1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dua puluh tahun terakhir ini telah terjadi pergeseran paradigma bisnis
dimana informasi non keuangan juga perlu untuk diungkapkan. Pada awalnya
bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single P (Profit).
Namun sekarang berubah menjadi paradigma pembangunan berkelanjutan.
Pada paradigma single P (Profit), tujuan utama perusahaan adalah
menghasilkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhitungkan dampak
yang timbul dari kegiatan usaha tersebut (Aulia dan Syam, 2013).
Sementara sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini
masih hanya fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan
dengan kinerja keuangan saja. Padahal kinerja keuangan saja sudah tidak
relevan lagi, harus ada informasi tambahan yang dilaporkan oleh manajemen
perusahaan agar bisa menarik minat para investor. Seperti yang diungkapkan
Eipstein dan Freedman (1994) dalam Wibowo dan Faradiza (2014), investor
tertarik terhadap informasi tambahan yang dilaporkan dalam laporan tahunan.
Menurut Suryono (2011) dalam mendukung harapan ini, diperlukan sebuah
kerangka konsep global dengan bahasa yang konsisten dan dapat diukur
dengan tujuan agar lebih jelas dan mudah dipahami. Konsep inilah yang
kemudian dikenal dengan sebutan laporan keberlanjutan (sustainability
report).
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
2
Menurut Wibowo dan Faradiza (2014) beralihnya orientasi kepada
ketiga hal tersebut merupakan usaha yang digunakan oleh manajer
perusahaan untuk mencapai pertumbuhan secara berkesinambungan melalui
aktivitas-aktivitas operasi yang dilakukan secara bertanggungjawab dengan
mempertimbangkan keuntungan (profit), bumi (planet) dan komunitas
(people). Berkembang pesatnya isu tumbuh secara berkesinambungan ini
disertai dengan meningkatnya isu-isu kerusakan alam seperti polusi udara,
pembuangan limbah cair, penggundulan hutan, sistem pembangunan yang
tidak ramah lingkungan, sampai pada perubahan iklim. Fenomena-fenomena
ini yang kemudian meningkatkan masyarakat akan pentingnya sumber daya
alam yang ada namun jumlahnya terbatas sehingga perusahaan dituntut agar
mampu menggunakannya secara efisien terutama dalam memenuhi kebutuhan
operasinya.
Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas bisnis perusahaan
mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan yang tengah berkembang di
Indonesia masih banyak yang kurang peduli akan kerugian yang harus
ditanggung oleh masyarakat akibat aktivitas bisnisnya. Kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan sekitar (environment) adalah tanggung jawab
sosial perusahaan yang belakangan ini semakin disoroti dengan tajam oleh
berbagai kelompok kepentingan di masyarakat sehingga citra perusahaan
akan dalam risiko jika direksi dan dewan komisaris tidak memperhatikan
aspek ini dengan cermat menurut Daniri (2014:61) dalam Aniktia dan Khafid
(2015).
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
3
Menurut Indah (2013) dalam Aniktia dan Khafid (2015), informasi
dampak aktifitas ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan dapat
diungkapkan melalui sustainability report sebagai laporan sukarela yang
disajikan secara terpisah dari annual report. Namun, pada kenyataannya
standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan
untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi
didalam praktik perusahaan hanya sukarela mengungkapkannya
(Anggraini,2006). NCSR menyatakan bahwa 60 perusahaan telah membuat
laporan keberlanjutan atau laporan CSR sampai tahun 2014 dan ajang lomba
SRA 2014 diikuti oleh 35 perusahaan.
Menurut Daniri (2014:273) dalam Aniktia dan Khafid (2015) bahwa
salah satu konsekuensi implementasi prinsip-prinsip GCG adalah perusahaan
tidak dapat hanya memikirkan kinerja finansialnya saja tetapi juga harus
memasukan penilaian atas kinerja sosial dan lingkungannya. Perusahaan
kemudian mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan
melalui sustainability report untuk memenuhi kepentingan stakeholder.
Perusahaan dalam mencapai sustainability development memerlukan
sebuah kerangka global dengan bahasa yang konsisten dan dapat diukur
dengan tujuan agar lebih jelas dan mudah dipahami. Konsep inilah yang
kemudian dikenal dengan sebutan sustainability report (Suryono dan
Prastiwi, 2011). Sustainability report dibuat sebagai bentuk
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
4
pertanggungjawaban sosial oleh perusahaan kepada stakeholder termasuk
masyarakat.
Menurut Dilling (2009) dalam Sari dan Marsono (2013) perkembangan
sustainability report di Indonesia telah mengalami perkembangan. Adanya,
aturan tegas yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan tanggung jawab
sosial dan lingkungan, mendorong manajer perusahaan untuk melakukan
pengungkapan sustainability report. Namun adanya alasan tersebut, tidak
membuat semua perusahaan di Indonesia melakukan pengungkapan
sustainability report, tidak adanya single definition dan sustainability
reporting yang mampu diterima secara global, maupun bagaimana seharusnya
bentuk format dari sustainability report itu sendiri menjadi alasan utama tidak
semua perusahaan mau melakukan pengungkapan. Alasan lainnya yaitu
manajer perusahaan mempunyai tingat inisiatif yang berbeda dalam hal
pengungkapan sustainability report, serta penyusunan memerlukan biaya
yang banyak.
