Transcript
Page 1: Bab i. jaringan peer to peer

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Teori Dasar

Local Area Network merupakan sekumpulan komputer yang saling

dihubungkan dalam suatu area tertentu yang tidak begitu luas, seperti pada kantor

atau gedung. Secara garis besar terdapat dua tipe jaringan / LAN, yaitu

jaringan Peer to Peer (P2P) dan jaringan Client-Server. Pada jaringan peer to peer,

setiap komputer yang terhubung ke jaringan dapat bertindak sebagai server ataupun

workstation. Sedangkan pada jaringan Server-client, hanya satu komputer yang

bertindak sebagai server sedangkan lainnya sebagai workstation.

1.1.1 Cisco Paket Traker

1. Gambaran Umum Cisco Paket Traker

Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering

digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang

penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems

dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi

di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk

menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip

jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.

Page 2: Bab i. jaringan peer to peer

2

Packet Tracer terbaru yaitu versi 5.3.3. Dalam versi ini dapat

mensimulasikan Application Layer protocols, Routing dasar RIP, OSPF, and

EIGRP, sampai tingkat yang dibutuhkan pada kurikulum CCNA (Cisco

Certified Network Associate) yang berlaku, sehingga bila dilihat sekilas

software ini bertujuan untuk kelas CCNA. Taget Packet Tracer yaitu

menyediakan simulasi jaringan yang real, namun terdapat beberapa batasan

berupa penghilangan beberapa perintah yang digunakan pada alat aslinya yaitu

pengurangan command pada Cisco IOS. Dan juga Packet Tracer tidak bisa

digunakan untuk memodelkan jaringan produktif/aktif. Dengan keluarnya versi

5.3, beberapa fitur ditambahkan, termasuk fitur BGP. BGP memang bukan

termasuk kurikulum CCNA, akan tetapi termasuk kurikulum CCNP.

Packet Tracer merupakan salah satu aplikasi keluaran Cisco sebagai

simulator untuk merangkai dan sekaligus mengkonfigurasi suatu jaringan

(network). Sama halnya dengan simulator–simulator jaringan lainnya seperti

GNS3, Dynamips,Dynagen maupun simulator lain yang khusus digunakan pada

Simulasi jaringan.

Aplikasi ini sangat praktis digunakan untuk mendesain topologi jaringan

yang kita inginkan, disertai dengan berbagai perangkat-perangakat jaringan

dibutuhkan pada suatu area network misal router, switch, hub maupun

perangkat lainnya. Dengan dukungan dari banyak perangkat tersebut akan

memudahkan kita dalam menentukan jenis perangkat jaringan yang akan kita

Page 3: Bab i. jaringan peer to peer

3

gunakan pada topologi kita inginkan. Aplikasi Packet Tracer dapat

diinstalasikan ke PC maupun laptop dengan spesifikasi rendah sehingga tidak

tergantung pada spesifikasi yang baik sekalipun.

Untuk membuat sebuah konfigurasi jaringan, bagi pemula, sebaiknya

ditentukan dulu jenis device yang digunakan, berapa jumlahnya dan bagaimana

bentuk konfigurasi jaringan tersebut pada kertas buram. Jenis-jenis kabel

penghubung ditentukan berdasarkan aturan sebagai berikut :

Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-

through :

Router – Switch

Router – Hub

PC – Switch

PC – Hub

Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over :

Router – Router

Router – PC

Switch – Switch

Switch – Hub

Proses konfigurasi merupakan bagian penting dalam susunan jaringan.

Proses konfigurasi di masing-masing device diperlukan untuk mengaktifkan

Page 4: Bab i. jaringan peer to peer

4

fungsi dari device tersebut. Proses konfigurasi meliputi pemberian IP Address

dan subnet mask pada interface-interface device (pada Router, PC maupun

Server), pemberian Tabel Routing (pada Router), pemberian label nama dan

sebagainya.

Setelah proses konfigurasi dilakukan, maka tanda bulatan merah pada

kabel yang terhubung dengan device tersebut berubah menjadi hijau. Ada 2

mode konfigurasi yang dapat dilakukan : mode GUI (Config mode) dan mode

CLI (Command Line Interface).

