7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar
mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran di
sekolah. Arsyad (2007: 3) menjelaskan “kata media berasal dari kata
bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah
berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”.
Dalam proses belajar mengajar, pesan atau informasi itu disampaikan
oleh guru melalui perantara yang dapat berbentuk stimulus, yang
disampaikan kepada siswa. Stimulus itu dapat berupa pertanyaan dari
guru atau disajikan dalam bentuk alat, bagan, dan gambar selanjutnya
oleh penerima atau siswa akan memberikan respon atau reaksi. Reaksi itu
dapat mengarah ke reaksi yang aktif, misalnya berupa pertanyaan,
jawaban atau saran.
Media pembelajaran menurut Briggs dalam Anitah (2008: 1)
menyatakan “media pembelajaran adalah peralatan fisik untuk
membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran yang meliputi
buku, videotape, slide, dll. Adapun pengertian media menurut Marshall
Mcluhan dalam Hamalik (1990: 248) “Media adalah suatu ekstensi
manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
8
mengadakan kontak langsung dengan dia”. Selanjutnya pengertian media
menurut Briggs dalam Arief S. Sadirman (1996: 6)” Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. Dari
pengertian media akhirnya dikenal dengan istilah media pengajaran, WS.
Winkel (1999: 285) menjelaskan bahwa “media pengajaran adalah suatu
sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan
oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar-
mengajar, untuk mencapai tujuan instruksional”.
Kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan media dari penjelasan
para ahli di atas adalah segala alat fisik yang dapat memperjelas
penyajian pesan yang disampaikan oleh guru kepada siswa serta
merangsang siswa tersebut untuk belajar.
2. Media Pembelajaran Puzzle
a. Pengertian Media Puzzle
Berbagai cara sebenarnya banyak memberikan arti dan
manfaat dalam hidup anak. Salah satu permainan edukatif untuk
anak-anak adaalah puzzle. Cahyo dalam Ernawati,dkk (2016: 3)
menjelaskan bahwa “Media pembelajaran crossword puzzle
merupakan permainan mengasah otak melalui pencarian dan
pengingatan kata yang pas untuk jawaban pada kotak yang tersedia”.
Sedangkan Puzzle menurut Suciaty (2010: 78) menjelaskan bahwa “
permainan puzzle bisa dimainkan mulai dari 12 bulan. Puzzle dapat
memberikan kesempatan belajar yang banyak, selain untuk menarik
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
9
minat anak dan membina semangat belajar dalam bermain.
Permainan puzzle dapat dilakukan di rumah dan di sekolah yang
diberikan oleh guru.
Puzzle berdasarkan pendapat di atas merupakan media yang
dapat digunakan oleh guru sebagai alat bantu dalam pembelajaran
untuk menarik perhatian siswa melalui mencari potongan atau
bagian dan menyusunnya sesuai ketentuan .
Tujuan permainan puzzle menurut Nisak (2011:110),
permainan puzzle ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1) membentuk jiwa bekerjasama pada peserta, karena permainan
ini akan dikerjakan secara berkelompok.
2) peserta dapat lebih konsisten dengan apa yang sedang
dikerjakan.
3) melatih kecerdasan logis matematis peserta.
4) menumbuhkan rasa solidaritas sesama.
5) menumbuhkan rasa kekeluargaan antar siswa.
6) melatih strategi dalam bekerjasama antarsiswa
7) menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai
antarsiswa
8) menumbuhkan rasa saling memiliki antar siswa
9) menghibur para siswa di dalam kelas
Tujuan permainan puzzle berdasarkan penjelasan di atas
adalah untuk membentuk jiwa kerjasama, lebih konsisten, melatih
kecerdasan logis, menumbuhkan rasa solidaritas, kekeluargaan, dan
saling menghormati dan menghargai.
3. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif
Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran dalam bentuk
tema-tema(tematik). Model pembelajaran tematik menurut Rusman
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
10
(2011: 254) adalah “model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa”. Soeryosubroto
(2009: 133) mendefinisikan “pembelajaran tematik adalah suatu
kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan beberapa materi
pada mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan”.
Pembelajaran tematik dalam hal ini merupakan suatu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap
pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif menggunakan tema
Penerapan pembelajaran tematik berdasarkan uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa merupakan salah satu bentuk inovasi
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran tematik yang diharapkan di kelas III SD Negeri 1
Rancamya yaitu dengan mengintegrasikan materi beberapa mata
pelajaran dalam satu tema. Pembelajaran tematik dalam hal ini
bertujuan menjadikan proses pembelajaran berlangsung secara
efektif dan bermakna bagi siswa.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Beberapa karakteristik pembelajaran tematik menurut
Rusman (2011: 258-259) diantaranya:
1) Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa
(student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar
modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator, yaitu memberikan kemudahan pada siswa untuk
melakukan aktivitas belajar.
