6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Komputer
2.1.1. Pengertian Jaringan Komputer
Menurut Sofana (2013:3) menjelaskan bahwa:
Menurut defenisi, yang dimaksud dengan jaringan komputer (Compter
Network) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomus.
Dalam bahasa yang popular dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah
kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti router, switch, dan
sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara.
Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel
(Nirkabel).
Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainnya
atau dari satu komputer ke perangkat yang lain, sehingga masing-masing komputer
yang terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau dapat saling berbagi perangkat
keras.
Jadi bila kita punya komputer dan komputer kita dapat berintegrasi atau
komunikasi dengan komputer lain maka dikatakan komputer kita sudah terkoneksi
dalam sebuah jaringan komputer. Bentuk koneksinya tidak harus melalui kabel saja
melainkan dapat menggunakan, serat optic, gelombang mikro, wireless atau satelit
komunikasi. Agar jaringan dapat berfungsi, dibutuhkan layanan-layanan yang dapat
mengatur pembagian sumber daya, dan juga dibutuhkan aturan-aturan (Protocols)
yang mengatur komunikasi dan layanan-layanan secara umum untuk seluruh sistem
jaringan.
7
Sumber: http://i1.wp.com/bisakali.com/bisaterus/wp-
content/uploads/2016/01/jaringan-komputer.jpg?resize=710%2C434
Gambar II.1
Jaringan Komputer
Fungsi dan Tujuan membuat Komputer Jaringan:
1. Jaringan membantu untuk update berita terbaru
Dengan sistem penyimpanan data terpusat yang setiap waktu bisa diperbaharui dan
dikelola dengan baik memungkinkan banyak pengguna yang dapat mengakses data
dari berbagai tempat yang berbeda.
2. Jaringan mengefesienkan manajemen sumber daya.
Sebagai contoh banyak yang dapat menggunakan printer tunggal dengan kualitas
tinggi, dibanding hanya memakai printer kualitas rendah setiap disetiap meja kerja.
3. Jaringan membantu tim kerja agar dapat berkomunikasi dengan lebih efisien.
Karena surat elektronik, penjualan, pemantauan proyek, konferensi online, dan
groupware dapat didapat dari jaringan sehingga hal itu dapat membantu tim
bekerja lebih produktif.
4. Jaringan membantu dalam melayani klien secara lebih efektif.
8
Walaupun dengan jarak yang jauh, disaat karyawan melayani klien dilapangan
namun merekan tetap dapat mengakses untuk langsung berkomunikasi dengan
pemasok.
5. Jaringan mempercepat proses data sharing (berbagi data).
Karena berbagi data pada jaringan bisa dipastikan lebih cepat dibanding yang
tidak memakai jaringan.
2.1.2 Jenis Jenis jaringan Komputer
Dengan adanya jaringan, komputer dapat saling terkoneksi atau berhubungan
baik itu antara jarak yang dekat maupun yang jauh, atau dalam satu ruangan yang
sama maupun ruangan yang berbeda, bahkan berbeda wilayah, berbeda Negara
hingga berbeda benua antara komputer yang satu dan komputer yang lainya dapat
saling berhubungan untuk saling memberi informasi ataupun transfer data. Untuk itu
jaringan komputer berdasarkan jangkauannya dibagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya sebagai berikut:
1. Local Area Network
Menurut Sugeng(2014:19) Mengemukakan bahwa “Local Area Network
(LAN) adalah suatu kumpulan komputer, dimana terdapat beberapa unit komputer
(client) dan satu unit komputer untuk bank data (Server).
Antara masing-masing client maupun antara client dan server dapat saling
bertukar file maupun saling menggunakan printer yang terhubung pada unit-unit
komputer yang terhubung pada jaringan LAN.
9
Sumber: http://www.geeks.com.ng/wp-content/uploads/2012/11/lan-wan-services.jpg
Gambar II.2
Local Area Network
LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi
dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk pemakaian
sumber daya bersama (Resource, Baik Hardware maupun Software) serta sarana
untuk saling bertukar informasi. LAN seringkali menggunakan teknologi transmisi
kabel tunggal. LAN tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps
(Mega bit/detik) dengan delay rendah (Puluhan Mikro second) dan mempunya factor
kesalahan yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih
tinggi, sampai ratusan megabit/detik.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Menurut Sopandi (2008:4) Metropolitan Area Network merupakan sebuah
jaringan yang menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. Hanya saja
dari segi ukuran biasanya lebih luas dari pada LAN dan biasanya, MAN dapat
mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau antar
sebuah kotadan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (Swasta) atau
umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan
dengan jaringan televise kabel.
10
Sumber:http://compternetworkingtopics.weebly.com/uploads/1/0/2/3/10235412/4647
385.png?406
Gambar II.3
Metropolitan Area Network
3. Wide Area Network (WAN)
Menurut Sugeng (2014:29) WAN (Wide Area Network) adalah kumpulan dari
LAN dan/atau Workgroup yang dihubungkan dengan menggunakan alat komunikasi,
umumnya menggunakan modem untuk membentuk hubungan dari/ke kantor pusat
dan kantor cabang, maupun antar kantor cabang.
Sumber: http://www.compter-networking-success.com/images/what-is-wan.jpg
Gambar II.4
Wide Area Network
11
Seperti LAN (Local Area Network), terdapat sejumlah perangkat yang
melewatkan aliran informasi data dalam sebuah WAN. Penggabungan perangkat
tersebut akan menciptakan infrastruktur WAN. Perangkat tersebut diantara lain
seperti, Modem, Router, Communication Server dan perangkat-perangkat lainnya.
