Download - Automatic Transmission
Microsoft Word - AT.doc
GARIS BESAR TRANSMISI OTOMATISURAIANTransmisi otomatis dapat dibedakan dalam dua jenis yang berbeda dalam sistem waktu perpindahan gigi dan waktu lock up, yaitu:
Full hydraulic
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur sepenuhnya secara hidraulis.
Electronic Control Transmission (ECT)
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur secara elektronik. Tipe ini menggunakan data (shift and lock pattern) yang tersimpan dalam TCM sebagai kontrolnya, juga terdapat
fungsi diagnosa dan fail-safe.
Full hydraulic
AT Pengaturan shift dan lock up timingECT
Fungsi Diagnosa Fungsi fail-safe Lain-lain
APAKAH TRANSMISI OTOMATIS ITU ?Transmisi otomatis adalah transmisi yang perpindahan giginya terjadi secara otomatis berdasarkan beban mesin (besarnya penekanan pedal gas) dan kecepatan kendaraan.
KEUNTUNGAN TRANSMISI OTOMATIS (FULL HYDRAULIC)Dibandingkan dengan transmisi manual, transmisi otomatis mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:
Mengurangi kelelahan pengemudi karena tidak ada pengoperasian pedal kopling dan pemindahan gigi.
Perpindahan gigi terjadi secara otomatis dan lembut.
Mengurangi beban mesin karena mesin dan pemindah daya dihubungkan melalui fluida secara hidraulis (torque converter).
KEUNTUNGAN ECTDibandingkan dengan transmisi otomatis full hydraulic, ECT mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:
Pengemudi dapat memilih mode penggendaraan.
Mengurangi getaran perpindahan gigi
Pemakaian bahan bakar lebih irit
Mempunyai fungsi diagnosa dan memori
Mempunyai fungsi fail safe
JENIS-JENIS TRANSMISI OTOMATISTransmisi otomatis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Automatic transaxle, digunakan untuk kendaraan FF (Front-engine, Front-wheel-drive).
Automatic transmission, digunakan untuk kendaraan FR (Front-engine, Rear-wheel-drive)
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMATransmisi otomatis terdiri dari beberapa komponen utama sebagai berikut:
Torque converter
Planetary gear unit
Hydraulic control unit
Manual linkage
Automatic transmission fluid
TORQUE CONVERTERUMUMTorque converter dipasang pada sisi input shaft transmisi dan diikat dengan baut terhadap bagian belakang poros engkol mesin melalui drive plate.
Fungsi torque converter adalah:
Memperbesar momen
Sebagai kopling otomatis
Meredam getaran perpindahan daya
Sebagai flywheel
Mengerakkan pompa oli
KONSTRUKSI1. PUMP IMPELLERPump impeller disatukan dengan converter case dan converter case dihubungkan ke poros engkol melalui drive plate, ini berarti pump impeller akan berputar saat poros engkol berputar. Pump impeler berfungsi untuk melemparkan fluida (ATF) ke turbine runner agar turbine runner ikut berputar. Pump impeller terdiri dari vane dan guide ring. Guide ring berfungsi untuk membentuk celah yang memperlancar aliran minyak.
2. TURBINE RUNNERTurbine runner dihubungkan dengan over drive input shaft transmisi, ini berarti turbine runner berfungsi untuk menerima lemparan fluida dari pump impeller dan memutarkan over drive input shaft transmisi. Turbine runner terdiri dari vane dan guide ring. Arah vane pada turbine runner berlawanan dengan vane pump impeler.
3. STATORStator ditempatkan di tengah-tengah antara pump impeller dan turbine runner. Dipasang pada poros stator yang diikatkan pada transmission case melalui one way clutch. Stator berfungsi mengarahkan fluida dari turbine runner agar menabrak bagian belakang vane pump impeller, sehingga memberikan tambahan tenaga pada pump impeller.
One way clutch memungkinkan stator hanya berputar searah dengan poros engkol. Oleh karena itu, stator akan berputar atau terkunci tergantung dari arah dorongan minyak pada vane stator.
CARA KERJA ONE WAY CLUTCH Outer Race Berputar Searah Putaran Poros EngkolSaat outer race berputar searah putaran poros engkol, ia akan mendorong bagian atas sprag. Karena panjang l1 lebih pendek dari l , maka outer race berputar.
