Download - Aulia Parahita Unnes Pkmgt
i
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
KRIPBAU (KERIPIK TEMBAKAU) ANTIKANKER
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Aulia Parahita (4301413050/2013)
Mely Cholifatul Janah (4301413049/2013)
Fatih Rakhmawati (5213413006/2013)
Masyani (4201412020/2012)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................... 3
BAB II GAGASAN
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ......................................................... 3
2.2 Solusi Yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnya .................. 5
2.3 Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki
Melalui Gagasan Yang Diajukan .................................................................... 5
2.4 Pihak- Pihak Yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan dan
Perannya ........................................................................................................ 6
2.5 Langkah- Langkah Strategis Yang Dilakukan untuk Mengimplementasikan
Gagasan ......................................................................................................... 7
BAB III KESIMPULAN
3.1 Gagasan Yang Diajukan ........................................................................... 9
3.2 Teknik Implementasi Yang Akan Dilakukan ............................................. 9
3.3 Prediksi Hasil Yang Akan Diperoleh ........................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ...................................................... 12
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Tim ..................................................... 16
iv
RINGKASAN
Tembakau identik dengan rokok. Hal ini dikarenakan pemanfaatannya
sebagai bahan baku pembuatan rokok. Banyak orang beranggapan tembakau
hanya memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Sehingga tembakau sering disebut
sebagai sang penyebab kanker. Jumlah penderita kanker di Indonesia dari tahun
ke tahun jumlahnya masih sangat tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
telah menyampaikan bahwa pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami
kenaikkan penderita kanker sampai tujuh kali lipat dari tahun ini.
Siapa sangka tanaman tembakau yang biasanya dijadikan bahan dasar
rokok, ternyata dapat pula menghasilkan protein antikanker. Antikanker dari
tembakau ini diungkapkan oleh peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Arief Budi Witarto M.Eng.
Daun tembakau kini dimanfaatkan sebagai reaktor penghasil protein GCSF, suatu
hormon yang sangat penting dalam menstimulasi produksi darah. Protein dibuat
oleh DNA dalam tubuh. Jika DNA dalam tubuh ini dipindahkan ke tembakau
melalui bakteri, begitu masuk, tumbuhan ini akan mampu membuat protein sesuai
DNA yang telah dimasukkan tersebut. Kemudian, pada saat dipanen, maka akan
didapatkan protein tersebut. Protein inilah yang bisa dipakai sebagai protein
antikanker. Selain untuk protein antikanker, GSCF bisa juga untuk menstimulasi
perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan
jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tembakau bisa menghasilkan
protein antikanker memberikan ide inovasi bagi penulis. Inovasi yang ditawarkan
penulis adalah kripbau (keripik tembakau) antikanker. Penulis memilih olahan
keripik karena pembuatannya yang mudah dan murah. Selain itu, rasanya yang
gurih dan renyah menjadikan keripik sebagai makanan ringan yang dipilih dan
sangat disukai masyarakat. Produk keripik tembakau ini harapannya dapat
mengurangi jumlah penderita kanker khususnya di Indonesia.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tembakau diidentikkan dengan rokok. Banyak orang percaya bahwa
tembakau tidak bermanfaat bagi kesehatan. Umumnya masyarakat mengetahui
Nicotiana tabacum atau yang dikenal sebagai tembakau sebagai bahan baku
pembuatan rokok. Tentu saja banyak yang menganggap daun ini hanya memiliki
dampak negatif.
Tembakau tidak selalu berkonotasi negatif sebagai penyebab kanker.
Sebab beberapa penelitian justru menunjukkan manfaat tembakau dalam
mengobati berbagai macam penyakit. Perlu diketahui, tembakau memiliki
kandungan zat yang dapat mereaksikan protein dalam tubuh. Selain itu, tembakau
juga memiliki hormon penting yang memiliki peran dalam merangsang peredaran
darah manusia ke seluruh tubuh. Bahkan kandungan hormon dalam tembakau
lokal memiliki kandungan dua kali lipat lebih banyak dibanding hormon yang
terkandung dalam tembakau asal Eropa.
