Download - Asuhan Keperawatan Ileus Paralitik
TUGAS PJBL NC
KONSTIPASI DAN ILEUS PARALITIK
Oleh :
KELOMPOK 1
NICO ROSTDIANA DEWI
(105070200111025)
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
ASUHAN KEPERAWATAN ILEUS PARALITIK1.PENGKAJIAN a.Identitas Klien
b.Status kesehatan saat ini
Klien mengeluh perutnya kembung dan tidak bisa kentut. Klien juga mengalami mual, muntah, serta tidak nafsu makan. Perut klien terasa nyeri
c.Riwayat kesehatan saat ini
Setelah mengalami pembedahan abdomen 2 hari yang lalu, Klien mengeluh perutnya kembung dan tidak bisa kentut. Klien juga mengalami mual, muntah, serta tidak nafsu makan. Perut klien terasa nyeri
d.Riwayat kesehatan terdahulu
Perawat mengkaji riwayat pembedahan abdominal, jenis pembedahan, penyebab adanya intervensi bedah, kondisi klinis preoperatif, pengetahuan mobilisasi dini pasien praoperatif dan adanya penyakit siteik yang memperberat seperti adanya sepsis, gangguan metabolik, penyakit jantung, pneumonia, pasca bedah, prosedur bedah saraf, dan trauma abdominal berat
e.Riwayat keluarga:-f.Riwayat lingkungan:-g.Pola aktifitas-latihan:-h.Pola nutrisi metabolik: Klien mengeluh mual, muntah, dan tidak nafsu makani.Pola eliminasi: Klien mengatakan tidak bisa kentut.j.Pola tidur istirahat :-k.Pola kebersihan diri:-l.Pola toleransi koping stress
Peningkatan kecemasan karena perut kembung dan belum bisa kentut
m.Konsep diri:-n. Pola peran dan hubungan:-o. Pola Komunikasi:_p. Pola Seksualitas:-q.Pola Nilai & Kepercayaan:-r.Pemeriksaan Fisik
Dilakukan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi, yaitu:
a. Inspeksi perut :
Adanya distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada region inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada intussusepsi dapat terlihat masa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya. Kadang teraba masa seperti tumor, invaginasi, hernia, rectal toucher. Selain itu, dapat juga melakukan pemeriksaan inspeksi pada:
1.System penglihatan posisi mata simetris atau asimetris, kelopak mata normal atau tidak, pergerakan bola mata normal atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, kornea normal atau tidak, sklera ikterik atau anikterik, pupil isokor atau anisokor, reaksi terhadap otot cahaya baik atau tidak.
2.System pendengaran daun telinga, serumen, cairan dalam telinga.
3.System pernafasan kedalaman pernafasan dalam atau dangkal, ada atau tidak batuk dan pernafasan sesak atau tidak.
4.System hematologi ada atau tidak perdarahan, warna kulit.
5.System saraf pusat tingkat kesadaran, ada atau tidak peningkatan tekanan intracranial.
6.System pencernaan kedalaman mulut, gigi, stomatitis, lidh bersih, saliva, warna dan konsistensi feces.
7.System urogenital warna BAK.
8.System integument turgor kulit, ptechiae, warna kulit, keadaan kulit, keadaan rambut.
b. Palpasi1.System pencernaan abdomen, hepar nyeri tekan di daerah epigastrium.
2.System kardiovaskuler pengisian kapiler.
3. System integument ptechiae.
c. AuskultasiHiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltic melemah sampai hilang.
e.Perkusi pada abdomen
Terdengar suara timpanis.Hasil Pemeriksaan Penunjang
Pada FPA (Foto polos abdomen) terlihat adanya pelebaran udara pada usus halus/usus besar
t.Terapi
Pemberian obat klonidin, dan tidak menggunakan obat metaclopramide karena dapat memperaparah ileus2.DIAGNOSA KEPERAWATAN ILEUS PARALITIK1.Kekurangan volume ciran
2.Ketidakseimbangan nutrisi-Kurang dari kebutuhan
3.Gangguan pola eliminasi BAB3.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ILEUS PARALITIK1. Kekurangan volume cairan
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit klien terpenuhi
Kriteria Hasil:
Tanda vital normal (N:70-80 x/menit, S: 36-37 C, TD: 110/70 -120/80 mmHg)
Intake dan output cairan seimbang
Turgor kulit elastic
Mukosa lembab
Elektrolit dalam batas normal (Na: 135-147 mmol/L, K: 3,5-5,5 mmol/L, Cl: 94-111 mmol/L).
