26
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala(Sugiyono, 2004,
p11).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif melalui
dengan penyebaran angket kepada responden. Secara umum data kuantitatif lebih
konkret karena dapat dikuantitaskan berupa angka-angka, bersifat objektif, dan dapat
ditafsirkan oleh semua orang (Kriyantono, 2007 ,p61).
Adapun dimensi waktu yang berlaku dalam penelitian ini adalah cross sectional
atau sering disebut dengan data cross-section. Data cross-section adalah sekumpulan
data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja, misalnya data
hasil pengisian kuisioner tentang perilaku pembelian suatu produk bank oleh
sekelompok responden pada bulan oktober 2000 (Umar et al. 2010, p131).
27
Sedangkan responden yang mengisi kuisioner adalah pasien fisioterapi low back
pain dengan usia 30 sampai 45 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah selama bulan
januari sampai maret 2011.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian
Jenis Penelitian Metode
Penelitian
Unit Analisis Time Horizon
T – 1
Asosiatif
Survey
Pasien
fisioterapi low
back pain RSPI
Cross Sectional
T – 2
Asosiatif
Survey
Pasien
fisioterapi low
back pain RSPI
Cross Sectional
T – 3
Asosiatif
Survey
Pasien
fisioterapi low
back pain RSPI
Cross Sectional
Keterangan :
T-1 Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap kepuasan konsumen
T-2 Untuk mengetahui pengaruh service terhadap kepuasan konsumen
T-3 Untuk mengetahui pengaruh brand image dan service terhadap kepuasan
konsumen
28
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Variabel X1 – Brand Image
Variabel Dimensi Indikator Skala
Variabel X1
( Brand Image )
1. Asosiasi Merek Logo, kemasan dan
kualitas produk
Likert
2. Favorability
Asosiasi Merek
Manfaat merek
(produk)
3. Kekuatan
Asosiasi Merek
Program pemasaran
dan pengalaman
konsumen
4. Keunikan
Asosiasi Merek
Point Pembeda(hal
yang unik)
29
Tabel 3.3 Variabel X2 – Service
Sumber : Zeithaml, V.A & Bitner M.J
Variabel Dimensi Indikator Skala
Variabel X2
( Service )
1. Reliability
Janji ditepati sesuai
jadwal, fisioterapis
tepat waktu
Likert
2. Responsiveness Mudah diakses,
bersedia mendengar
keluhan pasien
3. Assurance Pengetahuan,
keterampilan,
kepercayaan dan
reputasi
4. Emphaty Mengenal pasien
dengan baik,
pendengar yang
baik dan sabar
5. Tangible Ruang tunggu,
ruang operasi,
ruang terapi,
peralatan
30
Tabel 3.4 Variabel Y – Kepuasan Konsumen
Variabel Dimensi Indikator Skala
Variabel Y
( Kepuasan
Konsumen )
1. Kualitas Jasa
Performance terapis
memuaskan
Likert
2. Harga - Harga murah
- Harga sesuai
dengan kualitas
3. Kualitas
Pelayanan
Pelayanan yang baik
dari karyawan
4. Faktor
Emosional
Rasa percaya diri,
sukses dan bangga
5. Kemudahan Jasa relatif mudah
didapatkan, efisien
dalam
mendapatkannya.
31
Dalam penelitian ini digunakan lima pengukuran skala likert yang berfungsi untuk
melihat unsur-unsur perbedaan dari tanggapan responden. Menurut Usman (2003, p69)
”skala likert paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
responden terhadap sesuatu objek. Karena pembuatannya relatif mudah dan tiingkat
reliabilitasnya tinggi.”
Skala Likert umumnya menggunakan peringkat lima angka penilaian, yaitu:
Gambar 3.1 Skala Likert
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
R = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
STS TS R S SS
32
Kusioner yang menggunakan skala likert dapat dinyatakan memiliki tanggapan
yang baik apabila pertanyaan yang diajukan memiliki tanggapan sangat setuju (SS) dan
tanggapan dapat dinyatakan tidak baik apabila pertanyaan tersebut mendapatkan
jawaban sangat tidak setuju (STS).
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian ini adalah kuisioner berupa angket yang berisi butir-butir
pertanyaan yang diisi oleh para responden (pasien low back pain).
Sumber data adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi
pemakai (Umar, et al. 2010, p129). Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu data primer
dan data sekunder. Data Primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan (Umar et al. 2010:130). Data yang diperoleh \langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian (Hasan, 2002, p83).
Data primer penilitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuisioner yang diisi
oleh responden yaitu pasien Low Back Pain RSPI dan data-data dari pihak RSPI unit
fisioterapi.
Disamping data primer, sumber data juga terdiri dari data sekunder yaitu data
yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang di luar diri penyelidik
sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli
(Surakhmad, 2009, p163).
