1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan perekonomian dunia dan untuk menghadapi
tantangan ekonomi global, perusahan di sektor keuangan khususnya perbankan
syariah harus mampu mengembangkan usahanya untuk memberikan kemaslahatan
terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian
nasional.
Perbankan syariah dalam menjalankan kewajibannya sebagai perusahaan
keuangan berpedoman kepada dasar hukum syariah yaitu Al-quran dan Hadits.
Pada implementasinya, sistem perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip
bagi hasil (profit loss sharing) karena adanya pengharaman riba. Sebagaimana
firman allah swt dalam Q.S Al-Baqarah (2) ayat 276 sebagai berikut :
بُّ كُلَّ كَفَّارٍ أثَِّيمٍ دقََاتِّ ۗ وَاللَّهُ لََ يحُِّ بَا وَيرُْبِّي الصَّ يمَْحَقُ اللَّهُ الر ِّ
Artinya : allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 20081
tentang Perbankan Syariah Pasal 2 dan 3 yang menyatakan bahwa Perbankan
Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah,
demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian dan perbankan syariah bertujuan
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
Pasal 2 dan 3.
2
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Dengan prinsip ini,
maka akan memberikan alternatif yang saling menguntungkan antara masyarakat
atau nasabah dan bank. Serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi,
investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan
dalam berproduksi dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi
keuangan. Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan
dana kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip syariah.2 Dibawah ini
Total Pembiayaan Bank Umum Syariah pada bulan Desember tahun 2018 adalah
sebagai berikut :
Gambar 1.1
Total Pembiayaan Bank Umum Syariah Pada Desember 2018
Sumber : Laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), data diolah (2020)
2 Ismail, Perbankan Syariah, (Surabaya: Prenadamedia Group,2011), hal.105
13
33
1
21
4
28
67
5 6 4 47
0,070
10
20
30
40
50
60
70
80
To
tal
Pem
bia
yaa
n (
dal
am t
rili
un r
up
iah)
Bank Umum Syariah
3
Dari gambar 1.1 diatas menunjukkan bahwa total pembiayaan bank umum
syariah pada bulan Desember tahun 2018. Total pembiayaan pada bank umum
syariah yang menduduki posisi paling tertinggi yaitu terdapat pada Bank Syariah
Mandiri yang memiliki total pembiayaan sebesar Rp. 67 triliun. Bank Aceh
Syariah memiliki total pembiayaan pada tahun 2018 adalah sebesar Rp. 13 triliun.
Bank Muamalat Indonesia mempunyai total pembiayaan bank adalah sebsar Rp.
33 triliun. Pada Bank BRI Syariah, total pembiayaan yang dimiliki oleh bank
tersebut adalah sebesar Rp. 21 triliun. Bank BNI Syariah memiliki total
pembiayaan pada Desembaer tahun 2018 adalah sebesar Rp. 28 triliun. Bank
Panin Dubai Syariah memiliki jumlah total pembiayaan yang diberikan kepada
deposan adalah sebesar Rp. 6 triliun pada Desember 2018. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Syariah memiliki total pembiayaan sebesar Rp. 7 triliun.
Bank Mega Syariah memiliki jumlah pembiayaan pada bulan Desember 2018
adalah sebesar Rp. 5 triliun. Bank Bukopin syariah, Bank BCA Syariah dan Bank
Jabar Banten Syariah memiliki total pembiayaan yang disalurkan pada periode
Desember 2018 adalah sama-sama sebesar Rp. 4 triliun. Total pembiayaan yang
disalurkan pada bulan Desember 2018 oleh Bank Victoria Syariah yaitu sebesar
Rp. 1 triliun. Sedangkan total pembiayaan yang disalurkan paling terendah terjadi
pada Maybank Syariah Indonesia yang hanya sebesar Rp. 0,07 triliun pada akhir
tahun 2018.
