52
52
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif dan
penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai
kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan
penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam pelaksanaanya metode
penelitian yang dilakukan adalah dengan survey. Unit analisis yang dituju adalah
individu karyawan CV. Surya Lampung dan informasi yang didapat tersebut hanya
dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga dengan cross sectional
Tabel 3.1 Desain Penelitan
Tujuan
Penelitian
Desain penelitian
Jenis
Penelitian
Metode
Penelitian
Unit Analisis Time
Horizon
T-1 Asosiatif Survey Individu:
Karyawan CV
Surya Lampung
Cross
Sectional
T-2 Asosiatif Survey Individu:
Karyawan CV
Surya Lampung
Cross
Sectional
Sumber : penulis
53
Keterangan :
T-1 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan
(X1) dan Komunikasi Organisasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada
CV. Surya Lampung secara individual maupun simultan
T-2 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan
(X1) dan Komunikasi Organisasi (X2) serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) terhadap
Kinerja Karyawan (Z) CV. Surya Lampung secara individual maupun simultan
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Ada empat variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel Gaya
Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan
yang akan diuraikan dimensi dan indikator serta instrumen pengukuran, skala dan model
pengukuran dari keempat variabel tersebut, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Instrumen
Pengukuran Skala
Model
Pengukuran
Gaya
Kepemimpinan
(X1)
Otoriter
Wewenang mutlak
berpusat pada
pimpinan
Kuesioner
Ordinal
diubah
menjadi
interval
Likert
Keputusan selalu
dibuat oleh
pimpinan
Kebijaksanaan
selalu dibuat oleh
pimpinan
Pengawasan
54
terhadap para
bawahannya
dilakukan secara
ketat
Lebih banyak kritik
daripada pujian
Cenderung adanya
paksaan, ancaman,
dan hukuman
Demokratis
Pimpinan bersedia
melimpahkan
sebagian wewenang
kepada bawahan
Keputusan dibuat
bersama antara
pimpinan dan
bawahan
Kebijaksanaan
dibuat bersama
antara pimpinan
dan bawahan
Pengawasan
terhadap para
bawahan dilakukan
secara wajar
55
Tugas-tugas kepada
bawahan diberikan
dengan lebih
bersifat permintaan
daripada instruktif
Pujian dan kritik
seimbang
Terdapat suasana
saling percaya,
saling menghormati
dan saling
menghargai
Laissez-faire
Pimpinan
melimpahkan
wewenang
sepenuhnya kepada
bawahan
Keputusan lebih
banyak dibuat oleh
para bawahan
Kebijaksanaan lebih
banyak dibuat oleh
para bawahan
Pimpinan hanya
berkomunikasi
56
apabila diperlukan
oleh bawahannya
Hampir tiada
pengawasan
terhadap para
bawahan.
Komunikasi
Organisasi
(X2)
Kualitas
Media
Menarik untuk
dibaca
Kuesioner Ordinal
diubah
menjadi
Interval
Likert
Aksesibilitas
informasi
Atasan langsung
Kelompok
bawahan
Penyebaran
informasi
Penyebaran
informasi dalam
struktur organisasi
Ketepatan
pesan
Distorsi/ kesalahan
informasi
Kepuasan Kerja
(Y)
Faktor yang
berhubungan
dengan
pekerjaan
Tugas yang penting
bagi karyawan
Kuesioner Ordinal
diubah
menjadi
interval
Likert
Kemampuan
karyawan seimbang
dengan pekerjaan
Feedback atas hasil
kerja
57
Faktor yang
berhubungan
dengan
kondisi kerja
Kondisi ruangan
kerja
Faktor teman
sekerja
Adanya suasana
kekeluargaan
dikantor
Fakor
pengawasan
adanya perhatian
yang baik dari
pimpinan kepada
bawahannya
Faktor
promosi
Promosi jabatan
diberikan atas dasar
prestasi karyawan
Faktor upah
Gaji yang diterima
sesuai dengan
tuntutan pekerjaan
Kinerja
Karyawan
(Z)
Kuantitas
dari hasil
Jumlah pekerjaan Kuesioner
Ordinal
diubah
menjadi
interval
Likert
Kualitas dari
hasil
Tidak ada
kesalahan
Ketepatan
waktu dari
hasil
Menunda pekerjaan
58
Kehadiran Hadir tepat waktu
Kemampuan
bekerja
sama
Saling membantu
Sumber : Penulis
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3.3 Data dan Sumber Data Penelitian
Data Jenis Data Sumber Data Tujuan Penelitian
T-1 T-2
Data Gaya
Kepemimpinan Kuantitatif Data Primer dari
kuesioner karyawan √ √
Data Komunikasi
Organisasi Kuantitatif Data primer dari
kuesioner karyawan √ √
Data Kepuasan Kerja
Karyawan Kuantitatif Data primer dari
kuesioner karyawan √ √
Data Kinerja Karyawan Kuantitatif Data primer dari
kuesioner karyawan √
Sumber : Penulis
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
beberapa teknik, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan individual,
ketika seorang responden ditanyai pewawancara guna mengungkapkan
perasaan, motivasi, sikap atau keyakinannya terhadap suatu topik SDM
(Istijanto, 2010, p44). Dalam penelitian ini, penulis melakukan tanya
59
jawab langsung kepada pimpinan CV. Surya Lampung yang disiapkan
terlebih dahulu dan mencatat jawabannya yang kemudian diolah
menjadi informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.
2. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang digunakan periset untuk
memperoleh data secara langsung dari sumber melalui proses
komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan (Istijanto, 2010, p61).
Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebarkan kepada karyawan CV.
Surya Lampung sebagai responden, dibuat dalam bentuk pernyataan
dalam skala likert. Kuesioner yang dijawab responden digunakan untuk
mengetahui data mengenai gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi,
kepuasan kerja karyawan, dan kinerja karyawan CV. Surya Lampung.
3. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk membantu penulis dalam memperoleh
informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai
landasan teori. Penulis melakukan studi pustaka dengan membaca,
mengumpulkan data, mencatat, dan mempelajari buku-buku pelengkap
atau referensi, seperti : jurnal, majalah dan media cetak lainnya, serta
beberapa sumber dari internet.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Populasi diartikan sebagai jumlah keseluruhan semua anggota yang diteliti (Istijanto,
2010, p114), kemudian menurut Riduwan dan Kuncoro, 2008, p37) Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p39), kemudian menurut Istijanto sampel
merupakan bagian yang diambil dari populasi (Istijanto, 2010, p114)
60
Teknik Sampling atau teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil
sampel yang respresentatif dari populasi dimana pengambilan sampel harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan dan Kuncoro, 2008, pp40).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling insidental yang
mana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009,
p67)
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan rumus berdasarkan pendapat Surakhmad
(Riduwan dan Kuncoro, 2008, p45) yang mengatakan bahwa apabila ukuran populasi
sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari
ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel
diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi, yang dirumuskan sebagai
berikut:
61
S = 15% + 1000 – n . (50% - 15%)
1000 - 100
Keterangan :
S = Jumlah sampel yang diambil
n = Jumlah anggota populasi
Diketahui jumlah populasi karyawan CV. Surya Lampung sebesar n= 103 orang. Berdasarkan
rumus tersebut diperoleh jumlah sampel yang diambil (S)sebagai berikut:
S = 15% + 1000 – n (50% - 15%)
1000 - 100
S = 15% + 1000 – 103 (50% - 15%)
1000 – 100
S = 15% + 0.99 (35%)
S = 15% + 0.3465%
S = 49.65%
Jadi, jumlah sampel sebesar 103 x 49.65% = 51.13 = 52 responden
3.7 Metode Analisis
Dalam penelitian, data merupakan hal yang terpenting karena menggambarkan
variabel-variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis.
Dalam pelaksanaanya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dan
program sofware SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0
Setelah data tersebut dikumpulkan, maka akan dilakukan analisis dengan
menggunakan metode sebagai berikut.
62
Tabel 3.4 Metode Analisis Data
Tujuan
Penelitian
Metode Analisis
Jenis Penelitian Teknik Analisis
T-1 Asosiatif Path Analysis dan Pearson Correlation
T-2 Asosiatif Path Analysis dan Pearson Correlation
Sumber : penulis
Teknik analisis mencakup sebagai berikut:
3.7.1 Model Skala Sikap
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p20), berdasarkan model atau tipe skala
pengukuran tersebut, maka dalam pembahasan ini hanya dikemukakan skala untuk
mengukur sikap. Perkembangan ilmu sosiologi dan psikologi, maka instrumen penelitian akan
lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap.
Bentuk-bentuk model skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian.