2. Komponen-Komponen Pada Paket Traker

1. Router

Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah

jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal

sebagai penghalaan. Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan

seperti Internet Protocol) dari protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-lapis

OSI.

Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:

static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel

routing statis yang di setting secara manual oleh para administrator

jaringan.

Page 5: Bab i. jaringan peer to peer

5

dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan

membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan

dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

2. Bridge

Bridge jaringan adalah sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk

memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. Bridge jaringan

beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Bridge juga dapat

digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda,

seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel

serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda. Bridge berfungsi

untuk membagi sebuah jaringan hingga menjadi dua buah jaringan. Bridge

mengatur informasi diantara kedua sisi network agar dapat berjalan dengan

teratur .

3. Switch

Switch adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan

(penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan

alamat MAC).

Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router

pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara

Page 6: Bab i. jaringan peer to peer

6

kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port

sehingga sering dinamakan multi-port bridge.

4. Repeater

Repeater adalah suatu alat yang berfungsi memperluas jangkauan sinyal

WIFI yang belum tercover oleh sinyal dari server agar bisa menangkap sinyal

WIFI. Perangkat Repeater harus 2 alat, yakni untuk menerima sinyal dari server

(CLIENT) dan untuk menyebarkan lagi sinyal Wifi (accespoint)

Fungsi Repeater

Untuk mengover daerah-daerah yang lemah sinyal dari Server (pemancar)

Untuk memperjauh sinyal dari Server (pemancar)

Untuk mempermudah akses sinyal Wifi dari Server

5. Hub

Hub merupakan perangkat jaringan yang bekerja di OSI layer 1, Physical

Layer. Sehingga dia hanya bekerja tak lebih sebagai penyambung atau

concentrator saja, dan hanya menguatkan sinyal di kabel UTP. HUB tdk

Mengenal MAC Addressing / Physical Addressing shingga tdk bisa memilah

data yg harus ditransmisikan shingga collision tdk bisa dihindari dari

penggunaan HUB ini.

Fungsi HUB

Page 7: Bab i. jaringan peer to peer

7

Memfasilitasikan penambahan penghilangan atau penambahan workstation

Menambah jarak network ( fungsi sebagai repeater )

Menyediakan fleksibilitas dengan mensupport interface yang berbeda (

Ethernet, Toket ring, FDDI )

Menawarkan featur yang fault tolerance ( Isolasi Kerusakan )

Memberikan menegement yang tersentralisasi ( koleksi informasi,

diagnostic)

6. Coaxial Splitter

Coaxial Splitter adalah sebagian kecil dari perangkat keras elektronik

yang dirancang harus terpasang ke kabel koaksial untuk tujuan pemisahan

sinyal. Orang menggunakan splitter koaksial sehingga mereka dapat

menyambungkan beberapa perangkat ke dalam kabel koaksial yang sama,

seperti misalnya ketika orang memiliki Internet kabel dan televisi

berlangganan, dan ingin dapat menghubungkan televisi dan komputer ke

saluran koaksial masuk. Banyak elektronik dan perangkat keras stok toko

koaksial splitter, dan mereka juga dapat dipesan dari perusahaan elektronik.

7. Access Point

Dalam ilmu jaringan komputer, pengertian Wireless Access Point

perangkat keras yang memungkinkan perangkat wireless lain (seperti laptop,

Page 8: Bab i. jaringan peer to peer

8

ponsel) untuk terhubung ke jaringan kabel menggunakan Wi-fi, bluetooh atau

perangkat standar lainnya. Wireless Access point umumnya dihubungkan ke

router melalui jaringan kabel (kebanyakan telah terintegrasi dengan router) dan

dapat digunakan untuk saling mengirim data antar perangkat wireless (seperti

laptop, printer yang memiliki wifi) dan perangkat kabel pada jaringan.

Access Point berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga

memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan. Sebagai

Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan

jaringan wireless/nirkabel, Access point dapat memancarkan atau mengirim

koneksi data / internet melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga

mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan

sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.

1.1.2 Jaringan Peer To Peer

Jaringan komputer Peer to Peer (PC to PC) adalah jaringan komputer

yang hanya menghubungkan dua komputer dimana kedua komputer bisa

menjadi server maupun client, jadi tidak ada perbedaan antara client dan server.

