9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pendekatan Basis Data
2.1.1 Pengertian Basis Data
Basis data atau database adalah sekumpulan relasi data logika, dan
deskripsi dari data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
organisasi. Database memungkinkan tempat penyimpanan data yang besar
dan dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan
pengguna. Database mewakili entitas, atribut, dan hubungan logis antara
entitas. (Connolly dan Begg, 2005, p15).
Menurut Fathansyah (2004, p7), basis data terdiri dari kumpulan data
yang terorganisir, relasi antar data, dan objektifnya. Objektif utama adalah
kecepatan dan kemudahan berinteraksi dengan data yang dikelola atau diolah.
Selain itu terdapat pengertian bahwa basis data adalah sekumpulan
data persisten yang digunakan oleh aplikasi sistem dari perusahaan (Date,
2000, p5).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah kumpulan data yang
mewakili berbagai macam entitas dan hubungannya yang dapat digunakan
secara bersamaan oleh banyak pengguna dan dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi organisasi.
10
2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data
Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem perangkat
lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,
memelihara, dan menyediakan akses kontrol terhadap basis data (Connolly
dan Begg, 2005, p16).
Menurut Atzeni (2003, p3) DBMS sebagai sistem perangkat lunak
yang mampu mengelola kumpulan data yang besar, untuk menjamin
kehandalan dan data yang bersifat pribadi. Seperti produk perangkat lunak,
DBMS harus efisien dan efektif.
DBMS adalah perangkat lunak yang menangani semua akses ke basis
data. (Date, 2000, p43). Selain itu menurut Ramakrishnan (2003, p3) DBMS
adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membantu pemeliharaan dan
penggunaan sekumpulan besar dari data yang diperlukan oleh sistem yang
seiring dengan penggunaannya berkembang dengan pesat.
DBMS menyediakan beberapa fasilitas, yaitu :
1. Data Definition Language (DDL) memungkinkan pengguna untuk
menspesifikasikan tipe data dan struktur, dan pembatas antara data yang
disimpan di dalam basis data.
2. Data Manipulation Language (DML) memungkinkan pengguna untuk
menambahkan, memperbaharui, menghapus, dan memperoleh kembali
data.
3. Query Language, memberikan fasilitas kepada pengguna untuk mengakses
data. Structured Query Language (SQL) adalah bahasa yang paling diakui
dan merupakan standar bagi DBMS.
11
4. Menyediakan fasilitas untuk mengontrol akses ke basis data, seperti :
a. Sistem keamanan, mencegah pengguna yang tidak memiliki hak akses
untuk memasuki basis data.
b. Integritas basis data, yang menjaga konsistensi data yang tersimpan.
c. Sistem kontrol konkurensi, yang memungkinkan akses secara
bersamaan dari basis data.
d. Sistem kontrol pemulihan, yang mengembalikan database ke keadaan
yang konsisten sebelum kegagalan perangkat keras atau perangkat
lunak.
e. Katalog yang dapat diakses pengguna, yang berisi deskripsi dari data
dalam database.
2.1.2.1 Komponen DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005, p18-21), DBMS
mempunyai lima komponen penting yaitu :
a. Perangkat Keras
Dalam menjalankan aplikasi dan DBMS diperlukan perangkat
keras. Perangkat keras dapat berupa sebuah komputer pribadi,
sebuah mainframe, dan jaringan komputer. Perangkat keras
merupakan suatu unsur fisik dari komputer yang dapat di lihat dan
di sentuh oleh manusia secara langsung untuk mendukung proses
komputerisasi. Untuk menjalankan DBMS memerlukan kecepatan
memory dan kapasitas hard disk tertentu.
12
b. Perangkat lunak
Komponen perangkat lunak meliputi perangkat lunak DBMS dan
program aplikasi beserta sistem operasi, termasuk perangkat lunak
tentang jaringan apabila DBMS digunakan dalam jaringan.
Menurut Fathansyah (2004, p4) ada tiga jenis perangkat lunak yang
terlibat dalam pengelolaan dan pengolahan basis data, yaitu:
a) Sistem Operasi
Merupakan pengendali semua operasi di dalam sebuah komputer
atau jaringan, Sistem Operasi juga menyediakan layanan low
level (berbahasa mesin) bagi perangkat lunak. Contoh- contoh
Sistem Operasi yang biasa digunakan saat ini seperti MS-
Windows, Unix, Linux, dan sebagainya.
b) Sistem Pengelola Basis Data (DBMS)
DBMS juga merupakan perangkat lunak yang menentukan
bagaimana basis data dikelola dan diorganisasi secara fisik
dalam media penyimpan perangkat komputer.
c) Aplikasi Pengguna Basis Data
Merupakan kelompok perangkat lunak yang bersentuhan
langsung dengan pemakai basis data (end-user).
c. Data
Data merupakan komponen terpenting dari DBMS, khususnya dari
sudut pandang end user sebagai jembatan penghubung komponen
mesin dengan komponen manusia. Struktur dari basis data disebut
dengan skema. Menurut Potter (2003, p352), data adalah fakta-
13
fakta mentah, yang tidak terorganisir untuk menyampaikan arti
yang spesifik. Sedangan menurut Hoffer (2002, p4), data adalah
kumpulan fakta, hasil-hasil pengujian, grafik, gambar, dan video
yang mempunyai arti dalam lingkungan pengguna.
d. Prosedur
Instruksi dan aturan yang mengatur desain dan pengguna dari basis
data. Pengguna dari sistem dan staff yang mengatur basis data
memerlukan prosedur dokumen tentang bagaimana menggunakan
atau menjalankan sistem. Prosedur ini terdiri dari beberapa instruksi
tentang bagaimana untuk :
a) Masuk ke dalam DBMS
b) Menggunakan fasilitas DBMS tertentu atau program aplikasi
c) Memulai dan mengakhiri DBMS
d) Membuat backup database
e) Menangani kerusakan perangkat lunak atau perangkat keras
f) Mengubah struktur dari table, mengatur basis data di beberapa
tempat penyimpanan, meningkatkan performa, atau menyimpan
data di secondary storage seperti hard disk drive.
e. Manusia (Pengguna)
Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dalam sistem
tersebut. Komponen pengguna (Connolly dan Begg, 2005, p22-24)
terdiri dari :
a) Data Administrator (DA)
14
Data Administrator bertanggung jawab atas manajemen sumber
daya data termasuk perencanaan basis data, pengembangan dan
standar pemeliharaannya, peraturan dan prosedur, dan
perancangan basis data secara konseptual/logis.
b) Database Administrator (DBA)
DBA bertanggung jawab atas realisasi fisik dari basis data
termasuk perancangan basis data fisik dan implementasi,
keamanan dan kontrol yang terintegrasi, perawatan sistem
operasional, dan meyakinkan kinerja aplikasi yang memuaskan
pengguna.
c) Application Developer
Application Developer bertanggung jawab atas basis data setelah
diimplementasikan, program aplikasi yang menyediakan
fungsionalitas yang diperlukan untuk end-users harus
diimplementasikan.
d) End-Users
End-Users adalah client basis data yang telah dirancang dan
diimplementasikan, serta dipelihara agar dapat menyediakan
kebutuhan-kebutuhan informasi mereka. End–Users dapat
diklasifikasikan berdasarkan cara mereka menggunakan sistem,
yaitu :
1. Naïve Users
Merupakan pengguna yang tidak mengetahui sama sekali
mengenai DBMS.
