4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komoditas Hortikultura
1. Kentang
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah salah satu tanaman
hortikultura dan salah satu sumber karbohidrat. Kentang cocok untuk
dibudidayakan didaerah dataran tinggi dengan ketinggian 1.000-3.000
mdpl, suhu rata-rata 18-21 ºC, dan tingkat kelembaban 80-90% (Rukmana,
1996). Kentang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Kentang
memiliki kandungan karbohidrat 12,1%, gula 0,13%, pati 11,98%, dan
protein 4,04% (Satria tahun 2004).
2. Buncis
Buncis (Phaseolus vulgaris) merupakan salah satu hortikultura jenis
kacang-kacangan. Penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum (2008)
menunjukkan buncis memiliki kandungan gizi pada buncis segar, kadar
airnya 94,195% dan kadar abu 13,26% berat kering (%b.k). Kadar serat
kasar, dan vitamin C pada buncis segar masing-masing sebesar 23,43%b.k
dan 15,51 mg/ 100g b.k dengan kadar b-karoten 2202,17 ppm dn pada
penelitian penelitian Muchtadi (2001) menyebutkan bahwa buncis
(Phaseolus vulgaris) memiliki nilai serat makanan tidak larut 30,49%, serat
makan larut 3,83% dan serat makanan total 34,32%.
3. Labu Kuning (Pumpkin)
Tanaman labu kuning berasal dari Amerika Utara. Labu kuning
dikenal juga dengan nama waluh (Jawa), pumpkin (Inggris), labu parang
(Jawa Barat), labu merah dan labu manis (Sudarto, 2000). Labu kuning
merupakan hasil hortikultura yang melimpah di Indonesia. Kandungan
karotenoid dalam labu kuning cukup yaitu mencapai 160 mg/100gr
(Nawirska, 2009). Labu kuning memiliki daya simpan yang cukup lama
yaitu bisa mencapai 6 bulan, tergantung dari cara penyimpanannya
(Gardjito, 2006).
http://repository.unimus.ac.id
5
Tabel 1. Kandungan Gizi Pada Labu Kuning
No Kandungan Gizi Kadar
1 Energi (kal) 2,9
2 Protein (g) 1,1
3 Lemak (g) 0,3
4 Karbohidrat /pati (g) 2,2
5 Kalsium (mg) 4,5
² Fosfor (mg) 64
7 Zat Besi (mg) 1,4
8 Vitamin A (SI) 180
9 Vitamin B (mg) 0,9
10 Vitamin C (mg) 52
11 Air (%) 91,20
12 BDD (%) 77
Sumber : (Sudarto, 2000)
4. Cabai Merah dan Hijau
Cabai (Capsicum sp.) merupakan tanaman dari famili terong-
terongan (solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 2000 spesies.
Sebagian spesies tersebut tumbuh di negara tropis. Sampai saat ini hanya
beberapa jenis saja yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis (Setiadi,
2008). Cabaidibagi atas 2 golongan yaitu cabai besar (Capsicumannum L)
dan cabai rawit (Capsicum frutencens) (Prajnanta,2007). Cabai memiliki
kandungan gizi protein 1gram, lemak 0,3gram, karbohidrat 7,3gram,
kalsium 29mg, fosfor 24mg, zat besi 0,5mg, kalori 31kal, vitamin A 470 SI,
vitamin B 0,05 mg, vitamin C 18mg, pektin, pari, air, niacin dan capsaicin
(Setiadi, 2008).
5. Melon
Tanaman melon (Cucumis melo L.) termasuk famili Cucurbitaceae.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa tanaman melon berasal dari Turki
dan adalagi yang menyebutkan dari daerah India (Tjahjadi, 1995). Melon
termasuk tanaman semusim atau setahun yang bersifat menjalar atau
merambat. Melon memiliki akar tunggang dan akar cabang yang menyebar
http://repository.unimus.ac.id
6
pada kedalaman lapisan tanah antara 30-50 cm. Batang tanaman biasanya
mencapai ketinggian (panjang) antara 1,5-3 meter, berbentuk segi lima,
lunak, berbuku-buku sebagai tempat melekatnya tangkai daun. Helai daun
berbentuk bundar bersudut lima dan berlekuk-lekuk, diameternya antara 9-
5 cm dan letak antara satu daun dengan daunnya saling berselang
(Rukmana, 1994).
