9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kampanye
1. Definisi Kampanye
Kampanye adalah suatu kegiatan promosi, komunikasi atau rangkaian
pesan terencana yang khususnya spesifik atau untuk memecahkan masalah kritis,
bisa masalah komersial, bisa juga masalah non komersial, seperti masalah sosial,
budaya, politik, lingkungan hidup/ekologi. Rangkaian kegiatan ini direncanakan
dan dilakukan berkesinambungan dalam waktu tertentu dan singkat, tidak lebih
dari satu tahun melalui tema sentral dalam suatu program media yang
terkoordinir dan konvergen. Pesan disampaikan secara individual dan kumulatif
dengan maksud utama menyokong obyek kampanye seperti brand, masalah
sosial, politik dan sebagainya (Yongky Safanayong, 2006 : 71).
Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek
tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada
kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7). Menurut Rajasundarman (1981)
Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi
yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan
untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kampanye adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mempengaruhi masyarakat dengan cara mengadakan suatu
informasi agar masyarakat dapat mengerti dari apa yang sedang diinformasikan
10
oleh suatu lembaga atau perorangan dengan tujuan membentuk suatu perubahan
sosial pada masyarakat.
2. Jenis-jenis Kampanye
Menurut Charles U. Larson (1992) bahwa macam-macam kampanye
terdiri dari (http://ayoberkampanye.wordpress.com) :
a. Product-Oriented Campaigns, kampanye yang berorientasi pada produk
umumnya terjadi di lingkungan bisnis, istilah lain yang sering dipertukarkan
dengan kapanye jenis ini adalah Commercial Campaigns atau Corporate
Campaigns.
b. Candidate-Oriented Campaigns, kampanye yang berorientasi pada kandidat
umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk menguasai kekuasaan politik.
c. Ideologically or Cause Oriented Campaigns, jenis kampanye yang bertujuan
pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi
perubahan sosial. Menurut istilah Krotler disebut sebagai social change
campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-
masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.
3. Perancangan Kampanye
Rangkaian kegiatan kampanye direncanakan dan dilakukan secara
berkesinambungan dalam waktu tertentu dan singkat, tidak lebih dari satu tahun
melalui tema sentral dalam suatu program media yang terkoordinir dan
konvergen. Pesan disampaikan secara individual dan kumulatif dengan maksud
utama menyokong obyek kampanye seperti brand, masalah politik dan lain
sebagainya.
11
a. Kriteria Kampanye (Yongky Safanayong, 2006: 71):
1) Tujuan utama : diarahkan kepada sasaran yang ditargetkan, meliputi
kesadaran pengertian, keyakinan dan bertindak dalam waktu yang singkat.
2) Tema terkait : memakai tagline, desain grafis atau pesan.
3) Coordinated Rollout : tergantung pada batas waktu, semua elemen dapat
dimunculkan sekaligus, melibatkan rencana media dan promosi.
b. Proses desain kampanye (Yongky Safanayong, 2006: 71) melalui tahap:
1) Fakta/latar belakang/situasi
2) Identifikasi masalah
3) Analisis situasi
4) Analisis tantangan dan peluang
a) Faktor internal
b) Faktor eksternal
5) Strategi kampanye
a) Tentukan objectivenya
b) Targetkan sasaran
c) Tetapkan : tema/keywords/positioningnya
6) Komponen kampanye/pemilihan media
a) Poster
b) Advertising : majalah (trade, profesional), TV, radio, surat kabar,
billboards, transit
c) Promosi : penawaran spesial, diskon, potongan, insentif, undian,
publisitas, periklanan promosi
d) Public relations : event, publisitas event, news releases, newsletter
12
e) Internet/interactive : websites, internet advertising, search engine
marketing, customer relationship marketing, online dan CD-ROM
interactive programs and games
f) Direct Marketing : database marketing, direct mail, (letters, cards,
dimensional mailers), fulfillment (mailing information or
merchandise)
g) Selebaran/payment/flyer
h) Penjadwalan + anggaran
i) Visualisasi
j) Produksi
7) Pendekatan peran media sesuaikan dengan sasaran, waktu, pertimbangan
kreatif dan anggaran.
