Download - BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia dalam mengembangkan
potensi peserta didik baik jasmani maupun rohani sesuai dengan budaya dan
nilai-nilai yang ada di masyarakat selain itu juga pendidikan memiliki peran
yang penting dalam menjamin peningkatan mutu pendidikan ditengah pengaruh
global agar setiap warga Indonesia menjadi mahluk yang patuh terhadap Tuhan
YME memiliki akhlak yang mulia, cerdas, proaktif dan berdaya saing tinggi baik
di pergaulan nasional maupun di dalam pergaulan internasional.
Pendidikan disekolah sangat berperan dalam membentuk “karakter anak
supaya memiliki kepribadian yang religius pengalaman yang di lakukan setiap
hari disekolah berdampak baik untuk anak dilingkungan masyarakat”.1 Seperti
salah satunya yaitu kegiatan berinfak disekolah ini membentuk siswa supaya
lebih bisa peduli pada masyrakat serta tertanam bahwa ini adalah perintah Allah.
Tujuan pedidikan yaitu membuat setiap manusia menuju perubahan tikah
laku yang lebih baik dan lebih intelektual sehinga manusia dapat menjadi sosok
individu yang mandiri sekaligus menjadi mahluk sosial yang menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
1Syarnubi, “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Religiusitas
Siswa Kelas IV Di SDN 2 Pengarayan,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, No. 1 (2019), hal.
89.
Adapun krakter secara bahasa berasal dari bahasa latin kharakter, dan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain, atau
bermakna bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,
sifat, tabiat, tempramen, dan watak.2
Menurut Kemendiknas karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi berbagai
kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Sementara pendidikan
karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter
bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan
karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga Negara yang
religious, nasionalis, produktif dan kreatif.3
Senada dengan pendapat tersebut Thomas Lickona dalam bukunya Euis
Winarti, mengemukakan Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk
membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti yang baik,
jujur, bertangung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras.4
Dari uraian diatas bahwa seseorang yang memiliki karakter baik atau
unggul ialah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap
Tuhan YME, diri sendiri, sesame, lingkungan, bangsa dan Negara serta dunia
internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan)
dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (persamaannya).
2Euis Winarti, Pengembangan Kepribadian Self Disclosure - Interpersonal Skills-Etichs
(Jakarta: Lentera Printing, 2012), hal. 1. 3Imam Mchal dan Muhajir, ed., Pendidikan Karater Pengalaman Implementas Pendidikan
Karakter di Sekolah (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2011), hal. 7. 4Ibid., hal. 4.
Selanjutnya pengertian infaq adalah Infaq berasal dari kata nafaqa, yang
berarti sesuatu yang telah yang telah berlalu atau habis, baik dengan sebab dijual,
dirusak, atau karena meninggal. Selain itu, kata infaq terkadang berkaitan dengan
sesuatu yang dilakukan secara wajib atau sunnah.
Secara istilah para ulama diartikan sebagai “perbuatan atau sesuatu yang
diberikan oleh seseorang untuk menutupi kebutuhan orang lain, baik
berupa makanan, minuman, dan sebagainya juga mendermakan atau
memberikan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas dan karena
Allah SWT semata”. 5
Jadi dari pendapat di atas bahwa infaq adalah mengeluarkan sebagaian
harta yang kita miliki untuk kepedulian sosial dengan rasa ikhlas dengan
mengharap ridho dari Allah dan agar dapat meringankan beban saudara kita yang
membutuhkan.
Maka dari itu bahwa pendidikan karakter ini harus ditanamkan kepada
peserta didik melalui kegiatan dan pembiasaaan yang dilakukan setiap hari di
sekolah supaya mereka memiliki bekal dan tertanam pada dirinya karakter yang
baik salah satunya dengan membiasakan peserta didik melakukan kegiatan infak
di sekolah.