Total aset merupakan total harta yang dimiliki oleh perusahaan yang
berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva
4
yang tak berwujud dan lain sebagainya.3 Dibawah ini Total Aset Bank Umum
Syariah pada bulan Desember Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Gambar 1.2
Total Aset Bank Umum Syariah Pada Desember 2018
Sumber : Laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), data diolah (2020)
Dari gambar 1.2 diatas menunjukkan bahwa total aset yang dimiliki bank
umum syariah pada bulan Desember tahun 2018. Total aset yang dimiliki oleh
bank umum syariah pada bulan desember tahun 2018 paling banyak dimiliki oleh
Bank Syariah Mandiri yaitu sebesar Rp. 98 triliun. Pada urutan kedua yang
memiliki jumlah aset paling banyak adalah Bank Muamalat Indonesia yaitu bank
umum syariah pertama di Indonesia dengan memiliki total aset sebesar Rp. 57
triliun. Bank Aceh Syariah memiliki jumlah aset perusahaan pada bulan Desember
tahun 2018 adalah sebesar Rp. 23 triliun. Sedangkan Bank BRI Syariah memiliki
3 Lidia Desiana dan Fernando Africano, Analisis Laporan Keuangan (Teori Dan
Pemahaman Materi), (Palembang: Noerfikri,2017), hal.243
23
57
2
37
6
41
98
7 8 6 712
0,60
20
40
60
80
100
120
To
tal
Ase
t (d
alam
tri
liun r
up
iah)
Bank Umum Syariah
5
total aset perbankan sebesar Rp. 37 triliun. Dan Bank BNI Syariah memiliki
jumlah aset yang cukup signifikan meningkat dari tahun sebelumnya tahun 2017
menjadi Rp. 41 triliun pada akhir tahun 2018. Bank Tabungan Pensiunan Nasioal
Syariah memiliki total aset sebesar Rp. 12 triiun. Bank Panin Dubai Syariah
memiliki total harta perusahaan perbankan tahun 2018 adalah sebesar Rp. 8
triliun. Bank Mega Syariah dan Bank BCA Syariah sama-sama memiliki total aset
sebesar Rp. 7 triliun. Serta Bank Jabar Banten Syariah dan Bank Bukopin Syariah
sama-sama memiliki total aset yaitu Rp. 6 triliun. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah atau BTPN Syariah pada bulan Desember tahun 2018 hanya
memiliki total aset perbankan sebesar Rp. 12 Triliun. Sedangkan bank umum
syariah yang memiliki total aset terendah pada akhir tahun 2018 yaitu pada
Maybank Syariah Indonesia yang hanya memiliki total aset perusahaan adalah
sebesar Rp. 0,6 triliun.
Dana pihak ketiga atau disebut dengan dana yang bersumber dari
masyarakat merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan operasional
dari sumber dana ini. penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan relatif
lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya.4 Dana pihak ketiga
merupakan salah satu sumber pendapatan yang diperlukan oleh sebuah bank tidak
hanya di bank konvensional tetapi juga sangat penting bagi bank yang berbasis
syariah yaitu bank syariah guna terlaksananya kegiatan operasional sehari-hari
4 Amrillah Azrin, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Palembang: Putra Penuntun,
2012), hal.67
6
bank tersebut. Dibawah ini dana pihak ketiga (DPK) pada bank umum syariah
bulan Desember tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Gambar 1.3
Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah Pada Desember 2018
Sumber : Laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), data diolah (2020)
Dari gambar 1.3 diatas menunjukkan bahwa jumlah dana pihak ketiga
yang dimiliki oleh bank umum syariah pada bulan Desember tahun 2018. Bank
Aceh Syariah memiliki jumlah dana pihak ketiga sebesar Rp. 18 triliun pada bulan
Desember 2018. Bank Muamalat memiliki jumlah dana yang berasal dari
masyarakat ini atau dana pihak ketiga mengalami peningkatan jumlah yang cukup
signifikan yaitu sebesar Rp. 45 triliun. Bank Victoria Syariah hanya memiliki
jumlah dana pihak ketiga ini sebesar Rp. 1 triliun. Bank BRI Syariah memiliki
jumlah dana ini sebesar Rp. 28 triliun pada akhir tahun 2018. Bank Jabar Banten
Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank BCA Syariah hanya memiliki jumlah dana
pihak ketiga sama-sama sebesar Rp. 5 triliun. Dan Bank BNI Syariah memiliki
18
45
1
28
5
35
87
5 6 4 5 7
0,170
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Dan
a P
ihak
Ket
iga
(dal
am t
rili
un r
up
iah)
Bank Umum Syariah
7
total dana yang bersumber dari masyarakat ini adalah sebesar Rp. 35 triliun. Bank
Syariah Mandiri memiliki jumlah dana pihak ketiga atau dana yang bersumber
dari masyarakat ini sangat signifikan pada akhir tahun 2018 yaitu bulan Desember
dengan total sebesar Rp. 87 triliun. Bank Panin Dubai Syariah memiliki dana
pihak ketiga sebesar Rp. 6 triliun. Bank Bukopin Syariah memiliki jumlah dana
yang berasal dari masyarakat ini adalah sebesar Rp. 4 triliun. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Syariah memiliki jumlah dana pihak ketiga ini sebesar Rp. 7
triliun pada bulan Desember tahun 2018. Sedangkan Maybank Syariah Indonesia
pada akhir tahun 2018 hanya memiliki total dana pihak ketiga sebesar 0,17 atau
Rp. 17 Juta yang merupakan angka terendah dibanding dengan bank umum
syariah lainnya.
