8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai aktivitas mental atau (psikis) yang
terjadi karena adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya
yang menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relatif tetap dalam
aspek-aspek : kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan tersebut dapat
berubah sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan/ peningkatan
dari hasil belajar yang telah di peroleh sebelumnya.
Menurut Slavin pengertian belajar merupakan proses perolehan
kemampuan yang berasal dari pengalaman. Sedangkan menurut Gagne
pengertian belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat
berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan
perilaku dalam Anni, dkk (2004).
Pengertian belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang
mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi
yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari
perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar
kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan
sementara dari organisme. (Learning is the process by which an activity
that the characteristics of the change in activity cannot be explained on the
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
9
basis of native response tendencies, maturation, and temporary states of
the organism) (Hilgard & Bower (1996) dalam Jogiyanto (2006).
Pengertian belajar menurut James O. Whittaker dalam Djamarah
(1999) menyatakan bahwa pengertian belajar adalah proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Sedangkan menurut R. Gagne dalam Djamarah (1999) pengertian belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Winataputra, dkk (2008)
pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan
(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai
masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih
baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak
bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya
merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh
lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
10
oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan
lingkungan.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut di atas, kata kunci dari
belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Surya (1997)
mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1) Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan
disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan
hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa
dalam dirinya telah terjadi perubahan.
2) Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari keterampilan yang telah
diperoleh sebelumnya.
3) Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
4) Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan
menujukkan ke arah kemajuan.
5) Perubahan yang bersifat aktif.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
11
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan
aktif berupaya melakukan perubahan.
6) Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung
menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7) Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin
dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun
jangka panjang.
8) Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh
pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan
dalam sikap dan keterampilannya. seorang guru menguasai
“Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan
dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan
untuk membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa
dengan maksud supaya disamping tercipta proses belajar juga sekaligus
supaya proses belajar menjadi lebih efesien dan efektif. Itulah sebabnya
Darsono (2000) mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran dapat
dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
12
Menurut Gagne, Briggs, dan Wagner dalam Winataputra, dkk (2008)
pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang
untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan
menurut Duffy dan Roehler (1989) pengertian pembelajaran adalah suatu
usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional
yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah rumusan tentang
perilaku hasil belajar (kognitif, psikomotor, dan afektif) yang diharapkan
untuk dimiliki (dikuasai) oleh si pelajar setelah si pelajar mengalami
proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran
adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan
kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan
dikembangkan dan diapresiasikan. Berdasarkan mata ajaran yang ada
dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang
diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan
dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan yang bermakna
dan dapat diukur.
2.2 Hakikat IPA Biologi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu
Pengetahuan atau Sains yang berasal dari bahasa Inggris "science". Kata
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
13
"science" sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin "scientia" yang
berarti saya tahu.
Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika,
dan kimia. Biologi merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan
ilmu yang lahir dan berkembang melalui langkah–langkah observasi,
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep.
(Trianto, 2010).
Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis
kompetensi Depdiknas (2003) dalam Trianto (2010) adalah sebagai berikut.
1) Menanamkan kenyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan
teknologi.
4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dari fungsi dan tujuan tersebut kiranya semakin jelas bahwa hakikat
IPA semata-mata tidaklah pada dimensi pengetahuan (keilmuan), tetapi
lebih dari itu, IPA lebih menekankan pada dimensi nilai ukhrawi, dimana
dengan memerhatikan keteraturan di alam semesta akan semakin
meningkatkan kenyakinan akan adanya sebuah kekuatan yang Maha
dahsyat yang tidak dapat dibantah lagi, yaitu Allah SWT (Trianto, 2010).
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
14
2.3 Model Pembelajaran Probex
2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model dapat diartikan “bentuk”, dalam pemakaian secara umum
model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukurannya
yang diperoleh dari beberapa sistem. Menurut Suprijono (2011), model
diartikan sebagai bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model itu. Lebih lanjut Suprijono (2011) mengemukakan
bahwa model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Menurut Sagala dalam Indrawati dan Setiawan (2009), menge-
mukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu.