Dari hasil observasi pada tanggal 15 sampai 30 April 2019, terlihat bahwa
kegiatan infak dilaksanakan setiap hari pada pagi hari yang merupakan kegiatan
rutinitas yang dilakukan peserta didik sebelum mulai pelajaran di dalam kelas
maupun aktivitas lainnya melalui kegiatan infak ini yang dibiasakan oleh pihak
sekolah memiliki tujuan yaitu untuk membiasakan anak hidup hemat, untuk
5Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), hal. 6.
membiasakan anak berinfak dan untuk membina ketaqwaan kepada Allah SWT
serta diharapkan dapat membentuk karakter siswa terutama dalam karakter peduli
sosial. Kegiatan ini termasuk di dalam kegiatan IMTAQ yang merupakan
program ungulan di SMP Negeri 10 Palembang.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian tentang Penanaman
Karakter Peduli Sosial di SMP Negeri 10 Palembang sangat penting untuk
dilakukan, untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan infak, penanaman karakter
peduli sosial melalui kegiatan infak dan karakter Peduli Sosial di SMP Negeri 10
Palembang.
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya kepedulian siswa terhadap keadaan sosial di sekolah
2. Beberapa siswa masih belum memiliki sikap peduli
3. Kurangnya pemahaman siswa mengenai manfaat dalam penanaman karakter
peduli sosial
4. Kurangnya pemahaman siswa tentang peduli sosial
5. Kurangnya pengetahuan peserta didik tentang penanaman karakter peduli
sosial
C. Rumusan Masalah
Bagaimana Penanaman Karakter Peduli Sosial Di SMP Negeri 10
Palembang?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian ini adalah :
Untuk Mengetahui Penanaman Karakter Peduli Sosial Di SMP Negeri 10
Palembang
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia terutama dalam bidang
keagamaan.
b. Manfaat Praktis
1) Kampus, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
referensi sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada
masa yang akan datang.
2) Sekolah, hasil peneitian in diharapkan dapat dijadikan sebagai
masukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkaitan
dengan Penanaman Karakter Peduli Sosial.
3) Guru sebagai alternatif yang diterapkan agar peserta didik dapat
membiasakan sikap peduli sosial.
4) Peserta didik bisa mengetahui penanaman karakter peduli sosial di
sekolah untuk bekal mereka di masyarakat.
5) Peneliti sendiri, agar lebih memahami dan mengetahui penanaman
karakter peduli sosial.
E. Tinjauan Pustaka
Banyak literatur penelitian, dijelaskan bahwa setelah angkah perumusan
masalah dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan kajian pustaka. Secara
teknis, kajian pustaka adalah proses pendalaman, penelaahan, dan
pengidentifikasinan pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan,
buku-buku referensi, atau hasil penelitian lain) yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Adapun tinjauan kepustakaan yang digunakan yang
berkaitan dengan penanaman karakter peduli sosial melalui kegiatan infak di
sekolah:
Pertama, Agus Kholidin,6 dalam skripsinya berjudul “Upaya Penerapan
Pendidikan Karakter di SMP Muhammadiyah 4 Metro Utara” dari hasil
penelitianya bahwa upaya penerapan pendidikan karakter di SMP
Muhammadiyah 4 Metro Utara ini dilaksanakan dengan menerapkan dalam
6Agus Kholidin, Upaya Penerapan Pendidikan Karakter di SMP Muhammadiyah 4 Metro
Utara (Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 2017).
kemah dan MABIT (Malam Bina Imam dan Taqwa) dan ekstrakulikuler
ditanamkan karakter kerja keras, jujur, mandiri, semangat, kerjasama, percaya
diri, gemar membaca, bertangung jawab, peduli lingkungan, peduli sosial,
disiplin, toleransi, menghargai, persahabatan, dan akhlakulk karimah dan
religius, dengan pembiasaan hal-hal harus ditanamkan kepada peserta didik agar
peserta didik terbiasa meskipun tidak diingatkan melaksanakannya dengan penuh
kesadaran.
Dalam Penelitian diatas terdapat kesamaan yaitu membahas tentang
pendidikan karakter sedangkan perbedaanyan yaitu meneliti tentang penanaman
karakter peduli sosial melalui kegiatan infak sedangkan yang peneliti diatas teliti
yaitu upaya menanamkan karakter melalui kegiatan Kemah, MABIT dan
Ekstrakulikuler yang ditanamkan ke peserta didik melalui pembiasaan.