Financing to deposit ratio (FDR) merupakan perbandingan antara
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil
dikerahkan oleh bank. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur sejauh mana dana
pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini
financing to deposit ratio (FDR) ini menunjukkan tingkat likuiditas bank
tersebut.5 Semakin tinggi financing to deposit ratio (FDR) pada suatu bank maka
akan mengakibatkan semakin rendahnya likuiditas bank tersebut. Dan sebaliknya
semakin rendah nilai financing to deposit ratio (FDR) maka akan mengakibatkan
5 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking Sistem Bank Islam Bukan Hanya
Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan &
Ekonomi Global Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 784
8
semakin tingginya likuiditas bank tersebut. Dibawah ini financing to deposit ratio
(FDR) pada bank umum syariah pada bulan Desember tahun 2018 adalah sebagai
berikut :
Gambar 1.4
Financing To Deposit Ratio Bank Umum Syariah Pada Desember 2018
Sumber : Laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), data diolah (2020)
Dari gambar 1.4 diatas menujukkan bahwa financing to deposit ratio
(FDR) yang di hadapi oleh bank umum syariah pada tahun 2018. Hal ini dapat
dilihat pada Bank Aceh Syariah yang memiliki nilai financing to deposit ratio
(FDR) tahun 2018 adalah sebesar 71,98%. Bank syariah pertama di Indonesia
yaitu Bank Muamalat Indonesia memiliki financing to deposit ratio (FDR)
sebesar 73,18%. Bank Victoria Syariah memiliki nilai financing to deposit ratio
(FDR) adalah sebesar 82,78%. Bank BRI Syariah memiliki financing to deposit
ratio pada akhir tahun 2018 adalah sebesar 75,49%. Bank Jabar Banten Syariah
memiliki financing to deposit ratio (FDR) pada bulan Desember 2018 adalah
71,98 73,18 82,78 75,4989,85 79,62 77,25
90,88 88,82 93,4 88,99 95,6
424,53
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Fin
an
cin
g T
o D
epo
sit
Ra
tio
( %
)
Bank Umum Syariah
9
sebesar 89,85%. Bank BNI Syariah memiliki nilai FDR tahun 2018 yaitu 79,62%.
Bank Syariah mandiri memiliki financing to deposit ratio sebesar 77,25%. Bank
Mega syariah memiliki nilai FDR pada bulan Desember tahun 2018 adalah
sebesar 90,88%. Bank Panin Dubai Syariah memiliki nilai FDR tahun 2018
adalah sebesar 88,82%. Bank BCA Syariah mempunyai financing to deposit ratio
(FDR) akhir tahun 2018 adalah sebesar 88,89%. Bank Bukopin Syariah memiliki
FDR yaitu sebesar 93,4%. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
mempunyai financing to deposit ratio (FDR) paling tertinggi dibanding bank
umum syariah lainnya yaitu berjumlah 95,6% pada bulan Desember tahun 2018.
Sedangkan Maybank Syariah Indonesia pada akhir tahun 2018 berdasarkan
laporan keuangan publikasi triwulan bulan Desember 2018 mencatat nilai
financing to deposit ratio (FDR) sebesar 424.923,53 %.
