Download - BAB I-UMKM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencatatan transaksi di akuntansi, terutama di fungsi penjurnalan, selalu
melibatkan minimal 2 akun yang berubah (bertambah atau berkurang).
Selanjutnya, pencatatan transaksi di akuntansi menuntut bahwa total
perubahan nilai moneternya harus seimbang. Sistem pencatatan akuntansi
tersebut lazim disebut sistem pencatatan berpasangan (double entry system)
yang merupakan konsekuensi untuk menjaga keseimbangan persamaan
akuntansi, yaitu penggunaan dana harus selalu sama dengan pemerolehan
dana.
Sistem pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet dan
kredit. Ketentuan yang berlaku adalah bahwa akun-akun aset, biaya dan
pengembalian ekuitas dicatat di debet jika bertambah, dan dicatat di kredit jika
berkurang. Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di
kredit jika bertambah, dan dicatat di debet jika berkurang. Menariknya,
ternyata ketentuan tersebut berlandas rasionalitas matematika yang logis
dengan tujuan menjaga keseimbangan persamaan akuntansi di setiap kondisi.
Jadi, dengan mempelajari Bab ini maka Anda sudah dapat mengaplikasikan
ketentuan Debet dan Kredit, tidak kalah dengan orang-orang yang mempunyai
latar-belakang akuntansi, atau mungkin malah lebih baik, semoga.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM PENCATATAN BERPASANGAN
Setiap kali kita melakukan analisis transaksi berbasis akun sebagaimana
kita telah melakukannya di Bab 3, sebenarnya kita menerapkan sistem
pencatatan berpasangan (double entry systems). Terdapat 2 (dua) ketentuan
yang keduanya harus dipenuhi di sistem pencatatan berpasangan, yaitu:
a. Minimal 2 (dua) akun berubah, dan
b. Total perubahan nilai moneter dilakukan secara seimbang
Mengapa harus minimal 2 akun yang berubah? Pencatatan berpasangan ini
merupakan konsekuensi dalam rangka mempertahankan persamaan akuntansi:
Aset + Biaya + Pengembalian ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan). Sadar
atau tidak sadar kita telah mempraktikkan ketentuan ini ketika menganalisis
transaksi berbasis akun. Selanjutnya, mengapa total perubahan nilai moneter
harus dilakukan secara seimbang? Karena akuntansi menggunakan prinsip
satuan uang/moneter (monetary unit) sebagai ukuran kuantitatif.
Sistem pencatatan berpasangan (double-entry system) berperan sangat
penting di akuntansi, terutama dalam kaitannya dengan fungsi penjurnalan
transaksi. Pembahasan lebih lanjut tentang penjurnalan terdapat di Bab 5.
B. APA ITU DEBET & KREDIT?
Persamaan akuntansi terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan yang merupakan
cerminan persamaan matematika aljabar. Masing-masing sisi persamaan
akuntansi terdiri dari elemen-elemen yang mana setiap elemen terdiri dari
banyak akun. Selanjutnya setiap akun juga dapat digambarkan sebagai
persamaan matematika aljabar yang berarti bahwa setiap akun juga terdiri dari
sisi kiri dan sisi kanan.
2
Akuntansi menyebut sisi kiri sebagai sisi debet dan sisi kanan sebagai sisi
kredit. Oleh karena itu, terminologi Debet dan Kredit semata-mata adalah
terminologi akuntansi untuk penamaan sisi Kiri dan sisi Kanan. Debet tidak
bermakna sebagai penambahan (+), demikian pula Kredit juga tidak bermakna
sebagai pengurangan(-).
Peraga 4.1:
Terminologi Debet dan Kredit
Ketentuan Debet dan Kredit adalah sebagai berikut:
a. Akun-akun aset, biaya, dan pengembalian ekuitas: di debet jika
bertambah, dan di kredit jika berkurang
b. Akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan: di kredit jika
bertambah, dan di debet jika berkurang
Peraga 4.2:
Ketentuan Debet dan Kredit Persamaan Akuntansi
C. MATEMATIKA DEBET DAN KREDIT
Mengapa akun-akun aset di debet jika bertambah dan di kredit jika
berkurang? Benarkah ketentuan tentang debet dan kredit yang berlaku di
masing-masing elemen/akun persamaan akuntansi adalah berdasar
3
kesepakatan atau ketentuan semata? Kita dapat memperoleh jawaban atas
pertanyaan tersebut dengan mencermati gambar-gambar berikut ini.
