Transcript
Page 1: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. S

LANJUT USIA DENGAN ASMA

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan Data

a. Data Biografi

Nama : Bp. S

TTL : 10 Oktober 1940

Pendidikan Terakhir : SR

Agama : Islam

Status Perkawinan : menikah

TB / BB : 165 cm / 58 kg

Penampilan umum :

Ciri-ciri tubuh : tinggi, kurus, badan masih terlihat bugar

Alamat : Bulakpelem RT/RW 01/02 No. 30 Sragi

Orang terdekat yang bisa dihubungi :

Hubungan dengan lansia : anak / tetangga

Alamat & No. Telp : Bulakpelem, Sragi

b. Riwayat Keluarga

1) Pasangan

Page 2: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

Masih hidup, bernama Ibu M, keadaan sehat, pekerjaan ibu rumah tangga,

alamatnya tinggal bersama suaminya 9istri kedua), istri pertama meninggal.

2) Anak

Dari istri pertama mempunyai anak 3, 2 anak sudah berkeluarga, tinggal 1 anak

belum menikah tinggal bersama Bp. S. Dari istri kedua mempunyai anak 3 orang,

anak pertama sudah berkeluarga tapi tidak serumah, anak kedua masih SMA, dan

anak ke-3 SMP, keduanya tinggal serumah.

Genogram :

Ket :

: laki-laki

: perempuan

: laki-laki meninggal

Page 3: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

: perempuan meninggal

: pasien

: tinggal dalam satu rumah

c. Riwayat Pekerjaan

Bpk S mengatakan sudah tidak bekerja lagi, anaknya yang dari istri pertama yang

tinggal serumah menjadi tulang punggung.

d. Riwayat Lingkungan Hidup

Tempat tinggal di rumah, ada 5 orang yang tinggal dalam satu rumah.

e. Riwayat rekreasi

Bpk S mengatakan kadang ikut pengajian, kadang di rumah atau berkunjung ke

rumah anaknya di luar kota.

f. Sistem Pendukung

Apabila Bpk S asmanya kambuh maka dibawa ke dokter, puskesmas bahkan pernah

di opname di RSUD Kraton selama 4 hari. Jarak puskesmas ke rumah kurang lebih 4

km.

g. Deskripsi Kekhususan

Ketika asma kambuh Bpk S kadang menggunakan kompres hangat, selain itu minum

obat tradisional seperti mengkudu, mengurangi asin. Klien mengatakan bahwa klien

belum mengerti dan tahu bagaimana cara menanggulangi asma.

h. Status Kesehatan

Page 4: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

1) Status kesehatan saat ini

a) Bpk S tadinya menderita asma dari tahun 2007 ketika tahun 2008 / ketika

dilakukan pengkajian asma klien sudah sembuh/jarang kambuh. Ketika klien

ditanyakan obat asma apa yang pernah dikonsumsi, klien mengatakan lupa.

b) Status imunisasi, klien tidak menjalani imunisasi.

c) Alergi, Bpk S tidak mempunyai alergi terhadap makanan, bulu binatang, akan

tetapi jika terjadi perubahan cuaca, klien merasa sesak napas.

d) Penyakit yang diderita saat ii, tadinya asma, asma sembuh.

e) Diit, tidak ada masalah terhadap nafsu makan hanya saja klien masih

menggunakan garam berlebih.

2) Status kesehatan masa lalu

Bpk S mengatakan dari kecil Bpk S tidak pernah menderita penyakit serius/kronis

hanya saja kadang pilek, demam, batuk. Tapi ada riwayat asma dari keluarga

sebelumnya.

i. ADL (activity daily living) berdasarkan indeks KATZS

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa : kemandirian dalam hal makan,

kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, mandi, maka skore A.

j. Tinjauan Sistem

1) Keadaan umum

a) Baik, tapi dalam berbicara sepertti terengah-engah. Posisi duduk dengan kedua

tangan memegang lutut, badan dicondongkan ke depan, nafsu makan baik,

tidak ada masalah. Dalam 1 minggu ini klien mengeluh demam, keringat

dingin kadang-kadang (apabila batuk pada malam hari)

Page 5: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

TD : 150/80mmHg

Nadi : 86 x/menit

Suhu : 37°C

Rr : 22 x/menit

b) Tingkat kesadaran : kompos mentis

c) Skala Cana Glasgolo (GCS)