4. Internet
Menurut Yakub (2012:104) menjelaskan bahwa “internet (INTERnational
Network) dapat diartikan sebagai jaringan komputer internasional, ribuan sistem
komputer saling berhubunga satu dengan lainnya”.
Kehadiran internet telah membiaskan batas-batas Negara sehingga berbagai
informasi penting dapat dengan cepat dan sangat mudah didistribusikan keseluruh
penjuru dunia. Maka abad ini kemudia disebut sebagai abad informasi. Dengan
adanya komputer yang saling terhubung tersebut, memungkinkan terjadinya
pertukaran file data dan informasi yang terdapat pada masing-masing komputer.
Hingga kini telah tercata 80.000 jaringa yang saling terhubung di seluruh dunia. Hal
ini menjadikan internet suatu komunitas baru dari masyarakat yang sangat besar yang
dikenal dengan istilah cyberspace.
Sumber:http://infoduniaku.weebly.com/uploads/2/5/6/6/25660881/4367781.jpg?1404
393635
Gambar II.5
Internet
12
5. Jaringan Nirkabel (Wireless Network)
Menurut Waloeya (2012:9) “jaringan nirkabel merupakan jaringan dengan
medium gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk
menghubungkan antarkomputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik
yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan”
Sumber: http://www.risetkomputer.com/wp-content/uploads/2015/02/keamanan-
jaringan-Nirkabel-376x295.jpg
Gambar II.6
Jaringan Nirkabel
2.2. Topologi Jaringan
Menurut Heriadi (2012:179) mengemukakan bahwa “Topologi adalah bentuk
koneksi fisik untuk menghubungkan setiap node pada sebuah jaringan”.
Pada sistem LAN terdapat tiga Topologi utama yang paling sering digunakan,
yaitu Topologi bus, ring, star. Topologi jaringan ini kemudian berkembang menjadi
Topologi tree, mesh, dan Topologi wireless. Adapun penjelasan mengenai Topologi-
Topologi tersebut adalah sebagai berikut:
13
1. Topologi Bus atau Linear
Topologi bus sering juga disebut daisy chain atau Ethernet bus Topologies.
Sebutan terakhir diberikan karena pada Topologi bus digunakan perangkat jaringan
atau network interface card (NIC) bernama Ethernet. Jaringan yang menggunakan
Topologi bus dapat dikenali dari penggunaan sebuah kabel backbone (device)
(Sofana,2013:10)
Topologi linear bus merupakan Topologi yang banyak digunakan pada masa
penggunaan kabel coaxial menjamur. Kesulitan utama pada penggunaan kabel
coaxial adalah sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-
benar cocok atau tidak, karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan
merusak NIC (Network Interface Card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan
menjadi terhambat tidak mencapai kemampuan maksimalnya.
Sumber:http://www.pintarkomputer.com/wp-content/uploads/2014/05/topologi-
bus.jpg
Gambar II.7
Topologi Bus
Topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Merupakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup di mana sepanjang kabel
terdapat node-node.
14
b. Paling prevevalent karena sederhana dalam instalasi.
c. Signal melewati kabel 2 arah dan mungkin terjadi collision.
d. Masalah terbesar jika salah satu segmen kabel putus, maka seluruh jaringan akan
berhenti.
e. Topologi Bus adalah jalur transmisi di mana sinyal diterima dan dikirim pada
setiap alat/device yang tersambung pada satu garis lurus (kabel), signal hanya akan
ditangkap oleh alat yang dituju, sedangkan alat lainnya yang bukan tujuan akan
mengabaikan signal tersebut.
2. Topologi Ring
Topologi ring biasa disebut juga sebagai Topologi cincin karena bentuknya
seperti cincin yang melingkar. Semua komputer dalam jaringan akan dihubungkan
pada sebuah cincin. Cincin ini hampir sama fungsinya dengan konsentrator pada
Topologi star yang menjadi pusat berkumpulnya ujung kabel dari setiap komputer
yang terhubung.
Sumber: http://www.pintarkomputer.com/wp-content/uploads/2014/05/topologi-
ring.gif
Gambar II.8
Topologi Ring
15
Secara lebih sederhana Topologi cincin merupakan untaian media transmisi
dari satu terminal ke terminal lainnya hingga membentuk suatu lingkaran, dimana
jalur transmisinya hanya satu arah namun pada dasarnya setiap terminal dalam
jaringan cincin adalah repeater, dan mampu melakukan ketiga fungsi dari Topologi
cincin yaitu penyelipan, penerimaan, dan pemindaan data. Dalam Topologi ring
dikenal istilah token-ring, yaitu sistem yang mengatur bagaimana komunikasi data
berlangsung pada jaringan cincin. Kegagalan satu terminal/repeater akan
memutuskan komunikasi ke semua terminal dan pemasangan terminal baru
menyebabkan gangguan terhadap jaringan, karena terminal baru harus mengenal dan
dihubungkan dengan terminal tetangganya, itu merupakan 2 kemungkinan
permasalahan yang bisa timbul dari jaringan cincin.
3. Topologi Star (Bintang).
Disebut Topologi star karena bentuknya seperti bintang, sebuah alat yang
disebut concentrator bisa berupa hub atau switch menjadi pusat, dimana semua
komputer dalam jaringan dihubungkan ke concentrator tersebut.
