11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi: Definisi
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi
dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan
untuk melakukan umpan balik.
Gambar 2.1.1 menggambarkan apa yang dapat kita namakan universal
dari komunikasi. Ini mengandung elemen – elemen yang ada dalam setiap tindak
komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok
kecil, pidato terbuka, atau komunikasi massa.
Tabel Komunikasi Antarmanusia
Bidang Komunikasi Beberapa Tujuan yang
Antarmanusia Lazim
Intrapribadi Berpikir,melakukan
penalaran, menganalisis
Antarpribadi Mengenal,berhubungan,
mempengaruhi,membantu
12
Kelompok Kecil Berbagi
info,mengembangkan
gagasan,memecahkan
masalah,membantu
Organisasi Meningkatkan
produktivitas,membangkitkn
semangat kerja,memberi
informasi,meyakinkan
Publik (terbuka) Memberi
informasi,meyakinkan,
menghibur
Antarbudaya Mengenal,membantu,
Berhubungan,mempengaruhi
Massa Menghibur,meyakinkan
(mengukuhkan,mengubah
mengaktifkan),memberikan
informasi,membius,
Menciptakan rasa persatuan
13
Keterangan :
• Intrapribadi : Komunikasi dengan diri sendiri
• Antarpribadi : Komunikasi antar dua orang
• Kelompok Kecil : Komunikasi antar sekelompok kecil orang
• Organisasi : Komunikasi dalam suatu organisasi formal
• Publik (terbuka) : Komunikasi dari pembicara ke khalayak
• Antarbudaya : Komunikasi antara orang dari budaya yang berbeda
• Massa : Komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang sangat luas,
disalurkan melalui sarana audio dan atau visual (dikutip dari buku Komunikasi
Antarmanusia Joseph A. De Vito, Edisi Ke Lima. 2004 : 23-24).
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama
(communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Deddy
Mulayana, M.A, Ph.D. dalam bukunya (2005:42)
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu
pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan
bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam
kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, dan “kita
14
mengirimkan pesan”. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas
(community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas
merujuk pada sekelompok oran yang berkumpul atau hidup bersama untuk
mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap. Deddy Mulayana,
M.A, Ph.D. dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:42).
Menurut Bernard Bereksin dan Gary A. Steiner komunikasi ialah
transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya.
Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
Menurut Harold Lasswell cara yang baik untuk menggambarkan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut : who Says
What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa
Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Deddy
Mulayana, M.A, Ph.D. dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:62).
2.2 Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio,televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan,
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat.
Pesan – pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas
(khususnya media elektronik). Deddy Mulayana, dalam bukunya Ilmu
Komunikasi (2005:62 - 75).
15
2.2.1 Komponen Komunikasi Massa
Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur
komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : Pertama,
sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi
(encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau
originator.
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok,
organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Kebutuhannya
bervariasi, mulai dari sekedar mengucapkan “selamat pagi” untuk
memelihara hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi,
menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah ideologi, keyakinan
agama dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam
hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus
mengubah perasaan atau pikiran tersebut kedalam seperangkat simbol
verbal dan/atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan.
Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). Pengalaman masa lalu,
rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan sumber
mempengaruhinya dalam merumuskan pesan tersebut.
Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber
kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau
nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan. Pesan mempunyai tiga
komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna,
dan bentuk atau organisasi pesan, Simbol terpenting adalah kata – kata
16
(bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan
perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan
sebagainya). Kata- kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang
lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui
tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala,
senyuman, tatapan mata, dan sebagainya).
Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang
digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.
Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada
penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya
saluran komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni cahaya dan suara,
meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima
pesan dari orang lain.
Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan: apakah langsung
(tatap muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media
elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, overhead
projector (OHP), sistem suara (sound system) multimedia, semua itu
dapat dikategorikan sebagai (bagian dari) saluran komunikasi. Pengirim
pesan akan memilih saluran – saluran itu, bergantung pada situasi, tujuan
yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi.
Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran / tujuan
(destination), komunikasi (communicate), penyandi balik (decoder) atau
khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni
orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa
17
lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan,
penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol
verbal dan/atau bonverbal yang ia terimamenjadi gagasan yang dapat ia
pahami. Proses ini disebut penyandian balik (decoding).
Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia
menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak
tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari yang tidak setuju
menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak
bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya,
atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia
memilihnya dalam pemilu). Unsur lain yang sering ditambahkan adalah
umpan balik (feed back), gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers).