15
2. Sophisticated Users
Merupakan pengguna yang sudah mengenal struktur DBMS
dengan baik dan mengetahui fasilitas-fasilitas yang
ditawarkan oleh DBMS.
2.1.2.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005, p26-30), keuntungan
DBMS adalah sebagai berikut :
a. Adanya kontrol terhadap redundansi data
b. Mendapatkan konsistensi data
c. Mendapatkan informasi lebih banyak dari sejumlah data yang sama
d. Dapat berbagi data (sharing of data)
e. Meningkatkan integritas data
f. Meningkatkan keamanan
g. Meningkatkan standar
h. Skala ekonomi
i. Menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang saling bertabrakan
j. Meningkatkan pengaksesan dan respon data
k. Meningkatkan produktivitas
l. Meningkatkan pemeliharaan melalui data yang berdiri sendiri
m. Meningkatkan ketepatan
n. Meningkatkan layanan backup dan recovery
Sedangkan, kerugian dari DBMS adalah sebagai berikut:
a. Kompleksitas
16
b. Membutuhkan memori yang lebih besar untuk menjalankan DBMS.
c. Memerlukan biaya untuk perangkat keras tambahan
d. Biaya dari penggunaan DBMS yang tinggi
e. Kinerja beberapa aplikasi menurun
f. Dampak yang tinggi dari kegagalan
2.1.3 Structure Query Language
SQL bukan hanya bahasa query, SQL berisi fitur dari Data Definition
Language dan Data Manipulation Language (Atzeni, 2003, p85). Bahasa
yang digunakan dalam basis data sebaiknya harus mengijinkan pengguna
untuk membuat basis data dan struktur relasi. Serta dapat menampilkan tugas
manajemen basis data (memasukan, memperbaharui, penghapusan data),
menyediakan pengubahan data, penghapusan data dan menyediakan query
yang sederhana maupun kompleks. SQL adalah salah satu contoh dari bahasa
yang dirancang untuk menggunakan relasi dalam mengubah input menjadi
output yang diinginkan.
2.1.3.1 Data Definition Language
Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), data definition
language (DDL) adalah sebuah bahasa yang mengijinkan DBA atau
user untuk mendeskripsikan dan memberi nama entitas, atribut, dan
hubungan yang diperlukan aplikasi beserta integrity yang berhubungan
dan batasan keamanan.
17
Perintah-perintah data definition language (DDL) yang digunakan
diantaranya :
a. .................................................................................................... C
reate Table, digunakan untuk membuat tabel dengan
mengidentifikasikan tipe data untuk setiap kolom.
b. .................................................................................................... A
lter Table, digunakan untuk menambah atau membuang kolom dari
konstrain.
c. .................................................................................................... D
rop Table, digunakan untuk membuang atau menghapus table
berserta semua data yang terkait didalamnya.
d. .................................................................................................... C
reate Index, digunakan untuk membuat indeks pada suatu tabel.
e. .................................................................................................... D
rop Index, digunakan untuk membuang atau menghapus indeks
yang telah dibuat sebelumnya
2.1.3.2 Data Manipulation Language
Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), data manipulation
language (DML) adalah sebuah bahasa yang menyediakan
sekumpulan operasi yang mendukung suatu operasi manipulasi data
yang berada dalam basis data.
Pengoperasian data yang akan dimanipulasi pada umumnya meliputi :
18
a. Penambahan data baru ke dalam basis data.
b. Modifikasi data yang disimpan dalam basis data.
c. Pengembalian data yang terdapat dalam basis data.
d. Penghapusan data dari basis data.
Perintah-perintah yang ada pada data manipulation language (DML)
diantaranya :
a. .................................................................................................... S
elect, digunakan untuk menampilkan sebagian atau seluruh isi dari
suatu tabel dan menampilkan kombinasi isi dari beberapa tabel.
b. .................................................................................................... U
pdate, digunakan untuk mengubah isi satu atau beberapa atribut dari
suatu tabel.
c. .................................................................................................... I
nsert, digunakan untuk menambah satu atau beberapa baris nilai
baru ke dalam suatu tabel.
d. .................................................................................................... D
elete, digunakan untuk menghapus sebagian atau seluruh isi dari
suatu tabel.
DML dikategorikan menjadi dua , yaitu :
1. .................................................................................................... P
rocedural DML
19
Sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk
memberitahukan sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana
untuk mengambil data.
2. ..................................................................................................... N
on-Procedural DML
Sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menyatakan
data apa yang diperlukan daripada bagaimana harus diambil.
2.1.4 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005, p284), siklus hidup aplikasi basis
data adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Basis Data (Database Planning)
2. Definisi Sistem (System Definition)
3. Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirement Collection and
Analysis)
4. Perancangan Basis Data (Database Design)
5. Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
6. Perancangan Aplikasi (Application Design)
7. Prototyping
20
8. Implementasi (Implementation)
9. Data Conversion and Loading
10. Pengujian (Testing)
11. Operational Maintenance
Gambar 2.1 Tahapan Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
21
2.1.4.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p286), database planning
merupakan tahapan untuk merencanakan bagaimana langkah-langkah
dalam siklus hidup basis data agar dapat direalisasikan seefisien dan
seefektif mungkin. Perencanaan basis data harus dapat diintegrasikan
dengan keseluruhan strategi sistem informasi suatu organisasi.
Terdapat tiga isu utama dalam merumuskan strategi sistem informasi,
diantaranya:
1. Identifikasi dari rencana dan tujuan perusahaan dengan
menentukan kebutuhan sistem informasi yang diperlukan.
2. Mengevaluasi sistem informasi yang ada sekarang ini untuk
menentukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang
ada.
3. Penilaian terhadap peluang teknologi informasi yang dapat
menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
Langkah pertama yang paling penting dalam perencanaan basis data
adalah menggambarkan dengan jelas mission statement dari proyek
basis data, kemudian menentukan mission objectives di mana tiap-tiap
mission objectives dapat mengidentifikasi tugas-tugas tertentu yang
didukung oleh basis data.
2.1.4.2 Definisi Sistem (System Definition)
22
Menurut Connolly dan Begg (2005, p286), definisi sistem
(system definition) adalah mendeskripsikan jangkauan dan batasan
dari aplikasi basis data dan pandangan-pandangan utama para
pengguna. Sebelum mendesain suatu aplikasi basis data, terlebih
dahulu mengindentifikasikan batasan-batasan dari sistem yang
sedang diteliti dan bagaimana kaitannya dengan bagian lain dari
sistem informasi perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk
memastikan bahwa tidak ada pengguna utama basis data yang
terlupakan ketika dilakukan pengembangan aplikasi.
2.1.4.3 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirement Collection
and Analysis)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p288), Analisis dan
pengumpulan kebutuhan (requirement collection and analysis)
merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian
perusahaan yang akan didukung oleh aplikasi basis data, dan
menggunakan informasi ini untuk mengindentifikasikan kebutuhan
pengguna aplikasi terhadap sistem baru.
