Transcript

BAB ILATAR BELAKANG

1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFI1.1 Situasi Keadaan UmumDesa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30-37C. (Kartikawatie, 2012)

Gambar 1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)Sumber : google maps, 2014Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter.

Topografi kecamatan Teluk Naga meliputi :1. Daerah sawah1. Daerah pantai1. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter di atas permukaan laut1. Daerah tambakWilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk Naga di pantai utara kabupaten Tangerang dengan wilayah kerja 2.481.599 Ha (30 km) terdiri dari luas daratan 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup panas, yaitu rata-rata antara 30C - 37C.1.2 Batas WilayahBatas batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa1. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung1. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara1. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan.Gambar 2. Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Sumber : Kartikawatie, 2012Terdapat enam desa binaan Puskesmas :1. Desa Lemo1. Desa Tanjung Pasir1. Desa Tanjung Burung1. Desa Pangkalan1. Desa Tegal Angus1. Desa MuaraDesa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya secara berjenjang sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :1. Dengan kantor kecamatan berjarak :12 km1. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 km1. Dengan ibukota provinsi berjarak:72 kmPrasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:a. JalanPanjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km,dengan klasifikasi sebagai berikut :1. Berdasarkan status a) Jalan Propinsi: 9,5 km.b) Jalan Kabupaten: 5 km.c) Jalan Desa: 93,5 km.2. Berdasarkan kondisi fisika) Jalan hotmik: 17,5 km.b) Jalan aspal: 67 km.c) Jalan tanah: 14,5 km.b. Jembatan0. Jembatan besi: 1 km.0. Jembatan beton: 7 km.c. Sungai atau kaliSungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sungai Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km ( Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun, 2012 ).d. Irigasi atau PengairanPengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.e. Bendungan air atau DamBendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menjadi salah satu sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat ( Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun, 2012 ).

2.GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI2.1 Situasi KependudukanJumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4.884 jiwa dan perempuan 4.629 jiwa. Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012) :Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan KewarganegaraanNo.Warga NegaraLaki lakiPerempuan

1Warga Negara Indonesia (WNI)4.884 orang4.629 orang

2Warga Negara Asing( WNA)--

Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan UmurNo.UmurJumlah Penduduk

1.0 4 tahun920 orang

2.5 14 tahun1880 orang

3.15 44 tahun5139 orang

4.45 64 tahun1273 orang

5.>65 tahun301 orang

Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel bawah ini :

Tabel 3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus 2012NODESALuas wilayah (km)Jumlah pendudukJumlah rumah tanggaRata-rata jiwa/rumah tanggaKepadatan penduduk per km

1234567

1Pangkalan7.5416,8884,1384.082239.79

2Tanjung Burung5.247,6692,4733.101463.55

3Tegal Angus2.839,5132,8793.303361.48

4Tanjung Pasir5.649,5131,7875.321686.70

5Muara5.143,5664967.19693.77

6Lemo3.616,68264810.311850.97

Jumlah30.0053,83112,4214.331,794

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang 2012Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cenderung terjadi dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu tantangan dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dan program pembangunan kesehatan sekaligus menjadi faktor pendorong pembangunan karena tersedia SDM (sumber daya manusia) yang cukup untuk menggerakkan pembangunan. Akan tetapi SDM bidang kesehatan masih sangat kurang di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas dapat terus meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyesuaikan program puskesmas dengan keadaan penduduk di wilayah kerjanya.Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminNODesa/kelJumlah Penduduk

Laki-lakiPerempuanJumlah

1Pangkalan8.7108.17816.888

2Tanjung Burung3.9373.7327.669

3Tegal Angus4.8904.6229.512

4Tanjung Pasir4.8844.6299.513

5Muara 1.8201.7463.566

6Lemo 3.4303.2526.682

JUMLAH27.67126.16053.831

Sumber : Kantor BPS kabupaten Tangerang 2012

Seperti terlihat pada tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini tingkat partisipasi terhadap program kesehatan di puskesmas lebih banyak pada perempuan baik sebagai sasaran kesehatan seperti bumil, bulin, maupun kader kesehatan. Program-program seperti KIA-KB dan gizi identik dengan ibu-ibu padahal peran laki-laki juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan pengembangan seperti usaha kesehatan kerja mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih banyak laki-laki yang bekerja bandingkan perempuan.Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin diwilayahkerja Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012NOKELOMPOK UMUR(TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI + PEREMPUAN

12345

12345678910111213141516

0-45-910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475+

2,7022,6572,8962,9802,9102,8772,3361,9941,7041,4011,1357415463372522032,5052,5112,5632,8952,9602,7902,1531,8881,6131,2629256565333182813075,2075,1685,4595,8755,8705,6674,4893,8823,3172,6632,0601,3971,079655533510

JUMLAH27,67126,16053,831

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012

2.2 Keadaan Sosial EkonomiPotensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan dimanfaatkan atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori yaitu :1. Potensi umumSumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum oleh masyarakat.1. Potensi khususSemua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh masyarakat. Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian PokokNo.Mata Pencaharian PokokJumlah Penduduk

1.2. Petani pemilikPetani Penggarap13.361orang60.63 orang

6 orang

3.Montir25 orang

4.Nelayan2.331 orang

5.Pedagang1.213 orang

6.Pegawai Negeri Sipil (PNS)15 orang

7.Pengemudi Becak43 orang

8.Pengrajin5 orang

9.Pengusaha8 orang

10.Penjahit24 orang

11.12.176 orang

12.Peternak6 orang

13.Supir30 orang

14.TNI / POLRI6 orang

15.Tukang Batu42 orang

Sumber : (Kartikawatie, 2012)

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan sekitarnya. Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 7. Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Tegal AngusNoAgamaJumlah Penduduk

123456IslamBudhaKristenKhatolikKhonghucuHindu454813059671105271

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus 2012Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa komposisi pemeluk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus didominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha. Kehidupan agama di wilayah ini berjalan dengan harmonis.

2.3 Keadaan Sosial BudayaKondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Tabel 8. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung PasirNo.Tempat PeribadatanJumlah Penduduk

1.Masjid6 Unit

2.Musholla30 Unit

3.Majelis Taklim4 Unit

4.Gereja-

5.Pura-

Sumber : (Kartikawatie, 2012)2.4 Sarana dan Prasarana1. Gedung Puskesmas yang terdiridari:a. RuangKepalaPuskesmasn: 1 Ruangb. Ruang TU: 1 Ruangc. RuangDokter: 1 Ruangd. Ruang Aula: 1 Ruange. Ruang Imunisasi: 1 Ruangf. Ruang Loket: 1 Ruangg. Ruang Apotik: 1 Ruangh. Ruang BP umum: 1 Ruangi. Ruang BP Anak: 1 Ruangj. Ruang BP Gigi: 1 Ruangk. Ruang KIA dan KB: 1 Ruangl. Ruang Gizi: 1 Ruangm. Ruang Gudang Obat: 1 Ruangn. Ruang TB: 1 Ruango. Ruang Lansia: 1 Ruangp. Ruang Kesling: 1 Ruangq. Ruang Perpustakaan: 1 Ruangr. Ruang Mushola: 1 Ruangs. Ruang Bidan: 1 Ruangt. Dapur: 1 Ruangu. Ruang Gudang Perkakas: 1 Ruangv. WC: 9 Ruang2. Bidan di Desa : 6 orang3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :a. Tegal Angus: 7 Posyandub. Pangkalan: 10 Posyanduc. TanjungBurung: 7 Posyandud. TanjungPasir: 9 Posyandue. Lemo: 6 Posyanduf. Muara: 6 Posyandu4. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :a. JumlahPosyandu: 45 buahb. Jumlah Kader Posyandu dibina: 225 orangc. Jumlah kader dasa wisma dibina:34 orangd. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina: 60 orang

2.5 PendidikanTingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan kesehatan.Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 9. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal AngusNoNama DesaJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTSSMASMKMA

1Pangkalan1205121010

2Tanjung Burung1002100000

3Tegal Angus0102221100

4Tanjung Pasir0202101000

5Muara0003000000

6Lemo0003000000

PUSKESMAS15017522100

Sumber data : puskesmas tegal angus 2012

Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir (2010-2012) dan tingkat partisipasi sekolah menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, terlihat dari jumlah siswa.

Tabel 10. Lembaga pendidikanNOLembaga pendidikanTKSDNMISLTP negeriMTSSLTP swasta islamSMU negeriSMK

1Jumlah sekolah5175-3---

2Jumlah murid153 orang1.269 orang876 orang-413 orang---

3Jumlah guru5 orang28 orang16 orang-16 orang---

Tabel 11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat PendidikanNoTingkat PendidikanJumlah Penduduk

1Belum Sekolah1.976 jiwa

2Usia 7-45 th tidak sekolah145 jiwa

3Tidak tamat SD/Sederajat234 jiwa

4Tamat SD/Sederajat3.789 jiwa

5Tamat SLTP/Sederajat1.653 jiwa

6Tamat SLTA/Sederajat954 jiwa

7Sarjana/D1-D341 jiwa

8Pasca Sarjana/S2-S3-

2.6 KesehatanUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain:1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.2. Pencegahan penyakit, vaksinasiFilariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi balita, pemberian vitamin A.3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan makanan yang bernutrisi.5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Tabulapot, dan Tabulakar.7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam LANSIA dan POSBINDU.

