Download - Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “SN” DENGAN
TONSILITIS DI Br. PUSEH DESA KETEWEL
KECAMATAN SUKAWATI
TANGGAL 24 - 28 MARET 2015
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal Maret 2015 pukul 10.00 Wita di
rumah keluarga Bapak “SN” di Br. Puseh Desa Ketewel Kecamatan Sukawati.
Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
1. Data umum
1.1 Identitas kepala keluarga
Inisial/nama : Bapak “SN”.
Umur : 43 tahun.
Alamat : Br. Puseh Desa Ketewel Kecamatan Sukawati
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD
Komposisi Keluarga :
Tabel 1.
Komposisi Anggota Keluarga Bapak “SN “ dengan Tonsilitis Khususnya
Anak Ke-2 “PY” di Banjar Puseh Desa Ketewel Kecamatan Sukawati
Tanggal 24 - 28 Maret 2015
Nama JK Hub. Dg
KK
Umur Pendi
didka
n
Status Imunisasi Ket.
BCG Polio DPT Hepatitis Campak
“MM” L Ayah 67 - - - - - - - - - - - - - -
“KW” P Ibu 65 - - - - - - - - - - - - - -
“WT” P Kakak 45 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
“SN” L Adik 41 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
“MK” P Istri 43 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
“PT” P Anak ke-1 14 SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
“PY” L Anak ke-2 9 TK √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.2 Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien yang teridentifikasi
: Meninggal
: Tinggal dalam serumah
: Menikah
1.3 Tipe Keluarga
Tipe keluarga bapak “SN” adalah keluarga besar (Extended Family) yang terdiri
dari nenek, kakek, paman, bibi, istri, dan 2 orang anak.
1.4 Suku bangsa
Keluarga Bapak “SN” merupakan keluarga suku Bali, bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Bali. Tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi
oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
1.5 Agama
Keluarga Bapak “SN” beragama Hindu dan seluruh anggota keluarganya
melakukan persembahyangan sesuai dengan agama yang dianut.
1.6 Status sosial-ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga bapak “SN” diperoleh sepenuhnya dari bapak “SN”. Bapak
“SN” bekerja sebagai Buruh. Penghasilan perbulan bapak “SN” tidak menentu
tapi penghasilan kira” sekitar Rp 60.000, sedangkan ibu “MK” sebagai Ibu rumah
tangga. Tiap bulan pengeluaran keluarga bapak “SN” adalah untuk kebutuhan
makan sehari-hari ± Rp.1.800.000 /bulan, biaya anak ± Rp. 3.000.000./bulan,
biaya listrik ± Rp. /bulan. Keluarga tidak mempunyai tabungan khusus. Barang-
barang yang dimiliki keluarga yaitu, motor,TV, radio, dll.
1.7 Aktivitas rekreasi
Keluarga biasanya pergi rekreasi ke pantai. Sehari-hari keluarga Bapak “SN”
berkumpul, mengobrol dan terkadang menonton TV bersama pada malam
harinya.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan :
2.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak remaja tugas
perkembangan keluarga dengan anak remaja yaitu :
a. Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.
2.2 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Sejauh ini keluarga Bapak “SN” sudah menjalankan tugas sesuai dengan tahap
perkembangan anggota keluarganya.
2.3 Riwayat keluarga inti
Bapak “SN” dan Ibu “MK” menikah sudah 16 tahun yang lalu. Perkawinannya
direstui oleh kedua orang tua masing-masing. Ibu “MK” merupakan pilihan
sendiri dari Bapak “SN” dan tidak dijodohkan.
2.4 Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua pihak Bapak “SN” dan Ibu “MK” tidak mempunyai kebiasaan
kawin cerai, tidak suka minum-minuman keras, ataupun berjudi. Dalam keluarga
Bapak “SN” tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular.
3. Data Lingkungan :
3.1 Karakteristik dan denah rumah
Rumah yang di huni oleh keluarga bapak “SN” merupakan rumah milik pribadi.