Informasi yang dikumpulkan diantaranya :
1. Penjabaran dari data yang digunakan.
2. Detail mengenai bagaimana data digunakan.
3. Kebutuhan tambahan apapun untuk aplikasi basis data yang baru.
Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengindentifikasikan
kebutuhan yang dimasukkan untuk aplikasi basis data yang baru. Ada
23
tiga macam pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari sebuah
aplikasi basis data dengan berbagai pandangan pengguna, yaitu :
1. Pendekatan Centralized
Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna disatukan menjadi satu
set kebutuhan untuk aplikasi basis data. Umumnya pendekatan ini
dipakai jika basis datanya tidak terlalu kompleks.
2. Pendekatan View Integration
Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna digunakan untuk
membangun sebuah model data terpisah yang merepresentasikan
tiap pandangan. Hasil dari data-data model tersebut kemudian
disatukan di bagian desain basis data.
3. Kombinasi keduanya.
2.1.4.4 Perancangan Basis Data (Database Design)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p291), perancangan basis
data (database design) merupakan proses pembuatan suatu desain
untuk sebuah basis data yang akan mendukung operasional dan
tujuan suatu perusahaan.
Ada dua pendekatan untuk mendesain sebuah basis data, yaitu :
1. Pendekatan bottom-up, dimulai pada tingkat awal dari atribut
(properti dari entitas dan relationship), melalui analisis dari
asosiasi antar atribut, dikelompokkan menjadi hubungan yang
merepresentasikan jenis-jenis entitas dan hubungan antar entitas.
24
Pendekatan ini cocok untuk mendesain basis data yang
sederhana dengan jumlah atribut yang tidak banyak.
2. Pendekatan top-down, digunakan pada basis data yang lebih
kompleks. Dimulai dengan pengembangan dari model data yang
mengandung beberapa entitas dan hubungan tingkat tinggi,
kemudian menggunakan perbaikan top-down berturut-turut untuk
mengindentifikasikan entitas, hubungan dan atribut berkaitan
tingkat rendah. Pendekatan ini biasanya digambarkan melalui ER
(Entity Relationship).
Menurut Connolly dan Begg (2005, p293), perancangan basis
data (database design) dibagi dalam tiga tahapan, yaitu :
1. Perancangan Konseptual (Conceptual Database Design)
Proses membangun suatu model berdasarkan informasi yang
digunakan oleh perusahaan, tanpa pertimbangan perencanaan
fisik. Model data dibangun dengan menggunakan informasi
dalam spesifikasi kebutuhan pengguna. Model data konseptual
merupakan sumber informasi untuk tahap desain logikal.
2. Perancangan Logikal (Logical Database Design)
Proses pembuatan suatu model informasi yang digunakan
perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi
tidak tergantung dari Database Management System (DBMS)
yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain. Model data
25
konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan
dipetakan ke dalam model data logikal.
3. Perancangan Fisikal (Physical database design)
Proses untuk menghasilkan gambaran dari implementasi basis
data pada tempat penyimpanan, menjelaskan dasar dari relasi,
organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data
dan menghubungkan beberapa integrity constraints dan
pengukuran keamanan.
2.1.4.5 Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p295), pemilihan DBMS
yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis data mencakup :
1. Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi.
Menentukan tujuan, batasan masalah dan tugas yang harus
dilakukan.
2. Mendaftar dua atau tiga jenis produk.
Membuat daftar barang-barang, misalnya darimana barang
didapat, berapa biayanya, serta bagaimana bila ingin
mendapatkannya.
3. Mengevaluasikan produk.
Barang-barang yang ada dalam barang diteliti lebih lanjut untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan barang tersebut.
4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan.
26
Langkah terakhir dari DBMS, yaitu mendokumentasikan proses
dan untuk menyediakan pernyataan mengenai kesimpulan dan
rekomendasi terhadap salah satu produk DBMS.
2.1.4.6 Perancangan Aplikasi (Application Design)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p298-300), perancangan
aplikasi (application design) adalah merancang antarmuka pengguna
(user interface) dan program aplikasi, yang akan menggunakan dan
memproses basis data. Dalam perancangan aplikasi harus
memastikan semua kebutuhan-kebutuhan dari spesifikasi kebutuhan
pengguna (user requirement specification) yang menyangkut
perancangan aplikasi program yang mengakses basis data dan
merancang transaksi yaitu cara akses ke basis data dan perubahan
terhadap isi basis data (retrieve, update dan kegiatan keduanya).
Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang
dibutuhkan, sehingga pengguna aplikasi mudah mempelajari dan
mudah menggunakannya.
2.1.4.7 Prototyping
Menurut Connolly dan Begg (2005, p303-304), prototyping
merupakan pembuatan model kerja dari aplikasi basis data, yang
27
membolehkan perancang atau user untuk mengevaluasi hasil akhir
sistem, baik dari segi tampilan maupun fungsi yang dimiliki sistem
(Connolly dan Begg, 2005, p291-292).
Tujuan utama dari prototyping yaitu :
1. Menuntun user menggunakan prototype untuk mengidentifikasikan
fitur-fitur agar sistem berjalan dengan baik.
2. Sebagai saran pengembangan atau mungkin menambah fitur baru
pada aplikasi basis data.
Ada 2 strategi prototyping yang umum digunakan sekarang yaitu :
1. Requirement prototyping, menggunakan prototype untuk menetapkan
kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data. Ketika kebutuhan sudah
terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau dibuang (discard).
2. Evolutionary prototype, menggunakan prototype untuk menetapkan
kebutuhan yang selanjutnya dikembangkan menjadi aplikasi basis
data yang bekerja.
2.1.4.8 Implementasi (Implementation)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p304), implementasi
merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi. Dalam tahap
penyelesaian desain, kita dapat menerapkan basis data dan program
aplikasi yang telah kita buat. Implementasi basis data menggunakan DDL
yang kita pilih dalam melakukan pemilihan DBMS atau dengan
menggunakan graphical user interface (GUI), yang menyediakan
fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang low level. Pandangan
28
pengguna lainnya juga diimplementasikan. Data Manipulation Language
(DML) digunakan untuk mengimplementasikan transaksi basis data di
dalam bagian aplikasi program dari tujuan DBMS.
2.1.4.9 Data Conversion and Loading
Data Conversion and Loading mencakup pengambilan data dari
sistem yang lama untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru
(Connolly dan Begg, 2005, p305). Langkah ini hanya dibutuhkan ketika
suatu sistem basis data baru sedang menggantikan sistem yang lama. Saat
ini, hal yang umum untuk DBMS untuk memiliki sebuah kegunaan yang
dapat mengisi file yang ada ke dalam basis data yang baru. Tahapan ini
memungkinkan pengembang (developer) untuk mengkonversi dan
menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan
pada sistem baru. Ketika conversion and loading dibutuhkan, prosesnya
harus direncanakan untuk memastikan kelancaran transaksi untuk
keseluruhan operasi.
