BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Gigi
1. Anatomi Gigi
Gambar 2.1. Anatomi Gigi (Sumber : Tarigan, 2013)
Struktur gigi pada manusia terbagi dalam dua bagian yaitu bagian
mahkota dan bagian akar. Pada bagian mahkota merupakan bagian gigi
yang terlihat dalam mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian
yang tertanam di dalam tulang rahang (Tarigan, 2013)
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Menurut Tarigan tahun 2013, pada bagian gigi manusia terstruktur /
tersusun atas 4 (empat) jaringan yakni :
a) Mahkota
Merupakan bagian yang menonjol dari rahang.
b) Leher
Merupakan bagian yang terletak antara mahkota dengan bagian
akar gigi.
c) Akar
Merupakan bagian yang tertanam di dalam rahang.
d) Email
Dikenal juga dengan istilah "Enamel", merupakan jaringan yang
berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang sangat keras
yang berada di bagian paling luar gigi manusia. Warna email gigi pun
sebenarnya tidak putih mutlak, kebanyakan lebih mengarah keabu-
abuan dan semi translusen. Kecuali pada kondisi enamel yang
abnormal seringkali menghasilkan warna yang menyimpang dari
warna normal enamel dan cenderung mengarah ke warna yang lebih
gelap.
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
e) Tulang
Dikenal juga dengan istilah "Dentin" yaitu tulang merupakan
lapisan yang berada pada lapisan setelah email yang dibentuk dari zat
kapur. Dentin juga merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi,
meliputi seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar. Dentin
pada mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel, sedangkan dentin pada
akar gigi dilapisi oleh semen.
f) Rongga Gigi
Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh
darah kapiler dan serabut-serabut syaraf.
g) Semen
Dikenal juga dengan istilah "Sementum", merupakan bagian dari
akar gigi yang berdampingan dan berbatasan langsung dengan bagian
tulang rahang di mana gigi manusia tumbuh. Seperti halnya pada
bagian email yang melapisi dentin, semen juga melapisi dentin namun
untuk dentin pada bagian akar gigi.
h) Pulp
Pulp adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh
darah kapiler dan serabutserabut saraf.
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
2. Macam dan Fungsi Gigi
Menurut Tarigan(2016), gigi manusia sesuai dengan fungsinya dikenal
empat bentuk yaitu:
a) Gigi seri, gigi ini ada empat buah di atas dan empat buah di bawah.
Seluruhnya berjumlah delapan, terletak di depan, berfungsi untuk
memotong dan menggiling makanan. Gigi seri susu mulai tumbuh pada
bayi berkisar antara usia 4 hingga 6 bulan, kemudian diganti dengan
gigi seri permanen pada usia 5 hingga usia 6 tahun pada rahang bawah
dan pada usia 7 hingga 8 tahun pada rahang atas.
b) Gigi taring, gigi ini ada empat buah, di atas dua buah dan dibawah dua
buah, terletak di susudt mulut. Bentuk mahkotanya meruncing,
berfungsi untuk mencabik makanan. Gigi ini diganti dengan gigi
caninus permanen pada usia 11 hingga 13 tahun.
c) Geraham kecil, gigi ini merupakan pengganti gigi geraham sulung.
Letak gigi ini di belakang gigi taring, berjumlah delapan, empat di atas
dan empat di bawah yaitu dua berada di kanan dan dua berada di kiri.
Berfungsi membantu atau bersama dengan gerham besar
menghaluskan makanan. Umumnya tumbuh pada usia 10 hingga usia
11 tahun.
d) Geraham besar, gigi ini terletak di belakang di belakang gigi geraham
kecil, jumlahnya 12, di atas enam dan dibawah enam. Masing-masing
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
tiga buah, permukaannya lebar dan bertpnjol-tonjol. Fungsinya untuk
menggiling makanan.
B. Karies Gigi
1. Pengertian
Karies gigi yang dikenal dengan dengan tooth decay, adalah
kerusakan gigi yang paling sering terjadi. Karies (yang secara harafiah
berati “busuk”) disebabkan karena demineralisasi strukstur termineralisasi
pada gigi, yaitu hilangnya mineral dari email, dentin, dan sementum.
