-
29
Bab 4
Hasil dan Pembahasan
Metode load balance yang digunakan sebelum penelitian
yaitu dengan NTH load balance yang menggunakan 2 jaringan yaitu
2 jaringan Telkom Speedy. Pada NTH load balance 2 jalur yang ada
dapat digunakan bersama-sama pada saat melakukan download
dengan menggunakan Internet Download Manager.
Gambar 4.1 NTH Load Balance
Pada Gambar 4.1 terlihat kecepatan pada Internet Download
Manager dan konfigurasi NTH load balance. Pada konfigurasi
terlihat menggunakan 2 jalur gateway. Bandwidth pada kedua
gateway digunakan seluruhnya dalam proses download. Penggunaan
download manager menyebabkan proses browsing yang dilakukan
oleh beberapa user menjadi lambat karena bandwidth yang ada
terpakai pada proses download.
-
30
Penggunaan browsing lebih diperlukan sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan dan melakukan wawancara dengan
koordinator IT. Sehingga diperlukan PCC load balance yang tetap
mengoptimalkan 2 jaringan yang ada sesuai dengan kebutuhan di
sekolah. Setelah tahapan dalam perencanaan dan perancangan
selesai maka melakukan tahap implementasi pada router. Pada
Router Board 450 sudah tersedia MikroTik RouterOS yang akan
untuk mengatur jaringan yang akan dibuat dengan PCC load
balance. Implementasi diawali dengan konfigurasi pada modem
yang akan digunakan kemudian konfigurasi pada router dan terakhir
pengujian jaringan.
4.1 Implementasi Load Balance
4.1.1 Interfaces
Ada tiga interface yang digunakan dalam membuat load
balance yaitu dua interface untuk menghubungkan router dengan
dua modem dan satu interface untuk menghubungkan router dengan
switch dan selanjutnya dihubungkan dengan komputer client
maupun switch lain yang berada di beberapa ruangan. Daftar
interface dapat dilihat pada Gambar 4.2.
-
31
Gambar 4.2 Interface
4.1.2 IP Addresses
Router memiliki dua interface yang digunakan untuk WAN
melalui modem. Sedangkan interface yang ketiga digunakan untuk
LAN atau jaringan yang akan menghubungkan router dengan
komputer client. Hasil konfigurasi IP Address dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
Gambar 4.3 IP Address Router
-
32
Modem 1
IP Address : 192.168.1.1
Network : 192.168.1.0/29
Modem 2
IP Address : 192.168.2.1
Network : 192.168.2.0/29
Interface router Modem 1
IP Address : 192.168.1.2
Network : 192.168.1.0/29
Interface router Modem 2
IP Address : 192.168.2.2
Network : 192.168.2.0/29
Interface router LAN
IP Address : 192.168.14.254
Network : 192.168.14.0/24
Kode Program 4.1 Kode Program IP Address
/ ip address
add address=192.168.1.2/29 network=192.168.1.1 broadcast=192.168.1.7
interface=Modem 1
add address=192.168.2.2/29 network=192.168.2.1 broadcast=192.168.2.7
interface=Modem 2
add address=192.168.14.254/24 network=192.168.14.0
broadcast=192.168.14.255 interface=LAN
DNS
Pada Gambar 4.4, DNS yang digunakan sesuai dengan DNS
yang ada pada modem yaitu 203.130.208.18 dan 203.130.193.74.
DNS disesuaikan dengan DNS yang ada pada modem.
-
33
Gambar 4.4 DNS
NAT
Agar komputer client dapat melakukan koneksi ke internet,
juga harus merubah IP private client ke IP public yang ada di
interface public yaitu Modem 1 dan Modem 2. Konfigurasi NAT
dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Kode Program 4.2 Kode Program NAT
/ ip firewall nat
add chain=srcnat out-interface=Modem 1 action=masquerade
add chain=srcnat out-interface=Modem 2 action=masquerade
Gambar 4.5 NAT
-
34
Firewall (Mangle)
Untuk mengatur lalu lintas pada router perlu memastikan bahwa lalu
lintas akan melalui interface yang sama dengan lalu lintas itu
berasal. Untuk merekam aktifitas koneksi masuk harus menandai
semua koneksi yang masuk.
Kode Program 4.3 Kode Program Mangle
/ ip firewall mangle
add chain=input in-interface=modem1 action=mark-connection new-
connection-mark=modem1_conn
add chain=input in-interface=modem2 action=mark-connection new-
connection-mark=modem2_conn
Lalu menetapkan routing mark untuk melihat seberapa
banyak paket yang keluar dari router pada masing-masing jalur.