Deddy Mulayana, dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:62 - 65).
2.2.2 Bentuk – Bentuk Komunikasi Massa
Ancangan lain untuk definisi komunikasi massa adalah
mendefinisikannya dalam bnetuk sarana yang paling banyak digunakan:
televisi, radio, suratkabar, majalah, buku dan hasil rekaman audio – kaset,
compact disk.
Menurut McLuhan menamai dengan fenomena emplosi media :
Media diarahkan langsung kepada khalayak dan menjangkau khalayak
dengan segala macam ransangan terhadap alat indera
18
Pemirsa
Gambar I media massa
dikutip dari buku Komunikasi Antarmanusia Joseph A. De Vito, Edisi Ke
Lima. 2004 :507 - 508).
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media massa hanya
dapat dipertahankan jika mereka menjalankan beragam fungsi pokok.
Enam diantara fungsi yang paling penting :
A. Menghibur
Media mendesain program – program mereka untuk
menghibur. Mereka member hiburan untuk mendapatkan
Televisi
Maja‐lah
Tape, CD
Radio
Surat kabar
Buku
19
perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat
menjual hal ini kepada para pengiklan. Inilah sebab utama adanya
komunikasi massa.
B. Meyakinkan
Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah
menghibur, fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to
persuade). Persuasi dapat dating dalam banyak bentuk : (1)
mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai
seseorang. (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang,
(3) menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu dan (4)
memperkenalkan etika atau menawarkan system nilai tertentu.
C. Mengukuhkan
Sukar bagi suatu pihak untuk mengubah orang dari satu
sikap tertentu ke sikap yang lain. Seringkali media mengukuhkan
atau membuat kepercayaan, sikap, nilai, dan opini kita menjadi
lebih kuat. Kaum demokrat akan memaparkan diri mereka dalam
persuasi yang demokratis dan akan menghasilkan pengukuhan
dari pengalaman ini. Demikian pula, orang yang religious akan
mendegarkan pesan – pesan yang sesuai dengan keyakinan
mereka dan akan menjadi lebih kuat dalam meyakini kepercayaan
mereka.
20
D. Menggerakkan
Dari sudut pandang pengiklan, fungsi terpenting dari
media adalah menggerakkan (activating), menggerakan konsumen
untuk mengambil tindakan. Media berusaha mengajak pemirsa
atau pembaca untuk membeli merek tertentu. Setelah suatu sikap
dibentuk atau suatu pola perilaku dimantapkan, media berfungsi
menyalurkannya, mengendalikan ke arah tertentu.
E. Menginformasikan
Sebagian besar informasi kita dapatkan dari media, dari
belajar politik, seni, ekonomi serta banyak lagi subyek lainnya
dari media. Salah satu cara mendidik atau mempersuasi adalah
melalui pengajaran nilai – nilai, opini, serta aturan – aturan yang
dianggap benar kepada pemirsa, artinya sebagian dari fungsi
edukasi media diarahkan untuk membuat khalayak tersosialisasi.
F. Membius
Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling
banyak dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini
berarti bahwa bila media menyajikan informasi tentang sesuatu,
penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai
akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak
aktif seakan – akan berada dalam pengaruh narkotik.
21
dikutip dari buku Komunikasi Antarmanusia Joseph A. De Vito,
Edisi Ke Lima. 2004 : 515 - 517).
2.2.4 Karakteristik Komunikasi Massa
Sedangkan menurut Hafied Cangara media massa adalah alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis
seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Adapun karakteristik media
massa ialah:
1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai
pada penyajian informasi.
2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau
terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan
tertunda.
3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan
jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan
simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak
orang pada saat yang sama.
4) Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat
kabar dan semacamnya.
22
5) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan
dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku
bangsa.(Cangara,1998:134).
2.3 Televisi
Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar (audio – visual).
Ia berbeda dengan media cetak yang lebih merupakan media pandang. Orang
memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau
mencerna narasi dari gambar tersebut. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku
Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 38).
2.3.1 Sejarah Dan Perkembangan Televisi
Media audio visual televisi muncul karena perkembangan
teknologi. Kehadirannya setelah beberapa penemuan seperti telepon,
telegraf, fotografi serta rekaman suara. Media televise ada setelah radio
dan media cetak. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak penemu
maupun innovator yang terlibat baik perorangan maupun perusahaan.
Televisi adalah karya missal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.
