Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan wilayah
yang luas dan heterogen, secara geografis maupun sosiokultural,
memerlukan upaya yang tepat untuk mengatasi berbagai
permasalahan, di antaranya permasalahan pendidikan pada
daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Permasalahan
pendidikan di daerah 3T antara lain yang terkait dengan tenaga
pendidik, seperti kekurangan jumlah guru (shortage), distribusi
tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah
standar (under qualification), kurang kompeten (low
competencies), dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan
dengan bidang yang diampu (mismatched). Permasalahan lain
dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah 3T adalah angka
putus sekolah yang masih relatif tinggi, angka partisipasi sekolah
yang masih rendah, sarana prasarana yang belum memadai, dan
infrastruktur untuk kemudahan akses dalam mengikuti
pendidikan yang masih sangat kurang.
Sebagai bagian dari NKRI, daerah 3T memerlukan upaya
peningkatan mutu pendidikan yang dikelola secara khusus dan
sungguh-sungguh, terutama untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut di atas, agar daerah 3T dapat segera
maju bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi
perhatian khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 2
mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalam
memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan NKRI.
Salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah
3T, adalah Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia
(MBMI). Program ini meliputi (1) Program Pendidikan Profesi
Guru Terintegrasi dan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2)
Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM-3T), dan (3)
Program Pendidikan Profesi Guru Kolaboratif (PPG Kolaboratif).
Program-program tersebut merupakan sebagian jawaban untuk
mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T.
Program SM-3T sebagai salah satu Program MBMI ditujukan
kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai
guru, baik sebagai pegawai negeri sipil (PNS) maupun guru tetap
yayasan (GTY), untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T.
Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi
kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru
profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli
terhadap sesama, serta memiliki jiwa pendidik untuk
mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai
cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh para pendiri
bangsa Indonesia.
B. Pengertian
Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan
untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan pendidikan,
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 3
percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T dan
penyiapan pendidik profesional yang berlangsung selama satu
tahun.
C. Tujuan
Program SM-3T dilakukan dengan tujuan:
1. membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan
pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik;
2. memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana
pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional dan terampil
dalam memecahkan masalah pendidikan;
3. menumbuhkan sikap cinta tanah air, bela negara, peduli,
empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan
bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa;
4. membangun daya juang dan ketahanmalangan dalam
mengembangkan pendidikan di daerah-daerah yang
tergolong 3T;
5. meningkatkan kecintaan terhadap profesi sebagai guru yang
bertugas di daerah 3T; dan
6. mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum
mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
D. Ruang Lingkup
Program SM-3T dilakukan dengan cakupan:
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 4
1. melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan
sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi
setempat;
2. mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah;
3. melakukan kegiatan ekstrakurikuler;
4. membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen
pendidikan di sekolah; dan
5. melakukan tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk
mendukung program pembangunan pendidikan dan
kebudayaan di daerah 3T.
E. Landasan Yuridis
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
7. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 5
8. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
9. Permendikbud Nomor 87 Tahun 2013 tentang Program
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
10. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK
Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.
11. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor
64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan
Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi
(Berkewenangan Tambahan).
12. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor
17g/DIKTI/Kep/2013 tentang Penetapan Perguruan Tiggi
Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 7
BAB II SELEKSI PESERTA PROGRAM SM-3T
A. Sasaran
Peserta adalah lulusan program studi kependidikan S-1 tiga
tahun terakhir (2012, 2013, 2014) dari program studi yang
terakreditasi yang sesuai dengan mata pelajaran dan/atau
bidang keahlian yang dibutuhkan. Kuota secara nasional untuk
angkatan ke-4 (tahun 2014) direncanakan sebanyak 3.000
peserta.
B. Rekrutmen
Rekrutmen calon peserta merupakan kunci utama keberhasilan
program SM-3T. Rekrutmen calon peserta harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut.
1. Proses penerimaan dilakukan secara transparan dan
bertanggung jawab agar mendapatkan calon peserta yang
berkualitas tinggi.
2. Kelulusan calon peserta dalam seleksi ditentukan secara
nasional.