B. Sehat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan seluruh
badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit. Menurut UU Kesehatan No 23
tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Menurut Badan Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO),
sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial bukan hanya
sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Dari ketiga definisi sehat di atas
dapat disimpulkan bahwa sehat adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
yang terbebas dari suatu penyakit sehingga seseorang dapat melakukan
aktivitas secara optimal.
13
C. Higienis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, higienis berkenaan dengan atau sesuai
dengan ilmu kesehatan, bersih, bebas penyakit. Higienis adalah usaha kesehatan
masyarakat yang mempelajarai pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan
manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan
tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin
pemeliharaan kesehatan, termasuk upaya melindungi, memelihara dan mempertinggi
derajat kesehatan manusia sehingga berbagai faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan tidak sampai menimbulkan gangguan terhadap kesehatan.
Higiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan, serta berbagai
usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki kesehatan (Ensiklopedia
Indonesia dalam Fathonah, 2005). Higiene juga mencakup upaya perawatan kesehatan
dini, termasuk ketepatan sikap tubuh. Upaya higiene mencakup perlunya
perlindungan bagi pekerja yang terlibat dalam proses pengolahan makanan agar
terhindar dari sakit, baik yang disebabkan oleh penyakit pada umumnya, penyakit
akibat kecelakaan ataupun penyakit akibat prosedur kerja yang tidak memadai
(Fathonah, 2005 : 1).
Apabila ditinjau dari kesehatan lingkungan, higiene adalah usaha kesehatan yang
mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya
mencegah timbulnya penyakit karena factor lingkungan. Pengertian tersebut termasuk
pula upaya melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehtan manusia.
sedemikian rupa sehingga berbagai factor lingkungan yang tidak menguntungkan
tidak sampai menimbulkan penyakit (Fathonah, 2005:1).
14
D. Bekal Makanan Sehat dan Higienis
Secara umum makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi
(mengandung hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral). Makanan merupakan salah
satu bagian penting untuk kesehatan manusia mengingat setiap saat dapat terjadi
penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh makanan. Kasus penyakit bawaan makanan
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kebiasaan
mengolah makanan secara tradisional, menyimpan dan penyajian yang tidak bersih,
dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi (Azwar, 1996).
Agar makanan sehat maka makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi.
Makanan yang terkontaminasi akan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan food
borne disease. Salah satu usaha dalam menyediakan makanan sehat adalah dengan
sanitasi makanan. Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan
menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman (Mukono, 2006).
Menurut Permenkes No. 942 Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan
faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Diperlukan penerapan sanitasi
makanan untuk mencegah kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan.
Usaha-usaha sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan berikut:
a. Keamanan makanan dan minuman yang disediakan
b. Higiene perorangan dan praktek-praktek penanganan makanan oleh karyawan
yang bersangkutan
c. Keamanan terhadap penyediaan air
d. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran
15
e. Perlindungan makan terhadap kontaminasi selama dalam proses pengolahan,
penyajian dan penyimpanan
f. Pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat-alat/ perlengkapan.
Dalam Permenkes No. 1096 Tahun 2011 telah ditetapkan makanan yang
dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran fisik, kimia dan
bakteri (http://eprints.ung.ac.id).
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktor fisik, faktor
kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak
mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik,
temperatur ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Untuk menghindari
kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu di perhatikan
susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan (Mulia, 2005).
Dalam menyiapkan bekal yang sehat dan higienis, beberapa hal diatas sangat
perlu untuk diperhatikan. Bekal sekolah anak sebaiknya terdiri dari makanan yang
kaya protein serta kalsium. Sayur dan buah juga harus dimasukkan ke dalam menu
bekal sehari-hari. Kadang masalah yang timbul bukan karena orangtua malas atau
tidak punya waktu menyiapkan bekal tetapi anak-anaklah yang enggan memakannya
karena merasa bosan. Dalam menghadapi masalah tersebut, orang tua dapat
melibatkan peran anak dalam menyiapkan bekalnya.