Awal dari televisi tentu tidak bias dipisahkan dari penemuan
dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh
Joseph Henry dan Michael Faraday yang merupakan awal dari era
komunikasi elektronik.
George Carey (1876) menciptakan Selenium Camera yang
digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik,
23
Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar
dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar Katoda. Julius Paul
Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow ilmuwan
Jerman memiliki ide (1884) bagaimana dapat mengirim gambar melalui
udara dari satu tempat ke tempat lain dan ia berhasil mengirim gambar
elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik
dengan resolusi 18 garis. Temuannya disebut sebagai cikal bakal lahirnya
televisi. Paul Nipkov disebut sebagai ‘bapak televisi’.
Menurut Skornis dalam bukunya “Television and Society”,
dibandingkan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku),
televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari
media dengar dan gambar. Sifat politisnya sangat besar karena
menampilkan informasi, hiburan dan pendidikan, atau gabungan dari
ketiga unsur tersebut secara kasat mata.
Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu penonton televisi
dapat menikmati acara televisi sambil duduk santai menyaksikan
berbagai informasi. Penyampaian isi pesan seolah – olah langsung antara
komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi,
dengan mudah dimgengerti karena jelas terdengar secara audio dan
terlihat secara visual. Pesan – pesan yang disampaikan langsung
mempengaruhi otak, emosi, perasaan dan sikap pemirsa. Kehadiran
teknologi televisi, mempengaruhi kehidupan manusia dalam bidang
politik, ekonomi, social, budaya bahkan pertahanan dan keamanan
24
negara. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha
Ilmu, 2010 ; 5-7).
2.3.2 Pengaruh Televisi
Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan
paling fenomenal di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding
media massa cetak, dan radio, namun pada akhirnya media televisilah
yang paling banyak diakses oleh masyarakat.
Seorang ekonom bernama Benjamin Olken pernah meneliti
mengenai pengaruh televisi bagi masyarakat Indonesia dan ia
menemukan bahwa semakin banyaknya channel baru yang muncul maka
mereka menonton televisisi makin lama dan tingkat partisipasi sosial
mereka juga semakin rendah. Artinya mereka lebih berminat untuk
menonoton televisi dibandingkan melakukan kegiatan sosial.
Menurut Olken, maju atau tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari
tayangan televisinya. Alasannya :
A. Konsumerisme dan materialisme, dua hal tersebut adalah dua hal
yang hampir selalu tampak dalam tayangan televisi.
B. Hidup dengan tekanan sosial, televisi mengajarkan kita dan
memberikan kita gambaran bagaimana seharusnya kita hidup,
berpakaian dan bahkan bertingkah laku. Kita tidak lagi memiliki
pendapat pribadi atau identitas diri karena hanya mengikuti apa yang
disuguhkan oleh televisi.
25
Bila menilik apa saja tayangan televisi yang banyak ditayangkan di
Indonesia, bila kita saksikan secara seksama bisa ditarik garis
besarnya sebagai berikut :
A. Infotaiment, tentu saja tayangan berbau gossip dan membahas
mengenai problematika para artis dan gaya hidupnya yang
cenderung mewah dan ala socialite adalah suatu hal yang
menarik. Rakyat biasa bias memiliki “mimpi” untuk mengintip
dan setidaknya “menikmati” gaya hidup para artis tersebut.
B. Games, tentu saja acara ini cenderung ditayangkan pada malam
hari. Dengan berbagai konsep dan format. Dari sekedar adu fisik,
hingga tebak kata dan bahkan registrasi sms yang tentunya
memakan waktu dan biaya.
C. Sinetron, acara televisi ini tentunya didominasi oleh tayangan
sinetron yang ditayangkan hampir seluruh televisi swasta. Selain
dibumbui dengan banyaknya kehidupan mewah juga berbagai
adegan kekerasan dan berurai air mata. Namun masih juga
“merajai” rating televisi hingga sinetron masih menjadi acara
favorit tontonan pemirsa.
D. Reality show, saat ini reality show juga telah menjadi primadona
tayangan televisi. Mengungkapkan banyak realita yang terjadi di
masyarakat dan menggugah kepedulian dan kesadaran sosial para
penontonnya.
26
E. Acara dan tayangan yang berbau mistis.
Bisa dikatakan bahwa sesungguhnya media massa memiliki
peranan penting dan berhubungan erat dengan kehidupan social dan
budaya masyarakat. Bahwa apa yang ada di masyarakat, maka itulah
yang tercemin di media. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku
Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 11 - 13).