Praktik dan pengungkapan sustainability report merupakan
implementasi konsep dan mekanisme Good Corporate Governance (GCG)
yang memiliki prinsip bahwa stakeholder memerlukan perhatian, baik dalam
hal aturan yang ada serta menjalin kerjasama yang aktif untuk kelangsungan
hidup jangka panjang antara stakeholder dengan perusahaan. Adapun
insfrastruktur pendukung terhadap praktik dan pengungkapan sustainability
report adalah mekanisme dan struktur governance di perusahaan. Sehingga
dapat mengurangi asimetri informasi, namun jika asimetri informasi ini
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
5
terjadi dapat menyebabkan adverse selection maupun moral hazard, dengan
kosekuensi perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan praktik dan
pengungapan sustainability report.
Pada prinsipnya corporate governance menyangkut kepentingan para
pemegang saham, perlakuan yang sama terhadap pemegang saham, peranan
semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam corporate governance,
transparasi dan penjelasan, serta dewan komisaris dan komite audit, GCG
diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparasi dan
konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan GCG perlu
didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan
perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar dan
masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha (Windah dan
Handono, 2013). Para pelaku usaha di Indonesia juga turut menyepakati
bahwa penerapan good corporate governance sebagai suatu sistem tata kelola
perusahaan yang baik merupakan suatu hal yang penting, hal ini dibuktikan
dengan penandatanganan perjanjian Letter of Intent (LOI) dan International
Monetary Fund (IMF) tahun 1998, yang salah satu isinya adalah
pencantuman jadwal perbaikan tata kelola perusahaan di Indonesia
(Sulistyanto, 2008).
Krisis yang melanda Asia mendorong pemerintah Indonesia untuk
bersungguh-sungguh menyelesaikan masalah tata kelola perusahaan di
Indonesia. Untuk itu, dibentuklah Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance (KNKCG) pada tahun 1999 melalui Keputusan Menteri
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
6
Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri, dengan melibatkan 30
orang perwakilan dari sektor publik dan swasta untuk merekomendasikan
prinsip-prinsip GCG nasional. Pada tahun 2004, KNKCG dirubah menjadi
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dengan pertimbangan
untuk memperluas cakupan ketata kelolaan sektor publik (public
governance). KNKG telah menerbitkan Pedoman Nasional Good Corporate
Governance (Pedoman Nasional GCG) pertama kali tahun 1999, yang
kemudian direvisi pada tahun 2001 dan 2006 (Roadmap OJK).
Pentingnya penelitian ini dilakukan karena di Indonesia pelaporan
keberlanjutan (sustainability reporting) mendapatkan perhatian oleh
stakeholder, salah satunya adalah investor. Laporan keuangan yang terdiri
dari neraca, laporan laba rugi, arus kas, catatan atas laporan keuangan tidak
lagi hanya digunakan oleh investor untuk mengambil keputusan investasi.
Sehingga trend dari pembuatan laporan keberlanjutan berdasarkan sumber
Indonesia sustainability report award (ISRA) mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Hingga sampai tahun 2012 tercatat 45 lebih perusahaan yang
sudah menerbitkan laporan keberlanjutan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dhaliwal et al. 2011 dalam Ernst and
Young, 2013 terhadap 7000 sustainability report, ditemukan bahwa
sustainability report banyak digunakan organisasi dalam memprediksi nilai
pasar sebuah organisasi. Hal ini disebabkan karena sustainability report tidak
saja memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non-keuangan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tomo (2011) menunjukan ada
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
7
kesenjangan atas nilai perusahaan jika hanya memperhatikan aspek keuangan
saja. Penelitian yang dilakukan atas nilai pasar organisasi menunjukan
pergerakan yang cukup signifikan, dimana nilai pasar perusahaan tahun 1975
sebanyak 83 % ditentukan oleh aspek keuangan dan 17 % aspek non-
keuangan. Hal ini telah berubah drastis dengan data tahun 2009, dimana nilai
pasar organiasasi bisnis ditentukan hanya 19 % saja aspek keuangan dan
sisanya 81 % adalah aspek non-keuangan.
Penelitian Aniktia dan Khafid (2015) tentang pengaruh mekanisme
good corporate governance dan kinerja keuangan terhadap pengungkapan
sustainability report, menunjukkan hasil bahwa dewan komisaris independen
tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability report,
komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability
report, kepemilikan manajeral tidak berpengaruh positif terhadap
pengungkapan sustainability report, governance committee berpengaruh
positif terhadap pengungkapan sustainability report, profitabilitas (ROA)
tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability report,
leverage berpegaruh terhadap pengungkapan sustainability report dengan
arah positif.
