Download - BAB I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia tidak
terlepas dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan, olehnya para ilmuan selalu mengkaji
persoalan yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara keseluruhan. Dengan hal
tersebut sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar belakang ini adalah sejarah
perkembangan sistem periodik unsur mulai dari pengelompokkan unsur – unsur yang
sederhana hingga pengelompokkan yang secara modern. Sistem priodik merupakan suatu
cara untuk mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur
mengalami sejarah perkembangan, sifat logam, non logam, hukum-hukum, golongan,
periode, dan sifat-sifat unsur dalam sistem periodik modern.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal yang menjadi
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mendeskripsikan sejarah perkembangan periodik unsur
2. Menjelaskan pengelompokan unsur-unsur berdasarkan sifat logam dan nonlogam
3. Pengelompokan unsur-unsur berdasarkan hukum-hukum
4. Mendeskripsikan perioda dan golongan
5. Pengelompokan unsur-unsur berdasarkan periodik modern
6. Menjelaskan sifat-sifat unsur dalam sistem periodik unsur
C. TujuanTujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang pandangan konsep kimia yakni unsure unsurec
Unsur.
2. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia terutama yang
berkaitan dengan system C unsure.
3. Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang unsur dari C unsur.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur. Sejak lama beberapa unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan manuasia,
seperti tembaga , perak ,dan emas yang telah digunakan sebagai alat tukar dalam
perdagangan maupun sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli mulai mengetahui bahwa
setip unsur memiliki sifat – sifat yang khas. Namun demikian sifat unsur tersebut di tentukan
oleh sifat atom-atomnya. Saat ini sudah di temukan 115 dan masih akan di temukan lagi
unsur – unsur baru lainnya. Unsur – unsur ini ada yang sifatnya mirip ada yang sama sekali
berbeda dengan yang lain. Sistem periodik unsur yang sekarang ini adalah berdasarkan
kenaikan nomor atom dan penempatan unsur – unsur dengan sifat-sifat yang mirip di
tempatkan dalam satu golongan.
Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur tersebut di
dasarkan atas adanya kemiripan sifat-sifatnya. Pengelompokkan ini mengalami
perkembangan dari mulai pengelompokkan unsure berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad
Dobreiner, Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai
sekarang. Berikut ini penjelasan dari pengelompokkan unsur – unsur :
1. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan System LavoisierDalam sistem ini pengklasifikasikan unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu
untuk menghantarkan listrik dan panas. Menurut sistem ini unsur di kelompokkan menjadi
dua jenis yaitu:
a. Unsur logam
Merupakan unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas
Contoh : Besi, Tembaga, Perak, Emas, dan sebagainya.
b. Unsur non logam
Merupakan unsur yang tidak dapat menghantarkan panas.
Contoh : Belerang, Oksigen, Klor, Nitrogen, Arsen, Fosfor, Hydrogen, dan Karbon.
Dari semua unsur yang sudah di temukan pada masa itu. Sebagian besar unsur kurang
lebih 70% adalah logam sehingga para ahli mengelompokkan unsur menjadi dua bagian yaitu
logam dan nonlogam antara lain sebagai berikut :
2
LOGAM
Sifat-sifat logam :
o Dapat menghantarkan panas dan listrik (Kerapatn tinggi)
o Mudah dibentuk atau padat
o Bersifat reduktor atau basa ( Mengalami oksidasi atau melepaskan elektron )
NON LOGAM
Sifat-siat Non logam :
o Tidak dapat menghantarkan panas
o Umumnya rapuh ( Pada wujud padat )
o Bersifat Oksidator atau asam ( Mengalami reduksi atau menyerap elektron )
2. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Triade DobreinerPada tahun 1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849) membagi unsur – unsur
dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari tiga unsur yang di sebut Triade. Menurutnya,
anggota triade yang berada di tengah memiliki sifat – sifat diantara kedua nggota triade
lainnya dan memiliki massa atom relative yang merupakan rata – rata dari unsur yang
mengapitnya.
Contoh pengelompokkan unsure dalam Unsur Triade :
Anggota
Triade Massa Atom Relatif
Li 7
Na 23
K 39
Massa atom relatif unsur Na = ½ ( massa atom Li + massa atom K )
= ½ ( 7 + 39 )
= 23
Dalam perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan tidak efesien mengingat
semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan anggota suatu kelompok unsur tidak hanya
terdiri tiga unsur. Namun bagaimanapun Tried Doberier merupakan pijakan awal dari
pembuatan sistem periodik yang ada sekarang.