INTERVENSIRASIONAL
1. Kaji kebutuhan cairan pasien11.Mengetahui kebutuhan cairan pasien.
2. Observasi tanda-tanda vital: N, TD, P, S2. Perubahan yang drastis pada tanda-tanda vital merupakan indikasi kekurangan cairan
3. Observasi tingkat kesadaran dan tanda-tanda syok3.Kekurangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi tingkat kesadaran dan mengakibatkan syok.
4. Observasi bising usus pasien tiap 1-2 jam4. Menilai fungsi usus
5. Monitor intake dan output secara ketat5. Menilai keseimbangan cairan
6. Pantau hasil laboratorium serum elektrolit, hematokrit6. Menilai keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Kolaborasi dengan medik untuk pemberian terapi intravena7. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit pasien
2. Ketidakseimbangan nutrisi-kurang dari kebutuhan.
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan gangguan nutrisi terpenuhi dengan
Kriteria hasil: Mual, muntah hilang, nafsu makan bertambah, makan habis satu porsi, BB stabilINTERVENSIRASIONAL
1.Kaji keluhan mual dan muntah, nafsu makan turun.1.Untuk menilai keluhan yg ada yg dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2.Berikan makanan enteral (NGT), dan tunda pemeberian makanan oral2.Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien walaupun belum dapat diberikan makanan oral
3.Kolaburasi pemberian obat anti Emetik mis: proklorperazin (Compazine). Antasida dan inhibitor histamin, mis: simetidin (tagamet).3.Mencegah muntah. Menetralkan atau menurunkan pembentukan asam untuk mencegah erosi mukosa dan kemungkinan ulserasi.
4.Auskultasi bising usus; palpasi abdomen; catat pasase flatus.4..Menentukan kembalinya peristaltik ( biasanya dalam 2-4 hari pasca pembedahan abdomen).
3. Gangguan pola eliminasi
Tujuan : Setelah dilakukan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan gangguan pola eliminasi kembali normalkriteria hasil: Pola eliminasi BAB normal: 1x/hari, dengan konsistensi lembek, BU normal: 5-35 x/menit, tidak ada distensi abdomen.INTERVENSIRASIONAL
1.Kaji dan catat frekuensi, warna dan konsistensi feces1.untuk mengetahui ada tidaknya kelainan yang terjadi pada eliminasi fekal.
2.Auskultasi bising usus.2.Untuk mengetahui normal atau tidaknya pergerakan usus.
3.Anjurkan klien untuk minum banyak.3.Untuk merangsang pengeluaran feces
4.Monitor jika apakah klien sudah dapat flatus4. Adanya flatus menunjukan perbaikan fungsi usus.
5.Monitor adanya distensi abdomen5. Gangguan motilitas usus dapat menyebabkan akumulasi gas di dalam lumen usus sehingga terjadi distensi abdomen.
4.EVALUASIDIAGNOSA KEPERAWATANEVALUASI
1.Kekurangan volume cairanS: Klien mengatakan tidak haus, bibir nya tidak kering
O: Turgor kulit normal, mukosa lembab, TTV normal, input dan output seimbangA: Klien menunjukkan pemenuhan kebutuhan cairan dengan adekuatP: Lanjutkan intervensi
2.Ketidakseimbangan nutrisi-kurang dari kebutuhanS: Klien mengatakan tidak mual atau muntah, peningkatan nafsu makan
O: BB stabil, mual muntah berkurang
A: Klien menunjukkan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan adekuat
P: Lanjutkan intervensi
3.Gangguan pola eliminasi BAKS: Klien mengatakan fesesnya lunak, tidak mengalami kesulitan saat BAB
O: konsistensi feses lunak, frekuensi BAB setiap hari
A: Klien menunjukkan pola eliminasi BAB yang normal/konstipasi berkurang
P: Lanjutkan intervensi
ASUHAN KEPERAWATAN KONSTIPASI
1.PENGKAJIAN
a.Identitas Klien
b.Status kesehatan
Klien mengatakan kesulitan saat buang air besar, saat BAB terasa nyeri dan penuh perjuangan dalam mengejan, BAB sulit keluar. Klien juga mengatakan bentuk fesesnya keras saat BAB
c.Riwayat kesehatan saat ini
Klien mengatakan kesulitan saat buang air besar, saat BAB terasa nyeri dan penuh perjuangan dalam mengejan. Klien juga mengatakan bentuk fesesnya keras saat BAB. Klien mengatakan perutnya terasa penuh.