2.3.3 Karakteristik Televisi
A. Mengutamakan gambar
Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh
narasi atau sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh
gambar. Tentu saja gambar yang dimaksud adalah hidup yang
membuat televise lebih menarik dibandingkan media cetak.
B. Mengutamakan kecepatan
Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat
televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan.
Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita
televisi bernilai. Berita paling menarik atau menonjol dalam rentang
waktu tertentu, pasti akan ditayangkan paling cepat oleh televisi.
C. Bersifat sekilas
Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi lebih
mengutamakan dimensi waktu atau durasi. Durasi berita televisi
27
terbatas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung bersifat sekilas.
Berita yang ditayangkan televisi cenderung tidak mendalam.
D. Bersifat satu arah
Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga
member respon pada berita televisi yang ditayangkan, kecuali pada
beberapa program interaktif. Pemirsa hanya punya satu kesempatan
memahami berita televisi. Pemirsa tidak bisa, misalnya, meminta
presenter membacakan ulang berita televisi karena pemirsa tersebut
belum memahami atau ingin lebih memahami berita televisi.
E. Daya Jangkau Luas
Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi
menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar
belakang social – ekonomi. Orang buta huruf tidak mungkin
membaca berita media cetak, tetapi ia bisa menonton berita televisi.
Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata – rata status
sosial – ekonomi khalayak. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku
Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 38 - 41).
2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Televisi
Kelebihan televisi :
1. Kesan realistik : audio visual
2. Masyarakat lebih tanggap : menonton dalam suasana santai,
rekreatif.
28
3. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja
(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.
4. Terkait erat dengan media lain
5. Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke
masyarakat luas
6. Terjangkau luas, menjangkau masyarakat luas.
Kelemahan televisi :
1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit
menentukan untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit
dilakukan.
2. Iklan relative singkat, tidak mampu menyampaikan data
lengkap dan rinci (bila diperlukan konsumen)
3. Relatif mahal
4. Pembuatan iklan televisi cukup lama.
(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ;
Graha Ilmu, 2010 ; 41).
2.3.5 Fungsi Televisi
A. Televisi menghibur kita.
Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan
hiburan yang sehat serta pengetahuan kepada pemirsanya.
29
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang
membutuhkan hiburan.
B. Televisi Memberi Informasi, Pengetahuan & Pendidikan.
Televisi bisa mengerutkan dunia dan melaksanakan
penyebaran berita dan gagasan lebih cepat. Dengan adanya
media televisi dunia kelihatan semakin kecil dari sebelumnya.
Kita bisa memperoleh kesempatan untuk memperoleh
informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di dunia.
Berita-berita aktual bisa langsung disebarkan ke berbagai
pelosok dunia secara langsung. Gempa bumi, penyakit
menular, kriminalitas, peristiwa olah-raga terkini yang terjadi
di belahan bumi bisa disaksikan bersama-sama oleh berjuta-
juta orang. Media televisi telah bisa menyatukan hati semua
orang melalui informasi yang diberikan. Dengan menonton
tayangan televisi akan bisa menambah wawasan kita. (diambil
dari http://www.tftwindo.org/livingwords/SH132005/132005-
9.htm pada tanggal 03 Maret 2011, Pk 3:02 WIB).
2.4 Berita
Berita adalah informasi hangat dan aktual yang disajikan kepada umum
mengenai apa yang sedang terjadi, tentang apa yang harus dipikirkan dan
bagaimana bertindak. Ini berarti, berita adalah laporan kejadian yang tepat pada
waktunya, ringkas, cermat, dan kejadian nyata itu sendiri.
30
(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ;
73).
Berita menduduki posisi penting. Program berita pada setiap stasiun
televisi selalu ditempatkan pada “prime time”. (waktu yang terbaik di TV).
Pengertian berita adalah laporan tentang suatu peristiwa yang sudah terjadi,
gagasan atau pendapat seseorang atau sekelompok orang (politisi, ekonom,
budayawan, ilmuwan, agamawan, dsb) atau temuan – temuan baru dalam segala
bidang yang dipandang penting dan diliput wartawan / reporter untuk dimuat
dalam media massa cetak atau ditayangkan dalam media TV atau disiarkan
melalui radio. Berita yang ditayangkan diperkirakan dapat menjadi isu dan
menjadi opini hingga dapat mempengaruhi masyarakat luas untuk menentukan
sikap atau kebijakan serta tindakan tertentu.
