Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pedagang Sayur Keliling

Pedagang Sayur Keliling (Vegetable merchant circle) adalah salah satu

usaha yang merupakan suatu kegiatan perdagangan eceran yang melaksanakan

pemberian jasa. pedagang sayur keliling merupakan salah satu pekerjaan yang

berperan dalam mengurangi pengangguran.

Pedagang sayur keliling sering dihubungkan dengan proses urbanisasi,

masalah dan kebijakan kesempatan kerja, serta tentang kerangka dan perencaan

kota. Pedagang sayur keliling biasanya digambarkan sebagai perwujudan

pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun

semakin besar di desa dan perkotaan, karena adanya ketidakseimbangan antara

lapangan kerja dengan angkatan kerja.

Meskipun pedagang sayur keliling dipandang sebelah mata di masyarakat

yang dianggap sebagai jenis pekerjaan yang sama sekali tidak relevan. Sekalipun

produktivitas para pedagang sayur keliling itu sangat rendah jika dibandingkan

dengan pedagang di sektor ekonomi modern, namun dunia mereka jauh lebih

superior daripada dunia pengangguran. Betapapun sederhananya penampilan

mereka dilihat dari segi estetika tata kota, namun jelas mereka itu memberi

pelayanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat desa dan kota, dan menjadi

bagian intergral dari sistem ekonomi urban. Sekalipun produktivitasnya rendah,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

13

namun sektor ini telah memberikan mata pencaharian kepada banyak orang

berupa pekerjaan tetap maupun sampingan yang berpendapatan cukup.

Meskipun usaha pedagang sayur keliling tersebut bersifat mandiri awalnya

tergantung pada pihak terkait, namun diharapkan adanya pembinaan yang efektif

agar mereka bisa mandiri dan berkembang dengan baik. Dengan kemandirian

tersebut, Pedagang Sayur keliling tidak lagi tergantung kepada pihak terkait tetapi

mempunyai kaitan yang sifatnya saling mendukung dan saling membutuhkan.

Keterkaitan tersebut bertujuan untuk menciptakan kondisi pasar yang sehat dan

dinamis. Sehat diartikan sebagai pasar yang didalamnya terdapat bermacam-

macam usaha yang bergerak bersama-sama dalam persaingan yang sehat. Dinamis

berarti bahwa keterkaitan usaha tersebut bukanlah hubungan antara pemberi dan

penerima, melainkan hubungan rasional kedua belah pihak yang saling membantu,

saling mendukung dan saling membutuhkan. Bukan merusak pasar yang hanya

akan menguntungkan untuk dirinya sendiri tetapi merugikan bagi orang lain.

Dengan melihat manfaat hadirnya pedagang sayur keliling, maka kegiatan

usahanya perlu dibina dan ditata agar benar-benar bermanfaat, baik bagi pedagang

sayur keliling sendiri maupun bagi masyarakat serta pemerintah.

Penelitian tentang sektor informal di Indonesia mengambil daerah-daerah

Bandung, Cirebon, Tasik Malaya, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Hasilnya

adalah bahwa pekerja sektor informal pada sub sektor perdagangan adalah

penerima penghasilan terbesar. Keuntungan rata-rata per hari yang mereka

peroleh adalah sebesar Rp.2.500,- untuk Pedagang Sayur Keliling dan Rp 2.400,-

untuk pedagang yang telah menetap. Bila dilihat dari lamanya berusaha, pedagang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

14

sayur keliling rata-rata baru berusaha selama 1-5 tahun. Kalau dilihat dari umur

para pekerja, mereka berkisar antara 30-50 tahun, meskipun juga ada yang berusia

di bawah 30 tahun.

Salah satu potensi yang cukup menonjol dalam perekonomian Indonesia

adalah kemampuannya sebagai penyedia lapangan kerja bagi kelebihan

penawaran kerja di daerah perkotaan. Di samping itu, sektor informal juga dapat

menggerakkan partisipasi wanita. Dengan anggapan bahwa sektor informal itu

relatif kecil menyerap tenaga kerja dan tidak perlu mendapat perhatian khusus.

Tinjauannya mengenai sektor informal menunjukkan bahwa perekonomian

sektor informal relatif lebih stabil daripada sektor formal, karena sektor informal

tidak tergantung pada perekonomian internasional, modal yang besar maupun

ketrampilan yang tinggi. Kelesuan ekonomi relatif kurang dirasakan di sektor

informal. Juga dikatakan bahwa pertumbuhan sektor informal dapat

meningkatkan ekonomi daerah yang lemah.

Selanjutnya Litbang DPP – FBSI menyebutkan bahwa penghasilan di

sektor informal ini sangat tinggi. Di Jakarta pekerja sektor informal memperoleh

penghasilan minimal Rp 1.050,- selain itu pedagang sayur keliling memperoleh

antara Rp.2000 dan Rp 3000,- perhari. Demikian pula dari hasil-hasil penelitian

yang telah dihimpun oleh Puslitbang Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja RI,

1995 menyebutkan bahwa motor setengah pemilik (kreditan) untuk dibebani

ongkos sewa tetapi dibebani cicilan, pendapatannya berkisar antara Rp 400,-

sampai Rp 1.250 perhari.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

15

Yang melakukan penelitian tentang pemupukan modal pedagang sayur

keliling di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban, menyimpulkan bahwa sebagian

besar pedagang sayur keliling tidak atau kurang mampu memupuk modal. Modal

produktif yang mereka miliki tidak berkembang dan atau lambat berkembang. Hal

itu dikarenakan hasil atau laba dari pendapatan setiap harinya digunakan untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari, jadi modal mereka jumlahnya tetap atau

bertambah sedikit bahkan bisa berkurang. Sehubungan itu pula pendatan (dan

taraf hidup) mereka tidak dapat atau kurang cepat meningkat. Dinyatakan bahwa

80.32 persen Pedagang Sayur Keliling tergolong bukan wiraswasta dan

kewiraswastaannya rendah 91,34 persen tidak memiliki sikap mengutamakan

pengembangan usaha dagang. Data tentang tingkat pemupukan modal

menunjukkan bahwa 7,87 persen pedagang mengalami penyusutan modal dan

65,35 persen pedagang tidak mengalami perubahan dalam jumlah modalnya.