Dalam pemasangan Jaringan Peer to Peer anda tidak perlu memakai hub karena

dalam tipe jaringan dua komputer (PC to PC) ini dapat langsung dihubungkan

dengan 1 kabel UTP.

Page 9: Bab i. jaringan peer to peer

9

Pada jaringan tipe ini, setiap komputer yang terhubung dalam jaringan

dapat saling berkomunikasi dengan komputer lainnya secara langsung tanpa

perantara. Bukan hanya komunikasi langsung tetapi juga sumber daya

komputer dapat digunakan oleh komputer lainnya tanpa ada pengendali dan

pembagian hak akses.

Setiap komputer dalam jaringan Peer to Peer mampu berdiri sendiri

sekalipun komputer yang tidak bekerja atau beroperasi. Masing-masing

Komputer tidak terikat dan tidak tergantung pada komputer lainnya. Komputer

yang digunakan pun bisa beragam dan tidak harus setara, karena fungsi

komputer dan keamanannya diatur dan dikelola sendiri oleh masing-masing

komputer.

Tipe jaringan ini cocok digunakan untuk membangun jaringan komputer

skala kecil seperti di rumah, di dalam sebuah ruangan kerja, lab komputer

sekolah dan lain-lain. Peer to Peer ini umumnya dipakai dalam membangun

jaringan berbasis workgroup yang menerapkan fungsi sharing atau bagi pakai

penggunaan hardware dan software, karena pada tipe ini biasanya tidak

memerlukan pengaturan keamanan dan kendali antara masing-masing

komputer.

Beberapa hal dari jaringan Peer to Peer ini adalah :

Tidak perlu spesifikasi yang setara untuk setiap komputer (bisa beragam)

Biasanya tidak ada komputer pusat yang dijadikan sentral jaringan

Page 10: Bab i. jaringan peer to peer

10

Biasanya juga tidak ada kontrol atau kendali terhadap pengaturan keamanan

jaringan

Tidak memerlukan Operating System khusus seperti untuk server

Jika ada 1 atau lebih komputer yang rusak atau tidak bekerja, komputer lain

tetap dapat berfungsi normal

Sebagai catatan untuk membuat jaringan komputer peer to peer kabel

UTP yang dibuat harus dengan Crossover / Crossline karena jika menggunakan

Straight Through kabel LAN dianggap tidak terkoneksi (a network cable is

unplugged) kecuali jika Ethernet atau LAN Card yang anda gunakan sudah

support dengan straight through.

Perlu ketahui bahwa kabel UTP memiliki 4 pasang kabel kecil di

dalamnya yang memiliki warna berbeda. 4 pasang kabel itu adalah :

Pasangan 1 : Putih/Biru dan Biru,

Pasangan 2 : Putih/Oranye dan Orange,

Pasangan 3 : Putih/Hijau dan Hijau,

Pasangan 4 : Putih/Coklat dan Coklat

Salah satu sisi kabel dibuat sesuai dengan standar “Straight Through”,

sedangkan sisi kabel lainnya, dilakukan “Cross-Over”, yaitu :

Pin 1 : Putih/Hijau Pin 2 : Hijau

Page 11: Bab i. jaringan peer to peer

11

Pin 3 : Putih/Oranye Pin 4 : Biru

Pin 5 : Putih/Biru Pin 6 : Oranye

Pin 7 : Putih/Coklat Pin 8 : Coklat

Keuntungan dan Kelemahan Jaringan Peer to Peer. Bila ditinjau dari

peran server di kedua tipe jaringan tersebut,maka server di jaringan tipe peer to

peer diistilahkan nondedicated server,karena server tidak berperan sebagai

server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai workstation.

KEUNGGULAN

Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang

dimilikinya seperti : harddisk, drive, fax / modem, printer.

Biaya operasional relatif lebih murah dibanding dengan tipe jaringan client-

server,salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki

kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas

jaringan.

Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server, Sehingga

bila salah satu komputer mati atau rusak,jaringan secara keseluruhan tidak

akan mengalami gangguan.