Jadi berita dapat disimpulkan oleh penulis yaitu sebagai suatu informasi
terhangat berdasarkan fakta yang ada dan tidak dibuat – buat.
Batasan – batasannya :
1. Sesuatu peristiwa, gagasan, fakta yang aktual
2. Menarik perhatian umum
3. Penting diketahui umum
4. Dilaporkan atau dimuat menjadi kesadaran umum dan dengan demikian
menjadi pengetahuan umum.
Empat unsur peristiwa berita :
1. Peristiwa merupakan perubahan keadaan
31
2. Peristiwa yang dilaporkan telah terjadi
3. Peristiwa tersebut dilaporkan wartawan
4. Peristiwa tersebut berkaitan dengan kepentingan umum dan minat
masyarakat.
(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu,
2010; 85 – 86).
2.4.1 Tujuan dan Manfaat Berita
Secara umum berita adalah bentuk karya sebuah liputan TV yang
bermanfaat untuk menyebarkan informasi kepada khalayak ramai yang
menggambarkan kegiatan masyarakat pada umumnya, atau proses
kegiatan benda – benda alam.
Tujuan dan manfaat berita adalah untuk diketahui khalayak
peristiwa, kejadian atau pendapat (gagasan) yang disampaikan secara
singkat, padat dan atraktif, agar khalayak sadar dan dapat mengambil
kebijakan – kebijakan tertentu bagi siapapun.
(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu,
2010 ;86 -87).
2.4.2 Nilai berita
Suatu berita memiliki nilai, manakala berita tersebut dapat
menggugah, menimbulkan rasa simpati, rasa marah, dan sebagainya.
Beberapa pertimbangan yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :
32
1. Timeleness (Pertimbangan waktu yang tepat dalam penyajian)
2. Proximity (Kedekatan dalam arti luas)
3. Prominence (Menyangkut orang – orang terkemuka)
4. Consequence (Akibat dari berbagai sebab)
5. Conflict (Berita- berita konflik)
6. Development (Berita pembangunan)
7. Disaster and Crimes (Bencana dan Kriminal)
8. Human Interest (Kisah – kisah kemanusiaan)
9. Sport (Berita olahraga)
(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu,
2010;87)
2.4.3 Kriteria Berita yang Baik
Kaidah – kaidah penulisan berita dalam pengertian modern, yaitu
laporan harus bersifat akurat, objektif, factual dan berimbang. Sebagai
penjabaran dari akurat, muncul formula 5W + 1H (What, Who, When,
Where, Why, dan How).
Objektif, berita harus merupakan laporan factual tentang suatu
peristiwa seperti apa adanya, tetapi tentu saja sejauh hali ini
dimungkinkan, sebab wartawan pun memiliki keterbatasan. Untuk
mengejar objektivitas ini kemudian muncul laporan komprenhensif dan
laporan investigatif.
33
Berimbang (balanced), berita adalah laporan yang objektif
termasuk tidak memihak kepentingan kelompok tertentu. Sifat berimbang
ini perlu dijaga agar berita tidak menyesatkan pemirsa dan tidak digugat
oleh pihak yang merasa dirinya dirugikan.
(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu,
2010;86)
2.5 Teori Uses and Gratification
Teori Uses and Gratification merupakan kritik dari teori jarum
hipodermik. Teori ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz, yang
menekankan bukan pada apa yang dilakukan media pada khalayak (what media
do to people) tetapi pada apa yang dilakukan khlayak terhadap media (what
people do to media). Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan
media untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsep dasar model ini diringkas oleh para pendirinya Katz, Blumer, dan
Gurevitch. Dengan model yang diteliti adalah :
1. Sumber – sumber social psikologis dari
2. Kebutuhan – kebutuhan yang menimbulkan,
3. Harapan- - harpan tentang,
4. Media massa atau sumber – sumber lain yang mengarah pada
5. Pola - pola yang berbeda dalam aktivitas lain, menghasilkan
34
6. Pemuasan dan pemenuhan kebutuhan dan Konsekuensi konsekuensi lain
yang barang kali tidak diinginkan. (dalam Kriyantono 2006, dalam bukunya
Teknis Praktis Riset Komunikasi
Teori Uses and Gratifications berguna untuk meneliti asal mula
kebutuhan manusia secara psikologis dan social, yang menimbulkan harapan
tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain (atau keterlibatan pada
kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan.
Untuk lebih jelasnya, teori Uses and Gratifications divisualisasikan
melalui gambar berikut.