Ismail dalam Widdiharto (2004) menyebutkan bahwa istilah model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
15
strategi atau metode tertentu, karakteristik model pembelajaran yang
dimaksud yaitu :
1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya
2. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
tercapai
Tobing, dkk dalam Indrawati dan Setiawan (2009) mengidentifikasi
lima karakteristik model pembelajaran yang baik, yang meliputi berikut
ini:
1. Prosedur ilmiah suatu model pembelajaran harus memiliki suatu
prosedur yang sistematik untuk mengubah tingkah laku peserta didik
atau memiliki sintaks yang merupakan urutan langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru-peserta didik.
2. Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan. Suatu model
pembelajaran menyebutkan hasil-hasil belajar secara rinci mengenai
penampilan peserta didik.
3. Spesifikasi lingkungan belajar. Suatu model pembelajaran
menyebutkan secara tegas kondisi lingkungan di mana respon peserta
didik diobservasi.
4. Kriteria penampilan. Suatu model pembelajaran merujuk pada kriteria
penerimaan penampilan yang diharapkan dari para peserta didik.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
16
Model pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari
peserta didik yang dapat didemonstrasikannya setelah langkah-
langkah mengajar tertentu.
5. Cara-cara pelaksanaannya. Semua model pembelajaran menyebutkan
mekanisme yang menunjukkan reaksi peserta didik dan interaksinya
dengan lingkungan.
Guru sebagai perancang pembelajaran harus mampu merancang
seperti apa pembelajaran yang akan dilaksanakan. Model pembelajaran
merupakan desain pembelajaran yang akan dilaksanakan guru di dalam
kelas. Dengan melihat beberapa ciri khusus dan karakteristik model
pembelajaran tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum
mengajar, guru harus menentukan model pembelajaran yang akan
digunakan. Jadi intinya menentukan model pembelajaran yang tepat
merupakan salah satu modal untuk sukses dalam pembelajaran.
Dengan model pembelajaran, guru dapat melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan pola, tujuan, tingkah laku, lingkungan dan
hasil belajar yang direncanakan. Dengan demikian proses pembelajaran
akan berjalan dengan baik dan tepat sesuai dengan mata pelajarannya.
2.3.2 Pengertian Pembelajaran Probex
Probex adalah salah satu dari model pembelajaran yang mengacu pada
konstruktivisme. Konstruktivisme memandang kegiatan belajar merupakan
kegiatan aktif siswa dalam upaya menemukan pengetahuan, konsep,
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
17
kesimpulan, bukan merupakan kegiatan mekanistik untuk mengumpulkan
informasi atau fakta (Aunurrahman, 2011).
Menurut White dan Gunstone dalam Juniati (2009), Probex adalah
model yang sering digunakan dalam ilmu pengetahuan dan cocok untuk
kontek pisik maupun dunia nyata. Model ini dapat digunakan untuk
menemukan ide inisial peserta didik, menggeneralisasi diskusi,
menggeneralisasi investigasi, memotivasi peserta didik yang ingin
menyelidiki konsep. Menurut Domi dalam Juniati (2009), model
pembelajaran POE (predict observe explain), yaitu nama lain dari Probex,
sangat efektif untuk menghasilkan perubahan konsep. Dalam menerapkan
Model pembelajaran ada beberapa kegiatan yang harus diperhatikan agar
dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan,
dan ada 5 komponen strategi pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran
pendahuluan. Penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan
kegiatan lanjutan (Haryanto (2000) dalam Juniati, (2009)).
Proses pembelajaran IPA dengan kegiatan Probex peserta didik
dihadapkan pada situasi dan diminta untuk memprediksi apa yang akan
terjadi jika dilakukan perubahan terhadap situasi. Saat perubahan
berlangsung peserta didik diminta mengamati dengan seksama proses dan
hasil perubahan itu. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menyebutkan
dan menjelaskan perbedaan–perbedaan antara hasil yang mereka harapkan
akan terjadi dengan apa yang sesungguhnya terjadi (Juniati, 2009).