Luas rumah Bapak “SN” adalah ± 5 are, terdiri dari 6 kamar tidur, 1 kamar mandi,
1 dapur, 1 bale gede, 1 warung, 1 merajan, 1 sumur, 1 tempat kerja. Lantai terbuat
dari keramik dan semen, halaman rumah beralas paping, dan tembok berupa
batako. Sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, dan jendela rumah. Keluarga
mempunyai halaman di belakang dan dimanfaatkan untuk menanam tanam-
tanaman, sampah keluarga di letakkan di tempat sampah serta dan diangkut oleh
petugas kebersihan. Kebersihan rumah cukup, kondisi WC cukup bersih dengan
model WC jongkok. Air minum yang digunakan sehari-hari oleh keluarga bapak
“SN” adalah air rebusan dari sumur. Sedangkan air yang digunakan untuk mandi,
memasak, mencuci semua perabot keluarga menggunakan air dari sumur.
Sedangkan kondisi got lancar, tidak berbau, dan terbuka.
Denah rumah :
1
U
S
2
9
4
13
5 6
12 11
10
7
3
8
1. Br. Puseh 8. Dapur
2. Pintu Masuk Rumah 9. Kamar Tidur
3. Warung 10. Kamar Tidur
4. Tempat Kerja 11. Kamar Tidur
5. Sumur 12. Kamar Tidur
6. Kamar Tidur 13. Merajan
7. Kamar Tidur 14. Bale Gede
3.2 Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Bapak “SN” tinggal di lingkungan keluarga yang homogeny,
penduduknya mayoritas bersuku Bali. Rata-rata masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai buruh. Lingkungan tetangga cukup akrab dan saling
menolong apabila ada kesusahan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat di
dekat rumah klien adalah puskesmas. Jarak rumah dari pelayanan kesehatan dapat
dijangkau dengan sepeda motor.
3.3 Mobilitas keluarga
Keluarga Bapak “SN” merupakan penduduk asli. Rumah yang ditempati keluarga
bapak”SN” merupakan rumah yang ditempati sejak menikah.
Gambar 1.
Denah Rumah Pada Keluarga “SN” Dengan Tonsilitis Khususnya Pada Anak Ke-2 “PY” di Br.Puseh Desa Ketewel Kecamatan Sukawati
2015
.
3.4 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga bapak “SN” merupakan masyarakat asli Br. Puseh desa Ketewel
Kecamatan Sukawati, Gianyar. Mereka aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh
warga banjar, merekapun juga ikut dalam kegiatan ngayah dibanjar atau pura
setempat. Bapak “SN” aktif mengikuti perkumpulan di banjar, seperti gotong
royong membersihkan lingkungan dan kegiatan lainnya.
3.5 Sistem pendukung keluarga
Keluarga bapak “SN” apabila ada permasalahan keluarga termasuk masalah
keuangan akan meminjam uang terlebih dahulu di LPD. Dan apabila ada
permasalahan dalam keluarga selalu dibicarakan secara baik-baik untuk
mendapatkan jalan keluar yang tepat.
4. Struktur Keluarga :
4.1 Pola komunikasi keluarga
Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari apabila bapak
“SN”. Pola komunikasi keluarga terbuka antara anak, bapak “SN” dan Ibu “MK”
Apabila ada masalah keluarga biasanya selalu diselesaikan dengan berdiskusi.
Sehari-harinya keluarga bapak “SN” menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa
untuk berkomunikasi dengan keluarga.
4.2 Struktur kekuatan keluarga
Keluarga bapak “SN” saling mendukung satu sama lainnya, respon keluarga
apabila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya
bersama-sama. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, diusahakan untuk
berobat dan mendapatkan perawatan semampu keluarga sampai membaik.
4.3 Struktur dan peran keluarga
Peran formal : Bapak “SN” berperan sebagai suami, kepala keluarga dan ayah
dari anaknya, ibu “MK” mempunyai peran sebagai istri dan ibu. Sedangkan “PT”
dan “PY” berperan sebagai anak.