Routing mark dibagi sesuai dengan jalur yang ditentukan yaitu jalur-
1 dan jalur-2.
Kode Program 4.4 Kode Program Mark Routing
add chain=output connection-mark=modem1_conn action=mark-routing new-
routing-mark=jalur-1
add chain=output connection-mark=modem2_conn action=mark-routing new-
routing-mark=jalur-2
Action mark-routing hanya dapat digunakan dalam output
mangle chain output dan prerouting. Pada mangle chain prerouting
hanya menangkap semua lalu lintas yang menuju router. Dengan
bantuan PCC load balance akan membagi beberapa kelompok lalu
lintas sesuai dengan sumber dan tujuan. Jalur dibagi menjadi 2 jalur
karena dalam penelitian menggunakan bandwidth yang sama besar
yaitu masing-masing 2 Mbps. Sehingga masing-masing jalur
mendapatkan bandwidth maksimal 2 Mbps. Konfigurasi mangle
secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.6.
-
35
Kode Program 4.5 Kode Program PCC
add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=LAN per-
connection-classifier=both-addresses:2/0 \
action=mark-connection new-connection-mark=modem1_conn
passthrough=yes
add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=LAN per-
connection-classifier=both-addresses:2/1 \
action=mark-connection new-connection-mark=modem2_conn
passthrough=yes
add chain=prerouting connection-mark=modem1_conn in-interface=LAN
action=mark-routing new-routing-mark=jalur-1
add chain=prerouting connection-mark=modem2_conn in-interface=LAN
action=mark-routing new-routing-mark=jalur-2
Gambar 4.6 Mangle
Route
Selanjutnya menetapkan route dengan dua routing mark
yang menggunakan jalur-1 dan jalur-2. Jalur-1 menggunakan
gateway 192.168.1.2 yang terhubung dengan modem 1 dan jalur-2
menggunakan gateway 102.168.2.2 yang terhubung dengan modem
2.
-
36
Kode Program 4.6 Kode Program Route
/ ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.2 routing-mark=jalur-1
check-gateway=ping
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.2.2 routing-mark=jalur-2
check-gateway=ping
Ada sudah memiliki dua jalur yang dapat digunakan
bersamaan. Ada kemungkinan suatu saat salah satu modem maupun
koneksi internet terputus sehingga mengganggu jalur koneksi yang
lain. Untuk menanggulanginya dibuat fail over yang berguna jika
salah satu jalur terputus maka koneksi internet yang awalnya
menggunakan jalur yang terputus akan beralih secara otomatis ke
jalur yang lain. Dalam konfigurasi ini jika ada lalu lintas yang
masuk akan selalu memeriksa apakah gateway dapat digunakan atau
tidak dengan ping. Konfigurasi route dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Kode Program 4.7 Kode Program Fail Over
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.2 distance=1 check-
gateway=ping
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.2.2 distance=2 check-
gateway=ping
Gambar 4.7Route
-
37
Bandwidth Limiter
Bandwidth limiter sebagai konfigurasi tambahan untuk
optimasi jaringan yang digunakan untuk membatasi kecepatan
download setiap client. Dengan pembatasan tersebut maka
bandwidth yang digunakan oleh setiap client dapat terkendali
sehingga tidak terjadi perbedaan yang besar dengan client yang lain.
Pada mangle menambahkan chain forward dengan connection mark
dan packet mark. Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada firewall
dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Kode Program 4.8 Kode Program Bandwidth Limiter
/ip firewall mangle add chain=forward scr-address=192.168.14.0/24
action=mark-connection new-connection-mark=conn_limit passtrhough=yes
/ip firewall mangle add chain=forward connection-mark=conn_limit
action=mark-packet new-packet-mark=paket_down passtrhough=no
Gambar 4.8 Limit Firewall
Setelah membuat mangle forward, selanjutnya membuat
queues untuk menentukan berapa batasan bandwidth tiap client.
Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada queue dapat dilihat pada
Gambar 4.9.
-
38
Gambar 4.9 Queue
Kode Program 4.9 Kode Program Queue
/queue type add name=Shape kind=pcq pcq-rate=384k pcq-classifier=dst-
address pcq-total-limit=2000
/queue tree add name=down parent=LAN packet-mark=paket_down
queue=Shape priority=8
4.2 Pengujian
Setelah konfigurasi telah selesai maka dilakukan pengujian
untuk mengetahui performa jaringan. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan Internet Download Manager dan tools yang ada pada
WinBox.
4.2.1 Uji Download
Pengujian awal dilakukan dengan cara mengunduh 4 data
dengan ukuran yang cukup besar masing-masing data antara 48 MB
sampai 95 MB menggunakan Internet Download Manager.