(1) Respon pembukaan mata : 4

(2) Respon verbal : 5

(3) Respon motorik : 6

———

15

d) TTV

TD : 150/80mmHg

Nadi : 86 x/menit

Suhu : 37°C

Rr : 22 x/menit

e) Sistem kardiovaskular

Nyeri dada tidak ada, sesak napas ada jika klien melakukan aktivitas berat.

f) Sistem pernafasan

Page 6: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

Inspeksi : tidak ada benjolan, ketika bicara seperti terengah-engah

Palpasi : foral femitus kanan dan kiri sama

Perkusi : suara sonor

Auskultasi : suara vesikuler

Sesak jika aktivitas berat, batuk biasanya pada malam hari

g) Sistem integumen

Kulit sudah tidak elastis, Turgor kulit dicubit kembali ke keadaan semula agak

lama tidak priritus, ada perubahan pigmentasi seperti ada bercak-bercak hitam

dibagian tubuh pasien, rambut berwarna kelabu (beruban), kuku sudah tidak

bening.

h) Sistem perkemihan

Klien mengatakan urin keluar lancar dan tidak ada keluhan

i) Sistem muskuloskeletal

Klien mengatakan persendiannya sering sakit, sendi kaku, tapi tidak ada

deformitas, nyeri punggung dan sering pegal

j) Sistem endokrin

Adanya pigmentasi kulit berupa bercak-bercak hitam pada tubuh klien, rambut

berwarna keabu-abuan (beruban)

k) Sistem imun

Sistem imun agak berkurang yaitu dengan seingnya pasien terkena flu,

demam, sakit kepala, kaki sering gemetar

Page 7: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

l) Sistem Gatrointestinal

Mual jika gosok gigi kadang ingin muntah, tidak hemoroid, defekasi lancar

tapi kadang konstipasi, nafsu makan masih baik

m) Sistem Reproduksi

Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit kelamin

n) Sistem Persyarafan

Klien mengatakan sering pusing, kesemutan, gemetaran terutama pada bagian

kaki

o) Hemopoetik

Tidak ada pembekakan kelenjat limfe, tidak anemia (konjungtiva merah

muda), tidak pernah transfusi darah

p) Kepala

Tidak ada luka di kepala, sakit kepala

q) Mata

Tidak memakai lensa kontak, penglihatan sudah agak kabur

r) Telinga

Fungsi pendengaran sudah agak berkurang

s) Hidung

Fungsi penciuman masih normal, keluhan kadang flu (dalam seminggu ini)

t) Mulut/Tenggorokan

Page 8: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

Perubahan suara (ketika berbicara terengah-engah), tidak memakai gigi palsu,

tidak sakit tenggorokan

u) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar titoid

v) Payudara

Tidak ada benjolan

k. Status Kognitif/Afektif/Sosial

1) Status kognitif : mengetahui fungsi intelektual, dengan shart pottable mental status

questionare (SPMSQ)

Pertanyaan Jawaban

1. Tanggal berapa hari ini? 27

2. Hari apa sekarang Minggu, 27

(hari, tanggal, bulan, tahun)

3. Apa nama tempat ini? Bulak Pelem

4. Berapa nomor telepon anda? Tidak punya

4a. Dimana alamat anda? Bulak Pelem, Rt/Rw: 01/02 No. 30

5. Berapa umur anda? 59 tahun

6. Kapan anda lahir tahun 50-an

7. Siapa presiden Indonesia sekarang? SBY

8. Siapa presiden sebelumnya Soeharto

Page 9: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

9. Siapa nama kecil ibu anda? Lupa

10. 20 - 3 berapa ? 17

Penilaian SPMSQ

Kesalahan 6 → kesalahan (5-7) → fungsi inteletual sedang

2) Status afektif : untuk mengetahui tingkat depresi dengan inventaris depresi back

Skore Urutan

0

0

1

0

0

0

0

0

1

0

1

0

0

A. Kesedihan

Saya merasa sedih

B. Pesimisme

Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa

depan

C. Rasa Kegagalan

Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya

D. Ketidakpuasan

Saya tidak merasa tidak puas

E. Rasa Bersalah

Saya merasa sangat bersalah

F. Tidak Menyukai Diri Sendiri

Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G. Membahayakan Diri Sendiri