2.7 Data Puskesmas1. Pengkajian PHBSDalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tangerang Dinas Kabupaten Tangerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan pendataan dan penilaian rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indicator PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan 7 (tujuh) indicator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di Kabupaten Tangerang. Dan berdasarkan hasil pengkajian, dari 62.371 rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 12. Capaian PHBS di Kabupaten Tangerang Tahun 2013NoNama KecamatanJumlah desa/kelurahanJumah rumah tanggaJumlah rumah tangga yang dipantauCapaian PHBS rumah tangga%

1.Salembaran Jaya515925105034733,05

2.Kosambi5223214398360481,95

3.Sindang Jaya718944147051835,24

4.Pagedangan1121.7312.3101.05445,63

5Panongan826.7911.68068941,01

6Cikuya716.0951.9171.40173,08

7Mauk1216.6822.52086134,17

8Pasir Jaya1023.63484042550,60

9Cikupa431.5652.10059328,24

10Tegal Angus712.4211.26020316,11

11Teluk Naga620.3221.4701.05071,43

12Pakuhaji817.9361.68052030,95

13Sukawali612.4191.26048338,33

14Balaraja516.2171.05072368,86

15Gembong410.3971.46295165,05

16Kemiri712.2531.47016611,29

17Curug628.4001.26069355

18Binong115.8562107435,24

19Cisoka1019.3702.23590540,49

20Kelapa dua215.31042035384,05

21Bj. Nangka212.92042033880,48

22Jl. Kutai12.92821019492,38

Sumber data : puskesmas tegal angus 2013Tabel 12. Capaian PHBS di Kabupaten Tangerang Tahun 201323Jl. Emas112.39121018186,19

24Sukadiri815.6701.6801.07764,11

25Cisauk36.42194481185,91

26Suradita38.83575311815,67

27Kutabumi967.1121.89040321,32

28Kedaung barat826.2131.6801.21871,5

29Jambe109.6212.10032915,67

30Rajeg819.3491.68036421,67

31Sukatani514,7471.05061858,86

32Kresek913.1031.89073438,84

33Gunung kaler936.7001.89063433,54

34Sepatan820.9341.68097958,27

35Sukamulya818.0021.6801.17469,88

36Mekar baru1010.5701.6801056,25

37Kronjo815.9762.10075135,76

38Jayanti716.3401.68098858,81

39Tigaraksa78.7541.47076752,18

40Pasir nangka720.48674428037,63

41Legok534.8841.05035734

42Bojong kamal36.6981.03146044,62

43Caringin34.58579757772,40

Jumlah274778.22862.37129.07046,6

Sumber data : puskesmas tegal angus 2013Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah rumah tangga sehat di Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 adalah 46.61%, pencapaian ini tidak sesuai target yang telah ditetapkan yaittu 65%, hal ini disebabkan karena:1. Kurangnya dukungan lintas sektor dan lintas program untuk mencapai PHBS yang tinggi.2. Kurangnya pembinaan PHBS Petugas Promkes, Puskemas kepada rumah tangga yang ada di wilayahnya karena rata-rata petugas pengelola lebih dari satu program.3. Masih rendahnya kemampuan petugas dalam pengelolaan program Promkes karena seringnya dilakukannya pergantiannya petuga Promkes.4. Masih minimnya dukungan anggaran untuk pengkajian dan pembinaan PHBS di rumah tangga.Dalam rangka meningkatkan PHBS di masyarakat, telah dilakukan upaya-upaya kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain dengan: 1) Dua puluh Perguruan Tinggi Kesehatan yang telah membina29 Desa binaan di Kabupaten Tangerang.2) Perusahaan swasta seperti PT. Sinar Sayap Emas, PT. Mayora, PT. Kalbe Farma, Bank BJB, dll.3) Forum Kabupaten Tangerang Sehat.4) Saka Bakti Husada.5) Forum Kader.2. Kesehatan Lingkungan Empat indikator keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat, yaitu presentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) yang sehat.Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai instasi terkait, swasta, NGO, dll seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan, pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi.Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi pembangunan sarana air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang ditanganin secara lintas sektor. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang meliputi pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi melalui pemicuan STBM, stimulant sarana sanitasi dasar, pemantauan kualitas air minum dan air bersih, rehabilitasi sarana air bersih, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, tempat pengelolaan pestisida dsb. Indikator program kesehatan lingkungan sebagai berikut : Tabel 13. Hasil Pencapaian Sasaran Program Penyehatan Lingkungan di Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2013NoSasaranTahun 2011Tahun 2012Tahun 2013

TargetRealTargetRealTargetReal

1.Prosentasi Rumah Sehat79%73,6%80%62,71%85%71,63%

2.Prosentasi SAB memenuhi syarat kesehata90%88,5%87%91,5%95%92,3%

3.Prosentasi Jamban keluarga memenuhi syarat kesehatan85%76,9%85%71,13%85%74,97%

4.Prosentasi TTU memenuhi syarat kesehatan70%66,2%75%64,69%80%74%

5.Angka Bebas Jentik (ABJ)87%60,9%90%76,16%95%78,80%

6.Prosentase Instusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan70%71,2%75%69,84%80%67%

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tangerang Tahun 2013Beberapa indikator meningkat dari tahun sebelumnya diantaranya prosentase rumah sehat meningkat dari 62,7% menjadi 71,63%, presentase jamban keluarga yang memenuhi syarat meningkat dari 71,13% menjadi 74,97% dan presentasi TTU yang memenuhi syarat kesehatan dari 64,69% menjadi 74,72%. Namun demikian peningkatan tersebut belum mencapai target pada indikator rumah sehat, presentase sarana air bersih yang memenuhi syarat, presentase TTU memenuhi syarat kesehatan, ABJ, dan presentase Institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Kondisi ini terjadi kemungkinan karena adanya peningkatan jumlah keluarga yang diperiksa sedangkan sarana yang memenuhi syarat walaupun ada peningkatan tetapi jumlahnya kecil. Permasalahan bidang sanitasi tidak hanya masalah sanitasi yang tidak memenuhi syarat tetapi juga perilaku. Perilaku sangat menentukan apakah individu mau menggunakan sarana yang ada atau tidak (akses terhadap sarana sanitasi) dan juga pemeliharaan sarana yang ada serta kebutuhan akan saran sanitasi. Upaya pemberdayaan masyarakat serta perubahan perilaku bidang sanitasi harus lebih intensif dilakukan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses maupun kepemilikan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan meliputi sarana air bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah sehat. Sedangkan untuk peningkatan kualitas sarana sanitasi perlu dilakukan bersama sektor terkait. Sesuai strategi sanitasi yangs sudah disusun untuk mengatasi masalah ditingkat individu maupun kawasan dan komitmen terhadap memorandum program sanitasi.3. Rumah SehatRumah sehat adalah rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar meliputi jamban/wc, sarana air bersih, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah, cukup ventilasi dan pencahayaan, bebas dari serangga dan binatang penular penyakit serta ada pemanfaatan pekarangan sebagai ruang terbuka hijau.Hasil inspeksi sanitasi (IS) rumah pada tahun 2013 di 43 puskesmas di Kabupaten Tangerang didapatkan hasil sebagai berikut : rumah yang diperiksa sebanyak 161.220 rumah, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 115.482 rumah (71,63%). Jumlah rumah sehat meningkat 8,93% bila dibandingkan dengan hasil inspeksi sanitasi tahun 2012, demikian juga dengan jumlah rumah yang diperiksa. Hasil inspeksin sanitasi rumah tahun 2012 dari 143.217 rumah yang diperiksa, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 89.811 (62,7%). Dari hasil inspeksi sanitasi permasalahan yang menyebabkan rumah tidak sehat adalah kualitas sarana sanitasi di rumah tersebut yang tidak memenuhi syarat.Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatan untuk kualitas rumah menjadi rumah sehat, diantaranya melalui penyuluhan, pemicuan STBM, pemberian stimulan untuk pembuatan sarana sanitasi, pembuatan percontohan rumah sehat bekerja sama dengan SKPD terkait.Melihat pencapaian tahun 2013 maka upaya penyuluhan terhadap masyarakat tentang rumah sehat sehingga masyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungan rumahnya dan memiliki rumah yang sehat masih perlu ditingkatkan4. Penggunaan dan akses air bersihHasil inspeksi sanitasi oleh petugas Puskemas Tahun 2013 tentang penggunaan air bersih pada setiap keluarga, dari 166.601 KK yang diperiksa, sebagian keluarga (92,3%) memiliki akses air bersih dengan perincian sumur gali 18,5%, sumur pompa tahan 16%, ledeng 8,8%, PAH (Penampungan Air Hujan) 0,1%, dan sumur bor/jetpam 49%. Dibandingkan hasil 2012, presentasi keluarga yang memiliki akses air bersih turun dari 97,5% menjadi 92,3%, karena jumlah yang diperiksa meningkat sedangkan jumlah pengakses air bersih peningkatan sangat kecil.Selain digunakan untuk mandi dan mencuci baju, berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang dilakukan oleh Petugas Puskesmas, air bersih juga digunakan oleh masyarakat untuk minum. Adapun perincian penggunaan air minum di masyarakat adalah: 9,8% air kemasan, 20,1% air isi ulang, ledeng 8,8% (ledeng meteran 5,9%, ledeng eceran 2,9%), pompa 43,9%, SGL (Sumur Gali) terlindung 13,3%, SGL tidak terlindung 3,5%.Inspeksi sanitasi air bersih adalah pemeriksaan sumber air yang digunakan untuk keperluan mandi dan cuci. Dari data di atas terlihat bahwa sumber air yang digunakan sudah memenuhi syarat yang masih ditingkatkan adalah pemantauan kualitas air dari sumber air tersebut. Upaya yang sudah digunakan pemberian stimulant untuk membuat percontohan sarana air bersih, menyediakan desinfektan air di daerah rawan diare dan daerah yang beresiko sanitasi.

5. Keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasarKeluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi kepemilikan jamban keluarga tempat sampah, dan pengelolaan air limbah keluarga. Keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan di dalam peningkatan kesehatan lingkungan.Tabel 14. Persentase Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2011-2013TahunJaga (%)Tempat sampah (%)SPAL (%)SAB (%)

201176,98182,588,5

201271,1374,7774,297,5

201387,477,683,592,3

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tangerang Tahun 2013

Dari hasil inspeksi sanitasi pada tahun 2013 terhadap 166.601 keluarga, didapatkan keluarga yang memiliki sanitasi dasar dengan rincian berikut : yang sudah memiliki jamban sebanyak 140.605 KK (87,4%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat adalah (75,89%). Disebut jamban sehat adalah apabila terdapat tempat buang air besar di suatu tempat yang telah ditentukan atau tidak di sembarang tempat dan memiliki pembuangan air akhir ke tempat septic tank. Di kabupaten Tangerang berdasarkan hasil inspeksi tahun 2013 masih ditemukan masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat sebanyak 25% dan pembuangan akhirnya tidak di septic tank sebanyak 12,6%.Keluarga yang memiliki tempat sampah dari hasil inspeksi pada tahun 2013 sebesar 120.901 KK, sedangkan rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 93.830 KK (77,6%) meningkat 2,86% dibanding tahun 2012 dimana jumlah rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 87.481 KK (74,77%). Indikator untuk menilai tempat sampah sehat adalah tempat sampah organik dan anorganik dipisah dalam tempat yang kedap air dan tertutup.Pengelolaan air limbah dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2013, jumlah rumah yang memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 99.796 KK (83,5%). Kondisi ini meningkat 9,3% bila dibandingkan tahun 2012 jumlah rumah yang memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 87.867 KK (74,2%).Berbagai upaya yang dilakukan pada tahun 2013 untuk meningkatkan kepemilikan maupun pemanfaatan sarana sanitasi sehat adalah melalui penyuluhan, pemberdayaan masyarakat di bidang sanitasi melalui pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di 30 desa dan pemberian stimulant untuk pembuatan percontohan sarana sanitasi di wilayah binaan dan desa resiko tinggi sanitasi. Stimulan percontohan sarana sanitasi dasar diberikan tidak hanya di tingkat rumah tangga tetapi juga di institusi pendidikan (sekolah) sebanyak 7 sekolah berupa sarsandas sekolah (pembuatan wc sekolah 2 pintu) dan percontohan sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun).6. Keluarga Berencanaa. Peserta KB BaruJumlah PUS di wilayah kerja puskesmas tegal angus tahun 2012 adalah 13.940 dengan peserta KB baru sebanyak 3374 pasangan (24,2%). Jumlah ini masih rendah, hambatan yang dihadapi antara lain tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah, larangan suami atau orang tua untuk ber-KB. Oleh karena itu edukasi melalui penyuluhan harus terus dilakukan.b. Peserta KB AktifJumlah peserta KB aktif sebanyak 9.808 pasangan (70,4%). Jumlah ini juga masih sangat rendah. Salah satu hambatannya adalah tingkat ekonomi yang rendah karena alat kontrasepsi yang tidak lagi disubsidi. Akan tetapi untuk masyarakat miskin biaya ini ditanggung oleh jaminan kesehatan masyarakat miskin sehingga jumlah peserta KB aktif diharapkan dapat meningkat pada tahun mendatang. 7. Tempat-Tempat UmumTempat pengelolaan makanan tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan pengolahan makanan yang meliputi tempat penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyediaan makanan dan pendistribusian makanan.Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi makanan. Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen terhadap penyakit penyakit yang ditularkan melalui makanan dan mencegah keracunan makanan. Upaya tersebut pada dasarnya menyangkut orang yang menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses pengolahannya, kendala dan permasalahan yang belum dapat ditangani adalah masih rendah hygiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan. Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan makanan tahun 2011-2013 menunjukan hasil sebagai beikut :1. Jasa BogaPemeriksaan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan dalam rangka pemberian sertifikasi jasa boga dan uji petik terhadap jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat. Hasil pemeriksaan sarana jasa boga tahun 2013 dari 45 sarana yang telah dari 45 sarana yang telah diperiksa sebanyak 28 (62,22%) memenuhi syarat. Sampai tahun 2013 perusahaan jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat sebanyak 34 (23,44%) perusahaan dari 145 perusahaan jasa boga yang terdaftardidinas kesehatan. Upaya yang telah dilakukan untuk menigkatkan presentase jasa boga yang memiliki sertifikat laik sehat adalah mengadakan kursus hygiene sanitasi yang dilakukan secara periodic dan membuat surat edaran bahwa semua jasa boga penyedia makanan karyawan untuk perusahaan yang menyediakan karyawan wajib memiliki sertifikat laik sehat. Uji petik pemeriksaan bakteriologi dilakukan terhadap sampel makanan, usap dubur penjamah dan usap alat yang digunakan dalam mengolah makanan.2. Rumah Makan/RestoranHasil Pemeriksaan sarana tangga/restoran dari 100 sarana rumah tangga/restoran yang diperiksa pada tahun 2013 didapatkan 85 orang yang memenuhi syarat (85%). Selain itu dari 256 sarana rumah makan restoran diperoleh 17 sarana yang memiliki sertifikat baik sehat rumah makan restoran (6,64%).

3. Industri Rumah Tangga PanganHasil Pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan yang dilakukan pada tahun 2013 sebanyak 120 sarana, 97 sarana (80,83%) memenuhi syarat dan telah tersertifikasi/memiliki izin edar untuk produk pangan yang diproduksi. Uji petik pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan dilakukan terhadap sarana industri rumah tangga pangan yang telah memiliki, Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT) dan industri rumah tangga pangan yang ingin mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan industri rumah tangga pangan yang memiliki SPP-IRT dengan mengadakan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi pengusaha dan penanggungjawab produksi. Uji petik pemeriksaan kualitas makanan hasil industri rumah tangga pangan dilakukan pada berbahaya (formalin, boraks, rhodamin b, methanyl yellow).4. Depot Air MinumHasil pemeriksaan sarana Depot Air Minum (DAM) pada tahun 2013 dilakukan di 100 sarana, 28 sarana (28%) diantaranya Memenuhi Syarat (MS). Masih rendahnya sarana Depot Air Minum yang memenuhi syarat karena masih rendahnya hiegene sanitasi sarana dan hiegene sanitasi perorangan. Uji petik pemeriksaan depot air minum meliputi pemeriksaan kualitas air minum baik secara kimia, fisika, dan bakteriologi.Sampai tahun 2013 dari 414 sarana Depot Air Minum hanya 6 sarana yang memiliki sertifikat sehat. Kendala masih rendahnya sarana depot air minum yang memiliki sertifikat sehat adalah pengusaha sudah bisa melakukan kegiatan operasional tanpa rekomendasi dari Dinas Kesehatan.5. Angka Bebas JentikNyamuk aedes aegypti merupakan binatang yang menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Tempat perindukan/sarang nyamuk harus diperiksa dan dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali untuk menghambat perkembangbiakan nyamuk. Gerakan desa bebas jentik dan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan untuk memotivasi masyarakat agar melakukan PSN terus menerus. Karena cara inilah yang paling efektif untuk memutus rantai penularan penyakit DBD. Pencapaian Angka Bebas Jentik (ABJ) pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan pada 143.971 rumah/bangunan, sebanyak 113.476 rumah/bangunan (78,82%) tidak ditemukan jentik nyamuk. Diperlukandukungan dari semua pihak untuk mendorong kebiasaan pemberantasan nyamuk secara teratur.6. Institusi Yang DibinaInstitusi meliputi sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah dan perkantoran. Persyaratan institusi sehat diantaranya persyaratan bangunan, ketersediaan sarana sanitasi yang memenuhi kualitas dan kuantitas serta persyaratan kebersihan suatu institusi. Tahun 2013 dari 4.047 institusi yang ada sebanyak 2.711 (67%) institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan.