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
dengan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar et al. 2010,
33
p130). Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel dan diagram. Data
Sekunder penilitian ini adalah buku, literatur, informasi dari website, data dari
perpustakaan Bina Nusantara University, Toko Buku Gramedia, dan Toko Buku Gunung
Agung.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab (Sugiono, 2005: 142). Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
adalah dengan cara menyebarkan kuisioner (angket) kepada para responden.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah suatu teknik yang memerlukan penelitian sampel, yaitu
sebagian dari objek atau elemen populasi (Suprianto, 2007, p9).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
random probability sampling. Teknik ini digunakan dalam penelitian dengan alasan
untuk memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2005, p74).
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek antara individu
yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. (Hasan, 2002,
p58). Populasi yang ditetapkan untuk penelitian ini adalah Pasien fisioterapi Low Back
Pain di Rumah Sakit Pondok Indah yang berusia 30 tahun sampai dengan 45 tahun.
34
Populasi ini di ambil dari data awal Januari 2011 sampai akhir April 2011.
Populasi tersebut diambil dengan alasan pasien dengan umur 30 tahun sampai 45 tahun
lebih cenderung memperhatikan masalah Low Back Pain.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik atau keadaan
tertentu yang akan diteliti, karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan
tidak semua orang akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang
mewakilinya. (Riduwan, 2004, p56). Dari jumlah populasi sebanyak 184 orang, sampel
yang akan diambil 10% dari populasi sebagai kelonggaran ketidaktelitian, maka hasil
sampel yang bisa diambil adalah (dimasukkan ke dalam rumus):
N
n =
1 + Ne²
n = 184
1+ 184(10%)2
n = 184
1 + 1.84
n = 184
2.84
35
n = 64. 79 (dibulatkan ke atas) maka menjadi 65
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang tidak dapat
ditolerir, misalnya 10%.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan responden (sampel) sebanyak 65
orang (hasil pembulatan), maka kuisioner akan disebarkan sebanyak 130 (dua kali lipat
dari jumlah sampel) untuk menghindari adanya kerusakan, hilang ataupun kuisioner tidak
kembali.
3.7 Metode Analisis
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk angka adalah
teknik analisa kuantitatif. Untuk mempermudah perhitungan, maka data dianalisa
menggunakan program SPSS versi 17.0. Data ditampilkan dalam bentuk tabulasi untuk
memudahkan pembacaan dan diberikan penjelasan deskriptif.
Metode analisis data diawali dengan uji validitas dan reliabilitas, setelah itu baru
dianalisis dengan analisis korelasi dan regresi.
36
3.7.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Kuesioner juga akan melalui uji validitas dan reliabilitas. Dimana
uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut
benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi
instrumen. Uji Validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar
score masing-masing butir secara total (Uyanto, 2006, p239).
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu
valid, maka perlu diuji teknik korelasi yang biasa dipakai yaitu teknik
korelasi Pearson product moment (Kountur, 2005 : 152).
Menurut Riduan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, pp61-63),
teknik korelasi Pearson Product Moment (PPM) digunakan untuk
mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur kusioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kusioner dikatakan reliable
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.(Ghozali, 200, p133).
37
Suatu instrumen pengukuran (misalnya kuisioner) dikatakan
reliable bila memberikan score yang konsisten pada setiap pengukuran.
Suatu pengukuran mungkin reliable tapi tidak valid. Suatu pengukuran
tidak dapat dikatakan valid bila tidak reliable. Ini berarti reliabilitas
merupakan syarat perlu tetapi tidak cukup untuk validitas.
Tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui keabsahan dan
kebenaran kusisoner yang telah dibagikan kepada sejumlah responden
dengan menggunakan rumus tertentu dengan alat bantu SPSS (Statistical
Package for social Science).
Butir pernyataan dikatakan reliabel atau handal jika memiliki nilai
cronbach’s alpha atau nilai koefisien alpha yang lebih dari 0,60 (Nugroho,
2005, p72). Uji ini dianggap sebagai alat pengumpulan data serta terbebas
dari measurement error. Uji reliabilitas penting karena menyokong
terbentuknya validitas.
Uji reliabilitas menggunakan rumus alpha (α), karena penelitian
ini menggunakan kuesioner yang skornya merupakan rentangan antara 1
sampai 5. Uji reliabilitas menggunakan formula Alpha Cronbach dengan
rumus:
38
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item
∑n 2
= jumlah varians butir
t2
= varians total
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Reliabilitas
Interval alpha (α) atau r Tingkat Hubungan
0,8 – 1,0 Reliabilitas baik
0,6 – 0,799 Reliabilitas diterima
Kurang dari 0,60 Reliabilitas kurang baik
3.7.2 Analisis Korelasi dan Analisis Regresi
1. Analisis Korelasi
Korelasi adalah asosiasi (hubungan) antara variabel-variabel,
apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan
antara variabel-variabel dalam populasi sampel. Jika ada hubungan,
seberapa kuat hubungan antara variabel tersebut. Keeratan hubungan itu
dinyatakan dengan nama koefisien korelasi atau bisa disebut korelasi
saja.
39
Korelasi digunakan untuk mengetahui erat tidaknya hubungan
antar variabel. Apabila ternyata hasil analisis menunjukkan hubungan
yang cukup erat, maka analisis dilanjutkan ke regresi sebagai alat
peramalan yang sangat berguna untuk perencanaan. Analisis korelasi
yang mencakup dua variabel X dan Y disebut analisis korelasi linear
sederhana. Sedangkan yang mencakup lebih dari dua variabel disebut
analisis korelasi linear berganda.