6. Terong Ungu
Karakteristik dari terong ungu (Solanum melongena L.) batang
bulat,berkayu, percabangan simpodial, berambut, berduri, putih kotor, dan
tumbuh hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci). Daun bulat besar, ujung
runcing, pangkal bertekuk, tepi berombak, pertulangan menyirip, hijau, dan
lobus yang kasar, ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10
cm (2-4inci). Bunga berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima
lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah berisi tepung, lonjong,
diameter buah kurang dari 5 cm. Biji pipih, kecil, kuning, dan licin. Akar
tunggang dan berwarna cokelat muda (Herbst,2001). Kandungan zat gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum melongena L.) antara lain: kalori
24 kal, lemak 1,1 gram, karbohidrat5,5 gram, kalsium 15 mg, fosfor 37 mg,
zat besi 0,4 mg, vitamin A 30 SI, vitamin B1 0.04 mg, vitamin C 5 mg dan
air 92,7 gram (University of Illinois, 2010).
7. Beet Root
Bit merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput. Batang
bit sangat pendek, hampir tidak terlihat. Akar tunggangnya tumbuh menjadi
umbi. Daunnya tumbuh terkumpul pada leher akar tunggal (pangkal umbi)
dan berwarna kemerahan (Steenis, 2005). Umbi berbentuk bulat atau
menyerupai gasing. Akan tetapi, ada pula umbi bit berbentuk lonjong.
Ujung umbi bit terdapat akar. Bunganya tersusun dalam rangkaian bunga
yang bertangkai panjang banyak (racemus). Tanaman ini sulit berbunga di
Indonesia. Bit banyak digemari karena rasanya enak, sedikit manis, dan
lunak (Sunarjono, 2004).
Bit merupakan sumber vitamin C. Selain itu, bit juga banyak
mengandung vitamin B dan sedikit vitamin A sehingga baik untuk
http://repository.unimus.ac.id
7
kesehatan tubuh. Oleh karena itu, bit pun dianjurkan dimakan dalam jumlah
yang banyak bagi penderita darah rendah. Kegunaan lain dari bit, terutama
umbinya, yaitu dapat dijadikan campuran salad atau di rebus
(Splittstoesser, 1984).
8. Peterseli atau Parsley
Peterseli atau parsley (Petroselinum crispum) merupakan tanaman
yang biasa digunakan sebagai “hiasan” pada masakan utama. Peterseli tidak
banyak dibudidayakan di Indonesia, karena penggunaanya yang biasanya
terbatas pada menu-menu tertentu pada restoran dan hotel. Peterseli
merupakan tanaman yang kaya akan manfaat. Karena memiliki banyak
kandungan zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Peterseli
(Petroselinum crispum) merupakan sebuah tanaman yang berwarna hijau
keriting dan biasanya di gunakan sebagai penghias masakan untuk
menggugah selera atau bumbu penyedap masakan. Tanaman ini banyak
mengandung zat besi. (Anonymous, 2012).