Anteseden Motif Penggunaan Media Efek
-Variabel Individual - Kognitif - Hubungan -Kepuasan
-Variabel Lingkungan - Diversi - Macam isi -Pengetahuan
- Personal identity -Hubungan dengan isi -Dependensi
Gambar II. Model Uses and Gratifications.
Sumber : Kriyantono (2006 ; 66)
(Kriyantono, 2006 ; 66-67) menjelaskan struktur model tersebut sebagai berikut.
1. Variabel antesenden terbagi atas dua dimensi yakni :
a) Individual, dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis
seperti usia, jenis kelamin, dan factor – factor psikologis komunikan
35
b) Lingkungan, dimensi ini dapat terdiri atas data mengenai organisasi,
sistem sosial dan struktur social.
2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yakni :
a) Kognitif, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan
informasi, dan surveillance atau eksploitasi realitas
b) Diversi, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan
pelepasan dari tekanan, dan kebutuhan akan hiburan.
c) Personal identity atau Identitas Personal, dimensi ini menyajikan perihal
data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau
menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak
sendiri.
3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yakni :
a) Jumlah waktu,dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan
dalam menggunakan media
b) Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis media yang digunakan.
c) Hubungan, dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu
konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media
secara keseluruhan.
4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yakni :
a) Kepuasan, dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan
media untuk memberikan kepuasan.
36
b) Dependensi media, dimensi ini menyajikan informasi perihal
ketergantungan responden media dan isi media untuk kebutuhannya.
c) Pengetahuan, dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu.
Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya
menggunakan media massa berdasarkan motif – motif tertentu. Media
dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif itu terpenuhi maka
kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Sehingga khalayak dianggap secara aktif
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Khalayak aktif dan
sangat selektif menerima setiap terpaan dari media massa yang sampai
kepadanya dan ia tidak mau menerima begitu saja terpaan itu. Khalayak aktif
berkaitan dengan terpaan selektif. “Terpaan selektif artinya khalayak memilih
media massa dan isi pesan yang mereka yakini paling sesuai dengan
pandangan, pendapat, pengalaman mereka”. Dengan kata lain, khalayak akan
menggunakan media yang berguna bagi dirinya dan cenderung menghindari
media yang kurang berguna bagi dirinya. Sehingga studi dalam bidang ini
memusatkan perhatiannya pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan
kepuasan (gratifications) atas kebutuhan khalayak.
Menurut Katz, Blumer, dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi
dasar dan teori uses and gratifications, yaitu:
1. Khalayak dianggap aktif artinya khalayak sebagai bagian penting dari
penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan
37
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan khalayaknya, kebutuhan yang
dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang
lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi oleh konsumsi media
massa amat bergantung pada perilaku khlayak yang bersangkutan.
4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak. Artinya orang dianggap cukup mengerti untuk
melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu.
Operasionalisasi menurut Mc quail, Blumler, dan Brown yang
menggunakan kategori – kategori berikut :
1. Pengawasan atau informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal –
hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu
seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.
- Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.
- Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang
berkaitan dengan penentuan pilihan.
- Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
- Belajar, pendidikan diri sendiri.
38
- Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Identitas personal (personal identity), yaitu penguatan nilai atau penambah
keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.
- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
- Menemukan model perilaku.
- Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.
- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Hubungan personal atau integrasi (personal relationship), yaiyu manfaat
sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan
perkawanan
- Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain..
- Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki.
- Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
- Membantu menjalankan peran sosial.
- Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan
masyarakat.
4. Hiburan (diversion), yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah, pelepasan
emosi
- Melepaskan diri dari permasalahan.
39
- Bersantai.
- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
- Mengisi waktu.
- Penyaluran emosi
(Dalam Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa ;72)
2.5.1 Gratification Sought and Gratification Obtained
Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini
berkembang adalah yang dibuat oleh Philip Palmgreen dari Kentucky
university. Kebanyakan riset Uses and Gratification memfokuskan pada
motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan
media. Palmgreen juga kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu
khalayak menggunakan media didorong oleh motif – motif tertentu,
namun konsep yang diteliti oleh model Palmgreen ini lebih tidak berhenti
disitu, dengan menanyakan motif – motif khalayak itu telah dapat
dipenuhi oleh media. Dengan kata lain apakah khlayak puas setelah
menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS
(gratification sought) dan GO (gratification obtained) dimana :
1. Kepuasan yang dicari (gratifications sought) merupakan motif
individu menggunakan media massa
2. Kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) merupakan
kepuasan individu setelah menggunakan media massa.