Sumber: http://www.pintarkomputer.com/wp-content/uploads/2014/05/topolgi-star.jpg
Gambar II.9
Topologi Star
16
Penjelasan:
a. Pada Topologi star sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan
pengendali semua komunikasi yang terjadi. Terminal-terminal lain hanya
melakukan komunikasi melalui terminal pusat ini.
b. Terminal kontrol pusat bisa berupa sebuah komputer yang difungsikan sebagai
pengendali tetapi bisa juga berupa HUB atau MAU (Multi Access Unit).
c. Terdapat dua alternatif untuk operasi simpul pusat:
1) Simpul pusat beroperasi secara broadcast yang menyalurkan data keseluruh
arah. Pada operasi ini walaupun secara fisik kelihatan sebagai bintang, secara
logic sebenarnya beroperasi seperti bus, alternatif ini menggunakan hub.
2) Simpul pusat beroperasi sebagai switch, data kiriman diterima oleh simpul
kemudian dikirim hanya ke terminal tujuan (Bersifat Point-to-point), alternatif
ini menggunakan MAU sebagai pengendali.
d. Bila menggunakan HUB maka secara fisik sebenarnya jaringan berbentuk
Topologi star namun secara logis ber Topologi Bus. Bila menggunakan MAU,
maka baik fisik maupun logis ber Topologi star.
e. Kelebihan Topologi Star:
1) Karena setiap komponen dihubungkan langsung ke simpul pusat maka
pengelolaan menjadi mudah, kegagalan komunikasi mudah ditelusuri.
2) Kegagalan pada satu komponen/terminal tidak memengaruhi komunikasi
terminal lain.
f. Kelemahan Topologi Star:
1) Kegagalan pusat kontrol (simpul pusat) memutuskan semua komunikasi.
17
2) bila yang digunakan sebagai pusat kontrol adalah HUB maka kecepatan akan
berkurang sesuai dengan penambahan komputer, semakin banyak semakin
lambat.
4. Topologi Tree (Pohon)
Topologi Tree adalah pengembangan atau generalisasi Topologi bush, media
transmisi merupakan satu kabel yang bercabang namun loop tidak tertutup. Topologi
tree dimulai dari suatu titik yang disebut heandend. Dari heandend beberapa kabel
ditarik menjadi cabang, pada setiap cabang terhubung beberapa terminal dalam
bentuk bus, atau dicabang lagi hingga menjadi lbih luas.
Sumber:http://www.pintarkomputer.com/wp-content/uploads/2014/05/topologi-
tree.jpg
Gambar II.10
Topologi Tree
5. Topologi Mesh (tak beraturan)
Topologi mesh adalah Topologi yang tidak memiliki aturan dalam koneksi.
Topologi ini biasanya timbul akibat tidak adanya perencanaan awal ketika
membangun suatu jaringan. Jaringan dengan Topologi mesh masih mempunyai jalur
ganda dari setiap perangkat pada jaringan, semakin banyak jumlah komputer pada
18
jaringan maka semakin sulit cara pemasangan kabel-kabel pada jaringan tersebut
karena jumlah kabel yang harus dipasang jadi berlipat ganda.
Sumber: http://www.pintarkomputer.com/wp-content/uploads/2014/05/topologi-mesh.jpg
Gambar II.11
Topologi Mesh
2.3. Perangkat Keras Jaringan.
Perangkat Keras Jaringan Komputer adalah perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan dua atau lebih komputer dalam jaringan komputer agar setiap
komputer yang terhubung dapat saling berbagi data, file, dan sumber daya lainnya.
Seperti hal nya komputer, sebuah jaringan komputer bisa beroperasi dengan didukung
oleh beberapa perangkat keras yang kemudian sering disebut dengan Hardware,
diantaranya sebagai berikut:
1. Network Interface Card (NIC)
Menurut Yakub (2012:101) Menjelaskan bahwa “Network Interface Card
(NIC) merupakan suatu rangkaian elektronika yang dirancang khusus untuk
19
menangani network protocol yang berhubungan dengan hardware dan rangkaian ini
disebut Network controller”.
NIC merupakan LAN Adapter yang dipasang kedalam sebuah motherboard
sehingga tersedia sebuah port untuk kebutuhan koneksi ke network. Card ini dapat
didesain sebagai ethetnet card, token ring card, atau Fiber Distributed Data Interface
(FDDI) card. Card jaringan bekerja melakukan komunikasi dengan jaringan melalui
koneksi serial, dan dengan komputer melalui koneksi paralel. NIC untuk komputer-
komputer laptop atau notebook memiliki ukuran jauh lebih kecil dan sederhana,
umumnya disebut PCMCIA Adapter, dipasang pada slot PCMCIA.
Sumber:http://ph.rs-online.com/largeimages/F6733093-01.jpg
Gambar II.12
Network Interface Card
2. Router
Menurut Towidjojo (2012:49) “Router adalah perangkat jaringan yang
memiliki beberapa interface jaringan dan mampu menentukan jalur terbaik (best
path) yang dapat ditempuh sebuah paket untuk mencapai network tujuan”.
Router juga mampu memindahkan paket yang masuk pada suatu interfacenya
untuk keluar di interface jaringan yang lain, dengan kemampuan memindahkan paket
20
tersebut maka router sanggup menghubungkan beberapa jaringan. Masing-masing
dari interface jaringan yang ada pada router harus terhubung ke jaringan yang
berbeda network Addressnya. Router sebenarnya merupakan sebuah komputer,
namun komputer yang khusus di fungsikan untuk melakukan routing dalam jaringan.