Sepanjang tahun 2018 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat
pertumbuhan total aset bank syariah mengalami perlambatan dari 23,39% di
triwulan II tahun 2017 menjadi 14,58% pada triwulan II tahun 2018. Penyebab
pertumbuhan aset menjadi melambat merupakan dampak dari kebijakan internal
perbankan syariah yang terus berupaya memperbaiki kualitas pembiayaan. Hal ini
terjadi karena sulitnya pelaku industri keuangan syariah mencari nasabah
pembiayaan. Selain itu yang menjadikan penyebab melambatnya pertumbuhan
aset bank syariah tahun 2018 yaitu dampak dari upaya bank syariah itu sendiri
untuk menahan laju kelebihan likuiditas yang dialami perbankan syariah dalam
dua tahun terakhir. Faktor lain penyebab perlambatan pertumbuhan aset bank
syariah yaitu pengaruh besar kecilnya aset, karena dari total aset yang kecil
10
sehingga jika tumbuh akan menjadi besar persentasenya. Meskipun aset
melambat, OJK mencatat beberapa indikator kinerja perbankan syariah lainnya
masih mencatatkan tren positif seperti pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan
pembiayaan perbankan syariah tercatat tumbuh masing-masing 13,09% dan
11,25% secara tahunan (year on year / yoy). Sedangkan kondisi likuiditas
perbankan syariah juga terjaga baik dengan rasio financing to deposit ratio (FDR)
tahun 2018 yaitu sebesar 86,46% dan peningkatan alat likuid yang dimiliki oleh
perbankan syariah.
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pengaruh total aset terhadap total
pembiayaan dijelaskan pada tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Research Gap Total Aset Terhadap Pembiayaan
Pengaruh Total Aset
terhadap Pembiayaan
Peneliti Hasil Penelitian
1. Selva Kurnia
Oneestasya, Idah
Zuhroh dan M. Sri
Wahyudi S (2018)
Total Aset berpengaruh
terhadap Pembiayaan.
1. Ami Nullah Marlis
Tanjung (2018)
Total Aset tidak
berpengaruh terhadap
Pembiayaan.
Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber,(2020)
Pada tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh
Selva Kurnia Oneestasya dan kawan-kawan (2018) menyatakan total aset
berpengaruh terhadap pembiayaan.6 Sedangkan menurut Ami Nullah Marlis
6 Selva Kurnia Oneestasya, Dkk, Analisis Tingkat Pembiayaan Bank Umum Syariah
Tahun 2007-2016, Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol 2 Jilid 3/Tahun 2018, hal. 498
11
Tanjung (2018) yang menyatakan bahwa total aset tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan.7
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pengaruh total aset terhadap total
pembiayaan dijelaskan pada tabel 1.2 sebagai berikut :
Tabel 1.2
Research Gap Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Pembiayaan
Pengaruh Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap
Pembiayaan
Peneliti Hasil Penelitian
1. Vhietrin Gift (2017)
2. Kholisatun Ni’mah
(2015)
3. Muhammad Luthfi
Qolby (2013)
4. Mister Candera dan
Gumar Herudiansyah
(2018)
Dana Pihak ketiga
(DPK) berpengaruh
positif terhadap
Pembiayaan
1. Lintang Nurul
Annisa dan Rizal
Yaya (2015)
Dana Pihak Ketiga
(DPK) berpengaruh
negatif terhadap
pembiayaan
Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber,(2020)
Pada tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan
oleh Vhietrin Gift (2017) menyatakan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh
positif terhadap pembiayaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kholisatun Ni’mah (2015), Muhammad Luthfi Qolby (2013),
7 Ami Nullah Marlis Tanjung, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Fee Based Income, Non
Performing Financing, Financing To Deposit Ratio, Overhead Cost, Terhadap Pembiayaan Pada
PT Bank Syariah Bukopin dengan Total Aset Sebagai Variabel Intervening, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, At-Tawassuth, Vol. III, No.2, 2018, hal. 262
12
Mister Candera dan Gumar Herudiansyah (2018) yang menyatakan juga bahwa
Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif terhadap Pembiayaan.
Namun bertolak belakang dengan hasil penelitian oleh Lintang Nurul Annisa
dan Rizal Yaya (2015) yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh negatif dengan pembiayaan.8
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pengaruh total aset terhadap total
pembiayaan dijelaskan pada tabel 1.3 sebagai berikut :
Tabel 1.3
Research Gap FDR (Financing To Deposit Ratio) Terhadap Pembiayaan
Pengaruh Financing To
Deposit Ratio (FDR)
terhadap Pembiayaan
Peneliti Hasil Penelitian
1. Fauziyah
Adzimatinur, Sri
Hartoyo dan Ranti
Wiliasih
2. Reswanda dan
Wenda Wahyu C
(2012)
Financing To Deposit
Ratio (FDR)
berpengaruh terhadap
Pembiayaan.