Saya tidak merasa mempunyai pikiran-pikiran mengenai

Page 10: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

membayakan diri sendiri

H. Menarik Diri dari Sosial

Saya tidak kehilangan minat kepada orang lain

I. Keragu-raguan

Saya berusaha mengambil keputusan

J. Perubahan Gambaran Diri

Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari

sebelumnya

K. Kesulitan Kerja

Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai

melakukan sesuatu

L. Keletihan

Saya tidak lebih lelah dari biasanya

M. Anoreksia

Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Penilaian : Jumlah 5 → depresi ringan. Ket : (Jumlah 5 – 7 → depresi ringan)

3) Status sosial : Apgar Keluarga

APGAR KELUARGA

No Fungsi Uraian Skor

1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada waktu saya

2

Page 11: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

mengalami kesusahan

2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya

1

3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas baru

1

4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih dan mencintai

1

5. Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga (teman0teman) saya menyediakan waktu bersama saya

1

6

Penilaian :

Nilai 4 – 6 : disfungsi keluarga sedang

Milai 6 maka disfungsi keluarga sedang

1. Pengelompokan Data

DS : - Tn. S mengatakan jika terjadi perubahan cuaca klien merasa sesak nafas

- Tn. S mengatakan asma jarang kambuh

- Tn. S mengatakan menggunakan garam lebih

- Tn. S mengatakan nafsu makan baik tidak ada masalah

Page 12: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

- Tn. S mengatakan sesak nafas jika melakukan aktivitas berat

- Tn. S mengatakan persendian sakit

- Tn. S mengatakan nyeri punggung dan sering pegal

- Tn. S mengatakan kadang pilek, demam, dan batuk

- Tn. S mengatakan ada riwayat asma dikeluarga sebelumnya

- Tn. S mengatakan bahwa klien belum mengerti dan belum tahu bagaimana cara

menanggulangi asma

- Tn. S mengatakan bahwa dahulu tidak menjalani imunisasi

DO : - Dalam berbicara terengah-engah

- Waktu duduk kedua tangan memegang lutut, badan di condongkan ke depan

- TD : 150/80 mmHg - N : 86 x/mnt

- S : 370 C - Rr : 22 x/mnt

- Tidak ada deformitas sendi kaku

- Sistem imun menurun ditandai dengan : pasien rentan terkena flu, demam, sakit

kepala

- Fungsi interektual sedang

- Depresi ringan

- Disfungsi keluarga sedang

- Keluar keringat dingin pada malam hari apabila batuk

2. Analisa Data

Page 13: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

a. DS : - Jika terjadi perubahan cuaca klien akan merasa sesak nafas

- Ada riwayat asma dikeluarga sebelumnya

- Dahulu klien tidak mengikuti imunisasi

- Sesak nafas jika melakukan aktivitas berat

- Klien mengatasakan batuk pada malam hari disertai keringat dingin

DO : - Klien ketika berbicara terengah-engah

- Posisi duduk kedua tangan memegang lutut, badan dicondongkan ke depan

- Rr : 22 x/mnt

E : Gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan nafas oleh spasme bronkus, jebakan

udata)

P : Resiko terjadi asma berulang

Dx : Resiko terjadi asma berulang

b. DS : - Klien mengatakan bahwa pasien rentan terkena flu, demam, sakit kepala

- Klien mengatakan batuk pada malam hari, kadang disertai keringat dingin

DO : - Rr : 22 x/mnt

- N : 86 x/mnt

- Usia 68 tahun, maka sistem imun berkurang

E : Tidak adekuatnya imunitas, pertahanan utama (penurunan kerja silia)

P : Resiko tinggi terhadap infeksi

Page 14: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

Dx : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas,

pertahanan utama (penurunan kerja silia)

c. DS : Klien mengatakan bahwa klien belum mengerti dan belum tahu bagaimana cara

menanggulangi asma

DO : - Ketika ditanya bagaimana cara mengatasi asma, klien mengatakan tidak tahu

- Fungsi intelektual sedang

- Pasien lansia berumur 68 tahun

E : Kurang informasi, kurang mengingat

P : Kurang pengetahuan mengenai begaimana cara mengatasi/menanggulangi asma

Dx : Kurang pengetahuan mengenai bagaimana cara mengatasi/ menanggulangi asma

berhubungan dengan kurang informasi, kurang mengingat

3. Prioritas Masalah

a. Resiko terjadi asma berulang

b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas

pertahanan utama (penurunan kerja silia)

c. Kurang pengetahuan mengenai bagaimana cara mengatasi/menanggulangi asma

berhubungan dengan kurang informasi, kurang mengingat

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional1 Resiko terjadi asma

berulang, ditandai dengan :