Bekal yang sehat dan higienis haruslah memenuhi persyaratan. Selain
mengandung gizi seimbang, bekal makanan yang sehat harus sesuai dengan standar
keamanan pangan. Menurut Tim Surveilan Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM), ada lima kunci keamanan pangan (http://health.kompas.com):
a. Kenali pangan yang aman
16
Syarat pangan yang aman adalah terbebas dari bahan kimia, serta bahan
berbahaya lainnya. Kandungan bahan-bahan berbahaya ini akan menimbulkan
penyakit pada tubuh anak. Bahan makanan yang berbahaya ini agak sulit
terdeteksi mata, namun ada cara untuk bisa mengenalinya. Makanan yang
mengandung bahan pewarna buatan bisa dideteksi dari tingkat kecerahan
warnanya. Umumnya yang menggunakan pewarna buatan akan berwarna lebih
terang dan pekat dibandingkan yang menggunakan pewarna alami.
b. Beli pangan yang aman
Menjaga pola hidup sehat tidak berarti harus selalu melarang anak untuk jajan.
Sesekali tak ada salahnya untuk membeli makanan di luar, namun anak perlu
diajarkan untuk pandai-pandai memilih jajanan. Anak harus diajarkan untuk
memilih makanan yang bebas debu, bersih, bebas lalat, atau lokasinya jauh dari
timbunan sampah.
c. Baca label dengan seksama
Terdapat berbagai macam makanan kemasan yang dapat digunakan sebagai bahan
membuat bekal atau bahkan sebagai bekal anak. Orangtua dituntut untuk jeli dan
tahu tentang istilah-istilah yang umum digunakan dalam dunia pangan agar tak
tertipu dengan istilah berbahaya dalam makanan seperti preservative (pengawet),
monosodium glutamate atau MSG, dan lain-lain. Selain itu, juga harus melihat
tanggal produksi dan tanggal kedaluarsanya.
d. Jaga kebersihan
Setelah melakukan semua upaya untuk mendapatkan makanan yang sehat, juga
harus menerapkan perilaku hidup sehat. Misalnya, selalu memastikan tangan
sudah dicuci bersih dan menggunakan alat makan yang bersih, termasuk alat
makan yang digunakan dalam menyiapkan bekal seperti wadah makan.
17
e. Catat apa yang ditemukan
Ketika menemukan penganan yang tak sesuai dengan syarat kesehatan yang
berlaku, seperti kadaluarsa, atau mengandung bahan berbahaya, maka berhak
untuk melaporkan temuan tersebut kepada BPOM. Tindakan ini berguna agar
BPOM bisa segera menarik produk berbahaya tersebut dari pasar, sekaligus
mencegah jatuhnya korban karena produk makanan berbahaya tersebut.
E. Tinjauan tentang Anak Usia Sekolah Dasar
1. Pengertian
Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu
golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya
anak yang berusia 7-12 tahun. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12
tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak
bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa
tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-
masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa,
2006).
Anak sekolah merupakan golongan yang mempunyai karakteristik mulai
mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan norma.
Di sinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti pertumbuhan dan
perkembangannya, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian,
serta asupan makanan (Yatim, 2005).
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang
artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap
18
mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang
tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu
(http://digilib.unimus.ac.id).
2. Tahap-tahap Anak Usia Sekolah Dasar
Anak-anak pada usia 6-12 tahun adalah anak-anak yang berada pada tahap
perkembangan masa sekolah. Masa sekolah merupakan suatu tahapan dimana
seorang anak mulai mempelajari dan memupuk apapun yang terjadi pada masa
sebelumnya untuk bekal masa depannya. Tahapan usia ini disebut juga sebagai
usia kelompok (gang age), dimana anak mulai mengalihkan perhatian dan
hubungan intim dari keluarga ke kerja sama antar teman. Anak-anak pada masa
ini akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya mereka. Maka
dari itu, anak- anak dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman. Bila
pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas, akan tumbuh rasa rendah diri
(Gunarsa, 2008: 13).