Proses demineralisasi mulai ketika bakteri spesifik melekat erat pada gigi
dalam lapisan yang disebut dental plak (atau biofil) dan terdedah terhadao
karbohidrat diet dalam waktu yang cukup. Karbohidrat ini bereaksi dengan
bakteri untuk membentuk asam (seperti asam laktat) yang berperan pada
struktur gigi, mengakibatkan hilangnya mineral. Oleh karena mineralnya
hilang, struktur gigi yang terkena menjadi lunak, karena proses berlanjut,
dapat terdapat lubang. Streptococus mutans dan lactobacili adalah dua tibe
bakteri yang diketrahui mendukung terjadinya karies (Scheid, 2012).
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah
interproksimal) meluas ke arah pulpa (Brauer). Karies gigi dapat dialami
oleh setiap orang dan dapt ditimbul pada satu permukaan gigi atau lebih,
serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
email ke dentin atau ke pulpa. Karies dikarenakan berbagai sebab
diantaranya adalah karbohidrat, mikroorganisme dan air ludah, permukaan
dan bentuk gigi (Tarigan, 2016).
2. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi. Dari
pengamatan yang dilakukan terlihat dengan jelas bahwa semakin dekat
manusia tersebut hidup dengan alam semakin sedikit dijumpai karies pada
giginya. Dengan semakin canggihnya pabrik makanan, semakin tinggi juga
presentase karies pada masyarakat yang mengkonsumsi makanan hasil
pabrik tersebut.
Di bawah ini akan diterangkan beberapa hal yang dapat
mempengaruhi terjadinya karies gigi pada manusia.
a. Keturunan
Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan
keadaan gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang
tua memiliki keadaan gigi yang cukup baik.
Disamping itu, dari 46 pasang orang tua dengan presentase karies
yang tinggi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik,
5 pasang dengan presentase karies sedang, selebihnya 40 pasang lagi,
dengan presentase karies yang tinggi. Akan tetapi, dengan teknik
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
pencegahan karies yang demikian maju pada akhir-akhir ini, proses
terjadinya karies tersebut telah dapat dikurangi (Tarigan, 2013).
b. Ras
Pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit
ditentukan. Namun, keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin
berhubungan dengan presentase karies yang semakin meningkat atau
menurun. Misalnya, pada ras tertentu dengan rahang yang sempit
sehingga gigi-geligi pada rahang sering tumbuh tidak teratur. Dengan
keadaan gigi yang tidak teratur ini akan mempersukar pembersihan
gigi, dan ini akan mempertingi presentase karies pada ras tersebut
(Tarigan, 2013).
c. Jenis Kelamin
Dari pengamatan yang dilakukan oleh Milhahn-Turkeheim pada
gigi M1, didapat hasil karies gigi pada pria M1 kanan sebesar 74,5%
dan M1 kiri sebesar 77,6%, sedangkan pada wanita M1 kanan sebesar
81,5% dan M1 kiri 82,3%. Dari hasil terlihat bahwa presentase
kariesgigi pada wanita lebih tinggi dibanding denegan pria. Presentase
karies molar kiri leboh tinggi dibanding dengan molar kanan, karena
faktor pengunyahan dan pembersihan dari masing-masing bagian gigi
(Tarigan, 2013).
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
d. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah kariespun
akan bertambah. Hal ini jelas, karena faktor risiko terjadinya karies
kuat akan menunjukkan jumlah karies lebih besar di banding yang
kurang kuat pengaruhnya (Tarigan, 2013).
e. Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh
ini dapat dibagi menjadi 2 (Tarigan, 2013):
1) Isi dari makanan yang menghasilkan energi.misalnya karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral. Unurs-unsur
tersebut berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi dari
gigi-geligi.
2) Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan.
Makann yang bersifat membersihkan gigi. Jadi, makanan
merupakan penggosok gigi alami, tentu saja akan mengurangi
kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini adalah
apel, jambua air, bengkuang dan lain sebagainya. Sebaliknya
makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi seperti
bonbon, coklat, biskuit dan lain sebagainya.
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
f. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, terutama
pada periode pembentukan gigi (Tarigan, 2013).