Berbagai skala sikap yang sering digunakan ada lima macam, yaitu skala likert, skala guttma,
skala simantict defferensial , rating scale , skala thurstone.
Dan dalam penelitian ini penulis akan menggunakan model skala sikap yaitu skala
likert
3.7.1.1 Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi dimensi, dimensi dijabarkan mnejadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan
lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur
ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau
63
pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk
pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut
(Riduwan dan Kuncoro, 2008, p20),
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) = 5 Sangat Setuju (SS) = 1
Setuju (S) = 4 Setuju (S) = 2
Ragu – ragu (R) = 3 Ragu – ragu (R) = 3
Tidak Setuju (TS) = 2 Tidak Setuju (TS) = 4
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Sangat Tidak Setuju (STS) = 5
Sangat Puas = 5 Sangat Baik = 5 Sangat Tinggi/Sangat Penting = 5
Puas = 4 Baik = 4 Tinggi/Penting = 4
Cukup Puas = 3 Sedang = 3 Cukup Tinggi/Cukup Penting = 3
Kurang Puas = 2 Buruk = 2 Rendah/Kurang penting = 2
Tidak Puas = 1 Buruk Sekali = 1 Rendah Sekali/Tidak Penting = 1
3.7.2 Transformasi data Ordinal menjadi Interval
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, p30), mentransformasikan data
ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis
parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang
paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval) . Langkah-
langkah transformasi data ordinal ke data interval sebagai berikut:
a. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan
b. Pada setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5
yang disebut sebagai frekuensi
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi
64
d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan proporsi secara
berurutan perkolom skor
e. Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang
diperoleh
f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
menggunakan tabel Tinggi Densitas)
g. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit)
(Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)
h. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
Y = NS + [1+|1+|NSmin|]
3.7.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.7.3.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009, pp348-350), hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti, misalnya dalam obyek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul
memberikan data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Instrumen yang valid
harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrument yang mempunyai validitas
eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris
yang telah ada. Kalau validitas internal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan,
maka validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka variabel tersebut valid
Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka variabel tidak valid
NS =
65
3.7.3.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009, pp 348-354), hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek kemarin berwarna merah,
maka sekarang dan besok tetap berwarna merah. Instrumen yang reliabel belum tentu valid,
reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu,
walaupun instrumen yang valid umunya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen
perlu dilakukan. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika r alpha positif dan r alpha > r table, maka variabel tersebut reliable
Jika r alpha tidak positif dan r alpha < r table, maka variabel tersebut tidak reliable
3.7.4 Uji Normalitas
Menurut Singgih Santoso (2007, p154) uji normalitas data adalah hal yang lazim
sebelum sebuah metode statistik diterapkan. Uji normalitas sebuah sampel data dilakukan
dengan bantuan alat uji SHAPIRO-WILK, LILLIEFORS atau KOLMOGOROV-SMIRNOV, serta
gambar NORMAL PROBABILITY PLOTS. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas
adalah sebagai berikut:
• Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, distribusi adalah tidak normal
• Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05, distribusi adalah normal
Angka signifikansi dapat diperoleh melalui perhitungan test of normality atau plot melalui
alat bantu SPSS. Angka 0.05 merupakan tingkat kesalahan.
3.7.5 Pengertian Path Analysis
Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis yang diartikan oleh Bohrnstedt
(1974 dalam Kusnendi, 2005, p1) yang dikutip oleh Riduwan dan Kuncoro (2008, p1) bahwa
“a technique for estimating the effect’s a set of independent variables has on a dependent
66
variable from a set of observed correlations, given a set of hypothesized causal asymetric
relation among the variables” . sedangkan tujuan utama dari path analysis adalah a method
of measuring the direct influence along each separate part in such a system and thus of
finding the degree to which variation of a give effect is determined by each particular cause.
The method depend on the combination of knowledge og the degree of correlation among
the variables in a system with such knowledge as may possessed of the causal relation
(Maruyama, 1998).
Jadi model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variable
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat
variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008, p115), Teknik
analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang
ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variable
X1, X2 terhadap Y serta dampaknya kepada Z.
