1
3
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Khusus
2.1.1. Teori Desain Komunikasi Visual
“Desain Komunikasi Visual” (Sri, W. 2013), desain komunikasi
visual dipahami sebagai ilmu yang mempelajari konsep komunikasi,
ungkapan kreatif melalui berbagai media dalam penyampaian pesan dan
gagasan secara visual dengan pengelolaan elemen grafis berupa gambar
dan bentuk, tatanan huruf, komposisi warna dan layout.
Penulis dapat mengidentifikasi rancangan visual yang akan dibuat
agar mudah dikenali dan memiliki konsep. Selain mudah dikenali, hasil
dari rancangan visual tersebut diharapkan dapat menarik perhatian audiens
sesuai dengan konsep yang telah dibangun.
2.1.2. Teori Publikasi
Kamus Komunikasi (Onong, U. E. 1989), publikasi merupakan
kegiatan menyebarluaskan informasi menggunakan media informasi.
Dalam hal ini, publikasi yang diterapkan adalah publikasi cetak buku.
Terdapat formula yang terkandung dalam sebuah publikasi cetak
yang baik, yaitu: “hey, what? how? so.”
• “Hey” kata yang menarik perhatian yang biasanya
ditampilkan dengan sebuah visual pemicu yang menarik.
Untuk menarik perhatian pembaca visual fotografi
menjadi salah satu identitas yang akan membuat buku
tersebut menarik.
• “What?” adalah pengenalan mengenai topik yang ingin
disampaikan. Satu kalimat pada halaman pertama buku
akan menjadikan sebuah pengenalan terhadap keseluruhan
topik untuk pada pembaca.
4
• “How?” mengandung inti dan keseluruhan cerita dari topik
yang diangkat. Berkaitan dengan hal tersebut penulis
terinspirasi oleh cerita seorang yang berhasil sembuh dari
penyakit kanker.
• “So.” menjadi bagian dimana terjadi penyampaian
konsekuensi dan kesimpulan dari topik. Maka buku ini
akan menjadi media bagi mereka pula yang sedang
merasakan hal serupa atau sedang mengalami kesulitan
hidup, dengan harapan untuk meningkatkan motivasi dan
menjadi lebih baik.
Selain memperhatikan susunan konten yang ingin disampaikan,
memilih material juga penting seperti kertas yang digunakan. Buku
adalah sebuah wadah dimana informasi menjadi acuan bagi penulis untuk
menyusun rancangan visual publikasi yang akan dicetak dengan material
yang ditentukan, dan juga acuan dalam menyusun konten buku agar
informasi dan pesan yang tertera dapat disampaikan secara keseluruhan
secara runtun mulai dari permasalahan hingga penyelesaian.
2.1.3. Teori Hirarki
Hirarki (Quentin. N, 2018) membantu membedakan fungsi dari
sebuah desain yang dapat menciptakan arah baca untuk mata saat melihat,
sehingga tidak membingungkan untuk audiens. Merupakan hal yang
penting dalam menunjang keberhasilan pada penyampaian pesan dari
tulisan ataupun gambar yang ditampilkan dalam sebuah desain, pengalir
informasi yang ingin disampaikan secara keseluruhan dengan urutan yang
sudah diatur.
Dalam perancangan visual publikasi buku penulis antara lain,
buku akan disusun dengan hirarki, baik dari segi desain maupun cerita
sehingga tercipta alur yang dapat mengangkat emosi pembaca dari segi
penyusunan dan penyampaian informasi, dengan tujuan pesan yang ingin
5
disampaikan dapat diterima, dipahami, dan dirasakan dengan jelas oleh
pembaca.
2.1.4. Teori Tipografi
Dalam buku “The Fundamentals of Typography” (Gavin, A.
2006) dijelaskan bahwa tipografi merupakan alat komunikasi. Oleh
karena itu, tipografi harus bisa berkomunikasi dengan prinsip, dapat
dilihat secara keseluruhan (readability), jelas (clarity), dan terbaca
(legibility).
Selain itu, Dalam buku “Alphabets a Miscellany of Letters”
(David, S. 2010) dijelaskan pula teori dekonstruksi, bahwa sebenarnya
alfabet merupakan fondasi dalam setiap kata-kata, kalimat serta segala
bentuk ekspresi, dan penting untuk kita mengetahui bagaimana kata-kata
tersebut tersusun juga apa makna dibalik kata-kata tersebut.