Page 12: Bab i. jaringan peer to peer

12

KELEMAHAN

Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit,karena pada jaringan tipe ini

setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang

ada.Di jaringan client-server komunikasi adalah antara server dengan

workstation.

Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server,

karena setiap komputer /peer disamping harus mengelola pemakaian

fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.

Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan

mengatur keamanan masing-masing fasilitas yang dimiliki.

Karena data jaringan tersebar dimasing-masing komputer dalam

jaringan, maka backup harus dilakukan oleh masing-masing komputer

tersebut.

1.1.3 IP Address

Secara sederhana IP merupakan standar komunikasi data yang digunakan

oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke

komputer lain di dalam jaringan internet. Agar jaringan intrenet ini berlaku

semestinya harus ada aturan standard yang mengaturnya karena itu diperlukan

suatu protokol internet. Namun secara lebih complicated definisi Internet

Page 13: Bab i. jaringan peer to peer

13

Protocol adalah protokol lapisan jaringan (network layer dalam OSI Reference

Model) atau protokol lapisan internetwork (internetwork layer dalam DARPA

Reference Model) yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk melakukan

pengalamatan dan routing paket data antar host-host di jaringan komputer

berbasis TCP/IP. Versi IP yang banyak digunakan adalah IP versi 4 (IPv4) yang

didefinisikan pada RFC 791 dan dipublikasikan pada tahun 1981, tetapi akan

digantikan oleh IP versi 6. Protokol IP merupakan salah satu protokol kunci di

dalam kumpulan protokol TCP/IP. Sebuah paket IP akan membawa data aktual

yang dikirimkan melalui jaringan dari satu titik ke titik lainnya. Metode yang

digunakannya adalah connectionless yang berarti ia tidak perlu membuat dan

memelihara sebuah sesi koneksi. Selain itu, protokol ini juga tidak menjamin

penyampaian data, tapi hal ini diserahkan kepada protokol pada lapisan yang

lebih tinggi (lapisan transport dalam OSI Reference Model atau lapisan antar

host dalam DARPA Reference Model), yakni protokol Transmission Control

Protocol (TCP).

IP Address (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah

bilangan yang digunakan sebagai pengenal bagi tiap-tiap mesin yang berada

pada jaringan IP. IP Address berfungsi untuk mengetahui lokasi dari device

dalam sebuah jaringan(network). IP Address merupakan logical addressing

bukan hardware addressing. IP Address di desain agar dapat mengizinkan

sebuah host berkomunikasi dengan host lain tanpa memperdulikan jenis

teknologi LAN yang digunakan.

Page 14: Bab i. jaringan peer to peer

14

Adapun terminology dari IP address terdiri dari :

Bit, terdiri dari bilangan 0 atau 1.

Byte, terdiri dari 7 atau 8 bit tergantung apakah menggunakan bit parity

atau tidak, yang lebih sering digunakan ada asumsi 1 byte sama dengan 8

bit.

Alamat Network, alamat yang menandai satu kelompok jaringan. Network

address digunakan dalam proses routing guna mengirimkan paket ke

jaringan lain.

Broadcast Address, alamat yang digunakan untuk mengirimkan data ke

semua host dalam sebuah jaringan. Contohnya 255.255.255.255, alamat

tersebut akan menyebabkan sebuah host mengirimkan data ke seluruh host

yang termasuk dalam satu kelompok jaringan.

Sebuah alamat IP terdiri dari 32 bit. Dari 32 bit tersebut dibagi menjadi 4

bagian, masing-masing bagian terdiri dari satu byte (8 bit).

Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:

IP versi 4 (IPv4)

IP versi 6 (IPv6)

Pembagian Kelas IP Address

Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP

Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu. IP

Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan

Page 15: Bab i. jaringan peer to peer

15

bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari

network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam

suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama

memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address

merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis

pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas

network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C,

kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya.

Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang

dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan

secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk

keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan

pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP

Address.

IP address kelas A

IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang

sangat besar. Range IP 1.xxx.xxx.xxx – 126.xxx.xxx.xxx, terdapat 16.777.214

(16juta) IP address pada tiap kelas A Pada IP address kelas A , network ID

adalah 8 bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya. Dengan

demikian, cara membaca IP address kelas A, misalnya 113.46.5.6 ialah :

Page 16: Bab i. jaringan peer to peer

16

Network ID = 113 dan Host ID = 45.5.6. Sehingga IP address diatas berarti

host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.