3. Untuk tahun 2014, calon peserta berasal dari 22 prodi yaitu:
Prodi PGPAUD, PGSD, PLB, PKn, Pendidikan Bahasa
Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan
Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan
Biologi, Pendidikan IPA, Pendidikan IPS, Pendidikan Sejarah,
Pendidikan Geografi, Pendidikan Seni (Drama, Tari, Musik,
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 8
Rupa/Kerajinan), Pendidikan Ekonomi/Akuntansi, Bimbingan
Konseling, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Teknik
Mesin/Teknik Otomotif, Pendidikan Teknik Bangunan,
Pendidikan Teknik Elektro/Elektronika, dan Pendidikan Tata
Boga/Tata Busana/Tata Rias. Di luar prodi tersebut tidak
akan diikutkan dalam proses lebih lanjut.
Dalam upaya memperoleh calon peserta yang berkualitas, maka
persyaratan dan sistem rekrutmen ditentukan sebagai berikut.
1. Persyaratan Peserta
Peserta adalah lulusan program studi kependidikan yang
pada saat menjadi mahasiswa datanya tercatat di Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Selain itu peserta harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a. Warga Negara Indonesia, dibuktikan dengan identitas
diri berupa KTP yang masih berlaku.
b. Lulusan program studi kependidikan S-1 (bukan transfer)
tiga tahun terakhir (2012, 2013, 2014) dari program studi
terakreditasi yang sesuai dengan mata pelajaran
dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan, dibuktikan
dengan fotokopi ijazah yang telah disahkan (legalisasi).
Khusus lulusan tahun 2014 yang belum memiliki ijazah
dapat menggunakan Surat Keterangan Lulus (SKL) yang
ditandatangani dan/atau diketahui Pembantu/Wakil
Rektor Bidang Akademik.
c. Berusia maksimum 27 tahun per 31 Desember 2014.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 9
d. IPK minimal 3,0 yang dibuktikan dengan fotokopi
transkrip nilai yang telah disahkan (legalisasi).
e. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter.
f. Bebas dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza)
yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Bebas
Narkoba (SKBN) dari pejabat yang berwenang.
g. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan
oleh Polres/Polresta.
h. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama
mengikuti Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan
dengan surat pernyataan bermaterai 6000 rupiah.
Semua bukti persyaratan dibawa pada saat tes wawancara.
Bagi peserta yang memiliki keahlian atau prestasi minimal
juara III tingkat kabupaten/kota, termasuk di bidang
olahraga dan seni, dihargai sebagai nilai tambah.
Peserta yang mempunyai pengalaman menjadi pengurus
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), atau pengalaman organisasi
lain, juga dapat dihargai sebagai nilai tambah. Keahlian atau
prestasi tersebut dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat
asli dan fotokopi, sedangkan untuk pengalaman menjadi
pengurus UKM atau organisasi lainnya dengan menunjukkan
surat keputusan (SK) asli dan fotokopi, pada saat wawancara.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 10
Setelah wawancara, peserta diberi kesempatan untuk
melakukan unjuk kemampuan (perform) sesuai bakat dan
keterampilan yang mereka miliki.
2. Sistem Rekrutmen
Rekrutmen calon peserta Program SM-3T tahun 2014
dilakukan di tingkat nasional dan di LPTK.
a. Seleksi Tingkat Nasional
Seleksi nasional dilakukan secara online dalam bentuk
seleksi administrasi dan seleksi akademik.
1) Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi dilaksanakan secara nasional,
khususnya untuk memverifikasi relevansi program
studi yang dibutuhkan, tahun lulus, dan peringkat
akreditasi. Jika salah satu persyaratan administrasi
yang ditentukan tidak dipenuhi, peserta dinyatakan
gugur dan tidak dapat melanjutkan ke seleksi
berikutnya. Bukti fisik selengkapnya akan diverifikasi
oleh LPTK penyelenggara SM-3T.