Deskripsi:
Gambar 1: Posisi debet dan kredit masing-masing elemen di persamaan
akuntansi.
Gambar 2: Transaksi pembelian secara kredit bahan habis pakai
menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan
akun Utang usaha bertambah yang dicatat di kredit. Hal ini sesuai dengan
posisi masing-masing akun di persamaan akuntansi.
Gambar 3: Pembelian tunai bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan
habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Kas berkurang yang
4
dicatat di kredit. Perlakuan ini sesuai dengan cara berpikir matematika;
akun Bahan habis pakai dan akun Kas adalah elemen Aset yang berada di
sisi debet dan bernilai positif sehingga penambahan dicatat di debet, dan
pengurangan dicatat di kredit.
Gambar 4: Ketentuan tentang debet & kredit di masing-masing
elemen/akun berdasar Gambar 3.
Ketentuan debit dan kredit di akuntansi dapat pula dijelaskan dengan
mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences
construction (lihat Ellerman 1985). Anggaplah, Aset = 10, Biaya = 5,
Pengembalian ekuitas = 3, Utang = 2, Ekuitas = 7, dan Pendapatan = 9.
Persamaan akuntansi adalah 10 + 5 + 3 = 2 + 7 + 9. Mendasarkan diri pada the
ordered pairs of the group of differences construction maka aset yang bernilai
10 dapat dituliskan salah satu berikut ini, yaitu alternatif (a) 14 di sisi debet
dan 4 di sisi kredit, atau alternatif (b) 4 di sisi debet dan 14 di sisi kredit.
Secara matematika, alternatif (a) yang harus digunakan karena aset bernilai
positif dan berada di sisi kiri persamaan akuntansi.
Angka 4 di sisi kredit bersifat mengurangi angka 14 yang berada di sisi debet.
Oleh karena itu, penambahan aset dicantumkan di debet, sedangkan
pengurangan aset dicantumkan di kredit. Ketentuan ini juga berlaku di elemen
utang. Misalnya, utang yang bernilai 2 dapat dituliskan salah satu alternatif
berikut ini: alternatif (a) 22 di sisi debit dan 20 di sisi kredit, atau alternatif (b)
20 di sisi debet dan 22 di sisi kredit. Secara matematika, alternatif (b) yang
harus digunakan karena elemen utang bernilai positif dan berada di sisi kanan
persamaan akuntansi. Angka 20 di sisi debet mengurangi angka 20 yang berada
di sisi kredit. Oleh karena itu, penambahan utang dicantumkan di kredit,
sedangkan pengurangan utang dicantumkan di debet.
D. PENTINGKAH DEBET & KREDIT?
5
Setelah mengidentifikasi sifat perubahan (bertambah atau berkurang)
masing-masing akun akibat terjadinya sebuah transaksi, akuntansi
mengidentifikasi penempatan akun tersebut: di debet ataukah di kredit. Jika
kita tidak dapat mengenali secara baik ketentuan debet dan kredit ini maka
secara teknis kita tidak dapat mempraktikkan akuntansi (meliputi penjurnalan
dan pemindah-bukuan) yang merupakan pengetahuan dasar di akuntansi.
Menariknya, ketentuan debet dan kredit ini bukan sekedar konvensi atau
kesepakatan yang dibuat bersama, tetapi justru berlandas pengetahuan
matematika yang logis.
E. APLIKASI KETENTUAN DEBET DAN KREDIT
Berikut ini contoh aplikasi penetapan debet dan kredit di 10 transaksi
UMKM GIATKERJA yang menjadi contoh di Bab 3 di muka.