3
3. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Hukum NewlandsPada tahun 1865 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898) mengelompokkan
unsur – unsur berdasarkan pertambahan ( kenaikan ) massa atom. Ternyata Newlands
menemukakan bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not lagu
(oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsur kedelapan, unsur kedua
memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang
ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands. Sama halnya
Dobereiner, dalam perkembangannya pengelompokkan Newlands ini dirasakan kurang
efesien dan tak mampu menampung jumlah unsur yang semakin banyak.
Tabel 2.1 Daftar Oktaf Newlands
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18. Ti 19. Cr 20. Mn 21. Fe
22. Co
Ni
23. Cu 24. Zn 25. Y 26. In 27. As 28. Se
29. Br 30. Rb 31. Sr 32. Ce
La
33. Zr 34. Di
Mo
35.Ro
Ru
36. Pd 37. Ag 38. Cd 39. U 40. Sn 41. Sb 42. Te
43. I 44. Cs 45. Ba
v
46. Ta 47. W 48. Nb 49. Au
50. Pt, Ir 51. Os 52. Hg 53. Ti 54. Pb 55. Bi 56. Th
Hokum Oktaf hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika di teruskan, ternyata
kemiripan sifat terlalu dipaksakan.
Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup perbeda dengan Be, Mg, dan Ca. hal itu
merupakan kelemahan hukum oktaf. Anggapan akan kegagalan usaha pengelompokkan unsur
– unsur oleh Newlands memunculkan upaya baru dari para ahli kimia untuk mencari pola
pengelompokkan unsur – unsur yang lebih tepat.
4. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Meyer dan Mendeleev.Pada tahun 1969, Julius Lothar Meyer di jerman dan Dmitri Ivanovich Mendeleyev
4
di rusia, masing – masing mengumumkan system pengelompokkan unsur – unsur
yang lebih sempurna. Mendeleev menyusun unsur – unsur menurut kenaikan massa atom
relatifnya dari kiri kekanan dan dari atas kebawah.
Unsur – unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur vertikal yang di
sebut perioda. Dengan mengelompokkan tersebut, Mendeleev menyimpukan bahwa sifat
unsur adalah fungsi periodik dari massa atomnya”. Ini di sebut Hukum periodik Mendeleev.
Meyer menyusun unsur – unsur berdasarkan sifat - sifat fisika, sedangkan Mendeleev
berdasarkan sifat – sifat fisika dan kimia. Meyer dan Mendeleev menyusun system periodik
unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Mendeleev mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak unsur – unsur demi
mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu menyalahi aturan keperiodikan
yang di kemukakan yaitu massa atomnya menjadi menurun bukan naik. Pengelompokkan
unsur – unsur oleh Mendeleev di mulai dengan menuliskan lambang unsur serta sifat –
sifatnya pada kartu – kartu yang berbeda. Kemudian kartu – kartu di susun berdasarkan
kenaikan massa atom relatif unsur dengan memperhatikan keperiodikan unsur – unsur
tersebut.
Hukum Mendeleev disebut juga hukum periodik. Terdapat dua alasan Hukum
Mendeleev jauh lebih maju dibandingkan sistem pengelompokkan Newlands yaitu
Pertama, pengelompokkan yang dilakukan Mendeleev memiliki massa atom dan sifat – sifat
yang lebih akurat .
Kedua, pengelompokkan Mendeleev memungkinkan untuk memprediksi sifat – sifat
beberapa unsur yang belum di temukan hingga saat ini.
5
Tabel 2.2 Sistem Periodik Unsur menurut Mendeleev
NO Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Gol. V Gol. VI Gol. VII Gol. VIII
1 H. 1
2 Li.7 Be. 9 B. 11 C. 12 N. 14 O. 16 F. 19
3 Na. 23 Mg. 24 Al. 27 Si. 28 P. 31 S. 32 Cl. 35,5 Fe. 56
Co. 59
Ni. 59
Cu. 63
4 K. 39 Ca. 40 …44 Ti. 48 V. 51 Cr. 52 Mn. 55 ?
5 Cu. 63 Zn. 65 …68 …72 As. 75 Se. 78 Br. 80 ?
6 Rb. 85 Sr. 87 Yt. 88 Zr. 90 Nb. 94 Mo.96 …100 Ru. 101
Rh. 103
Pd. 106
Ag. 108
7 Ag. 108 Cd. 112 In. 113 Sn. 118 Sb. 122 Te. 125 I. 127 ?
8 Cs. 133 Ba. 137 Dy. 138 Ce. 140 ? ? ? ?
9 ? ? ? ? ? ? ? ?