Peterseli mengandung energi sebesar 50 kilo kalori, protein 3,7
gram, karbohidrat 9 gram, lemak 1 gram, kalsium 193 miligram, fosfor 84
miligram, dan zat besi 4 miligram. Selain itu di dalam Peterseli juga
terkandung vitamin A sebanyak 8230 IU, vitamin B1 0,11 miligram dan
vitamin C 193 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian
terhadap 100 gram Peterseli, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak
95%. Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Peterseli
: Nama Bahan Makanan : Peterseli Banyaknya Peterseli yang diteliti (Food
Weight) = 100 gr. Bagian Peterseli yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food
Edible) = 95 % No Kandungan Jumlah 1 Energi 50 kkal 2 Protein 3,7 g 3
Lemak 1 g 4 Karbohidrat 9 g 5 Kalsium 193 mg 6 Fosfor 84mg 7 Zat Besi
4 mg 8 Vitamin A 8230 IU 9 Vitamin B 0,11 mg 10Vitamin C 193 mg
Sumber Informasi Gizi : Berbagai Publikasi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia serta sumber lainnya (Anonymous, 2012).
http://repository.unimus.ac.id
8
B. Ekspor
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara
mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan
jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara
barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu (Triyoso,
2004).
Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang
peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara, di mana
dapat mengadakan perluasan dalam suatu industri, sehingga mendorong
dalam industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dari
perekonomian (Baldwin, 2005).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas mengenai ekspor, makna inti
dari ekspor adalah kegiatan menjual barang ke luar negeri dengan tujuan
mencari keuntungan baik bagi perusahaan, individu, maupun bagi negara.
C. Konsep-konsep Dasar Pemasaran
1. Pemasaran
William J. Santon dalam Swastha dan Irawan (2003) mengatakan
bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Menurut The American Marketing Association (AMA), pemasaran
merupakan organisasional dan penciptaan satu set proses-proses,
komunikasi dan mengirimkan nilai pada konsumen-konsumen, dan untuk
mengatur relasi pada konsumen yang bertujuan untuk keuntungan pihak-
pihak yang bersangkutan. Menurut Rangkuti (2003), pemasaran adalah
suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial,
budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh beberapa
faktor tersebut masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan
menukarkan produk yang memiliki nilai komoditi., pemasaran secara
http://repository.unimus.ac.id
9
sederhana adalah yang mengatur relasi menguntungkan dengan konsumen.
Tujuan dari pemasaran adalah menciptakan nilai untuk konsumen dan
untuk menangkap nilai dari konsumen atau mendapat timbal balik dari
konsumen (Kotler dan Keller,2007).
2. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2007), terdapat lima konsep
pemasaran, yaitu:
1. Konsep produksi adalah konsep pertama didunia bisnis. Dimana
konsumenkonsumen akan memilih produk yang tersedia dan tidak
mahal. Manajer produksi berorientasi pada pencapaian efisiensi produk,
biaya rendah dan distribusi.
2. Konsep produk dimana konsumen akan meminta produk yang paling
berkualitas, memiliki peforma atau fitur yang inovatif. Manajer yang
fokus pada konsep ini membuat produk yang superior dan terus di
tingkatkan dari waktu ke waktu. Produk yang baru atau produk yang
baru ditingkatkan belum tentu sukses tanpa penetapan biaya, distribusi,
pengiklanan dan penjualan yang tepat.
3. Konsep penjualan menetapkan penjualan yang agresif dengan upaya
promosi, dimana jika tidak diterapkan maka produk tidak akan terjual
secara memuaskan.
4. Konsep pemasaran falsafah pemasaran yang berkeyakinan bahwa
pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan lebih efektif
dan efisien daripada pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial dimana organisasi harus menentukan
kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran dan menyerahkan
kepuasan yang didambakan itu secara lebih efektif dan efisien daripada
pesaing dengan cara yang bersifat memelihara atau memperbaiki
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
http://repository.unimus.ac.id
10
D. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan
pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai
analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan
pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud
untuk mencapai tujuan–tujuan organisasi.
Sementara menurut American Marketing Association dalam Sofjan
(2009) manajemen pemasaran adalah suatu proses merencanakan dan
melaksanakan konsep, penentuan harga, promosi dan distribusi dari
gagasan, barang dan jasa untuk membuat suatu pertukaran yang
memuaskan individu atau tujuan organisasi.
Manajemen pemasaran adalah kegiatan yang direncanakan, dan
diorganisasikan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan
dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat
yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari
pemasaran dapat tercapai.