2) Seleksi Akademik
Seleksi akademik nasional meliputi empat macam,
yaitu tes potensi akademik, tes kemampuan dasar,
tes penguasaan kompetensi akademik bidang
studi/bidang keahlian, dan psikotes.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 11
a) Tes Potensi Akademik (TPA)
TPA bertujuan untuk mengetahui bakat dan
kemampuan seseorang di bidang akademik atau
keilmuan. TPA terdiri atas tes kemampuan
berpikir: analogi, logis, analisis, deret numerik,
dan komparasi. TPA dilaksanakan dengan durasi
waktu 45 menit.
b) Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar bertujuan untuk mengukur
kemampuan dalam bidang Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, dan Matematika Dasar. Tes
kemampuan dasar dilaksanakan dengan durasi
waktu 60 menit.
c) Tes Penguasaan Kompetensi Akademik Bidang
Studi/Bidang Keahlian
Tes penguasaan kompetensi akademik bidang
studi level S1, dimaksudkan untuk mengukur
penguasaan bidang keahlian calon peserta sesuai
dengan latar belakang program studi
kesarjanaannya. Tes penguasaan kompetensi
bidang studi dilaksanakan dengan durasi waktu
90 menit.
d) Psikotes
Psikotes dimaksudkan untuk memperoleh
informasi kecenderungan-kecendurungan psikis
calon peserta. Psikotes meliputi kepercayaan diri,
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 12
tanggung jawab, kestabilan emosi, hubungan
sosial, intelegensia, dorongan berprestasi,
dorongan bekerja dengan teratur, dorongan
bekerjasama, dorongan menolong, bekerja
dengan tekun, dorongan menyelesaikan tugas,
kematangan emosi. Psikotes dilakukan dengan
durasi waktu 120 menit.
Peserta yang lulus seleksi nasional selanjutnya dapat
mengikuti seleksi di tingkat LPTK.
b. Seleksi Tingkat LPTK
Seleksi di tingkat LPTK meliputi verifikasi dokumen dan
wawancara, dan tes khusus untuk bidang seni budaya
dan penjaskes. Wawancara bertujuan untuk
menemukenali potensi minat dan bakat sebagai
pendidik. Strategi penelusuran minat dan bakat ini
dapat dilakukan secara individual atau Focus Group
Discussion (FGD).
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 13
BAB III PENYELENGGARAAN PROGRAM SM-3T
A. LPTK Penyelenggara
Pada tahun 2014 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
menetapkan 17 LPTK sebagai penyelenggara Program SM-3T.
Ketujuhbelas LPTK beserta kuota disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. LPTK Penyelenggara Program SM-3T dan Kuota
No LPTK Penyelenggara Kuota*)
1 Universitas Negeri Medan (UNIMED) 200
2 Universitas Negeri Padang (UNP) 200
3 Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 200
4 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 200
5 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 200
6 Universitas Negeri Semarang (UNNES) 200
7 Universitas Negeri Surabaya (UNESA) 200
8 Universitas Negeri Malang (UM) 200
9 Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) 200
10 Universitas Negeri Makasar (UNM) 200
11 Universitas Negeri Menado (UNIMA) 200
12 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) 200
13 FKIP Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) 200
14 FKIP Universitas Riau (UNRI) 100
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 14
No LPTK Penyelenggara Kuota*)
15 FKIP Universitas Nusa Cendana (UNDANA) 100
16 FKIP Universitas Mulawarman (UNMUL) 100
17 FKIP Universitas Tanjungpura (UNTAN) 100
18 FKIP Universitas Pattimura (UNPATTI)* 100
Jumlah 3.000
*) Masih bersifat tentatif, kuota riil didasarkan pada hasil seleksi
B. Daerah Sasaran
Daerah sasaran program SM3T ini adalah kabupaten yang
termasuk kategori daerah 3T berdasarkan kriteria dari
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal di delapan
provinsi, yaitu Provinsi Aceh, Kepulauan Riau, NTT, Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Papua, dan Papua Barat.