Secara hardware router identik dengan komputer, mungkin yang sedikit membedakan
adalah kapasitas CPU maupun memori, kapasitas CPU dan memori dari router tidak
sebesar pada komputer desktop (PC) atau komputer server karena memang router
hanya didesain untuk melakukan fungsi routing tidak sama dengan PC yang memang
didesain untuk menjalankan berbagai macam aplikasi.
Sumber: http://www.cisco.com/web/consumer/images/DPC3925_alt.jpg
Gambar II.13
Router
Router dapat berupa dedicated router atau peralatan jaringan yang khusus
difungsikan sebagai router. Contoh jenis router ini adalah Cisco Router, Mikrotik
Router, Juniper Router, D-Link Router dan masih banyak router merek lainnya.
Dedicated router ini dilengkapi dengan sistem operasi yang memang khusus
difungsikan untuk melakukan routing dalam jaringan, sebagai contoh Router Cisco
dengan Cisco IOS (Internetwork Operation Sistem) dan Router MikroTik dengan
MikroTik Router OS.
3. Modem
21
Menurut Waloeya (2012:16) "Modem berasal dari singkatan Modulator
Demodulator. Modulator merupkan bagian yang mengubah sinyal informasi
ke dalam sinyal pembawa (Carrier) agar siap dikirimkan, sedangkan
demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi dari sinyal
pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan
baik.
Sumber: http://s29.postimg.org/53ju9h11z/ZTE_ZXHN_F660_depan.png
Gambar II.14
Modem
Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital akan diberikan kepada
modem untuk diubah untuk menjadi sinyal analog, sinyal analog tersebut dapat
dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio. Saat ini,
modem digunakan untuk jalur komunikasi internet. Ada beberapa jenis modem, yaitu:
a. Berdasarkan Fisiknya
1) Modem Internal
Modem Internal dipasangkan pada bagian dalam CPU, missal pada slot
PCI (Pada motherboard tertentu sudah dilengkapi dengan modem dari
pabriknya)
2) Modem Eksternal
Modem eksternal dipasang pada bagian luar CPU, umumnya dipasang
pada serial port atau USB pada CPU.
b. Berdasarkan Media Jaringannya
22
1) Modem Berkabel
Modem berkabel merupakan modem yang memerlukan jaringan kabel
untuk pengaksesannya, misalnya jaringan kabel telepon. Namun, pada beberapa
tahun ini, telah muncul modem Internal yang tertanam langsung di
motherboard.
2) Modem Tanpa Kabel
Teknologi wireless/tanpa kabel untuk akses data merupakan bagian dari
jaringan komputer yang biasanya tidak disebut modem, tetapi menggunakan
istilah lain yang telah disepakati seperti modem GSM, modem CDMA, modem
HSDPA, dan modem HSUPA.
4. Server
Menurut Yakub (2012:93) “Server atau server jaringan adalah komputer
sentral yang menangani kumpulan data (database) dan program untuk
menghubungkan dan memberi layanan ke PC/Workstation dan alat-alat lain yang
disebut client”.
Sumber: http://www.abxrentals.com/images/ibmtc.jpg
Gambar II.15
PC Server
Komputer ini terhubung melalui kabel atau nirkabel, dan seluruh jaringan
disebut jaringan client/server. Pada organisasi kecil, server dapat menyimpan file,
23
melayani pencetakan dokumen dan juga e-mail. Sedangkan pada organisasi besar
seperti perpusatakaan besar atau perusahaan besar dapat melayani informasi
keuangan, penjualan dan produk.
5. Switch
Menurut Waloeya (2012:17) “Switch berfungsi untuk menggabungkan
beberapa komputer menjadi satu buah kelompok jaringan”.
Switch mempunyai kemampuan kemampuan untuk menentukan MAC
Address dari paket. Daripada melewatkan paket kesemua port, switch akan
meneruskannya ke port yang dialamatkan sehingga switch secara derastis dapat
mengurangi traffic network. Switch memelihara daftar MAC Address yang
dihubungkan ke port-port yang digunakan untuk menentukan kemana harus
mengirimkan paketnya. Karena beroperasi pada MAC Address bukan pada IP
Address. Switch secara umum lebih cepat daripada sebuah router.
Sumber:http://www.cisco.com/c/dam/en/us/support/docs/SWTG/ProductImages/swit
ches-catalyst-2950-24-lre-switch.jpg
Gambar II.16
Switch
6. Access Point
Menurut Waloeya (2012:28) menjelaskan bahwa “dalam jaringan komputer
Wireless Access Point (WAP) adalah suatu piranti yang memungkinkan piranti
24
nirkabel untuk terhubung ke dalam jaringan dengan menggunakan WI-FI, Bluetooth,
atau standar lain”.
Sumber: https://cdn.barcodesinc.com/images/models/md/Symbol/ap3021.jpg
Gambar II.17
Access Point
WAP biasanya tersambung ke sebuah Router (Melalui Kabel) sehingga dapat
meneruskan data antara berbagai peranti nirkabel (Seperti komputer atau pencetak)
dengan jaringan berkabel pada suatu jaringan. Access Point secara sederhana adalah
switch pada jaringan wireless, baik itu di ruangan maupun di jaringan dalam kota.