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
18
2.3.3 Ciri – Ciri Pembelajaran Probex
Pelaksanaan model pembelajaran Probex yang menekankan pada
pengalaman bermakna bagi siswa berupa pengetahuan/ informasi yang
tersaji dalam peristiwa nyata yang sederhana, memberikan manfaat positif
dalam memperkuat pemahaman siswa berkaitan dengan gejala-gejala alam
yang terjadi. Dengan adanya pembelajaran yang menarik dan dilakukan
secara langsung oleh siswa, maka konstruksi pemahaman dari dalam diri
siswa akan terbentuk dengan sendirinya. Selain menunjang perkembangan
aspek kognitif siswa, pembelajaran Probex juga melatih aspek psikomotor
siswa dalam kegiatan percobaan dan pengamatan. Pada kegiatan ini, siswa
dituntut untuk mengoptimalkan fungsi kerja alat indera yang mereka
miliki. Ketelitian, kecermatan, ketajaman dalam menyimak instruksi guru,
dan keterampilan dalam mengungkapkan pikiran baik lisan maupun tulisan
merupakan satu kesatuan aktivitas siswa dalam pembelajaran Probex yang
dapat melatih perkembangan kemampuan indera yang mereka miliki.
2.3.4 Sintak – Sintak Pembelajaran Probex
Probex merupakan model pembelajaran dimana guru berperan
menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka untuk
melaksanakan tiga tugas utama, yaitu predict (prediksi), observe
(observasi), dan explain (penjelasan) (Juniati, 2009). Berikut penjelasan
langkah-langkah model pembelajaran Probex.
1) Predict (membuat prediksi), dan tujuannya adalah untuk
memungkinkan guru bersama peserta didik memahami apa yang
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
19
sedang mereka pikirkan. Diharapkan ada kesesuaian antara apa yang
dipikirkan guru dengan apa yang dipikirkan peserta didik.
Pemahaman peserta didik tentang situasi yang dihadapi bisa
merentang sangat luas dan akan muncul dalam diskusi. Peserta didik
hendaknya merasa mampu dan didorong untuk mengambil resiko
dalam membuat prediksinya serta membicarakan alasan–alasan.
Komitmen mengenai prediksi yang harus dibuat sebelum kegiatan
pengamatan dilakukan adalah penting. Sering bermanfaat bila
prediksi peserta didik ditulis dipapan tulis. Langkah–langkahnya
adalah guru menunjukkan atau mendemonstrasikan suatu fenomena
lalu mengubah satu faktor dalam fenomena itu dan meminta peserta
didik untuk memprediksi apa yang akan terjadi menerima prediksi
peserta didik.
2) Observe (melakukan pengamatan), kegiatan pengamatan dapat
dilakukan terhadap demonstrasi guru atau berupa kegiatan peserta
didik (eksperimen). Guru harus menyakinkan peserta didik untuk
melakukan pengamatan dengan teliti dan mendiskusikan hasil
pengamatannya dengan kelompoknya. Langkah–langkahnya adalah
peserta didik melakukan eksperimen lalu mengamati dan mencatat
pengamatannya dan jika perlu mengulang eksperimennya dan guru
memeriksa pengamatan peserta didik.
3) Explain (membuat penjelasan), ini adalah tahap akhir dari model
pembelajaran Probex. Pada tahap ini peserta didik mendiskusikan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
20
prediksi dan pengamatan mereka. Biasanya ini bukan tugas yang
mudah, hal ini disebabkan oleh komitmen dalam mengubah
pemahaman peserta didik terhadap konsep–konsep sains. Langkah–
langkahnya adalah peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
penjelasan dari pengamatan membuat rangkuman.
Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran Probex oleh Tytler,
1992 dalam Wahyudi (2011) secara singkat adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Aktivitas Guru dan Siswa dalam pembelajaran Probex
Tahap
Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Memprediksi
(Predict)
Menjelaskan tujuan,
alat dan bahan yang
diperlukan,
memotivasi siswa
agar dapat menduga
apa yang akan terjadi
terhadap kegiatan
yang akan dilakukan
guru.
Orientasi siswa
kepada fenomena
yang akan terjadi.
Pengamatan
(Observasi)
Guru membimbing
siswa dalam
melakukan kegiatan
percobaan.
Siswa melakukan
percobaan dan
mengamati hasil
percobaan yang
dilakukan.
Menjelaskan
(Explain)
Guru membimbing
siswa dalam
mengemukakan hasil
percobaan yang
dilakukan.
Siswa menjelaskan
apa yang terjadi
selama percobaan
berlangsung dan
mengemukakan
hasilnya.