2.1.4.10 Pengujian (Testing)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p305), testing adalah proses
menjalankan sistem basis data untuk menemukan kesalahan-kesalahan.
Sebelum digunakan, sistem basis data yang baru dikembangkan harus
diuji secara menyeluruh. Hal ini dicapai dengan menggunakan strategi uji
29
yang sudah direncanakan dan data yang realistis sehingga keseluruhan
proses pengujian sesuai dengan metode dan dilaksanakan dengan aturan
yang ada.
2.1.4.11 Operational Maintenance
Operational maintenance adalah proses memantau dan
memelihara sistem setelah di install (Connolly dan Begg, 2005, p306).
Pada tahap ini sistem beralih ke tahapan pemeliharaan. Yang termasuk
aktivitas dari tahapan pemeliharaan diantaranya :
1. Memantau kinerja dari sistem.
Jika kinerjanya menurun di bawah level yang dapat diterima, mungkin
diperlukan untuk mengorganisasi kembali basis data yang ada.
2. Pemeliharaan dan pembaharuan sistem basis datanya (jika diperlukan).
Ketika basis data sepenuhnya bekerja, pemantauan harus memastikan
kinerjanya dapat berada dalam tingkat yang dapat diterima. Sebuah
DBMS biasanya menyediakan berbagai kegunaan (utilities) untuk
membantu administrasi basis data termasuk kegunaan (utilities) untuk
mengisi data ke dalam basis data dan untuk memantau sistem.
Kegunaan ini memperbolehkan sistem pemantauan untuk memberikan
informasi seperti tentang penggunaan basis data dan strategi eksekusi
query. Database administrator dapat menggunakan informasi ini untuk
memperbaiki sistem agar dapat memberikan kinerja yang lebih baik.
30
2.1.5 Entity-Relationship Modeling
Menurut Connolly dan Begg (2005, p342), Entity-Relationship
Modeling merupakan pendekatan top-down untuk desain basis data yang
dimulai dengan mengindentifikasi data penting yang disebut entitas dan relasi
antara data yang harus direpresentasikan dalam model. Kemudian
menambahkan data yang lebih rinci seperti informasi yang ingin digunakan
mengenai entitas, relasi, dan atribut.
31
Gambar 2.2 Simbol-Simbol ER-Modelling
2.1.5.1 Entity types
Menurut Connolly dan Begg (2005, p343), entitas adalah
sekumpulan objek dengan properti (sifat) yang sama, yang
diidentifikasikan oleh organisasi yang keberadaannya bebas
(independent existence) dan keberadaannya dapat berupa fisik
32
maupun abstrak. Sedangkan enity occurrence adalah sebuah objek
dari satu tipe entitas yang dapat diidentifikasi secara unik (Connolly
dan Begg, 2005, p343)
Menurut Atzeni (2003, p165), entitas mewakili kelas dari
objek seperti fakta, hal, dan orang. Dalam skema, setiap entitas
memiliki nama yang unik dan dilambangkan dengan gambar persegi
panjang yang berisi nama entitas.
Gambar 2.3 Representasi Diagram dari Tipe Entitas Pegawai dan Cabang
Menurut Connolly dan Begg (2005, p354-355), tipe entitas
dapat diklasifikasikan menjadi :
1) .................................................................................................. T
ipe entitas kuat, yaitu tipe entitas yang keberadaannya tidak
bergantung pada tipe entitas lain.
2) .................................................................................................. T
ipe entitas lemah, yaitu tipe entitas yang keberadaannya
bergantung pada tipe entitas lain.
33
Gambar 2.4 Representasi Diagram dari Tipe Entitas Kuat dan Tipe Entitas Lemah
2.1.5.2 Relationship types
Menurut Connolly dan Begg (2005, p346), Relationship Type
adalah sekumpulan entitas yang berhubungan dan mempunyai arti
(meaningful associations) antara tipe entitas yang ada.
Relationship occurrence merupakan sebuah keterhubungan
yang diidentifikasikan secara unik yang meliputi suatu kejadian dari
setiap tipe entitas yang ada.
Gambar 2.5 Relationship Types
34
Degree of relationship yaitu jumlah tipe entitas yang ada
dalam suatu relasi. Degree of relationship terdiri dari :
1. ................................................................................................. B
inary Relationship
Keterhubungan antara dua entitas.
Gambar 2.6 Binary Relationship
2. ................................................................................................. T
ernary Relationship
Keterhubungan antara tiga tipe entitas.
Gambar 2.7 Ternary Relationship
3. ................................................................................................. Q
uarternary Relationship
Keterhubungan antara empat tipe entitas.
35
Gambar 2.8 Quarternary Relationship
Recursive Relationship adalah keterhubungan antara satu tipe entitas,
dimana tipe entitas yang sama ikut serta lebih dari satu kali dengan
peran yang berbeda.
Gambar 2.9 Recursive Relationship
2.1.5.3 Attibutes
Menurut Connolly dan Begg (2005, p350), atribut adalah
sebuah sifat dari entitas atau relasi.
36
Gambar 2.10 Entitas dengan Atribut
Atribut domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan
untuk satu atau lebih atribut. Atribut dapat diklasifikasikan menjadi
lima jenis, yaitu :
1. .................................................................................................. S
imple attributes adalah sebuah atribut yang terdiri dari komponen
tunggal yang mempunyai keberadaan bebas dan tidak dapat dibagi
menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama
atomic attributes.
2. .................................................................................................. C
omposite attributes adalah sebuah atribut yang terdiri dari
beberapa komponen, dimana masing-masing komponen
mempunyai keberadaan yang bebas.
3. .................................................................................................. S
ingle-valued attributes adalah atribut yang memiliki nilai tunggal
untuk setiap kejadian dari tipe entitas.
37
4. .................................................................................................. M
ulti-Valued Attributes adalah atribut yang memiliki beberapa nilai
untuk setiap kejadian dari tiap tipe entitas.
5. .................................................................................................. D
erived Attributes
Atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau
sekelompok atribut yang berhubungan dan tidak harus berasal dari
satu entitas.
Gambar 2.11 Diagram Entitas dengan Atribut serta Primary Key
2.1.5.4 Keys
Menurut Connolly dan Begg (2005, p352), key adalah sebuah
field yang digunakan untuk mengidentifikasi satu atribut atau lebih
yang secara unik mengidentifikasi setiap record.
Candidate key adalah kunci yang secara unik mengenali
setiap kejadian didalam tipe entitas. Sebuah candidate key tidak
38
boleh null. Sebuah entitas boleh memiliki lebih dari satu candidate
key. Composite key adalah sebuah candidate key yang memiliki dua
atau lebih atribut.
Primary key adalah candidate key yang terpilih untuk
mengidentifikasikan secara unik sebuah kejadian dari setiap entitas.
Biasanya terdapat lebih dari satu candidate key yang harus dipilih
untuk menjadi primary key. Pemilihan primary key didasarkan pada
panjang atribut, jumlah minimal atribut yang dibutuhkan, dan
memenuhi syarat yang unik.
Alternate key adalah candidate key yang tidak dipilih sebagai
primary key.