(http://www.resep.web.id/kesehatan/tembakau-hasilkan-protein-anti-kanker.html)
Selama ini kita tidak menduga bahwa tembakau juga mempunyai khasiat
luar biasa dalam dunia kesehatan. Tembakau yang biasanya dijadikan bahan dasar
rokok “sang penyebab kanker”, ternyata dapat pula menghasilkan protein
antikanker. Antikanker dari tembakau ini diungkapkan oleh peneliti dari Pusat
Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Arief
Budi Witarto M Eng. Muncul pertanyaan, ”Bagaimana tembakau menghasilkan
antikanker?”. Pada dasarnya Arief mencoba untuk menghasilkan protein pencetus
(Growth Colony Stimulating Factor (GCSF)) dengan menggunakan tanaman
tembakau (Nicotiana spp., L.). Tembakau yang diambil adalah tembakau lokal
dari varietas yang paling sesuai, yaitu genjah kenongo, dari total 20 varietas lokal
yang telah diteliti. Hasil penelitian menunjukkan, varietas lokal itu tingkat
produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan varietas Havana yang diproduksi di
luar negeri, tingkat produksi proteinnya mencapai dua hingga tiga kali lipatnya.
(http://www.republika.co.id/berita/shortlink/9725)
Daun tembakau yang biasanya diproduksi sebagai rokok,
kini dimanfaatkan sebagai reaktor penghasil protein GCSF, suatu hormon yang
sangat penting dalam menstimulasi produksi darah. Protein dibuat oleh DNA
dalam tubuh. Jika DNA dalam tubuh ini dipindahkan ke tembakau melalui
bakteri, begitu masuk, tumbuhan ini akan mampu membuat protein sesuai DNA
yang telah dimasukkan tersebut. Kemudian, apabila tumbuhan ini dipanen, maka
akan didapatkan protein tersebut. Protein inilah yang bisa dipakai sebagai protein
antikanker. Selain untuk protein antikanker, GSCF bisa juga untuk menstimulasi
perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan
jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak. Di bidang kedokteran terdapat produk-
produk farmasi yang sekarang ini banyak digunakan, yaitu obat maupun vaksin
2
yang berbentuk protein (http://putuartayasa.blogspot.com/2010/06/protein-anti-
kanker-dari-daun-tembakau.html).
Kepala Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
Profesor Soehartati Gondhowiarjo mengatakan bahwa jumlah penderita kanker di
Indonesia kian meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun
2012 menyebutkan, prevalensi kanker mencapai 4,3 banding 1000 orang. Padahal
data sebelumnya menyebutkan prevalensinya 1 banding 1000 orang. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional (UICC)
memprediksi akan terjadi peningkatan penderita kanker sebesar 300 persen di
seluruh dunia pada tahun 2030. Dari jumlah tersebut 70 persennya berada di
negara berkembang seperti Indonesia (Kompas.com).
Kanker merupakan ancaman terberat dalam hidup penderitanya. Semua
manusia memiliki potensi terkena kanker tidak memandang usia. Namun yang
terpenting adalah perlunya meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi
keadaan tersebut. Mewaspadai risiko kanker dengan memulai pola hidup sehat
merupakan prioritas yang utama. Kanker merupakan penyakit dengan proses
perkembangan yang panjang dan memiliki banyak faktor risiko. Penyebab kanker
tidak dapat ditentukan dari satu faktor risiko saja, tetapi gabungan dari banyak
faktor risiko. Faktor risiko kanker antara lain riwayat keluarga, infeksi virus,
paparan bahan kimia, dan radiasi. Sedangkan untuk mencegah kanker diperlukan
pencegahan primer yang terdiri dari berpikir positif, bergerak aktif, dan menjaga
pola makan, serta pencegahan sekunder yaitu deteksi dini dan vaksinasi.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tembakau bisa menghasilkan
protein antikanker memberikan ide inovasi bagi penulis. Inovasi yang ditawarkan
penulis adalah kripbau (keripik tembakau) antikanker. Penulis memilih olahan
keripik karena pembuatannya yang mudah dan murah. Selain itu, rasanya yang
gurih dan renyah menjadikan keripik sebagai makanan ringan yang dipilih dan
sangat disukai masyarakat. Produk keripik tembakau ini harapannya dapat
mengurangi jumlah penderita kanker khususnya di Indonesia.