Kedua, Bagus Dwi Andika Pras Setiawan Jody,7 dalam skripsinya yang
berjudul “Penanaman Pendidikan Karakter Peduli Sosial dan Santun Peserta
Didik Melalui Budaya Sekolah (studi kasus SMK Negeri 08 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015 ”, dari hasil penelitiannya yaitu menanamkan pendidikan
karakter peduli sosial dan santun melalui budaya sekolah dengan memberikan
pembinaan rutin yang dilakukan setiap hari senin oleh wali kelas masing-masing,
percontohan dan suri tauladan dari bapak ibu guru, program-program sekolah,
kerja sama pihak sekolah baik di dalam maupun di luar sekolah dengan
7Bagus Dwi Anhdika Pras Setiawan Jody, Penanaman Pendidikan Karakter Peduli Sosial dan
Santun Peserta didik Melalui Budaya Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran
2014/2015) (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015).
membudayakan salaman 3S (senyum, salam, sapa), MOS, kegiatan auting class,
mengadakan pegelaran rutin setiap bulan (selasa kliwon, petilasan, memlikular,
pitulikular, dan songoligularan) melalui kegiatan ini dapat menanamkan karakter
peduli sosial dan santun.
Dalam Penelitian diatas terdapat kesamaan yaitu sama-sama membahas
tentang penanaman karakter peduli sosial sedangkan perbedaannya ialah yang
peneliti diatas teliti menanamkan karakter peduli sosial melalui budaya sosial
yang dilakukan setiap senin dan setiap bulan dengan kegiatan dan program-
program yang dilakukan disekolah sedangkan yang peneliti teliti yaitu
penanaman karakter peduli sosial melaui kegiatan infak yang dilaksanakan secara
rutin setiap hari disekolah.
Ketiga, Muhammad Arifin,8 dalam tesisnya yang berjudul “Implementasi
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada SD Negeri Mannuruki Makassar”, hasil
penelitiannya bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terintegrasi pada proses
pembelajaran adalah religius, disiplin, tekun, rasa ingin tau, peduli dan tanggung
jawab, melalui kegiatan drum band, seni tari, olahraga, dan pengayaan dengan
motivasi, pemahaman, nasihat, sangsi, keteladanan dan hadiah dengan tujuan
berkarakter yang berintegritas moral yang tinggi.
Dalam Penelitian di atas terdapat kesamaan yaitu membahas tentang
karakter sedangkan perbedaan yaitu yang peneliti teliti ialah penanaman karakter
8Muhammad Arifin, Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada SD Negeri
Mannuruki Makassar (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017).
peduli sosial melalui kegiatan infak yang dilaksanakan secara rutin di sekolah
sedangkan yang peneliti diatas meneliti mengenai implementasi nilai-nilai
pendidikan karakter melalui kegiatan drum band, olahraga dan pengayaan,
motivasi.
Keempat, Ahmad Riyan Fauzi, Zainuddin dan Rosyid Al Atok,9 dalam
jurnalnya yang berjudul “Penguatan Karakter Rasa Ingin Tahu Dan Peduli Soial
Melalui Discaveri Learning”, hasil penelitiannya bahwa penerapan kurikulum
2013 memberikan paradigma, dimana pada pada hasil akhir pembelajaran siswa
tidak hanya menguasai pengetahuan melaikan juga sikap dan keterampilan salah
dua karakter yang ingin dicapai yaitu rasa ingin tahu dan peduli sosial dengan
mengunakan tindakan pelajaran yang kompeten seperti pendekatan, model,
metode dan stategi pembelajaran yang tepat dengan mengunakan model
pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik yang mana ini
model pembelajaranyang efisien dan efektif.
Dalam Penelitian diatas terdapat persamaan yaitu sama-sama membahas
karakter peduli sosial dan perbedaannya yang peneliti diatas teliti ialah
penguatan karakter rasa ingintahu dan peduli sisal dengan menerapkan model
pembelajaran discaveri learning dan pendekatan santifik yang diterapkan pada
kurikulum 2013 sedangkan yang peneliti teliti ialah penanaman karakter peduli
9Rosyid Al Atok Ahmad Riyan Fauzi, Zainuddin, Penguatan Karakter Rasa Ingin Tahu Dan
Peduli Soial Melalui Discaveri Learning, pendidikan matematika 5 (2017).
sosial melalui kegiatan infak yang dilaksanakan secara rutin di sekolah setiap
pagi hari.