Setelah dilakukan kunjungan keperawatan selama 1 kali,

- Kaji frekuensi dan kedalaman nafas, ketidakmampu

- Berguna dalam evaluasi derajat disters pernapasan/kronisnya

Page 15: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

DS :

- Jika terjadi perubahan cuaca klien akan merasa sesak nafas

- Ada riwayat asma dalam keluarga

- Sesak nafas jika melakukan aktivitas berat

- Klien batuk pada malam hari disertai keringat dingin

DO :

- berbicara terengah-engah

- Posisi duduk condong ke depan sambil memegang lutut. Rr : 22 x/mnt

maka klien dapat :

- Jika terjadi perubahan cuaca klien akan merasa sesak nafas

- Sesak berkurang jika beraktivitas

- Klien tidak batuk pada malam hari

- Berbicara tidak terengah-engah

- Posisi duduk tegap tidak condong ke depan

- Rr : normal

an bicara

- Anjurkan untuk tinggalkan kepala tempat tidur/ bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas

- Identifikasi penyebab

- Anjurkan untuk mengeluarkan sputum

- Anjurkan klien untuk menghindari agen sedatif

- Hindari agen penyebab asma (misal lingkungan dengan suhu eksterm, serbuk, asap tembakau, populasi, udara, dan lain-lain)

proses penyakit

- Pengiriman O2 dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi

- Sebagai salah satu cara untuk menentukan intervensi secara tepat

- Kental, tebal dan banyaknya sekresi adalah sumber utama gangguan pertukaran gas pada jalan napas kecil

- Dapat menekan pernafasan dan melindungi mekanisme batuk

- Faktor lingkungan ini dapat menimbulkan iritasi bronkheia

2 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas, pertahanan utama (penurunan kerja silia). Ditanda dengan :

DS :

- Klien mengatakan bahwa pasien rentan

Setelah dilakukan kunjungan keperawatan selama 1 x maka :

- Klien dapat menjaga kondisi tubuh agar tidak rentan terhadap

- Anjurkan pasien untuk awasi suhu (mis : jika terjadi panas)

- Kaji pentingnya latihan nafas, perubahan posisi sering (mis : berikan posisi

- Demam dapat terjadi karena infeksi/dehidrasi

- Aktivitas ini meningkatkan mobilisasi dan pengeluaran sekret untuk menurunkan resiko terjadinya

Page 16: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

terkena flu, demam, sakit kepala

- Klien mengatakan batuk pada malam hari, kadang disertai keringat dingin

DO :

- Rr : 22 x/mnt

- N : 86 x/mnt

- Usia : 68 tahun, maka sistem imun berkurang

penyakit

- Klien tidak rentan terhadap batuk terutama pada malam hari yang kadang disertai keringat dingin

- TTV dipertahankan

semifowler jika sesak kambuh)

- Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang dapat dikerjakan oleh klien

- Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuang tisue, tekankan cuci tangan yang benar

- Diskusikan kebutuhan nutrisi adekuat

infeksi paru

- Menurunkan konsumsi atau kebutuhan keseimbangan O2 meningkatkan penyembuhan

- Mencegah penyebaran patogen melalui cairan

- Malnutrisi dapat mempengaruhi kes umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi

3 Kurang pengetahuan tentang bagaimana cara mengatasi/menanggulangi asma berhubungan dengan kurang infromasi, kurang mengngat, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengatakan bahwa klien belum mengerti dan belum tahu bagaimana cara menanggulangi asma

DO :

- Ketika ditanya bagaimana cara mengatasi asma, klien

Setelah dilakukan kunjungan keperawatan selama 1 x maka :

- Klien tahu tentang asma dan tanda gejalanya

- Klien tahu cara menanggulangi asma/mencegah asma

- Jelaskan proses penyakit individu

- Instruksikan untuk latihan nafas dan batuk efektif

- Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan

- Nafas bibir dan nafas abdominal/diagfragmatik menguatkan otot pernafasan, membantu meminimalkan kolaps jalan nafas kecil dan membentu mengontrol dispnea