10 ? ? Er. 178 La. 180 Ta. 182 W. 184 ? Os. 195
Ir. 197
Pt. 198
Au. 199
11 Au. 199 Hg. 200 Ti. 204 Pb. 207 Bi. 208 ? ? ?
12 ? ? ? Th. 231 ? U. 240 ? ?
Unsur – unsur ini bernomor massa 44, 68, 72, dan 100.mendeleev juga telah
memprediksi sifat – sifat unsur dan ternyata peridiksinya sangat dekat dengan sifat – sifat
unsur setelah di temukan. Misalnya untuk eka-aluminium, dan eka-silikon yang kemudian di
ketahui sebagai germanium dan gallium, seperti tertera dalam tabel berikut :
6
Tabel 2.3 Contoh sifat unsur menurut Mendeleev
Sifat Prediksi :
Eka-
Aluminium
(1871)
Observasi :
Galium (1875)
Prediksi :
Eka- Silikon
(1871)
Observasi :
Germanium
(1886)
Massa
Atomdesitas
Rumus oksidasi
68
5,9 (g/cm3)
Ea2O3
69,9
5,94(g/cm3)
Ga2O3
72
5,5 (g/cm3)
EsO2
72,6
5,47(g/cm3)
GeO2
5. Pengelompokkan Berdasarkan System Periodik ModernPada tahun 1913, seorang ahli fisika muda berkebangsaan Ingris henry Moseley
(Henry Gwyn-Jeffreys Moseley (1887-1915) menemukan hubungan antara nomor atom
dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari penembakan unsur tersebut dengan elektron
berenergi tinggi, dengan beberapa pengecualian, moseley menemukan bahwa nomor atom
meningkat seiring dengan meningkatnya massa atom. Berdasarkan kenyataan ini Moseley
memodifikasi sistem periodik Mendeleev dan menghasilkan Sistem Periodik Modernyang
kita kenal sekarang ini.
Penyusunan sistem periodik unsur berdasarkan nomor atom dan sifat atom dilakukan
berdasarkan kenyataan bahwa unsur – unsur yang sama berarti memiliki sifat – sifat yang
sama,dapat memiliki massa atom yang berbeda atau isotop. Dengan demikian sifat – sifat
kimia suatu unsur tidak ditentukan oleh massa atomnya, melainkan di tentukan oleh jumlah
proton dalam atom tersebut. Jika jumlah proton merupakan nomor atom unsur, unsur – unsur
di susun berdasarkan kenaikan nomor atom bukan berdasarkan nomor massanya.
B. Konfigurasi ElektronKonfigurasi elektron adalah pengisian atau penyebaran elektron – elektron pada kulit
– kulit atom. Pengisian elektron pada kulit-kulit atom mempunyai aturan-aturan tertentu
sebagai berikut :
a. Jumlah maksimum elektron pada suatu kulit memenuhi 2n.
7
b. Jumlah maksimum pada kulit terluar adalah 8.
Hal ini disebabkan pada system periodik hanya ada 8 golongan.
c. Pada keadaan normal, pengisian electron dimulai dari kulit bagian dalam (kulit K) untuk
unsure nomor atom 1 sampai 18, kulit bagian luar diisi setelah kulit bagian dalam terisi
penuh.
Tabel 2.4 Pengisian Atom dalam Elektron
Atom Jumlah
electron
Kulit k Kulit L Kulit M Kulit N
1H 1 13Li 3 2 17N 7 2 5
13Al 13 2 8 335Br 35 2 8 18 7
Pada kulit berikutnya ternyata jumlah elektron tidak cukup, tetapi lebih besar dari kulit
sebelumnya maka di isi sama dengan kulit sebelumnya. Kemudian pada kulit terluar di isi
dengan elektron sisanya.
C. Perioda dan Golongan
PERIODAPerioda adalah kelompok unsur-unsur yang dalam Tabel Periodik Unsur Modern yang
tersusun dalam baris horizontal dari kiri ke kanan.
Unsur-unsur dalam satu peioda memiliki keteraturan perbedaan sifat fisika maupun kimia.
Dalam Tabel Periodik Unsur Modern ada 7 perioda yang diberi nomor 1-7.
GOLONGAN
Golongan adalah kelompok unsur-unsur dalam Tabel Periodik Unsur Modern yang
tersusun dalam kolom vertical ke atas kecuali golongan Lantanida dan Actinida yang disusun
secara horizontal.
Unsur-unsur dalam satu golongan mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip namun sifat fisika
maupun kimia unsure tersebut dapat berubah secara periodic.