3.7.5.1 Manfaat Path Analysis
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, p2) manfaat lain model path
analysis adalah untuk:
1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan
yang diteliti
2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi
dengan path analysis ini bersifat kualitatif
3. Faktor determinan yaitu penentu variabel bebas (X) mana yang berpengaruh
dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri
mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
4. Pengujian model, menggunakan theory trimming baik uji reliabilitas (uji keajegan)
konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru
67
3.7.5.2 Asumsi-Asumsi Path Analysis
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, p2), asumsi yang mendasari
path analysis adalah:
1. Hubungan antar variabel bersifat linear, adaptif dan bersifat normal
2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang
berbalik
3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio
4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel
5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan
reliable)
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan
teori-teori dan konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji
dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan
hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.
3.7.5.3 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis
Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya
ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan
struktur hubungan kausal antar variabel.
68
Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2008, p5
Gambar 3.1 Diagram Jalur
Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu:
Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYX3 X3 + ε1
Z = ρZX1 X1 + ρZX3 X3 + ρZY Y + ε2
Keterangan:
ρ = koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh langsung variabel
eksogen terhadap variabel endogen
ε = faktor residual, yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau
kekeliruan pengukuran variabel
Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan diuraikan pada Tabel 3.5 berikut ini:
ρZX
ρZY
ρZX
ρYX
ρYX
r23
r13 r12
X1
X2
X3
Y Z
69
Tabel 3.5 Kategori Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis
Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh
0,05 – 0,09 Lemah
0,10 – 0,29 Sedang
>0,30 Kuat
Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2007
3.7.5.4 Langkah-Langkah Pengujian Path Analysis
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, pp116-118), ada beberapa
langkah pengujian part analysis yaitu sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural
Struktur : Y = pyx1X1 + p yx2 X2 + p y ε1
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan
persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis: Naik
turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel
eksogen (X1 dan X2).
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung
koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan:
Persamaan regresi ganda: Y = a + b1X1 + b2X2 + ε1
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu
koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka bakuatau Z
score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur
yang distandarkan (standardized path coefficient) digunakan utnuk menjelaskan besarnya
pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang
diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).
70
Koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan
sebagai Standardized Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur
sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel
endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.
Ha: Pyx1 = pyx2 = . . . . . . . = pyxk ≠ 0
Ho: Pyx1 = pyx2 = . . . . . . . = pyxk = 0
a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: Menggunakan Tabel F
F = ( n – k – 1 ) R2 YXk
K( 1 - R2YXk )
Keterangan:
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel eksogen
R2YXk = Rsquare
Jika F hitung ≥ F table , maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya signifikan
Jika F hitung ≤ F table , maka Ho diterima yang artinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikan (α) = 0.05
Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan rumus:
F tabel = {(1−α)(dk =k ), (dk =n−k −1)} atau F {(1−α)(v1=k ),( v2=n−k −1)}
Cara mencari F tabel: nilai (dk=k) atau v1 disebut nilai pembilang
nilai (dk=n-k-1) atau v2 disebut nilai penyebut
b. Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
71
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Secara individual uji statistik yang digunakan uji t yang dihitung dengan
rumus (Schumacker & Lomax, 1996. Kusnendi, 2005 )
t k = pk ;( dk = n – k – 1 )
Se
Pk
Keterangan:
Statistik seρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS utnuk analisis regresi setelah data
ordinal ditransformasikan ke interval.
Selajutnya untuk mengetahui signifikansi analisi jalur bandingan antara nilai
probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
5. Meringkas dan menyimpulkan
3.7.6 Korelasi Pearson
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, pp.61-62), Korelasi Pearson
Product Moment (PPM) kegunaanya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel
bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Rumus yang digunakan Korelasi
PPM (sederhana):
72
rXY = n ( ∑ XY ) – ( ∑ X ).( ∑ Y )
√ { n. ∑ X 2 – ( ∑ X )
2 } . { n. ∑ Y
2 – ( ∑ Y )
2 }
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (−1 ≤
r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada
korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.
Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai
berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80 – 1.000 Sangat kuat
0.60 – 0.799 Kuat
0.40 – 0.599 Cukup kuat
0.20 – 0.399 Rendah
0.00 – 0.199 Sangat rendah
Sumber : Riduwan (2005:136)
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus
koefisien diterminan sebagai berikut:
Dimana: KP = Nilai Koefisien Diterminan
r = Nilai Koefisien Korelasi
Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna
generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji
dengan Uji Signifikasi sebagai berikut.
KP = r 2 ×100%
73
Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y
Dasar Pengambilan Keputusan:
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Analisa Korelasi Ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua
variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).