Tampak bahwa sektor informal banyak terdapat di negara-negara sedang

berkembang. Pekerjaannya pada umumnya berpendidikan rendah, terjadi akibat

adanya migrasi dari desa ke kota, berpenghasilan rendah dan kurang memupuk

modal serta mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pedagang sayur keliling dapat

menyediakan lapangan pekerjaan bagi kelebihan angkatan kerja, tertutama yang

berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan. Usaha ini cenderung menjadi

pekerjaan tetap bagi pedagang sayur keliling di Kecamatan Soko dan hanya

sebagian dari pedagang yang menjadikan usaha ini sebagai pekerjaan sampingan.

Umumnya para pedagang sayur keliling dalam memenuhi kebutuhan modalnya

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

16

meminjam pada keluarga, teman, menjual harta maupun mengambil tabungan

sendiri yang tidak akan menanggung beban bunga. Terhadap keberhasilan usaha

pedagang sayur keliling , diantara empat variabel bebas (modal usaha, tingkat

pendidikan, pengalaman berusaha dan sikap usaha dagang), hanya variabel modal

usaha dan sikap usaha dagang yang berpengaruh secara signifikan terhadap

keberhasilan usaha pedagang sayur keliling. Namun dilihat dari rentabilitas

ekonomis, variabel modal menunjukkan kecenderungan yang negatif. Ini berarti

semakin tinggi modal usaha yang digunakan, justru semakin tidak efisien (web,

id-jurnal blogspot, 2009).

Menurut Peraturan Daerah nomor 13 tahun 2005 tentang penataan

pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima adalah penjual barang atau jasa yang

secara perorangan dan atau kelompok berusaha dalam kegiatan ekonomi yang

tergolong dalam skala usaha kecil yang menggunakan fasilitas umum dan bersifat

sementara atau tidak menetap dengan menggunakan peralatan bergerak maupun

tidak bergerak dan atau menggunakan sarana berdagang yang mudah dipindahkan

dan dibongkar pasang.

Menurut Gulo (2002), pedagang kaki lima diartikan sebagai usaha kecil

masyarakat yang bergerak di bidang perdagangan dengan lingkungan usaha yang

relatif kecil, terbatas dan tidak bersifat tetap. Dalam pengertian ini, pedagang kaki

lima sering dilekati oleh ciri-ciri perputaran uang yang kecil, tempat usaha yang

tidak meneetap, modal terbatas, segmen pasar pada masyarakat kelas menengah

ke bawah dan jangkauan usaha yang tidak terlalu luas.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

17

Karakter utama dari pedagang sayuran keliling adalah:

1. Mengusahakan agar barang dagangannya habis terjual pada hari itu juga.

Hal ini karena dagangannya bersifat tidak tahan lama atau jumlahnya

sedikit sehingga diharapkan ada perputaran modal setiap harinya.

Akibatnya pedagang sayur keliling akan berusaha sedekat mungkin

dengan calon pembelinya agar barang dagangannya habis terjual.

2. Bekerja setiap hari sesuai keinginan dan selama kondisinya

memungkinkan.

3. Cara penyajian dan pengemasan barang sangat sederhana tanpa

memperhatikan kualitas produk baik secara fisik maupun estetika.

4. Biasanya jenis sayuran yang dijajakan berbeda beda sesuai dengan musim

tanam sayuran.

5. Harga yang ditawarkan fluktuatif karena menyesuaikan dengan kondisi

komoditi, dagangan dan waktu berdagang serta kelangkaan barang serta

daya tawar menawar.

2.2. Keuntungan Berdagang Sayur Keliling

Para pedagang sayur keliling di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban

berdagang sayur dengan menggunakan sepeda kayuh atau sepeda motor.

Meskipun sepertinya kecil, namun sebenarnya kegiatan ini dapat menghasilkan

keuntungan yang lumayan. Keunikan lainnya dari pedagang sayur keliling yaitu

dari segi pendekatannya. Pendekatan yang dilakukan menggunakan sistem

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

18

kekeluargaan. Banyak keuntungan yang bisa diambil daripada membuka warung

di rumah. Kelemahan membuka warung di rumah, belum tentu tempat yang

dipakai strategis dan mudah dijangkau. Sedangkan berdagang sayur keliling dapat

berpindah-pindah tempat berkeliling sampai menemukan tempat yang strategis

untuk di jangkau setiap hari untuk menghampiri pelanggan yang sudah

berlangganan dan mencari pelanggan baru. Berikut 5 keuntungan berdagang

sayur keliling (web, bisnishack 2014) :

1. Jemput Bola

Sistem menjemput bola adalah mendatangi pelanggan dari pintu ke pintu.

Hal ini lebih tepat sasaran karena biasanya para ibu-ibu sendang berkumpul untuk

menunggu para pedagang sayur datang. Pedagang bisa berkeliling komplek dari

RT ke RT atau dari Desa ke Desa. Berkeliling sambil meneriakkan “sayur” dan

membunyikan klakson sepeda motor bagi pedagang yang berjualan menggunakan

sepeda motor, kemudian sebagian ibu-ibu akan segera keluar dan membeli

dagangan. Sering kali mereka menunggu pedagang lewat untuk membelinya.