1.2 Tujuan Penulisan
Gagasan tertulis ini memiliki tujuan, antara lain:
1. Untuk membantu mengurangi dampak negatif dari tembakau dalam rokok
dengan mengubah penggunaanya ke dalam bentuk olahan makanan ringan
yang disukai masyarakat.
2. Untuk mengetahui kandungan lain dari tembakau yang mampu menghasilkan
protein antikanker.
3. Untuk mengoptimalisasi pemanfaatan tembakau bagi kesehatan manusia
sebagai antikanker.
4. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan membuka usaha
rumahan keripik tembakau.
3
1.3 Manfaat Penulisan
Gagasan tertulis ini memiliki manfaat, antara lain:
1. Bertambahnya pengetahuan masyarakat akan manfaat lain tembakau bagi
kesehatan sebagai antikanker.
2. Terciptanya inovasi baru obat antikanker dari daun tembakau.
3. Berkurangnya jumlah penderita kanker khususnya di Indonesia.
4. Optimalnya pemanfaatan lahan pertanian tembakau selain sebagai bahan baku
rokok namun juga sebagai bahan baku olahan keripik tembakau yang kaya
akan protein antikanker.
BAB II GAGASAN
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak
lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting. Tidak hanya
sebagai sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi negara. Usaha
pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal
perkebunan tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar,
namun jika dibandingkan dengan pertanian padi, pertanian tembakau memerlukan
tenaga kerja hampir tiga kali lipatnya (http://bappeda.kendalkab.go.id
tentang_tembakau).
Daun tembakau diklaim sebagai “emas hijau”. Keberadaannya memberi
dampak kepada tiga sektor sekaligus. Ketiga sektor tersebut antara lain pertanian,
tenaga kerja, buruh, industri, hingga penerimaan negara lewat cukai. Penggunaan
tembakau adalah salah satu hal terbesar penyebab kanker di dunia yang dapat
dicegah.
Gambar 1. Daun Tembakau
Jumlah penderita kanker di Indonesia dari tahun ke tahun jumlahnya masih
sangat tinggi. Kanker sampai saat ini masih menjadi salah satu penyakit yang
paling ditakuti oleh masyarakat. Kondisi ini disebabkan telah banyaknya penderita
4
kanker yang akhirnya meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
telah menyampaikan bahwa pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami
kenaikkan penderita kanker sampai tujuh kali lipat. Menurut Guru Besar Ilmu
Penyakit Dalam dan Pakar Kanker Indonesia, Prof. dr. Abdul Muthalib, SpPD-
KHOM 10 jenis kanker terbanyak di Indonesia, antara lain:
a. Cervical cancer
b. Breast cancer
c. colorectal
d. Nask pharynx
e. Ovarian
f. NHL
g. Prostate
h. Bladder
i. Lung
j. Leukimia
(http://health.liputan6.com/read/520078/jumlah-penderita-kanker-di-indonesia-
bisa-7-kali-lipat-di-2030).
Dr Arief Budi Witarto M Eng, peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), penerima penghargaan Fraunhofer-
DAAD-Award 2007 dari Jerman. Risetnya tentang tembakau molecular farming
menyebutkan tembakau sebagai protein Growth Colony Stimulating Factor
(GCSF). GSCF merupakan suatu hormon yang sangat penting dalam
menstimulasi produksi darah. Tembakau yang diambil adalah tembakau lokal dari
varietas yang paling sesuai, yaitu genjah kenongo, dari total 20 varietas lokal telah
ditelitinya. Penelitian Arief dilakukan dengan beberapa ilmuwan dari Jerman.