Outer Race Berputar Berlawanan Arah Putaran Poros EngkolBila outer race berputar berlawanan arah putaran poros engkol, sprag tidak dapat miring karena panjang l2 lebih panjang dari l. Akibatnya sprag berfungsi sebagai baji yang mengunci outer race dan mencegahnya berputar.
Retainer spring dipasang untuk menjaga posisi sprag sedikit menghadap ke atas pada arah hampir mengunci outer race.
PRINSIP PEMINDAHAN TENAGABila kita memasang dua buah kipas angin A dan B berhadapan satu sama lain, kemudian kipas angin A dihidupkan, maka kipas angin B akan ikut berputar dengan arah yang sama. Ini terjadi karena aliran udara dari kipas angin A membentur daun (vane) kipas angin B dan selanjutnya kipas angin B akan terbawa berputar. Dengan kata lain, terjadi pemindahan tenaga dari kipas angin A ke kipas angin B melalui angin sebagai perantara.
Torque converter bekerja dengan cara yang sama, pompa impeller memainkan peranan kipas
A dan turbine runner sebagai kipas B. perantaranya adalah fluida (ATF).
PRINSIP PEMBESARAN MOMENPada kedua kipas yang diceritakan sebelumnya ditambahkan air duct, udara yang mengalir ke kipas B akan dikembalikan ke kipas A dari belakang melaui air duct. Ini akan menyebabkan energi yang tertinggal di udara setelah melalui kipas B akan membantu putaran kipas A.
Dalam torque converter, stator berfungsi sebagai air duct.
FUNGSI ONE WAY CLUTCHSAAT PUTARAN MESIN RENDAHSaat perbedaan putaran antara pump impeller dan turbine runner besar, fluida akan menghantam bagian depan vane stator, menyebabkan stator berputar dengan arah berlawanan dengan putaran pump impeller. Karena stator terkunci oleh one way clutch, ia tidak berputar tetapi vane-nya menyebabkan arah aliran minyak diubah agar membentur bagian belakang vane pump impeller
SAAT PUTARAN MESIN TINGGISaat perbedaan putaran antara pump impeller dan turbine runner kecil, fluida akan menghantam bagian belakang vane stator, maka vane stator akan menghalangi alian minyak. menyebabkan stator berputar dengan arah berlawanan dengan putaran pump impeller. Karena stator terkunci oleh one way clutch, ia tidak berputar tetapi vane-nya menyebabkan arah aliran minyak diubah agar membentur bagian belakang vane pump impeller
MEKANISME LOCK-UP CLUTCHPada kenyataannya torque converter tidak dapat memindahkan 100 % tenaga mesin ke transmisi, jadi terdapat kerugian energi. Oleh karena itu, digunakan mekanisme lock-up clutch yang menghubungkan langsung pump impeller dengan turbine runner, sehingga hampir 100% tenaga yang dibangkitkan oleh mesin diteruskan ke transmisi.
1. KONSTRUKSILock-up clutch dipasang pada turbine runner hub. Damper spring berfungsi untuk mencegah terjadinya kejutan pada saat lock up clutch bekerja. Bahan gesek (friction material) yang terdapat pada lock up piston terbuat dari bahan yang sama seperti yang digunakan pada brake dan clutch disc.
2. CARA KERJALock up clutch bekerja berdasarkan aliran fluida yang mengalir ke torque converter (converter pressure).
Tidak BerhubunganPada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan rendah, converter pressure mengalir ke bagian depan lock-up clutch sehingga lock-up clutch tidak bekerja.
BerhubunganPada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan sedang sampai tinggi, converter pressure mengalir ke bagian belakang lock-up clutch sehingga lock-up clutch tertekan ke arah converter case. Hal ini mengakibatkan lock up clutch bekerja.
PLANETARY GEAR UNITUMUMPlanetary gear unit terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe Simpson dan tipe Ravigneaux. Tipe Simpson digunakan pada automatic transmission AW03-72LE (TBR), sedangkan tipe Ravigneaux pada automatic transmission 4L30-E (UBS).
Planetary gear unit terdiri dari planetary gear yang merubah besarnya putaran; kopling & rem yang dioperasikan oleh tekanan hidrolik untuk mengendalikan operasi planetary gear; poros-
poros untuk meneruskan tenaga mesin dan bearing untuk memperhalus putaran setiap poros.
Fungsi planetary gear unit
Merubah perbandingan gigi, untuk merubah momen dan kecepatan.
