1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good
Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam
mencapai tujuan dan cita-cita, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggungjawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu
instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.
Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar di wajibkan
untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Dimana Laporan ini adalah
merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Dinas Kesehatan selama Tahun
2016 kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Adapun secara teknis penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Atas Laporan
Kinerja.
B. Maksud Dan Tujuan
Penyusunan LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar ini dimaksudkan sebagai
perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian
Indikator Kinerja Utama dengan target yang telah ditetapkan. Adapun tujuannya adalah:
a. Memberikan informasi mengenai kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar selama tahun
anggaran 2016
b. Sebagai bahan evaluasi kinerja serta masukan dalam perencanaan program di Dinas
Kesehatan Kabupaten Blitar yang lebih baik di masa mendatang
2 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
c. Menjadikan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang akuntabel sehingga dapat bekerja
secara efisien, efektif dan representative, serta dapat mengakomodir aspirasi masyarakat
dan lingkungan.
C. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dalam Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2008
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas - Dinas Daerah Kabupaten Blitar, yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Blitar No. 51 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas
dan Fungsi Dinas Kesehatan kabupaten Blitar dipimpin oleh Kepala Dinas yang di bantu
oleh Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang. Setiap Kepala Bidang membawahi 3 (tiga)
Kepala Seksi sesuai bidangnya, sedangkan Sekretaris dibantu 3 (tiga) Kepala Sub Bagian.
Berikut adalah struktur yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yaitu :
1. Sekretariat, terdiri dari :
Kasubbag Umum
Kasubbag Keuangan
Kasubbag Penyusunan Program
2. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:
Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang
Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
3. Bidang Pengendalian penyakit dan Masalah Kesehatan, terdiri dari:
Seksi Pencegahan, Pengamatan Penyakit, Penanggulangan Masalah Kesehatan
Seksi Pemberantasan Penyakit
Seksi Penyehatan Lingkungan
4. Bidang Pengembangan Sumberdaya Kesehatan, terdiri dari:
Seksi Perencanaan, Pendayagunaan dan Pengembangan SDM
Seksi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan
Seksi Pembiayaan Kesehatan
5. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, terdiri dari:
Seksi Promosi Kesehatan
Seksi Gizi
3 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
Seksi Infolitbangkes
Berdasarkan Perda tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mempunyai tugas dan
kewajiban membantu Bupati melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang
kesehatan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas dan
kewajiban tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang kesehatan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;
d. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya;
D. Isu Strategis
Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses
perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu
yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Blitar. Mengusung Visi Bupati Blitar yaitu Menuju Kabupaten Blitar Lebih
Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing dan Misi ketiga Bupati yaitu Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia dengan Sasaran Meningkatnya Cakupan Layanan dan Kualitas
Kesehatan Masyarakat maka sebagai dasar tersebut diatas Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
menyusun Rencana Kinerja selama lima Tahun yang tertuang dalam Dokumen Renstra
Tahun 2016-2021.
Di dalam Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 telah dijabarkan
bahwa berdasarkan telaah dari Visi dan Misi Bupati, Renstra Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan
Kabupaten Blitar menetapkan permasalahan utama atau biasa yang disebut Isu Strategis yang
sedang dihadapi di Kabupaten Blitar. Isu Strategis tersebut antara lain :
1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
2. Belum Optimalnya penanggulangan masalah gizi
3. Belum optimalnya pengendalian penyakit menular, tidak menular dan akibat bencana
4. Belum optimalnya pembiayaan kesehatan
4 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
5. Belum optimalnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan
6. Masih rendahnya akses terhadap lingkungan yang sehat dan berkualitas
7. Masih belum optimalnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
E. Dasar Hukum
Sebagai Dasar Hukum penyusunan LKjIP adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ;
b. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten
dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur ;
c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas korupsi, kolusi dan Nepotisme
d. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
e. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Lembaga
Administrasi Negara
f. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Penyelenggaraan
Pendayagunaan Aparatur Negara
g. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
h. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 Tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
i. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53
Tahun 2014
j. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
F. Sistematika
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah didasarkan atas ketentuan
yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:
239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 Tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Juncto Peraturan Presiden
5 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, adapun
pelaksanaan lebih lanjut didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan
susunan sebagai berikut :
BAB. I PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi
organisasi.