Protein ini dibuat oleh DNA dalam tubuh. Jika DNA dalam tubuh dipindahkan ke
tembakau melalui bakteri, maka saat masuk kemudian tumbuhan itu akan
membuat protein sesuai DNA yang telah dimasukkan tersebut. Kemudian, jika
tumbuhan itu dipanen, maka akan didapatkan protein. Protein inilah yang bisa
dipakai sebagai protein antikanker. Selain untuk protein antikanker, GSCF bisa
juga untuk menstimulasi perbanyakan sel tunas (stem cell) yang bisa
dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak. Di
bidang kedokteran terdapat produk-produk farmasi yang sekarang ini banyak
digunakan, yaitu obat maupun vaksin yang berbentuk protein
(http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/10/14/tembakau-bakal-jadi-bahan-
obat -mahal-tembakau-di-indonesia-mulai-dikontrol-negara-maju-685297.html).
5
2.2 Solusi Yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnya
Kegiatan penelitian Dr. Arief Budi Witarto M Eng ini mencoba hal yang
baru yaitu menggunakan tanaman sebagai media produksi. Pemilihan tanaman
lokal ini dkarenakan Indonesia merupakan negara tropis yang masih disebut-sebut
bersifat agraris. Sehingga, jika disinergikan dengan pertanian hal tersebut lebih
cocok dan dominan. Sedangkan dari sudut ilmiah itu juga ada pemaparan bahwa
dengan menggunakan tanaman biaya produksinya akan lebih murah per sepuluh
hingga per seratusnya. Kemudian, Arief memberi syarat, tanamanan yang dipilih
haruslah tanaman yang budidayanya dalam waktu singkat bisa panen.
Syarat kedua adalah tanaman harus memiliki produksi biomassa, baik
umbi atau daun yang lebih besar sehingga efisien. Jadi tembakau yang digunakan
sebenarnya bukan tanaman tembakau seperti yang ada di pertanian yang bisa
langsung dipakai. Karena, ini produknya protein yang jadi obat, maka harus
disisipkan ke dalam tembakau itu. Dengan demikian tembakaunya akan
memproduksi protein yang dikode dengan DNA itu. Setelah itu, konsepnya sama
dengan cara yang biasa. Apabila disini tanamannya ditanam kemudian dari
daunnya diekstrak sehingga didapatkan protein yang murni dan sudah bebas dari
zat berbahaya yang ada di daun tembakau seperti nikotin. Dengan kata lain, solusi
yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya dalam bentuk obat yang
berisi ekstrak daun tembakau sebagai antikanker (http://www.republika.co.id/).
2.3 Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki
Melalui Gagasan Yang Diajukan
Upaya pembatasan tembakau dengan dalih kesehatan oleh negara maju
dan WHO menjadi upaya negara maju dan industri farmasi untuk memonopoli
tanaman tembakau. Tanaman tembakau melalui bioteknologi menjadi bahan dasar
biofarmaka sebagai bahan dasar obat kanker yang harganya cukup mahal.
Pembatasan tanaman tembakau merupakan upaya agar industri farmasi raksasa
dapat mengatur peredaran obat terutama bila obat ini dipatenkan
(http://ekonomi.kompasiana.com).
Dengan adanya keripik tembakau ini, diharapkan dapat menekan angka
penderita kanker setiap tahunnya yang semakin meningkat. Pencegahan dini ini
dap-at dilakukan dengan mengonsumsi keripik tembakau yang mengandung
protein antikanker. Gagasan yang sudah ada mengenai manfaat tembakau sebagai
antikanker berupa obat yang berisi ekstrak tembakau. Banyak orang yang tidak
suka mengonsumsi obat. Oleh karena itu, daun tembakau dipilih untuk diolah
dalam bentuk makanan ringan berupa keripik. Disamping rasanya yang enak dan
6
gurih, keripik tembakau ini juga menyehatkan dan dapat mencegah kanker dengan
kandungan protein antikanker.
2.4 Pihak-Pihak Yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan dan
Perannya
Peraturan pemerintah yang mengatur perlindungan terhadap masyarakat
akibat bahaya merokok (kandungan tembakau), UU Kesehatan No 36/2009
tentang Pengamanan Produk Tembakau sebaai Zat Adiktif bagi Kesehatan.