Memungkinkan gerakan mundur
Memungkinkan gigi netral
KOPLING (CLUTCH)Kopling C0 (over drive clutch) berfungsi untuk meneruskan tenaga dari torque converter ke over drive sun gear melalui over drive input shaft (menghubungkan over drive planetary carrier dengan over drive sun gear). Disc dan plate disusun berseling, dengan disc dihubungkan dengan over drive planetary carrier dan plate berhubungan dengan over drive sun gear). Kopling C1 (forward clutch) berfungsi untuk menghubungkan input shaft dengan intermediate shaft. Disc dan plate disusun berseling, dengan disc dihubungkan dengan intermediate shaft dan plate berhubungan dengan input shaft).
Kopling C2 (direct clutch) berfungsi untuk menghubungkan input shaft dengan front & rear sun gear. Disc dan plate disusun berseling, dengan disc dihubungkan dengan input shaft dan plate berhubungan dengan front & rear sun gear).
1. CARA KERJABERHUBUNGANPada saat minyak bertekanan (line pressure) meng-alir ke piston cylinder, maka ia akan mendorong pis-ton check ball sehingga check valve tertutup.
Piston bergerak di dalam silinder mendorong plate berhubungan dengan disc.
Poros input berhubungan dengan ring gear dan tena-ga dari input shaft diteruskan ke ring gear.
TIDAK BERHUBUNGANSaat line pressure dibebaskan, tekanan minyak di dalam silinder menurun. Hal ini menyebabkan check ball tidak lagi menutup check valve dan minyak di dalam silinder keluar.
Akibatnya, piston akan kembali ke posisi semula karena terdorong oleh tekanan pegas pembalik (return spring), dan membebaskan hubungan kopling
2. PEMINDAHAN TENAGAC1 BEKERJAPada saat C1 bekerja, tenaga dari input shaft diteruskan ke ring gear.
C2 BEKERJAPada saat C2 bekerja, tenaga dari input shaft diteruskan ke sun gear.
C1 dan C2 BEKERJAPada saat C1 dan C 2 bekerja, tenaga dari input shaft diteruskan ke ring gear dan sun gear bersamaan.
REM (BRAKE)Ada dua tipe rem yaitu, band type dan wet multiple disc type. Band type digunakan untuk rem B1 (second coast brake) sedangkan rem-rem yang lain menggunakan wet multiple disc type. Pada transmisi automatik AW72-03LE rem B1 (second coast brake) menggunakan wet multiple disc type.
1. BAND TYPE BRAKE (B1)Tipe ini digunakan pada transmisi automatic 4L30-E (UBS). Brake band dilingkarkan di sekeliling bagian luar brake drum. Salah satu ujung brake band diikatkan ke transmission case dengan pin dan ujung lainnya berhubungan dengan brake piston, yang dioperasikan oleh adanya tekanan hidrolik. Brake piston dapat bergerak pada piston rod dengan menekan inner spring.
CARA KERJAPada saat tekanan hidrolik bekerja pada piston, maka piston bergerak ke kiri di dalam piston cylinder, menekan outer spring. Bersama piston, piston rod bergerak ke kiri mendorong salah satu ujung brake band mengerem brake drum.
Pada saat tekanan hidrolik dikeluarkan dari silinder, piston dan piston rod terdorong kembali dengan adanya kekuatan outer spring, sehingga drum terlepas dari brake drum.
Saat Putaran Tinggi
Saat putaran tinggi, brake band menerima gaya reaktif dari brake drum pada saat mengikat. Bila piston dan piston rod dibuat menyatu, piston akan bergetar karena gaya reaktif. Untuk mencegah hal ini, piston dipasangkan dengan piston rod melalui inner spring. Pada saat brake band menerima gaya rektif, piston rod akan menekan inner spring untuk meredam gaya reaktif.
2. WET MULTIPLE-DISC TYPE BRAKE (B0 ,B1 ,B2 dan B3)Rem B0 (over drive brake) berfungsi untuk menahan (mencegah berputarnya) over drive sun gear. Disc dihubungkan dengan over drive sun gear dan plate dihubungkan dengan transmission case. B1 (second coast brake) berfungsi untuk menahan front & rear sun gear agar tidak berputar. Disc dihubungkan dengan front & rear sun gear dan plate dihubungkan dengan transmission case. B2 (second brake) berfungsi untuk menahan one way clutch No.1 agar front & rear sun gear tidak dapat berputar berlawanan arah jarum jam. Disc dihubungkan dengan one way clutch No.1 dan plate dihubungkan dengan transmission case. B3 (first & reverse brake) berfungsi untuk menahan front planetary carrier agar tidak berputar. Disc dihubungkan dengan front planetary carrier
dan plate dihubungkan dengan transmission case.