2.8 Data Puskemas Tegal Angus1. TB ParuBerdasarkan data puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus, didapatkan kasus baru pada:Laki-laki: 26 orang dari 27.671 orangPerempuan: 21 orang dari 26.160 orangTotal: 48 orang dari 53.831 orangKasus lama: (-)a) Angka insiden per 100.000 penduduk:Laki-laki: 94.0Perempuan: 80.0Total: 89.1b) Jumlah BTA (+)Laki-laki: 13 orangPerempuan: 14 orangTotal: 27 orangc) CDRLaki-laki: 48.15Perempuan: 50.0Total: 49.09 Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 20122. DiareBerdasarkan data puskesmas mengenai kasus diare didapatkan:a) Jumlah perkiraan kasus:Laki-laki: 1.170 orang dari 27.671 orangPerempuan : 1.107 orang dari 26.160 orangTotal : 2.277 orang dari 53.831 orangb) Jumlah kasus yang ditanganiLaki laki : 394 orang (33.7%)Perempuan: 553 orang (50%)Total: 947 orang (41.6%) Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 20123. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga KesehatanBerdasarkan data puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu:a) Jumlah ibu yang bersalin: 928 orang dari 1.025 persalinanb) Jumlah ibu yang nifas: 1.025 orangc) Yankes: 1.022 orang Sumber: Program KIA Puskesmas Tegal Angus 20124. Kepemilikan JambanPresentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut kecamatan dan puskesmas:1. Jumlah keluarga: 12.4212. Jumlah keluarga yang memiliki jamban: 4.9683. Jumlah keluarga yang diperiksa: 1174. Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat: 103Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013

5. Tempat Sampaha) Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut kecamatan dan puskesmas:1. Jumlah keluarga: 12.4212. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah: 3.1063. Keluarga yng diperiksa: 1174. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 103Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013

6. Air Minuma) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut kecamatan puskesmas:1. Jumlah keluarga : 12.4212. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117b) Jenis sarana air minum1. Kemasan: (-)2. Ledeng: 25 keluarga3. Air isi ulang: 89 keluarga4. Sumur terlindung: 3 keluargaSumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20137. Sarana dan Akses Air Bersiha) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut kecamatan dan puskesmas1. Jumlah keluarga: 12.4212. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117Jenis sarana air bersih1. PDAM : 4 keluarga2. SGL : 31 keluarga3. Sumur Bor : 82 keluargaSumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013

8. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehata) Presentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut kecamatan dan puskesmas1. Jumlah keluarga : 12.4212. Keluarga yang diperiksa :1.2603. Jumlah yang sesuai dengan kriteria PHBS : 183Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20139. Sepuluh Besar PenyakitBerdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LBI) puskesmas Tegal Angus didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada januari tahun 2014 menurut semua golongan umur seperti diagram berikut ini :

Diagram 1 Sepuluh besar penyakit puskesmas tegal angus bulan januari tahun 2014

Tabel 16. Sarana Pelayanan KesehatanNoSarana Pelayanan KesehatanJumlah

1Poskesdes1 Unit

2Pos KB Keluarga-

3Posyandu6 Unit

4Pos Mandiri-

5Klinik Bersalin/ BKIA-

6Praktek Dokter/ Bidan4 Unit

7Praktek Bidan4 Unit

8Paraji4 Orang

9

Keluarga Berencana0. Jumlah Pos/ Klinik KB : -0. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 Pasang0. Jumlah Akseptor KB :1) Pil: 127 orang2) IUD: 14 orang3) Kondom: - orang4) Suntik: 190 orang5) Implan : 13 orang-

Gambaran Umum Keluarga BinaanKeluarga binaan kelompok 7 dan 8 terdiri dari 6 keluarga, yaitu :1. Keluarga Tn.Munar1. Keluarga Tn. Peyang1. Keluarga Tn. Sueb1. Keluarga Tn. Saman1. Keluarga Ny. Eroh1. Keluarga Tn. SarwanKeluarga binaan bertempat di Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir, RT 03/RW 06, Kecamatan Teluk Naga,Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari tanggal 17 Maretsampai 28 Maret 2015. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan adalah sebagai berikut :

Gambar 1.3 Denah Umum Keluarga Binaan

I.3.1. Keluarga Binaan Tn.MunarI.3.1.1. Data Dasar KeluargaKeluarga binaan adalah keluarga Tn.Munar yang memiliki empat orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus KeluargaJenis KelaminUsia (Tahun)PendidikanPekerjaanPenghasilan Perbulan

Tn. MunarKepala KeluargaLaki laki40 thSDNelayanRp. 500.000 Rp. 700.000

Ny. SinaIstriPerempuan35 thSDPedagang Rp. 250.000

Tn.AdiAnak kandungLaki-laki20 thSMPBuruh Pabrik-

An.MimiAnak kandungPerempuan9 thSDSiswa-

I.3.1.2. Bangunan tempat tinggalKeluarga Tn.Munar tinggal di rumah sendri dengan luas bangunan sekitar 5 x 10 meter dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 1,5 meter, teras beralaskan keramik dan dibatasi dengan pagar tembok setinggi 30 cm. Dinding rumah terbuat dari tembok pada bagian depan, samping kanan, kiri, dinding dapur dan kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap rumah terbuat dariasbes.Rumah Tn.Munar terdiri dari empat ruangan yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang keluarga dengan luas sekitar 3 x 2 meter, 2 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2 x 1 meter, sebuah dapur dan tempat cuci piring dengan luas sekitar 3 x 2 meter.Sistem ventilasi rumah Tn.Munarbelum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 30% dari luas lantai rumah, yang memiliki pencahayaan yang baik. Ventilasi berupa kotak-kotak tanpa berpenyekat berjumlah 5 buah. Masing-masing ventilasi tersebut berukuran 20 x 20sentimeter. Untuk kamar tidur, seluruhnya tidak disertai dengan jendela. Di dalam rumah Tn.Munar terdapat lampu disetiap kamarnya yang hanya digunakan pada malam hari.Keluarga Tn.Munar tidak memiliki sumber air. Air biasanya dibeli dari penjual air PAM bergerobak untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi,memasak,minum dan mencuci.

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. SinaI.3.1.3. Lingkungan pemukimanRumah keluarga Tn.Munar terletak di lingkungan yang padat penduduk, terdapat jarak antara rumah.Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn. Munar membuang limbah rumah tangga ke sungai tanpa memakai saluran pembuangan. Apabila musim hujan tiba, pekarangan di depan rumah Ny. Muniroh sering tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan banjir setinggi 30 cm. Saat air laut naik, air sungai disamping rumahnya ikut naik sampai masuk ke dalam rumahnya. Keluarga Tn. Munar tidak memiliki hewan ternak di rumahnya.I.3.1.4. Pola MakanKeluarga Tn. Munar mempunyai pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari . Ny. Sina sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari. Makanan yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tahu, tempe.Keluarga Tn. Munarjarang mengkonsumsi sayur. Keluarga Tn. Munar paling sering memakan tahu dan tempe dengan minyak goreng yang jarang diganti, karena menurut Tn. Munar masih dapat digunakan. Air minum berasal dari air PAM yang jernih dan tidak berbau. I.3.1.5. Status GiziStatus gizi keluarga Tn. Munar dalam batas normal sesuai dengan BB/TB/umur.I.3.1.6. Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anakKelahiran anak pertama Ny. Sina pada tahun 1989. Anak Kedua pada tahun 1992, anak ketiga pada tahun 1995, anak keempat pada tahun 2002. Semua anak Ny. Sina lahir secara normal yang selama masa kehamilan, selama hamil Ny. Sina memeriksakan kehamilan ke dukun apabila ada keluhan, namun ia sendiri tidak ingat waktu pemeriksaan. Setelah lahir Ny. Sina memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan MT-ASI selama 2 tahun. Semua anak Ny. Sina tidak pernah di imunisasi.

I.3.1.7. PengetahuanKeluarga Ny. Sina terutama suaminya Tn. Munar mempunyai kebiasaan merokok, namun ia mengerti tentang bahaya merokok. Kesibukan kerja dari pagi sampai sore hari membuat keluarga Ny. Sina tidak sempat untuk berolahraga, karena menurut mereka dengan bekerja tidak perlu lagi berolahraga. Keluarga Ny. Sina biasa mencuci tangan menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, karena menurut mereka cuci tangan itu penting untuk kesehatan. Keluarga Ny. Sina selalu memakai alas kaki saat keluar dari rumah, karena menurut meraka dengan menggunakan alas kaki dapat mencegah terjadinya penyakit.

I.3.1.8. Kebiasaan berobatKeluarga Tn. Munar selalu berobat ke Bidan desa terdekat. Keluarga Tn. munar sering kali mengeluhkan sakit pinggang, diare, batuk flu, akibat terlalu lelah sehabis berdagang. Tn. Munar juga mengeluhkan nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk yang sudah diderita sejak lama, tapi tidak pernah berobat ke puskesmas.Keluarga Tn. Munar sering kali mengobati sakitnya sendiri apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.

I.3.1.9. Faktor Internal dan Faktor EksternalTabel.1.14 Faktor Internal Keluarga Ny. SinaNoKriteriaPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokTn. Munar mempunyai kebiasaan merokok

2.Olah RagaKeluarga Tn. Munar tidak atau jarang berolahraga.

3Pola MakanMakan 3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi, dengan lauk seperti ikan, tahu atau tempe namun jarang memakan sayur mayor dan buah-buahan. Jarang mengkonsumsi daging, Ny. Sina kerap kali meyediakan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Kebutuhan susu sebagai penyempurna asupan gizi anak juga tidak tercukupi secara baik karena adanya masalah keuangan.

4Pola Pencarian PengobatanBerobat ke bidan desa

5MenabungKeluarga Ny. Sina tidak menabung

6Aktivitas SeharihariAyah bekerja sebagai nelayan dan Ibu sebagai pedagang

Tabel 1.15 Faktor Eksternal Keluarga Ny. SinaNoKriteriaPermasalahan

1Luas Bangunan5 x 10 meter.

2Ruangan Dalam RumahTerdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu.

3VentilasiTerdapat 24 ventilasi yang berupa kota-kotak di dalam rumah berukuran 30 x 30 sentimeter.

4PencahayaanPencahayaan dirumahkurang baik, jendela jarang dibuka setiap pagi hari menjelang sore hari.

5MCKKeluarga ini tidak memiliki jamban, dan tidak memilikiseptik tank

6Sumber AirAir bersih didapatkan dari PAM dengan cara dibeli yang digunakan untuk mencuci, mandi, sedangkan untuk masak dan minum keluarga Tn. Munar menggunakan air gallon.

7Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke sungai yang mengarah ke laut tanpa menggunakan saluran pembuangan

8Tempat Pembuangan SampahSampah dibuang ke sungai

9Lingkungan Sekitar RumahRumah tidak berhimpitan dengan rumah lain.

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Munar di Desa Tanjung Pasir RT/RW 003/006, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:a. Non-medis:1. Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok2. Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan limbah cair

b. Medis:1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan penyakit hipertensi1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penanganan febris

I.3.2. Keluarga Binaan Tn.PeyangI.3.2.1. Data Dasar KeluargaKeluarga binaan adalah keluarga Tn.Peyang yang memiliki tiga orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus KeluargaJenis KelaminUsia (Tahun)PendidikanPekerjaanPenghasilan Perbulan

Tn. PeyangKepala KeluargaLaki laki28 thSDNelayanRp. 500.000 Rp. 700.000

Ny. LasminiIstriPerempuan24 thSDIbu Rumah Tangga-

An.PentinaAnak kandungPerempuan7 thSDSiswi-

I.3.2.2. Bangunan tempat tinggalKeluarga Tn.Peyang tinggal di rumah sendri dengan luas bangunan sekitar 5 x 8 meter dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 1,5 meter, teras beralaskan tanah dan tidak dibatasi oleh apapun. Dinding rumah terbuat dari bilik bambu, samping kanan, kiri, dinding dapur dan kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari tanah yang ditutupi oleh bekas spanduk. Atap rumah terbuat dari genting.Rumah Tn.Peyang terdiri dari tiga ruangan yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang keluarga dengan luas sekitar 2 x 1 meter, 1 buah kamar tidur dengan luas 2 x 1 meter, sebuah dapur dan tempat cuci piring dengan luas sekitar 3 x 1 meter.Sistem ventilasi rumah Tn.Peyang belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 30% dari luas lantai rumah, yang tidak memiliki pencahayaan yang baik.Tidak ada ventilasi sama sekali.Rumah tidak dilengkapi dengan jendela. Di dalam rumah Tn.Peyang terdapat lampu hanya pada ruang tamu dan kamar digunakan pada malam hari.Keluarga Tn.Peyang tidak memiliki sumber air. Air biasanya dibeli dari penjual air PAM bergerobak untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi,memasak,minum dan mencuci.

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Lasmini

I.3.2.3. Lingkungan pemukimanRumah keluarga Tn.Peyang terletak di lingkungan yang padat penduduk, tidak terdapat jarak antara rumah.Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn.Peyang membuang limbah rumah tangga ke sungai tanpa memakai saluran pembuangan. Apabila musim hujan tiba, pekarangan di depan rumah sering tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan banjir setinggi 30 cm. Saat air laut naik, air sungai disamping rumahnya ikut naik sampai masuk ke dalam rumahnya. Keluarga Tn. Peyang tidak memiliki hewan ternak di rumahnya.

I.3.2.3. Pola MakanKeluarga Tn. Peyang mempunyai pola makan sebanyak dua kali dalam sehari, pada waktu yang tidak tentu . Ny. Lasmini sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari. Makanan yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tempe, dan sayur.Keluarga Tn. Munar paling sering memakan tempe dan sayur. Air minum berasal dari air PAM yang jernih dan tidak berbau.

I.3.2.4 Status GiziStatus gizi keluarga Tn. Peyang dalam batas normal sesuai dengan BB/TB/umur.

I.3.2.5 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anakKelahiran anak Tn. Peyang pada tahun 2009. Anak Tn. Peyang lahir secara normal yang selama masa kehamilan,Ny. Lasmini hanya kontrol 4 kali selama hamil, namun ia sendiri tidak ingat waktu pemeriksaan. Setelah lahir Ny. Lasmini memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan MT-ASI selama 2 tahun.Anak Ny. Lasminitidak pernah diimunisasi. I.3.2.6 PengetahuanKeluarga Ny. Lasmini terutama suaminya Tn. Peyang mempunyai kebiasaan merokok, namun ia mengerti tentang bahaya merokok. Kesibukan kerja dari pagi sampai sore hari membuat keluarga Ny. Lasmini tidak sempat untuk berolahraga, karena menurut mereka dengan bekerja tidak perlu lagi berolahraga. Keluarga Ny. Lasmini biasa mencuci tangan menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun, karena menurut mereka cuci tangan itu penting untuk kesehatan.Keluarga Ny. Lasmini selalu memakai alas kaki saat keluar dari rumah, karena menurut meraka dengan menggunakan alas kaki dapat mencegah terjadinya penyakit.

I.3.2.7 Kebiasaan berobatKeluarga Tn. Peyang selalu berobat ke Bidan desa terdekat. Keluarga Tn. Peyang tidak mempunyai keluhan pada saat ini.Keluarga Tn. Peyang sering kali mengobati sakitnya sendiri apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.

I.3.2.8 Faktor Internal dan Faktor EksternalTabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Ny. LasminiNoKriteriaPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokTn. Matsirat tidak mempunyai kebiasaan merokok

2.Olah RagaKeluarga Tn. Matsirat tidak atau jarang berolahraga.

3Pola MakanMakan 2 kali sehari, makanan pokok berupa nasi, dengan lauk seperti ikan, tempe serta sayur mayur. Jarang mengkonsumsi daging, Untuk konsumsi sayur Tn. Peyang mengetahui bahwa sayur merupakan komponen penting makanan sehari hari. Kebutuhan susu sebagai penyempurna asupan gizi anak juga tidak tercukupi secara baik karena adanya masalah keuangan.

4Pola Pencarian PengobatanBerobat ke Bidan desa

5MenabungKeluarga Ny. Lasmini tidak menabung

6Aktivitas Sehari hariAyah bekerja sebagai nelayan, Ibu sebagai ibu rumah tangga

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Lasmini NoKriteriaPermasalahan

1Luas Bangunan5 x 8 meter.

2Ruangan Dalam RumahTerdapat 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu.

3VentilasiTidak terdapat ventilasidi dalam rumah

4PencahayaanPencahayaan dirumah kurang baik, tidak terdapat jendela

5MCKKeluarga ini tidak memiliki jamban, dan tidak memiliki septik tank

6Sumber AirAir bersih didapatkan dari PAM dengan cara dibeli yang digunakan untuk mencuci, mandi, sedangkan untuk masak dan minum keluarga Tn. Peyang menggunakan air gallon.

7Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke sungai yang mengarah ke laut tanpa menggunakan saluran pembuangan

8Tempat Pembuangan SampahSampah dibuang ke sungai

9Lingkungan Sekitar RumahRumah berhimpitan dengan rumah lain.

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Peyang di Desa Tanjung PasirRT/RW 003/006,Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:a) Non-medis:1. Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok2. Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan limbah cair3. Kurang kesadaran dalam membuat ventilasi dan sirkulasi udara dalam rumahb) Medis:2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA4. Kurangnya kesadaran mengenai cara penanganan febris

I.3.3. Keluarga Binaan Tn. SuebI.3.3.1. Data Dasar KeluargaKeluarga binaan adalah keluarga Tn.Sueb yang memiliki dua orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kedua anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus KeluargaJenis KelaminUsia (Tahun)PendidikanPekerjaanPenghasilan Perbulan

Tn. SuebKepala KeluargaLaki laki56 thSDNelayanRp. 500.000 Rp. 700.000

Ny. UnahIstriPerempuan46 thTidak sekolahIbu Rumah Tangga-

I.3.3.2. Bangunan tempat tinggalKeluarga Tn.Sueb tinggal di rumah sendri dengan luas bangunan sekitar 5 x 10 meter dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 1,5 meter, teras beralaskan tanah dan dibatasi pagar bambu. Dinding rumah terbuat dari bilik bambu, samping kanan, kiri, dinding dapur dan kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari keramik.Atap rumah terbuat dari asbes.Rumah Tn. Sueb terdiri dari tiga ruangan yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang keluarga dengan luas sekitar 3 x 1 meter, 1 buah kamar tidur dengan luas 2 x 2 meter, sebuah dapur dan tempat cuci piring dengan luas sekitar 3 x 1 meter.Sistem ventilasi rumah Tn. Sueb belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 30% dari luas lantai rumah, yang tidak memiliki pencahayaan yang baik.Tidak ada ventilasi sama sekali. Rumah tidak dilengkapi dengan jendela. Di dalam rumah Tn. Suebterdapat lampu hanya pada ruang tamu dan kamar digunakan pada malam hari.Keluarga Tn. Sueb tidak memiliki sumber air. Air biasanya dibeli dari penjual air PAM bergerobak untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi,memasak,minum dan mencuci.

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Unah

I.3.3.3 Lingkungan pemukimanRumah keluarga Tn.Sueb terletak di lingkungan yang padat penduduk, terdapat jarak antara rumah.Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn. Sueb membuang limbah rumah tangga ke kolam belakang rumah tanpa menggunakan saluran pembuangan. Apabila musim hujan tiba, pekarangan di depan rumah sering tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan banjir setinggi 30 cm.. Keluarga Tn. Sueb tidak memiliki hewan ternak di rumahnya.

I.3.3.4 Pola MakanKeluarga Tn. Sueb mempunyai pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari . Ny. Unah sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan makanan untuk suaminya setiap hari. Makanan yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tempe, tahu dan sayur.Keluarga Tn. Munar paling sering memakan tempe dan sayur. Air minum berasal dari air PAM yang jernih dan tidak berbau.