E. Bauran Pemasaran ( Marketing Mix)
Rismiati dan Suratno (2001) mengartikan bauran pemasaran sebagai
kombinasi dari empat kegiatan perusahaan yang merupakan inti dari
system pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, sistem
distribusi, dan kegiatan promosi. Sunarto (2003) mendefinisikan bauran
pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang dipadukan
oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar
sasaran. Menurut Swastha dan Irawan (2003), bauran pemasaran
http://repository.unimus.ac.id
11
(marketing mix) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni : produk, struktur
harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
F. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk
memperoleh hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang
berlaku. Strategi ini berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan
kesempatan masa depan dalam kondisi yang tepat secara sistematis,
rasional, kritis, komprehensif dan integrative (Pearce and Robinson,1997).
Strategi pemasaran mengartikulasikan sebuah rencana dalam penggunaan
terbaik sumberdaya dan keunggulan perusahaan untuk mencapai
tujuannya.
G. Konsep Strategi
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta
rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang
penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 2009). Secara umum,
strategi dapat diartikan sebagai “ sekumpulan pilihan kritis untuk
perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi
sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan
memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal
berkelanjutan kearah, cakupan dan perpektif jangka panjang keseluruhan
yang ideal dari individu atau organisasi”.
H. Manajemen Strategis
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan
(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating)
keputusan–keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah
perusahaan mencapai tujuan di masa yang akan datang (Umar, 2001).
Namun untuk saat ini konsep strategi mengalami perkembangan, menurut
(Andrew dan Chaffe diacu dalam Umar 2001), strategi merupakan
kekuatan motivasi untuk stakeholder baik secara langsung maupun tidak
langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua
tindakan yang dilakukan. Proses manajemen strategis berusaha
http://repository.unimus.ac.id
12
mengorganisasikan informasi kuantitatif dengan cara yang memungkinkan
keputusan efektif diambil dalam kondisi tidak menentu.
Menurut David (2009), manajemen strategis merupakan seni dan
pengetahuan untuk menformulasikan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi
mampu mencapai tujuannya. Manajemen strategis akan membantu
perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa yang akan
datang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi
kondisi yang selalu berubah. Selain itu, manajemen strategis juga
menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa depan perusahaan,
sehingga perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen strategis
mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang
tidak menggunakan sistem ini.
I. Dukungan Manajemen Puncak
Manajemen puncak pada perusahaan yang mengetahui dan memahami
secara penuh mengapa perusahaan mengadopsi SCM, karena akan
berhubungan erat dengan strategi yang digunakan untuk meningkatkan
daya saing perusahaan (Kim, 2007).
Manajemen puncak harus berkomitmen pada waktu, biaya, dan
sumber daya untuk mendukung supplier agar teradi kemitraan pada jangka
panjang dan perusahaan juga dapat berlangsung berproses secara stabil
(Chen and Paulraj, 2004). Salah satu hal yang penting bagi manajemen
puncak dalam menjalankan bisnis adalah harus dapat selalu
mengembangkan dan menciptakan satu nilai bagi perusahaan agar dapat
meningkatkan kinerja oranisasi.
Komitmen dan kepemimpinan pada manajemen puncak pada sebuah
organisasi diukur dari kepemimpinan harus efektif (Holland and Kumar,
1995), visible (Carr and Smeltzer, 1997), dan kreatif dalam berpikir dan
pemahaman kerjasama antar perusahaan (Krause, 1999) dengan maksud
untuk menyediakan pandangan yang jelas akan masa depan. Dukungan
dari manajemen terhadap sistem SCM pada perusahaan akan memberikan
http://repository.unimus.ac.id
13
kemudahan kepada bagian pembelian untuk menentukan dan
menyesuaikan strategi pmbelian (Krause and Ellram, 1997).
J. Strategic Purchasing
Strategi yang ditetapkan oleh perusahaan dalam menentukan pemasok
material seyogyanya dapat meningkatkan value bagi perusahaan.