7. Kabel Jaringan.
Kabel merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam media koneksi
antara komputer dengan komputer lainnya, jadi dalam sebuah jaringan komputer,
harus dihubungkan dengan beberapa kabel di dalamnya, menurut bahan bakunya, ada
beberapa kategori kabel jaringan, yaitu:
a. Kabel Coaxial
1) Thin Ethernet (Thinnet)
Thin Ethernet atau Thinnet memiliki keunggulan dalam hal biaya yang
relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe pengkabelan lain, serta
25
pemasangan komponennya lebih mudah. Panjang kabel thin coaxial / RG-58
antara 0.5 185 dan maksimum 30 komputer terhubung.
2) Thick Ethernet (Thicknet)
Dengan Thick Ethernet atau Thicknet, jumlah komputer yang dapat
dihubungkan dalam jaringan akan lebih banyak dan jarak antara komputer dapat
diperbesar, tetapi biaya pengadaan pengkabelan ini lebih mahal serta
pemasangannya relatif lebih sulit 19 dibandingkan dengan Thinnet. Pada
Thicknet digunakan transceiver untuk menghubungkan setiap komputer dengan
sistem jaringan dan konektor yang digunakan adalah konektor tipe DIX.
Panjang kabel transceiver maksimum 50 m, panjang kabel Thick Ethernet
maksimum 500 m dengan maksimum 100 transceiver terhubung.
Untuk membedakan kabel Thinnet dengan kabel Thicknet, pehatikan gambar berikut
ini:
Sumber:http://teknodaily.com/wp-content/uploads/2015/02/Jenis-jenis-kabel-
Coaxial-Thicknet-danThinnet-Coaxial-Cable.jpg
Gambar II.18
Kabel Coaxial
b. Twisted Pair Ethernet
Kabel Twisted Pair ini terbagi menjadi dua jenis yaitu shielded dan
unshielded. Shielded adalah jenis kabel yang memiliki selubung pembungkus
26
sedangkan unshielded tidak mempunyai selubung pembungkus. Untuk koneksinya
kabel jenis ini menggunakan konektor RJ-11 atau RJ-45. Pada twisted pair (10
BaseT) network, komputer disusun membentuk suatu pola star. Setiap PC
memiliki satu kabel twisted pair yang tersentral pada HUB. Saat ini ada beberapa
grade, atau kategori dari kabel twisted pair. Kategori 5 adalah yang paling reliable
dan memiliki kompabilitas yang tinggi, dan yang paling disarankan. Berjalan baik
pada 10 Mbps dan Fast Ethernet (100 Mbps). Kabel kategori 5 dapat dibuat
straight-through atau crossed. Kabel straight through digunakan untuk
menghubungkan komputer ke HUB. Kabel crossed digunakan untuk
menghubungkan HUB ke HUB. Panjang kabel maksimum kabel Twisted-Pair
adalah 100 m.
a) Kabel Lurus (Straight Cable)
Menurut Waloeya (2012:24) “Kabel Straigh Trought merupakan kabel
yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung yang satu dengan
ujung yang lainnya. Kabel ini digunakan untuk menghubungkan 2 device yang
berbeda”.
Kabel Lurus (Straight Cable), disini adalah menghubungkan pasangan
nomor pin yang sama. Sebagai contoh misalnya jika kita sudah mengetahui
nomor pinnya pada masing-masing konektor RJ45 maka kita tinggal masukkan
atau susun pin1 pada konektor RJ45 ke nomor pin 1 pada konektor RJ45 yang
satunya, dan seterusnya untuk nomor pin 2 dengan nomor pin 2, hingga nomor
pin 8.
27
b) Kabel Silang (Crossover cable)
Menurut Waloeya (2012:25) “Kabel Cross Over merupakan kabel
yang memiliki susunan berbeda antara ujung yang satu dengan ujung dua, kabel
ini digunakan untuk menghubungkan 2 alat yang sama”.
Yang dimaksud kabel silang kabel dimana posisi nomor pin tertentu
pada konektor RJ45 yang satu dengan nomor pin pada konektor RJ45 yang lain
saling ditukar posisi.
Untuk membedakan antara kabel Straight dan kabel Cross, perhatikan gambar
berikut ini:
Sumber: http://emerer.com/wp-content/uploads/2015/02/9-Cara-Crimping-dan-
Pasang-Konektor-RJ-45-pada-Kabel-UTP-LAN-model-Straight-serta-Cross-
emerer.com-.png
Gambar II.19
Kabel UTP
c. Fiber Optik
Menurut Waloeya (2012:20) “Kabel Fiber Optik adalah teknologi kabel
terbaru, yaitu terbuat dari glas optic. Ditengah-tengan kabel terdapat filamen glas,
yang disebut core, yang dikelilingi lapisan cladding, buffer coating, material
penguat, dan pelindung luar”.
28
Sumber: http://forum.republika.co.id/filedata/fetch?id=124196&d=1422411024
Gambar II.20
Kabel Fiber Optik
Teknologi fiber optik atau serat cahaya memungkinkan menjangkau jarak
yang besar dan menyediakan perlindungan total terhadap gangguan elektrik.
Kecepatan transfer data dapat mencapai 1000 mbps serta jarak dalam satu segmen
dapat lebih dari 3.5 km. kabel ini tidak terganggu oleh lingkungan baik itu cuaca
maupun panas, dan kabel ini lebih aman dibanding kabel yang lainnya.