Peran informal: Selain sebagai pencari nafkah dan bertanggung jawab sebagai
kepala keluarga, bapak “SN” juga berperan sebagai pengasuh, pelindung anak dan
sebagai anggota kelompok sosial atau anggota masyarakat dari lingkungan.
4.4 Nilai dan norma keluarga
Keluarga menerapkan nilai – nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti
sembahyang tiap hari raya tertentu sesuai dengan agama yang dianut.
5. Fungsi Keluarga :
5.1 Fungsu afektif
Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota keluarga yang berhasil dan
keluarga sangat sedih bila ada anggota keluarga yang meninggal, sakit atau
kehilangan.
5.2 Fungsi sosial
Keluarga Bapak “SN” membiasakan anaknya bergaul dengan teman – temannya.
Teman dari anak – anaknya sering berkunjung ke rumah.
5.3 Fungsi pemenuhan kesehatan
Keluarga berusaha menerapkan pola hidup sehat, menjaga kebersihan
lingkungan agar tercipta kondisi keluarga yang sehat. Keluarga mengatakan
jarang ada anggota keluarga yang sakit.
Bapak “SN” mengatakan bahwa anak Ke-2 “PY” menderita amandel
sejak umur 4 tahun. Bapak “SN” mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
lain menderita penyakit yang sama dengan anaknya. Saat penyakitnya kambuh,
anak ke-2 “PY” seringkali mengalami sakit kepala dan merasa badannya lemas.
Beberapa kali sempat diperiksakan ke dokter dan diberikan obat penurun tensi.
Namun, saat ini jika penyakitnya kambuh, ibu “MK” lebih memilih untuk istirahat
dirumah. Dirinya mengatakan bahwa sakit kepalanya sering kambuh saat dirinya
sedang bekerja. Sakit kepala ibu “MK” seringkali timbul bila ibu “MK” merasa
banyak pikiran dan dikeluarganya sedang ada masalah. Sakit yang diderita ibu
“MK” sangat mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Sakit kepala yang dirasakan
biasanya menjalar sampai ke daerah leher, nyeri seperti tertekan beban berat.
Apabila sakit kepalanya kambuh pada malam hari biasanya ibu “MK” mengalami
kesulitan untuk tidur . Saat ditanya lebih lanjut, keluarga Bapak “PC” belum
mengetahui secara pasti tentang penyakit Hipertensi itu.
5.4 Fungsi reproduksi
Keluarga ibu “MK” mengatakan sudah cukup dan bersyukur sudah memiliki 3
orang anak laki-laki, dan 2 perempuan.
5.5 Fungsi ekonomi
Bapak “SN” sebagai kepala keluarga merupakan tulang punggung keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga bapak “SN”.
6. Stress dan Koping Keluarga :
6.1 Stressor jangka pendek dan panjang
Sterssor jangka pendek yang biasa dirasakan bapak “SN” bersumber pada masalah
kesehatan anaknya, apabila anaknya sakit bapak “SN” sering merasa khawatir.
Tetapi kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari keluarga.
Sedangkan stessor jangka panjang tidak ada dirasakan di dalam keluarga bapak
“SN”.
6.2 Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Upaya mengatasi stress biasanya dengan cara bermain computer dan mengobrol
bersama keluarga untuk bersama-sama dapat memecahkan masalah. Apabila
dalam keluarga ada permasalahan maka keluarga Bapak “SN” lebih memilih
membicarakannya baik-baik daripada tidak saling berkomunikasi.
6.3 Strategi koping yang digunakan
Kalau tidak menemukan jalan keluar, biasanya keluarga berkomunikasi dengan
saudara – saudaranya untuk mengurangi beban yang dideritanya. Biasanya
keluarga merasa nyaman setelah berkomunikasi saudara-saudaranya.
6.4 Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian, tidak di dapatkan adanya cara – cara keluarga dalam
mengatasi masalah secara maladaptive.