Hubungan yang unik antara perusahaan dengan suppliernya akan
memberikan keunggulan bagi kedua belah pihak terutama pada
peningkatan produktivitas, inovasi dan kompetensinya (Chen and Paulraj,
2004). Berdasarkan literatur-literatur yang ada bahwa perusahaan
manufaktur menerapkan SCM untuk membangun kunci daya saing antara
lain biaya yang rendah, fleksibelitas, kualitas, pengiriman tepat waktu,
inovatif dan lain-lain (Berry et. al., 1991; Ward, et.al., 1995; Miller and
Roth, 1994).
Sebelum tahun 1990-an bagian pembelian merupakan suatu hal yang
pasif pada perusahaan, setelah tahun 90-an adanya kerjasama antara para
akademisi dengan manajer purchasing untuk menerapkan strategic
purchasing (Ellram and Carr,1994). Kemampuan purchasing dapat
mempengaruhi perencanaan strategi perusahaan dalam meningkatkan daya
saingnya (Carr and Pearson, 2002). Strategi purchasing yang dibangun
oleh perusahaan-perusahaan saat ini dengan menerapkan praktek-praktek
SCM di perusahaan. Indikator yang digunakan pada strategi purchasing
adalah seleksi pemasok, biaya rendah, ketepatan kirim, informasi dan
komunikasi dengan supplier (Chen and Paulraj, 2004; Kim, 2007, Ito and
Salleh, 2000).
K. Komunikasi
Proses komunikasi antara perusahaan dengan supplier digunakan
untuk tukar-menukar informasi. Proses komunikasi kedua belah pihak
dapat membawa perubahan bagi perusahaan dalam meningkatkan daya
saingnya. Efektivitas komunikasi antar perusahaan dalam hal ini antara
perusahaan dengan suppliernya dapat dilihat dari frekuensi komunikasi,
pertukaran informasi sehingga ada berbagi pengetahuan melalui pelatihan
atau benchmark, duduk bersama-sama untuk menyelesaikan permasalahan
http://repository.unimus.ac.id
14
agar didapatkan kondisi yang saling menguntungkan bagi kedua belah
pihak dan mendapatkan kualitas material yang standard sesuai keputusan
kedua belah pihak (Chen and Paulraj, 2004; Guillen, et al., 2007;
Udomleartprasert, 2006)
L. Definisi Strategi dan Manajemen Strategi
Chandler (1962) dalam Hunger dan Wheelen (2003), strategi
merupakan alatuntuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan
tujuan jangka panjang,program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber
daya. Lebih lanjut Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) dalam
Hunger dan Wheelen (2003) bahwa strategi merupakan alat untuk
menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus
strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak
ada.
Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977) strategi
merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang
danancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat
mempengaruhi organisasi.
Porter (1993) strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai
keunggulan bersaing. Menurut Andrews (1980), Chaffe (1985) dalam
Hunger dan Wheelen (2003) menjelaskan strategi sebagai kekuatan
motivasi untuk stakeholder, seperti stakeholders, debtholders, manajer,
karyawan, konsumen komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik
secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya
yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
Menurut Tjiptono (2002) mengatakan istilah strategi berasal dari kata
Yunani strategeia (stratos = militer, dan og= memimpin), yang artinya
seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Konsep ini relevan dengan
situasi zaman dulu yang sering diwarnai perang, di mana jendral
dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu
memenangkan perang.
Menurut K. Marrus dan Sukristoni (1995) di dalam buku Umar
(2005),strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
http://repository.unimus.ac.id
15
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai. Lebih khusus dua pakar strategi, Hamel dan Prahalad
(1995), yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal yang penting.
Mereka berdua mendefinisikan strategi yang terjemahannya seperti berikut
ini ” Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadidan
bukan dimulai dari apa yangterjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar
yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti
(core competencies).Perusahaan perlu kompetensi inti di dalam bisnis
yang dilakukan”.