d.Riwayat kesehatan terdahulu
Obat: Perawat perlu mengkaji apakah klien menggunakan obat obatan seperti: golongan antikolinergik, golongan narkotik, golongan analgetik, golongan diuretik, NSAID, kalsium antagonis, preparat kalsium, preparat besi, antasida aluminium, penyalahgunaan pencahar.Penggunaan obat obatan tersebut bisa menyebabkan konstipasi Penyakit yang pernah dialami:
Perawat perlu mengkaji apakah klien memiliki riwayat penyakit sebagai berikut:
Penyakit-penyakit saluran cerna seperti kanker kolon, divertikel, ileus, hernia, volvulus, iritable bowel syndrome, rektokel, wasir, fistula/fisura ani, inersia kolon.
Penyakit yang berhubungan dengan kondisi neurologic: stroke, penyakit parkinson, trauma medula spinalis, neuropati diabetic. OperasiPerawat perlu mengkaji apakah klien pernah menjalani tindakan pembedahan
e.Riwayat keluarga:-f.Riwayat lingkungan:-g.Pola aktifitas-latihan
Perawat perlu mengkaji bagaimana pola aktifitas dan latihan klien. Pola aktifitas yang kurang bergerak, atau hanya bedrise dapat menjadi faktor risiko timbulnya konstipasi
h.Pola nutrisi metabolikPerawat perlu mengkaji bagaimana pola nutrisi metabolik klien. Pada klien yang konsumsi seratnya kurang (seperti buah dan sayur), minum air putih kurang, bisa menjadi faktor risiko timbulnya konstipasi. Pada klien dengan konstipasi didapatkan anoreksia, BB turuni.Pola eliminasi
Perawat perlu mengkaji bagaimana pola eliminasi klien. Pada klien yang sering menunda atau mengabaikan rangsangan BAB/tidak BAB setiap hari bisa menyebabkan timbulnya konstipasi. Pada klien dengan konstipasi didapatkan: BAB mengalami kesulitan, frekuensinya kurang dari normal, penuh perjuangan dalam mengejan, bentuk fesesnya keras.j.Pola tidur istirahat:-k.Pola kebersihan diri:-l.Pola toleransi koping stress:Perawat perlu mapakah klien mengalami psikosis, depresi, demensia, kurang privasi untuk BAB. Hal ini dapat mendorong timbulnya konstipasim.Konsep diri:-n. Pola peran dan hubungan:-o. Pola Komunikasi:-p. Pola Seksualitas:-q.Pola Nilai & Kepercayaan:-r.Pemeriksaan Fisik:Keadaan umum: LemahInspeksi : Terdapat distensi abdomen
Auskultasi : bising usus .....Palpasi : Perut terasa keras, impaksi fesesPerkusi : redups.Hasil Pemeriksaan Penunjang
Sinedefecografi, Foto polos abdomen, uji manometri
t.Terapi
Latihan usus besar, pembedahan, terapi farmakologis (orbitol, laktulose, gliserin Bisakodil, Fenolptalein.)2.DIAGNOSA KEPERAWATAN KONSTIPASI1. Konstipasi
2. Ketidakseimbangan nutisi-kurang dari kebutuhan
3. Nyeri akut3.RENCANA ASUHAN KEPERAWTAN KEPERAWATAN KONSTIPASI1. Konstipasi
-Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam pola defekasi klien normal/klien dapat BAB setiap hari-Kriteria Hasil : Defekasi dapat dilakukan satu kali sehari
Konsistensi feses lembut/lunak
Eliminasi feses tanpa perlu mengejan berlebihan
INTERVENSIRASIONAL
1. Dorong asupan harian sedikitnya 2 liter cairan, batas kopi 2-3x/hari1. Cairan membantu pergerakan cairan, kopi bersifat diuretic dan menarik cairan
2. Anjurkan 3 gelas air hangat yang diminum 30 mnt sebelum sarapan2. Cairan dapat bertindak sebagai stimulus untuk evakuasi feses
3. Ajari klien untuk posisi semi jongkok normal saat defekasi3. Meningkatkan penggunaan optimal otot abdomen dan efek gravitasi optimal
4. Berikan cakupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi4. Nutrisi serat tinggi untuk melancarkan eliminasi fekal
5.Kolaborasi
Farmakologis:
-orbitol, laktulose, gliserin
-Bisakodil, Fenolptalein.5.
-Golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga cukup aman untuk digunakan, misalnya pada penderita gagal ginjal
-Merangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus besar. Golongan ini yang banyak dipakai. Perlu diperhatikan bahwa pencahar golongan ini bisa dipakai untuk jangka panjang, dapat merusak pleksusmesenterikus dan berakibat dismotilitas kolon.
2.KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN-Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam status gizi baik
-Kriteria Hasil :
Toleransi terhadap diet yang dibutuhkan
Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
Nilai laboratorium dalam batas normal
Melaporkan keadekuatan tingkat energi
INTERVENSIRASIONAL
1. Pantau masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodik.1. Sebagai data penunjang adanya perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan
2. Pastikan diet memenuhi kebutuhan tubuh sesuai indikasi2. Tinggi karbohidrat, protein, dan kalori diperlukan atau dibutuhkan selama perawatan.
3. Pastikan pola diet yang pasien yang disukai atau tidak disukai.3. Untuk mendukung peningkatan nafsu makan pasien
4.Kolaborasi
Dengan dietician: Buat perencanaan makan dengan pasiena(apa saja yang boleh dimakan dan yang tidak) selanjutnya masukkan ke dalam jadwal makan.4. Menjaga pola makan pasien sehingga pasien makan secara teratur tanpa kesalahan jenis diet yang boleh dimakan
5. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal5. Menjaga keadekuatan asupan nutrisi yang dibutuhkan.
3.Nyeri akut Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan nyeri telah berkurang
Kriteria Hasil:
Menunjukkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
Mempertahankan tingkat nyeri pada skala kecil
Melaporkan kesehatan fisik dan psikologisi
Mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri
Menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan non-analgesik secara tepat
INTERVENSIRASIONAL
1.Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas dari nyeri dengan melakukan penggalihan melalui televisi atau radio1.Klien dapat mengalihkan perhatian dari nyeri
2.Perhatikan bahwa lansia mengalami peningkatan sensitifitas terhadap efek analgesik opiat2.Hati-hati dalam pemberian anlgesik opiat
3.Perhatikan kemungkinan interaksi obat obat dan obat penyakit pada lansia3.Hati-hati dalam pemberian obat-obatan pada lansia
4.Minta pasien untuk menilai nyeri atau ketidak nyaman pada skala 0 104.Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan klien
5.nstruksikan pasien untuk meminformasikan pada perawat jika pengurang nyeri kurang tercapai5.Perawat dapat melakukan tindakan yang tepat dalam mengatasi nyeri klien
6.Berikan informasi tetang nyeri6.Agar pasien tidak merasa cemas
4.EVALUASI
DIAGNOSA KEPERAWATANEVALUASI
KONSTIPASIS: Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan saat BAB, tidak perlu mengejan dengan keras untuk BAB, feses lunak
O: Feses lunak, setiap hari dapat BAB
A: Klien dapat melakukan BAB dengan lancar tanpa adanya kesulitan
P: Lanjutkan intervensi
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI-KURANG DARI KEBUTUHANS: Klien mengatakan nafsu makannya meningkat
O: BB stabil/meningkat
A: Klien dapat mmepertahankan status nutrisi secara adekuat
P: Lanjutkan intervensi
NYERI AKUTS: Klien mengatakan nyeri berkurangO: Klien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
A: Nyeri klien berkurang
P: Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pd praktik klinis Edisi 9. Halaman 284-291