I.3.3.5 Status GiziStatus gizi keluarga Tn. Sueb dalam batas normal sesuai dengan BB/TB/umur.

I.3.3.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anakKelahiran anak pertama Ny. Unah pada tahun 1980. Anak Kedua pada tahun 1982. Semua anak Ny. Unah lahir secara normal di bantu oleh dukun dan selama masa kehamilan Ny. Unah tidak pernah kontrol selama hamil. Setelah lahir Ny. Unah memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan MT-ASI selama 2 tahun. Semua anak Ny. Unah tidak pernah diimunisasi.

I.3.3.7 PengetahuanKeluarga Ny. Unah terutama suaminya Tn. Sueb mempunyai kebiasaan merokok, namun ia mengerti tentang bahaya merokok. Kesibukan kerja dari pagi sampai sore hari membuat keluarga Ny. unah tidak sempat untuk berolahraga, karena menurut mereka dengan bekerja tidak perlu lagi berolahraga. Keluarga Ny. Unah biasa mencuci tangan menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, karena menurut mereka cuci tangan itu penting untuk kesehatan.Keluarga Ny. Unah jarang memakai alas kaki saat keluar dari rumah, sebenarnya Ny. Unah mengetahui bahwa memakai alas kaki keluar rumah itu penting tetapi Ny. Unah sering lupa atau malas.

I.3.3.8 Kebiasaan berobatKeluarga Tn. Sueb selalu berobat ke Bidan desa terdekat. Keluarga Tn. Sueb sering mempunyai keluhan nyeri pinggang, kesemutan.Keluarga Tn. Sueb sering kali mengobati sakitnya sendiri apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.

0. Faktor Internal dan Faktor EksternalTabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Ny. UnahNoKriteriaPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokTn. Sueb mempunyai kebiasaan merokok

2.Olah RagaKeluarga Tn. Sueb tidak atau jarang berolahraga.

3Pola MakanMakan 3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi, tempe, tahudengan lauk seperti ikan, serta sayur mayur. Jarang mengkonsumsi daging, Untuk konsumsi sayur Tn. Sueb mengetahui bahwa sayur merupakan komponen penting makanan sehari hari. Kebutuhan susu sebagai penyempurna asupan gizi juga tidak tercukupi secara baik karena adanya masalah keuangan.

4Pola Pencarian PengobatanBerobat ke Bidan desa

5MenabungKeluarga Ny. Unah tidak menabung

6Aktivitas Sehari hariAyah bekerja sebagai nelayan, Ibu sebagai ibu rumah tangga

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Unah NoKriteriaPermasalahan

1Luas Bangunan5 x 10 meter.

2Ruangan Dalam RumahTerdapat 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu.

3VentilasiTidak terdapat ventilasi di dalam rumah

4PencahayaanPencahayaan dirumah kurang baik, tidak terdapat jendela

5MCKKeluarga ini tidak memiliki jamban, dan tidak memiliki septik tank

6Sumber AirAir bersih didapatkan dari PAM dengan cara dibeli yang digunakan untuk mencuci, mandi, sedangkan untuk masak dan minum keluarga Tn. Sueb menggunakan air gallon.

7Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke sungai yang mengarah ke laut tanpa menggunakan saluran pembuangan

8Tempat Pembuangan SampahSampah dibuang ke kolam belakang rumah

9Lingkungan Sekitar RumahRumah tidak berhimpitan dengan rumah lain.

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Munar diDesa Tanjung Pasir RT/RW 003/006, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:0. Non-medis:1. Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok1. Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan limbah cair1. Kurangnya kesadaran untuk melindungi diri sendiri dengan memakai alas kaki keluar rumah 1. Medis:1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan penyakit hipertensi

I.3.4 Keluarga binaan Tn. SamanI.3.4.1 Data Dasar KeluargaKeluarga binaan adalah keluarga Tn. Saman yang memiliki tiga orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus KeluargaJenis KelaminUsia (Tahun)PendidikanPekerjaanPenghasilan Perbulan

Tn. SamanKepala KeluargaLaki laki55 tahun-NelayanRp. 900.000

Ny. IsahIstriPerempuan40 tahunSDBuruh pabrikRp. 990.000

An. RiniAnak kandungPerempuan15 tahunSMPBuruh pabrikRp. 990.000

An. RyanAnak kandungLaki-laki10 tahunSDPelajar-

I.3.4.2 Bangunan tempat tinggalKeluarga Tn. Saman tinggal di rumah pribadi dengan luas bangunan sekitar 4 x 6 meter dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras . Dinding rumah terbuat dari bilik bambu pada bagian depan, samping kanan dan kiri. Lantai rumah terbuat dari tanah. Atap rumah terbuat dari genteng yang disusun dan tidak mempunyai plafon dan berangka kayu.Rumah Tn. Saman terdiri dari 3 ruangan yang terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas sekitar 3 x 2 meter, 2 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2 x 2 meter, dapur dengan luas 1 x 1,5 meter, dan terdapat tempat untuk mencuci dengan luas 1 x 1 meter, tidak ada saluran limbah cair rumah tangga, limbah cair langsung di buang ke sungai yang terdapat tepat di belakang rumah. Sistem ventilasi rumah Tn. Saman belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah. Tidak Terdapat ventilasi. Di dalam rumah Tn. Saman terdapat lampu neon putih disetiap kamarnya, di kamar mandi, di ruang tamu. Keluarga Tn. Saman tidak memiliki sumber air bersih.Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tidak terdapa tempat untuk buang air besar, yang pembuangannya melalui dibuang ke jalan belakang rumah.Tidak terdapat halaman pada rumah keluarga Tn. Saman karena berdempetan dengan rumah tetangga dan di lingkungan sekitar terdapat banyak sampah.

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn. Saman

I.3.4.3 Lingkungan pemukimanRumah keluarga Tn. Saman terletak di lingkunyan padat penduduk, tidak ada jarak antara rumah.Untuk pembuangan limbah cair rumah tangga, keluarga Tn. Saman membuang limbah cair ke sungai yang terdapat tepat dibelakang rumah, di buang langsung tanpa adanya pipa. Apabila musim hujan, pekarangan Tn. Saman sering tergenang air hujan dan hingga terjadi banjir yang setinggi betis.

I.3.4.4 Pola MakanKeluarga Tn. Saman sehari-harinya makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam. Ny. Isah sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan makanan. Setiap harinya keluarga Tn. Saman menkonsumsi ikan, sayur, tahu, dan tempe. Jarang mengkonsumsi ayam dan daging.Keluarga Tn. Saman menggunakan garam beryodium sebagai bumbu pelengkap masakan. Setiap harinya banyak mengkonsumsi air putih yang dimasak dari air PAM.

I.3.4.5 Status GiziKeluarga Tn. Saman, memiliki status gizi yang kurang. Karena dari pola makan jarang mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna. Dari penampilan Tn. Saman, istri, dan kedua anak tampak kurus

I.3.4.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anakKelahiran anak pertama Ny. Isah pada tahun 2000, dan anak kedua pada tahun 2005. Kedua anak tersebut lahir secara normal, dengan usia kehamilan yang cukup. Selama hamil Ny. Isah rutin kontrol ke bidan, tapi tidak ingat berapa kali kontrol di lakukan dan waktu pemeriksaan. Setelah lahir Ny. Isah memberikan ASI kepada anaknya selama 6 bulan karena di wajibkan, di bulan berikutnya dilanjutkan dengan MP-ASI selama 2 tahun. Kedua anak Ny. Isah mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal kegiatan yang diadakan oleh puskesmas setempat.

I.3.4.7 PengetahuanTn. Saman memiliki kebiasaan merokok, meskipun sebenarnya Tn. Saman menyadari bahayanya merokok. Keluarga Tn. Saman jarang berolahraga, dengan alasan tidak memiliki waktu untuk melakukan olahraga. Tn. Saman dan keluarga rajin melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas, sebelum dan sesudah makan. Dalam keluarga juga menggunakan alas kaki saat keluar rumah, karena mereka menyadari menggunakan alas kaki dapat mencegah penyakit.

I.3.4.8 Kebiasaan berobatKeluarga Tn. Saman jarang berobat ke puskesmas, jika sedang menderita sakit biasanya hanya dengan membeli obat-obatan di warung, kecuali jika kedua anak Tn. Saman yang sakit, maka akan segera dibawa berobat ke puskesmas terdekat (Puskesmas Tegal Angus). Penyakit yang sering dikeluhkan dalam keluarga Tn. Saman adalah batuk, flu, demam, diare dan gatal-gatal, terutama pada musim hujan dan banjir.

I.3.4.9 Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Tn. SamanNoKriteriaPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokTn. Saman memiliki kebiasaan merokok

2.Olah RagaKeluarga Tn. Matsirat tidak atau jarang berolahraga.

3Pola MakanMakan 3 kali sehari, dengan lauk seperti ikan, tahu atau tempe serta sayur mayor dan buah-buahan. Jarang mengkonsumsi daging,

4Pola Pencarian PengobatanJarang berobat ke puskesmas, biasanya hanya membeli obat di warung. Kecuali jika anak yang sakit, segera di bawa ke puskesmas terdekat

5Aktivitas sehari-hariAyah bekerja sebagai nelayan, ibu bekerja sebagai buruh pabrik, dan anak pertama bekerja juga sebagai buruh pabrik

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Tn. SamanNoKriteriaPermasalahan

1Luas Bangunan4 x 6 meter.

2Ruangan Dalam RumahTerdapat 3 ruangan : 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 tempat untuk mencuci.