Cara ini sangat ampuh dan efisien bagi mereka yang tidak memiliki tempat

strategis untuk berjualan. Pelanggan akan lebih mudah mengenal pedagang dan

produk yang ditawarkan. Namun usaha menjemput bola ini membutuhkan usaha

yang keras. Manfaat lainnya bisa mempererat tali silaturrahmi pelanggan dengan

pedagang. Pedagang akan hafal betul nama ibu-ibu yang sering membeli sayuran

karena hamper setiap hari menjumpai para pelanggan setianya. Untuk permulaan,

lengkapi dagangan namun dalam jumlah yang sedikit saja. Karena ketika baru

mengelilingi wilayah tersebut banyak orang yang tidak tahu bahwa ada pedagang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

19

sayur keliling baru. Semua butuh proses dan adaptasi. Jika belum ada yang

membeli, sesekali berhenti di suatu titik yang strategis untuk menunggu pembeli

keluar. Bisa saja saat pedagang berteriak dan membunyikan klakson para ibu-ibu

tidak mendengarnya. Jangan mudah menyerah dan putus asa.

2. Memudahkan Pelanggan

Seiring dengan perkembangan teknologi yang serba modern ini sekarang

proses jual beli sudah banyak menggunakan sistem pesan online lewat hand

phone, dimana hampir semua masyarakat menginginkan kepraktisan dan

kemudahan dalam memenuhi kebutuhan. Mempermudah pelanggan dalam

mencari sayuran untuk dimasak adalah salah satunya, biasanya pelanggan bisa

pesan lewat sms atau whatsapp malam harinya. barang apa yang akan di pesan

sehingga pedagang bisa mencarikan barang apa yang telah di pesan konsumen

kepadanya untuk dicari di pasar tradisional. Pelanggan tinggal menggu di rumah

sampai pedagang lewat dengan membawakan barang pesanannya. Pelanggan

tidak perlu lagi pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Terutama bagi para ibu-

ibu rumah tangga yang masih harus mengerjakan pekerjaan lain. Sambil

menunggu pedagang mereka bisa mengerjakan pekerjaan lain. Pelanggan bisa

membeli bahan yang sedikit pada dagangan yang pastinya akan sangat

menghemat kantong. Biasanya ibu-ibu tidak suka membeli dalam porsi besar

karena belum tentu sayur itu akan dimasak sekalian.

Terkadang pelanggan akan memesan sesuatu untuk dimasak keesokan

harinya. Ajang membeli sayur bisa digunakan pelanggan untuk saling bertemu

dan bercerita. Ketika sudah laris, pedagang perlu menambah jumlah dagangan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

20

agar semua pelanggan tidak kecewa. Mereka sudah menunggu namun sayuran

sudah habis. Jika mereka rela menunggu berarti mereka mempercayakan

sayurannya kepada pedagang. Ingat pelanggan adalah pembeli yang manja,

mereka sangat senang dimanjakan. Semua orang menyukai hal-hal yang mudah

dari pada yang rumit.

3. Sayuran Masih Dalam Keadaan yang Segar

Sudah bisa dipastikan sayuran masih segar karena pedagang baru saja

membelinya dari petani dan dari pasar. Mulai dari ikan, ayam, daging, sayuran

dan bumbu dalam keadaan segar. Tentunya akan membuat pelanggan senang

dalam berbelanja karena sayuran yang dibawa selalu segar. Atau jika memang

ada dagangan yang tidak laku pada hari itu dan tidak mungkin untuk

membuangnya, pedagang bisa menjualnya hari besok dengan harga yang sama

ketika membeli di pasar. Tidak mengapa jika rugi sedikit yang penting dagangan

habis dan tidak terbuang sia-sia. Nantinya modal juga cepat kembali. Tapi ingat

dagangan kemarin harus masih layak untuk dikonsumsi karena biasanya sayur-

sayuran cepat layu dan daging akan mengeluarkan bau yang tidak sedap karena

sudah satu hari lebih tidak laku. Jika pedagang menipu maka harus siap dengan

putusnya hubungan antara pedagang dan pelanggan. Jangan pernah

mencampurkan bahan berbahaya untuk membuat sayur selalu segar. Ini adalah

tindakan kriminal dan merugikan kesehatan orang lain. Pedagang yang awet

adalah pedangan yang jujur. Meski hanya penjualan sayur, harus mengerti tata

krama dan sopan santun untuk menghadapi pelanggan. Setiap pelanggan

memiliki sifat yang berbeda-beda. Tunjukkan keramahan maka pelanggan akan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

21

merasa nyaman menjadi langganan. Jika mendapat pelanggan yang menyebalkan

tetap sabar menghadapinya. Bagaimanapun juga Anda membutuhkan mereka

untuk membeli dagangan tanpa sisa. Kepuasan pelanggan adalah kunci utama

dalam melakukan usaha apapun.

4. Lebih Menyeluruh

Ini keuntungan besarnya, bisa saja semua penghuni komplek atau RT

adalah pelanggan. Dengan berjualan sayur keliling semua daerah bisa dijangkau

dengan mudah. Yang tadinya rumahnya jauh dari pasar tidak perlu lagi pergi ke

pasar. Sistem dagang berkeliling akan mempermudah untuk memperkenalkan

usaha. Selain itu sepeda yang digunakan bisa melewati gang-gang kecil karena

ukurannya tidak terlalu besar dan tidak memenuhi jalan. Pastinya nanti pedagang

akan hafal mana daerah yang ramai pembeli dan mana yang sepi pembeli. Mana

yang biasanya membeli ini dan mana yang biasanya membeli itu.

Berbeda dengan mereka yang membuka warungnya di titik tertentu.

Mereka tidak bisa menjangkau pelanggan yang berada di gang-gang sempit

karena menggunakan sistem biarkan pelanggan yang datang membeli. Memang

dengan itu mereka tidak perlu lelah berjualan berkeliling mengelilingi semua

wilayah, namun cara itu kurang efektif. Terkadang ada pelanggan yang malas

untuk keluar rumah bisa karena kendala cuaca yang panas atau hujan. Dari kedua

sistem ini pedagang bisa memilih mana yang efisien dan mana yang tidak.