Menurut Hurlock, anak-anak usia sekolah dasar harus memiliki berbagai
keterampilan untuk dapat memenuhi tugas perkembangannya, seperti
keterampilan menolong diri sendiri (self-help skills), keterampilan bantuan sosial
(social- help skills), keterampilan sekolah (school skills), dan keterampilan
bermain (play skills). Keterampilan- keterampilan tersebut dimiliki seorang anak
sebagai bekal pembentukan harga dirinya. Harga diri yang positif akan
memudahkan seorang anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Selain itu, dalam segi emosi, anak-anak pada usia ini mulai belajar mengendalikan
19
reaksi emosinya dengan berbagai cara atau tindakan yang dapat diterima
lingkungannya. Pada akhir masa sekolah, tujuan utama anak-anak adalah diakui
sebagai anggota suatu kelompok, sehingga anak-anak cenderung menuruti aturan
dari teman- temannya dibandingkan aturan dari orang tuanya, misalnya cara
berpakaian, cara berdandan, cara berbicara, maupun cara bertingkah laku
(Gunarsa, 2008: 14-15).
3. Macam-macam Keterampilan yang Perlu Dimiliki Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Gunarsa (2006), dengan memasuki dunia sekolah dan masyarakat,
anak-anak dihadapkan pada tuntutan sosial yang baru, yang menyebabkan
timbulnya harapan-harapan atas diri sendiri (self-expect-action) dan aspirasi-
aspirasi baru, dengan lain perkataan akan muncul lebih banyak tuntutan dari
lingkungan maupun dari dalam anak sendiri yang kesemuanya ingin dipenuhi.
Beberapa ketrampilan yang perlu dimiliki anak pada fase ini meliputi antara lain:
a. Keterampilan menolong diri sendiri (self-help skills): misalnya dalam hal
mandi, berdandan, makan, sudah jarang atau bahkan tidak perlu ditolong lagi.
b. Keterampilan bantuan sosial (social-help skills): anak mampu membantu
dalam tugas-tugas rumah tangga seperti menyapu, membersihkan rumah,
mencuci dan sebagainya.
c. Keterampilan sekolah (school-skills): meliputi penguasaan dalam hal
akademik dan non akademik.
Keterampilan bermain (play-skills): meliputi keterampilan dalam berbagai
jenis permaninan (http://digilib.unimus.ac.id).
20
4. Ciri-ciri Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan
berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri
penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut
(http://digilib.unimus.ac.id):
a. Masa yang menyulitkan
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia
lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua
dan anggota keluarga lainnya.
b. Masa anak tidak rapi
Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan
keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya,
hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua mengharuskan
melakukannya dan mengancam dengan hukuman.
5. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Tugas–tugas perkembangan anak sekolah dasar menurut Havighurst dalam
Hurlock (2002) adalah sebagai berikut (http://digilib.unimus.ac.id):
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan
yang umum.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang
sedang tumbuh.
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya.
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat.
21
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung.
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari.
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga.
9. Mencapai kebebasan pribadi.
F. Komik
1. Definisi Komik
Komik, menurut Scott McCloud dalam bukunya yang berjudul Understanding
Comics dapat didefinisikan sebagai “gambar-gambar dan lambang-lambang yang
diletakkan berdampingan dalam urutan tertentu bertujuan untuk memberikan
informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca” (Scott McCloud,
2001:9).