Berdasarkan teori yang telah diteliti maka penulis menyimpulkan
bahwa peranan tipografi sangat mempengaruhi perancangan visual buku
tersebut. Berawal dengan pemilihan judul yang menjadi salah satu aspek
penentu penggambaran visual name style yang akan disajikan
menggunakan teori tipografi. Tak hanya name style namun konten yang
disajikan harus dapat memenuhi tujuannya yaitu, menyampaikan
informasi dengan jelas dan baik.
2.1.5. Teori Warna
Warna merupakan elemen desain yang penting, penggunaan
warna dapat memberikan dampak secara langsung ke alam bawah sadar
seseorang. Selain itu penggunaan warna dapat menciptakan mood bagi
audiens yang melihatnya, karena hal tersebut, pemilihan warna harus
tepat bedasarkan target audiens yang dimaksudkan (Reinhard. U, 2000).
Eksplorasi atau pemilihan warna yang tepat akan meghadirkan
estetika dari pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah desain. Dalam
menghadirkan sebuah informasi, warna dapat membantu
6
mengelompokkan atau membedakan jenis-jenis informasi yang
dihadirkan. Warna juga merupakan aspek penting dalam sebuah visual
karena bisa mempengaruhi seseorang secara psikologis. Kombinasi
warna yang tepat dibutuhkan agar mendapatkan keefektifan dari sebuah
desain.
Dalam karya penulis, penulis ingin menyampaikan dua sisi pada
cerita yang disampaikan, yakni gelap dan terang. Maka dari itu penulis
memilih dua warna sebagai warna utama yaitu, warna hijau dan kuning.
Warna hijau menurut C.S Jones dalam psikologi sangat membantu orang
dalam situasi tertekan untuk menjadi lebih mampu menyeimbangkan
emosi dan memudahkan keterbukaan dalam berkomunikasi, sedangkan
warna kuning memberikan arti kehangatan dan rasa bahagia.
2.1.6. Teori Layout
Pada dasarnya layout dalam buku “Layout Dasar &
Penerapannya” (Surianto. R, 2017) dapat dijabarkan sebagai tataletak
elemen desain dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan
yang dibawa, yang merupakan tahapan kerja dalam desain.
Dalam sebuah layout, terdapat elemen penting yang bertujuan
untuk menyampaikan informasi dengan tepat dan nyaman dalam
pembacaannya, memudahkan pencarian informasi, navigasi dan estetika.
Elemen layout dibagi menjadi tiga, antara lain Elemen Teks, Elemen
Visual, Invisible Element.
Grid adalah alat bantu yang bermanfaat dalam melayout,
mempermudah kita menentukan tata letak elemen, konsistensi, dan
kesatuan layout terlebih untuk karya desain yang memiliki beberapa
halaman.
Modular Grid
Modular grid cocok digunakan untuk media yang isinya sangat
kompleks terdiri dari banyak artikel dan bagian berbeda serta elemen
7
layout yang berlainan sehingga dibutuhkan konsistensi tinggi antar
halamannya. Diluar fungsi tersebut modular grid juga akan menambah
estetika dan kerapihan pada desain layout secara keseluruhan.
Seperti yang disampaikan diatas penulis menggunakan modular
grid sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam melayout dan
memudahkan penulis menentukan tata letak elemen, konsistensi, dan
kesatuan untuk karya buku yang akan disusun oleh penulis.
2.1.7. Teori Fotografi
Komposisi yang baik merupakan proses dari perangkaian bentuk
dan warna yang dapat mengarahkan audiens kepada subjek yang dituju.
“Complete Digital Photography Eight Edition” (Ben Long, 2015)
Komposisi
Adapula empat hal yang harus diperhatikan dalam komposisi
fotografi, yaitu subjek dan background, keseimbangan proporsi, sudut
pandang, dan kesederhanaan. Juga ada banyak jenis komposisi pada
fotografi antara lain repetisi, rule of third, balance, golden ratio, leading
lines, light and dark, dan masih banyak yang lainnya.
Lighting
Ada dua jenis lighting yang dapat diterapkan pada keseharian kita
yaitu, yang pertama Available Light atau yang kita tahu sebagai matahari,
cahaya yang didapatkan ini bersifat alami atau mengikuti kondisi alam,
cahaya tersebut dapat kita kendalikan pula dengan metode pantulan bisa
dengan alat reflector sebagai salah satu alternatifnya.