Dalam Tabel Periodik Unsur Modern terdapat 8 golongan unsur utama, 8 golongan unsur
8
logam transisi, dan 2 golongan unsur logam transisi luar. Golongan unsure utama ini diberi
simbol golongan IA - VIIIA. Sedangkan golongan unsur logam transisi diberi simbol IB –
VIIIB dan 2 golongan unsure logam transisi luar diberi nama golongan Landanida dan
Aktinida.
D. Sifat – Sifat Periodik Unsur Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur - unsur.
Sifat – sifat unsur dalam sistem periodik meliputi :
1) JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom didefenisikann sebagai jarak dari inti atom terhadap kulit tempat
elektron valensi.
Contoh :
Mg dengan konfigurasi elektron : 2 8 2
M=2
Besar kecilnya jari-jari atom dipengaruhi 2 faktor yaitu :
1) Letak kulit tempat elektron valensi (n)
Semakin jauh letak kulit elektron atau makin besar bilangan kuantum utama (n) kulit maka
semakin besar jari-jari atom nya. Oleh karena itu dalam satu golongan pada Tabel Periodik
Unsur Modern : Dari atas ke bawah, nilai n makin besar berarti makin jauh letak kulit tempat
elektron valensi dan makin besar jari-jari atom.
9
2) Jumlah elektron valensi (N) dan proton (Z)
Dalam Tabel Periodik Unsur Modern : Dari kiri ke kanan, jumlah elektron valensi makin
banyak, nomor atom makin besar, gaya tarik inti terhadap elektron valensi makin besar dan
makin kecil jari-jari atom.
Tabel 2.5 Jari-jari atom (dalam satuan pm) unsur-unsur atom
IA
IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
Li (123) Be (89) B (82) C (77) N (75) O (73) F (72)
Na (154) Mg
(136)
Al (118) Si (111) P (106) S (102) Cl (99)
K (203) Ca (174) Ga
(126)
Ge
(122)
As
(120)
Se (117) Br (114)
Rb (216) Sr (191) In (144) Sn
(140)
Sb
(140)
Te
(136)
I (133)
Cs (235) Ba (198) TI (148) Pb
(147)
Bi (146) Po (?) At (?)
Makin besar
Makin kecil
2) POTENSIAL IONISASI
Potensial ionisasi adalah energi minimum yang di perlukan oleh suatu atom netral
atau ion untuk melepas satu elektron yang terikat paling luar dalam fase gas terisolasi. Suatu
atom netral di beri energi hingga sebuah elektronnya terlepas, energi yang di berikan ini di
sebut sebagai potensial ionisasi pertama
Apabila terdapat Na+ (g) di berikan lagi energi sehingga terbentuk Na2+
(g) , energy yang
di berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi kedua, dan seterusnya. Elektron – electron
dalam suatu atom atau ion saling tarik menarik dengan inti atom atau ion tersebut sehingga
potensial ionisasinya berharga positif. Semakin kecil jari – jari atom, potensial ionisasinya
semakin besar. Dalam satu periode unsur – unsur memiliki jumlah kulit atom yang sama.
Semakin kekanan letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah jumlah
elektron pada kulit terluarnya.
10
Tabel 2.6 Potensial Ionisasi (dalam satuan ev) unsur-unsur utama
IA
IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
Li (5,39) Be (9,32) B (8,30) C(11,26) N(14,53) O(13,62) F (17,42)
Na (5,14) Mg(7,65) Al(5,99) Si (8,15) P(10,49) S(10,36) Cl(12,97)
K (4,34) Ca (6,11) Ga(6,00) Ge(7,90) As(9,82) Se(9,75) Br(11,81)
Rb (4,18) Sr (5,69) In (5,79) Sn(7,34) Sb(8,64) Te(9,01) I(10,45)
Cs (3,89) Ba (5,21) TI(6,11) Pb(7,42) Bi (7,29) Po (?) At (?)
Makin Kecil Makin Besar
3) AFINITAS ELEKTRON
Afinitas elektron adalah energy yang di lepaskan atau di serap ketika satu elektron
ditambah ke atom atau ion dalam fase gas terisolasi.
Afinitas elektron umumnya bersifat eksotermis (melepaskan energi), karena elektron
yang masuk akan mengalami gaya tarik – menarik dengan inti atom. Variasi afinitas elektron
juga di pengaruhi oleh ukuran atom. Semakin dekat atom ke inti atom, semakin besar pula
pengaruh gaya tarik inti yang di rasakan elektron tersebut. Atom yang memiliki ukuran yang
paling kecil akan memiliki muatan inti efektif yang tinggi pada kulit terluarnya, sehingga
memiliki afinitas elaktron yang tinggi. Secara umum dalam satu golongan semakin kebawah,
afinitas elektronya semakin kecil. Sementara dalam satu periode semakin ke kanan, afinitas
elektronnya semakin besar. Semakin kecil jari – jari atom afinitas elektronnya semakin besar.