Komik adalah sebuah dunia seni tutur-gambar, suatu rentetan gambar yang
bertutur menceritakan suatu kisah atau alur sebuah cerita. Komik bukanlah
cergam (cerita bergambar) seperti yang kita kenal selama ini. Dalam cergam,
gambar berperan sebagai ilustrasi pelengkap sebuah tulisan seperti halnya pada
sebuah novel, sehingga sebetulnya tanpa hadirnya gambar pun cerita masih bisa
dinikmati para pembacanya. Namun di dalam komik yang terjadi adalah
sebaliknya, teks atau tulisan berperan sebagai pelengkap gambar. Sehingga sebuah
komik kalau penggambarannya “canggih”, bisa saja tanpa kata-kata. (Toni
Masdiono, 1998: 9).
22
Scott McCloud dalam MS Gumelar (2011: 6) memaparkan definisi “komik
adalah gambar yang berjajar dalam urutan yang disengaja dimaksudkan untuk
menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik dari pembaca”. Dalam
bukunya yang berjudul Understanding Comics (1993: 6), Scott McCloud juga
menjelaskan bahwa komik adalah wadah yang dapat menampung berbagai macam
gagasan dan gambar.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 64) memberikan definisi yang senada
bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan
memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar
untuk memberikan hiburan kepada para pembacanya. Dengan berbagai definisi
yang berasal dari para tokoh tersebut tidak heran jika predikat menghibur dan
menyenangkan telah melekat pada komik semenjak awal kemunculannya pada
tahun 1980-an.
2. Sejarah Komik
Perkembangan komik di Indonesia telah dimulai sejak zaman sebelum
kemerdekaan. Dalam setiap generasi, perkembangan komik memiliki karakteristik
masing-masing.
a. Generasi 1930
Pada awal kelahirannya komik Indonesia dapat di bagi menjadi dua
kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di
Indonesia pada tahun 1930-an dapat ditemukan pada media Belanda seperti
De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti “Flippie
Flink and Flash Gordon”. “Put On”, seorang peranakan Tionghoa adalah
karakter komik Indonesia yang pertama karya Kho Wan Gie yang terbit rutin
23
di surat kabar Sin Po. “Put On” menginspirasi banyak komik strip lainnya
sejak tahun 30-an sampai 60-an seperti pada Majalah Star (1939- 1942) yang
kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo, Nasroen A.S.
membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe
melalui mingguan Ratu Timur.
b. Generasi 1940-1950
Sekitar akhir tahun 1940-an, banyak komik-komik dari Amerika yang
disisipkan sebagai suplemen mingguan surat kabar. Diantaranya adalah
komik seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom and Johnny Hazard. Kemudian
penerbit seperti Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang,
mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah
membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salah seorang
komikus terdepan yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam
menggambar yang mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik
adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok “Sie Djin Koei”. Komik ini
berhasil melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal.
Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan
beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. R.A. Kosasih,
yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai karirnya
dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama Sri
Asih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh
komikus lainnya, diantaranya adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda
Putih dan Kapten Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan
petualangan Flash Gordon.
24
Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdul Salam
menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta,
salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja” yang bercerita tentang
agresi militer Belanda ke kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan
oleh harian Pikiran Rakyat dari Bandung. Sebagian pengamat komik
berpendapat bahwa inilah buku komik pertama karya artis komik Indonesia.
c. Generasi 1960-1970
Adaptasi dari komik asing dalam komik Indonesia mendapatkan
tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik budaya. Karena
itu penerbit seperti Melodi dari Bandung dan Keng Po dari Jakarta mencari
orientasi baru dengan melihat kembali kepada khazanah kebudayaan nasional.
Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari wayang
Sunda dan Jawa menjadi tema-tema prioritas dalam komik selanjutnya.
R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal dengan
keberhasilannya membawa epik Mahabharata dari wayang ke dalam media
buku komik. Sementara itu dari Sumatra, terutamanya di kota Medan,
terdapat pionir-pionir komikus berketerampilan tinggi seperti Taguan Hardjo,
Djas, dan Zam Nuldyn, yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke
dalam seni komik.
d. Generasi 1990-2000
Ditandai oleh dimulainya kebebasan informasi lewat internet dan
kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat kesempatan untuk
mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak
karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik
yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus pasar dalam negeri,
25
juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit komik bajakan. Beberapa
penerbit besar pun mulai aktif memberikan kesempatan kepada komikus
muda untuk mengubah image komik Indonesia yang selama ini terkesan
terlalu serius menjadi lebih segar dan muda. Ada dua aliran utama yang
mendominasi komik modern Indonesia, yaitu Amerika yang lebih dikenal
dengan comics dan Jepang yang lebih dikenal strereotype manga.