Sebaliknya ada pula cahaya buatan yang berasal dari External
Flash, cahaya berikut ini merupakan cahaya yang dapat kita kendalikan
sepenuhnya mulai dari kekuatannya hingga arah cahayanya.
8
Lighting akan sangat menentukan hasil daripada karya fotografi
yang dibuat, lighting sendiri dapat menciptakan adanya komposisi pada
gambar yang akan diambil.
Special Shooting
Blur, kebanyakan foto blur merupakan hasil yang salah namun
tidak selalu, terkadang teknik foto blur ini dapat menggambarkan adanya
gerakan dalam karya yang kita buat. Tak hanya itu terkadang teknik blur
menjadi sebuah sugesti akan adanya misteri dalam karya yang dihasilkan.
Jika digunakan dengan tepat blur dapat menjadi pilihan pula untuk
mengurangi distraksi yang terjadi pada suatu karya fotografi. Diantaranya
ada teknik motion blur atau long exposure, selective blur, dan blur by
design.
Black and White, pada dasarnya hasil foto ini didapat pada masa
dimana film berwarna belum ditemukan. Namun warna merupakan aspek
kecil dalam tatanan visual. Fungsi daripada mata kita lebih banyak
melihat warna hitam dan putih, terutama dalam kondisi gelap. Black and
White juga merupakan bentuk abstraksi, yang dapat mengajak para
penikmatnya untuk ikut serta merasakan visual yang dihadirkan pada
karya tersebut.
Post Processing
Atau yang banyak dikenal dengan proses editing merupakan suatu
komponen penting dalam pengolahan gambar yang telah diambil untuk
mencipatakan sebuah hasil karya yang sempurna.
Proses ini terdiri dari dua tahapan yaitu color adjustment,
correction, dan grading yang dilakukan dengan perangkat lunak Adobe
Lightroom. Yang berikutnya merupakan proses re-touch yang dilakukan
dengan perangkat lunak Adobe Photoshop untuk menghasilkan hasil
karya yang maksimal.
9
2.1.8. Teori Semantik
Semantik berasal dari bahasa Yunani “semanien” yang artinya
“maksud” atau pengertian/persepsi tentang arti tanda visual pada
pelihat/pengguna/penerima tanda, Dalam arti lain semantik merupakan
suatu tingkat dimana kita meneliti dan menganalisa makna dari suatu
visual tertentu.
Pemaknaan konotatif menjadi pilihan penulis dalam
menyampaikan informasi melalui visual fotografi dalam buku “I CAN” .
Konotasi sendiri berarti sebuah makna kiasan/abstrak seperti yang
dilakukan penulis dalam pemilihan visual fotografi untuk memaknai tiap
kata dalam buku tersebut.
2.1.9. Teori Sintaktik
Sintaktik berasal dari bahasa Yunani “Suttatein” yang artinya
mengatur, mendisiplinkan, menyeragamkan. pengolahan/seleksi untuk
mencapai keberaturan dan keserasian sebagai satu kesatuan bahasa
bentuk, sistem visual, gaya visual.
Teori ini sangat penting dalam pembuatan sebuah buku. Teori ini
manjadi landasan penulis dalam menggunakan layout untuk menentukan
struktur dalam buku “I CAN” . Pemilihan typeface juga ditentukan
dengan teori ini untuk memberikan benang merah dari satu halaman ke
halaman lainnya.
2.2 Tinjauan Umum
2.2.1. Teori Konteks
2.2.1.1. Pengertian Motivasi Menurut KBBI
Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
10
2.2.1.2. Hirarki Kebutuhan Maslow
Abraham Maslow meyakini bahwa pada dasarnya manusia itu
baik dan menunjukkan bahwa individu memiliki dorongan yang tumbuh
secara terus menerus yang memiliki potensi besar. Sistem hirarki
kebutuhan, dikembangkan oleh Maslow, merupakan pola yang biasa
digunakan untuk menggolongkan motif manusia. Sistem hirarki
kebutuhan meliputi lima kategori motif yang disusun dari kebutuhan yang
paling rendah yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi (Wallace, Goldstein dan Nathan, 2007: 277).
Dua diantaranya adalah kebutuhan sosial, memberi dan menerima
cinta, persahabatan, kasih sayang, harta milik, pergaulan, dukungan. Dan
juga kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan untuk menyadari kemampuan
seseorang untuk kelanjutan pengembangan diri dan keinginan untuk
menjadi lebih dan mampu untuk menjadi orang.