Pemilihan data yang berukuran cukup besar dilakukan agar dapat
melihat rata-rata besar bandwidth yang digunakan pada masing-
masing data. Pengujian dilakukan dengan mematikan konfigurasi
-
39
bandwidth limiter sehingga terlihat pada Gambar 4.10 bandwidth
yang digunakan pada masing-masing data tidak merata.
Gambar 4.10 Download
4.2.2 Torch
Tool Torch yang ada di dalam WinBox berfungsi untuk
memeriksa lalu lintas jaringan yaitu protokol, source address,
source port, destination address, destination port, transmmited rate
dan received rate. Pada Gambar 4.11 torch digunakan pada saat
bandwidth limiter dihidupkan dan dibatasi 384 Kbps per connection
queue dengan troughput 2,3 Mbps. Pada baris pertama dan kedua
terlihat bandwidth yang digunakan 377 Kbps. Data tersebut
memperlihatkan bahwa penggunaan bandwidth limiter berjalan
dengan baik.
-
40
Gambar 4.11 Torch LAN
4.2.3 Graphing
Pada tools WinBox yang disediakan oleh MikroTik terdapat
tool yang digunakan untuk melihat lalu lintas yang ada pada jaringan
yang disebut Graphing. Akses Graphing dapat melalui WinBox dan
juga dapat diakses melalui browser. Untuk mendapatkan hasil
statistik yang lengkap saya menggunakan browser. Pada Gambar
4.12 memperlihatkan lalu lintas pada modem 1, Gambar 4.13
mempelihatkan lalu lintas pada modem 2 dan Gambar 4.14
mempelihatkan lalu lintas pada LAN.
-
41
Gambar 4.12 Statistik pada Modem 1
Gambar 4.13 Statistik pada Modem 2
-
42
Gambar 4.14 Statistik pada LAN
Statistik diambil pada satu hari pemakaian internet. Dari
hasil pengamatan pada gambar-gambar tersebut diperoleh data yang
terdapat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Tabel Graphing
Graphs Max In Max Out Average In Average Out
Modem 1 1,85 Mbps 227,68 Kbps 404,44 Kbps 48,45 Kbps
Modem 2 1,85 Mbps 309,48 Kbps 340,95 Kbps 30,30 Kbps
LAN 485,56 Kbps 3,68 Mbps 70,11 Kbps 727,91 Kbps
Max In pada modem 1 dan modem 2 adalah troughput
maksimal pada setiap modem. Max Out pada modem 1 dan modem
2 adalah upload maksimal pada setiap modem. Average In pada
modem 1 dan modem 2 adalah troughput rata-rata pada masing-
masing modem. Average Out pada modem 1 dan modem 2 adalah
upload rata-rata pada masing-masing modem. Max In pada LAN
-
43
adalah upload maksimal dari penjumlahan Max Out modem 1 dan
modem 2. Max Out pada LAN adalah troughput maksimal dari
penjumlahan Max In modem 1 dan modem 2. Average In pada LAN
adalah upload rata-rata dari penjumlahan Average Out modem 1 dan
modem 2. Average In pada LAN adalah troughput rata-rata dari
penjumlahan Average Out modem 1 dan modem 2.
Data current in dan current out tidak dicantumkan karena
saat akses graphing, penggunaan internet tidak banyak. Sehingga
pada tiap statistik antarmuka terlihat kecil.
4.3 Perbandingan antara NTH Load Balance dengan
PCC Load Balance
Untuk membandingkan NTH load balance dan PCC load
balance dilakukan dengan beberapa pengujian untuk membuktikan
kekurangan dan kelebihan dari kedua metode sesuai dengan
kebutuhan tempat implementasi yaitu di SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Internet
Download Manager untuk mengetahui besarnya downstream pada
saat beban jaringan kecil dan pada saat beban jaringan besar.
Besarnya upstream tidak diuji karena intensitas upload yang kecil.
Internet Download Manager digunakan untuk pengujian karena
dapat membagi download file menjadi beberapa sesi pada protokol
HTTP dan dapat menggunakan kedua gateway pada load balance.
Pengujian juga dilakukan menggunakan Google Chrome sebagai
browser.
-
44
4.3.1 Pengujian Downstream dengan Menggunakan Internet
Download Manager
Dalam perbandingan NTH load balance dan PCC load
balance dari segi konfigurasi dan penggunaan dua gateway dengan
bandwidth masing-masing sebesar 2Mbps pada saat downstream.