3. Komik sebagai Media Komunikasi
Bahasa gambar, merupakan salah satu media komunikasi yang paling
komunikatif dibandingkan bentuk-bentuk media lain seperti tulisan dan suara.
Gambar adalah undur utama atau pokok yang sangat kaya dan tidak terbatas.
Bentuk dari tulisan adalah gambar-gambar tertentu yang sudah disepakati bersama
sebagai bentuk simbol yang artinya sudah diseragamkan. Ini adalah salah satu
bukti betapa gambar sebagai media yang sangat kaya, tidak terbatas, dan mampu
merubah fungsinya melalui berbagai bentuk. Komik dengan cirinya yang khas
yaitu konsep cerita melalui gambar-gambar dan tulisan sebagai pelengkap, dalam
perjalanannya mampu terus bertahan bahkan terus berkembang mengiringi
kemajuan peradaban manusia. Konsep komik yang sangat universal
memungkinkan komik untuk dapat menembus berbagai lapisan atau batasan yang
sekiranya media lain tidak bisa semudah itu dapat menembusnya. Komik dapat
dengan mudahnya masuk ke berbagai tempat dan diterima oleh berbagai golongan
usia. Pesan-pesan yang dibawanya dapat dengan mudah masuk dan diterjemahkan
melalui bahasa visual (http://pixels-portal.blogspot.co.id).
Seperti diketahui, komik memiliki banyak arti dan sebutan, yang disesuaikan
dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara umum, komik sering
26
diartikan sebagai cerita bergambar. Scout McCloud memberikan pendapat bahwa
komik dapat memiliki arti gambar- gambar serta lambang lain yang terjukstaposisi
(berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu, utuk menyampaikan informasi
dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Komik sesungguhnya lebih
dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur
(http://puslit2.petra.ac.id).
Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai
kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti.
Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan,
yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar membuat informasi lebih mudah
diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah
untuk diikutidan diingat. Dewasa ini komik telah berfungsi sebagai media hiburan
yang dapat disejajarkan dengan berbagai jenis hiburan lainnya seperti film, TV,
dan bioskop. Komik adalah juga media komunikasi visual dan lebih daripada
sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Sebagai media komunikasi
visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu
menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Seperti diketahui, gaya belajar
terdiri atas gaya visual, gaya auditori, dan gaya keptik. Gaya belajar visual
merupakan gaya belajar yang lebih mengandalkan indera visual untuk menyerap
informasi (http://puslit2.petra.ac.id).
Komik sebagai media komunikasi berperan sebagai alat yang mempunyai
fungsi menyampaikan pesan. Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini
pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pembelajar dan
sumber belajar, dalam hal ini yaitu komik. Komunikasi belajar akan berjalan
27
dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan
menarik. Pesan pembelajaran yang baik memenuhi beberapa syarat. Pertama,
pesan pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Pemilihan isi dan
gaya penyampaian pesan mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada
pembelajar. Kedua, isi dan gaya penyampaian pesan juga harus merangsang
pembelajar memproses apa yang dipelajari serta memberikan rangsangan belajar
baru. Ketiga, pesan pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pembelajar dalam
memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pebelajar untuk
melakukan praktik-praktik dengan benar (http://puslit2.petra.ac.id).
4. Merancang Komik
Gambar 1. Skema Pembuatan Komik
Scott McCloud menyebutkan dalam bukunya Understanding Comics (1993:
170), bahwa terdapat enam langkah yang harus ditempuh dalam membuat sebuah
komik.
!Gagasan/!Tujuan!
!Bentuk!
!Gaya!
!Struktur!