2.2.1.3. Teori Victor H.Vroom (Teori Harapan)
Motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai
oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan
mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila
seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka
untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya.
2.2.1.4. Keuntungan Hidup dengan Tujuan
Selalu merasa terpenuhi, obat terampuh untuk segala bentuk
depresi, kesedihan, bahkan keinginan untuk mengakhiri diri sendiri
adalah dengan mengetahui bahwa karena kita hadir, hidup orang lain
disekitar kita jadi memiliki arti. Sadar akan hidup kita memiliki arti di
dunia ini menjadi salah satu kebanggaan serta pemenuhan pada diri kita.
11
Arah, Bimbingan, dan Rasa Aman dalam masa sulit. Kita pasti
pernah mengalami masa-masa tersebut dalam hidup ini situasi yang
memungkinkan kita untuk kehilangan harapan serta arah dan tujuan hidup
ini, namun dengan adanya tujuan yang jelas, manusia dapat membimbing
dirinya dengan rasa aman serta dengan adanya tujuan pula kita dapat
menentukan arah dan membimbing diri kita untuk tetap tegar hingga
dapat memenuhi tujuan kita.
2.2.2. Sumber Data
Dalam mendukung pembuatan buku pemahaman mengenai depresi untuk
kaum remaja, berikut metode dalam mengumpulkan data, yaitu:
• Wawancara
Wawancara akan dilakukan kepada tokoh yang
bersangkutan dengan topik terusung, anatara lain Evan
Novrado sendiri, serta beberapa pihak lain yang membantu
saya dalam mendukung jalannya pengumpulan data.
Tokoh-tokoh lain tersebut diantaranya adalah Yayasan
Pita Kuning, mereka merupakan yayasan yang membantu
anak-anak yang terkena kanker tidak hanya dengan materi
tetapi juga bantuan semangat, motivasi, dan psikologis
baik untuk anak yang sedang berjuang melawan kanker
tersebut juga bagi keluarga. Selain Yayasan Pita Kuning,
penulis juga mewawancarai seorang dari komunitas
Longevitology yang merupakan tempat dimana orang-
orang sakit atau memiliki kesulitan, datang dan melakukan
meditasi serta diberikan energi positif dari alam yang
dimana jika kita melakukan hal yang positif dengan
pikiran yang lebih terkendali maka hal tersebut akan
mempengaruhi kehidupan kita baik dalam kesehatan
jasmani, rohani, dan mental.
12
• Kuisioner
Kuisinoner mengenai topik terusung berbentuk online
form akan disebarkan untuk 100 orang mengenai
preferensi desain yang sesuai dengan kriteria sesuai target
audiens untuk mengetahui preferensi desain buku yang
diminati anak muda.
• Literatur
Bahan dan data dikumpulkan dari cerita kehidupan
seorang Evan Novrado, dengan referensi dari buku, jurnal,
artikel, forum, dan website sebagai data yang dibutuhkan
untuk menunjang materi konten buku cerita dan penerapan
desain serta konsep foto yang akan digunakan.
2.2.3. Target Konsumen
Lingkup proyek dalam tugas akhir ini dilakukan dengan
mendesain buku berupa kumpulan karya fotografi penulis dan disusun
dengan cerita yang akan dimasukan dalam bentuk pengembangan karya
buku fotografi dengan judul “I CAN” . Menggunakan prinsip desain
terkait sehingga diharapkan dapat menciptakan sebuah buku yang tidak
membosankan ataupun monoton, dan terlihat menarik untuk dibaca oleh
khalayak remaja.
2.2.3.1. Demografis
• Pria dan Wanita
• Usia 16-20 tahun (Primer)
• Usia 21-25 tahun (Sekunder)
• Pelajar/mahasiswa dan Karyawan
• SES B ke A
13
2.2.3.2. Geografis
• Tinggal di Indonesia
• Wilayah kota besar seperti DKI Jakarta dan sekitarnya.
2.2.3.3. Psikografis
• Suka membaca
• Memiliki jiwa sosial
• Tertarik dengan konten visual
• Rasa ingin tahu yang tinggi
2.2.4. Referensi
2.2.4.1. Buku NKCTHI
Buku-buku self-help yang didesain dengan visual yang atraktif
dan menarik bagi remaja, menjadikan referensi visual untuk karya
penulis. Buku NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini) oleh
Marchella banyak diminati remaja karena buku ini berisikan kalimat-
kalimat puitis yang ditulis dengan tulisan tangan penulis yang disertai
ilustrasi penulis. Selain itu, konsep minimalis dan penggunaan white
space yang maksimal membuat mata pembaca tidak lelah pada saat
menikmatinya. Pembagian antara ilustrasi dengan teks juga seimbang dan
memegang peran masing-masing.