CARA KERJAPada saat tekanan hidrolik diberikan ke piston cylinder, piston bergerak di dalam silinder, mendorong disc dan plate untuk saling berhubungan. Akibatnya, timbul gaya gesekan antara disc dan plate sehingga carrier terkunci dengan transmission case.
Bila tekanan hidrolik dikeluarkan dari silinder, piston kembali ke posisinya semula oleh return spring dan mengakibatkan rem bebas.
ONE-WAY CLUTCH (F0, F1 DAN F2)Over drive one way clutch (F0) berfungsi untuk menghubungkan over drive sun gear dengan over drive planetary carrier saat over drive sun gear berputar lebih cepat dari over drive planetary carrier. Outer race F0 dihubungkan dengan over drive planetary carrier dan inner race F0 dihubungkan dengan overdrive sun gear.
One-way clutch No.1 (F1) bekerja saat rem B2 bekerja untuk mencegah front & rear sun gear berputar berlawanan arah jarum jam. Outer race F1 dihubungkan dengan disc B2 dan inner race F1 dihubungkan dengan front & rear sun gear.
One way clutch (F2) berfungsi untuk mencegah front planetary carrier berputar berlawanan arah jarum jam. Outer race F2 dihubungkan dengan over drive planetary carrier dan inner race
F2 dihubungkan dengan overdrive sun gear.
PLANETARY GEARPlanetary gear terdiri dari ring gear, planetary carrier yang di dalamnya terdapat pinion gear dan sun gear. Pada transmisi otomatis AW03-72LE terdapat tiga buah planetary gear set, yaitu; over drive planetary gear set, front planetary gear set, rear planetary gear set.
1. CARA KERJA PERLAMBATANRing gear sebagai penggerakSun gear yang ditahanCarrier yang digerakkanCarrier berputar searah dengan ring gear dan putaran carrier lebih cepat dari putaran ring gear.
PERCEPATANCarrier sebagai penggerakSun gear yang ditahanRing gear yang digerakkanRing gear berputar searah dengan carrier dan putaran ring gear lebih cepat dari putaran carrier.
MUNDURSun gear sebagai penggerakCarrier yang ditahanRing gear yang digerakkanRing gear berputar berlawanan arah dengan sun gear dan putaran ring gear lebih lambat dari putaran sun gear.
2. GEAR RATIORumus dasar gear ratio adalah :
Gear ratio = Jumlah gigi yang digerakkanJumlah gigi yang menggerakkanKarena pinion gear bekerja sebagai idle gear, jumlah giginya tidak dikaitkan dengan gear ratio. Oleh karena itu, gear ratio planetary gear ditentukan oleh jumlah gigi carrier, ring gear dan sun gear.
Karena carrier bukan merupakan gigi, banyaknya gigi perumpamaan dipergunakan pada carrier. Banyaknya gigi carrier Zc dapat diperoleh dengan persamaan :
ZC = ZR + ZSDimanaZC = jumlah gigi carrierZR = jumlah gigi ring gearZS = jumlah gigi sun gearPLANETARY GEAR UNIT 4 KECEPATANC0 B0 C1
C2 B1
B2 B3
Fr PGSF0 OD PGS
F1 F2
Rr PGSFUNGSI MASING-MASING KOMPONENKOMPONENFUNGSI
Over drive clutch (C0)Menghubungkan OD sun gear dan OD planetary carrier
Forward clutch (C1)Menghubungkan input shaft dengan intermediate shaft
Direct clutch (C2)Menghubungkan input shaft dengan front & rear sun gear
Over drive brake (B0)Mengunci OD sun gear
Second coast brake (B1)Mengunci front & rear sun gear
Second brake (B2)Mengunci F1 (mencegah front & rear sun gear berputar
berlawanan jarum jam)
First & reverse brake (B3)Mengunci front planetary carrier
Over drive one way clutch
(F0)Menghubungkan OD sun gear dan OD planetary carrier, saat
OD sun gear berputar lebih cepat dari OD planetary carrier
One way clutch No.1 (F1)Mencegah front & rear sun gear berputar berlawanan jarum
jam, saat B2 bekerja
One way clutch No.2 (F2)Mencegah front planetary carrier berputar berlawanan jarum
jam,
CARA KERJA KOMPONENPRINSIP KERJA MASING-MASING POSISID ATAU 2 RANGE (Gigi 1)URUTAN PERPINDAHAN DAYAOD input shaft