Hunger dan Wheelen (2003) menjelaskan bahwa sebelum
perusahaan dapat memulai perumusan strategi, manajemen harus
mengamati lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi kesempatan dan
ancaman yang mungkin terjadi. Pengamatan lingkunganadalah
pemantauan, pengevaluasian dan penyebaran informasi dari lingkungan
eksternal kepada orang-orang kunci dalam perusahaan.Pengamatan
lingkungan adalah alat manajemen untuk menghindari kejutan strategis
dan memastikan kesehatan manajemen dalam jangka panjang.Penelitian
ini menunjukkan hubungan yang positif antara pengamatan lingkungan
dengan laba.Dalam melakukan pengamatan lingkungan, manajer strategis
pertama-tama harus mengetahui berbagai variabel yang ada dalam
lingkungan sosial dan lingkungan kerja.
Menurut Pearce dan Robinson (1997) manajemen strategik
didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanakan (implementasi)
rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran
perusahaan. Ini terdiri dari sembilan tugas pentingyaitu :
a. Merumuskan misi perusahaan meliputi rumusan umum tentang maksud
keberadaan (purpose), filosofi (philosophy) dan tujuan (goal).
http://repository.unimus.ac.id
16
b. Mengembangkan profit perusahaan yang mencerminkan kondisi intern
dankapabilitasnya.
c. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun
factor-faktor konstektual umum.
d. Menganalisis opsi perusahaan dengan menyesuaikan sumber dayanya
dengan lingkungan ekstern.
e. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi
setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.
f. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi utama (grand
strategy) yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.
g. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang
sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.
h. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan cara mengalokasikan
sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas,
SDM, struktur, teknologi, dan sistem imbalan.
i. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi
pengambilan keputusan yang akan datang.
Pearce dan Robinson (1997) menjelaskan juga bahwa lingkungan
ekstern perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor yang saling berkaitan
yang memainkan peran penting dalam menentukan peluang, ancaman,dan
kendala yang dihadapi perusahaan. Lingkungan jauh terdiri dari faktor-
faktor yang terdiri dari luar, dan biasanya tidak berkaitan dengan situasi
operasi suatu perusahaan tertentu sepertifaktor ekonomi, sosial, politik,
teknologi dan ekologi. Faktor-faktor yang lebih langsung mempengaruhi
prospek perusahaan bersumber pada lingkungan industrinya,meliputi
hambatan masuk, persaingan diantara anggota industri, adanya produk dari
distributor, serta daya tawar menawar pembeli dan pemasok. Lingkungan
operasional terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan
perusahaan seperti posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor dan
pasar tenaga kerja.
David (2009:5) mendefinisikan manajemen strategis sebagai seni dan
penegtahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta
http://repository.unimus.ac.id
17
mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan
sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada
usaha untuk mengintergrasikan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi,penelitian dan pengembangan,serta
sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional.
M. Pengertian Analisis SWOT
Lebih lanjut Pearce dan Robinson (1997) menambahkan bahwa
salah satubagian dari proses manajemen strategik adalah analisis faktor
intern perusahaan yang menghasilkan profil perusahaan,
mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan utamaperusahaan. Kekuatan
dan kelemahan ini dibandingkan dengan peluang dan ancaman ekstern
sebagai landasan untuk menghasilkan alternatif-alternatif strategi suatu
prosesyang dinamakan analisis SWOT.
Yusanto dan Wijdajakusuma (2003), analisis SWOT merupakan
salah satu instrumen internal dan eksternal perusahaan yang telah dikenal
luas. Analisis ini bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5.
Maksudnya, data yang ada diupayakan mencakup data perkembangan
organisasi pada tiga tahun sebelum dilakukan analisis, apa yang akan
diinginkan pada tahun dilakukannya analisis serta kecenderungan
organisasi untuk lima tahun kedepan pasca analisis. Hal ini dimaksudkan
agar strategi yang akan diambil memiliki dasar dan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Menurut Freddy (1997), analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai factor secara sistematif untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities),namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencana strategis (strategy planner) harus menganalisis faktor-faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam
http://repository.unimus.ac.id
18
kondisi yang ada saat ini. Hal ini dinamakan Analisis Situasi. Model yang
paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.