Composite key yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau
lebih atribut. Pada kondisi tertentu, suatu atribut tidak dapat
digunakan untuk mengidentifikasi baris secara unik dan
membutuhkan kolom lain untuk digunakan sebagai primary key.
Foreign key adalah sebuah primary key pada sebuah entitas
yang digunakan pada entitas lain untuk mengidentifikasi sebuah
relationship.
2.1.5.5 Structural Constraint
39
Menurut Connolly dan Begg (2005, p356), batasan-batasan
yang menggambarkan pembatasan pada relationship seperti yang ada
pada dunia nyata harus diterapkan pada tipe entitas yang ikut serta
dalam sebuah relationship. Tipe utama dari batasan hubungan
didalam suatu relationship disebut multiplicity.
Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin terjadi
pada entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain dari
suatu relationship.
Derajat yang biasa digunakan dalam suatu relationship adalah
binary relationship yang terdiri atas :
1. Hubungan one to one (1 : 1)
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah
entity occurence pada entitas yang satu dengan entity occurence
pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.
Gambar 2.12 One to One Relationship
Hubungan one to one (1 : 1) dapat terjadi bila setiap entitas pada
himpunan entitas Pegawai berhubungan paling banyak satu entitas
40
dengan satu entitas pada himpunan entitas Barang, dan sebaliknya
setiap entitas pada himpunan entitas Barang behubungan paling
banyak satu entitas dengan satu entitas pada himpunan entitas
Pegawai.
2. Hubungan one to many (1 : *)
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah
entity occurence pada entitas yang satu dengan satu atau lebih
entity occurence pada entitas lainnya yang ikut serta dalam
relationship tersebut.
Gambar 2.13 One to Many Relationship
Berarti setiap entitas pada himpunan entitas Pegawai dapat
behubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas Barang.
Namun, setiap entitas pada himpunan entitas Barang hanya dapat
berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan
entitas Pegawai.
3. Hubungan many to many (* : *)
41
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara satu atau
lebih entity occurence pada entitas yang satu dengan satu atau
lebih entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.
Gambar 2.14 Many to Many Relationship
Berarti setiap entitas pada himpunan entitas Newspaper dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas
PropertyForRent. Dan sebaliknya, setiap entitas pada himpunan
entitas PropertyForRent hanya dapat berhubungan dengan banyak
entitas pada himpunan entitas Newspaper.
2.1.6 Metodologi Perancangan Basisdata
Metodologi perancangan adalah suatu pendekatan terstruktur yang
menggunakan bantuan prosedur-prosedur, teknik-teknik, alat-alat dan
dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan.
Metodologi perancangan basis data terdiri dari fase-fase yang masing-masing
terdiri dari sejumlah langkah-langkah, yang memandu perancang ke dalam
teknik-teknik yang tepat pada setiap tingkatan proyek. Metodologi
perancangan juga membantu perancang untuk merencana, mengatur,
42
mengontrol, dan mengevaluasi proyek perkembangan basis data (Connolly
dan Begg, 2005, p438).
2.1.6.1 Perancangan Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2005, p439), perancangan
konseptual basis data (Conceptual Database Design) adalah suatu
proses membangun suatu model berdasarkan informasi yang
digunakan oleh perusahaan, tanpa pertimbangan perencanaan fisik.
Langkah 1 Membangun model data konseptual
Tahap ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
1.1 Identifikasi tipe entitas
Mengidentifikasi entitas dengan memeriksa spesifikasi dari
kebutuhan-kebutuhan pengguna.
1.2 Identifikasi tipe relasi
Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang ada antara entitas yang
telah diidentifikasikan. Dalam mengidentifikasi tipe relasi yang ada
dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD), mencari
batasan dari tipe relasi, memeriksa fan and chasm traps, dan
mendokumentasikan tipe relasi.
1.3 Identifikasi dan hubungkan atribut dengan entitas atau tipe
relasi
Menghubungkan atribut-atribut yang berkaitan dengan entitas atau
tipe relasi yang sesuai.
1.4 Menentukan domain atribut
43
Menentukan domain untuk tiap tiap atribut dalam model data
konseptual lokal dan mendokumentasikan setiap detail dari domain.
Domain adalah suatu kelompok nilai dimana satu atau lebih atribut
mengambil nilainya.
1.5 Menentukan atribut-atribut candidate key, primary key, dan
alternate keys.
Mengidentifikasi candidate key untuk setiap tipe entitas dan jika ada
lebih dari satu candidate key, pilihlah satu untuk dijadikan primary
key, dan sisanya menjadi alternate key.
1.6 Mempertimbangan penggunaan konsep Enchanced Modeling
(bersifat opsional)
Mempertimbangkan penggunaan konsep enchanced modeling seperti
spesialisasi, generalisasi, agregasi, dan komposisi.
1.7 Memeriksa redundansi pada model
Pada langkah ini dilakukan pemeriksaan model data konseptual lokal
dengan sasaran spesifik untuk mengidentifikasi apakah ada terjadi
redundansi dan menghapus jika terjadi redudansi.
1.8 Validasikan model data konseptual terhadap transaksi
pengguna
Langkah ini untuk meyakinkan bahwa model konseptual lokal
mendukung transaksi yang dibutuhkan. Ada dua pendekatan untuk
memastikan model data konseptual lokal untuk mendukung transaksi
yang dibutuhkan :
a. Mendeskripsikan transaksi-transaksi
44
Memeriksa seluruh informasi (entitas, relasi, dan atribut) yang
dibutuhkan oleh setiap transaksi yang telah disediakan model,
dengan mendokumentasikan setiap kebutuhan transaksi.
b. Menggunakan jalur transaksi (Transaction Pathway).
Untuk validasi model data terhadap transaksi yang dibutuhkan
termasuk representasi diagaram jalur yang digunakan oleh setiap
transaksi langsung pada ER diagram.
1.9 Melakukan review model data konseptual lokal dengan
pengguna.
Untuk mengevaluasi model data konseptual lokal dengan pengguna
dan memastikan bahwa model data tersebut adalah representasi yang
nyata dari data yang dibutuhkan perusahaan. Model data konseptual
ini meliputi ER diagram dan dokumentasi pendukung yang
menggambarkan model data. Bila ada kejanggalan (anomaly) dalam
model data, maka harus dibuat perubahan yang sesuai, yang mungkin
membutuhkan pengulangan langkah-langkah sebelumnya.
2.1.6.2 Perancangan Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2005, p439), perancangan
logikal adalah proses pembuatan suatu model informasi yang
digunakan perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik,
tetapi tidak tergantung dari Database Management System (DBMS)
yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain. Pada tahap ini, tujuan
utamanya adalah menerjemahkan model data konseptual yang telah
45
dibuat sebelumnya menjadi sebuah model data logikal dari kebutuhan
data pada perusahaan.
Langkah 2 Membangun dan memvalidasi model data logikal
Langkah-langkah ini dapat digambarkan sebagai berikut :
2.1 Memperoleh relasi-relasi untuk model data logikal
Tujuan dari langkah ini adalah membuat relasi untuk model data
logikal untuk menggambarkan entitas, relasi, dan atribut yang telah
diidentifikasi.