!keterampilan!
!Permukaan!
28
a. Gagasan/tujuan
Tahap ini merupakan tahap dimana ide dalam pembuatan sebuah komik
muncul. Gagasan berupa ide cerita, alur peristiwa dan emosi dari tokoh
ditentukan agar sejalan dengan tujuan dari dibuatnya sebuah komik.
b. Bentuk
Tahap ini menentukan akan mengambil bentuk apa komik nanti dibuat.
Beberapa bentuk komik dapat dipilih antara lain novel grafis, superhero,
manga, komik strip atau komik web, dan lain sebagainya.
c. Gaya
Tahap ini menentukan gaya komik yang akan digunakan, baik teknik gambar,
gaya ilustrasi, pembagian panel dan lain sebagainya.
d. Struktur
Tahap ini menyatukan gagasan/tujuan, bentuk dan gaya. Pada tahap ini
menentukan dan menyeleksi apa-apa saja yang dipilih untuk dimasukkan
dalam sebuah komik dan apa saja yang harus dibuang. Serta menentukan
bagaimana mengatur dan menggubahnya menjadi sebuah komik.
e. Keterampilan
Dalam menyusun dan merancang sebuah komik, diperlukan keterampilan
tersendiri. Baik dalam menyusun skenario, menerjemahkan tulisan ke dalam
bentuk gambar, mengatur emosi pada suatu cerita, mengatur tata letak, dan
lain sebagainya.
f. Permukaan
Tahap ini mencakup nilai-nilai produksi dan penyelesaian akhir sebuah
komik. Aspek yang paling jelas terlihat terdapat pada tampilan permukaan
pertama karya komik.
29
Dalam buku Membuat Komik, Scott McCloud mengutarakan bahwa ada dua
hal dasar yang ingin dicapai dari komik, yaitu agar pembaca memahami cerita dan
membaca cerita sampai selesai. Untuk mencapai tujuan pertama maka diperlukan
komunikasi yang jelas, dan untuk mencapai tujuan kedua diperlukan elemen yang
dapat membujuk pembaca agar tetap mengikuti komik tersebut.
Scott McCloud menyebutkan dalam kata pengantar bahwa banyak gagasan
yang harus digali oleh para seniman komik sebelum mereka mengambil pena,
termasuk:
a. Memilih momen yang tepat untuk dituangkan ke dalam panel. Mana yang
harus dimasukkan, mana yang harus dibuang.
b. Membingkai aksi dan menuntun mata pembaca.
c. Memilih kata dan gambar yang saling melengkapi.
d. Menciptakan karakter yang beragam dan istimewa menggunakan jiwa dan
penampilan yang tidak akan terlupakan.
e. Menguasai bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
f. Menciptakan dunia khayal yang tampak nyata dan membawa pembaca ke
dalam sebuah petualangan penuh makna.
g. Memilih peralatan yang tepat dan memahami asal muasalnya.
h. Menelusuri dunia gaya dan genre komik yang maha luas.
5. Rangkaian Citra Komik
Dalam komik, cerita dituangkan dalam bentuk rangkaian citra dan bisa juga
dilengkapi dengan kata-kata. Komik merupakan aliran pilihan yang
berkesinambungan, yang terdiri dari pencitraan, alur cerita, dialog, gesture dan
30
banyak pilihan lainnya. Dalam buku Membuat Komik (Scott McCloud, 2007:
10), pilihan-pilihan itu dapat di bagi menjadi lima tipe dasar, yaitu:
a. Choice of moment
Kita harus menentukan momen yang akan kita masukan dalam sebuah komik,
dari cerita yang kita maksudkan kita harus bisa membagi apa gambar yang
akan kita masukan untuk menjelaskan bagian dari cerita tersebut, sehingga
tidak perlu membuat panel berlebihan hanya untuk menjelaskan suatu adegan.
b. Choce of frame
Tentukan jarak antar frame dan sesuaikan dengan angle akan momen tersebut,
sehingga tercipta alur membaca yang nyaman, apabila kita bisa
memanfaatkan frame dengan baik kita bisa membuat gambar keluar dari
frame.