Rais (2009), metode analisa SWOT dianggap sebagai metode
analisa yang paling dasar, berguna untuk melihat suatu topik atau
permasalahan dari 4 (empat) sisiyang berbeda. Hasil analisa biasanya
adalah arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan
menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi
kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan
benar,analisaSWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang
terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Perbandingan antara empat komponen dasar (SWOT) dijelaskan
dalam skema matriks SWOT. Matriks SWOT terdiri dari 8 sel:4 sel berisi
inventori variable internal dan lingkungan bisnis (eksternal) dan empat sel
lainnya berisi implikasi strategis yang ditimbulkannya. Sel 1 berisi berisi
daftar (list) kekuatan (S) perusahaan yang berhasil dibangun oleh
manajemen dan sel 2 berisi daftar kelemahan (W) yang ingin dihilangkan.
Oleh karena itu sel 1 dan 2 secara berturut-turut disebut sel S danselW. Sel
3 berisi daftar peluang (O) bisnis yang dimiliki pada masa sekarang dan
yang akan datang dan sel 4 berisi daftar ancaman (T) yang sedang dihadapi
sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu sel 3 dan 4 secara
berturut-turut disebut sel O dan sel T.
Sel 5 merupakan pilihan strategi yang hendak dipilih oleh
manajemen berdasar kombinasi kekuatan dan peluang bisnis yang ada
pada sel S dan O dan oleh karena itu disebut sebagai sel atau stategi SO.
Stategi pada sel tersebut juga sering disebut sebagai strategi maksi-maksi.
Sel 6 adalah strategi yang hendak dipilih oleh manajemen berdasarkan
kombinasi kelemahan dan peluang bisnis yang ada pada sel W dan O dan
oleh karena itu disebut sel atau strategi WO. Startegi pada sel WO sering
juga dinamai sebagai strategi mini-maksi. Sel 7 berisi pilihan strategi yang
ditimbulkan oleh kombinasi sel S dan T dan oleh karena itu disebut sel
atau strategi ST. Strategi pada sel ST sering juga disebut sebagai strategi
maksi-mini. Sel 8 berisistrategi hasil kombinasi sel W dan T dan oleh
http://repository.unimus.ac.id
19
karena itu disebut sel atau strategi WT. Strategi tersebut sering juga diberi
nama sebagai strategi mini-mini.
Gambar 1
Skema Matriks SWOT
N. Tahapan Penyusunan Matriks:
Untuk mewujudkan matriks SWOT tersebut diperlukan
pelaksanaan tahapan berikut ini (David, 1995:200-2; ten Have dkk., 2003)
sebagai berikut:
1. Manajemen sendiri maupun bersama konsultan melakukan identifikasi
dan inventori terhadap kekuatan dan kelemahan yang sekarang dimiliki
oleh perusahaan(unit usaha strategis), dengan menggunakan salah satu
pendekatan yang lazim digunakan dalam MS: manajemen fungsional,
rantai nilai, kompetensi inti, 7S atau yang lain. Di samping itu
manajemen juga perlu melakukan perbandingan dengan keunggulan
dan kelemahan yang dimiliki oleh pesaing. Dalam praktik, tidak
terkecuali di Indonesia, terdapat kecenderungan menghasilkan daftar
yang begitu panjang. Sedapat mungkin kecenderungan ini dihindari.
Diusahakan hendaknya hanya berisi daftar yang cukup ringkas, antara 3
sampai dengan 10 indikator saja. Semakin banyak indikator yang
http://repository.unimus.ac.id
20
ditemukan bisa ditafsirkan sebagai tanda bahwa manajemen tidak
mengerti dan sekalipun tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang
perusahaan yang dipimpinnya.