3VentilasiTidak terdapat ventilasi

4PencahayaanPencahayaan rumah kurang baik, karena tidak terdapat jendela.

5MCKRumah keluarga Tn. Saman tidak memiliki jamban

6Sumber AirAir bersih didapatkan dengan cara membeli

7Saluran Pembuangan LimbahLimbah langsung di buang ke sungai yang berada tepat di belakang rumah

8Tempat Pembuangan SampahSampah ditumpuk dan dibakar di depan rumah.

9Lingkungan Sekitar RumahRumah berhimpitan dengan rumah lain.

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan pada keluarga Tn. Saman di kampung Garapan, didapatkan beberapa permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu : 1. Non-medis:1. Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok2. Kurangnya perilaku untuk membiasakan berolahraga3. Kurangnya perilaku mengenai saluran pembuangan limbah cair rumah tangga .4. Kurangnya pengetahuan mengenai resiko kepadatan hunian yang terdapat disekitar wilayah tersebut1. Medis:1. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan dermatitis2. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan diare3. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan ISPA4. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan febris

I.3.5 Keluarga Binaan Ny. ErohI.3.5.1 Data Dasar KeluargaKeluarga binaan adalah keluarga Ny. Eroh yang memiliki dua orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kedua anggota keluarga tersebut adalah:NamaStatus KeluargaJenis KelaminUsia (Tahun)PendidikanPekerjaanPenghasilan Perbulan

Ny. ErohKepala KeluargaPerempuan55 tahun SDIbu rumah tangga-

Tn. IkwanAnak kandungLaki-laki19 tahun SMPNelayanRp. 900.000

An. AmeliaCucu kandungPerempuan10 tahunSDPelajar -

I.3.5.2 Bangunan tempat tinggalKeluarga Ny. Eroh. tinggal di rumah pribadi dengan luas bangunan sekitar 6 x 5 meter dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras. Dinding rumah terbuat dari bata berplester dan di cat pada bagian depan, samping kanan dan kiri. Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap rumah terbuat dari genteng yang disusun dan mempunyai plafon dan berangka kayu.Rumah Ny. Eroh terdiri dari 4 ruangan yang terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas sekitar 3 x 2 meter, 2 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2 x 2 meter, dan luas dapur 7 x 1,5 meterSistem ventilasi rumah Ny. Eroh belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah.. Di dalam rumah Ny Eroh terdapat lampu neon putih disetiap kamarnya, dan di ruang tamu.Keluarga Ny Eroh tidak memiliki sumber air bersih sendiri dan membeli air untuk keperluan sehari-hari.Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tidak terdapa tempat untuk buang air besar, hanya tempat untuk mencuci. Tidak terdapat saluran untuk pembuangan limbah cair. Di depan rumah Ny. Eroh terdapat banyak sampah dan tidak terdapat tanaman ataupun pohon

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Eroh

I.3.6.3 Lingkungan pemukimanRumah keluarga Ny. Eroh terletak di lingkungan yang padat penduduk, tidak ada jarak antara rumah.Untuk pembuangan limbah, keluarga Ny. Eroh membuang limbah rumah tangga di belakang rumah tanpa menggunakan saluran limbah. Apabila musim hujan tiba, pekarangan rumah Ny. Eroh banjir setinggi betis. Keluarga Ny. Eroh tidak memiliki hewan ternak di rumahnya

I.3.6.4 Pola MakanKeluarga Ny. Eroh mempunyai pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu pagi, siang, dan malam hari . Ny. Eroh sebagai ibu rumah tangga yang betanggung jawab memasak dan menyiapkan makanan untuk anggota keluarga setiap hari. Makanan yang disajikan berupa nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tahu, dan tempe, terkadang dapat berupa sayur, daging, dan ayam. Bahan yang akan dimasak dicuci terlebih dahulu dengan air bersih.Ny. Eroh menggunakan garam beryodium sebagai bumbu pelengkap pada keluarganya, Ny. Eroh dan keluarga jarang mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan. Keluarga Ny. Eroh jarang mengkonsumsi lemak yang berasal dari daging sapi. Keluarga Ny. Eroh paling sering memakan ikan, tempe, dan tahu dengan minyak goreng yang jarang diganti, karena Ny. Eroh berpikir minyak goreng tersebut masih dapat digunakan. Keluarga Ny. Eroh banyak minum air putih sehari harinya. Air minum berasal dari air PAM yang jernih dan tidak berbau.

I.3.6.5 Status GiziKeluarga Ny. Eroh, memiliki status gizi yang kurang. Karena dari pola makan jarang mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna. Dari penampilan anak dan cucu Ny. Eroh tampak kurus.

I.3.6.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anakKelahiran anak pertama Ny. Eroh pada tahun 1994. Anak Kedua pada tahun 1995. Kedua anak Ny. Eroh lahir secara normal, selama kehamilan Ny. Eroh rajin mengontrol kehamilannya ke bidan. Setelah lahir, kedua anak Ny. Eroh diberikan ASI selama 6 bulan, begitu berusia 7 bulan, kedua anak Ny. Eroh diberikan MP-ASI. Kedua anak Ny. Eroh mendapatkan imusasi lengkap, dan di imunisasi sesuai yang di jadwalkan oleh puskesmas setempat.

I.3.6.7 PengetahuanDi keluarga Ny. Roh terutama An. Ikwan memiliki kebiasaan merokok, walaupun mengerti tentang bahayanya merokok. Ny. Roh dan anggota keluarga lainnya tidak sempat untuk melakukan olahraga karena sibuk bekerja, dan berpikir bekerja sama dengan berolahraga. Keluarga Ny. Roh mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas dengan menggunakan air bersih. Saat keluar rumah keluarga Ny. Roh menggunakan alas kaki, tapi jika jaraknya dekat terkadang tidak menggunakan alas kaki.

I.3.6.8 Kebiasaan berobatKeluarga Ny. Eroh selalu berobat ke puskesmas, terkadang ke pengobatan herbal. Ny. Eroh mengeluhkan memiliki penyakit tekanan darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu, sering mengeluhkan sakit kepala dan telinga berdengung, biasanya Ny. Eroh berobat ke puskesmas jika obatnya habis, tapi terkadang Ny. Eroh tidak dapat kontrol ke puskesmas karena tidak memiliki transportasi. Jika musim hujan dan banjir, keluarga Ny. Eroh sering menderita diare, batuk, dan flu. Biasanya hanya dengan mengkonsumsi obat warung.

I.3.6.9 Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Ny. ErohNoKriteriaPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokAn. Ikwan mempunyai kebiasaan merokok

2.Olah RagaKeluarga Ny. Eroh jarang berolahraga

3Pola MakanMakan 3 kali sehari, Makanan yang disajikan berupa nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tahu, dan tempe, terkadang dapat berupa sayur, daging, dan ayam jarang mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan dan makanan berlemak yang berasal dari daging. Sayur, buah-buahan, dan daging jarang di konsumsi, dan anak juga tidak mendapatkan asupan susu sebagai penyempurna gizi karena masalah keuangan dalam keluarga.

4Pola Pencarian PengobatanBerobat ke Puskesmas, dan ke bidan desa

5MenabungDengan menyimpan sebagian dari penhasilan

6Aktivitas Sehari hariAnak laki-laki Ny. Roh bekerja sehari-hari sebagai nelayan sedangkan Ny. Roh sebagai ibu rumah tangga.

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. ErohNoKriteriaPermasalahan

1Luas Bangunan6x5 meter.

2Ruangan Dalam RumahTerdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu.

3Ventilasibelum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah.

4PencahayaanPencahayaan dirumah baik, jendela selalu dibuka setiap pagi hari menjelang sore hari.

5MCKDi rumah tidak terdapat jamban

6Sumber AirMenggunakan air PAM yang di beli

7Saluran Pembuangan LimbahTidak terdapat saluran limbah cair rumah tangga

8Tempat Pembuangan SampahSampah ditumpuk dan dibakar di depan rumah.

9Lingkungan Sekitar RumahRumah berhimpitan dengan rumah lain.

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Ny. Eroh di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:0. Non-medis:1. Kurangnya perilaku buruk yaitu kebiasaan merokok1. Kurang pengetahuan mengenai tentang pentingnya berolahraga1. Kurangnya perilaku tentang pembuangan limbah cair yang tidak memenuhi syarat kesehatan1. Kurangnya pengetahuan tentang resiko mengenai hunian padat.0. Medis:1. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan diare1. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan ISPA1. Kurangnya perilaku mengenai cara penangan penyakit hipertensi

0. Keluarga Binaan Tn. Sarwan1. Data Dasar KeluargaKeluarga binaan adalah keluarga Tn. Sarwan yang memiliki 4 orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah:NamaStatus KeluargaJenis KelaminUsia (Tahun)PendidikanPekerjaanPenghasilan Perbulan

Tn. SarwanKepala KeluargaLaki laki65 thSD--

Ny. RaniIstriPerempuan50 th-Pedagang 150.000-200.000

Tn. AgusAnak kandungLaki laki20 thSDKaryawan900.000-1.000.000

Tn. TiarohAnak kandungLaki-laki13 thSDSiswa-

1. Bangunan tempat tinggalKeluarga Tn Sarwan tinggal di rumah pribadi dengan luas bangunan sekitar 4 x 7 meter dan tidak bertingkat. Di depan rumah tidak terdapat teras . Dinding rumah terbuat dari bilik bambu, samping kanan dan kiri. Lantai rumah terbuat dari pluran semen. Atap rumah terbuat dari genteng yang disusun dan tidak mempunyai plafon dan berangka kayu.Rumah Tn sarwan terdiri dari 3 ruangan yang terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas sekitar 3 x 2 meter, 1 buah kamar tidur luas 2 x 2 meter, sebuah kamar mandi dengan luas sekitar 3 x 2 meter.Sistem ventilasi rumah Tn sarwan belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah. Tidak Terdapat ventilasi . Di dalam rumah Tn Sarwan tidak terdapat lampu baik disetiap kamarnya, di kamar mandi, di ruang tamu.Keluarga Tn Sarwan tidak memiliki sumber air bersih sendiri dan membeli air derigen untuk keperluan sehari-hari.Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tidak terdapa tempat untuk buang air besar , yang pembuangannya dibuang ke jalan belakang rumah.