IP address kelas B

IP address kelas B mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil

seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas B selalu diset 111. Network ID

terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2

juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.

IP address kelas C

IP address kelas C digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama

IP address kelas C selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara

224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group

yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah

network ID dan host ID.

IP address kelas D dan E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4

bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar

antara 248-255. Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang

digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network

prefix adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan

panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas

B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan

panjang bit untuk network prefix kelas B.

Page 17: Bab i. jaringan peer to peer

17

1.1.4 Subnet Mask

Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang

mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan

network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di

jaringan lokal atau jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah

subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah

nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host

identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan,

adalah sebagai berikut:

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke

nilai 1.

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke

nilai 0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP

membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan

dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika

memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang

dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet)

harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.

Page 18: Bab i. jaringan peer to peer

18

Kelas Format Subnet Mask Default

A N.H.H.H 255.0.0.0

B N.N.H.H 255.255.0.0

C N.N.N.H 255.255.255.0

Tabel 1.1 Subnet Mask

Keterangan : N = alamat jaringan, H = alamat host

Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah

sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda

dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan

kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.

CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan

dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam

kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah

bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak

digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung

hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang

sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini

jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak

sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan.

CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-

alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan

cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat

Page 19: Bab i. jaringan peer to peer

19

tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya

hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.

CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar

lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang

sesungguhnya. Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address

pada kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan

/23, dan kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan /32

tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata. Berikut adalah table dari CIDR:

Subnet mask CIDR Jumlah Host

0. 0. 0. 0 /0 4294967296

128.0.0. 0 /1 2147483648

192.0.0. 0 /2 1073741824

224.0.0. 0 /3 536870912

240.0.0. 0 /4 268435456

248.0.0. 0 /5 134217728

252.0.0. 0 /6 67108864

254.0.0. 0 /7 33554432

255.0.0.0 /8 16777216

255.128.0.0 /9 8388608

255.192.0.0 /10 4194304

Page 20: Bab i. jaringan peer to peer

20

255.224.0.0 /11 2097152

255.240.0.0 /12 1048576

255.248.0.0 /13 524288

255.252.0.0 /14 262144

255.254.0.0 /15 131072

255.255.0.0 /16 65536

255.255.128.0 /17 32768

255.255.192.0 /18 16384

255.255.224.0 /19 8192

255.255.240.0 /20 4096

255.255.248.0 /21 2048

255.255.252.0 /22 1024

255.255.254.0 /23 512

255.255.255.0 /24 256

255.255.255.128 /25 128

255.255.255.192 /26 164

255.255.255.224 /27 32

255.255.255.240 /28 16

255.255.255.252 /29 8

255.255.255.248 /30 4

Page 21: Bab i. jaringan peer to peer

21

1.1.5 OSI Layer

Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor

komputer, diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetujui berbagai

pihak. Seperti halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk

berkomunikasi memerlukan penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang

dimengerti kedua belah pihak. Dalam dunia computer dan telekomunikasi,

interpreter identic dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang

menangani masalah standardisasi ISO (International Standardization

Organization) pada akhir 70an, membuat aturan baku yang dikenal dengan

nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan demikian

diharapkan semua vendor perangkat telekomunikasi harus berpedoman pada

model referensi ini dalam mengembangkan protokolnya.

Model referensi OSI terdiri dari 7 lapisan, mulai dari lapisan fisik hingga

aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna untuk produk-produk LAN

saja, tetapi juga sangat diperlukan dalam membangun jaringan Internet. OSI

menjelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah

aplikasi pada sebuah komputer berjalan melalui jaringan, menuju ke aplikasi di

komputer lain. OSI menjelaskan melalui pendekatan pemecahan menjadi

lapisan-lapisan (layer). Analogi konsep layer adalah seperti dalam departemen

/ bidang dalam sebuah perusahaan, setiap departemen memiliki tugas yang

berbeda, dan hanya terfokus padahal tertentu sesuai pembagian tugas.