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
11
2) Memberikan pengalaman langsung. Pengalaman tematik dapat
memberikan pengalaman langsung pada siswa (direct
experiences). Siswa dalam hal ini dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang
lebih abstrak.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Pemisahan mata
pelajaran dalam pembelajaran tematik menjadi tidak begitu
jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-
tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran
tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu pembelajaran. Siswa dengan demikian dapat
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5) Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat
luwes(fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik berdasarkan
karakterisitik pembelajaran tematik di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa usia Sekolah
Dasar. Penerapan pembelajaran tematik di kelas III SD Negeri 1
Rancamaya dilakukan dengan pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centered) dengan menyajikan konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam bentuk tema yang menggunakan prinsip
belajar sambil bermain dan menyenangkan. Pembelajaran ini
diharapkan dapat membuat siswa lebih paham sehingga potensi yang
dimiliki siswa dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa.
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
12
c. Keunggulan Pembelajaran Tematik Integratif
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan
siswa dalam proses belajar atau mengarahkan siswa secara aktif
terlibat dalam proses pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional, pembelajaran tematik memiliki
beberapa keunggulan. Drake dalam Prasetyo dan Lantip, 2016: 56)
menjelaskan bahwa: “An integrated curriculum that would motivate
students because it was relevant and followed the principles of
constructivism”. Proses pembelajaran dengan pembelajaran integrasi
akan memotivasi siswa untuk belajar karena pembelajaran integrasi
relevan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa serta mengikuti
prinsip-prinsip kontruktivisme sehingga siswa mendapatkan
kesempatan untuk mengkontruksi pengetahuan sendiri melalui
pengalaman dan lingkungan.
Pembelajaran tematik menurut Rusman ( 2011: 257-258)
memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa,
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai
dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam
lingkungannya. 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
13
Pembelajaran tematik integratif memiliki keunggulan
berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional. Pembelajaran tematik yang melibatkan
siswa secara aktif dapat lebih bermakna dan berkesan bagi siswa
karena dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan sosial siswa.
d. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran tematik integratif pada Kurikulum 2013.
Azmussya‟ni dan Wangid dalam Prasetyo dan Lantip (2016: 56)
menyatakan bahwa “pendekatan saintifik dapat meningkatan
keterampilan yang akan memberikan semangat bagi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran”.
Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
Dyer, dkk dalam Sani (2015: 53) menyatakan bahwa “pendekatan
saintifik (scientific approach) memiliki komponen proses
pembelajaran yang terdiri atas mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/ asosiasi, membentuk
jaringan (melakukan komunikasi)”. Proses ini merupakan upaya
yang digunakan untuk mencapai kompetensi pembelajaran yang
telah ditentukan. Joyce & Well dalam Prasetyo dan Lantip, 2016: 56)
menjelaskan bahwa “ scientific method can be taught and has
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
14
positive effects on the acquisition of information, concepts and
attitudes”. Scientific approach dapat diajarkan dan memiliki dampak
positif pada perolehan informasi, konsep, dan sikap. Pendekatan
ilmiah dalam hal ini diyakini mampu mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan siswa dengan tujuan
mengembangkan good character.
Nasution dalam Prahastiwi, Subani dan Dwi, 2014: 2)
menyatakan bahwa “pendekatan saintifik dipandang paling cocok
dalam pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa”.
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran bertujuan agar
siswa dalam proses pembelajaran tidak monoton atau hanya
mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan oleh guru,
tetapi siswa aktif terlibat dalam kegiatan belajar sesuai karakteristik
yang terdapat dalam pendekatan saintifik.
4. Partisipasi Belajar
a. Pengertian Partisipasi Belajar
Menurut Echols dalam Suryobroto (2009: 293) ”partisipasi
berasal dari Bahasa Inggris yaitu participation yang berarti
pengambilan bagian atau pengikutsertaan”. Sedangkan menurut
Dusseldrop dalam Sukidin (2002: 68) “partisipasi diartikan kegiatan
atau keadaan mengambil bagian dalam suatu aktivitas untuk
mencapai suatu kemanfaatan secara optimal”.Widoyoko (2009:104)
menjelaskan “partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
15
seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk
mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya
tujuan-proses belajar mengajar, bersama bertanggung jawab
terhadap tujuan tersebut”. Sudjana (2000: 155) mengemukakan
“kegiatan pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai upaya
pendidik untuk mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran”.
Penjelasan para ahli di atas dapat dimaknai bahwa, partisipasi
merupakan keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam
memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan
oleh organisasi serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung
jawab atas keterlibatannya yang mampu membuat siswa
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
b. Manfaat partisipasi
Partisipasi memiliki beberapa manfaaat agar suatu
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Manfaat principal dari partisipasi menurut Keith Davis dalam
Suryobroto (2009:296) sebagai berikut:
1) Lebih memungkinkan diperoleh keputusan yang benar
2) Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para
anggotanya
3) Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia motivasi
serta membangun kepentingan bersama.
4) Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.
5) Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan-perubahan.
Senada dengan pendapat di atas, Sachlan dan Roger (1988:
85) memberikan pendapatnya bahwa “manfaat dari partisipasi
belajar, yaitu: 1) Lebih banyak komunikasi dua arah, 2) Lebih
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
16
banyak bawahan mempengaruhi keputusan, 3) Manager dan
partisipan kurang bersifat agresi, 4) Potensi untuk memberikan
sumbangan yang berarti dan positif diakui dalam derajat lebih
tinggi.”
Manfaat partisipasi berdasarkan pendapat para ahli bahwa
dengan adanya partiipasi akan memberikan manfaat yang penting
bagi keberhasilan tujuan kegiatan organisasi yaitu :
1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar
karena banyaknya sumbangan pikiran.
2) Pengembangan potensi diri dan kreativitas
3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap pemerintah yang
diberikan dan adanya perasaan diperlukan.
Faktor partisipasi sangat berpengaruh dalam kegiatan
pembelajaran seperti sekolah adalah penting, karena berpengaruh
positif bagi kepemimpinan guru dan kepala sekolah serta
peningkatan program pendidikan.
c. Tingkatan partisipasi
Tingkatan partisipasi menurut Westra dalam Suryobroto
(2009: 297) dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Tingkatan pengertian timbal balik artinya mengarahkan anggota
agar mengerti akan fungsinya masing-masing dan sikap yang
seharusnya satu sama lain
2) Tingkatan pemberian nasihat artinya individu-individu di sini
saling membantu untuk pembuatan keputusan terhadap
persoalan-persoalan yang sdang dihadapi sehingga saling tukar
menukar ide-ide mereka satu persatu
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
17
3) Tingkatan kewenangan artinya menempatkan posisis
anggotanya pada keadaan mereka sehingga dapat mengambil
keputusan pada persoalan yang mereka hadapi.
Tabel 2.1 Kisi-kisi partisipasi
No Kisi-kisi Partisipasi
1
2
3
4
5
6
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa menyampaikan pertanyaan
Siswa menyampaikan pendapat atau sanggahan
Siswa menyampaikan jawaban
Siswa membuat catatan ringkas
Siswa mengerjakan tugas dengan baik
Sukidin (2002: 128)
5. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa akan tercapai dengan baik apabila guru
dapat menyampaikan materi pembelajaran secara efektif, efisien dan
kondusif. Menurut Hamalik (2011: 30) “prestasi belajar adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti.Arifin (2006: 12) menjelaskan bahwa
“Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestasie,
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang mempunyai
arti hasil usaha”. Prestasi belajar mempunyai arti hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).Prestasi belajar
merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.Mulyasa (2000:
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
18
100) mengemukakan “Tes prestasi diberikan sesudah orang yang
dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan apa yang diteskan”.
Tes Prestasi berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa tes dilakukan untuk mengukur kemampuan seseorang setelah
mempelajari sesuatu. Prestasi Belajar dan proses belajar adalah satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena prestasi belajar pada
hakikatnya adalah hasil akhir dari sebuah proses belajar. Prestasi
belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan evaluasi terhadap
materi belajar yang telah diberikan.
b. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Belajar yang efektif sangat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan mereka yang telah ditetapkan dalam
tujuan pembelajaran. Agar dapat meningkatkan hasil belajar perlu
diperhatikan faktor internal dan eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri
siswa itu sendiri, misalnya keadaan jasmani sangat berpengaruh
terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam
keadaan segar jasmaninya akan berlainan dengan orang yang
belajarnya dalam keadaan kelelahan atau keadaan tidak sehat.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
siswa, misalnya lingkungan sosial sekolah. Lingkungan sosial di
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
19
sekolah adalah guru dan teman-teman sekelas yang dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga
dan teman-teman sepermainan di sekitar rumah juga termasuk
lingkungan sosial bagi siswa.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti, dkk (2015) tentang
“Pengembangan Media Wayang Dan Puzzle Pada Pembelajaran Menulis
Cerita Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar “. Oktavianti, dkk
menyimpulkan bahwa penelitian pengembangan media wayang dan
puzzle dilatarbelangi oleh kesulitan siswa kelas IV SD dalam menggali
ide dan gagasannya pada pembelajaran menulis cerita. Penelitian ini
bertujuan untuk mendiskripsikan proses pegembangan, kualitas, dan
keefektifan media wayang dan puzzle yang dikembangkan, Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian pengembangan Four-D yang
dimodifikasi menjadi Three-D.hasil belajar siswa secara individu pada
uji coba I diperoleh nilai dari salah satu siswa yang belum mencapai
KKM yaitu 70, sedangkan pada uji coba II nilai yang diperoleh seluruh
siswa telah mencapai KKM. Hasil belajar secara klaksikal dinyatakan
tuntas dengan persentase 90% pada uji coba I dan 100% pada uji coba II
sebab ketuntasan belajar klaksikal yang ditetapkan adalah 75%.