1. Provinsi Aceh
a. Kabupaten Simeulue
b. Kabupaten Aceh Singkil
c. Kabupaten Aceh Selatan
d. Kabupaten Aceh Timur
e. Kabupaten Aceh Barat
f. Kabupaten Aceh Besar
g. Kabupaten Gayo Lues
h. Kabupaten Pidie Jaya
2. Provinsi Nusa Tenggara Timur
a. Kabupaten Sumba Timur
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 15
b. Kabupaten Kupang
c. Kabupaten Lembata
d. Kabupaten Flores Timur
e. Kabupaten Ende
f. Kabupaten Alor
g. Kabupaten Ngada
h. Kabupaten Manggarai
i. Kabupaten Rote Ndao
j. Kabupaten Manggarai Timur
3. Provinsi Sulawesi Utara
a. Kabupaten Talaud
b. Kabupaten Sangihe
c. Kabupaten Siau Tagulandang Biaro
4. Provinsi Papua
a. Kabupaten Biak Numfor
b. Kabupaten Waropen
c. Kabupaten Jayawijaya
d. Kaupaten Yalimo
e. Kabupaten Nduga
f. Kabupaten Lani Jaya
g. Kabupaten Pegunungan Bintang
h. Kabupaten Puncak
i. Kabupaten Intan Jaya
j. Kabupaten Mamberamo Tengah
k. Kabupaten Mamberamo Raya
l. Kabupaten Tolikara
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 16
m. Kabupaten Puncak Jaya
n. Kabupaten Yahukimo
o. Kabupaten Asmat
p. Kabupaten Mappi
q. Kabupaten Dogiyai
r. Kabupaten Deiyai
s. Kabupaten Paniai
5. Provinsi Papua Barat
a. Kabupaten Manokwari
b. Kabupaten Manokwari Selatan
c. Kabupaten Raja Ampat
d. Kabupaten Teluk Bintuni
e. Kabupaten Sorong
f. Kabupaten Sorong Selatan
g. Kabupaten Tambraw
h. Kabupaten Maybrat
6. Provinsi Kepulauan Riau
a. Kabupaten Natuna
b. Kabupaten Kepulauan Anambas
7. Kalimantan Utara
a. Kabupaten Berau
b. Kabupaten Nunukan
c. Kabupaten Malinau
8. Kalimantan Barat
a. Kabupaten Sanggau
b. Kabupaten Landak
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 17
9. Provinsi Kalimantan Timur
a. Kabupaten Kutai Barat
10. Provinsi Maluku
a. Kabupaten Maluku Barat Daya
b. Kabupaten Kepulauan Aru
Berikut dipaparkan peta sebaran penempatan Program SM-3T di
seluruh wilayah Indonesia.
Gambar 2. Peta Sebaran Penempatan Program SM-3T
Di luar daerah tersebut di atas dimungkinkan untuk menjadi
daerah sasaran program ini sepanjang memenuhi persyaratan
sebagai daerah 3T.
C. Jadwal Persiapan dan Pelaksanaan Program SM-3T 2014
Berikut disajikan rencana jadwal persiapan dan pelaksanaan
Program SM-3T tahun 2014.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 18
No Kegiatan Waktu
1 Pengumuman program SM-3T
Tahun 2014
17 Mei 2014
2 Pendaftaran daring (online),
mengisi form, upload ijazah,
dan foto
21 Mei – 15 Juni 2014
3 Koordinasi dengan pengelola
SM-3T dan ToT operator IT
LPTK untuk Program SM-3T
13 – 15 Juni 2014
4 Seleksi administrasi (form isian,
ijazah, dan foto)
16 – 22 Juni 2014
5 Pengumuman hasil seleksi
administrasi dan pengumuman
jadwal tes online
23 Juni 2014
6 Tes online 1 – 2 Juli 2014
7 Rapat Koordinasi Penetapan
Kelulusan tes online
5 – 6 Juli 2014
8 Pengumuman hasil tes online 7 Juli 2014
9 Wawancara dan input nilai hasil
seleksi di LPTK
14 – 15 Juli 2014
Hari Raya Idul Fitri 28-29 Juli 2014
10 Koordinasi dengan LPTK terkait
penetapan hasil seleksi dan
pemetaan penempatan
6 – 7 Agustus 2014
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 19
No Kegiatan Waktu
11 Pengumuman hasil seleksi 7 Agustus 2014
12 Koordinasi dengan dinas
pendidikan daerah sasaran
8 – 9 Agustus 2014
13 Pemanggilan dan prakondisi 13 – 25 Agustus 2014
14 Pemberangkatan 25 – 30 Agustus 2014
15 Penarikan SM-3T 2013 30 Agustus 2014
16 Pelaksanaan di daerah sasaran Sept 2014– Agust 2015
17 Monitoring dan evaluasi oleh
LPTK dan tim PPG pusat
3 kali kegiatan
D. Kegiatan Prakondisi
Sebelum peserta diberangkatkan ke daerah sasaran untuk
melaksanakan program SM-3T, dilakukan program prakondisi
yang dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara. Prakondisi ini
dimaksudkan untuk membekali kesiapan peserta sekaligus
sebagai seleksi kesiapan fisik dan mental.