Tabel 2.1 Vitamin dan Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Gigi
Sumber: Tariga(2013)
No. Kekurangan
Vitamin
Kebutuhan
per-hari Pengaruhnya Terhadap Gigi
1. A 1-2 mg Merusak pembentukan email
dan dentin
2. B1 1-2 mg
Karies meninggi
(perubahan-perubahan pada
lidah, bibir, dan
periodontium)
3. B2 2 mg
Karies meninggi
(perubahan-perubahan pada
lidah, bibir, dan
periodontium)
4. B6 2 mg
Tidak ada pengaruh (ingat:
anemia, mudah kejang pada
anak-anak)
5. C 75-100 mg
Degenerasi odontoblas,
kerudakan periodontium,
stomatitis dan lain
sebagainya
6. D 0,01
400-600 I.U Hipoplasia email dan dentim
7. E 10 mg Tidak diketahui
8. K 1 mg Tidak diketahui
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
g. Air Ludah
Sejak tahun 1901, Rigolet telah menemukan bahwa pasien
dengan sekresi air ludah sedikit atau tidak sama sekali, misalnya karena
aprialismus, terapi radiasi kanker ganas, dan xerostomia, memiliki
presentase karies gigi yang semakin meninggi.
Dalam setiap militer air ludah dijumpai 100-200 juta bakteri.
Jumlah maksimal bakteri-baketri ini dijumpai pada pagi hari atau
setelah makan. Saliva memegang peran penting dalam keseimbangan
antara demineralisasi dan remineralisasi. Email gigi dapat mengalami
disolusi asam selama proses keseimbanagan kembali dengan proses
yang dikenal dengan istilah remineralisasi. Keseimbangan antara
demineralisasi dan remineralisasi dari email menentukan terjadinya
karies gigi (Tarigan, 2013).
h. Faktor Mikroorganisme
Adanya flora bakterial mulut dalam bentuk plak
merupakanpenyebab utama bagi terbentuknya karies. Pada gigi-gigi
yang belum erupsi dan belum berhubungan dengan flora mulut
tidakterbentuk karies, tetapi begitu gigi-gigi tersebut erupsi
dapatterserang karies. Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa jenisbakteri
mulut tertentu secara invitro dapat menghasilkan lesikaries pada email
dan dentin. Akhirnya bakteri jenis ini dalamjumlah besar dapat
ditunjukkan dan diisolasi dari lesi in vivo,dan ditunjukkan pula bahwa
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
adanya jenis bakteri tertentudalam jumlah relatif besar mendahului
terjadinya kerusakangigi. Jenis bakteri yang dapat menimbulkan karies
yaitu Streptococcus mutans, beberapa jenis Streptococcus
mitis,Streptococcus sanguis, Streptococcus miller, dan banyak
Lactobacillus serta beberapa spesies Actinomyces (Schuurs,2007).
i. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu pelayanan
kesehatan dasar di puskesmas yang harus ditingkatkan mutunya
dengan melaksanakan pelayanan yangsesuai dengan standard yang
ada. Pelayanan kesehatan gigimencakup beberapa program, baik di
dalam gedung maupun diluar gedung. Secara umum pelayanan
kesehatan masyarakat(Puskesmas) adalah merupakan sub sistem
pelayanankesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut,yang
tujuanutamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) danpromotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.Meskipun
demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatanmasyarakat tidak
melakukan pelayanan kuratif (pengobatan)dan rehabilitatif pemulihan
terbatas. Diharapkan Puskesmasmemberikan pelayanan terhadap
kesehatan gigi dan muluttidak menimbulkan kesan menyakitakan atau
sakit denganmenerapken teknologi terkini dan harga terjangkau
olehmasyarakat. Oleh karena ruang lingkup pelayanan
kesehatanmasyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut
menyangkutkepentingan masyarakat banyak, maka peranan
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
pemerintahmempunyai porsi yang besar. Namun demikian
karenaketerbatasan sumber daya pemerintah, maka potensimasyarakat
perlu digali atau diikutsertakan dalam pelayanankesehatan gigi
(Depkes RI, 2000).
3. Proses Terjadinya Karies Gigi
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di
permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses
menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang
akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan
demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (Suryawati, 2010).
Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin
melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang).
Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun
kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga
permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang
makroskopis dapat dilihat.
Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan
keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik,
kemungkinan membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan
enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/ tidak tembus penglihatan, di
dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin merupakan gejala degenerasi
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
cabang-cabang odontoblas). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan
menembus tulang gigi.
Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan
tiga (lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular
diserang), lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati, 2010).