Tinggal memilih saja, memang saat berkeliling banyak tenaga yang dikeluarkan.

Tapi ada manfaat lain yaitu tubuh menjadi lebih sehat karena terbiasa bergerak

mendatangi pelanggan yang sudah menunggu. Dengan berkeliling tentunya akan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

22

menambah kenalan yang lebih banyak karena dalam melakukan usah perlu di

kenal oleh masyarakat luas.

5. Membuat Pelanggan Menjadi Setia

Pedagang harus selalu datang membawa dagangan yang sudah dinantikan

oleh banyak pelanggan. Karena kemudahan ini pelanggan mempercayakan

belanjaannya. Mereka akan setia membeli dagangan. Bahkan jika satu hari saja

pedagang tidak berkeliling keesokan harinya banyak pelanggan yang menanyai

mengapa tidak berjualan. Untuk mengantisipasinya pedagang bisa memberitahu

terlebih dahulu bahwa keesokan harinya tidak berjualan karena alas an tertentu.

Dengan begitu untuk sementara pelanggan bisa membeli sayuran pada orang lain.

Mencari pelanggan yang setia sangat sulit, setelah mendapatkannya jaga kesetiaan

mereka. Jangan pernah kecewakan dengan kehadiran yang tidak rutin berkeliling

atau lama tidak berkeliling lalu tiba-tiba muncul. Pastinya akan membuat

pelanggan kesal, ketika menanti malah tidak datang tapi ketika tidak ingin

membeli justru datang. Atau pelanggan sudah memesan suatu sayuran namun

pedagang lupa untuk membawakannya. Inilah yang memutuskan kesetian

pelanggan. Pelanggan akan mencari langganan lain karena mengembalikan

kepercayaan itu sulit jadi jagalah kepuasan pelanggan.

2.3. Peluang Besar Usaha Pedagang Sayur Keliling

Dengan adanya pedagang sayur keliling masyarakat sangat terbantu karena

para ibu rumah tangga tidak perlu repot-repot harus pergi berbelanja ke pasar atau

ke warung, para ibu rumah tangga hanya cukup tinggal menunggu para pedagang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

23

sayur keliling yang sudah terbiasa jualan. Dengan adanya pedagang sayur keliling

maka para ibu akan lebih hemat waktu.

Seperti para pedagang sayur di Kecamatan Soko kebanyakan para

pedagang keliling dengan menggunakan sepeda kayuh dan sepeda motor karena

mengingat medan di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban jangkauannya jauh

sehingga tidak memungkinkan para pedagang sayur keliling dengan menggunakan

gerobak dorong. Pedagang sayur yang berkeliling di Kecamatan Soko Kabupaten

Tuban tidak hanya laki-laki tapi para ibu rumah tangga pun juga ikut menggeluti

berdagang sayur keliling dengan menggunakan sepeda kayuh dan sepeda motor.

Setiap daerah atau dusun terdapat beberapa pedagang sayur keliling namun

para pedagang keliling mengambil waktu yang berbeda. Dapat di pastikan setiap

hari ada pedagang sayur yang berjualan bahkan dalam satu hari ada dua atau lebih

pedagang sayur pagi dan siang. Barang-barang yang di jual lengkap segala

kebutuhan ibu di dapur hanya sebagian dari bahan pelengkap saja yang tidak

tersedia.

Sayur adalah kebutuhan primer manusia yang harus selalu di siapkan,

karena pada dasarnya tubuh manusia membutuhkan kandungan gizi yang cukup

supaya tubuh selalu sehat. Tidak semua orang mempunyai banyak waktu untuk

pergi ke pasar saat pagi, kebanyakan orang lebih suka untuk membeli sayur dari

pedagang sayur keliling, yang menurut mereka lebih efisien dan menghemat

waktu.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

24

Dari situlah sudah terlihat jelas bahwa berdagang sayur keliling adalah

peluang usaha yang sangat menjanjikan saat ini bahkan sampai masa depan nanti,

sehingga jualan dengan cara berkeliling termasuk dalam usaha jualan

menggunakan sepeda atau sepeda motor yang tentunya sangat menjanjikan. Bagi

pedagang yang ingin memulai usaha ini ada baiknya mengetahui beberapa tips

dan strategi yang bisa di pelajari sebelum menjalankan usaha sayur keliling,

karena berjualan itu tidak mudah harus ada wawasan dan pengetahuan tentang tata

cara bedagang. Berikut adalah tips sebelum memulai usaha berdagang sayur

keliling :

1. Tentukan Lokasi

Saat berkeliling menjual sayuran, seorang pedagang tidak bisa asal jalan

memilih tempat yang akan di datangi. Karena tidak semua lokasi bagus untuk

berdagang keliling. Jika ingin memilih berdagang pada lokasi yang padat

penduduk, cobalah untuk melakukan survey, apakah banyak pesaing yang juga

berdagang sayuran keliling, jika jumlah tidak terlalu banyak, pedagang bisa mulai

berkeliling berdagang disana. Lokasi yang paling tepat untuk berdagang sayur

keliling adalah desa padat penduduk yang jauh dari pasar. Desa yang padat

penduduk tentu kebutuhan akan sayurannya juga banyak. Hal ini akan menjadi

peluang yang besar bagi pedagang sayur keliling.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

25

2. Siapkan Modal

Setelah mendapatkan beberapa lokasi yang sudah di survei, langkah

selanjutnya adalah mempersiapkan modal yang di gunakan untuk membeli sayur

dan sarana pendukung lainnya. Untuk mendapatkan sayuran yang akan di jual,

pedagang bisa membelinya di pasar-pasar tradisional, atau jika ingin mendapat

harga yang lebih murah pedagang bisa membeli langsung pada petani. Bila ada

petani yang mau bekerja sama, tentu sangat menguntungkan karena harga dari

petani dengan harga dari pasar pasti selisihnya lumayan banyak, hal ini tentunya

akan menjadi keuntungan tersendiri bagi pedagang sayur. berdagang sayur adalah

termasuk usaha kecil-kecilan dengan untung besar, jadi jangan ragu untuk segera

memulai usaha ini.