BAB. II PERENCANAAN KINERJA
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut
dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Rencana Strategis
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika
ada)
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
6 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan Dokumen
Perjanjian Kinerja.
BAB. IV PENUTUP
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
a. Struktur Organisasi
b. Perjanjian Kinerja
c. Matrik Renstra
7 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Berdasarkan isu strategis yang sudah dirumuskan, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
menetapkan Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pembangunan bidang kesehatan beserta
Indikator Sasarannya yang selanjutnya Indikator tersebut menjadi Indikator Kinerja Utama Dinas
Kesehatan Kabupaten Blitar (Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
Tahun 2016-2021).
Indikator – indikator ini tertuang dalam Perjanjian Kinerja yang disusun pada awal tahun
kegiatan dengan target yang sudah ditetapkan setiap tahunnya dan menjadi tanggung jawab
Kepala Dinas Kesehatan kepada Bupati.
Berikut adalah Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2016 yang
telah disusun :
No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target 1 Menurunkan AKI/AKB Meningkatnya status kesehatan
ibu dan bayi
Penurunan AKI 98,12/100.000
KH
Penurunan AKB
10,5/1000 KH
2 Mengoptimalkan
penanggulangan masalah
gizi
Meningkatnya status gizi
masyarakat
Prevalensi Gizi Buruk 1,18
Prevalensi Stunting
21,29
3 Menurunkan masalah
kesehatan yang disebabkan
oleh penyakit menular,
penyakit tidak menular dan
akibat bencana
Meningkatnya upaya
pengendalian masalah kesehatan
yang disebabkan oleh penyakit
menular, penyakit tidak menular
dan akibat bencana
Persentase penanganan
KLB < 24 jam
100%
Persentase desa dengan
Posbindu PTM
20%
4 Mengoptimalkan
pelaksanaan pembiayaan
kesehatan
Optimalnya pelaksanaan
pembiayaan kesehatan
Persentase masyarakat
yang mempunyai Jaminan
Kesehatan (Universal
Coverage)
36%
Persentase Pembiayaan
Kesehatan dari APBD
9,6%
5 Mengoptimalkan akses
dan kualitas pelayanan
Meningkatnya akses dan
kualitas pelayanan kesehatan
Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai
standar
16%
6 Meningkatkan akses
terhadap lingkungan sehat
yang berkualitas
Meningkatnya akses terhadap
lingkungan sehat yang
berkualitas
Jumlah Kecamatan yang
mengadopsi pola
Kabupaten Sehat
9
8 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
7 Mengoptimalkan
kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat
Meningkatnya kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat
Persentase masyarakat
berprilaku hidup bersih
dan sehat
22,5%
8 Mewujudkan tertib
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan secara
optimal
Terwujudnya tertib administrasi
dan manajemen keuangan, aset,
perencanaan dan evaluasi
kesehatan secara optimal
Persentase pengelolaan
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan
100%
9 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
BAB. III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja
Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur. Pengukuran
kinerja dilakukan berdasarkan pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Penghitungan capaian kinerja memperhatikan karakteristik
indikator kinerja yang memiliki kondisi :
1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik.
2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja
Cara peyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan
membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian
kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut :
85 s/d 100 : Sangat berhasil (SB)
70 s/d <85 : Berhasil (B)
55 s/d <70 : Cukup berhasil (CB)
0 s/d <55 : Kurang berhasil (KB)
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk
memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak
tercapainya kinerja yang diharapkan.