4. Manifestasi Klinis
Menurut Kliegman dan Arvin (2000) tanda dan gejala karies
gigiantara lain adalah:
a. Terdapat lesi.
b. Tampak lubang pada gigi.
c. Bintik hitam pada tahap karies awal.
d. Kerusakan leher gigi ( pada karies botol susu).
e. Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentil.
f. Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala.
g. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan
terutama pada waktu malam.
h. Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah.
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
5. Pencegahan dan Penatalaksanaan
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya karies gigi(Ramadhan,
2010) antara lain adalah, menyikat gigi dengan pasta gigiyang mengandung
fluor, menjaga kebersihan gigi dengan menyikatgigi dengan benar, fissure
sealant atau menutup celah gigi.Penatalaksanaan karies gigi antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Munutup lubang gigi ( tambal gigi)
b. Pencabutan gigi
c. Pulp capping atau pemberian kalsium hidrogsida untukmempertebal
lapisan dentil (Ramadhan, 2010)
d. Endodontic atau perawatan untuk mengatasi dan mengobati lubanggigi
yang mengalami infeksi (Ramadhan, 2010).
C. Usia Anak Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang berumur 6-12 tahun yangmasih
sekolah pada tingkat sedolah dasar (SD), anak usia sekolah sangat rentan
terkena karies gigi karena memeliki kegemaran makan makanan yang manis-
manis, sedangkan orang tua sering kali kurang memperdulikan kebiasaan
menyikat orang anak tidak mau menggosok gigi maka sebaiknya sebagai orang
tua dapat memaksa anaknya untuk menggosok gigi terutama saat sebelum tidur
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
malam. Bila seorang anak tidak terbias menggosok gigi maka dari kebiasaan
tersebut dapat menyebabkan anak yang mengalami karies. Selain itu kebiasaan
mengulum permen dan makan-makanan manis juga dapat menjadi penyebab
terjadinya karies gigi (Mustaida,2008)
Kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibandingorang
dewasa mempengaruhi mereka dalam menjaga kebersihan gigi,sedangkan pola
makan yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigiyaitu makanan yang
mengandung gula (kariogenik) yang melekat dipermukaan gigi. Pola makan
makanan yang mengandung konsentrasi gulamelebihi batas minimum, akan
menghasilkan banyak asam. Patogenitasplak atau Streptococcus mutans
merupakan mikroorganisme yang merubahgula menjadi asam, terjadi
pembuatan polisakarida ekstraselluler yangmenyebabkan asam melekat pada
permukaan gigi, dan Streptococcusmutans mengurangi permiabilitas plak
sehingga plak tidak mudahinetralisir kembali (Irhama, 2012).
D. Konsep Gula
1. Pengertian Gula
Menurut Darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat sederhana
karena dapat larut dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah
menjadi energi.
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
2. Jenis Gula
Ada banyak macam makanan yang dijual bebas sebagai makanan
cemilan, akan tetapi ada jenis makanan tertentu yang dapat menyebabkan
karies gigi, makanan manis yang banyak mengandung gula atau
sukrosa.Makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat
merusak gigi seperti permen, coklat, biskuit dan lain sebagainya (Tarigan,
2016).
a) Sukrosa/gula
Sukrosa adalah gabungan dua macam gula yaituglukosa dan
fruktosa, dan mudah dipecah menjadikedua unsur tersebut di dalam
unsur sebelum di serapoleh tubuh. Terdapat berbagai bentuk putih
ataucoklat. Sukrosa lebih berbahaya bagi gigi karenamemproduksi
lebih banyak pelekat glukosa danmembuat plak dalam mulut semakin
tebal danlengket. Sukrosa adalah gula yang terbanyak danpaling di
sukai sebagai bahan tambahan pada pabrikmakanan di seluruh dunia.
b) Glukosa
Gula ini banyak terdapat di alam, juga ditambahpada sejumlah
makanan dan minuman. Glukosa tidaksemanis sukrosa (lebih kurang
70 %), tetapi digunakan untuk memperkuat rasa buah-buahan
padaminuman ringan dan selai.
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
c) Fruktosa
Gula ini ditemukan pada buah-buahan dan sayursayurantertentu,
dan dalam madu. Rasanya 1,7 kalilebih manis dari sukrosa dan juga
sebagaipenambahan rasa pada selai, minuman, buah-buahandan lain-
lain.