Berdasarkan pendapat Riduan dan Engkos Achmad Kuncoro
(2007, pp61-63), korelasi Pearson Product Moment (PPM) digunakan
untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Sedangkan, korelasi ganda berfungsi untuk mencari
besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara
simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).
n∑XY - ∑X∑Y
r =
√n∑X² - (∑X)² . √n∑Y² - (∑Y)²
40
Keterangan :
r = nilai koefisien korelasi
X = skor butir / variabel yang mempengaruhi (variabel bebas)
Y = skor total / variabel yang dipengaruhi (variabel terikat)
N = jumlah responden
X2
= jumlah kuadrat nilai X
Y2 = jumlah kuadrat nilai Y
(Suprianto, 2002: 151-153)
Untuk mengolah hasil data koefisien korelasi yang bervariasi (r),
dapat dilihat dari keeratan atau kuat tidaknya hubungan antara variabel-
variabel tersebut. Keeratan atau kekuatan hubungan tersebut tercermin
pada ketentuan dibawah ini:
r = 0 atau mendekati 0 : tidak adanya hubungan sama sekali antara
variabel x dan y.
r = +1 atau mendekati +1 : adanya hubungan positif yang sangat kuat
antara variabel x dan y.
r = -1 atau mendekati -1 : adanya hubungan negatif yang sangat kuat
antara variabel x dan y.
41
Untuk dapat memberikan penafsiran dalam menentukan kuat atau
tidaknya korelasi antar variabel maka : (Hasan, 2002 : 24)
1. kurang dari 0,20 korelasi rendah atau lemah sekali
2. 0,20 – 0,40 korelasi rendah atau lemah tapi pasti
3. 0,40 – 0,70 korelasi yang cukup berarti
4. 0,70 – 0,90 korelasi yang tinggi atau kuat
5. lebih dari 0,90 korelasi sangat tinggi dan kuat sekali, sehingga
dapat diandalkan
Penelitian ini menggunakan analisis korelasi berganda karena
terdiri dari dua variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Korelasi
berganda yang terdiri dari dua variabel bebas (X1, X2) serta satu variabel
terikat (Y).
Rumus Koefisien Korelasi Berganda:
²X1.Y +
42
Keterangan:
r X1.X2.Y = koefisien korelasi 3 variabel
r X1.Y = koefisien korelasi variabel Y dan X1
r X2.Y = koefisien korelasi variabel Y dan X2
r X1.X2 = koefisien korelasi variabel X1 dan X2
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R
Kategori Nilai Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Kuncoro, E.A. et al (2007:62)
2. Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan suatu teknik untuk membangun
persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat
perkiraan (prediction). Dengan demikian, analisis regresi sering disebut
sebagai analisis prediksi. Nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai
43
riilnya. Semakin kecil tingkat penyimpangannya antara nilai prediksi
dengan nilai riilnya maka semakin tepat persamaan regresi yang kita
bentuk (Suliyanto, 2005, p62).
Suliyanto juga menyatakan bahwa persamaan regresi adalah suatu
persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel.
Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai
variabel dependen disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu
formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu
atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu
variabel yang nilainya belum diketahui.
Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan
hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, sebelum menggunakan
persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua atau lebih
variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis, dua
atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat.
Analisis regresi dilakukan bila:
Peneliti ingin mengetahui bagaimana variabel dependen dapat
diprediksi melalui variabel independen.
Peneliti ingin memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel
dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan
variabel independen.
44
Terdapat hubungan kausal atau fungsional antara dua variabel yang
diteliti.
Pada penelitian ini diterapkan analisis regresi berganda. Regresi
Ganda adalah regresi dengan dua Variabel bebas (Misalnya X1 dan X2)
dan satu variabel Terikat (Y). Dilihat dari perumusan masalah
sebagaimana dikemukakan di muka, maka untuk untuk melihat
persamaan garis regresi bagi masing-masing variabel bebas dapat
dilakukan dengan cara perhitungan regresi linier sederhana, yakni regresi
Y atas X1 dan Regresi Y atas X2, oleh karena itu uraian berikut hanya
berkaitan dengan regresi Ganda. Adapun bentuk persamaan Regresi
Ganda adalah :
Ŷ = a + b1X1 + b2X2 (Regresi linier Ganda/dua prediktor)
45
3.8 Rumusan Uji Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk T – 1
H0 = Tidak ada pengaruh brand image terhadap kepuasan konsumen.
Ha = Ada pengaruh brand image terhadap kepuasan konsumen.
2. Untuk T – 2
H0 = Tidak ada pengaruh service terhadap kepuasan konsumen.
Ha = Ada pengaruh service terhadap kepuasan konsumen.
3. Untuk T – 3
H0 = Tidak ada pengaruh brand image dan service terhadap kepuasan konsumen.
Ha = Ada pengaruh brand image dan service terhadap kepuasan konsumen.