Download - BAB 1 - Kewarganegaraan Demokrasi
MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DEMOKRASI DI INDONESIA
DISUSUN OLEH :
KARINA HANAWANTIKA
13211905
2EA27
Kewarganegaraan deemokrasiPage 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Demokrasi di Indonesia “.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah softskill. Dalam penulisan makalah ini
penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala
yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
Jakarta, 29 Mei 2013
Penulis
Kewarganegaraan deemokrasiPage 2
DAFTAR ISI
Cover……………………….……………………….………………… 1
Kata Pengantar………………………………………………………. 2
Daftar Isi…………………..…………………………………………… 3
BAB 1 PENDAHULUAN..
1. Latar Belakang…………………………………………………….. 4
1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………… 7
1.3 Tujuan…………………………………………………………….. 8
1.4 Batasan Masalah………………………………………………… 9
BAB 2 TEORI BUDAYA DEMOKRASI
2.1 Pengertian Demokrasi…………………………………………... 10
2.2 Landasan-landasan Demokrasi………………………………… 15
2.3 Sejarah dan Perkembangan Demokrasi………………………. 16
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………….…………… 23
B. Saran……………………………………………………………….. 24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 26
Kewarganegaraan deemokrasiPage 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini dilatari oleh maraknya konflik sosial yang terjadi di
belahan bumi Indonesia, terutama yang berbasis isu agama. Beberapa
tahun terakhir ini, kekerasan berbasis isu agama begitu cepat menyebar ke
berbagai lapisan masyarakat. Ketentraman hidup masyarakat sangat
terganggu oleh kerentanan yang luar biasa oleh kondisi keberagamaan
tersebut. Sedikit saja ego keagamaan disinggung, maka reaksi yang
ditimbulkan sangat besar dan berlebihan. Reaksi tersebut saat ini hampir
selalu berupa kekerasan yang menciptakan kecemasan dan kaitannya
dengan hubungan antar umat beragama di masyarakat. Agama sering kali
dijadikan titik singgung paling sensitif dalam pergaulan masyarakat yang
majemuk. Maka dari itu sangat perlu usaha manusia untuk mewujudkan
hubungan yang harmonis antar umat manusia, salah satu caranya yaitu
mengembangkan sikap toleransi.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan
menjadi basis tegaknya system politik demokrasi. Demokrasi meletakkan
rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih memegang teguh rakyat
selaku pemegang kedaulatan.
Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat
demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan
melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik
Kewarganegaraan deemokrasiPage 4
Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang
demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang
hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan
besi’. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem
demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi.
Tahukah anda apa itu demokrasi?? Dan bagaimana bentuk
demokrasi itu dalam sistem suatu negara?? Dan apa pengaruhnya untuk
dunia pendidikan?. Dalam makalah ini saya akan membahas
permasalahan-permasalahan tersebut untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca makalah ini.
Setiap Negara menganut system ketatanegaraan. Salah satu
contohnya adalah sistem pemerintahan demokrasi. Salah satu sistem
pemerintahan klasik yang sudah ada sejak zaman Yunani kuno.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara pada umumnya
memberikan pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan
ketentuan dalam masalah-masalah pokok yang mengenai kehidupannya,
termasuk dalam menilai kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan
rakyat. Dengan demikian Negara demokrasi adalah bentuk atau
mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Berdasarkan ketertarikan penulis terhadap hal tersebut, maka lahirlah
makalah yang berjudul “Makna Demokrasi dalam Pancasila Sila ke-4”.
Kewarganegaraan deemokrasiPage 5
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas
(independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan
agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling
mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan
melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang
berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga
perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan
menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif
dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak
sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang
memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum
dan peraturan. Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau
hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh
melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti
diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak
dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak
semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).
Kewarganegaraan deemokrasiPage 6
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya
kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara
langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau
anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara
tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih
sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak
kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar,
suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat
cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi
meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai
tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara,
masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem
yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi
hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur
tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memiliki catatan kriminal
(misal, narapidana atau bekas narapindana).
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaanya, banyak sekali penyimpangan terhadap nilai-
nilai demokrasi baik itu dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun
masyarakat.
Kewarganegaraan deemokrasiPage 7
Permasalahn yang muncul diantaranya yaitu:
• Belum tegaknya supermasi hukum.
• Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
• Pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
• Tidak adanya kehidupan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
Untuk mengeliminasi masalah-masalah yang ada, maka makalah ini
akan memaparkan pentingnya budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-
hari. Untuk itu, penulis menyusun makalah ini dengan judul “ BUDAYA
DEMOKRASI ”.
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Memaparkan masalah-masalah yang timbul yang diakibatkan
penyimpangan dari nilai-nilai demokrasi dalam kehidupa sehari-hari.
2. Memaparkan sejumlah sumber hukum yang menjadi landasan
demokrasi
3. Memaparkan contoh nyata penerapan budaya demokrasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Kewarganegaraan deemokrasiPage 8
1.4 Batasan Masalah
Karena banyaknya permasalahan-permasalahan yang timbul, maka
makalah ini hanya akan membahas tentang pentingnya budanya
demokrasi dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam keluarga maupun
masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kewarganegaraan deemokrasiPage 9
BAB II
TEORI BUDAYA DEMOKRASI
2.1 Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata yunani demos dan kratos, demos artinya
rakyat, kratos berarti pemerintah. Jadi , demokrasi berarti pemerintah
rakyat , yaitu pemerintah yang rakyatnya memegang peranan yang sangat
menentukan.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut.
Berikut pengertian Demokrasi bagi para Tokoh :
1. Menurut Internasional Commision of Jurits.
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana
kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka
atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang
bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah
rakyat.
2. Menurut Lincoln.
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
Kewarganegaraan deemokrasiPage 10
3. Menurut C.F Strong.
Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa
dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan
tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan
demokrasi, antara lain sebagai berikut :
a. John Locke (Inggris)
John Locke menganjurkan perlu adanya pembagian kekuasaan dalam
pemerintahan negara, yaitu sebagai berikut:
Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang.
Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-
undang.
Kekuasaan Federatif yaitu kekuasaan untuk menetapkan perang dan
damai, membuat perjanjian (aliansi) dengan negara lain, atau membuat
kebijaksanaan/perjanjian dengan semua orang atau badan luar negeri.
b. Montesquieu (Prancis)
Kekuasaan negara dalam melaksanakan kedaulatan atas nama seluruh
rakyat untuk menjamin, kepentingan rakyat harus terwujud dalam
pemisahaan kekuasaan lembaga-lembaga negara, antara lain sebagai
berikut:
Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang.
Kewarganegaraan deemokrasiPage 11
Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-
undang.
Kekuasaan Yudikatif yaitu kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan
undang-undang oleh badan peradilan.
c. Abraham Lincoln (Presiden Amerika Serikat)
Menurut Abraham Lincoln “Democracy is government of the people, by
people, by people, and for people”. Demokrasi adalah pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Didalam The Advance Lear ner’s Distionary of Current English (Hor
nby , dan kawan kawan :261) di kemukakan bahwa yang di maksud
dengan democracy adalah:
“(1) Country with principles of government in which all adult citizens
share through their ellected representatives; (2) country with government
which encourages and allow right of citizenship such as freedom of
speech,relegion, opinion, and association, the assertion of rule of law ,
majority rule, accompanied by respect for the right of minorityes. (3) society
in which there is tretment of each other by citizen as equals.”
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi
merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat , dimana
warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintah melalui
wakilnya yang di pilih melalui pemilu. Pemerintah di negara demokrasi juga
mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara , beragama,
berpendapat, berserikat setiap warga negara , menegakkan rule of law ,
Kewarganegaraan deemokrasiPage 12
adanya pemerintah mayoritas yang menghormati hak hak kelompok
minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang
yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Budaya Prinsip Demokrasi
Pada hakikatnya demokrasi adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah
kekuasaan tertinggi yang berada di tangan rakyat. Hikmah kebijaksanaan
adalah penggunaan akal pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Permusyawaratan adalah tata cara khas kepribadian Indonesia dalam
merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat
sehingga mencapai mufakat.
Isi pokok-pokok demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut :
Pelaksanaan demokrasi harus berdasarkan Pancasila sesuai dengan
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Demokrasi harus menghargai hak asasi manusia serta menjamin
hak-hak minoritas.
Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas
kelembagaan.
Kewarganegaraan deemokrasiPage 13
Demokrasi harus bersendikan pada hukum seperti dalam UUD 1945.
Indonesia adalah negara hukum (rechstaat) bukan berdasarkan kekuasaan
belaka (machstaat).