Program prakondisi ini diawali dengan pemberian orientasi
umum tentang pendidikan di daerah 3T, dengan materi: (1)
membawa peserta ke alam psikologis dan sosiologis daerah
sasaran melalui pemutaran film dokumenter program SM-3T
angkatan sebelumnya, Laskar Pelangi, atau film sejenis; (2)
pemberian informasi tentang kondisi pendidikan di daerah 3T
yang antara lain tentang kekurangan tenaga guru, disparitas
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 20
kualitas, mismatched, tingginya angka putus sekolah, dan
rendahnya angka partisipasi sekolah; dan (3) orientasi tentang
sosial, budaya, dan kondisi infrastruktur daerah sasaran.
Prakondisi meliputi kegiatan akademik dan non-akademik.
Prakondisi akademik meliputi: (1) pelatihan melaksanakan tugas
kependidikan pada kondisi khusus/tertentu(jumlah guru sangat
kurang, kemampuan siswa rendah, dan sarana-prasarana
terbatas) (2) Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan di
Sekolah.
Prakondisi non-akademik meliputi: (1) pembinaan mental dan
survival (ketahanmalangan); (2) pelatihan keterampilan sosial
kemasyarakatan, (3) wawasan kebangsaan dan bela negara serta
(4) Kepramukaan dan P3K.
1. Prakondisi Akademik
a. Pembekalan Kurikulum 2013
Untuk SM-3T angkatan IV tahun 2014/2015 peserta
dituntut sudah siap mengimplementasikan Kurikulum
2013 di daerah pengabdiannya. Oleh karena itu, dalam
prakondisi SM-3T mereka perlu diberi pembekalan
mengenai konsep dasar dan implementasi Kurikulum
2013. Alokasi waktu untuk pembekalan kurikulum 2013
adalah 10 JP.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 21
b. Pelatihan Melaksanakan Tugas Kependidikan pada
Kondisi Khusus/Tertentu
Kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk membekali
peserta Program SM-3T agar memiliki kemampuan
mengajar pada kondisi khusus. Sebagai contoh pada
kondisi sekolah kekurangan guru, peserta dibekali
kemampuan mengajar pada kelas rangkap dan
mengajar multi-subjek. Contoh lain, untuk kondisi
kekurangan sarana untuk pembelajaran, maka peserta
dibekali kemampuan berkreasi membuat media, LKS,
dan bahan ajar lainnya. Pelatihan melaksanakan tugas
kependidikan pada kondisi khusus difasilitasi oleh dua
orang instruktur untuk setiap rombongan belajar
dengan alokasi waktu 40 JP. Untuk pelatihan ini juga
dilibatkan peserta PPG SM-3T terbaik,yang saat ini
sedang mengikuti program pendidikan profesi.Jumlah
peserta PPG SM-3T terbaik yang dilibatkan, sesuai
kebutuhan.
c. Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan di
Sekolah
Materi ini dimaksudkan untuk membekali peserta
Program SM-3T agar memiliki wawasan tentang
kepemimpinan dan manajemen pendidikan di sekolah.
Materi kepemimpinan pendidikan difokuskan pada fungsi
kepala sekolah sebagai Leader, Manajer, dan Supervisor.
Materi manajemen pendidikan di sekolah difokuskan
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 22
pada pengelolaan kurikulum, sarana prasarana, dan
kesiswaan. Alokasiwaktuuntukmateriiniselama 10 JP.
2. Prakondisi Non-akademik
a. Pelatihan Keterampilan Sosial Kemasyarakatan
Pelatihan keterampilan sosial kemasyarakatan ini
dimaksudkan untuk membekali kompetensi sosial dan
kemasyarakatan kepada peserta agar mampu
melaksanakan tugasnya dalam berkomunikasi secara
aktif dengan pihak sekolah dan masyarakat. Materi
kegiatan ini terdiri atas tiga pokok bahasan, yaitu: (a)
kecepatan beradaptasi (sosioantropologi dan
kemampuan komunikasi sosial), (b) pember-dayaan
masyarakat dan keluarga (berbasis budaya, ekonomi,
dan ekologi) termasuk pelatihan teknologi tepat guna,
dan (c) kepemimpinan. Narasumber untuk materi yang
terkait dengan butir (a) dan (b) adalah pejabat dari
daerah sasaran yang relevan dan kompeten. Sedangkan
nara sumber untuk materi butir (c) dapat diambil dari
dosen LPTK penyelenggara yang kompeten pada bidang
tersebut. Alokasi waktu untuk kegiatan keteram-pilan
sosial kemasyarakatan ini sebanyak 10 JP.