2.2 Validasi relasi dengan normalisasi
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memvalidasi relasi-relasi yang
ada dalam model data logikal. Jika relasi-relasi yang dihasilkan
belum ternormalisasi, maka akan dilakukan normalisasi. Langkah-
langkahnya antara lain First Normal Form (1NF), Second Normal
Form (2NF), dan Third Normal Form (3NF).
2.3 Validasi relasi terhadap transaksi pengguna
Tujuan dalam langkah ini adalah untuk memastikan bahwa model
data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan, dengan detail
pada spesifikasi kebutuhan pengguna.
2.4 Memeriksa integrity constraints
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memeriksa integrity constraints
(batasan integritas) yang digambarkan model data logikal. Integrity
constraints adalah batasan yang ditentukan dengan tujuan untuk
melindungi basis data menjadi tidak lengkap, tidak akurat, atau tidak
konsisten. Batasan-batasan tersebut meliputi required data, attribute
46
domain constraints, multiplicity, entity integrity, referential integrity,
serta general constraints.
2.5 Meninjau kembali model data logikal dengan pengguna
Tujuan dari langkah ini adalah untuk meninjau kembali model data
logikal dengan pengguna untuk memastikan bahwa model data
tersebut adalah representasi yang nyata dari data yang dibutuhkan
perusahaan.
2.6 Menggabungkan model data logikal ke dalam model global
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menggabungkan model data
logikal lokal ke dalam sebuah model data logikal global yang
mewakili semua pandangan pengguna dari sebuah basis data.
2.7 Memeriksa pertumbuhan masa depan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan apakah ada
perubahan-perubahan signifikan dalam perkiraan masa depan dan
menilai apakah model data logikal dapat mengakomodasi perubahan-
perubahan ini.
2.1.6.3 Perancangan Fisikal
Menurut Connolly dan Begg (2005, p439), perancangan
fisikal (Physical database design) adalah proses untuk menghasilkan
gambaran dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan,
menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file, dan indeks yang
digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan beberapa
integrity constraints dan pengukuran keamanan.
47
Metode perancangan fisikal basis data memiliki langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah 3 Menerjemahkan model data logikal untuk target
DBMS
Secara umum, langkah ini menghasilkan sebuah sistem basis data
relational dari model data logikal yang dapat diimplementasikan
dalam target DBMS.
3.1 Merancang relasi-relasi dasar
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan bagaimana
menggambarkan relasi dasar yang telah diidentifikasikan pada model
data logikal dalam target DBMS.
3.2 Merancang representasi dari derived data
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan bagaimana
menggambarkan derived data yang diperoleh pada model data
logikal dalam target DBMS. Derived data adalah data atau atribut
yang mempunyai nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut
lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas.
3.3 Merancang batasan-batasan umum
Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang batasan-batasan
umum untuk target DBMS. Dalam langkah ini, dirancang sejumlah
batasan umum seperti data yang dibutuhkan, batasan domain, entitas,
dan integritas referensial.
Langkah 4 Merancang organisasi file dan indeks
48
Menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan relasi-
relasi dasar dan indeks-indeks yang diperlukan untuk mencapai
performance yang diinginkan, untuk itu akan ditentukan relasi dan
tuple mana yang ada pada secondary storage.
4.1 Menganalisis transaksi
Memahami fungsionalitas transaksi yang akan dijalankan pada basis
data dan menganalisis transaksi-transaksi penting. Untuk
menjalankan perancangan fisikal database dengan efektif, dibutuhkan
pengetahuan transaksi yang dijalankan dalam database tersebut,
termasuk informasi kualitatif maupun kuantitatif.
4.2 Memilih organisasi file
Menentukan pengelompokkan file yang efisien untuk setiap relasi
yang terbentuk. Salah satu dari tujuan utama dalam merancang fisikal
database adalah untuk menyimpan dan mengakses data dengan cara
yang efisien. Dengan kata lain, kita dapat menggunakan struktur
penyimpanan yang efisien untuk mendirikan database untuk
digunakan secara operasional.
4.3 Memilih indeks-indeks
Menentukan jika penambahan indeks akan meningkatkan
performance sistem. Membuat pengelompokan keputusan untuk
menyempurnakan konsep dan skema untuk memenuhi tujuan kinerja.
Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan yaitu apa saja
relasi yang harus memiliki indeks, perlukah kita membuat beberapa
49
indeks, dan untuk masing-masing indeks, bentuk indeks seperti apa
yang diperlukan (kelompok, pohon, statis, dinamis, dsb).
4.4 Memperkirakan kebutuhan disk space
Memperkirakan jumlah disk space yang akan dibutuhkan oleh basis
data. Secara umum, disk space yang dibutuhkan diperkirakan
berdasarkan ukuran dari masing-masing tuple dan banyaknya tuple
dalam sebuah relasi. Perkiraan disk space dengan penghitungan yang
matang penting dalam perancangan fisikal basis data terlebih apabila
harus mengganti perangkat keras yang digunakan.
Langkah 5 Merancang user view
Merancang user view yang telah diidentifikasikan selama
pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dan tahapan analisis dari siklus
hidup aplikasi basis data. Fase awal dalam metodologi perancangan
basis data melibatkan produksi dari konseptual data model baik untuk
satu pengguna maupun beberapa pengguna. Dalam fase berikutnya,
konseptual data model dipetakan ke dalam logikal data model
berdasarkan model relasi.
Langkah 6 Merancang mekanisme keamanan
Merancang mekanisme keamanan untuk basis data seperti yang
ditentukan oleh pengguna selama pengumpulan kebutuhan-
kebutuhan dan tahapan analisis dari siklus hidup aplikasi basis data.
Relational DBMS secara umum menyediakan dua tipe keamanan
basis data yaitu :
50
a. Keamanan sistem : mencakup akses dan penggunaan basis data
pada level sistem, seperti username dan password.
b. Keamanan data : mencakup akses dan penggunaan objek basis
data (seperti relasi dan view) dan aksi yang dapat dilakukan user
terhadap objek.
Langkah 7 Mempertimbangkan adanya pengontrolan
redundansi
Bertujuan untuk menentukan apakah redundansi dalam batasan yang
terkendali dengan menggunakan teknik normalisasi akan
meningkatkan performance dari sistem.
Langkah 8 Memonitor dan menyesuaikan sistem operasi
Bertujuan untuk mengawasi sistem operasional dan meningkatkan
performance dari sistem untuk memperbaiki kebutuhan perancangan
yang tidak sesuai atau merefleksikan perubahan-perubahan
kebutuhan.
2.1.7 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, p388), normalisasi adalah
suatu teknik untuk menghasilkan satu set relasi dengan properties yang
diinginkan dan memberikan kebutuhan data organisasi.
Tujuan dilakukan normalisasi adalah sebagai berikut :
1. Membuat seminimal mungkin terjadinya rangkap.
51
2. Menghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila
terjadi penambahan, penghapusan data sebagai akibat adanya data
rangkap.
3. Menjamin bahwa identitas tabel secara tunggal sebagai determinasi
semua atribut.