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
20
2. Penelitian yang dilakukan oleh Viana dan Harahap (2016) tentang
“Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Media The Thing Puzzle And
Crossword Puzzle Media On Fungus Matter SMA Pembangunan Galang
TP”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswamenggunakan Media The
Thing Puzzle dengan Media Crossword Puzzle pada materijamur di kelas
X SMA Pembangunan Galang T.P 2015/2016 yang terdiri dari 3
kelasdengan jumlah siswa 96 orang. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah eksperimental. Pada kelas eksperimen I (menggunakan Media The
Thing Puzzle) didapat rata-rata hasil belajar siswa sebesar 85,83 dengan
standar deviasi 7,77 sedangkan pada kelas eksperimen II (menggunakan
Media Crossword Puzzle) memiliki rata-rata sebesar 70,10
denganstandar deviasi 15,24. Adanya perbedaan hasil belajar tersebut
dibuktikan melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t pada
taraf α = 0,05, dimana t hitung(17,87) > ttabel (1,6697). Hal tersebut
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar dimana kelas eksperimen
I (menggunakan Media The Thing Puzzle) lebih tinggi daripada
kelaseksperimen II (menggunakan Media Crossword Puzzle) pada materi
jamur di kelas XSMA Pembangunan Galang Tahun Pembelajaran
2015/2016.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan P. Satrio (2014) tentang
“Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
21
ISCL Berbantu Puzzle Kelas VII SMPN 174 SSN Jakrata”. Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah hasil tes kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa yang diberikan peneliti sebelum tindakan masih belum
optimal karena berada dibawah nilai KKM. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dikelas VII
SMPN 174 Jakarta melalui Interactive Setting Cooperative Learning
Berbantu Puzzle.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Adeyemo.A, dkk (2013) tentang “An
Investigation into the Influence of Using Puzzles in The Teaching of
Physics On Senior Secondary School Students”. Kesimpulan dari
penelitian tersebut adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan teka-teki dalam pengajaran Fisika pada Prestasi
Siswa Sekolah Menengah di topik terpilih. Sampel terdiri dari seratus
dan Dua puluh (120) siswa fisika, dipilih secara acak dari sekolah
menengah bulu di daerah Mushin Pemerintah, negara Lagos. Instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dua tes prestasi tes
awal dan tes post pada teka-teki tentang topik mesin sederhana, kerja,
energi dan tenaga. Data yang terkumpul adalah dengan menggunakan
hitungan frekuensi, persentase sederhana, pair t-test, t-test dan koefisien
korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa memahami konsep ilmiah lebih banyak saat diajar. Metode teka-
teki dan juga meningkatkan pemahaman siswa dalam keterampilan dan
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
22
sikap ilmiah. Rekomendasi tersebut kemudian dibuat, berdasarkan hasil
penelitian penelitian.
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Variabel
Kerangka pikir berdasarkan gambar 2.1 alur dapat dideskripsikan
bahwa media pembelajaran puzzle yang diterapkan saat proses pembelajaran
berlangsung dapat membuat siswa lebih mudah menguasai dan menghayati
materi pelajaran karena siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran.
Keikutsertaan secara aktif siswa dalam proses pembelajaran memungkinkan
terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Peneliti mempunyai keyakinan
bahwa variabel bebas berkaitan dengan variabel terikat. Sebab media
pembelajaran merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang menekankan
Partisipasi rendah
Pemberian Media Puzzle
(X)
Prestasi belajar PKn dan
Partisipasi siswa
(Y)
Prestasi belajar rendah
Memberikan pengaruh
terhadap partisipasi
belajar
Memberikan pengaruh
terhadap prestasi belajar
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017
23
pada aktivitas belajar siswa sehingga memungkinkan berpengaruh terhadap
partisipasi dan prestasi belajar siswa. Hubungan antar variabel-variabel dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka pikir di atas.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka
berpikir.
Sugiyono (2013: 64) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, hipotesis
penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh positif media pembelajaran puzzle subtema
ketampakan rupa bumi terhadap partisipasi belajar siswa kelas III di SD
Negeri 1 Rancamaya.
2. Terdapat pengaruh positif media pembelajaran puzzle subtema
ketampakan rupa bumi terhadap prestasi belajar siswa kelas III di SD
Negeri 1 Rancamaya
Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017