2.4. Perangkat Lunak Jaringan
2.4.1. Perangkat Lunak Sistem
Dengan adanya perangkat lunak sistem software maka dapat memungkinkan
perangkat lunak aplikasi untuk saling berinteraksi dengan komputer dan membantu
komputer dalam mengelola sumber daya Internal dan eksternal (Yakub, 2012:96)
Pemakai biasanya berinteraksi secara langsung dengan perangkat lunak
aplikasi, lalu perangkat aplikasinya yang berinteraksi dengan perangkat lunak sistem,
karena perangkat lunak sistem sebagai pengendali perangkat keras. Sistem Operasi
merupakan komponen utama perangkat sistem. Terdapat banyak sekali jenis sistem
29
operasi yang biasa digunakan untuk server dan client. Akan tetapa untuk lebih fokus
kepada penulisan tugas akhir ini penulis akan membatasi dengan hanya membatasi
pada Windows Server 2008 sebagai sistem operasi untuk server, Windows 7 sebagai
sistem operasi untuk client, dan Mikrotik OS Untuk sistem operasi untuk Router
MikroTik.
2.4.2. Perangkat Lunak Aplikasi
Menurut Yakub (2012:96) menjelaskan bahwa “perangkat lunak aplikasi
adalah perangkat lunak yang dikembangkan untuk menyelesaikan maslah-masalah
tertentu, yakni dalam mengerjakan tugas tertentu”.
Terdapat banyak sekali perangkat lunak aplikasi yang saat ini diganakan
untuk menunjang kinerja sistem komputer, namun untuk penulisan tugas akhir ini
penulis hanya membatasi pada Microsoft Offfice 2010 yang digunakan untuk
mengolah data, dan Mozilla Firefox yang digunakan sebagai Web Browser untuk
mengakses internet.
2.5. TCP/IP dan Subnetting
2.5.1. TCP/IP
Menurut Towidjojo (2012:13) Menyimpulkan bahwa “IP Address adalah
metode pengalamatan pada jaringan komputer dengan memberikan sedertan angka
pada komputer (host), router atau peralatan jaringan lainnya”.
IP Address sebenarnya bukan diberikan kepada komputer (host) atau router,
melainkan pada interface jaringan dari host/router tersebut. Jika sebuah host/router
memiliki 2 interface jaringan maka host tersebut bisa saja menggunakan 2 IP Address
sebagai alamatnya. Angka yang digunakan adalah bilangan biner (bilangan yang
30
hanya mengenal angka 1 dan 0). Pengalamatan IP Address merupakan pengalamatan
yang memungkinkan alamat komputer diatur secara logika oleh Administrator
jaringan (Admin). Setiap host dan router yang berada dalam jaringan harus
menggunakan IP Address yang unik. Unik artinya tidak boleh ada 2 host yang
memiliki IP Address yang sama dalam satu broadcast domain. Karena, nomor
tersebut merupakan alamat atau pengenal bagi host tersebut dalam jaringan, maka,
pengiriman data tertentu akan kacau jika ada dua komputer yang memiliki alamat
yang sama.
Contoh penerpan IP Address pada jaringan komputer dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Sumber: Dokumen Pribadi Penulis
Gambar II.21
Penerapan IP Address
1. Anatomi IP Address
Komputer maupun router merupakan peralatan digital yang hanya mengerti
sistem pengkodean on/off, kode ini diwakilkan dengan bit atau binari digit. Sistem
31
digital ini menggunakan pengkodean 1 dan 0 sesuai sistem bilangan biner. Angka 1
menunjukkan on (ya) dan angka 0 menunjukan kondisi off (tidak). IP Address terbagi
dalam 2 versi, IPv4 dan IPv6. Sebuah IP Address versi 4 atau IPv4 terbentuk dari 32
binary bits. Dari 32 binary bits tersebut terbagi lagi menjadi 4 octet (1 octet = 8 bits).
Nilai tiap oktet diatara 0 sampai 255 dalam format desimal, atau 00000000-11111111
dalam format binary. Setiap octet dikonversi menjadi desimal dan dipisahkan oleh
tanda titik (dot). Sehingga format akhir IP Address biasanya berupa angka desimal
yang dipisahkan dengan tanda titik, contohnya 172.16.254.1
.
Sumber: http://mikrotik.co.id/images/artikel/TCPIP/IPAddress/Ipv4_Address.png
Gambar II.22
Bit IP Address
Jika pada sebuah octet semua angka biner bernilai satu, maka nilai desimal
dalam octet tersebut adalah 255. Cara konversi dari biner ke desimal, adalah dengan
memperhatikan nilai bits. Jika dilihat dari posisi bits, bits paling kanan memiliki nilai
20. Dan nilai pangkat ditambahkan untuk angka biner sebelah kirinya menjadi 2
1.
Terus dilanjutkan sampai bits paling kiri.
32
Tabel II.1
Tabel IP Address
Sumber: http://mikrotik.co.id/images/artikel/TCPIP/IPAddress/ip_Address.png
Kita coba jabarkan IP Address 172.16.254.1 Seperti yang telah kita pelajari
sebelumnya bahwa satu IP Address terbentuk dari 32 bits, maka detailnya akan
menjadi seperti dibawah ini :
Sumber: http://mikrotik.co.id/images/artikel/TCPIP/IPAddress/172.png
Gambar II.23
Penjabaran IP Address
2. Kelas IP
Pada awal mula design IP Address, IP Address dibagi dalam beberapa kelas.