40
(Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Rosda
Karya, 2001, hal. 66)
Operasionalisasinya adalah dengan membandingkan kedua
konsep gratification sought (GS) dan gratification obtained sehingga
dapat diketahui kesenjangan antara GS dan GO. Dengan kata lain,
kesenjangan kepuasan (discrepancy gratifications) adalah perbedaan
perolehan kepuasan yang terjadi antara skor GS dan GO dalam
mengkonsumsi media tersebut.
Konsep utama dari sebagian besar model fenomena uses
and gratifications pada dasarnya adalah harapan (expantacy).
“Konsep khalayak yang aktif itu senantiasa mengasumsikan
penggunaan media dilandasi oleh suatu harapan”
Philip Palmgreen dan J.D Rayburn II menggambarkan model
expantacy value dari GS dan GO sebagai berikut
Gambar III
Model Expantacy Value
Kepercayaan – kepercayaan (beliefs)
Evaluasi –
evaluasi
Pencarian kepuasan (GS)
Konsumsi media
Perolehan kepuasan yang diterima (GO)
41
Sumber : Kriyantono (2006, 208) dalam bukunya Teknis Praktis Riset Komunikasi
Dari gambar tersebut dapat diterangkan bahwa terdapat
umpan balik dari kepuasan yang diperoleh (GO) ke aspek psikologis
kepercayaan dan evaluasi dari perilaku medianya. Kepercayaan dan
evaluasi mempengaruhi pencarian kepuasan (GS), dan setiap
konsumsi media akan menghasilkan suatu persepsi mengenai
kepuasan tertentu yang diperoleh.
Berangkat dari pendekatan Uses & Gratifications model
Palmgreen ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana kesenjangan
kepuasan yang diterima oleh pemirsa yang menonton program berita
Liputan Enam di SCTV.
Indikator terjadinya kesenjangan kepuasan atau tidak
adalah sebagai berikut :
1. Jika mean skor (rata – rata skor) GS lebih besar dari mean GO
(GS > GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan, karena
kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan
kebutuhan yang diinginkan, Jadi media tersebut tidak memuaskan
khalayaknya.
2. Jika mean skor GS sama dengan mean GO (GS = GO), maka
tidak terjadi kesenjangan kepuasan karena jumlah kebutuhan yang
diinginkan semuanya terpenuhi.
42
3. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (GS < GO),
maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang
diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang
diinginkan. Jadi media tersebut memuaskan khalayaknya.
Kerangka pemikiran yang dipakai penulis adalah sebagai
berikut :
Gratifications Sought Gratifications Obtained
Media Consumptions
Gambar IV
Dalam penelitian ini, variabel Gratifications Sought diindikasikan
akan mendorong khalayak responden dalam mengkonsumsi media.
Selanjutnya, pola penggunaan media akan mempengaruhi kepuasan
nyata yang diperoleh responden setelah menonton program acara
berita Liputan Enam, walaupun sebenarnya Gratifications Sought
dapat mempengaruhi secara langsung Gratifications Obtained.
2.5.2 Motif Penggunaan Media
Pengertian motif adalah sesuatu dari dalam diri yang
menggerakan energi yang diarahkan dengan cara tertentu untuk
mencapai tujuan yang ada di sekitarnya. Motif dapat
dioperasionalisasikan dengan berbagai cara, unifungsional (hasrat
melarikan diri, kontrak sosial, atau bermain), bifungsional (informasi
43
– edukasi), empat fungsional (hiburan, hubungan nasional, identitas
personal dan surveillance, korelasi, transmisi budaya).
Selanjutnya perilaku ini akan mengarah kan perilaku
individu dalam mengkonsumsi media dan akan mempengaruhi
terpaan selektif individu terhadap jenis isi media. “Antara individu
yang satu dengan yang lain akan mengkonsumsi media dengan cara
yang berbeda dengan tujuan yang berbeda – beda pula”.
Menurut Katz, Gurevich, dan Haas memandang media
massa sebagai suatu alat yang digunakan individu – individu untuk
berhubungan (atau memutuskan hubungan) dengan yang lain. Para
peneliti tersebut membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil
“(sebagian besar spekulatif) dari literatur tentang fungsi – fungsi
sosial dan psikologi media massa” kemudian menggolongkannya
kedalam lima kategori :
1. Kebutuhan Kognitif : memperoleh informasi, pengetahuan, dan
pemahaman.