Transaksi 01
Diketahui : 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar
Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Kas (Aset) dan akun Modal (Ekuitas)
b. Akun Kas bertambah dan akun Modal bertambah
c. Kas di Debet Rp10.000.000, dan akun Modal di Kredit
Rp10.000.000
Transaksi 02
6
Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000
untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran
modal.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal (Ekuitas)
b. Akun Peralatan kantor bertambah dan akun Modal
bertambah
c. Akun Peralatan kantor di Debet Rp5.000.000, dan akun
Modal di Kredit Rp5.000.000
Transaksi 03:
Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai
(supplies) senilai Rp1.000.000 tunai.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset)
b. Akun Bahan habis pakai bertambah dan akun Kas berkurang
c. Akun Bahan habis pakai di Debet Rp1.000.000, dan akun Kas
di Kredit Rp1.000.000
7
Transaksi 04
Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor
senilai Rp4.000.000 secara kredit.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Utang usaha (Utang)
b. Akun Peralatan kantor bertambah dan akun Utang usaha
bertambah
c. Akun Peralatan kantor di Debet Rp4.000.000, dan akun Utang
usaha di Kredit Rp4.000.000
Transaksi 05
Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai
Rp4.000.000.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Utang usaha (Utang) dan akun Kas (Aset)
8
b. Akun Utang usaha berkurang, dan akun Kas berkurang
c. Akun Utang usaha di Debet Rp4.000.000, dan akun Kas di
Kredit Rp4.000.000
Transaksi 06
Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya
honorarium karyawan senilai Rp1.500.000.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Biaya gaji (Biaya) dan akun Kas (Aset)
b. Akun Biaya gaji bertambah dan akun Kas berkurang
c. Akun Biaya gaji di Debet Rp1.500.000 dan akun Kas di Kredit
Rp1.500.000.
Transaksi 07
Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN
yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar adalah
Rp100.000.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
9
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Biaya listrik (Biaya) dan akun Utang biaya listrik
(Utang)
b. Akun Biaya listrik bertambah dan akun Utang biaya listrik
bertambah
c. Akun Biaya listrik di Debet Rp100.000, dan akun Utang biaya
listrik di Kredit Rp100.000.
Transaksi 08
Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara
kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Piutang usaha (Aset) dan akun Pendapatan usaha
(Pendapatan)
b. Akun Piutang usaha bertambah, akun Pendapatan usaha
bertambah
c. Akun Piutang usaha di Debet Rp3.000.000, dan akun
Pendapatan usaha di Kredit Rp3.000.000.
Transaksi 09
10
Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai ke Ibu
AMANAH untuk kepentingan pribadi senilai Rp500.000.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Pribadi (Pengembalian ekuitas) dan akun Kas (Aset)
b. Akun Pribadi bertambah dan akun Kas berkurang
c. Akun Pribadi di Debet Rp500.000, dan akun Kas di Kredit
Rp500.000.
Transaksi 10
Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari
pelunasan dari transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000
tertanggal 18 Januari.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun
tersebut?
Jawaban : a. Akun Kas (Aset) dan akun Piutang usaha (Aset)
b. Akun Kas bertambah dan akun Piutang usaha berkurang
c. Akun Kas di Debet Rp3.000.000, dan akun Piutang usaha di
Kredit Rp3.000.000.
11
Pengetahuan tentang ketentuan Debet dan Kredit sangat penting bagi
individu yang ingin mempelajari akuntansi. Untuk lebih memahami dan trampil
dalam penerapan ini maka Kita perlu berlatih. Kata orang bijak ”Practices make
perfect.” Jika Kita ingin berlatih sekaligus memahami akuntansi dengan baik,
silakan membaca buku Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika: Siklus
Akuntansi Keuangan (Sony Warsono, Arif Darmawan, dan Muhammad Arsyadi
Ridha, 2009). Atau Kita dapat menggunakan buku-buku Akuntansi yang banyak
tersedia di toko buku.
Hal utama yang perlu kita tegaskan di sini adalah bahwa ketentuan Debet
dan Kredit yang berlaku di Akuntansi selama ini murni berlandas matematika,
bukan hanya kesepakatan sehingga tidak bisa hanya dihafalkan semata. Jika Anda
ingin mendiskusikan lebih lanjut tentang mekanisme matematika dalam ketentuan
Debet dan Kredit, silakan hubungi kami melalui email [email protected],
chatting dengan penulis yang terdapat di website www.cherrycorner.com, atau
mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dapat diselenggarakan sesuai kebutuhan
UMKM Anda.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13