Kelas IP dibedakan berdasarkan jumlah bits network ID. Masing masing kelas
memiliki jumlah network yang berbeda, dan jumlah host di tiap network yang
berbeda pula. Pembagian IP Address berdasarkan kelas ini sudah mulai ditinggalkan
digantikan dengan sistem CIDR. Akan tetapi, ada baiknya kita coba lihat sejarah
kelas IP Address ini
33
Tabel II.2
Kelas IP Address
Sumber: http://mikrotik.co.id/images/artikel/TCPIP/IPAddress/Kelas.png
a. Kelas A
IP Address kelas A biasa digunakan untuk jaringan dengan skala besar.
Bits pertama di dalam IP Address kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Bits
kedua sampai bits ke delapan merupakan sebuah network identifier. 24 bit sisanya
(atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Dengan jumlah host
identifier sampai 24 bits, artinya kelas A memiliki 16,777,214 host
b. Kelas B
Kelas B biasa digunakan untuk jaringan skala menengah hingga skala
besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B biasanya berupa
bilangan biner 10.14 bit berikutnya merupakan network identifier. Sisa 16 bit
merepresentasikan host identifier. IP Address kelas B memiliki 65,534 host.
c. Kelas C
Digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama bernilai biner
110. Kemudian 21 bit selanjutnya merupakan network identifier. Dan 8 bit sisanya
merepresentasikan host identifier. Dengan begitu IP Address kelas C memiliki 254
host untuk setiap networknya.
34
Kelas D merupakan alokasi IP Address yang disediakan hanya untuk alamat-alamat
IP multicast, dan Kelas E merupakan IP alamat yang bersifat "eksperimental" atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan.
3. Tipe Pengalamatan IP Address
Pada pengaplikasiannya di lapangan, pengalamatan IP Address dibagi menjadi
3 jenis alamat, yaitu sebagai network Address, Host Address, dan Broadcast Address.
Kesalahan menentukan ketiga jenis Address tersebut akan mengakibatkan komunikasi
antar jaringan yang telah kita routing nanti tidak akan berjalan dengan baik. Router
akan mengalami kesulitan dalam menentukan paket data karena yang menjadi
patokan utama sebuah router untuk bekerja adalah Network Address. Sedangkan
untuk menentukan Network Address kita tidak bisa mengesampingkan penentukan IP
Address mana yang jadi Host Address maupun Broadcast Address.
a. Host Address, IP Address yang dapat dipasang ke sebuah perangkat jaringan
seperti komputer atau router agar dapat saling interkoneksi. Host IP ini sifatnya
unik, dalam artian dalam sebuah network tidak boleh ada host IP yang sama.
b. Network Address, IP Address yang mereprentasikan alamat sebuah network.
Semua host dalam satu network memiliki network Address yang sama. Network
Address merupakan IP pertama dalam sebuah subnet IP.
c. Broadcast Address, jenis IP Address yang digunakan untuk mengirim data ke
semua host yang masih berada dalam satu network. Broadcast Address adalah ip
terakhir dalam sebuah subnet IP.
Network Address dan broadcast Address tidak dapat dipasang dalam sebuah
perangkat. Contoh, kita memiliki IP Address 192.168.0.1 dengan subnet mask
35
255.255.255.0 maka untuk mendapatkan nilai network Address dan boradcast
Address, kita bisa membuat perhitungan seperti berikut :
IP Address 192.168.0.1 11000000.10101000.00000000 .00000001
Untuk mendapatkan nilai network Address, ubah semua bit dalam alokasi host-id
menjadi bernilai 0.
Susunan bit awal 11000000.10101000.00000000 .00000001
Susunan bit network Address 11000000.10101000.00000000 .00000000
Dotted-decimal broadcast Address 192 168 0 255
Jadi untuk IP Address 192.168.0.1 dengan subnet mask 255.255.255.0, memiliki
network Address 192.168.0.0 dan broadcast Address 192.168.0.255.
2.5.2. Subnetting (Variable Length Subnet Mask)
Menurut Towidjojo (2012:34) “Subnettng adalah tekhnik memecah sebuah
jaringan (network) menjadi beberapa jaringan baru, dan hasil dari subnetting adalah
beberapa jaringan kecil yang disebut sub jaringan atau sub network”.
Subbnetting dilakukan dengan meminjam nilai bits yang dialokasikan pada
host id, sehingga memungkinkan penggunaan IP Address yang lebih efisien.
Subnetting biasa disebut juga Variable Length Subnet Mask (VLSM). Subnetting biasa
diterapkan dengan mengubah nilai subnet mask. Contoh kasus misalnya sebuah
perusahaan hanya memiliki 60 komputer yang akan terhubung dalam satu jaringan
menggunakan IP kelas C dengan subnet mask default 255.255.255.0. Untuk alasan
keamanan dan efisisnsi jaringan, maka hanya perlu alokasi IP kurang lebih sejumlah
60 IP Address. Disinilah fungsi subnetting dibutuhkan. Berikut cara sederhana untuk
melakukan subnetting dengan mengubah nilai subnet mask.
36
Desimal 255.255.255.0
Biner 1111111.11111111.11111111.00000000
Dari nilai biner diatas, berarti alokasi porsi bits untuk network-id sebanyak 24 bits,
dan porsi untuk host-id ada 8 bits. Dengan porsi sebanyak 8 bits, maka maksimal IP
Address adalah 254. Karena kebutuhan perusahaan tersebut hanya 60 IP Address,
maka porsi host id akan dikurangi dengan metode subnetting. Pertama kita ubah
jumlah IP yang kita butuhkan menjadi angka biner, 60 = 111100.