Rumus Korelasi Ganda sebagai berikut:
R X1.X2.Y = √ r2 X1.Y + r2
X2.Y – 2 ( r X1.Y ).( r X2.Y ).(r X1.X2)
1 – r2 X1.X2
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikasi Korelasi Ganda bandingkan antara
probabilitas 0.05 dengan probabilitas Sig sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y
Dasar Pengambilan keputusan
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
74
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian, Hipotesis
yang diuji dalam penelitian ini adalah:
Untuk T-1
• Pengujian secara keseluruhan
Hipotesis:
Ho = Gaya kepemimpinan (X1), dan Komunikasi Organisasi (X2) tidak memiliki
kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Karyawan pada CV. Surya Lampung.
Ha = Gaya Kepemimpinan (X1),dan Komunikasi Organisasi (X2) memiliki kontribusi
yang signifikan secara simultan terhadap Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada CV.
Surya Lampung
• Pengujian secara individual antara gaya kepemimpinan (X1) dengan kepuasan kerja (Y)
Hipotesis:
Ho: Variabel gaya kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel kepuasan kerja (Y) karyawan pada CV. Surya Lampung
Ha: Variabel gaya kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
kepuasan kerja (Y) karyawan pada CV. Surya Lampung
• Pengujian secara individual antara komunikasi organisasi (X2) dengan kepuasan kerja(Y)
Hipotesis:
Ho: Variabel komunikasi organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel kepuasan kerja (Y) karyawan pada CV. Surya Lampung
Ha: Variabel komunikasi organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel kepuasan kerja (Y) karyawan pada CV. Surya Lampung
75
Untuk T -2
• Pengujian secara keseluruhan
Hipotesis:
Ho = Gaya Kepemimpinan (X1), Komunikasi Organisasi (X2), serta Kepuasan Kerja (Y)
karyawan tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja
Karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung
Ha = Gaya Kepemimpinan (X1), Komunikasi Organisasi (X2), serta Kepuasan Kerja (Y)
Karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja
Karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung
• Pengujian secara individual antara gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja karyawan
(Z)
Hipotesis:
Ho: Variabel gaya kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung
Ha: Variabel gaya kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung
• Pengujian secara individual antara komunikasi organisasi (X2) dengan kinerja karyawan
(Z)
Hipotesis:
Ho: Variabel komunikasi organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung
Ha: Variabel komunikasi organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung
76
• Pengujian secara individual antara kepuasan kerja (Y) dengan kinerja karyawan (Z)
Hipotesis:
Ho: Variabel kepuasan kerja (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung
Ha: Variabel kepuasan kerja (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung
Dasar Pengambilan Keputusan
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat kesalahan (α) sebesar
5% atau 0.05.
Bila sig ≥ 0.05 maka Ho diterima
Bila sig < 0.05 maka Ho ditolak
3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah semua data selesai diolah, maka
selanjutnya dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada seluruh karyawan CV Surya
Lampung, akan didapatkan gambaran mengenai gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi,
dan kepuasan kerja karyawan, yaitu gambaran mengenai bagaimana gaya kepemimpinan
yang diterapkan oleh pimpinan CV Surya Lampung, komunikasi organisasi, dan kepuasan
kerja karyawannya, serta pimpinan dan karyawan juga dapat menilai kinerja melalui
kuesioner yang dibagikan.
Rancangan implikasi untuk penelitian ini adalah bahwa CV. Surya Lampung dapat
mengevaluasi apakah gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi yang diterapkan
selama ini dapat berjalan dengan baik serta dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan
sehingga dapat memengaruhi peningkatan kinerja karyawan CV Surya Lampung.
Apabila dari hasil penelitian diketahui bahwa gaya kepemimpinan, komunikasi
organisasi mempunyai kontribusi terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan serta
dampaknya pada kinerja karyawan maka CV. Surya Lampung perlu melakukan usaha untuk
77
meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan kemudian kinerja karyawan melalui faktor-
faktor tersebut, dilihat dari aspek-aspek yang merupakan indikator dari setiap variabel
Hasil akan disajikan dalam simpulan, simpulan tersebut berdasarkan pertanyaan
yang terdapat dalam identifikasi masalah. Kemudian saran yang diberikan diharapkan dapat
membantu pihak CV Surya Lampung agar dapat melakukan peningkatan di masa yang akan
datang.