Beberapa bentuk proses normalisasi menurut Connolly dan Begg (2005,
p401-412) dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Unnormalized Form (UNF)
Pada bentuk tidak normal ini, tabel masih mengandung satu atau
lebih kelompok pengulangan (repeating group). Tabel UNF ini
dibuat dengan mentransformasi data dari sumber informasi ke dalam
tabel berbentuk baris dan kolom.
2. First Normal Form (1NF)
Pada bentuk normal pertama ini, suatu relasi dimana pada setiap sel
(perpotongan baris dan kolom) hanya mengandung satu nilai, setiap
sel mengandung nilai atomic (single value)
3. Second Normal Form (2NF)
Pada bentuk normal kedua, suatu relasi telah melalui bentuk normal
pertama, dan akan dilakukan dekomposisi atau pemisahan sesuai
dengan sifat ketergantungan fungsional. Setiap atribut non-primary
key secara fungsional bergantung penuh pada primary key nya.
4. Third Normal Form (3NF)
52
Pada bentuk normal ketiga, suatu relasi telah melaluli bentuk normal
pertama dan kedua, dan atribut yang bukan non-primary key
tergantung secara transitif pada primary key.
2.1.8 Tools yang Digunakan
2.1.8.1 Diagraming Tools
1. DFD (Data Flow Diagram)
a. Pengertian DFD
Menurut Whitten et all (2004, p344) Data Flow
Diagram (DFD) adalah sebuah alat pemodelan yang digunakan
untuk menggambarkan aliran data pada suatu sistem dan
pekerjaan atau proses yang dilakukan oleh sistem. DFD ini
sering disebut juga dengan nama bubble chart, bubble diagram,
model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
Sedangkan menurut Marakas (2006, p117) DFD adalah
perangkat grafis yang menggambarkan urutan dari proses
beserta fungsi-fungsi yang ada di dalamnya ke dalam suatu
spesifikasi batasan sistem dan aliran data melalui sistem
tersebut.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang
sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem
merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada
data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD
53
adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan
hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang
berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat
digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan
sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem
kepada pemakai maupun pembuat program.
b. Komponen DFD
Menurut Yourdan dan De Marco
Terminator Proses Data Store Alur Data
Menurut Gene dan Serson
Terminator Proses Data Store Alur Data
Gambar 2.15 Komponen Data Flow Diagram
• Komponen Terminator
54
Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi
dengan sistem yang sedang dikembangkan. Terdapat dua jenis
terminator :
1. Terminator Sumber (source) : merupakan terminator yang
menjadi sumber.
2. Terminator Tujuan (sink) : merupakan terminator yang
menjadi tujuan data/informasi sistem.
Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi,
departemen di dalam organisasi, atau perusahaan.
• Komponen Proses
Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang
mentransformasikan input menjadi output. Proses diberi nama
untuk menjelaskan proses/kegiatan apa yang sedang/akan
dilaksanakan. Pemberian nama proses dilakukan dengan
menggunakan kata kerja transitif (kata kerja yang
membutuhkan obyek).
• Komponen Data Store
Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan
paket data dan diberi nama dengan kata benda jamak. Data
store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan-
penyimpanan, seperti file atau database yang berkaitan dengan
55
penyimpanan secara komputerisasi, misalnya file disket, file
harddisk, file pita magnetik.
• Komponen Alur Data
Suatu data flow/alur data digambarkan dengan anak panah,
yang menunjukkan arah menuju ke dalam dan keluar dari suatu
proses. Alur data ini digunakan untuk menerangkan
perpindahan data atau paket data/informasi dari satu bagian
sistem ke bagian lainnya.
2. Flowchart
a. Pengertian Flowchart
Menurut Oetomo (2007, p126) flowchart merupakan metode
untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan
merepresentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah di
mengerti, mudah digunakan dan standar.
Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah
khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih
lanjut.
b. Simbol-simbol Flowchart
Simbol–simbol flowchart yang biasanya dipakai adalah
simbol–simbol flowchart standar yang dikeluarkan oleh ANSI
dan ISO.
56
Tabel 2.1 Simbol–simbol pada Flowchart
input / output data yang diproses atau informasi
mempresentasikan operasi
keluar ke/masuk dari bagian lain pada halaman yang sama
mempresentasikan alur kerja
digunakan untuk komentar tambahan
keputusan dalam program
rincian operasi berada di tempat lain
pemberian harga awal
awal/akhir flowchart
input/output yang menggunakan kartu berlubang
input/output dalam format yang dicetak
input/output yang menggunakan pita magnetik
57
input/output yang menggunakan disk magnetik
input/output yang menggunakan drum magnetik
input/output yang menggunakan penyimpanan akses langsung
input/output yang menggunakan pita kertas berlubang
input yang secara manual dimasukkan dari keyboard
output yang ditampilkan pada terminal
operasi manual
transmisi data melalui channel komunikasi, seperti telepon
penyimpanan yang tidak bisa diakses langsung oleh komputer
2.1.8.2 Software Tools
1. PHP (Personal Home Page)
PHP merupakan gabungan dari beberapa fitur-fitur terbaik
dari bahasa pemrograman yang modern untuk membuat sesuatu
yang unik dan pendekatan untuk membuat web aplikasi yang baru.
58
PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor,
merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server
dan diproses di server dan kemudian hasilnya dikirim ke klien,
tempat pemakai browser. PHP dirancang untuk membentuk web
dinamis, artinya dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan
permintaan terkini. (Kadir, 2002, p1)
Keunggulan dari PHP:
• Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah script yang tidak
melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.
• Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana –
mana dari mulai apache, IIS, lightpd, hingga Xitami dengan
konfigurasi yang relatif mudah.
• Dalam sisi pengembangan lebih mudah karena banyaknya milis-
milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.
• PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai
mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan
secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan
perintah - perintah sistem.
2. DBMS (Database Management System) Tools
• MySQL
59
Menurut Maslakowski (2000, p10), MySQL merupakan
sebuah relasi manajemen basis data yang open source, enterprise-
level, dan multithread.
MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem
manajemen basis data relasional (RDBMS) yang didistribusikan
secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License).
Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL,
namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh
dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL
sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam
basis data yang telah ada sebelumnya; SQL (Structured Query
Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data,
terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang
memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah
secara otomatis.
Kehandalan suatu sistem basis data (DBMS) dapat
diketahui dari cara kerja pengoptimasi-nya dalam melakukan
proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh pengguna maupun
program-program aplikasi yang memanfaatkannya. Sebagai alat
bantu basis data, MySQL mendukung operasi basis data
transaksional maupun operasi basis data non-transaksional. Pada
modus operasi non-transaksional, MySQL dapat dikatakan unggul
dalam hal kinerja dibandingkan perangkat lunak basis data
kompetitor lainnya. Namun demikian pada modus non-
60
transaksional tidak ada jaminan atas reliabilitas terhadap data yang
tersimpan, karenanya modus non-transaksional hanya cocok untuk
jenis aplikasi yang tidak membutuhkan reliabilitas data seperti
aplikasi blogging berbasis web (wordpress), CMS, dan sejenisnya.