7. Pemeriksaan Fisik Keluarga
ASPEKKK
“SN”
Ayah “MM”
Ibu “KW”
Kakak “WT”
Adik “WK”
Istri “MK”
Anak ke 1
“PT”
Anak ke 2
“PY”1 3 4 5
Tensi (mmHg)
130/80 160/90 100/70
TB/BB 170/80 156 / 60 160/47Suhu (0C) 36,5 36,5 36,5Nadi (x/mnt) 76 82 80RR (x/menit)
18 20 20
Rambut, kepala
Normal, Bersih, tidak ada luka, nyeri tekan (-)
Normal, Bersih, tidak ada luka, nyeri tekan (-)
Normal, Bersih, tidak ada luka, nyeri tekan (-)
Mata,telinga,hidungTenggorokan,mulut
Bentuk Normal,Reflek pupil +/+Mulut & gigi bersih, telinga bersihTenggorokan normal
Bentuk Normal,Reflek pupil +/+Mulut & gigi bersih, telinga bersihTenggorokan normal
Bentuk Normal,Reflek pupil +/+Mulut & gigi bersih, telinga bersihTenggorokan normal
Leher Kaku kuduk (-)Pemb.vena juguluaris (-)Pemb. Kel.tiroid
Kaku kuduk (-)Pemb.vena juguluaris (-)Pemb.
Kaku kuduk (-)Pemb.vena juguluaris (-)Pemb.
Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga Bapak “DD” Dengan Hipertensi Khususnya Ibu“SY”
Di Br. Graha Kerti Sidakarya Sanitasi No 3 Denpasar Selatan
Tanggal 11 Maret 2015
(-) Kel.tiroid (-)
Kel.tiroid (-)
Thorax Simetris Bunyi jantung normal Suara napas normal
Simetris Bunyi jantung normal Suara napas normal
Simetris Bunyi jantung normal Suara napas normal
Abdomen
1
Simetris Pemb. Hepar, ginjal,limpa (-)Benjolan (-)Nyeri tekan(-)
3
Bising usus (+) normal
Simetris Pemb. Hepar, ginjal,limpa (-)Benjolan (-)Nyeri tekan(-)
4
Bising usus (+) normal
Simetris Pemb. Hepar, ginjal,limpa (-)Benjolan (-)Nyeri tekan(-)
5
Bising usus (+) normal
Ekstremitas atas dan bawah,persendian
Tidak ada kelainan pergerakan ROM aktif Kekuatan otot 5
Tidak ada kelainan pergerakan ROM aktif Kekuatan otot 5
Tidak ada kelainan pergerakan ROM aktif Kekuatan otot 5
Sistem genitalia
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
KESIMPULAN
SehatSakit
Hipertensi
Sehat
8. Harapan Keluarga
Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang
terjadi pada keluarga Bapak “SN” dan berharap tidak terjadi hal – hal yang
merugikan kesehatan seluruh anggota keluarga bapak “SN”.
9. Analisa Data
Data Masalah PenyebabDS : Keluarga Bapak “SN” khususnya
anak ke 2 “PY” mengatakan terkadang mengalami sakit ditenggorokan dengan skala Nyeri 4.
DO : Keluarga Bapak “SN” khususnya anak kedua “PY” sudah terdiagnosa tonsillitis sejak umur 4 tahun. Ukuran tonsil T2 (pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah)
Nyeri Akut Ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit
DS : Keluarga Bapak “SN” dan ibu “MK” mengatakan cemas saat penyakit anaknya kambuh.
DO : Keluarga Bapak “SN” dan ibu “MK” bertanya-tanya bagaimana cara mengatasi penyakitnya.
Kecemasan Ketidaktahuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan yang muncul
DS : Keluarga Bapak “SN” khususnya anak ke 2 “PY” mengatakan setiap kali penyakitnya kambuh anknya merasa demam.
DO : -
Resiko hipertermi
Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan yang muncul
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk mengenal
masalah kesehatan yang muncul yang ditandai dengan pembesaran tonsil
tidak sampai ke garis tengah (T2).
2. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga untuk mengenal
masalah kesehatan yang muncul ditandai dengan keluarga bertanya-tanya
bagaimana cara mengatasi penyakitnya.