Undang-Undang Kesehatan ini disahkan dalam rapat paripurna DPR, Senin, 14
September 2009, menyatakan bahwa tembakau adalah zat adiktif
(www.ino.searo.who.int/.../Tobacco). Pembatasan produksi tembakau dilakukan
guna mengurangi keresahan masyarakat akan bahaya tembakau. Oleh karena itu,
untuk mengimplementasikan gagasan keripik tembakau sangat perlu adanya
perizinan yang sah dari pemerintah. Keripik tembakau merupakan usaha
memanfaatkan protein antikanker untuk mencegah bertambahnya penderita
kanker.
Adapun pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan
dan perannya, antara lain:
1. Pemerintah Daerah
2. Kementerian kehutanan dan pertanian
3. Petani tembakau
4. Pedagang makanan ringan. Pedagang ini dapat membantu dalam proses
pemasaran produk keripik tembakau
5. Ibu-ibu rumah tangga dapat membantu proses pembuatan keripik tembakau.
Kegiatan ini dirasa dapat mengisi waktu luang para ibu rumah tangga dengan
hal yang bermanfaat
Gambar 2. Mendayagunakan ibu-ibu rumah tangga dalam proses pembuatan
keripik tembakau
7
2. 5 Langkah-Langkah Strategi Yang Dilakukan untuk
Mengimplementasikan Gagasan
Langkah-langkah strategi yang dapat dilakukan untuk
mengimplementasikan gagasan, antara lain:
1. Mengadakan kerja sama dengan pihak-pihak yang dapat membantu dalam
proses perizinan usaha, budidaya tembakau, proses pembuatan, dan proses
pemasaran seperti, pemerintah daerah, kementerian kehutanan dan pertanian,
petani tembakau, pedagang makanan ringan, dan ibu-ibu rumah tangga.
2. Mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk ikut bergabung dalam usaha kecil
keripik tembakau. Para ibu ini juga dapat belajar mengenai pengolahan
keripik tembakau antikanker. Sehingga lambat laun akan membuka usaha
keripik tembakau sendiri. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat Indonesia, Dimana keripik tembakau memiliki potensi yang besar
untuk menjadi produk unggulan karena fungsinya sebagai antikanker.
3. Mempromosikan secara luas produk keripik tembakau baik melalui media
sosial online seperti, facebook, twitter, bbm dan sebaginya serta media
periklanan.
Gambar 3. Tembakau yang digunakan sebagai bahan dasar keripik tembakau
dipilih daun yang masih muda.
Selain rasanya yang enak dan gurih saat dimakan, cara membuat keripik
tembakau yang gurih dan sehat ini juga sangat mudah. Keripik lain pasti mengiris
tipis, tetapi keripik tembakau ini tidak diiris karena bentuk daunnya sudah tipis,
hanya saja perlu memotong daun menjadi beberapa bagian karena daun tembakau
cukup lebar. Daun tembakau yang akan diolah adalah daun tembakau muda. Daun
tembakau yang sudah dimasukkan protein antikanker ini selanjutnya diolah.
Sebelum masuk ke pembahasan mengenai langkah-langkah pembuatan
keripik tembakau ini, perlu tahu bahan-bahan yang digunakan untuk menciptakan
8
keripik tembakau yang sehat dan renyah. Berikut bahan-bahan yang perlu
disediakan:
1. Bahan Tepung
a. 15-20 helai daun tembakau
b. 80 g tepung kanji
c. 400 g tepung beras
d. 1 sendok teh garam
e. Air secukupnya
2. Bumbu Keripik
a. 5-6 bawang putih dan merah
b. 6 sendok makan ebi atau udang kering
c. 12 biji kemiri atau secukupnya
Adapun langkah-langkah pembuatan keripik tembakau antikanker, antara
lain:
1. Daun tembakau dicuci hingga bersih kemudian ditiriskan hingga tidak ada air
yang menempel.
2. Bahan-bahan tersebut dicampurkan sembari menuangkan air sedikit demi
sedikit sambil diaduk dan jangan sampai encer.
3. Semua bumbu ditumbuk atau diblender hingga benar-benar halus
4. Bahan dan bumbu dicampur hingga menjadi adonan agar bisa membungkus
daun tembakau kemudian diaduk sampai rata
5. Memanaskan minyak goreng.
6. Mencelupkan daun tembakau yang sudah dipotong ke adonan, kemudian
menggoreng sampai adonan berwarna kecoklatan, lalu tiriskan.