10 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
Tabel 3.1
Pencapaian Kinerja Tahun 2016
No Sasaran Indikator Sasaran Target Realisasi % Capaian 1 Meningkatnya status
kesehatan ibu dan bayi
Penurunan AKI 98,12/100.000
KH
70,75/100.000
KH
127,89% (SB)
Penurunan AKB
10,5/1000 KH 10,31/1000 KH 101,80% (SB)
2 Meningkatnya status gizi
masyarakat
Prevalensi Gizi Buruk 1,18
0,1 191,52% (SB)
Prevalensi Stunting
21,29 19,7 180,71% (SB)
3 Meningkatnya upaya
pengendalian masalah
kesehatan yang disebabkan
oleh penyakit menular,
penyakit tidak menular dan
akibat bencana
Persentase penanganan
KLB < 24 jam
100% 100% 100% (SB)
Persentase desa dengan
Posbindu PTM
20% 22,17% 110,85% (SB)
4 Optimalnya pelaksanaan
pembiayaan kesehatan
Persentase masyarakat
yang mempunyai Jaminan
Kesehatan (Universal
Coverage)
36% 37,80% 105% (SB)
Persentase Pembiayaan
Kesehatan dari APBD
9,6% 10% 104,16% (SB)
5 Meningkatnya akses dan
kualitas pelayanan
kesehatan
Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai
standar
16% 25% 156,25% (SB)
6 Meningkatnya akses
terhadap lingkungan sehat
yang berkualitas
Jumlah Kecamatan yang
mengadopsi pola
Kabupaten Sehat
9 14 155,5% (SB)
7 Meningkatnya
kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat
Persentase masyarakat
berprilaku hidup bersih
dan sehat
22,5% 23,37% 103,86% (SB)
8 Terwujudnya tertib
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan secara
optimal
Persentase pengelolaan
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan
100% 100% 100% (SB)
Berdasarkan tabel 3.1 Pencapaian Kinerja, dapat dilihat bahwa semua indikator telah
mencapai/melebihi target yang telah ditetapkan.
11 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
Tabel 3.2
Perbandingan Realisasi Kinerja
No Sasaran Indikator Sasaran Target Realisasi
2014 2015 2016 1 Meningkatnya status
kesehatan ibu dan bayi
Penurunan AKI 98,12/100.000
KH
139,36/100.000
KH
98,12/100.000
KH
70,75/100.000
KH
Penurunan AKB
10,5/1000 KH 10,84/1000 KH 10,5/1000 KH 10,31/1000
KH
2 Meningkatnya status
gizi masyarakat
Prevalensi Gizi Buruk 1,18%
0,08% 0,1% 0,1%
Prevalensi Stunting
21,29% 26,7% 22,2% 19,7%
3 Meningkatnya upaya
pengendalian masalah
kesehatan yang
disebabkan oleh
penyakit menular,
penyakit tidak menular
dan akibat bencana
Persentase penanganan
KLB < 24 jam
100% 100% 100% 100%
Persentase desa dengan
Posbindu PTM
20% 0 12,90% 22,17%
4 Optimalnya
pelaksanaan
pembiayaan kesehatan
Persentase masyarakat
yang mempunyai
Jaminan Kesehatan
(Universal Coverage)
36% 32% 36% 37,80%
Persentase Pembiayaan
Kesehatan dari APBD
9,6% 6,4% 9,6% 10%
5 Meningkatnya akses
dan kualitas pelayanan
kesehatan
Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan
sesuai standar
16% 0 0 25%
6 Meningkatnya akses
terhadap lingkungan
sehat yang berkualitas
Jumlah Kecamatan
yang mengadopsi pola
Kabupaten Sehat
9 9 9 14
7 Meningkatnya
kemandirian
masyarakat untuk
hidup sehat
Persentase masyarakat
berprilaku hidup bersih
dan sehat
22,5% 19,4% 20,5% 23,37%
8 Terwujudnya tertib
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan
secara optimal
Persentase pengelolaan
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan
100% 100% 100% 100%
Berdasarkan Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja antara tahun 2016 dengan tahun
sebelumnya menunjukkan bahwa capaian realisasi indikator sasaran dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan.