NTH load balance digunakan sebelum perancangan PCC load
balance. Pada saat pengujian tidak ada komputer yang menggunakan
jaringan internet selain komputer penguji untuk mendapatkan
bandwidth maksimal. Pengujian yang dilakukan dengan cara
mengunduh file .exe pada website yang sudah ditentukan yaitu
www.filehippo.com. Hal itu dengan pertimbangan pada website
tersebut menyediakan link download yang telah diuji kecepatan
maksimal yang didapat sesuai bandwidth yang tersedia pada
pengujian sebelumnya yaitu pada saat tidak ada pengguna. Dengan
kecepatan maksimal dapat memperlihatkan kecepatan maksimal
dalam penggunaan load balance.
Berikut hasil gambar dengan menggunakan Internet
Download Manager (IDM) pada kedua metode.
http://www.filehippo.com/
-
45
Gambar 4.15 Uji Download dengan Menggunakan IDM pada NTH Load Balance
Gambar 4.16 Uji Download dengan Menggunakan IDM pada PCC load balance
Pada Gambar 4.15 menunjukkan pengujian dilakukan dengan
mengunduh 1 file dengan besar file 48,11 MB. Kecepatan download
yang didapat pada saat menggunakan IDM yaitu 434,32 KBps. Pada
-
46
interface list terlihat penggunaan bandwidth pada modem 1 sebesar
1826,5 Kbps dan modem 2 sebesar 1828,0 Kbps. Dari penjumlahan
pada masing-masing modem didapatkan total bandwidth sebesar
3654,5 Kbps. Pengujian pada NTH load balance dilakukan hanya
dengan mengunduh file saja untuk menunjukkan bahwa pada
penggunaan IDM dapat menggunakan 2 gateway sekaligus.
Gambar 4.16 menunjukkan pengujian dilakukan dengan
mengunduh 4 file dengan besar file berturut-turut 77,92 MB, 51,30
MB, 48,11 MB, dan 96,62 MB. Kecepatan download yang didapat
pada saat menggunakan IDM yaitu berturut-turut 115,74 KBps,
49,19 KBps. 87,65 KBps, dan 193,13 KBps. Pada interface list
terlihat penggunaan bandwidth pada modem 1 sebesar 1771,3 Kbps
dan modem 2 sebesar 1818,5Kbps. Dari penjumlahan pada masing-
masing modem didapatkan total bandwidth sebesar 3589,8 Kbps.
Pada saat pengujian PCC load balance, file diunduh satu persatu
dengan melihat jalur yang digunakan. File pertama diunduh
menggunakan gateway modem 1. Penggunaan tersebut berasal dari
route pertama yaitu menggunakan modem 1. File kedua diunduh
menggunakan gateway modem 2 yang berasal dari mangle pada
firewall. Pada unduhan file ketiga dan keempat masing-masing
menggunakan gateway modem 1 dan modem 2.
4.3.2 Pengujian Pada Saat Beban Jaringan Besar
Pengujian dilakukan pada saat banyak pengguna yang
memanfaatkan jaringan internet untuk download maupun browsing.
Ada banyak koneksi yang terjadi sehingga bandwidth dapat
digunakan secara penuh.
-
47
Gambar 14.17 Torch Beban Jaringan Besar pada NTH Load Balance
Pada Gambar 14.17 terlihat pada Tx Rate atau transmitted
tidak merata. Pada keadaan tersebut ada src-address dengan IP
address 192.168.14.231 yang memiliki beberapa sesi Tx Rate yaitu
sebesar 230.7kbps, 111.4kbps dan 87.5kbps. Hal itu membuktikan
pada penggunaan NTH load balance pengalokasian bandwidth
kurang merata.
-
48
Gambar 14.18 Torch Beban Jaringan Besar pada PCC load balance
Pada Gambar 14.18 membuktikan PCC load balance terlihat
lebih optimal pada saat beban jaringan besar .Ada beberapa faktor
dalam dan luar yang dapat mempengaruhi besarnya koneksi yaitu
ketersediaan bandwidth, routing dari private IP ke destination
address, dan ketersediaan bandwidth server pada destination
address.
-
49
Tabel 4.2 Uji Download pada saat Beban Jaringan Besar dengan NTH Load
Balance dan PCC Load Balance
No NTH (KBps) PCC (KBps)
1 80.23 23.56
2 90.57 40.34
3 78.38 31.95
4 63.84 36.29
5 70.95 28.89
6 86.39 35.49
7 83.21 45.95
8 75.54 37.13
9 57.65 43.75
10 38.96 38.36
11 48.46 34.97
12 50.92 28.78
13 53.58 33.48
14 44.29 35.96
15 57.84 27.40
16 52.73 37.50
17 46.93 46.29
18 70.29 50.13
19 98.59 43.67
20 86.34 33.94
21 70.52 27.65
22 76.85 38.39
23 101.33 45.59
24 103.12 48.84
25 96.97 50.65
26 46.28 40.94
27 67.50 38.86
28 87.94 45.56
29 70.56 50.67
30 42.39 66.50
Rata-Rata 69.97 39.58
Tabel 4.2 menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth
dengan menggunakan Internet Download Manager pada saat
menggunakan NTH load balance dan PCC load balance. Pada NTH
load balance downstream yang didapat lebih besar. Sedangkan pada
PCC load balance downstream terlihat lebih stabil.