3. Pilih Kendaraan

Kendaraan adalah modal utama yang harus di miliki untuk jualan sayuran,

untuk memudahkan pedagang menjangkau daerah yang jauh sekalipun.

Kebanyakan kendaraan yang paling sering di gunakan untuk berjualan adalah

sepeda dan sepeda motor. Jika mempunyai motor bisa menggunakan rengkek

(tempat membawa sayuran). Di pasang di jok belakang dan dikaitkan dengan

sepeda menggunakan tali agar tidak mudah lepas.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

26

4. Layani Pelanggan Sebaik Mungkin

Selanjutnya adalah cara pelayanan , meski hal ini terkesan sepele, namun

bila di terapkan dengan baik maka pedagang akan mendapat banyak pelanggan

tetap. Biasanya pelanggan dari rumahan atau komplek tidak membayar cash,

jangan menolak, karena konsumen yang memiliki hutang akan memiliki

keterikatan dengan pedagang, sehingga mereka akan terdorong untuk terus

berbelanja sayuran kepada pedagang. Namun ada juga pelanggan yang

menghilang atau ganti pedagang yang lain karena memiliki hutang, hal tersebut

adalah resiko dalam melakukan usaha. Jangan lupa untuk selalu melayani

pelanggan dengan ramah dan senyuman. Pelayanan yang baik sangat berpengaruh

terhadap kepuasan pelanggan yang akan menimbulkan dampak baik bagi setiap

usaha apapun.

5. Tawarkan Kepada Pembeli Tentang Sistem Pesan

Setiap ada pembeli jangan lupa untuk selalu menawarkan pesanan yang

mungkin tidak dijual oleh pedagang. Pedagang bisa menawarkan jasa pesanan

barang atau sayuran yang di inginkan oleh konsumen, meski barang tersebut tidak

ada kaitnya dengan usaha. Tentu saja hal itu akan menjadi peluang baru dengan

berjualan produk lain selain yang di jual setiap harinya dan mungkin akan

menambah inovasi baru pada usaha berdagang sayur keliling.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

27

2.4. Teori Harga dan Penetapan Harga

Harga adalah suatu nilai atau nominal yang harus di keluarkan oleh

pembeli untuk mendapatkan barang atau jasa yang memiliki nilai guna beserta

pelayanannya. Dalam menetapkan harga di perlukan suatu pendekatan yang

sistematis, di mana melibatkan penetetapan tujuan dan mengembangkan suatu

struktur penetapan harga yang tepat. Dalam usaha berdagang sayur keliling

penetapan harga tentunya sangat berpengaruh terhadap kelancaran usahanya

karena terlalu banyak pesaing-pesaingnya. Jadi dalam menentukan harga seorang

pedagang harus pandai menghitung antara modal dan laba, jangan mengambil laba

terlalu banyak tapi juga jangan terlalu sedikit karena harus di perhitungkan juga

dengan biaya operasionalnya. Dalam berdagang mengambil laba sedikit tapi

dagannya laris itu lebih baik dibandingkan dengan mengambil laba banyak tapi

tidak laku-laku. Mengambil laba sedikit tapi terus menerus atau berkelanjutan

sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan prospek usaha tersebut.

2.4.1. Metode-Metode Penetapan Harga

Metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori

utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya,

berbasis laba, dan berbasis persaingan (web, ilmu ekonomi. 2016).

a. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan

Merupakan metode yang menekankan harga pada permintaan pelanggan

yang berpengaruh pada biaya, laba, dan persaingan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

28

b. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

Pada metode ini Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan

pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat

menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

c. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

Metode ini bertujuan menyeimbangkan antara pendapatan dan biaya

dalam penetapan harga. Hal ini dilakukan atas dasar target volume laba

spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau

investasi.

d. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan

Metode ini harga ditentukan berdasarkan harga-harga pesaingnya. Hal ini

dilakukan agar tidak ketinggalan dengan kompetitornya. Dalam metode ini

paling tidak menetapkan harga yang sama atau di bawah kompetitrornya.

2.4.2. Tujuan Penetapan Harga

1. Berorientasi pada Laba, bahwa setiap pedagang selalu memilih harga yang

dapat menghasilkan laba yang paling tinggi atau sering disebut

”maksimisasi laba”.

2. Berorientasi pada Volume, bahwa penetapan harga sedemikian rupa agar

dapat mencapai tingkat volume penjualan tertentu, nilai penjualan atau

pangsa pasar tertentu.

3. Berorientasi pada citra (image), bahwa penetapan harga tertentu dapat

membentuk citra pedagang, misalnya menetapkan harga tinggi dapat

membentuk citra pedagang yang prestisius, sementara menetapkan harga

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

29

yang rendah memungkinkan menjaga nilai pedagang agar terkesan murah

(menjaga harga yang terendah di suatu daerah).

4. Berorientasi pada Stabilitas Harga, hal ini dilakukan untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara suatu pedagang sayur

keliling dan harga di pasar tradisional.

2.5. Usaha Informal

Menurut UndangUndang Republik Indonesia no.9 tahun 1995 tentang

usaha kecil menyatakan bahwa usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat

yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan atau hasil penjualan per

tahun sebagai berikut: (1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, (2) memiliki hasil

penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000 (3) milik warga Negara

Indonesia, (4) berdiri sendiri, dan (5) bentuk usaha perorangan.