1. Yupin Kirana
Slagian, Iskandar
Budiman dan Early
Ridho Kismawadi
(2017)
Financing To Deposit
Ratio (FDR) tidak
berpengaruh terhadap
Pembiayaan.
Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber,(2020)
Pada tabel 1.3 diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fauziyah Adzimatinur, Sri Hartoyo dan Ranti Wiliasih yang menunjukkan
8 Lintang Nurul Annisa Rizal Yaya, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil,
dan Non Performing Financing Terhadap Volume dan Porsi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Pada Perbankan Syariah di Indonesia, Share, Volume 4 Number , Januari-Juni 2015, hal. 101
13
bahwa Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Pembiayaan.9
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Reswanda dan Wenda Wahyu C yang
juga menyatakan bahwa Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap
Pembiayaan. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yupin kirana slagian, iskandar budiman dan early ridho kismawadi
(2017) yang menyatakan bahwa Financing To Deposit Ratio (FDR) tidak
berpengaruh terhadap Pembiayaan.10
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah yang ada dalam penelitian ini
dan penelitian dahulu serta uraian fenomena-fenomena yang terjadi terkait
penelitian ini, maka peneliti mengambil judul penelitian sebagai berikut :
“Pengaruh Total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing To Deposit
Ratio (FDR) Terhadap Total Pembiayaan Bank Umum Syariah Tahun 2018
Yang Terdaftar Pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)”.
9 Fauziyah Adzimatinur, Sri Hartoyo, Ranti Wiliasih, Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Besaran Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia, Jurnal Al-Muzara’ah (ISSN p : 2337-6333:
e: 2355-4363), hal.120 10 Yupin Kirana Siagian, Dkk, Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pembiayaan di Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah ADECO Langsa Tahun 2013-2016, Ihtiyadh, Vol.1 No.1 September
2017, hal. 75
14
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengaruh Total Aset Terhadap Total Pembiayaan Bank Umum
Syariah Tahun 2018 ?
2. Bagaimana Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Total Pembiayaan
Bank Umum Syariah Tahun 2018 ?
3. Bagaimana Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Total
Pembiayaan Bank Umum Syariah Tahun 2018 ?
4. Bagaimana Pengaruh Total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing To
Deposit Ratio (FDR) Terhadap Total Pembiayaan Bank Umum Syariah
Tahun 2018 Secara Bersamaan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengaruh Total Aset Terhadap Total Pembiayaan Bank
Umum Syariah Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Total
Pembiayaan Bank Umum Syariah Tahun 2018.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap
Total Pembiayaan Bank Umum Syariah Tahun 2018.
4. Untuk mengetahui pengaruh secara bersamaan Total Aset, Dana Pihak Ketiga
(DPK), Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Total Pembiayaan Bank
Umum Syariah Tahun 2018.
15
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalaha sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan wawasan
dan ilmu pengetahuan di bidang perbankan syariah dan dapat dijadikan bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian serta menjadi bahan kajian atau
referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran informasi
mengenai total pembiayaan, total aset, dana pihak ketiga (DPK) dan financing
to deposit ratio (FDR) yang dimiliki oleh bank syariah yang terdaftar pada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) supaya dapat menjadi lebih baik lagi di masa
yang akan datang. Serta menjadi bahan masukan dalam pengembangan sektor
keuangan yang berbasis syariah seperti perbankan syariah.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan penelitian ini yaitu terdiri dari 5 bab yang
masing-masing dirincikan beberapa sub bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
16
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini menjelaskan tentang pembahsan mengenai landasan teori,
pengembangan hipotesis, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian, jenis dan sumber
data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi
operasional variabel dan teknik analisis data yang dipakai dalam
penelitian ini.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai analisis statistik deskriptif dan hasil
analisis data serta pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang simpulan dan saran yang di dapatkan
berdasarkan hasil penelitian dan olahan data yang diperoleh dalam
penelitian ini.