Tabel 2.7 Afinitas elektron (dalam satuan ev) unsur-unsur utama
IA
IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
Li (0,62) Be (?) B (0,28) C(1,27) N(?) O(1,46) F (3,40)
Na (0,55) Mg(?) Al(0,44) Si (1,39) P(0,75) S(2,08) Cl(3,61)
K (0,50) Ca (0,22) Ga(0,30) Ge(1,23) As(0,81) Se(2,02) Br(3,36)
Rb (0,49) Sr (0,11) In (0,30) Sn(1,11) Sb(1,07) Te(1,97) I(3,06)
Cs (0,47) Ba (015,) TI(0,20) Pb(0,36) Bi (0,95) Po (?) At (?)
Makin kecil
Makin besar
11
4) KEELEKTRONEGATIFAN
Keelektronegatifan merupakan ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik
elektron dalam ikatannya ketika atom – atomtersebut membentuk ikatan. Unsur – unsur yang
memiliki keelektronegatifan tinggi memiliki kemampuan lebih besar untuk menarik elektron
ikatannya. Dalam suatu molekul, unsur yang lebih elektronegatif bermuatan parsial negatif,
sedangkan unsur – unsur yang kurang elektronegatif akan bermuatan parsial positif.
Keelektronegatifan merupakan suatu konsep dan tidak memiliki satuan karena hanya
merupakan perbandingan kemampuan untuk menarik electron.
Secara umum dalam satu periode semakin kekanan, keelektronegatiffan unsur – unsur
semakin meningkat seiring dengan menurunnya karakter logam. Sebaliknya, dalam satu
golongan semakin ke bawah keelektronegatifan unsur – unsur semakin menurun. Semakin
kecil jari – jari atom, keelktronegatifannya semakin besar.
Tabel 2.8 Keelektronegatifan unsur-unsur utama
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
H(2,2) Be (1,57) B (2,04) C(2,55) N(3,04) O(3,44) F (3,98)
Li (0,98) Mg(1,31) Al(1,61) Si (1,90) P(2,19) S(2,58) Cl(3,16)
Na (0,93) Ca (1,00) Ga(1,81) Ge(2,01) As(2,18) Se(2,55) Br(2,96)
K (0,82) Sr (0,95) In (1,78) Sn(1,96) Sb(2,05) Te(2,10) I(2,66)
Rb (0,82) Ba (0,89) TI(2,04) Pb(2,33) Bi (2,02) Po (2,0) At (2,2)
Makin Kecil Makin Besar
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari paparan makalah diatas maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan :
1. Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur didasarkan atas
adanya kemiripan sifat-sifatnya
2. Pengelompokkan system periodik mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan
unsur berdasarkansistem lavoisier, Triad Dobreiner Newlands, Mendeleev dan sistem
periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang.
3. System Lavoisier terdiri dari dua unsure yaitu unsure logam ( unsur yang dapat
menghantarkan listrik dan panas), dan Unsur non logam ( unsur yang tak dapat
menghantarkan arus listik dan panas),
4. System triad dari Johan Wolfgang Dobereiner (1826) Hukum Triade Dobereiner
mengungkapakan “ bahwa atom (Ar) unsur ke dua (yang) dalam triade merupakan harga rata
– rata dari unsur pertama dan ketiga”.
5. Hukum Oktaf Newlands (1864) dalam hukum ini unsur – unsur di susun berdasarkan urutan
kenaikan massa atom relatif di mana unsur ke delapan mempunyai sifat yang sama dengan
unsur pertama, unsur kedua mempunyai sifat yang mirip dengan unsur kesembilan, demikian
seterusnya. Sifat dari unsur – unsur tersebut akan berulang pada tiap unsur kedelapan.
Berdasarkan hukum ini, unsur F, dan Cl mempunyai kemiripan sifat. Demikian halnya
dengan unsure Li, Na, dan K, demikian pula unsur-unsur lainnya
6. Hukum Mendeleev (1871) bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan
not lagu (oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsure kedelapan,
unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan
yang ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands.
7. Konfigurasi elektron adalah pengisian atau penyebaran elektron – elektron pada kulit – kulit
atom.
8. Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur – unsur terdiri
dari:
Jari – jari atom, Potensial ionisasi, Aifnitas elektron,dan Keelektronegatifan.