2.5.1. Ciri-ciri Sektor Usaha Informal

Sektor Usaha Informal Hanya Memiliki Ruang Lingkup Usaha Ekonomi

yang Sempit dan Kecil

Mengapa sektor usaha informal hanya memiliki ruang lingkup usaha

ekonomi yang sempit dan kecil-kecil? Karena sektor usaha informal dilakukan

oleh orang-orang yang bisa dikatakan tidak memiliki modal. Bahkan dapat terjadi

para pelaku dalam usaha sektor informal hanya meminjam barang-barang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

30

dagangan dari pengusaha besar, kemudian menjual menurut cara mereka sendiri

tanpa ada pengetahuan dan wawasan dalam berusaha.

Sektor Usaha Informal Tidak Memiliki Alat-alat Produksi yang Canggih

Di samping sangat kecilnya permodalan, para pelaku usaha sektor

informal juga tidak memiliki alat-alat produksi yang canggih. Peralatan usaha

ekonomi mereka sangat sederhana. Para pedagang sayur keliling hanya

menggunakan keranjang yang sederhana yang di pasang pada sepedanya.

Banyak Pelaku Ekonomi Sektor Usaha Informal Tidak Memiliki

Pendidikan/Keahlian Khusus

Dilihat dari keahlian usahanya, banyak pelaku ekonomi di sektor usaha

informal tidak ada yang memiliki pendidikan keahlian yang khusus. Mereka

hanya mengandalkan bakat dan tekat yang kuat untuk melakukan usaha. Banyak

diantara pelaku ekonomi di sektor usaha informal yang ikut-ikutan melakukan

usaha seperti yang sudah di lakukan oleh pelaku usaha informal. Namun setiap

orang memiliki jiwa berusaha yang berbeda-beda dan sulit untuk di tiru.

2.5.2. Contoh Kegiatan Ekonomi Sektor Informal

Dalam prakteknya, seorang pelaku ekonomi di bidang informal mungkin

melakukan dua jenis usaha atau lebih. Misalnya, seseorang melakukan tugas

sebagai pedagang sayur keliling yang menjajakan sayuran di pagi hari. Selain itu

pada sore hari mereka melakukan usaha potong rambut. Contoh-contoh kegiatan

ekonomi di sektor informal antara lain sebagai berikut ini.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

31

Pedagang Kaki lima

Pedagang kaki lima dapat kita jumpai di setiap tempat seperti di desa dan

di kota Para pedagang itu menjual barangnya dengan menggunakan atau memilih

tempat-tempat yang strategis di tepian jalan, di simpang empat, di sekeliling

terminal bus, di pinggir alun-alun, di bawah pohon yang teduh, di jalan-jalan besar

tepat pada sudut jalan masuk gang, dan sebagainya.

Mereka menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti gula, susu

kental, rokok, korek api, sabun, minuman dalam botol, obat-obatan, koran, dan

sebagainya Barang dagangannya ditaruh pada gerobak atau bangunan mirip kios

dalam ukuran yang relatif kecil dengan peralatan yang sangat sederhana. Untuk

memperkuat posisi ekonomi mereka

Pedagang Keliling

Pedagang yang termasuk pedagang keliling adalah mereka yang menjual

barangnya dengan cara mendatangi para konsumennya secara langsung dengan

membawa barang dagangannya itu sendiri secara langsung pula. Jadi, para

pedagang keliling, baik dipesan oleh konsumennya atau tidak, selalu membawa

dagangannya berkeliling menuju lokasi-lokasi tempat tinggal para konsumen

mereka yang sudah biasa di datangi setiap hari. Pada prinsipnya, pedagang

keliling sama dengan pedagang kaki lima dilihat dari besarnya modal usaha yang

dimiliki, alat-alat produksi yang digunakan, dan tingkat keterampilan dan

pendidikan mereka. Namun demikian, satu aspek yang membedakan ialah lokasi

kegiatan usaha informal mereka. Para pedagang keliling harus menjual barangnya

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

32

dengan cara berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Mereka

biasanya membawa barang dagangannya dengan kendaraan seperti sepeda motor,

sepeda kayuh, gerobak dorong, atau bahkan menggendong atau memikulnya

sendiri dari satu tempat ke tempat lain.

Pedagang Asongan

Pedagang asongan juga termasuk orang-orang yang bergerak dalam sektor

usaha informal. Ciri penting pedagang asongan tampak pada cara mereka

menawarkan barang dagangannya. Para pedagang asongan sangat aktif

menawarkan barang dagangan dengan menyodorkannya langsung kepada calon

pembeli. Jenis barang yang dijual adalah barang-barang kebutuhan yang mudah

dibawa dan ringan, seperti rokok, koran, majalah, permen (gula-gula), minuman

dalam botol, buah-buahan, manisan, mainan anak-anak, telur puyuh, tahu goreng

dan sebagainya.

Pedagang Sambilan

Kita dapat juga mencari contoh lain mengenai orang-orang yang berusaha

di sektor informal. Contoh yang terakhir ialah pedagang sambilan. Dikatakan

pedagang sambilan karena mereka berdagang tidak secara rutin. Sebaliknya,

pedagang sambilan melakukan kegiatannya pada saat tertentu jika kegiatan

utamanya sedang tidak mereka lakukan. Kegiatan itu di samping untuk mencari

tambahan penghasilan juga digunakan untuk mengisi waktu yang luang.

Sebenarnya mereka juga dapat dikelompokkan sebagai pedagang asongan. Akan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

33

tetapi karena munculnya kegiatan itu terkait dengan luangnya waktu para

pedagang, mereka sering disebut sebagai pedagang sambilan. Produk yang

mereka jual tidak saja berupa barang dalam arti material. Tetapi mereka juga

sering menjual produk dalam arti jasa.