12 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
Tabel 3.3
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d akhir periode RENSTRA
No Sasaran Indikator Sasaran
Target
akhir
RENSTRA
Realisasi Tingkat
Kemajuan
1 Meningkatnya status
kesehatan ibu dan bayi
Penurunan AKI 97,98/100.000
KH
70,75/100.000
KH
127,89%
Penurunan AKB
10/1000 KH 10,31/1000 KH 96,6%
2 Meningkatnya status gizi
masyarakat
Prevalensi Gizi Buruk 1,13%
0,1% 191,52%
Prevalensi Stunting
21,18% 19,7% 180,71%
3 Meningkatnya upaya
pengendalian masalah
kesehatan yang disebabkan
oleh penyakit menular,
penyakit tidak menular dan
akibat bencana
Persentase penanganan
KLB < 24 jam
100% 100% 100%
Persentase desa dengan
Posbindu PTM
70% 22,17% 31,67%
4 Optimalnya pelaksanaan
pembiayaan kesehatan
Persentase masyarakat
yang mempunyai Jaminan
Kesehatan (Universal
Coverage)
100% 37,80% 37,80%
Persentase Pembiayaan
Kesehatan dari APBD
10% 10% 100%
5 Meningkatnya akses dan
kualitas pelayanan
kesehatan
Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai
standar
100% 25% 25%
6 Meningkatnya akses
terhadap lingkungan sehat
yang berkualitas
Jumlah Kecamatan yang
mengadopsi pola
Kabupaten Sehat
22 14 63,6%
7 Meningkatnya
kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat
Persentase masyarakat
berprilaku hidup bersih
dan sehat
25% 23,37% 93,48%
8 Terwujudnya tertib
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan secara
optimal
Persentase pengelolaan
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan
100% 100% 100%
Berdasarkan Tabel 3.3 menunjukkan bahwa tingkat kemajuan realisasi dibandingkan dengan
target akhir Renstra bervariasi. Yang paling tinggi tingkat kemajuannya adalah Prevalensi
13 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
Gizi Buruk, Prevalensi Stunting, Penurunan AKI dan Penurunan AKB. Sedangkan yang
paling rendah tingkat kemajuannya adalah Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai
standar.
Tabel 3.4
Perbandingan Kinerja dengan Realisasi Nasional
No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi
2016
Realisasi
Nasional
Ket (+/-)
1 Meningkatnya status
kesehatan ibu dan bayi
Penurunan AKI 70,75/100.000
KH
305/100.000
KH
(+)
Penurunan AKB
10,31/1000
KH
22,23/1000 KH (+)
2 Meningkatnya status gizi
masyarakat
Prevalensi Gizi Buruk 0,1% 5,70% (+)
Prevalensi Stunting
19,7% 32,9% (+)
3 Meningkatnya upaya
pengendalian masalah
kesehatan yang disebabkan
oleh penyakit menular,
penyakit tidak menular dan
akibat bencana
Persentase penanganan
KLB < 24 jam
100% 100% (+)
Persentase desa dengan
Posbindu PTM
22,17% 9% (+)
4 Optimalnya pelaksanaan
pembiayaan kesehatan
Persentase masyarakat
yang mempunyai Jaminan
Kesehatan (Universal
Coverage)
37,80% -
Persentase Pembiayaan
Kesehatan dari APBD
10% -
5 Meningkatnya akses dan
kualitas pelayanan
kesehatan
Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai
standar
8% 26,57% (-)
6 Meningkatnya akses
terhadap lingkungan sehat
yang berkualitas
Jumlah Kecamatan yang
mengadopsi pola
Kabupaten Sehat
14 -
7 Meningkatnya
kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat
Persentase masyarakat
berprilaku hidup bersih
dan sehat
23,37% 44% (-)
8 Terwujudnya tertib
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan secara
optimal
Persentase pengelolaan
administrasi dan
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan
100% 100% (+)
14 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
Berdasarkan Tabel 3.4 bila dibandingkan antara realisasi kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016
dengan realisasi nasional maka hampir semua realisasi kinerja Dinas Kesehatan diatas capaian
nasional kecuali indikator Persentase masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat, capaian
Dinas Kesehatan masih dibawah capaian nasional.