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn.Sarwan1. Lingkungan pemukimanRumah keluarga Tn. Sarwan terletak di lingkungan yang padat penduduk, jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya sekitar 50cm-100cm. Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn. Sarwan membuang limbah rumah tangga langsung keluar ke jalan tanpa adanya saluran ataupun pipa. Terkadang jalan disamping tempat cuci menjadi becek dan lembab. Apabila musim hujan jalanan juga terkadang menjadi lebih becek sampai ke tempat cuci.

1. Pola MakanKeluarga Tn. Sarwan mempunyai pola makan sebanyak dua sampai tiga kali dalam sehari, yaitu pagi atau siang, dan malam hari. Ny. Rani sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari. Makanan yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa tahgu, tempe, sayur, ikan, terkadang dapat berupa daging ayam apabila mendapatkan uang lumayan banyak. Tn. Sarwan berserta istri dan anaknya nya Tisoh dirumahnya menggunakan garam beryodium apabila memasak. Keluarga tersebut sering mengkonsumsi sayur yang kadang didapatkan dari sisa hasil dagang Ny. Rani atau memetik dari hasil tanaman yang ditanam Tn.Sarwan. Keluarga Tn. Sarwan meminum air putih, tetapi tidak sering. Air minum berasal dari air pam yang dibeli dari orang, air nya jernih dan tidak berbau. Untuk Tn.Agus, Tn.Agus bekerja di pabrik dan biasanya makan makanan warteg dekat tempat kerjanya.

1. Status GiziStatus gizi keluarga Tn. Sarwan kurang karena dari pola makan jarang mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna. Dan dilihat dari pola makan, tuan Sarwan makan hanya 2-3x atau tidak teratur. Dan dari penampilan terlihat Tn.Sarwan dan Ny.Rani tampak kurus, tetapi anak pertama dan keduanya tampak sehat dan gemuk.1. Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anakKelahiran anak pertama pada tahun 1995. Anak Kedua pada tahun 2002. Semua anak Ny. Rani lahir secara normal yang selama masa kehamilan, Ny. Rani hanya kontrol apabila terdapat tenaga kesehatan yang datang ke daerah dekat rumah, namun ia sendiri tidak ingat waktu pemeriksaan. Ny.Rani ditolong oleh dukun saat melahirkan dan tidak ada penyakit setelah melahirkan. Setelah lahir Ny. Rani memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan makanan pendamping dan ASI selama 2 tahun. Namun pemberian ASI tidak selalu karena Ny. Rani terkadang berdagang.Semua anak Ny. Rani tidak diimunisasi sesuai dengan jadwal kegiatan yang diadakan oleh puskesmas setempat dan lupa imunisasi apa saja yang diberikan..1. PengetahuanTn. Sarwan memiliki kebiasaan merokok dan beliau kurang mengetahui bahaya dari merokok. Keluarga Tn. Sarwan juga tidak memakai alas kaki saat keluar rumah Keluarga. Tn. Sarwan tidak memiliki saluran pembuangan air limbah sendiri. Tn.Sarwan ingin membuat tapi karena sekitar rumahnya tidak ada yang membangunnya sehingga Tn.Sarwan tidak membuat saluran pembuangan air limbah, dan hanya membuangnya ke jalan belakang rumah, dan membuat jalanan menjadi becek saat hujan. 1. Kebiasaan berobatKeluarga Tn. Sarwan terkadang berobat ke Puskesmas terdekat (Puskesmas Tegal Angus) dan terkadang ke tenaga kesehatan terdekat. Nanum lebih sering dengan meminum obat warung. Keluarga Tn.Sarwan sering kali mengeluhkan penyakit gatal-gatal apabila musim hujan, diare, batuk flu, demam, hal terebut juga dikarenakan terkadang hujan yang membuat jalan sekitar rumah menjadi becek dan kotor. Keluarga Tn. Sarwan sering kali mengobati sakitnya sendiri apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.1. Faktor Internal dan Faktor EksternalTabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Tn.SarwanNoKriteriaPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokTn. Sarwan mempunyai kebiasaan merokok

2.Pola MakanMakan 2-3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi, dengan lauk seperti ikan, tahu atau tempe serta sayur mayur. Jarang mengkonsumsi daging. Kebutuhan susu sebagai penyempurna asupan gizi anak juga tidak tercukupi secara baik karena adanya masalah keuangan.

4Pola Pencarian PengobatanTn.sarwan dan Ny.rani hanya berobat dengan obat warung bila sakit, tetapi anak nya selalu dibawa ke puskesmas apabila sakit.

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. MunirohNoKriteriaPermasalahan

1Luas Bangunan7x4 meter.

2Ruangan Dalam RumahTerdapat 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu.

3VentilasiTerdapat tidak terdapat ventilasi.

4PencahayaanPencahayaan dirumah kurang baik karena tidak ada jendela.

5MCKKeluarga ini hanya mempunyai tempat untuk mandi dan cuci, tidak disertai jamban.

6Sumber AirAir bersih didapatkan dari air pam yang digunakan untuk mencuci, mandi, sedangkan untuk masak dan minum.

7Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke belakang rumah dan saluran pipa.

9Lingkungan Sekitar RumahRumah berhimpitan dengan rumah lain.

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Sarwan di Kp.Garapan Desa Tanjung Pasir RT/RW 003/006, didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:0. Non-medis:1. Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok2. Kurang pentingnya pencahayaan dan ventilasi dalam rumah3. Kurangnya perilaku tentang pentingnya saluran pembuangan limbah 4. Kurangnya pengetahuan mengenai resiko kepadatan hunian yang terdapat disekitar wilayah tersebut0. Medis:1. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan diare2. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan ISPA3. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan penyakit dermatitis

Penentuan Area MasalahI.3.1 Rumusan Area MasalahPada saat kunjungan ke kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, RT 05/RW 06, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, dianalisa data Puskesmas Tegal Angus, mencakup angka kesakitan dan angka kematian. Kemudian dilakukan analisa data dari Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan dengan sepuluh penyakit terbesar pada daerah Tanjung Pasir untuk menentukan prioritas masalah dengan metode Delphi. Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung pada 6 keluarga binaan dan setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga binaan di kampung Garapan RT03/RW06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan area permasalahan, diantaranya adalah:a. Masalah Non Medis1. Perilaku terhadap kebiasaan merokok2. Kurang kesadaran dalam membuat ventilasi dan sirkulasi udara dalam rumah3. Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan limbah cairb. Masalah Medis1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penanganan febris4. Kurangnya pemahaman mengenai cara penanganan diare.

I.3.2 Usulan Area MasalahTerdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan area masalah yaitu metode delbeq dan metode delphi. Teknik Delphi adalah metode yang banyak digunakan dan diterima untuk mengumpulkan data dari responden dalam domain penelitian mereka. Teknik ini dirancang sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan untuk mencapai konvergensi pendapat tentang isunyata dengan meminta pendapat para ahli yang sama kemampuannya.Dari metode Delphi disertai kegiatan melihat, mengamati dan mewawancarai masing-masing keluarga binaan di Kampung Garapan RT 03 RW 06 Desa Tanjung Pasir, dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, dimutuskan untuk mengangkat permasalahanPerilaku Pembuangan Limbah Cair Rumah Tangga Pada Keluarga Binaan RT 03 RW 06 Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang

I.3.3 Alasan Pemilihan Diagnosis Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu : 1. Dari hasil wawancara, observasi, presurvey yang menunjukkan bahwa hasilnya adalah buruknya perilaku pembuangan limbah cair rumah tangga di keluarga binaan.1. Berdasarkan data puskesmas tahun 2013 tentang ketersediaan saluran pembuangan air limbah rumah tangga di seluruh desa Tanjung Pasir terdapat 166.601 keluarga. Data dari pengelolaan air limbah dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2013, jumlah rumah yang memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 99.796 KK (83,5%).1. Berdasarkan area masalah keluarga binaan, semua keluarga binaan memiliki masalah tentang perilaku mengenai pembuangan limbah cair rumah tangga pada Kampung Garapan RT 03 RW 06 Desa Tanjung Pasir.1. Berdasarkan data puskesmas tahun 2014 mengenai 10 penyakit terbanyak di puskesmas Tegal Angus menunjukkan dermatitis dan diare merupakan salah satu diantaranya.Oleh karena pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, disepakat untuk memilih area masalah yang sudah disebutkan terlebih dahulu di atas dikarenakan pada masing-masing keluarga binaan tidak memiliki saluran pembuangan limbah cair rumah tangga yang sesuai dengan standar kesehatan. Hal ini juga didukung dengan kurangnya perhatian keluarga terhadap pembuangan limbah cair rumah tangga yang memenuhi standar kesehatan.

11


Top Related