Download - Bab 4

Transcript
Page 1: Bab 4

BAB 4INSTRUMENTAL CONDITIONING

Page 2: Bab 4

PENELITIAN AWAL THORNDIKE Pada tahun 1898, Edward Thorndike memperkenalkan teori

pembelajaran yang menekankan peran pengalaman dalam penguatan dan melemahnya koneksi stimulus-respon. perspektif ini disebut sebagai connectionism1 (Thorndike, 1898, 1911, 1913).

Dalam disertasi doktornya, Thorndike menempatkan kucing dalam sebuah alat yang disebut kotak teka-teki,memiliki pintu yang dibuka ketika dia menyentuh tombol tertentu yang sengaja telah dibuat.

Thorndike mengamati perilaku kucing yang mencoba secara asal untuk keluar dari dalam kotak. Secara kebetulan, kucing memicu mekanisme untuk membuka pintu dan membiarkan melarikan diri.

Ketika Thorndike menempatkan kucing dalam kotak kedua kalinya, kucing terlibat lagi dalam perilaku trial-and-error tetapi berhasil melarikan diri dalam waktu kurang dari yang sebelumnya. Dengan dikembalikannya kucing ke dalam kotak, kucing menemukan jalan keluar dari kotak dalam periode waktu yang lebih singkat dan lebih pendek.

Page 3: Bab 4

Dari pengamatannya kucing dalam kotak, Thorndike menyimpulkan bahwa belajar terdiri dari perilaku trial-and-error dan bertahap dari beberapa perilaku dan dari orang lain sebagai akibat dari konsekuensi yang membawa berbagai perilaku. Kita dapat menyimpulkan hukum Thorndike efek sebagai berikut:

Tanggapan untuk situasi yang diikuti oleh kepuasan diperkuat; tanggapan yang diikuti oleh ketidaknyamanan melemah. Hukum asli Thorndike efek tersirat bahwa reward dan punishment memiliki efek berlawanan tapi sama pada perilaku: Satu memperkuat dan lainnya melemah. Tetapi penelitian di kemudian hari (1932a,1932b) menunjukkan bahwa hukuman mungkin tidak terlalu efektif dalam respon melemah.

Page 4: Bab 4

IMBALAN DAN PENGUATAN

SKINNER OPERANT CONDITIONING Skinner (1938) merumuskan prinsip dasar

pengkondisian operant yaitu : Jawaban yang diikuti oleh penguat yang diperkuat dan karena itu lebih mungkin terjadi lagi. Dengan kata lain, tanggapan yang diperkuat cenderung meningkat, dan peningkatan yang menunjukkan perubahan perilaku menunjukkan bahwa terjadi proses pembelajaran.

Page 5: Bab 4

BENTUK PENGUATAN YANG DAPAT DIGUNAKAN

ada dua kategori umum penguatan yaitu primer dan sekunder

Penguatan positif 1.Penguat Berbentuk Materi adalah obyek yang sebenarnya contohnya

makanan dan mainan2.Penguat Sosial sikap atau tanda (misalnya, senyum, perhatian,

atau pujian) 3. Penguat Berbentuk Aktifitas

kesempatan menggunakan aktifitas yang disenangi. Contohnya kuis.

4. Umpan balik positif

Page 6: Bab 4

Penguatan negatif adalah penguatan berdasarkan prinsip

bahwa respon meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk penguatan negatif antara lain menunda, tidak memberikan penghargaan.

Page 7: Bab 4

HUKUMANDIBEDAKAN MENJADI 2 : 1. Hukuman dengan melibatkan stimulus.

Contohnya omelan atau pemberian nilai gagal 2. Hukuman tanpa stimulus. Contohnya

denda atau hilangnya hak.

Page 8: Bab 4

BENTUK EFEKTIF HUKUMAN Contoh dari hukuman I TEGURAN VERBAL

hukuman yang paling efektif karena terjadi secara langsung singkat, berbicara dengan tenang dan tidak emosional

RESTITUSI Kembali ke keadaan semula sebelum perilaku terjadi. Contoh : membuat kotor harus menyapu.

PEMBETULAN BERLEBIHAN individu dihukum harus membuat hal-hal yang lebih baik daripada sebelum mereka melakukan perilaku yang tidak pantas. Contoh : meludah sembarangan dihukum mengepel seluruh lantai.

Page 9: Bab 4

Contoh dari hukuman II TIME OUT Individu nakal diasingkan atau dipisahkan dari interaksi

sosial. Prinsipnya adalah perilaku tidak pantas harus berhenti ketika masih dalam hukuman.

TIDAK BOLEH KELUAR RUMAH prinsipnya hampir sama dengan time out hanya berbeda

lama waktu dan tempatnya. Lama waktu hukuman ini lebih lama dari time out, mungkin bisa satu hari penuh dan tempatnya adalah di rumah.

RESPON BIAYApeserta didik yang melakukan kebiasaan buruk akan

memperoleh konsekuensi membayar denda sesuai dengan kesepakatan awal. Respon biaya ini terbukti dapat mengurangi sifat seperti agresif, bahasa yang tidak pantas, keterlambatan dll. Ini sangat efektif ketika dikombinasikan dengan penguatan untuk memperbaiki perilaku peserta didik.