7. Keripik tembakau sudah siap disantap sebagai camilan yang sehat.
(http://hamzahwds.blogspot.com/2014/04/resep-cara-membuat-keripik-daun-
super.html)
Gambar 4. Contoh keripik tembakau antikanker
9
BAB III KESIMPULAN
4.1 Gagasan Yang Diajukan
Antikanker dari tembakau yang diungkapkan oleh peneliti dari Pusat
Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Arief
Budi Witarto M Eng. Protein ini dibuat oleh DNA dalam tubuh. Jika DNA dalam
tubuh dipindahkan ke tembakau melalui bakteri, maka saat masuk kemudian
tumbuhan itu akan membuat protein sesuai DNA yang telah dimasukkan tersebut.
Kemudian, jika tumbuhan itu dipanen, maka akan didapatkan protein. Protein
inilah yang bisa dipakai sebagai protein antikanker.
Upaya untuk mencegah bertambahnya penderita kanker adalah
menggunakan manfaat lain dari daun tembakau. Daun tembakau dapat diolah
dalam bentuk olahan makanan yang sehat. Yang sebelumnya telah melalui proses
budidaya sampai didapatkan protein antikanker. Daun tembakau ini diolah dalam
bentuk makanan ringan berupa keripik. Keripik tembakau ini sebagai antikanker
yang sehat, gurih dan renyah.
4.2 Teknik Implementasi Yang Akan Dilakukan
Teknik implementasi yang akan dilakukan melalui beberapa tahapan.
Tahapan pertama berupa mengadakan kerja sama dengan pihak-pihak terkait
seperti pemerintah daerah, kementerian kehutanan dan pertanian, petani
tembakau, pedagang, dan ibu-ibu rumah tangga. Tahapan selanjutnya mengajak
ibu-ibu rumah tangga untuk ikut bergabung dalam usaha kecil keripik tembakau.
Para ibu ini juga dapat belajar mengenai pengolahan keripik tembakau antikanker.
Sehingga lambat laun akan membuka usaha keripik tembakau sendiri. Hal ini
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Dimana keripik tembakau
memiliki potensi yang besar untuk menjadi produk unggulan karena fungsinya
sebagai antikanker. Mempromosikan secara luas produk keripik tembakau baik
melalui media sosial online seperti, facebook, twitter, bbm dan sebaginya serta
media periklanan.
3.3 Prediksi Hasil Yang Akan Diperoleh
Setelah dilakukan proses budidaya tembakau antikanker, proses
pembuatan keripik tembakau sampai pemasarannya diharapkan dapat
menciptakan lahan usaha yang dapat meningkatkan perekonomian mikro di
masyarakat. Prediksi hasil yang akan diperoleh yang utama dalam implementasi
gagasan ini adalah menurunnya angka penderita kanker khususnya di Indonesia
sebanyak 10% per tahun. Kewaspadaan masyarakat akan kanker dapat meningkat
melalui pencegahan dini terhadap kanker. Masyarakat dapat memilih keripik
tembakau (kripbau) antikanker sebagai camilan yang sehat pencegah kanker.
10
Karena kandungan bahan bakunya yaitu tembakau yang sudah terbukti
menghasilkan protein antikanker. Usaha keripik tembakau juga akan berkembang
dan menjadi produk unggulan.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://bappeda.kendalkab.go.id tentang_tembakau
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/10/14/tembakau-bakal-jadi-bahan-
obat-mahal-tembakau-di-indonesia-mulai-dikontrol-negara-maju-
685297.html
http://hamzahwds.blogspot.com/2014/04/resep-cara-membuat-keripik-daun-
super.html
http://health.liputan6.com/read/520078/jumlah-penderita-kanker-di-indonesia-
bisa-7-kali-lipat-di-2030
http://putuartayasa.blogspot.com/2010/06/protein-anti-kanker-dari-daun-
tembakau.html
http://www.republika.co.id/berita/shortlink/9725
http://www.resep.web.id/kesehatan/tembakau-hasilkan-protein-anti-kanker.html
12
13
14
15
16