Kelima, Chairil Faif Pasani dan Lestari,10
dalam jurnalnya yang berjudul
“Karakter Peduli Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan
Pendekatan Contextual Teaching And Learning Di Kelas VII SMP Negeri 31
Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016/2017” dalam Penelitiannya di menjelaskan
bahwa karakter peduli sosial ini dapat dilihat dari peserta didik yang mau
membantu teman yang lain maupun masyarakat yang membutuhkan melalui
pendekatan Contextual Teaching And Learning pada mata pelajaran Matematika.
Dalam jurnal Penelitian diatas terdapat persamaan yaitu sama-sama
membahas tentang karakter peduli sosial dan perbedaannya yaitu yang peneliti
diatas teliti ialah melihat karakter peduli sosial melalui pendekatan Contextual
Teaching And Learning dalam Mata Pelajaran Matematika sedangkan yang
peneliti teliti ialah penanaman karakter peduli sosial yang ditanamkan ole
sekolah melalui kegiatan infak yang secara rutin di laksanakan di sekolah pada
waktu pagi hari.
Keenam, Ahsan Masrukhan,11
dalam jurnalnya yang berjudul
“Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peduli Sosial di SD Kotagede 5
Yogyakarta” dalam penelitiannya peneliti menjelaskan bahwa pelaksanaan
10Chairil Faif Pasani Lestari, Karakter Peduli Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Di Kelas VII SMP Negeri 13 Banjarmasin
Tahun Pelajaran 2016/2017, pendidikan matematika 5 (2017). 11Ahsan Masrukhan, Pelaksanaan Pendidikan Karakter Penduli Sosial di SD Katagede 5
Yogyakarta, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2016.
pendidikan karakter melalui pengembangan diri berupa kegiatan rutin dengan
infaq, guru memberikan keteladanan berupa contoh langsung, guru juga
melaksanakan kegiatan spontan dengan menegur siswa yang acuh dengan
temannya dan mengkondisikan memasang tata tertib, kode etik siswa dan poster
yang berkaitan dengan peduli sosial serta mengkondisikan semua kegiatan yang
berkaitan dengan karakter peduli sosial.
Dalam Penelitian ini terdapat persamaan yaitu sama-sama membahas
tentang karakter peduli sosial dan perbedaannya ialah yang peneliti diatas teliti
merupakan pelaksanaan penanaman karakter peduli sosial yang dilakukan
melalui kegiatan rutin pengembangan diri, infak dan lain-lain sedangkan yang
peneliti teliti ialah penanaman karakter peduli sosial melalui kegiatan infak yang
dilaksanakan secara rutin disekolah setiap pagi hari.
F. Kerangka Teori
1. Karakter
Menurut Thoamas Licona pendidikan karakter adalah pendidikan
untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti,
yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku
yang baik, jujur, bertangung jawab, menghormati hak orang lain, kerja
keras.12
12Winarti, Op. Cit., hal. 4.
Disisi lain Ramli berpendapat bahwa pendidikan karakter memiliki
makna moral dan akhlak dengan tujuan untuk membentuk tingkah laku
pribadi seseorang menjadi manusi yang baik. Dengan demikian karakter
adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan
terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil
olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau
sekelompok orang.