Sintesa polisakharida ekstra sel dari sukrosa lebih cepat ketimbang
glukosa, frukosa dan laktosa. Oleh karena itu, sukrosa merupakan gula
yang paling kariogenik, walaupun gula lainnya tetap berbahaya. Dan
karena sukrosa merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi, maka
sukrosa merupakan penyebab karies yang utama.
Gula dengan berat molekul yang rendah akan segera meresap ke
dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. Makanan dan
minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat
sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak
akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH
normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi
gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah
normal dan menyebabkan demineralisasi email.
Menurut penelitian Stepan berkumur-kumur dengan larutan glukosa
mengalami berubahan penurunan pH plak. Penelitian Stepan
memperlihatkan bahwa penurunan pH plak lebih besar pada individu yang
caries-active ketimbang individu yang bebas karies.
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Ada banyak macam makanan yang dijual bebas sebagai
makanancemilan, akan tetapi ada jenis makanan tertentu yang
dapatmenyebabkan karies gigi makanan manis yang banyak
mengandunggula atau sukrosa. Makanan-makanan yang lunak dan melekat
padagigi amat merusak gigi seperti: permen, coklat, biskuit dan
lainsebagainya (Tarigan, 2003).
3. Sifat-sifat gula
Rasa manis pada gula dapat diperbandingkan dengan menggunakan
skala nilai dimana rasa manis sukrosa dianggap seratus
Berikut:Tabel 2.2 Tingkat Kemanisan Gula
No. Jenis gula Tingkat kemanisan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Fruktosa
Gula inverse
Sukrosa
Glukosa
Maltose
Laktosa
173
130
100
74
33
16
Sumber : Sutrisna dan Rizal (2007)
4. Manfaat Gula
a) Sukrosa digunakan bagi keperluan rumah tangga yaitu sebagai
pemanis dan pengawet ke dalam banyak makanan buatan pabrik
ditambahkan sukrosa untuk memperbaiki citra rasa tekstur dan
penampakan makanan.
b) Glukosa sering dipakai pada keadaan yang memerlukan masukan
energi yang tinggi, karena glukosa mudah diperoleh, mudah larut dan
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
tidak begitu manis seperti sukrosa sehingga dapat ditambahkan dengan
jumlah besar ke dalam tanpa menimbulkan rasa kemanisan.
(Kartasapoetra dan Marsetyo, 2003).
Beikut tabel 2.3 Maknan dan minuman dengan kandungan Gula dan
Kandungan Sukrosa Berat dalam 1 OZ = 28 Gram
No. Makanan Presentase Gula Kandungan Sukrosa
1. Minuman coklat 73,8 73,8
2. Ovaltine 73 -
3. Es cream 22,6 14,5
4. Kembang gula
keras
86,9 -
5. Permen karet 74,6 60
6. Kembang gula
diisi coklat
65,8 -
7. Coklat 59,5 52,0
8. Coklat susu 56,5 -
9. Permen karet
buah
42,6 42,9
10. Wafer 44,7 32,8
11. Lapis coklat 35,8 37,8
12. Sandwich 30,2 26,0
13. Jus jeruk kaleng 8,5 2,3
14. Fanta rasa jeruk - 4,4
15. Pisang 16,2 -
16. Mangga 15,3 -
17. Pie buah 30,9 21,5
18. Kue isi selai 47,7 35,7
19. Sirup(kental) 61,8 44,2
20. Yoguhrt buah 17,9 10,2
21. Jambu kaleng 15,7 3,7
22. Leci kaleng 17,7 0,6
Sumber :P. M. Gaman dan KB. Sherrington
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
E. Kerangka Teori Penelitian
Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian
Sumber: Modifikasi dari Tarigan, 2016. Schuurs, 2007. Kartasapoetra dan
Marsetyo, 2003.
F. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian
G. Hipotesis
Ha : Ada hubungan antara Prevalensi Karies Gigi terhadap Konsumsi Gula
di SD Negeri Paberasan Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.
Ho : Tidak ada hubungan antara Prevalensi Karies Gigi terhadap Konsumsi
Gula di SD Negeri Paberasan Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.
1. Makanan
2. Air ludah
3. Mikroorganisme
Mulut
Konsumsi Gula
Karies Gigi
Faktor Predisposisi
1. Keturunan
2. Jenis Kelamin
3. Usia
Konsumsi gula Pravelensi Karies
Gigi
Prevalensi Karies Gigi, FITRIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018