Demokrasi Pancasila juga mengajarkan prinsip-prinsip, antara lain
sebagai berikut:
a. Persamaan
b. Keseimbangan hak dan kewajiban
c. Kebebasan yang bertanggung jawab
d. Musyawarah untuk mufakat.
e. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
Ada 11 prinsip yang diyakini sebagai kunci untuk memahami
perkembangan demokrasi, antara lain sebagai berikut :
1. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
2. Pemilu yang demokratis
3. Pemerintahan lokal (desentralisasi kekuasaan)
4. Pembuatan UU
5. Sistem peradilan yang independen
6. Kekuasaan lembaga kepresidenan
7. Media yang bebas
8. Kelompok-kelompok kepentingan
9. Hak masyarakat untuk tahu
Kewarganegaraan deemokrasiPage 14
10. Melindungi hak-hak minoritas
11. Kontrol sipil atas militer
2.2 Landasan-landasan Demokrasi
2.2.1 Pembukaan UUD 1945
1. Alinea pertama
Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.
2. Alinea kedua
Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
3. Alinea ketiga
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan
luhur supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.
4. Alinea keempat
Melindungi segenap bangsa.
2.2.2 Batang Tubuh UUD 1945
1. Pasal 1 ayat 2
Kedaulatan adalah ditangan rakyat.
Kewarganegaraan deemokrasiPage 15
2. Pasal 2
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3. Pasal 6
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
4. Pasal 24 dan Pasal 25
Peradilan yang merdeka.
5. Pasal 27 ayat 1
Persamaan kedudukan di dalam hukum.
6. Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
2.2.3 Lain-lain
1. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi
2. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM
2.3 Sejarah dan Perkembangan Demokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di
Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap
sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum
Kewarganegaraan deemokrasiPage 16
demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan
dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,
bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian
kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan
prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat
juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk
diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah
(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk
masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah
seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain,
misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri
anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa
mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk
rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel Kewarganegaraan deemokrasi
Page 17
(accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan
akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu
secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan
lembaga negara tersebut.
Demokrasi Indonesia pasca kolonial, kita mendapati peran demokrasi
yang makin luas. Di zaman Soekarno, kita mengenal beberapa model
demokrasi. Partai-partai Nasionalis, Komunis bahkan Islamis hampir
semua mengatakan bahwa demokrasi itu adalah sesuatu yang ideal.
Bahkan bagi mereka, demokrasi bukan hanya merupakan sarana, tetapi
demokrasi akan mencapai sesuatu yang ideal. Bebas dari penjajahan dan
mencapai kemerdekaan adalah tujuan saat itu, yaitu mencapai sebuah
demokrasi. Oleh karena itu, orang makin menyukai demokrasi.
Demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini dapat dikatakan adalah
Demokrasi Liberal. Dalam sistem Pemilu mengindikasi sistem demokrasi
liberal di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banyak partai. Paling sedikit
sejak reformasi, Pemilu diikuti oleh 24 partai (Pemilu 2004), paling banyak
48 Partai (Pemilu 1999). Pemilu bebas berdiri sesuka hati, asal memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan KPU. Kalau semua partai diijinkan ikut
Pemilu, bisa muncul ratusan sampai ribuan partai.
2. Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), juga memilih
anggota DPD (senat). Selain anggota DPD ini nyaris tidak ada guna dan
kerjanya, hal itu juga mencontoh sistem di Amerika yang mengenal
kedudukan para anggota senat (senator).
Kewarganegaraan deemokrasiPage 18
3. Pemilihan Presiden secara langsung sejak 2004. Bukan hanya sosok
presiden, tetapi juga wakil presidennya. Untuk Pilpres ini, mekanisme
nyaris serupa dengan pemilu partai, hanya obyek yang dipilih berupa
pasangan calon. Kadang, kalau dalam sekali Pilpres tidak diperoleh
pemenang mutlak, dilakukan pemilu putaran kedua, untuk mendapatkan
legitimasi suara yang kuat.
4. Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada), yaitu
pilkada gubernur, walikota, dan bupati. Lagi-lagi polanya persis seperti
pemilu Partai atau pemilu Presiden. Hanya sosok yang dipilih dan level
jabatannya berbeda. Disana ada penjaringan calon, kampanye, proses
pemilihan, dsb.
5. Adanya badan khusus penyelenggara Pemilu, yaitu KPU sebagai
panitia, dan Panwaslu sebagai pengawas proses pemilu. Belum lagi tim
pengamat independen yang dibentuk secara swadaya. Disini dibutuhkan
birokrasi tersendiri untuk menyelenggarakan Pemilu, meskipun pada
dasarnya birokrasi itu masih bergantung kepada Pemerintah juga.