2. Karakter Peduli Sosial
Peduli sosial adalah merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.13
لعلكم ترحمون انما المؤمنون اخوة فاصلحوا بين اخويكم واتقوا الله
اايها ن نسا يه نهم ول نساء م ى ان يكونوا خيرا م ن قوم عسه منوا ل يسخر قوم م ء الذين اه
نهن ى ان يكن خيرا م وا باللقا عسه ا انسكم ول تناب و م ال ول تلم ال سوق ب
يمان لمون بعد ال م اله ك فاوله ن الن ومن لم ي منوا اجنبوا كثيرا م ـايها الذين اه
يها ان بعض الن اثم كم بع بع سسوا ول ي ل ت و احدكم ان ياكل لحم ا يح
موه اخيه ميا فكرحيم واتقوا الله ا تو
ن ذكر ان الله كم م ايها الناس انا خلقنه يه
قباكل لعافوا كم شعوبا وى وجعلنه انثه كم ان اك و ا تقه
عليم رمكم عند الله ان الله
خبيArtinya :
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-
perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan
13Machali dan Muhajir, Op. Cit., hal. 91.
(yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).
Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zhalim. Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang
menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. Wahai
manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
3. Indikator Karakter Peduli Sosial
a. Indikator Sekolah
1) Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.
2) Melakukan aksi sosial.
3) Menyediahkan fsilitas untuk menyambung.
b. Indikator Kelas
1) Berempati kepada sesama teman.
2) Melakukan aksi sosial.
3) Membangun kerukunan warga kelas.14
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti ini adalah jenis penelitian
kualitatif, menurut Saifuluddin Anwar dalam buku Pupuh Faturrohman
14Ibid., hal. 22.
menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta
pada analisis terdapat dinamika hubungan antar fenomena yang diamati,
dengan mengunakan logika ilmiah”.15
Jenis penelitian kualitatif dipilih karena
peneliti melihat fenomena yang diamati dengan tujuan untuk memperoleh
pemahaman tentang perilaku siswa di tinjau dari prilaku manusia itu sendiri.16
Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini mengunakan jenis peelitian yang
dapat menghasilkan data deskriptif artinya menganalisis dan mengambarkan
penelitian secara objektif detail untuk mendapatkan hasil yang akurat.
ء حسيبا كان علىه كل شي سن من ها أو دوا إن الل وإذا حييم بحية فحيوا بأح
Artinya : Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan,
maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau
balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah
memperhitungankan segala sesuatu.’’(4: 86)
2. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan data yang digunakan peneiti terdapat dua sumber data
yang digunakan, antara lain :
1) Sumber data primer atau tangan pertama adalah “data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang
15Pupuh Fathurrohman dkk, Pengembangan Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2013), hal. 81. 16Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:
Alfabeta, 2015), hal. 284.
melakukan penelitian. Data primer disebut juga data asli atau data baru.
Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, baik yan
dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya juga
merupakan data primer. Data primer yang bersifat polos, apa adanya,
masih mentah memerlukan anaisis lebih lanjut”.17
2) Sumber data sekunder atau tangan kedua adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber
yang telah ada. Data ini bisa diperoleh dari perpustakaan atau dari
laporan-laporan peneliti terdahulu. Bahan kepustakaan dapat
dipergunakan dalam penelitian tidak hanya berupa teori-teori yang telah
matang, siap untuk dipakai, tetapi dapat pula berupa hasil-hasil peneliti
yang masih memerlukan pengujian kebenarannya.18 Seperti data yang
diperoleh yang digunakan dari pengamatan (observasi) yang berkaitan
dengan penelitian. Data sekunder yaitu data tambahan yang digunakan
yaitu data yang diperoleh di SMP Negeri 10 Palembang. Ialah sarana
prasarana, kegiata keagamaan dan kegitan proses belajar mengajar.
3. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena akan
melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, maka perlu informan untuk
17Ibid., hal.146. 18Ibid., hal. 147.
memperoleh data informasi yang menjadi dalam hal ini yang menjadi
informan adalah sebagai berikut:
a) Kepala sekolah SMP Negeri 10 Palembang
b) Waka Kurikulum SMP Negeri 10 Palembang
c) Waka Kesiswaan SMP Negeri 10 Palembang
d) Guru Pendamping Kegiatan Infak di SMP Negeri 10 Palembang
e) Guru SMP Negeri 10 Palembang
f) Peserta didik SMP Negeri 10 Palembang
g) Wali Peserta didik SMP Negeri 10 Palembang
h) Karyawan SMP Negeri 10 Palembang
i) Masyarkat sekitar SMP Negeri 10 Palembang
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Sugiyono Nasution menjelaskan “bahwa, observasi adalah dasar
ilmu pengetahuan.Para ilmua hanya dapat berkerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”.19
Observasi yang dilakukan peneliti yaitu observasi partisipatif yang
mana peneliti ikut dalam kegiatan sehai-hari orang yang sedang diamati
sambil pelakukan pengamatan penelti ikut yang dilakukan oleh sumber
data dan ikut merasakan suka dukanya.20
19Ibid., hal. 310. 20Ibid.