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta
alternatife solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan tabel-tabel di atas, realisasi kinerja Dinas Kesehatan tahun 2016 ditinjau dari target
dan perbandingan dengan tahun sebelumnya, semua indikator sasaran Dinas Kesehatan yang
telah tercapai/memenuhi target yaitu :
1. Penurunan AKI
2. Penurunan AKB
3. Prevalensi Gizi Buruk
4. Prevalensi Stunting
5. Persentase penanganan KLB < 24 jam
6. Persentase desa dengan posbindu PTM
7. Persentase masyarakat yang mempunyai Jaminan Kesehatan (Universal Coverage)
8. Persentase Pembiayaan Kesehatan dari APBD
9. Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai standar
10. Jumlah Kecamatan yang mengadopsi pola Kabupaten Sehat
11. Persentase masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat
12. Persentase pengelolaan administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan
evaluasi kesehatan
Hal-hal yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator kinerja Dinas Kesehatan antara lain :
1. Komitmen bersama mulai dari Kepala Dinas, pemegang program sampai dengan staf
2. Kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sektor
3. Pembinaan secara kontinyu kepada pemegang program yang ada di Puskesmas
4. Pembinaan terhadap kader-kader kesehatan yang ada di wilayah
5. Pertemuan monitoring evaluasi program rutin terhadap kemajuan, hambatan dan
permasalahan dalam pelaksanaan program di lapangan.
15 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
6. Berusaha membuat terobosan/inovasi terhadap pelaksanaan program misalnya
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Berbasis Masyarakat (PiPiTeMBeM), Si Jari
Emas, Gema Pramantik, TGC Surveilans
Analisa atas efisiensi penggunaan Sumber Daya
Tabel 3.5
Alokasi Per Sasaran Pembangunan
No Sasaran Indikator Sasaran Anggaran % Anggaran 1 Meningkatnya status kesehatan
ibu dan bayi
Penurunan AKI 3.464.049.850
2,41%
Penurunan AKB
2 Meningkatnya status gizi
masyarakat
Prevalensi Gizi Buruk 5.883.425.300
4,10%
Prevalensi Stunting
3 Meningkatnya upaya
pengendalian masalah kesehatan
yang disebabkan oleh penyakit
menular, penyakit tidak menular
dan akibat bencana
Persentase penanganan KLB <
24 jam
1.480.699.000
1,03%
Persentase desa dengan
Posbindu PTM
4 Optimalnya pelaksanaan
pembiayaan kesehatan
Persentase masyarakat yang
mempunyai Jaminan
Kesehatan (Universal
Coverage)
47.121.645.220
32,83%
Persentase Pembiayaan
Kesehatan dari APBD
5 Meningkatnya akses dan
kualitas pelayanan kesehatan
Persentase fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai standar
63.698.875.595
44,38%
6 Meningkatnya akses terhadap
lingkungan sehat yang
berkualitas
Jumlah Kecamatan yang
mengadopsi pola Kabupaten
Sehat
2.711.211.700
1,89%
7 Meningkatnya kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat
Persentase masyarakat
berprilaku hidup bersih dan
sehat
9.886.931.300
6,89%
8 Terwujudnya tertib administrasi
dan manajemen keuangan, aset,
perencanaan dan evaluasi
kesehatan secara optimal
Persentase pengelolaan
administrasi dan manajemen
keuangan, aset, perencanaan
dan evaluasi kesehatan
9.269.619.500
6,46%
16 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukkan bawa alokasi anggaran per sasaran strategis terbesar adalah
Sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan yaitu sebesar 44,38% dari Total
Anggaran.