Sektor informal cenderung menciptakan lapangan pekerjaan dari pada

mencari lapangan pekerjaan. Di zaman sekarang ini mencari pekerjaan itu sangat

sulit karena terlalu banyak persaingan lulusan-lususan pendidikan perguruan

tinggi Negri yang memiliki banyak ilmu dan pengetahuan serta kemampuan/skill.

Tentunya seseorang yang memiliki pendidikan rendah akan sulit untuk mencari

sebuah pekerjaan. Sektor informal dapat secara langsung berkontribusi terhadap

penurunan dan pengentasan kemiskinan.

Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa sektor informal menjadi

tumpuan ekonomi dari banyaknya penduduk di kota-kota Negara berkembang

yang sebagian besar penduduknya berada pada kategori menengah ke bawah

seperti pada kelompok pedagang sayur keliling di lokasi penelitian.

2.6. Biaya

Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh

suatu perusahaan atau peorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih

dari aktivitas yang dilakukan tersebut (Raharjaputra, 2009). Sebagai akuntan

mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa

untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang. Dalam

istilah biaya, kadang kala cukup merepotkan dalam membedakan antara costs dan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

34

expenses. Untuk membedakannya dijelaskan sebagai berikut (web, kajian pustaka

2015).

Costs adalah biaya dalam arti pengorbanana atau pengeluaran yang

dilakukan oleh suatu perusahaan atau individu yang berhubungan langsung

dengan output atau produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau

perorangan tersebut. Misalnya: bahan baku dan pembantu, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya usaha.

Expenses adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau perorangan

yang bersifat sebagai aktivitas pendukung saja, misalnya: biaya umum dan

administrasi.

Konsep dasar perilaku biaya input aktivitas adalah sumber daya yang

dikosumsi atau digunakan oleh suatu aktivitas untuk menghasilkan output. Input

aktivitas dapat berupa bahan, energi, tenaga kerja serta modal. Sedangkan output

aktivitas merupa-kan hasil atau produk suatu aktivitas yang dijalankan (Sukirno,

2013).

Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha memerlukan

pengorbanan fisik dan non fisik, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam

kegiatan ekonomi setiap kegiatan untuk memperoleh suatu barang atau jasa di

perlukan pengorbanan dari barang atau jasa lain dengan demikian perngorbanan

ini diartikan sebagai modal atau baiya. Biaya produksi dalam usaha dapat berupa

uang tunai, upah kerja untuk biaya persiapan dan biaya pembelian peralatan dan

sebagainya (Mubyarto, 2005).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

35

2.6.1. Jenis Biaya Berdasarkan Tujuan Pengambilan Keputusan

Berdasarkan tujuan pengambilan keputusan manajemen, biaya dapat

dikelompokkan ke dalam :

1. Biaya Relevan (relevant cost)

Biaya relevan merupakan biaya yang terjadi pada suatu alternatif tindakan

tertentu, tetapi tidak terjadi pada alternatif tindakan lain. Biaya relevan akan

mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya relevan harus

dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.

2. Biaya Tidak Relevan (irrelevant cost)

Biaya tidak relevan merupakan biaya yang tidak berbeda diantara alternatif

tindakan yang ada. Irrelevant cost tidak mempengaruhi pengambilan keputusan

dan akan tetap sama jumlahnya tanpa memperhatikan alternative yang dipilih.

Oleh karena itu biaya tidak relevan tidak harus dipertimbangkan dalam pembuatan

keputusan.

2.6.2. Jenis Biaya Berdasarkan Perilaku

Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan

keputusan, biaya dapat digolongkan sesuai dengan tingkah lakunya dalam

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan yang dikelompokkan menjadi

tiga jenis yaitu :

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

36

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak

dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan

tingkatan tertentu. Biaya tetap per unit berbanding terbalik secara proporsional

dengan perubahan volume kegiatan atau kapasitas. Biaya yang relative tetap

jumlahnya dan harus dikeluarkan walaupun produk yang dihasilkan banyak atau

sedikit. Semakin tinggi tingkat kegiatan, maka semakin rendah biaya tetap per

unit. Semakin rendah tingkat kegiatan, maka semakin tinggi biaya tetap per unit.

Contoh : biaya tenaga kerja, biaya bahan baku.

1. Biaya Variabel (Variable cost)

Biaya variabel (Variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan. Semakin

tinggi volume kegiatan atau aktivitas, maka secara proporsional semakin tinggi

pula total biaya variabel. Semakin rendah volume kegiatan, maka secara

proporsional semakin rendah pula total biaya variabel.

3. Biaya Semivariabel (Semivariabel cost/ Mixed Cost)

Biaya semivariabel adalah biaya yang mempunyai elemen biaya tetap dan

biaya variabel di dalamnya. Elemen biaya tetap merupakan jumlah biaya

minimum untuk menyediakan jasa sedangkan elemen biaya variabel merupakan

bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh volume kegiatan. Biaya

semivariabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan,

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

37

akan tetapi tingkat perubahannya tidak proporsional atau sebanding. Semakin

tinggi volume kegiatan, semakin tinggi pula jumlah biaya semivariabel, Semakin

rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah biaya semivariabel, tetapi

perubahannya tidak proporsional dengan perubahan volume kegiatan. Contoh

biaya semivariabel adalah biaya pemeliharaan dan perawatan usaha.

2.7. Penerimaan

Penerimaan adalah terjemahan dari revenue (atau sebaliknya) yaitu suatu

konsep yang menghubungkan antara jumlah barang yang diproduksi dengan harga

jual per unitnya. Konsep penerimaan tentu saja dipandang dari sisi permintaan

(bukan penawaran karena tidak semua barang yang ditawarkan akan menjadi

penerimaan (belum tentu laku dijual)). Pendapatan adalah aliran masuk atau

kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari

keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan

barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama

usaha.