3. Risiko hipertermi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk
mengenal masalah kesehatan yang muncul.
4. Skoring Diagnosa Keperawatan
Kriteria Nilai Skor Pembenaran
Sifat Masalah : aktual
3/3x 1 1 Anak ke 2 “PY” merasa sakit.
Kemungkinan masalah untuk diubah:Sebagian
1/2x2 1 Keinginan Keluarga terhadap kesembuhan tinggi namun keluarga Bapak “SN” khususnya Anak ke 2 “PY” belum mampu mengontrol pola makan anak.
Potensi masalah dapat dicegah : sebagian
2/3x1 2/3 Keluarga Bapak “SN” belum tahu penyebab dari tonsillitis sehingga perlu pemberian informasi tentang penyebab tonsilitis di rumah.
Menonjolnya masalah :Segera diatasi
2/2x1 1 Keluarga menganggap tonsilitis adalah penyakit yang tidak boleh disepelekan sehingga perlu untuk segera ditangani.
Total skor : 3 2/3
C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
Tujuan Kriteria
evaluasi
Standar evaluasi Rencana
Implementasi
Gangguan
rasa
nyaman
Tujuan umum :
setelah dilakukan
kunjungan rumah
nyeri akut
pada
keluarga
Bapak
“SN”
khususnya
ibu “MK”
berhubun
gan
dengan
ketidakma
mpuan
keluarga
untuk
mengenal
masalah
kesehatan
yang
muncul.
sebanyak 5 kali
masing-masing 45
menit, diharapkan
nyeri kepala Ibu
“MK” berkurang.
Tujuan khusus :
Setelah
pertemuan selama
5x45 menit
diharapkan
keluarga mampu :
1. Mengenal
masalah
nyeri kepala
dengan :
a. Menjelaska
n apa yang
dimaksud
dengan
hipertensi
Respon
verbal
Hipertensi atau
tekanan darah
tinggi adalah
keadaan seseorang
yang mengalami
peningkatan
tekanan darah
diatas normal.
Diskusikan
dengan
keluarga
pengertian
hipertensi.
Beri
kesempatan
keluarga
untuk
bertanya
Anjurkan
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali
b. Menjelaskan
tanda dan
gejala
hipertensi.
c. Menjelaskan
Respon
verbal
Respon
Menyebutkan 5
dari 8 tanda dan
gejala penderita
hipertensi :
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Teling
berdengung
4. Sesak nafas
5. Rasa berat di
tengkuk.
Menyebutkan 5
pengertian
hipertensi
Diskusikan
tanda dan
gejala yang
biasanya
terjadi pada
Bapak “PC”.
Anjurkan
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali tanda
dan gejala
hipertensi.
Berikan
pujian atas
jawaban yang
benar.
Berikan
kesempatan
pada keluarga
untuk
bertanya
Diskusikan
dengan
penyebab
hipertensi.
2. Mengambil
keputusan
untuk
mengatasi
hipertensi :
a. Menjelaskan
kembali
akibat yang
terjadi
apabila
hipertensi
tidak diatasi.
verbal
Respon
verbal
dari 8 penyebab
hipertensi :
1. Garam
berlebih
2. Rokok dan
alkohol
3. Stress
4. Usia
5. Kegemukan
Menyebutkan
akibat bila
hipertensi tidak
ditangani seperti
stroke, gagal
jantung,
kerusakan pada
keluarga
penyebab
hipertensi.
Motivasi
keluarga
untuk
mengulang
kembali
penyebab
hipertensi
Jelaskan
kembali
tentang hal-
hal yang telah
didiskusikan.
Beri pujian
atas jawaban
yang benar.
Identifikasi
penyebab
hipertensi
yang lalu.
Motivasi
keluarga
untuk
mengungkapk
b. Mengambil
keputusan
untuk
mencegah
hipertensi
agar tidak
bertambah
parah.
Respon
verbal
mata yang dapat
menggangu
aktivitas sehari-
hari.