2. Kebutuhan Afektif : emosional, pengalaman menyenangkan
3. Kebutuhan integratif personal : memperkuat rasa percaya diri,
status
4. Kebutuhan integratif sosial : mempererat hubungan dengan
keluarga, teman.
5. Kebutuhan pelepasan ketegangan : pelarian dan pengalihan
44
2.5.3 Terpaan Media (Media Exposure)
Media exposure menurut Jalaudin Rakhmat diartikan
sebagai terpaan media sedangkan Masri Singarimbun mengartikan
sebagai sentuhan media. “Selain itu media exposure berusaha
mencari data audience tentang penggunaan media, baik jenis media,
frekuensi, durasi dan jenis media yang digunakan.” Dari beberpa
pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk
mengukur terpaan media atau media exposure adalah dengan melihat
frekuensi, durasi dan perhatian menonton seseorang.
Setelah memahami teori tentang televisi, komunikasi dan
karakteristik komunikasi. Seperti yang diketahui juga bahwa definisi
komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan melalui sebuah media. Media
disini adalah media elektronik yaitu televisi. “Sebagai suatu sistem
penyajian gambar dan suara, televisi menjadi suatu media yang dapat
digunakan dari suatu tempat yang berjarak jauh sekalipun”
Salah satu fungsi dari teori uses and gratifications ini
adalah untuk meneliti tentang apakah khalayak memperoleh
kepuasan dalam menggunakan media massa. Untuk mengukur
tingkat kepuasan tersebut, digunakan dua konsep yaitu kepuasan
yang dibutuhkan (gratification sought) merupakan motif individu
menggunakan media massa dan kepuasan yang diperoleh
(gratifications obtained) merupakan kepuasan individu setelah
45
menggunakan media. Program berita Liputan Enam menjadi objek
penelitian yang dihubungkan dengan motif dan kepuasan pemirsa
yang menonton yang juga termasuk di dalam teori uses and
gratification.
2.6 Penulis menyimpulkan
a. Gratifications Sought (Kepuasan yang Diharapkan)
Gratifications Sought didefinisikan sebagai kepuasan yang dicari atau
diinginkan individu ketika mengkonsumsi media tertentu (radio, tv, koran).
Dalam penelitian ini gratifications sought merupakan yang diharapkan
pemenuhan kepuasannya dari tayangan program berita Liputan Enam di
SCTV.
b. Media Use (Penggunaan Media)
Media Use (Penggunaan Media) merupakan perilaku khalayak dalam
menggunakan isi/acara yang disiarkan oleh suatu media.
Dalam penelitian ini, Media Use adalah masyarakat sekitar komplek
perumahan Jembatan Dua, sebelum,dan setelah menggunakan media yang
dilihat dari pilihan tingkat perhatian, frekuensi, dan curahan waktu rata-rata
yang diberikan responden pada acara tayangan program berita Liputan Enam
di SCTV.
c. Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh)
Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh) merupakan tingkat
46
kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis
media. Pada penelitian ini, Gratifications Obtained diarahkan pada tingkat
kepuasan seberapa jauh acara tayangan program berita Liputan Enam di
SCTV, memberikan kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah
menyaksikan acara informasi tersebut.
d. Gratifications Discrepancy ( Kesenjangan Kepuasan)
Gratifications Discrepancy yaitu kesenjangan kepuasan antara kepuasan
yang diperoleh khalayak dari penggunaan suatu media. Pada penelitian ini,
Gratifications Discrepancy dihitung berdasarkan ketidaksesuaian antara
kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) dari
penilaian responden terhadap acara tayangan program berita Liputan Enam di
SCTV ,dimana GS lebih besar daripada GO.
(Dalam Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2006, hal. 207)
2.7 Kerangka Pemikiran
Secara skematis, kerangka berpikir penulis dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
47
Gambar V
Program televisi
(berita/news)
Audience menonton
(audience aktif)
Menonton Liputan Enam
Uses and Gratification
-needs
-Motif (gratifications sought)
-media use
-Gratifikasi (gratification obtained)
Kepuasan yang dicari atau motif (gratification sought)
‐ Motif informasi ‐ Motif identitas
pribadi
‐ Motif Interaksi sosial
‐ Motif Hiburan
Kepuasan yang diperoleh (gratification obtained)
‐ Kepuasan atas informasi
‐ Kepuasan atas identitas pribadi)
‐ Kepuasan atas interaksi sosial
‐ Kepuasan atas hiburan dan pelepasan tegang
Kepuasan Pemirsa setelah menonton program berita Liputan Enam