OD planetary carrierC0F0OD sun gear OD pinion gear
OD ring gear input shaft
C1Intermediate shaft Rear ring gear Rear pinion gear
Front & rear sun gear
Front pinion gear Rear planetary carrier
Front planetary carrier Front ring gear
F2 Output shaft
D RANGE (Gigi 2)URUTAN PERPINDAHAN DAYAOD input shaft
OD planetary carrierC0F0OD sun gear OD pinion gear
OD ring gear input shaft
C1Intermediate shaft Rear ring gear Rear pinion gear
Front & rear sun gear Rear planetary carrier
F1 Output shaft
B2D RANGE (Gigi 3)URUTAN PERPINDAHAN DAYAOD input shaft
OD planetary carrierC0F0OD sun gear OD pinion gear
OD ring gear input shaft
C1 C2Intermediate shaft Front & rear sun gear
Rear ring gear
Rear pinion gear Rear planetary carrier Output shaft
D RANGE (Gigi 4/OD)
URUTAN PERPINDAHAN DAYAOD input shaft
OD planetary carrier
OD sun gear OD pinion gear
B0 OD ring gear
input shaft
C1 C2Intermediate shaft Front & rear sun gear
Rear ring gear
Rear pinion gear Rear planetary carrier Output shaft
R RANGEURUTAN PERPINDAHAN DAYAOD input shaft
OD planetary carrierC0F0OD sun gear OD pinion gear
OD ring gear input shaft
C2Front & rear sun gear Front pinion gear Front ring gear
Front planetary carrier Output shaft
B3POSISI P dan NBila shift selector diposisikan pada P atau N, forward clutch (C1) dan direct clutch (C2) tidak bekerja, sehingga putaran dari input shaft tidak diteruskan ke output shaft.
Sebagai tambahan, bila shift selector diposisikan pada P parking lock pawl akan mengikat front ring gear, yang diikat pada alur output shaft, sehingga kendaraan tidak dapat bergerak.
GEAR RATIOGIGI 1Gear ratio = OD RG + OD SG x Rr PC + Rr SG x Fr RG OD PC Rr RG Rr RG Fr SG
GIGI 2Gear ratio = OD RG + OD SG x Rr PC OD PC Rr RG
GIGI 3Gear ratio = OD RG + OD SG x Rr PC
OD PC Rr RG + Rr SG
GIGI 4/ODGear ratio = OD RG x Rr PC
OD PC Rr RG + Rr SG
GIGI RGear ratio = OD RG + OD SG x Fr RG OD PC Fr SG
Cobalah hitung gear ratio transmisi otomatis AW03-72LE !Isuzu Training Center - 41 -
HYDRAULIC CONTROL SYSTEMHydraulic control system terdiri dari oil pan yang berfungsi sebagai reservoir fluida; pompa oli untuk membangkitkan tekanan hidrolik; katup-katup yang mempunyai berbagai fungsi dan pipa-pipa saluran fluida yang mengalirkan minyak transmisi ke kopling, rem dan bagian-bagian lain pada hydraulic control system.
Sebagian besar katup hydraulic control system diletakkan pada valve body assembly yang berada di bawah planetary gear.
Fungsi hydraulic control system :
Mengalirkan minyak transmsisi ke torque converter.
Mengatur tekanan hidrolikyang dihasilkan oleh pompa oli.
Merubah beban mesin dan kecepatan kendaraan menjadi hidrolik "signal".
Memberikan tekanan hidrolik ke kopling dan rem untuk mengatur operasi planetary gear.
Melumasi bagian-bagian transmisi dengan minyak.
Mendinginkan torque converter dan transmisi dengan minyak.
SHIFTING CONTROLTransmisi Otomatis Full HydraulicTransmisi otomatis ini bekerja secara mekanis merubah kecepatan kendaraan menjadi governor pressure, dan penekanan pedal gas menjadi throttle pressure. Tekanan ini untuk mengontrol bekerjanya clutch dan brake di dalam planetary gear unit, sehingga terjadi up-shift dan down-shift pada transmisi.
ECTPada ECT, speed sensor mendeteksi kecepatan kendaraan dan throttle position sensor mendeteksi besarnya penekanan pedal gas. Sensor-sensor ini mengirimkan informasi ke TCM dalam bentuk sinyal listrik. TCM kemudian akan memerintahkan solenoid untuk bekerja, kerja solenoid ini untuk mengontrol bekerjanya clutch dan brake di dalam planetary gear unit, sehingga terjadi up-shift dan down-shift pada transmisi.