Page 17: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

mengatakan tidak tahu

- Fungsi intelektual sedang

- Pasien lansia umu 68 tahun

IMPLEMENTASI

No. Dx

Tindakan Respon

1. 1. Mengukur TTV

2. Menganjurkan klien untuk meninggikan kepala tempat tidur jika klien merasa berat

3. Menganjurkan klien mengeluarkan sputum, jika sputum banyak dan menutupi jalan nafas

4. Menanyakan penyebab kambuhnya sama

5. Menganjurkan klien untuk menghindari agar penyebab asma misal : lingkungan suhu yang eksterm, serbuk, asap tembakau

S : klien mengatakan sering pusing, kadang sesak

O : Suhu 370 C Rr : 22 x/mnt

N: 86 x/mnt TD: 50/80 mmHg

S : Klien akan melakukannya

O :

S : Klien mengatakan sputum sedikit

O : Sputum sedikit

S : Klien mengatakan asma kambuh jika terjadi perubahan cuaca eksterm

O :

S : Klien mengatakan tidak merokok dan berusaha/mau menghindari agen penyebab

O : klien tidak merokok2. 1. Mengukur suhu S : Klien mengatakan badan tidak

panas tapi kadang-kadang

Page 18: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

2. Menganjurkan klien latihan nafas dalam, batuk efektif

3. Menganjurkan klien untuk banyak istirahat

4. Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang dapat dikerjakan klien

5. Menganjurkan klien untuk mem buang tisue dan menganjurkan untuk mencuci tangan, jika akan melakukan sesuatu (mis : makan)

6. anjurkan untuk mempertahankan nutrisi adekuat

demam

O : S : 370 C

S : Klien bersedia diajarkan batuk efektif

O : Klien mencoba batuk efektif dan nafas dalam

S : Klien bersedia untuk istirahat

O : Klien tidak banyak melakukan aktivitas

S : Klien bersedia melakukan aktivitas

O :

S : Klien bersedia melakukan anjuran yaitu mencuci tangan jika akan makan

O :

S : klien bersedia untuk makan

O :

EVALUASI

No. SOAP

1. S : - Klien mengatakan sering pusing, kadang sesak - Klien mengatakan sputum yang dihasilkan sedikit

O : S : 37°C - Klien tidak merokok N : 86 x/menit - Sputum sedikit Rr : 22 x/menit TD : 150/180 mmHg

A : Masalah resiko asma kambuh belum teratasiP : Lanjutkan rencana tindakan

Page 19: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

- Anjurkan klien untuk mengeluarkan sputum jika sputum yang dihasilkan banyak

- Anjurkan klien untuk menghindari agen penyebab misal debu dll. 2. S : - Klien mengatakan badan tidak panas, tapi kadang-kadang lemas

- Klien bersedia diajarkan batuk efektif dan klien mau istirahat - Klien tidak terkena flu, tapi rentan

O : - S : 37°C - Klien tidak banyak melakukan istirahat - Klien membuang tisu pada tempatnya dan klien mencuci tangan jika akan makan

A : Masalah resiko tinggi terhadap infeksi belum teratasiP : Lanjutkan rencana tindakan

- Anjurkan klien untuk memantau suhu (misal jika panas)

- Anjurkan untuk banyak minum3. S : - Klien mengerti tantang asma dan tanda, gejalanya

- Klien tahu cara mencegah asma agar tidak kambuhO : - Klien bisa menyebutkan pengertian asma dan tanda, gejala

- Klien dapat menyebutkan salah satu cara pencegahan asmaA : Masalah kurang pengetahuan tentang asma teratasiP : Rencana tindakan selesai

Mar31

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. R DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2 (kelompok 5)

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. R

Page 20: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2

KELOMPOK 5:

     ADITYA TAGAF     DESI NOVIANTY     RYAN NOOR PRATAMA     SUMIANTI     WANTO ANDREANTO

AKADEMI KEPERAWATANPEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR

JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 229602012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,

makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i

akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.

Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen

mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA NY.R DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2”. Dalam penulisan

makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh

para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.

Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-

rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima

kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Page 21: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

Sampit, Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG 1

1.2 TUJUAN PENULISAN 1

1.3 RUMUSAN MASALAH 2

1.4 METODE PENULISAN 2

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY R DENGAN GANGGUAN

O2 DAN CO2

A.  Pengertian oksigenasi

B.  Tujuan pemberian oksigenasi

C.  Anatomi fisiologi sistem pernafasan

D.  Factor yang mempengaruhi sistem pernafasan

E.  PENATALAKSANAAN

F.   MASALAH KEPERAWATAN

Page 22: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

G.  DIAGNOSA KEPERAWATAN

H.  RENCANA KEPERAWATAN

DAFTAR KEPUSTAKAAN

2.2 LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN o2 dan co2

PENGKAJIAN 15

ANALISA DATA 18

RENCANA KEPERAWATAN 19

BAB III PENUTUP

3.1  KESIMPULAN 22

3.2  SARAN 22

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang   

O2 dan CO2 merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas oksigenasi ikut menentukan kualitas hidup. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi oksigenasi seperti dijelaskan dalam makalah ini.

B.            TujuanTujuan Instruksional UmumSetelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Tujuan Instruksional KhususSetelah menyelesaikan bab ini, peserta didik akan mampu untuk :1. Menjelaskan pengertian oksigenasi2. Menjelaskan tujuan pemberian oksigen3. Menguraikan stuktur anatomi sistem pernapasan serta fungsinya4. Menguraikan fisiologi sistem pernapasan ( ventilasi, difusi dan transportasi )

Page 23: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan6. Menjelaskan masalah-masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan oksigen7. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan pertukaran O2 dan CO2 :a. Pengaturan posisib. Latihan nafas dalamc. Batuk efektifd. Hidrasie. Inhalasif. Pemberian O2g. Fisioterapi dada (vibrasi dan perkusi)h. Postural drainagei. Massage punggungj. Pengumpulan dahak8. Menjelaskan pengkajian fungsi pernapasan9. Menjelaskan kemungkinan diagnosa keperawatan yang timbul10. Menjelaskan perencanaan, tujuan yang akan dicapai secara umum11. Menjelaskan intervensi keperawatan serta evaluasi

C.            Manfaat

1.      Bagi mahasiswa

Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan oksigenasi pada

masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan keperawatan pada saat praktik

lapangan.

2.      Bagi institusi dan civitas akademika

Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu makalah dengan

mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan sebagai sumber bacaan tambahan di

perpustakaan

D.            Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian oksigenasi?

2.      Apa tujuan pemberian oksigenasi?

3.      Apa saja anatomi sistem pernafasan?

4.      Apa fisiologi sistem pernafasan ?

Page 24: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

5.      Apa saja factor – factor yang mempengaruhi pernafasan?

E.            Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif dengan

menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian,

perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik pengumpulan data yaitu

dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta

sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas

F.            Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan

yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan

Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan

Saran. Daftar Pustaka.

BAB IIPEMBAHASAN

I.                   PENGERTIAN OKSIGENASIOksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

II.                TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan2. Untuk menurunkan kerja paru-paru3. Untuk menurunkan kerja jantung

III.             ANATOMI SISTEM PERNAPASANA. Saluran Nafas Atas

1. Hidung• Terdiri atas bagian eksternal dan internal

Page 25: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia2. Faring

• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidungdan rongga mulut ke laring• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring

(laringofaring)• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif

3. Laring• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan

faring dan trakea• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentukjakun (Adam’s apple)

- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)

- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara

melekat pada lumen laring)• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu

4. Trakea• Disebut juga batang tenggorok• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

B. Saluran Nafas Bawah1. Bronkus• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang

dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

Page 26: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

2. Bronkiolus• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

3. Bronkiolus Terminalis• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4. Bronkiolus respiratori• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan

jalan udara pertukaran gas

5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar• Dan kemudian menjadi alveoli

6. Alveoli• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2• Terdiri atas 3 tipe :- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

PARU• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut• Terletak dalam rongga dada atau toraks• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa

pembuluh darah besar• Setiap paru mempunyai apeks dan basis• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen

bronkusnya

PLEURA• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis• Terbagi mejadi 2 :- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk

Page 27: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

IV. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASANBernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :a. Tekanan udara atmosfirb. Jalan nafas yang bersihc. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :a. Luas permukaan parub. Tebal membran respirasic. Jumlah darahd. Keadaan/jumlah kapiler darahe. Afinitasf. Waktu adanya udara di alveoli3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dansebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :a. Curah jantung (cardiac Output / CO)b. Jumlah sel darah merahc. Hematokrit darahd. Latihan (exercise)

Page 28: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASANFaktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :

1. Tahap PerkembanganSaat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.

2. LingkunganKetinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

3. Gaya HidupAktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

4. Status KesehatanPada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

5. NarkotikaNarkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasanFungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu :a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar parub. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paruc. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas.Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari

Page 29: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 – 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.