Page 22: Bab i. jaringan peer to peer

22

Model OSI tersebut terbagi atas 7 Layer dan Layer tersebut sebagai berikut :

1.) Layer Physical

Ini adalah layer yang paling sederhana, yang berkaitan dengan electrical

koneksi antar perlatan. Data biner di kodekan dalam bentuk yang dapat di

transmisikan melalui media jaringan, sebagai kabel, transceiver dan konektor

yang berkaitan dengan layer physical. peralatan seperti reapeater, hub dan

network card adalah berada pada layer.

2.) Layer data link

layer in sedikit lebih cerdas di bandingkan dengan layer physical, karena

menyediakan transfer data yang lebih nyata. Sebagai penghubung antara media

network dan layer protocol yang lebih high level, ;ayer data link bertanggung

jawab pada paket akhir dari data binari yang berasal dari level yang lebih tinggi

ke paket diskrit sebelum ke layer physical. Akan mengirimkan frame (blok dari

data) melalui suatu network. Ethernet (802.2 & 802.3), Tokenbus (802.4) dan

Tokenring (802.5) adalah protocol pada layer Data-link.

3.) Layer Network

Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi routing

sehingga paket dapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu tujuan

yang berada pada suatu network lain. IP, Internet Protocol, umumnya

digunakan untuk tugas ini. Protocol lainnya seperti IPX, Internet Packet

Page 23: Bab i. jaringan peer to peer

23

eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram protokol menjadi beberapa,

seperti SPX (Sequence Packet Exchange) & NCP (Netware Core Protocol).

Protokol ini telah dimasukkan ke sistem operasi Netware. Beberapa fungsi yang

mungkin dilakukan oleh Layer Network

Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu

Mendeteksi Error

Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak

Mengendalikan aliran

4.) Layer Transport

Layer transport data, menggunakan protocol seperti UDP, TCP dan/atau

SPX (Sequence Packet eXchange, yang satu ini digunakan oleh NetWare, tetapi

khusus untuk koneksi berorientasi IPX). Layer transport adalah pusat dari

mode-OSI. Layer ini menyediakan transfer yang reliable dan transparan antara

kedua titik akhir, layer ini juga menyediakan multiplexing, kendali aliran dan

pemeriksaan error serta memperbaikinya.

5.) Layer Session

Layer Session, sesuai dengan namanya, sering disalah artikan sebagai

prosedur logon pada network dan berkaitan dengan keamanan. Layer ini

menyediakan layanan ke dua layer diatasnya, Melakukan koordinasi

Page 24: Bab i. jaringan peer to peer

24

komunikasi antara entiti layer yang diwakilinya. Beberapa protocol pada layer

ini: NETBIOS: suatu session interface dan protocol, dikembangkan oleh IBM,

yang menyediakan layanan ke layer presentation dan layer application.

NETBEUI, (NETBIOS Extended User Interface), suatu pengembangan dari

NETBIOS yang digunakan pada produk Microsoft networking, seperti

Windows NT dan LAN Manager. ADSP (AppleTalk Data Stream Protocol).

PAP (Printer Access Protocol), yang terdapat pada printer Postscript untuk

akses pada jaringan AppleTalk.

6.) Layer Presentation

Layer presentation dari model OSI melakukan hanya suatu fungsi

tunggal: translasi dari berbagai tipe pada syntax sistem. Sebagai contoh, suatu

koneksi antara PC dan mainframe membutuhkan konversi dari EBCDIC

character-encoding format ke ASCII dan banyak faktor yang perlu

dipertimbangkan. Kompresi data (dan enkripsi yang mungkin) ditangani oleh

layer ini.

7.) Layer Application

Layer ini adalah yang paling “cerdas”, gateway berada pada layer ini.

Gateway melakukan pekerjaan yang sama seperti sebuah router, tetapi ada

perbedaan diantara mereka. Layer Application adalah penghubung utama antara

aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources network yang

Page 25: Bab i. jaringan peer to peer

25

membutuhkan akses padanya. Layer Application adalah layer dimana user akan

beroperasi padanya, protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada

pada layer Application.


Top Related