Download - BAB 1. Pendahuluan FIX diare
BAB 1
PENDAHULUAN
Diare adalah peningkatan frekuensi defekasi (lebih 3x/hari) dengan konsistensi tinja encer dengan/atau
tanpa disertai lendir dan darah. Pada diare akut terjadi kehilangan cairan abnormal yang banyak melalui kotoran
(lebih dari jumlah rata-rata normal yaitu 10 ml/kg BB/ hari) disertai hilangnya elektrolit selama kurang dari 14
hari (biasanya < 7 hari). Keadaan ini biasanya disertai juga peningkatan frekuensi gerakan peristaltik saluran
cerna lebih dari 20 kali per hari dan buang air besar 4-5 kali per hari1.
Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara yang
sedang berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi disektor kesehatan oleh
karena rata-rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit ditempati oleh bayi dan anak
dengan penyakit diare selain itu juga di pelayanan kesehatan primer, diare masih menempati urutan kedua
dalam urutan 10 penyakit terbanyak dipopulasi. Diare di Indonesia merupakan salah satu penyebab kematian
dan kesakitan tertinggi pada anak terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia sebesar 17% kematian anak
disebabkan oleh diare, sedangkan di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2007 diare masih merupakan
penyebab kematian bayi terbanyak yaitu 42%pada bayi dan 25,2% pada anak umur 1-4 tahun2.
Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus, penyebabnya adalah
infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Bakteri lebih sering menimbulkan diare
pada bayi usia beberapa bulan pertama, dan juga pada anak usia sekolah. Rotavirus diketahui sebagai penyebab
utama diare pada anak. 20-80% anak dengan diare di dunia, dan 55% anak diare di indonesia disebabkan oleh
rotavirus. Selain infeksi, diare dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu obat-obatan, alergi
makanan, kelainan dalam proses pencernaan dan absorpsi, imunodefisiensi, defisiensi vitamin, keracunan
logam berat, dan psikis.
Diare sangat sering diikuti dengan dehidrasi, oleh karena itu harus dinilai apakah anak dengan diare
mengalami dehidrasi atau tidak. Salah satu aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah menangani
mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk
mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit
dan sering disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa.
Diare perlu ditangani secara serius karena kematian bisa dicegah dengan perawatan yang benar.