-
50
Selanjutnya dilakukan dengan cara wawancara dengan
beberapa pengajar secara bebas. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui kinerja jaringan menggunakan NTH load balance dan
PCC load balance pada saat browsing dan download. Pada saat
membuka halaman website dan email sering terjadi masalah.
Halaman website tidak terbuka sepenuhnya. Pada saat download
tidak dirasakan adanya gangguan pada kecepatan dan delay. Pada
waktu yang berbeda pengujian yang didapat pada saat menggunakan
PCC load balance. Pada saat membuka website tidak ada masalah.
Pada saat download ada delay waktu beberapa detik dan kecepatan
yang didapat lebih kecil dari kecepatan yang didapat pada saat
menggunakan NTH load balance. Dari pengujian menggunakan
torch dan Internet Download Manager membuktikan NTH load
balance memiliki kelemahan dalam mengatasi permasalahan
penggunaan bandwidth pada saat beban jaringan besar. Sedangkan
pada PCC load balance semakin banyak pengguna yang membuat
beban jarigan besar maka pembagian bandwidth tetap merata.
4.3.3 Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP
Pengujian selanjutnya yang dilakukan dengan menggunakan
website pendeteksi alamat IP. Website yang digunakan
www.whatismyipaddress.com. Dengan menggunakan website ini
akan terlihat dua alamat IP dari kedua gateway.
-
51
Gambar 14.19 Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway satu )
Gambar 14.20 Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway dua )
Pada Gambar 14.19 dan Gambar 14.20 menunjukkan bahwa
ada dua gateway yaitu 118.96.133.102 dan 180.246.108.233.
Pengujian dilakukan dengan cara reload halaman website pendeteksi
alamat IP pada masing-masing metode dengan rentang waktu 3
detik.
-
52
Tabel 4.3 Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP pada NTH load balance dan
PCC load balance
No Gateway (NTH) Gateway (PCC)
1 118.96.133.102 180.246.108.233
2 118.96.133.102 180.246.108.233
3 180.246.108.233 180.246.108.233
4 118.96.133.102 180.246.108.233
5 180.246.108.233 180.246.108.233
Pada Tabel 4.3 menunjukkan penggunaan gateway pada
NTH load balance tidak tetap karena NTH load balance
menggunakan algoritma round robin yang mengatur beban secara
berurutan dan bergantian dari gateway satu ke gateway lainnya yang
membuat gateway yang digunakan tidak tetap. Sedangkan pada PCC
load balance, gateway yang digunakan tetap karena koneksi pertama
PCC load balance menyimpan jalur berdasarkan source dan
destination address pada PCC matcher sehingga pada saat terjadi
koneksi lagi akan dilewatkan ke jalur yang sudah ditetapkan PCC
matcher.
4.4 Hasil Analisis
Dari pengujian yang telah dilakukan dalam perbandingan
NTH load balance dan PCC load balance maka diambil beberapa
hasil analisis. Hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
-
53
Tabel 4.3 Hasil Analisis
Analisis
Pengujian
NTH load balance PCC load balance
Download
menggunakan
Internet Download
Manager
Menggunakan dua
gateway secara bersama-
sama pada saat download
pada Gambar 4.15
Menggunakan hanya satu
gateway pada Gambar 4.16
Penggunaan
download pada
Tabel 4.2 dan
browsing pada saat
beban jaringan
besar
Membuka website
sering terjadi error
page. Terjadi loss
packet pada saat
melewati gateway.
Download dapat
berjalan dengan baik
Membuka website
dapat berjalan dengan
baik. Tidak terjadi error
page.
Terjadi delay pada saat
download dengan
kecepatan yang stabil
dibandingkan dengan
NTH load balance.
Pengujian dengan
website pendeteksi
alamat IP pada
Tabel 4.3
Dua gateway digunakan
secara bergantian sesuai
dengan algoritma yang
digunakan yaitu algoritma
round robin.
Satu koneksi akan
menggunakan gateway
secara tetap pada batas
waktu tertentu berdasarkan
source dan destination
address.