c. Choice of image
Kita harus bisa merender karakter, objek yang digunakan dan juga
environment dalam frame secara jelas, gunakan shading dengan baik, supaya
terlihat jelas objek yang berada di depan dan belakang.
d. Choice of word
Pilih kata-kata yang menjelaskan informasi dari cerita dengan jelas dan dapat
juga cocok dengan gambar yang ada.
e. Choice of flow
Bagaimana bisa membantu pembaca membaca dengan nyaman. Mengarahkan
mata dari atas kiri ke kanan bawah. Membuat pembaca mudah mengikuti flow
perpanel yang ada.
31
6. Komponen Komik
Komik memiliki beberapa komponen yang mendukung satu sama lain agar
sebuah cerita dapat disampaikan dengan baik. Seperti yang telah disampaikan oleh
Toni Masdiono (1998) antara lain adalah (https://eprints.uns.ac.id):
a. Panel/Frame, suatu bingkai yang membatasi antara suatu adegan dengan
adegan yang lainnya. Panel juga bisa dianalogikan dengan jendela kamera
yang merekam sebuah kejadian. Fungsi dari panel adalah memusatkan
perhatian pembaca dari panel ke panel. Bentuk dari panel sendiri bisa berupa
garis simetris maupun ekspresif. Terdapat dua jenis panel dalam komik, yaitu:
1) Panel tertutup, garis pembatas yang membatasi suatu adegan gambar
hingga tertutup. Garis yang digunakan bisa tebal, tipis, ekspresif maupun
digambar langsung.
2) Panel terbuka, batas adegan pada komik tanpa menggunakan garis yang
mengelilingi gambar.
b. Balon Kata, berfungsi sebagai penempatan teks atau dialog yang muncul di
dalam komik. Bentuk balon kata bermacam-macam, tergantung dari ekspresi
karakter yang sedang berbicara. Bentuk balon kata juga bisa dipengaruhi oleh
sifat dan pembawaan dari karakter tersebut.
c. Narasi, teks yang menerangkan rentang waktu, tempat kejadian dan keadaan
dalam sebuah adegan pada komik. Narasi erat hubungannya dengan alur
cerita komik.
d. Efek Suara/Sound Effect, pada komik digambarkan dengan tipografi/lettering
yang dibentuk sedemikian rupa agar dapat mewakili karakter asli dari sebuah
suara. Seperti suara pukulan, petir, jatuhnya air, dan lain sebagainya.
32
e. Gang, yaitu jarak antara panel satu dengan yang lainnya agar lebih mudah
memisahkan adegan dalam sebuah halaman komik.
f. Pace/Timing, suatu jarak langkah yang dibutuhkan oleh pembaca untuk
memahami suatu rentetan kejadian. Dengan adanya timing, pembaca dapat
menikmati panel demi panel sebelum terjadinya klimaks. Jumlah panel yang
digunakan untuk sebuah timing tergantung pada kecepatan gerakan pada
adegan. Sudut pandang yang disajikan pada setiap panel berupa sebuah
rentetan gerakan pada suatu rentan waktu.
7. Transisi Panel
Dalam buku Membuat Komik (Scott Mc Cloud, 2007: 15) dijelaskan bahwa,
dalam komik setiap panel menunjukkan sebuah aksi yang lengkap, karena berasal
dari sebuah plot yang berkaitan secara keseluruhan.
Ada 6 bentuk transisi dari panel ke panel, yaitu:
a. Momen ke momen
Aksi tunggal yang digambarkan dalam sebuah rangkaian momen.
b. Aksi ke aksi
Sebuah subyek (orang, obyek, dan sebagainya) tunggal dalam sebuah
rangkaian aksi.
c. Subyek ke subyek
Serangkai perubahan subyek dalam lokasi yang sama.
d. Lokasi ke lokasi
Transisi melintasi jarak waktu atau ruang yang sangat berbeda.