Jadi dengan teknik observasi ini peneliti dapat mendapatkan data
dengan langsung ikut dalam kegiatan sehari-hari dan mengetahui
bagaimana kegiatan infak berjalan supaya dapat merasakan suka-duka dan
mendapatkan informasi yang objektif dan akurat.
b. Teknik Wawancara
Esterberg mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang
untuk tukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam topik tertentu.21
Esterberg mengemukakan beberapa cara wawacara, yaitu
wawancara tersetruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur. Dalam
penelitian ini peneliti mengunakan wawancara semi struktural yaitu
melakukan wawancara dimana akan memberi kebebasan dari sumber data
menjawab sehingga memperoleh data yang mendalam.
Teknik ini peneliti gunakan karena untuk mengetahui bagaimana
penanaman karakter peduli sosial melalui kegiatan infak di sekolah SMP
Negeri 10 Palembang.
c. Teknik Dokumentasi
21Ibid., hal. 317.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.22
Teknik dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk memperoleh
latar belakang berdirinya sekolah, jumlah guru, staff, keaadan siswa, sarana
prasarana dan serta kegiatan keagaman yang dilaksanakan di SMP Negeri
10 Palembang.
5. Teknik Analisis Data
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.23 Maka dalam penelitian ini, data yang
menjadi informan dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru
Pendamping kegiatan, dan peserta didik SMP Negeri 10 Palembang
disusun secara sistematis agar mendapat gambaran yang sesuai dengan
demikian peneliti akan lebih mudah untuk mengambarkan yang lebih jelas
dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.
b. Penyajian Data
Setelah direduksi langkah selanjutnya adalah “penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara
22Ibid.,hal. 329. 23Ibid., hal. 338.
kategori.flowchart dan sejenisnya. Selanjutnya disarankan dalam
melakukan display data, selain dengan naratif, juga dapat berupa grafik.
Matrik, network (jejaring kerja) dan chart”.24Data yang didapat dari tahap
reduksi dikumpulkan sehinga peneliti mendapat kan kesimpulan.
c. Verifikasi / Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada.25
Temuan dapat berupa deskriptif atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehinga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif. Jadi makna-
makna yang ditemukan harus diuji kebenaranya, kecocokan dan
kekokohannya dengan cara validitas.
H. Sistematika Penulisan
Supaya mempermudah pembaca mengetahui secara keseluruhan isi dari
skripsi ini maka disusun suatu sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan mengenai Latar Belakang
Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan
24Ibid. 25Ibid.
Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Meodologi Penelitian
dan Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori. Pada bab ini dijelaskan mengenai Pengertian
pendidikan Karakter, Tujuan Pendidikan Karakter, Fungsi Pendidikan Karakter,
Pengertian Infak, , Pengertian Infak, Manfaat Infak, Hikmah Infak.
Bab III Deskripsi Wilayah. Pada bab ini dijelaskan mengenai Sejarah
berdirinya sekolah dan Identitas Sekolah, Letak Geografis, Organisasi yang di
kembangkan, Administrasi, Visi dan Misi, Keadaan Guru yang membina
kegiatan zakat, infak dan sodakah, Keadaan Siswa, Sarana Prasarana, serta Tata
Tertib di SMP Negeri 10 Palembang.
Bab IV Analisis Data. Dalam bab ini berisikan inti dalam Penelitian
pembahasan, yang berisikan tentang penanaman Karakter Peduli Sosial di SMP
Negeri 10 Palembang dan Kegiatan Infak di SMP Negeri 10 Palembang.
Bab V Penutup.Pada bab ini dijelaskan mengenai Kesimpulan Dan
Saran.