Tabel 3.6
Pencapaian Kinerja dan Anggaran
Sasaran Indikator
Sasaran
Kinerja Anggaran
Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian Meningkatnya
status
kesehatan ibu
dan bayi
Penurunan
AKI
98,12/100.000
KH
70,75/100.000
KH
127,89% 3.464.049.850
690.843.900 20%
Penurunan
AKB
10,5/1000 KH 10,31/1000
KH
101,80%
Meningkatnya
status gizi
masyarakat
Prevalensi
Gizi Buruk
1,18
0,1 191,52% 5.883.425.300
4.851.290.200 82%
Prevalensi
Stunting
21,29 19,7 180,71%
Meningkatnya
upaya
pengendalian
masalah
kesehatan
yang
disebabkan
oleh penyakit
menular,
penyakit tidak
menular dan
akibat
bencana
Persentase
penanganan
KLB < 24
jam
100% 100% 100% 1.480.699.000
1.198.847.043 81%
Persentase
desa dengan
Posbindu
PTM
20% 22,17% 110,85%
Optimalnya
pelaksanaan
pembiayaan
kesehatan
Persentase
masyarakat
yang
mempunyai
Jaminan
Kesehatan
(Universal
Coverage)
36% 37,80% 105% 47.121.645.220
29.324.403.004 62%
Persentase
Pembiayaan
Kesehatan
dari APBD
9,6% 10% 104,16%
17 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
Meningkatnya
akses dan
kualitas
pelayanan
kesehatan
Persentase
fasilitas
pelayanan
kesehatan
sesuai
standar
16% 8% 50% 63.698.875.595
43.229.009.856 68%
Meningkatnya
akses terhadap
lingkungan
sehat yang
berkualitas
Jumlah
Kecamatan
yang
mengadopsi
pola
Kabupaten
Sehat
9 14 155,5% 2.711.211.700
2.156.895.900 80%
Meningkatnya
kemandirian
masyarakat
untuk hidup
sehat
Persentase
masyarakat
berprilaku
hidup bersih
dan sehat
22,5% 23,37% 103,86% 9.886.931.300
8.662.038.350 88%
Terwujudnya
tertib
administrasi
dan
manajemen
keuangan,
aset,
perencanaan
dan evaluasi
kesehatan
secara optimal
Persentase
pengelolaan
administrasi
dan
manajemen
keuangan,
aset,
perencanaan
dan evaluasi
kesehatan
100% 100% 100% 9.269.619.500
8.765.541.904 95%
Tabel 3.7
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
No Sasaran Indikator Sasaran Capaian
Kinerja
Penyerapan
Anggaran
(%)
Tingkat
Efisiensi
(%) 1 Meningkatnya status
kesehatan ibu dan bayi
Penurunan AKI 127,89% 20% 94,84%
Penurunan AKB
101,80%
2 Meningkatnya status gizi
masyarakat
Prevalensi Gizi Buruk 191,52% 82% 104,11%
Prevalensi Stunting
180,71%
3 Meningkatnya upaya
pengendalian masalah
kesehatan yang disebabkan
oleh penyakit menular,
penyakit tidak menular dan
akibat bencana
Persentase penanganan KLB
< 24 jam
100% 81% 24,42%
Persentase desa dengan
Posbindu PTM
110,85%
18 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
4 Optimalnya pelaksanaan
pembiayaan kesehatan
Persentase masyarakat yang
mempunyai Jaminan
Kesehatan (Universal
Coverage)
105% 62% 42,58%
Persentase Pembiayaan
Kesehatan dari APBD
104,16%
5 Meningkatnya akses dan
kualitas pelayanan kesehatan
Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai
standar
156,25% 68% 88,25%
6 Meningkatnya akses
terhadap lingkungan sehat
yang berkualitas
Jumlah Kecamatan yang
mengadopsi pola Kabupaten
Sehat
155,5% 80% 75,5%
7 Meningkatnya kemandirian
masyarakat untuk hidup
sehat
Persentase masyarakat
berprilaku hidup bersih dan
sehat
103,86% 88% 15,86%
8 Terwujudnya tertib
administrasi dan manajemen
keuangan, aset, perencanaan
dan evaluasi kesehatan
secara optimal
Persentase pengelolaan
administrasi dan manajemen
keuangan, aset, perencanaan
dan evaluasi kesehatan
100% 95% 5%
Tingkat efisiensi digunakan untuk mengukur seberapa besar efisensi besarnya anggaran dengan
pencapaian hasil kinerja. Berdasarkan Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa tingkat
efisiensi penyerapan anggaran yang paling besar adalah sebesar 104,11% untuk sasaran
meningkatnya status gizi masyarakat.
Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja
Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja adalah :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan untuk menekan AKI dan AKB yang
mana yang sasarannya adalah ibu, bayi, balita, anak pra sekolah, remaja, lansia, kesehatan
reproduksi dan KB serta kegiatan penyehatan lingkungan untuk meningkatkan lingkungan
yang sehat berkualitas.