TR = Q x P……………..(Sumber: Sukirno,2013)

Keterangan :

TR = Total pendapatan

P = Harga jual per unit

Q = Jumlah produk

Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin tinggi harga per

unit produk bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima produsen akan

semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

38

rendah maka penerimaan total yang diterima oleh produsen semakin kecil.

Penerimaan total yang dikeluarkan akan memperoleh pendapatan bersih yang

merupakan laba yang diperoleh produsen.

2.8. Pendapatan

Pendapatan adalah seluruh penerimaan dari hasil usaha atau pekerjaan

yang telah dilakukan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari

pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta

yang berlaku pada saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi

kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak

lagsung. pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan

jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.

Untuk memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan pengertian

dari pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku

Standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: “Arus

masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan

selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang

tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”. (web, hestanto 2017)

Pendapatan merupakan suatu unsur yang harus dilakukan dalam

melakukan suatu usaha karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin

mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

39

usaha. Menurut Sumitro (web, hestanto 2017) pendapatan merupakan jumlah

barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup masyarakat, dimana dengan adanya

pendapatan yang dimiliki oleh setiap jiwa disebut dengan pendapatan perkapita

dimana pendapatan perkapita menjadi tolak ukur kemajuan atau perkembangan

ekonomi. Pendapatan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap

kelangsungan suatu usaha, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka

semakin besar kemampuan suatu usaha untuk mengembangkan usaha tersebut

dan dapat mem back up semua biaya yang ada.. Kondisi seseorang dapat diukur

dengan menggunakan konsep pendapatan yang menujukkan jumlah seluruh uang

yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.

Ada definisi lain mengenai pendapatan yaitu pendapatan dikatakan sebagai jumlah

penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan

seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Menurut Sukirno (2002),

pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara yaitu:

1. Cara pengeluaran, cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan

nilai pengeluaran atau perbelanjaan ke atas barang – barang dan jasa.

2. Cara produksi, cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai

barang dan jasa yang dihasilkan.

3. Cara pendapatan, dalam perhitungan ini pendapaatan diperoleh dengan

cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima

Keuntungan atau laba pengusaha adalah penghasilan bersih yang diterima

oleh pengusaha, sesudah dikurangi dengan biaya-biaya produksi, atau dengan kata

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

40

lain, laba pengusaha adalah selisih antara penghasilan kotor dan biaya–biaya

produksi. keuntungan ekonomis dari barang yang dijual adalah selisih antara

penerimaan yang diterima produsen dari penjualan sumber yang digunakan untuk

membuat atau membeli barang tersebut. Jika biaya lebih besar dari pada

penerimaan berarti labanya negatif, situasi seperti disebut rugi (Lipsey et al,

2002).

Pemikiran seseorang terhadap pendapatan selalu tertuju pada nilai uang

yang diterima oleh seseorang dari pekrjaan atau usaha yang telah dilakuan,

bahkan masih banyak pengertian lain yang timbul dalam pemikiran seseorang.

Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang

menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah

tangga selama jangka waktu tertentu. Definisi lain dari pendapatan adalah jumlah

penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan

seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Dengan demikian pendapatan

merupakan gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat.

Pendapatan keluarga berupa jumlah keseluruhan pendapatan dan kekayaan

keluarga, dipakai untuk membagi keluarga dalam tiga kelompok pendapatan,

yaitu: pendapatan rendah, pendapatan menengah dan pendapatan tinggi.

Pembagian di atas berkaitan dengan, status, pendidikan dan keterampilan serta

jenis pekerjaan seseorang namun sifatnya sangat relative. Untuk menghasilkan

pendapatan tersebut dalam suatu periode tertentu yang juga sering disebut dengan

investasi, jadi jika investasi besar maka pendapatan mereka juga akan

bertambah.dengan rumus sebagai berikut:

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

41

Π = TR–TC................(Sumber: Sukirno, 2013)

Keterangan :

Π = Keuntungan/Laba usaha pedagang sayur keliling (Rp)

TR = Penerimaan usaha pedagang sayur keliling (Rp)

TC = Biaya total usaha pedagang sayur keliling (Rp)

2.9. Return Cost Ratio (R/C)

Return Cost Ratio (R/C) adalah perbandingan antara total penerimaan dari

hasil jual suatu produksi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan. R/C Ratio

(Revenue Cost Ratio) merupakan efisiensi usaha, yaitu ukuran perbandingan

antara Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = TC). Dengan

nilai R/C, dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak

menguntungkan. Usaha efisiensi (menguntungkan) jika nilai R/C > 1. Rasio ini

banyak digunakan oleh para pengusaha atau orang-orang yang menjalankan

usaha. Dengan demikian rasio ini merupakan indikator penting bagi para

pengusaha untuk mengukur kemampuan atau kelayakan usaha yang dijalaninya.

R/C Ratio ini perlu di terapkan dalam usaha pedagang sayur keliling untuk

mengetahui apakah usaha tersebut layak untuk dilakukan atau tidak.

Menurut Noor (2007) untuk mengetahui perbandingan antara penerimaan

total dan biaya total, digunakan rumus sebagai berikut :

TR

R/C =

TC

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unigoro.ac.id/354/2/BAB II.pdf · 2020. 1. 3. · pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran. Pertumbuhannya pun semakin besar di desa dan

42

Keterangan:

TR(Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)

TC(Total Cost) = Total Biaya Produksi (Rp)

Kriteria Penelitian R/C Ratio

R/C <1 = Usaha yang dijalankan Mengalami Kerugian

R/C >1 = Usaha yang dijalankan Mengalami Keuntungan

R/C =1 = Usaha yang dijalankan Mencapai Titik Impas


Top Related