b. Pembinaan Mental, Motivasi, dan Survival
(Ketahanmalangan)
Pembinaan mentaldimaksudkan untuk membangun
karakter para peserta agar memiliki karakter tangguh
dan peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 23
ketahanmalangan dan tidak mudah menyerah ketika
menghadapi persoalan hidup di daerah sasaran. Materi
pembinaan ini meliputi pemberian motivasi,
penyampaian wawasan, dan contoh-contoh nyata
kelompok masyarakat dalam keadaan terbatas tetapi
mampu bertahan hidup. Dilanjutkan praktik di lapangan
yang dapat berupa outbond dan pemberian pengalaman
hidup yang penuh tantangan dan rintangan. Nara
sumber kegiatan ini adalah dosen LPTK atau dapat
berasal dari insitusi/masyarakat yang memiliki
pengalaman dan wawasan yang relevan dengan
kegiatan ini.
c. Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara
Materi ini dimaksudkan untuk memperkokoh wawasan
peserta program SM-3T tentang integrasi nasional,
tujuan dan cita-cita nasional, cinta tanah air, kesadaran
bela negara, dan konstelasi geografis NKRI. Materi ini
juga diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran akan
perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, serta
keanekaragaman budaya dan adat istiadat di Indonesia.
Peserta program SM-3T diharapkan mampu menyosia-
lisasikan dan menanamkan wawasan kebangsaan dan
bela negara di daerah 3T.
Pembinaan mental dan survival (ketahanmalangan) serta
wawasan kebangsaan dan bela negara (2.b. dan 2.c.)
dilaksanakan secara terintegrasi dengan alokasi waktu
50JP.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 24
d. Kepramukaan, UKS, danP3K
Materi kepramukaan dilaksanakan dengan maksud
membekali peserta SM-3T memiliki keterampilan dasar
kepramukaan. Materi UKS dan P3K dimaksudkan untuk
membekali peserta SM-3T memiliki kemampuan dasar
tentang kesehatan sekolah dan lingkungan, serta memiliki
keterampilan memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan.Narasumber materi ini dapat berasal dari
dosen atau unit kegiatan yang relevan di lingkungan
LPTK. Alokasi waktu untuk materi ini adalah sebanyak 30
JP.
E. Pemberangkatanke Daerah 3T
Pemberangkatan peserta ke daerah 3T dikoordinasikan oleh
LPTK penyelenggara. LPTK menugaskan dosen atau staf
untukmendampingi peserta mulai dari LPTK sampai dengan
lokasi yang dituju.
Sebelum pemberangkatan DIKTI berkoordinasi dengan Dinas
Pendidikan daerah 3T terkait dengan:
1. waktu penerimaan oleh bupati (kepala daerah);
2. pengantaran peserta dari ibukota kabupaten menuju
tempat tinggal (lokasi pengabdian);
3. sekolah tempat mengabdi;
4. penyiapan tempat tinggal beserta orangtua asuh bagi
peserta SM-3T; dan
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 25
5. hal-hal lain yang diperlukan, sesuai dengan kebutuhan
setempat.
F. Pemantauan dan Pendampingan
Setelah peserta diberangkatkan ke lokasi 3T, LPTK
penyelenggara mempunyai tanggung jawab melakukan
pemantauan dan sekaligus pendampingan peserta dalam
rangka keberhasilanprogram SM-3T. Pemantauan dan
pendampingan ini secara periodik dan berkelanjutanuntuk
memastikan program dapat berjalan dengan baik dan sekaligus
mendampingi para peserta dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi.
G. Penarikan
Setelah masa pengabdian peserta di daerah 3T berakhir, LPTK
penyelenggara melakukan penarikan, dengan menugaskan
dosen atau karyawan melakukan penjemputan ke daerah 3T.
Sebelum penarikan pengelola program SM-3T masing-masing
LPTK melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan daerah 3T
dan juga dengan peserta 3T yang akan ditarik.
H. Pembiayaan Pelaksanaan Program
Pelaksanaan Program SM-3T Tahun 2014 dibiayai dengan dana
APBN (DIPA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
Anggaran 2014.