2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Di dalam program ini ada kegiatan yang khusus menangani masalah-masalah gizi
dengan sasaran Ibu hamil, bayi, balita dan anak pra sekolah dengan harapan kegiatan ini
untuk menekan angka gizi buruk di Kabupaten Blitar
19 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan untuk pencegahan, pengendalian dan
penanggulangan penyakit baik menular, tidak menular ataupun penyakit akibat bencana.
4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, Program Pengadaan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya, Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Di dalam program-program di atas terdapat kegiatan-kegiatan untuk pemenuhan obat
dan perbekalan kesehatan di Puskesmas, alat-alat kesehatan, peningkatan kualitas SDM
kesehatan, perbaikan kondisi fisik gedung Puskesmas, pembiayaan operasional puskesmas,
pembiayaan jaminan kesehatan dan akreditasi Puskesmas. Dengan semua kegiatan-kegiatan
tersebut diatas dapat mewujudkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar
5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program ini berisikan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat untuk
selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dengan melibatkan UKBM yang ada di masyarakat
seperti Desa Siaga, Posyandu, Saka Bakti Husada (SBH).
Selain program/kegiatan yang berasal dari Dinas Kesehatan, ada juga program/kegiatan dari
Pusat/Propinsi untuk Kabupaten Blitar seperti kegiatan yang bersumber dari DAK, Bantuan
Keuangan (BK) Propinsi serta Pengadaan-pengadaan baik dari pusat/propinsi seperti Buku KIA,
PMT dll yang langsung di droping ke Daerah termasuk Kabupaten Blitar sehingga mendukung
dalam upaya pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
B. REALISASI ANGGARAN
Program – program yang bersumber dana dari APBD adalah sebagai berikut :
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
d. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capain Kinerja dan Keuangan
e. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
f. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
g. Program Pengawasan Obat dan Makanan
h. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
i. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
j. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
20 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
k. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
l. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas /
Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
m. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana RS/RS Jiwa/RS
Paru/RS Mata
n. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
o. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
p. Program Pembinaan Lingkungan Sosial
Jumlah Anggaran untuk Program yang berasal dari APBD sebesar Rp. 143.516.457.465,-.
Sedang untuk Realisasi adalah sebesar Rp. 98.876.870,167,- (68,89%)
Program/Kegiatan yang bersumber dana dari APBD Provinsi antara lain :
a. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Puskesmas.
b. Pengembangan Taman Posyandu
Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 1.379.921.500,-
Realisasi Rp. 1.365.814.500,- (98,97%)
Kegiatan yang didanai dari DAK Fisik antara lain :
a. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (DAK)
b. Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (DAK)
Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 11.050.800.000,-
Realisasi Rp. 10.217.462.742,- (92,45%)
Kegiatan yang didanai dari DAK Non Fisik antara lain :
a. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
b. Jampersal
Jumlah Anggaran Sebesar Rp. 7.578.850.000,-
Realisasi Rp. 5.183.867.800,- (68,39%)
21 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
BAB. IV
P E N U T U P
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan sarana untuk
mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan dengan dasar
penilaian capaian target / realisasi.
Berdasarkan LKjIP Kabupaten Blitar tahun 2016 ini secara umum Dinas Kesehatan telah
memperlihatkan pencapaian kinerja yang baik atas sasaran-sasaran strategis. Terhadap indikator
kinerja yang belum tercapai akan menjadi evaluasi dan perhatian khusus Dinas Kesehatan supaya
ke depan dapat meningkat dan mencapai target yang telah ditetapkan. Sedangkan terhadap
indikator yang sudah tercapai/melebihi target untuk dapat dipertahankan dan ditingkatkan secara
kualitas. Terkait penyerapan anggaran Dinas Kesehatan tahun 2016 hanya 68,90%, penyerapan
ini tergolong rendah meskipun pencapaian kinerja telah banyak yang memenuhi target. Semoga
ditahun yang akan datang tidak hanya pencapaian kinerja yang baik namun dibarengi dengan
penyerapan anggaran yang tinggi pula.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah bekerjasama ikut membangun/meningkatkan
derajat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Blitar disampaikan terima kasih.