Untuk kebutuhan sistem yang ditujukan untuk bisnis sangat
disarankan untuk menggunakan modus basis data transaksional,
hanya saja sebagai konsekuensinya kinerja MySQL pada modus
transaksional tidak secepat kinerja pada modus non-transaksional.
2.2 Pendekatan Sistem Berbasis Web
2.2.1 Internet
Internet adalah jaringan yang menghubungkan secara bersama-sama
jaringan komputer yang berada di seluruh dunia (Eaglestone dan Ridley, 2001,
p20)
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang
mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk
sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global)
dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan
lainnya.
61
Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan ini digunakan
protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas
memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP
(Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke
komputer lain. TCP/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi
data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat digunakan, mengatur
dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.
Dengan memanfaatkan internet, pemakaian komputer di seluruh dunia
dimungkinkan untuk saling berkomunikasi dan pemakaian bersama informasi
dengan cara saling kirim e-mail, menghubungkan ke komputer lain, mengirim
dan menerima file, membahas topik tertentu pada newsgroup dan lain-lain.
2.2.2 Web
World Wide Web (“WWW”, atau singkatnya “Web”) adalah sistem
berbasis hypermedia yang menyediakan layanan browsing informasi di
internet dengan menggunakan hyperlink yang tidak berurutan. (Conolly dan
Begg, 2005, p998)
Web adalah aplikasi internet yang memampukan sejumlah besar
informasi dan jasa disimpan dan diakses melalui internet (Eaglestone dan
Ridley, 2001, p20)
Hypertext dilihat dengan sebuah program bernama penjelajah web
yang mengambil informasi (disebut “dokumen” atau “halaman web”) dari
62
server web dan menampilkannya, biasanya di sebuah tampilan komputer.
Halaman web biasanya diatur dalam koleksi material yang berkaitan yang
disebut situs web.
2.2.3 Intranet
Intranet adalah sebuah jaringan privat (private network) yang
menggunakan protokol-protokol internet (TCP/IP), untuk membagi informasi
rahasia perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada
karyawannya. Terkadang istilah intranet hanya merujuk kepada layanan yang
terlihat, yakni situs web internal perusahaan. Untuk membangun sebuah
intranet, maka sebuah jaringan haruslah memiliki beberapa komponen yang
membangun internet, yakni protokol internet (Protokol TCP/IP, alamat IP, dan
protokol lainnya), klien dan juga server. Protokol HTTP dan beberapa
protokol internet lainnya (FTP, POP3, atau SMTP) umumnya merupakan
komponen protokol yang sering digunakan.
Intranet sebagai pendatang baru mengandalkan biaya yang murah,
fleksibilitas, open standard, dan banyaknya vendor yang bergabung dalam
meningkatkan kemampuan intranet serta jaminan perkembangan teknologi
yang makin meningkat kemampuannya.
Intranet digunakan untuk membantu alat dan aplikasi, misalnya
kolaborasi dalam kerja sama (untuk memfasilitasi bekerja dalam kelompok
dan telekonferensi) atau direktori perusahaan yang sudah canggih, penjualan
dan alat manajemen hubungan dengan pelanggan, manajemen proyek dan
sebagainya, untuk memajukan produktivitas.
63
Intranet juga digunakan sebagai budaya perusahaan perubahan
platform. Sebagai contoh, sejumlah besar karyawan membahas isu-isu penting
dalam aplikasi forum intranet dapat menyebabkan ide-ide baru dalam
manajemen, produktivitas, kualitas, dan isu-isu perusahaan lainnya.
Dalam intranet yang besar, lalu lintas situs web seringkali sama
dengan lalu lintas situs web publik dan dapat dipahami dengan lebih baik
dengan menggunakan software web metrik untuk melacak aktivitas secara
keseluruhan. Survei pengguna juga meningkatkan efektivitas situs intranet.
Bisnis yang lebih besar memungkinkan pengguna dalam intranet mereka
untuk mengakses internet publik melalui server firewall. Mereka memiliki
kemampuan menangani pesan yang datang dan pergi serta menjaga keamanan
yang utuh.
2.3 Pemahaman Objek Studi
2.3.1 Kepegawaian
Sistem kepegawaian adalah suatu sistem atau cara pengelolaan dalam
bidang kepegawaian menyangkut semua aspek yang ada dalam sistem
kepegawaian mulai dari cara penerimaan, pengangkatan, kenaikan golongan,
penggajian pegawai dan sebagainya. (Wursanto, 1987, p34)
2.3.2 Pegawai
Pegawai adalah tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohanian
(mental dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan sebagai modal pokok dalam
64
suatu organisasi dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu
(organisasi). (Widjaja, 1995, p113)
2.3.3 Klasifikasi Jabatan
Klasifikasi jabatan adalah suatu kegiatan penggolongan jabatan-jabatan
berdasarkan macam tugas yang dilakukan berikut cara-cara yang diperlukan
untuk memangku jabatan tersebut atau suatu kegiatan penyusunan secara
teratur dari jabatan-jabatan dalam beberapa golongan atau tingkatan untuk
dapat diketahui derajat tiap-tiap jabatan.
2.3.4 Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan
atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Dalam rangka mencapai
tujuan nasional, dibutuhkan adanya Pegawai Negeri Sipil dengan mutu
profesionalisme yang memadai, berdaya guna dan berhasil guna didalam
melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Pegawai Negeri
Sipil perlu dibina dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem karier dan sistem
prestasi kerja.
Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak
tercantum dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-
tugas pokok dalam organisasi Pemerintah. Jabatan fungsional Pegawai Negeri
65
Sipil terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional
keterampilan.
Jabatan fungsional keahlian adalah kedudukan yang menunjukkan tugas
yang dilandasi oleh pengetahuan, metodologi dan teknis analisis yang
didasarkan atas disiplin ilmu yang bersangkutan dan/atau berdasarkan
sertifikasi yang setara dengan keahlian dan ditetapkan berdasarkan akreditasi
tertentu. Sedangkan jabatan fungsional keterampilan adalah kedudukan yang
mengunjukkan tugas yang mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu
serta dilandasi kewenangan penanganan berdasarkan sertifikasi yang
ditentukan.
2.3.5 Jabatan Fungsional Pranata Komputer
Pranata Komputer adalah Pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan sistem informasi berbasis komputer.
2.3.6 Angka Kredit
Angka Kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian
atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam
mengerjakan butir rincian kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat
untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan/ pangkat dalam jabatan fungsional.
2.3.7 Kenaikan Pangkat
66
Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan
fungsional tertentu dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih
tinggi apabila:
1) Sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat terakhir;
2) Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan;
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam 2 tahun terakhir.
Pejabat harus mengumpulkan berkas-berkas untuk memenuhi angka
kredit tertentu yang telah ditetapkan, yang kemudian akan dinilai oleh tim
penilai, sehingga bisa ditentukan bisa atau tidaknya seorang pejabat tersebut
naik pangkat.
2.3.8 Tim Penilai Angka Kredit
Tim Penilai angka kredit adalah Tim Penilai yang dibentuk dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk membantu dalam penetapan
angka kredit Pranata Komputer.