Gambar 2.2.4.1.1. Buku NKCTHI oleh Marchella
Sumber: https://www.gramedia.com/blog/fakta-di-balik-larisnya-buku-nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini-marchella-fp/#gref
14
2.2.4.2. Referensi Karya Fotografi
Diambil dari karya Patrick O’Keefe selaku Art Director dan
Illustrator dalam film animasi berjudul “Spider-Man: Into The Spider
Verse”. Beliau membuat beberapa concept art berupa story board dari
film “Spider-Man: Into The Spider Verse”. Penulis terinspirasi untuk
membuat sebuah karya serupa yakni, buku cerita berkonsep dengan
menggunakan teknik eksekusi fotografi sebagai bagian dari
penggambaran cerita yang penulis ambil.
Adapun yang menginspirasi penulis dalam pembuatan buku
publikasi ini adalah bagaimana cara Patrick O’Keefe membangun mood
dengan permainan angle serta keselarasan tone warna pada concept art
yang telah dirancang.
Adapula penulis mengambil beberapa contoh karya fotografi yang
dapat mendukung penulis dalam pengerjaan karya fotografinya.
Gambar 2.2.4.2.1 Concept Art “Spider-Man: Into The Spider Verse”.
Sumber: http://conceptartworld.com/news/spider-man-into-the-spider-verse-concept-art-by-patrick-okeefe/
Gambar 2.2.4.2.2. Story Board
Sumber: https://pin.it/q4yosh4dwc627m
15
2.2.5. Kompetitor
Buku berjudul “Note to Self” merupakan salah satu buku
kompetitor penulis. Buku ini berisikan tentang perjalanan kasihnya
dengan pasangannya yang sama jenis dengan gambaran visual fotografi
sebagai media pendukung narasi yang terdapat dalam buku “Note to
Self”. Meski mengangkat cerita yang berbeda, namun pembuatan buku
yang akan dilakukan oleh penulis penggambarannya akan menyerupai
karena dengan menggunakan teknik fotografi untuk mendukung secara
visual narasi yang akan dibawakan dan juga banyak menggunakan
kiasan berupa objek benda yang memvisualisasikan apa yang ingin
disampaikan oleh penulis.
Buku ini berisikan karya fotografi yang di dominasi oleh
narasinya, menurut survey yang telah saya lakukan, banyak responden
yang lebih tertarik dengan buku dengan narasi singkat namun lebih
banyak menonjolkan aspek visualnya.
Gambar 2.2.5.1 Note to Self
Sumber: https://stylebychia.com/2017/09/09/august-beatitude-2017/
16
2.2.6 Analisa SWOT
2.2.6.1. Strength (Kekuatan) a) Membawakan topik mengenai perjalanan hidup Evan
Novrado yang merupakan seorang cancer survivor.
b) Sebagai sarana media sekaligus sumber pengetahuan dan
motivasi untuk para pengidap kanker lainnya.
c) Membahas kehidupan seorang cancer survivor secara
khusus dengan konsep fotografi, pemilihan typeface,
eksplorasi warna.
d) Menurut data survey masih jarang ada buku cerita dengan
konsep eksekusi fotografi.
2.2.6.2. Weakness (Kelemahan)
a) Ketidaktahuan masyarakat tentang tokoh yang diangkat.
b) Topik yang diangkat berhubungan dengan penyakit, yang
umumnya menjadi suatu paradigma negatif, juga topik
yang sensitif.
2.2.6.3. Opportunities (Kesempatan)
a) Menurut hasil wawancara narasumber, publikasi buku
cerita dapat menjadi salah satu semangat atau motivasi bagi
mereka yang sedang mengalami hal serupa utamanya dalam
hal cancer.
b) Cancer merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia,
namun banyak dari mereka yang belum mengetahui bahwa
cancer dapat disembuhkan jika diambil tindakan dengan
tepat dan cepat, buku ini dapat menjadi salah satu sarana
untuk meningkatkan awareness tersebut.
2.2.6.4. Threats (Ancaman)
a) Tidak semua remaja suka membaca buku.
17