..., Laila, Fakultas Hukum UMP, 2016