6. Adanya lembaga surve, lembaga pooling, lembaga riset, dll. yang aktif
melakukan riset seputar perilaku pemilih atau calon pemilih dalam Pemilu.
Termasuk adanya media-media yang aktif melakukan pemantauan proses
pemilu, pra pelaksanaan, saat pelaksanaan, maupun paca pelaksanaan.
7. Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (duit). Banyak
sekali biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu.
Kewarganegaraan deemokrasiPage 19
Konsekuensinya, pihak-pihak yang berkantong tebal, mereka lebih
berpeluang memenangkan Pemilu, daripada orang-orang idealis, tetapi
miskin harta.Akhirnya, hitam-putihnya politik tergantung kepada tebal-
tipisnya kantong para politisi.
Semua ini dan indikasi-indikasi lainnya telah terlembagakan secara
kuat dengan payung UU Politik yang direvisi setiap 5 tahunan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sistem demikian telah menjadi realitas politik
legal dan memiliki posisi sangat kuat dalam kehidupan politik nasional.
Pesta demokrasi yang kita gelar setiap 5 tahun ini haruslah memiliki visi
kedepan yang jelas untuk membawa perubahan yang fundamental bagi
bangsa Indonesia yang kita cintai ini, baik dari segi perekonomian,
pertahanan, dan persaiangan tingkat global. Oleh karena itu, sinkronisasi
antara demokrasi dengan pembangunan nasional haruslah sejalan bukan
malah sebaliknya demokrasi yang ditegakkan hanya merupakan untuk
pemenuhan kepentingan partai dan sekelompok tertentu saja.
Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada
sendi-sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu
Pancasila dan UUD 1945.
Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat
diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
- Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
Kewarganegaraan deemokrasiPage 20
- Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
- Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
- Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
Di Lingkungan Masyarakat
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
- Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
- Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
- Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
- Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
- Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga
lain.
Di Lingkungan Sekolah
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
- Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;
- Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan
agama;
- Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
- Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk
menyelesaikan masalah;
- Sikap anti kekerasan.
Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Kewarganegaraan deemokrasiPage 21
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat
diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai
pendapat warganya;
Memiliki kejujuran dan integritas;
Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
Menghargai hak-hak kaum minoritas;
Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk
menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Kewarganegaraan deemokrasiPage 22
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa
demokrasi belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai
dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun
dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum
membudanyakannya.
Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.
Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-
nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara
warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang
tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya
diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar
betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar
nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang
lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan,
kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang
perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik
belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk
merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama,
dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-
nilai demokrasi itu kurang di praktekan.
1. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah
negara tersebut.
Kewarganegaraan deemokrasiPage 23
2. Pada kata Demokrasi ternyata memiliki hubungan yang sangat
erat dengan pancasila sila ke-4 yang berbunyi (“Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” ).
3. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia sudah berjalan dengan
baik, di buktikan dengan kedudukan Indonesia sebagai negara dengan
populasi 4 besar dunia yang berhasil melaksanakan demokrasi dan juga
Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto,
keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi
negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa di
antaranya masih diperintah dengan „tangan besi‟.
B.Saran
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada
usaha dari semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:
1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.
2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.
Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu
belajar dari pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya
demokrasi dengan lebih baik dibandingkan kita. Dalam usaha
mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang mengalami
kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus
berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap
bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik
Kewarganegaraan deemokrasiPage 24
dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Mari kita tentukan kemana arah pembangunan demokrasi pancasila
akan kita bawa. Tentunya dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada pada
pancasila sebagai Ideologi bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. “http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi“
Kewarganegaraan deemokrasiPage 25
2. “http://dondsor.blogster.com/demokrasi_dan_Konstitusi.html“
3. Abdulkarim, Aim, Drs, M.Pd. 2004 “Kewarganegaraan untuk SMP Kelas
II Jilid 2”. Bandung: Grafindo Media Pratama.
4. Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd. 2005 “ Kewarganegaraan
(Citizenship)”. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama.
5. Dahlan, Saronji, Drs. Dan H. Asy’ari, S.Pd, M.Pd. 2004
“Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VIII Jilid 2”. Jakarta: Erlangga.
6.Bestari, Prayoga dkk. 2008. Menjadi Warga Negara Yang Baik. Jakarta.
PT. Pribumi Mekar
Kewarganegaraan deemokrasiPage 26