Penelitian Sari dan Marsono (2013) tentang pengaruh kinerja keuangan,
ukuran perusahaan dan corporate governance terhadap pengungkapan
sustainability report, menunjukkan hasil analisis regresi linier berganda
bahwa profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan, ukuran
perusahaan, komite audit, dewan direksi dan dewan komisaris independen
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
8
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability report. Hasil analisis regresi linier berganda juga membuktikan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report, likuiditas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan sustainability report, leverage tidak berpengaruh negatif
signifikan terhadap pengungkapan sustainability report, tingkat aktifitas
perusahaan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report, ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap pengungkapan sustainability report, komite audit berpengaruh
positif signifikan terhadap pengungkapan sustainability report, dewan direksi
tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sustainability
report dan dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan
terhadap pengungkapan sustainability report.
Penelitian Nasir dkk (2014) tentang pengaruh karakteristik perusahaan
dan corporate governance terhadap pengungkapan sustainability report pada
perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011,
menunjukan hasil bahwa return on asset (ROA) berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45, current
ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report pada perusahaan LQ45, debt to equity ratio (DER)
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada
perusahaan LQ45, inventory turnover (ITO) tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45, ukuran
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
9
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report pada perusahaan LQ45, komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan
LQ45, dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report pada perusahaan LQ45 dan governance committee (GC)
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada
perusahaan LQ45.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Aziz (2014) tentang analisis
pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap kualitas
pengungkapan sustainability report (studi empiris pada perusahaan di
Indonesia periode tahun 2011-2012). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya terletak pada tahun penelitian dan objek penelitian.
Penelitian sebelumnya menggunakan periode 2011-2012 dan objek penelitian
pada perusahaan di Indonesia. Sedangkan penelitian ini menggunakan periode
2010-2015 dan objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Adanya perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya mendorong untuk
membuktikan kembali pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan
ukuran perusahaan terhadap kualitas pengungkapan sustainability report.
Variabel independen Good Corporate Governance (GCG) dan ukuran
perusahaan dalam penelitian ini digunakan karena terbatasnya penelitian di
Indonesia. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur karena
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
10
perusahaan manufaktur jumlahnya banyak di Indonesia dan memiliki
kompleksitas dalam informasi laporan keuangan.
Penelitian ini penting dilakukan karena dapat memberikan
pertimbangan untuk beberapa pihak yang berkepentingan antara lain
pemerintah untuk merumuskan peraturan atau kebijakan tentang
pengungkapan sustainability report bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Selain itu penelitian ini dapat memberikan pemahaman bagi perusahaan
tentang pentingnya pertanggung jawaban ekonomi, sosial dan lingkungan
perusahaan yang diungkapkan dalam laporan yang disebut sustainability
report sehingga diharapkan dapat menciptakan nilai jangka panjang bagi para
stakeholder (Wibowo dan Faradiza, 2014).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah
yang akan dijawab pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap
kualitas pengungkapan sustainability report?
2. Apakah proporsi komisaris independen berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas pengungkapan sustainability report?
3. Apakah ukuran komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap
kualitas pengungkapan sustainability report?
4. Apakah kepemilikan saham institusional berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas pengungkapan sustainability report?
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
11
5. Apakah kepemilikan saham terkonsentrasi berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas pengungkapan sustainability report?
6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
kualitas pengungkapan sustainability report?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dalam
perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai
adalah:
a. Menemukan bukti empiris pengaruh positif signifikan ukuran dewan
komisaris terhadap kualitas pengungkapan sustainability report.
b. Menemukan bukti empiris pengaruh positif signifikan proporsi
komisaris independen terhadap kualitas pengungkapan sustainability
report.
c. Menemukan bukti empiris pengaruh positif signifikan ukuran komite
audit terhadap kualitas pengungkapan sustainability report.
d. Menemukan bukti empiris pengaruh positif signifikan kepemilikan
saham institusional terhadap kualitas pengungkapan sustainability
report.
e. Menemukan bukti empiris pengaruh positif signifikan kepemilikan
saham terkonsentrasi terhadap kualitas pengungkapan sustainability
report.
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
12
f. Menemukan bukti empiris pengaruh positif signifikan ukuran
perusahaan terhadap kualitas pengungkapan sustainability report.
2. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada
beberapa pihak, yaitu:
a. Bagi Investor
Dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh mekanisme good
corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap kualitas
pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga membantu investor dalam
membuat keputusan investasi yang tepat.
b. Bagi Perusahaan
Mengetahui pentingnya sustainability report yang dapat
memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan
keuangan perusahaan kepada stakeholder termasuk masyarakat.
c. Bagi Peneliti
Sebagai acuan terutama untuk penelitian yang berkaitan dengan
mekanisme good corporate governance dan ukuran perusahaan
terhadap kualitas pengungkapan sustainability report.
d. Bagi Akademisi
Memberikan konstribusi kepada literatur-literatur terdahulu
mengenai kualitas pengungkapan sustainability report khususnya
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
13
Indonesia yang setiap tahun terus meningkat dalam menerbitkan
sustainability report.
Pengaruh Mekanisme Good..., Dwita Aliniar, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017