Keputusan
keluarga untuk
mengendalikan
hipertensi agar
tidak bertambah
parah.
an kembali
akibat
hipertensi
apabila tidak
ditangani.
Diskusikan
dengan
keluarga
mengenai
penyakit
yang dialami
Bapak “PC”
untuk
mengambil
keputusan
selanjutnya.
Gali
pendapat
keluarga
mengenai
bagaimana
mengatasi
hipertensi
secara tepat.
Beri
reinforceme
nt atas
keputusan
yang
diambil
keluarga
3. Merawat
keluarga
dengan
hipertensi.
a. Menjelask
an cara
perawatan
nyeri
kepala
karena
hipertensi.
Respon
verbal
Cara perawatan
nyeri kepala adalah
:
1. Mandi air
hangat
2. Minum-
minuman yang
hangat
3. Teknik
relaksasi dan
distraksi
4. Teknik nafas
dalam
5. Mengurangi
konsumsi
garam
(maksimal 1
sendok teh / 2
gram perhari)
6. Menghindari
kegemukan
7. Olahraga
teratur
8. Makan banyak
buah dan
sayuran segar.
Gali
pengetahuan
keluarga
mengenai
hipertensi.
Diskusikan
dengan
keluarga cara
perawatan
hipertensi.
Motivasi
keluarga
untuk
mengungkapk
an kembali
cara merawat
keluarga
dengan
hipertensi.
b. Mendemonst
rasikan cara
untuk
menurunkan
hipertensi.
Psikomotor
9. Tidak merokok
dan
mengkonsumsi
minuman
beralkohol
Keluarga
mendemonstrasi
kan kembali
menentukan
seberapa bagian
melon yang
boleh
dikonsumsi
untuk
menurukan
hipertensi.
Keluarga dapat
menilai
keberhasilan
pelaksanaan
tindakan yang
dilakukan
dengan
menggunakan
self kontrol
yang disediakan
Demontrasika
n cara
perawatan
penderita
hipertensi
dengan
menganjurkan
makan buah-
buahan seperti
salah satunya
buah melon.
Motivasi
keluarga
untuk
melakukan
redemonstrasi
Berikan
pujian positif
atas upaya
keluarga
dalam menilai
4. Keluarga
memodifikasi
lingkungan
dalam
perawatan
nyeri kepala
karena
hipertensi
Respon
verbal
dengan
mengobservasi
penurunan
tekanan darah.
Menciptakan
lingkungan
rumah yang
bersih, tenang,
nyaman untuk
ditempati serta
membuat
keadaan
dirumah jauh
dari hal yang
membuat stress.
Merubah menu
di rumah
dengan
mengurangi
makanan
asin/garam
berlebih,
menghindari
kafein, dan
memperbanyak
buah dan sayur.
keberhasilan
terapi
modalitas
yang
dilakukan.
Diskusikan
dengan
keluarga cara
menciptakan
suasana
tenang.
Diskusikan
dengan
keluarga
tentang menu
yang sehat
untuk
penderita
hipertensi.
Beri
kesempatan
keluarga
untuk
bertanya
tentang hal
5. Keluarga
mampu
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
untuk
mengatasi
nyeri kepala
karena
hipertensi.
a. Menyebutkan
manfaat
fasilitas
kesehatan.
Respon
Afektif
Respon
psikomotor.
Menjelaskan
manfaat fasilitas
kesehatan yang
dapat digunakan
untuk
mengatasi/meng
ontrol nyeri
kepala karena
hipertensi.
Keluarga
bersedia
membawa
anggota
keluarga apabila
tekanan darah
meningkat.
Kunjungan
keluarga ke
fasilitas kesehatan
apabila tekanan
yang belum
jelas.
Klarifikasi
pengetahuan
keluarga
tentang
manfaat
fasilitas
kesehatan.
Diskusikan
dengan
keluarga
tentang
manfaat
pelayanan
kesehatan.
Anjurkan
keluarga
untuk ke
pelayanan
kesehatan
untuk
melakukan
pemeriksaan
secara
rutin/teratur.
Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
b. Memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan.
darah meningkat
drastis.
mengunjungi
fasilitas
kesehatan.
D. Tindakan Keperawatan dan Evaluasi
Tanggal No.
Dx
Implementasi Evaluasi Paraf
11 Maret
2015
1 Diskusikan bersama
keluarga dengan
menggunakan leaflet :
- Pengertian
hipertensi
- Tanda dan
gejala hipertensi
- Penyebab
hipertensi
Menanyakan pada
keluarga hal – hal yang
belum dimengerti.
Meminta keluarga
untuk menjelaskan
kembali tentang
pengertian, tanda gejala
dan penyebab
S :
Keluarga
mengatakan bahwa
hipertensi yang
terjadi pada ibu
“MK’kemungkinan
besar terjadi karena
faktor stres dan pola
makan. Tanda dan
gejala yang sering
muncul seperti, sakit
kepala yang menjalar
sampai ke daerah
leher dan mata
berkunang – kunang.
hipertensi.
Memberi pujian atas
jawaban yang benar
dari keluarga.
O :
- Keluarga
menyimak
penjelasan dengan
baik
- Keluarga berusaha
menjawab setiap
pertanyaan yang
diajukan
A :
TUK 1 tercapai
sesuai rencana
P :
Evaluasi kembali
TUK 1 tentang
pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala hipertensi
pada pertemuan
kunjungan
berikutnya.
Lanjutkan ke TUK 2
tentang bagaimana
mengidentifikasi
hipertensi berlanjut
untuk pengambilan
keputusan yang akan
diberlakukan
keluarga.
12 Maret
2015
1.2 Dengan menggunakan
leaflet :
Menjelaskan akibat bila
nyeri kepala tidak
diatasi.
Bersama keluarga
identifikasi adanya
nyeri yang sering
kambuh.
Memotivasi keluarga
untuk memutuskan
merawat hipertensi
Bapak “PC”
Memberi pujian atas
keinginan keluarga
dalam memutuskan
untuk merawat
hipertensi Bapak “PC”.
S :
Keluarga
mengatakan nyeri
kepala yang dialami
ibu “MK’ merupakan
nyeri ringan dengan
skala 4 yang terjadi
bila tekanan darah
ibu “MK” naik.
O :
- Keluarga
menyimak setiap
penjelasan dengan
baik.
- Keluarga berusaha
menjawab setiap
pertanyaan yang
diajukan
A :
TUK 2 tercapai
sesuai rencana
P :
Evaluasi kembali
TUK 2 terhadap
identifikasi adanya
nyeri berlanjut pada
kunjungan
berikutnya.
Lanjutkan TUK 3
tentang cara
perawatan nyeri
kepala pada ibu
“MK” karena
hipertensi.
13 Maret
2015
1.3 Dengan menggunakan
leaflet :
Menggali pengetahuan
keluarga dalam
mengatasi nyeri kepala
karena hipertensi.
Mendiskusikan dengan
keluarga cara
perawatan nyeri kepala
karena hipertensi yang
sudah dilakukan.
S :
Keluarga
mengatakan cara
perawatan nyeri
kepala karena
hipertensi adalah:
Minum-minuman
yang hangat
Mandi air hangat
Mengurangi
konsumsi garam
Memotivasi keluarga
untuk mengungkapkan
kembali cara perawatan
nyeri kepala karena
hipertensi sesuai
dengan yang dijelaskan.
(maksimal 1
sendok teh / 2
gram perhari)
Teknik relaksasi
dan distraksi
Menghindari
kegemukan
Olahraga teratur
Tidak merokok
dan
mengkonsumsi
minuman
beralkohol
Makan banyak
buah dan sayuran
segar.
O :
- Keluarga
menjawab
pertanyaan yang
diajukan
- Keluarga
menyimak
penjelasan
dengan baik.
A :
TUK 3 tercapai
P :
TUK 3 tercapai
evaluasi kembali
TUK 1, 2, dan 3.