7. Perubahan pola nafasPernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

8. Obstruksi jalan napasObstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

VI. PENGKAJIAN KEPERAWATANSecara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :

1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.

2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)

3. Riwayat perkembangana. Neonatus : 30 – 60 x/mntb. Bayi : 44 x/mntc. Anak : 20 – 25 x/mntd. Dewasa : 15 – 20 x/mnte. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

Bersihan jalan napas tidak efektifYaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.Tanda-tandanya :• Bunyi napas yang abnormal• Batuk produktif atau non produktif

Page 30: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

• Cianosis• Dispnea• Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasanKemungkinan faktor penyebab :• Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi• Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)• Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada• Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan• Hilangnya kesadaran akibat anasthesi• Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran• Immobilisasi• Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2. Pola napas tidak efektifYaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuatTanda-tandanya :• Dispnea• Peningkatan kecepatan pernapasan• Napas dangkal atau lambat• Retraksi dada• Pembesaran jari (clubbing finger)• Pernapasan melalui mulut• Penambahan diameter antero-posterior• Cianosis, flail chest, ortopnea• Vomitus• Ekspansi paru tidak simetrisKemungkinan faktor penyebab :• Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri• Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi• Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps paru• CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli• Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi• Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial atau oedema• Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3.      Gangguan pertukaran gasYaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.

4.      Penurunan kardiak outputTanda-tandanya :• Kardiak aritmia• Tekanan darah bervariasi• Takikhardia atau bradikhardia• Cianosis atau pucat• Kelemahan, vatigue

Page 31: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

• Distensi vena jugularis• Output urine berkurang• Oedema• Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan batuk)Kemungkinan penyebab :• Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung• Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan jantung• Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit• Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah

PENGKAJIANa. Awitan distres pernafasan tiba-tiba- Perpanjangan ekspirasi mengi - Penggunaan otot-otot aksesori - Perpendekan periode inpirasi - Sesak nafas- Restraksi interkostral dan esternal - Krekelsb. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengarc. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepand. Diaforesise. Distensi vera leherf. Sianosis : area sirkumoral, dasar kukug. Batuk keras, kering : batuk produktif sulith. Perubahan tingkat kesadarani. Hipokriaj. Hipotensik. Pulsus paradoksus > 10 mml. Dehidrasim. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBULTidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan energi/kelemahanKerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoliPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oralKurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi

8. INTERVENSI KEPERAWATANDP : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas

Page 32: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

Tujuan : Bersihan jalan nafas efektifKH : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas - Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekretIntervensi Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki Kaji/pantau frekuensi pernafasan Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur Pertahankan polusi lingkungan minimum Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan Berikan obat sesuai indikasi Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada

DP : Kerusakan pertukaran gasTujuan : Pertukaran gas efektie dan adekuat KH : -Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan-Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan /situasi Intervensi Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi individu. Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan. Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas. Awasi tanda vital dan irama jantung. Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri. Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.

C. DP : Perubahan nutrisi kurang dari tubuhTujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kh : - Menunjukan peningkatan BB- Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan / mempertahanka berat yang tepat.

Page 33: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

Intervensi :Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB.Avskultasi bunyi usus.Berikan perawatan oral sering, buang sekret. Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi kecil tapi sering.Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.Hindari maknan yang sangat panas / dingin.Timbang BB sesuai induikasi.Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.

D. DP : Kurang pengetahuanTujuan : Pengetahuan miningkatKH : - Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab.- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program pengobatan. Intervensi: Jelaskan proses penyakit individu dan keluargaInstrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak diinginkanBeritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang, interval semprotan, cara membersihkan.Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigiBeritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien atau orang terdekatBerikan informasi tentang pembatasan aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI. Jakarta.

Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.

Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.

Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.

Page 34: Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn

Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.


Top Related