2. Manajemen mendeteksi lingkungan bisnis makro dan mikro ( industri
dan pesaing ) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan, kini danmasa yang akan datang. Manajemen dipersilahkan
menggunakan bantuan salah satuatau kombinasi berbagai teknik yang
biasa digunakan dalam MS, sejak analisis PEST, lima kekuatan
bersaing (five competitive forces) Poter, sampai pada konstruksi
scenario. Diharapkan manajemen mampu menghasilkan daftar peluang
dan ancaman bisnis yang tersedia dan ancaman bisnis yang
menghadang. Tidak berbeda dengan langkah pertama, diharapkan
manajemen tidak menghasilkan daftar panjang, (long list) yang tidak
fokus.
3. Manajemen mencoba merumuskan pilihan strategi yang mungkin dapat
diimplementasikan dengan cara melakukan refleksi atas berbagai
kemungkinan kombinasi dari indicator kekuatan (S), kelemahan (W),
peluang (O), dan ancaman (T)yang telah ditemukan pada dua langkah
sebelumnya. Tersedia empat macam strategi,yakni: SO (maksi-maksi),
WO (mini-maksi), ST (maksi-mini), dan WT (mini-mini).Pada tahapan
ini juga terdapat kecenderungan untuk sebanyak mungkin menemukan
rumusan strategi, yang jika dicermati lebih dalam biasanya justru berisi
strategi yang tidak memiliki kemungkinan untuk diterapkan.
Manajemen sedari mula hendaknya menyadari kecenderungan tersebut
dan oleh karena itu harus dihindari. Jika berhasil dirumuskan dengan
pas, manajemen dapat mengimplementasikan keempat jenis strategi
tersebut secara simultan, tidak hanya memilih salah satu. Dalam
praktiknya,mungkin perlu penetuan skala prioritas.
Selanjutnya Suwarsono (2008) menjelaskan bahwa SWOT tidak
berlebihan jika dikatakan sebagai alat analisis yang paling sering
digunakan dalam membantu mendesain rancang bangun strategi di
Indonesia. Di belahan dunia yang lain posisi terpopuler tersebut juga
http://repository.unimus.ac.id
21
masih dimiliki, sekalipun di sisi lain kritik kerasterhadapnya juga sering
dan masih terus dilontarkan. Dengan segala variasi yang dimiliki, kesemua
model analisis SWOT memiliki karakter sederhana, tidak rumit dalam
penerapannya.
Menurut David (2009), matriks kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu
para manajer mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO (kekuatan-
peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-
ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). Mencocokkan faktor-
faktor eksternal utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan
Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada satu
pun paduan yang paling benar.
Pertama, Strategi SO (SO Strategyc) memanfaatkan kekuatan
internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.
Semua manajer tentunya menginginkan organisasi mereka berada dalam
posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil
keuntungan dari berbagai trend dan kejadian eksternal. Secara umum,
organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atauWT untuk mencapai
situasi di mana mereka dapat melaksanakan strategi SO. Jika perusahaan
memiliki kekuatan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk
mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Tatkala sebuah
organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan
berusaha untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
Kedua, Strategi WO (WO strategic) bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang
eksternal. Terkadang,peluang-peluang besar muncul,tetapi perusahaan
memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan
peluang tersebut.
Ketiga, Strategi ST (ST strategic) menggunakan kekuatan sebuah
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal. Hal ini bukan berartibahwa suatu organisasi yang kuat harus
http://repository.unimus.ac.id
22
selalu menghadapi ancaman secara langsungdi dalam lingkungan
eksternal.
Keempat, Strategi WT (WT strategic) merupakan taktik defensive
yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari
ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman
eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang
membahayakan. Dalam kenyataannya, perusahaan semacam itu mungkin
harus berjuang untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan,
menyatakan diri bangkrut, atau memilih likuidasi.
http://repository.unimus.ac.id