MANUAL LINKAGETransmisi otomatis melakukan up-shift dan down-shift secara otomatis. Tetapi ada dua buah linkage yang memungkinkan dioperasikan secara manual oleh pengemudi dihubungkan dengan transmisi otomatis.
Linkage ini adalah selector lever dengan cable dan accelerator pedal dan throttle cable.
SHIFT SELECTOR CABLEShift selector lever mempunyai shift lever dari transmisi manual. Ini dihubungkan dengan transmisi melalui kabel atau linkage. Pengemudi dapat memilih mode gerakan maju atau mundur, netral dan parkir dengan mengoperasikan lever ini. Pada kebanyakan transmisi otomatis, mode maju terdiri dari tiga tingkat : D (Drive), 2 (Second) dan L (Low).
Untuk keamanan, mesin hanya dapat di start hanya pada posisi N (NeutraL) atau P (Parkir);
karena pada posisi tersebut transmisi tidak dapat meneruskan tenaga dari mesin ke drive train.PENTINGJangan menggerakkan selector lever ke "R" (Mundur) pada saat kendaraan sedang bergerak maju, karena ini dapat merusak transmisi.
Jangan menggerakkanselector lever ke P (Parkir) pada saat kendaraan sedang berjalan, karena ini dapat merusak transmisi.
Jangan menekan pedal akselerator pada saat pedal rem ditekan. Bila transmisi pada posisi maju atau mundur karena transmisi akan overload dan dapat merusak.
Untuk memarkir kendaraan sementara sambiI mesin dalam keadaan hidup, gerakan selector lever ke P atau N dan pasang rem parkir. Bila selector lever diposisikan selain pada pada P dan N maka kendaraan dapat berjalan (kecenderungan ini semakin kuat pada saat Air Conditioner bekerja karena kecepatan idle naik di atas normal oleh karena kerja idle-up device),
PEDAL AKSELERASIPedal akselerasi dihubungkan melalui kabel pada control lever pada pompa injeksi (mesin diesel) atau pada throttle valve karburator (mesin bensin) atau pada throttle body (mesin EFI). Derajat penekanan pedal akselerasi, juga merupakan pembukaan throttle valve diteruskan ke transmisi oleh kabel ini.
Transmisi otomatis melakukan up-shift dan down-shift tergantung pada beban mesin (pembukaan throttle valve) dan pengemudi dapat mengubahnya dengan mengatur penekanan pedal akselerasi.
Pada saat pedal akselerasi ditekan sedikit, down dan up-shifting pada transmisi terjadi pada kecepatan kendaraan yang relatif rendah. Pada saat pedal akselerasl makin ditekan, shifting
akan terjadi pada kecepatan yang relatif tinggi.
Accelerator dan throttle cable harus disetel panjangnya yang tepat seperti yang ditentukan karena waktu shifting transmisi yang tepat ditentukan oleh konversi yang tepat dari banyaknya penekanan pedal akselerasi ke dalam sudut pembukaan throttle valve yang tepat dan juga pemindahan sudut pembukaan throttle valve yang tepat ke transmisi.
AUTOMATIC TRANSMISSION FLUID (ATF)High-grade petroleum-based mineral oil khusus yang dicampur dengan beberapa bahan tambahan dipergunakan untuk melumasi transmisi otomatis. Minyak ini dikenal sebagai Automatic Transmission Fluid (ATF) untuk membedakannya dari jenis minyak lain.
Transmisi otomatis harus selalu menggunakan jenis ATF yang telah ditentukan. Penggunaan
ATF selain yang ditentukan atau penggunaan ATFyang campuran akan menurunkan kemampuan transmisi otomatis.
Untuk memastikan bahwa transmisi otomatis bekerja dengan benar, level minyak juga penting. Pergunakan dipstick untuk pemeriksaan level minyak, dilakukan saat mesin berputar idle dan
transmisi berada pada suhu kerja normal dan posisi tuas transmisi berada pada posisi P.
Fungsi ATF :
Memindahkan momen puntir pada torque converter.
Mengendalikan hydraulic control system, demikian juga kerja kopling dan rem pada transmisi otomatis.
Melumasi planetary gear dan bagian-bagian lain yang bergerak
Mendinginkan bagian-bagian yang bergerak