Page 10: Bab 4

BENTUK HUKUMAN YANG TIDAK EFEKTIF HUKUMAN FISIK

Memukul, menamparHUKUMAN PSIKOLOGIS

adalah tindakan yang berakibat mengancam harga diri siswa atau kesejahteraan emosional secara serius. contohnya komentar memalukan dan penghinaan publik

CLASSWORK EKSTRA memberikan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan wajibnya. Pemberian ini ditujukan hanya untuk menghukum beberapa individu yang tidak menyelesaikan tugas tepat waktu

OUT OF SCHOOL SUSPENSION adalah bentuk yang paling parah dari hukuman karena melakukan pengusiran permanen dari sekolah. Ini merupakan cara yang tidak efektif untuk mengubah perilaku siswa karena menimbulkan dampak buruk yaitu menurunkan peluang mereka untuk berhasil dalam bidang akademis.

Page 11: Bab 4

FENOMENA YANG SERING TERJADI DI INSTRUMENTAL CONDITIONING

TAKHYUL DALAM BELAJAR adalah pola berpikir terhadap sesuatu penguatan yang sebetulnya tidak saling berkaitan namun dianggap berkaitan/berhubungan. Contoh : seorang siswa memakai sweater keberuntungan. Dia menganggap dengan menggunakan sweater keberuntungan tersebut dia akan selalu beruntung.

PEMBENTUKAN membentuk adalah proses memperkuat pendekatan secara berturut-turut sehingga lebih dekat kepada perilaku yang diinginkan sampai perilaku tersebut dapat ditunjukkan

RANGKAIAN proses memperkuat respon, tanggapan ,urutan dan seterusnya

Page 12: Bab 4

K EPUNAHAN suatu kondisi dimana response yang melakukan stimulus terkondisi secara berulang namun tidak memperoleh stimulus berkondisi yang mengarah ke penguatan. Contoh siswa yang tunjuk jari ketika guru mengajukan pertannyaan, siswa akan berhenti berusaha berpartisipasi karena tidak mendapat kesempatan

EFEK JADWAL PENGUATAN Membuat jadwal penguatan yang dilakukan secara berulang-ulang, secara tegas sehingga menjadi sebuah kebiasaan dimana penguatan tersebut mengarah ke hal-hal positif. Contoh : siswa malas belajar, terhadap siswa tersebut dibuatkan jadwal secara terstruktur dimana terdapat unsur paksaan, sehingga mau tidak mau harus melaksanakan jadwal tersebut sehingga terbentuk pola yang membuat siswa tersebut menjadi rajin.

PENGHINDARAN BELAJARmenghindari belajar secara aktif : meninggalkan belajarMenghindari belajar secara pasif : belajar namun tidak

semangat

Page 13: Bab 4

EFEK ANTISEDEN STIMULUS DAN RESPON DALAM INSTRUMENTAL CONDITIONING

ISYARAT Pemberian stimulus berupa perilaku atau strategi.

Contoh: Guru menggunakan bahasa tubuh dengan menunjuk sesuatu yang artinya disuruh mengamati objek tersebut.

MENGATUR ACARA Kondisi lingkungan mempengaruhi perilaku tertentu. Misalnya anak-anak TK akan bermain ketika ada teman-teman seusia dan ada stimulus dalam bentuk mainan.

GENERALISASI Merupakan kegiatan belajar untuk merespon melalui cara tertentu dengan satu stimulus. Guru TK meberikan contoh mengangkat tangan ketika mau bertanya, siswa menirukan. Kemudian siswa belajar secara terus menerus tentang cara mengacungkan jari ketika akan bertanya, sehingga menjadi sebuah kebiasaan umum.

Page 14: Bab 4

DISKRIMINASI STIMULUS Proses organisme belajar membedakan stimulus yang mirip dan membatasi responnya hanya terhadap stimulus bersyarat. Contohnya anak-anak dikelas tiga SD yang mengalami kesulitan kapan waktu yang tepat untuk meminta bantuan guru. Guru mereka memakai syal warna hijau dan merah pada waktu yang berbeda dan mengatakan kepada anak-anak, "Sementara saya memakai syal hijau , saya akan dapat menjawab pertanyaan Anda. Sementara saya memakai syal merah, saya tidak akan dapat menjawab pertanyaan Anda

MOMENTUM PERILAKU Peserta didik cenderung untuk membuat respon sesuai yang

diinginkan. Contoh : dalam suatu kelas ada dua siswa yang menolak untuk mengerjakan soal perkalian. Setelah ditelusuri ternyata siswa tersebut mengalami kesulitan melakukan perkalian 3 digit. Oleh karena itu guru menerapkan momentum perilaku dengan memberikan tugas yang mudah untuk anak itu, misalkan dimulai dengan perkalian 1 digit dulu. Ketika anak sudah mulai menyukai maka secara bertahap mulai diarahkan ke soal yang lebih sulit.

Page 15: Bab 4

KOGNISI DAN MOTIVASI DALAM INSTRUMENTAL CONDITIONING Motivasi dan kognisi merupakan dua fenomena yang dikenal

sebagai efek kontras karena kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses mental seperti berpikir, mengingat, memahami, merencanakan dan memilih, sedangkan motivasi adalah sebuah bentuk dorongan atau sugesti yang diberikan oleh orang lain atau diri sendiri untuk melakukan sesuatu. Namun, kognisi dan motivasi dapat saling berhubungan, dimana kognisi memberikan teori dan motivasi sebagai sumber dorongan yang berhubungan dengan psikis peserta didik. Sebagai contoh, seorang anak belajar matematika mengenai pembagian. Bagi siswa yang baru awal memperoleh materi tersebut, tentunya akan mengalami kesulitan sehingga dibutuhkan semangat dari dalam dirinya sendiri atau dengan bantuan orang lain untuk memudahkan memahami proses pembagian dan berhasil mencapai hasil belajar.

Page 16: Bab 4

Thorndike Puzzle Box


Top Related