Kalau kita perhatikan, dengan jumlah kurang lebih 60 IP Address, membutuhkan 6
bits nilai biner, maka kita kurangi alokasi bits pada host-id yang sebelumnya 8 bits,
menjadi 6 bits. Ingat bahwa di dalam subnet mask, host-id di representasikan dengan
angka biner 0.
Subnet awal 1111111.11111111.11111111.00000000 (8 bits host-id)
Subnet baru 1111111.11111111.11111111.11000000 (6 bits host-id)
Desimal 255 255 255 192
Dengan alokasi bits host-id 6 digit, maka kita memiliki alokasi IP Address dalam
subnet baru tersebut adalah 111111 dalam bilangan biner atau 63 IP Address dalam
desimal. Dengan adanya network addres dan boardcast Address , maka IP yang bisa
kita pasang pada device jaringan maksimal adalah 62 IP Address, contoh:
Range IP Address :192.168.0.1 - 192.168.0.62
Netmask :255.255.255.192
Network :192.168.0.0
Broadcast :192.168.0.63
37
2.5.3. Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Seiring dengan perkembangan dunia jaringan komputer yang cukup pesat,
pembagian IP dengan menggunakan kelas A, B, dan C mulai ditinggalkan karena
masih menyisakan banyak IP yang tidak digunakan. Selain mengurangi alokasi IP
Address, dengan cara yang sama dapat digunakan untuk keperluan sebaliknya, yakni
menambah alokasi IP Address. Contohnya kelas C yang secara teoritis hanya
mendukung 254 alamat tiap jaringan, akan tetapi dengan CIDR, dapat menggunakan
hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
CIDR merupakan cara alternatif baru untuk merepresentasikan alamat IP dan subnet
IP. CIDR disebut juga Supernetting atau Prefix. Berikut tabel range IP Address yang
dilalokasikan sebagai IP Private dengan sistem CIDR.
Tabel II.3
Alokasi IP Private dengan sistem CIDR
Sumber: http://mikrotik.co.id/images/artikel/TCPIP/IPAddress/IP_Private_CIDR.png
CIDR biasanya ditulis dengan tanda "/" setelah IP Address, kemudian diikuti
dengan informasi jumlah bits yang dialokasikan sebagai network-id, contoh
192.168.0.0/27. Jika kita pernah melakukan konfigurasi router Mikrotik, tentu sudah
familiar dengan format IP seperti ini. Dari contoh subnet 192.168.0.0/27, maka dari
32 bits IP Address, 27 bits dialokasikan untuk network-id, tersisa 5 bits untuk host-
id. Jumlah IP Address yang ada dalam subnet tersebut bisa dihitung dengan rumus:
38
2 (32-x)
Dimana "x" adalah nilai CIDR.
Contoh, untuk subnet 192.168.0.0/27 bisa dihitung sebagai berikut :
2 (32-27)
= 2 (5)
= 32
Nilai 32 adalah total IP Address yang ada dalam subnet tersebut. Dikurangi dengan
network Address dan broadcast Address, maka IP yang bisa dipasang pada perangkat
jaringan ada 30 IP Address.
Range IP Address :192.168.0.1 - 192.168.0.30
Netmask :255.255.255.224
Network :192.168.0.0
Broadcast :192.168.0.31
2.6 Keamanan Jaringan
Menurut waloeya (2012:81) “Firewall adalah sebuah sistem atau perangkat
untuk mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman dan mencegah lalu lintas
jaringan yang dianggap tidak aman”.
Firewall adalah suatu mekanisme untuk melindungi keamanan jaringan
komputer dengan menyaring paket data yang keluar dan masuk dijaringan, semua
paket data yang “baik” diperbolehkan untuk melewati jaringan dan paket yang
dianggap “jahat” tidak diperbolehkan melewati jaringan.
Firewall dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Personal Firewall
Personal firewall didesain untuk melindungi sebuah komputer yang
terhubung ke jaringan dari akses yang tidak dikehendaki. Firewall sejenis ini seiring
waktu berevolusi menjadi sebuah kumpulan program yang bertujuan untuk
39
mengamankan komputer secara total dengan ditambahkannya beberapa fitur
pengaman tambahan, semacam perangkat proteksi terhadap virus, anty-spyware, anti-
spam, dan lainnya. Bahkan, beberapa perangkat firewall lainnya dilengkapi dengan
fungsi pendeteksian gangguan keamanan jaringan (intrusion detection sistem).
Contoh dari firewall jenis ini adalah Microsoft Windows Firewall, Symantec Norton
Personal Firewall, Kerio Personal Firewall, dan lain-lain. Personal firewall secara
umum hanya memiliki dua fitur utama, yakni Packet Filter Firewall dan Stateful
Firewall (Waloeya, 2012:82).
2. Network Firewall
Network firewall didesain untuk melindungi jaringan secara keseluruhan dari
berbagai serangan. Umumnya dijumpai dalam dua bentu, yakni sebuah perangkat
yang terdedikasi atau sebagai sebuah perangkat lunak yang dipasang dalam sebuah
server. Contoh dari firewall ini adalah Microsoft Internet Security and Acceleration
Server (ISA Server), CISCO PIX, CISCO ASA, IPTables dalam sistem operasi
GNU/Linux, pf dalam keluarga sistem operasi Unix BSD, serta SunScreen dari Sun
Microsistem, Inc. yang dipaketkan dalam sistem operasi solaris. Network firewall
secara umun memiliki beberapa fitur utama, yakni personal firewall, Circuit level
Gateway, Aplication level gateway, dan juga NAT Firewall (Waloeya,2012:83).