2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Probex
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
21
Menurut Liew dalam Kamasanti (2011) model pembelajaran Probex
memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
a) Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam
mengajukan prediksi.
b) Dengan melakukan eksperimen untuk menguji prediksinya untuk
mengurangi verbalisme.
c) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab peserta didik
tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang
terjadi melalui eksperimen.
d) Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan
memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan)
dengan kenyataan. Dengan demikian peserta didik akan lebih
meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Kekurangan model pembelajaran Probex, yaitu :
a) Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan
penyajian persoalan pembelajaran IPA dan kegiatan eksperimen
yang dilakukan untuk membuktikan prediksi yang diajukan peserta
didik.
b) Untuk kegiatan eksperimen, memerlukan peralatan, bahan-bahan
dan tempat yang memadai.
c) Untuk melakukan kegiatan eksperimen, memerlukan kemampuan
dan keterampilan yang khusus bagi guru, sehingga guru dituntut
untuk bekerja secara lebih profesional.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
22
d) Memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran peserta didik (Yupani, Garminah,
dan Mahadewi, 2013).
2.4 Aktivitas Belajar Siswa
2.4.1 Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar
agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif
adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004).
Dalam proses pembelajaran, belajar yang berhasil mesti melalui
berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik aupun psikis. Aktivitas fisik
ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,
bermain ataupun bekerja, tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat
atau hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya
bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka
pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan
supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang
optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif :
mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan,
mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya. Kegiatan atau keaktifan
jasmani fisik sebagai kegiatan yang nampak, yaitu saat peserta
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
23
didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain.
Sedangkan kegiatan psikis nampak bila sedang mengamati dengan teliti,
memecahkan persoalan dan mengambil keputusan, dan sebagainya
(Rohani dan Ahmadi, 1995).
2.4.2 Aktivitas dan Indikator dari Aktivitas Belajar Siswa
Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka ranah-ranah tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Ranah kognitif, adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, seperti kemampuan
mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif
menurut Bloom terdiri dari enam tingkatan yaitu pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Ada
lima tingkatan dalam ranah afektif ini yaitu penerimaan, merespons,
menghargai, organisasi, dan pola hidup.
3. Ranah psikomotor, meliputi semua tingkah laku yang menggunakan
syaraf dan otot badan. Ada lima tingkatan dalam ranah ini, yaitu
imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Sanjaya,
2009).
Diedrich dalam Hanafiah, dkk (2010) menyatakan, aktivitas belajar
dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut :
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
24
1. Visual activities (kegiatan visual), yaitu membaca, melihat gambar-
gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Oral activities (kegiatan lisan), yaitu mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara diskusi, dan
interupsi.
3. Listening activities (kegiatan mendengarkan), yaitu mendengarkan
penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
atau mendengarkan radio.
4. Writing activities (kegiatan menulis), yaitu menulis cerita, menulis
laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline
atau rangkuman, dan mengerjakan tes serta mengisi angket.
5. Drawing activities (kegiatan menggambar), yaitu menggambar,
membuat grafik, diagram, peta, dan pola.
6. Motor activities (kegiatan motorik), yaitu melakukan percobaan,
memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.
7. Mental activities (kegiatan mental), yaitu merenungkan mengingat,
memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-
hubungan, dan membuat keputusan.
8. Emotional activities (kegiatan emosional), yaitu minat, membedakan,
berani, tenang, merasa bosan, dan gugup.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017
25
2.5 Hasil Penelitian Terkait
Penulis menyadari bahwa secara substansial penelitian ini tidaklah
sama sekali baru. Hal ini terbukti dengan adanya karya-karya sejenis yang
membahas masalah tersebut. Dengan demikian karya ini adalah meneruskan
karya-karya sudah ada. Untuk itu penulis mencoba menggali informasi dari
buku-buku, dan hasil penelitian yang berhubungan untuk menjadikan
sebagai sumber acuan dalam penelitian ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juniati (2009) dengan
menggunakan Probex dapat menantang siswa untuk lebih kreaktif
khususnya dalam memprediksi. Dimana siswa dilibatkan dalam meramalkan
suatu fenomena, melakukan observasi melalui demonstrasi atau eksperimen,
dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi dan ramalan mereka
sebelumnya.
Selain dari penelitian di atas, ada beberapa hasil penelitian terkait
mengenai penerapan model pembelajaran Probex, yaitu : Nana dalam Safitri
dan Suputra (2015) menjelaskan bahwa model pembelajaran Probex
memungkinkan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Meilani Hermawati, FKIP UMP, 2017