Transcript

TUGASASUHAN KEPERAWATANTRAKEA BRONKTIS

KELOMPOK 2

AFRESI RENALDIFIFI FITRI YANTIIWAN ALFARISRESVI AYUDIA PUTRIVINCENSIUS ROLIS LAIA

PRODI S1 KEPERAWATANSTIKes RANAH MINANGPADANG2013KATA PENGANTARPuji dan syukur kita ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab atas berkat-Nya penyusunan ASKEP Trakea Bronkitis ini dapat di selesaikan sesuai yang di rencanakan. Kami juga sadar bahwa terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan ASKEP ini.ASKEP Trakea Bronkitis ini dibuat untuk melengkapi atau menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah Respirasi. Makalah ini di buat dengan tujuan memperkaya pengetahuan pembaca dan penulis agar lebih mengerti dan paham tentang Trakea BronkitisKami juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada semua yang membantu kami dalam menyelesaikan ASKEP ini termasuk kepada sumber-sumber yang telah membantu kami dalam mencari bahan untuk menyelesaikan ASKEP ini. Kami juga memberikan kesempatan kepada pembaca dalam memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami.

Wassalam,

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke paru-paru).Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran, mengeluarkan CO2 hasil dari metabolism. Anatomi pernafasan : Hidung, Faring, Laring, Trakea, Bronkus, Paru-paru.

BAB IIPEMBAHASANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN BRONKITIS

I. DEFINISI BRONKHITIS

Bronkitis adalah peradangan (inflamasi) pada selaput lendir (mukosa) bronchus (saluran pernafasan dari trachea hingga saluran napas di dalam paru-paru). Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronchus membengkak (menebal) sehingga saluran pernapasan relatif menyempit.Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea oleh berbagai sebab. (Purnawan Junadi. 1982: 206).Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan trakeitis(Ngastiyah. 1997: 36).Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut ataucroupdan paling sering menyerang anak usia 3 tahun(Ngastiyah. 1997: 37).Bronkitis berarti infeksi pada broncus, yakni adanya inflamasi lapisan mukosa jalan nafas trakea bronchial yang secara terus-menerus memproduksi mucus yang berlebihan, juga peningkatan progresif pada batuk produktif dan dispnea. Bronkhitis merupakan inflamasi bronkus pada saluran napas bawah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau pajanan iritan yang terhirup. Bronkhitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, respiratory syncitial virus (RSV), Virus influenza, virus parainfluenza, dan coxsackie virus.

II. KLASIFIKASI BRONKHITIS

Bonkhitis diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. BronkhitisKronisBronkhitis kronis adalah hipertrofi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mucus yang meningkatkan mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif, batuk kronis yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkeolus yang kecil sedemikian rupa sehingga bronkeolus tersebut rusak dan dindingnya melebar, sifatnya menahun yang disertai dengan batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak 3 bulan dalam 1 tahun dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun.

2. BronkhitisAkut Bronkhitis akut merupakan imflamasi bronkus pada saluran nafas bawah penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan virus. bronkhitis akut dapat sembuh sendiri dan berlangsung dalam waktu singkat. penyakit ini harus dibedakan dengan bronkhitis kronis yang biasanya berkaitan dengan penyakit paru obstruktif kronik.II. ETIOLOGI

Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkhitis, yaitu : rokok, infeksi dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan faktor keturunan dan status sosial.a. RokokSecara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasi kelenjar mucus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernapasan juga dapat menyebabkan bronkotriksi akutb. InfeksiEksasebasi bronkhitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.c. PolusiPolusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai factor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat-zat kimia dapat juga menyebabkan bronkhitis adalah zat-zat pereduksi O2, zat-zat pengoksidasi seperti N2O, hidrokarbon, aldehid,ozon.d. KeturunanBelum diketahui secara jelas apakah factor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita defesiensi alfa -1- antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.e. Faktor sosial ekonomiKematian pada bronkhitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih burukIV. PATOFISIOLOGI BRONKITIS

Bronkhitis terjadi karena adanya penebalan dan kekakuan mukosa bronkhus akibat dari vasodilatasi bendungan dan edema, sehingga area mukosa dapat terinfiltrasi dengan leukosit, makrofag dan leukosit poti morfonuklean yang mengakibatkan sekresi yang berlebihan ditambah penyempitan jalan nafas yang menyebabkan obstruksi pertama pada ekspirasi maksimal dan selanjutnya aliran udara inspirasi maksimal yang mengakibatkan terjadinya sesak. Penyempitan juga terjadi pada saluran nafas kecil yang berdiameter 2 mm menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan berobliterasi. Penyempitan terjadi karena metaplasia sel goblet. Begitu pula dengan saluran nafas besar menyempit karena hipertropi dan hyperplasia kelenjar mucus.

V. MANIFESTASI KLINIS

Gejalanya berupa:a.batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)b.sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringanc.sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)d. lelahe. pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kananf.wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahang. pipi tampak kemerahanh.sakit kepalai.gangguan penglihatan

VI. TEST DIAGNOSTIK

- Analisa gas darah memperlihatkan penurunan oksigen arteri dan peningkatan karbondioksida arteri - Pemeriksaan sinar x-thorax dapat membuktikan adanya bronkitis kronik.- Pemeriksaan fungsi paru mungkin menunjukkan adanya abstruktif jalan nafas. - Pemeriksaan sputum selama 3x berturut-turut selama 3 hari pada pagi hari sesudah bangun tidur.

VII. KOMPLIKASI

Komplikasi bronchitis dapat berupa terjadinya korpulmonale, gagal jantung kanan dan gagal pernapasan.Beberapa komplikasi yang ditemukan pada bronkhitis adalah:1. EmfisemaEmfisema adalah akibat dari pelebaran sebagian atau seluruh bagian dari asinus alveoli yang disertai dengan kerusakan dari sel pernapasan.2. Kor pulmonaleKor pulmonale didefinisikan sebagai suatu disfungsi dari ventrikel kanan yang dihubungkan dengan kelainan fungsi paru atau struktur paru atau keduannya.3. PolisitemiaAdanya batuk,sputum,dan tanda-tanda hipoksemia pada blublotter.eksaserbasi akut disebabkan oleh infeksi.pada auskultasi terdapat ronki basah,baik pada ekspirasi maupun inspirasi.sesak nafas dan weizing atau mengi merupakan tanda utama dari bronkhitis. bila sudah terdapat komplikasi kor pulmonale,maka proknosis dari penyakit ini sudah buruk.

VIII. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN DAN MEDIS

1. Penatalaksanaan umum pada bronkhitis kronik bertujuan untuk memperbaiki kondisi tubuh penderita, mencegah perburuan penyakit, menghindari faktor resiko dan mengenali sifat penyakit secara lebih baik. Disamping itu tujuan utama pengobatan adalah untuk menjaga agar bronkiolus terbuka dan berfungsi, sehingga memudahkan pembuangan sekresi bronkhial, mencegah infeksi dan kecacatan. Perubahan pola sputum ( sifat, warna, jumlah dan ketebalan ) dan pola bentuk merupakan hal yang perlu diperhatikan.infeksi bakteri tambuh diobati dengan terapi antibiotika berdasarkan hasil pemeriksaan kultur dan sensitifitas.

2. Terapi bronkodilator berguna untuk menghilangkan bronkospasmo dan mengurangi obstruksi jalan nafas sehingga oksigen lebih banyak didistribusikan keseluruh bagian paru dan fentilasi alveolar diperbaiki.dreinasepostular dan perkusi dada setelah pengobatan biasanya sangat membantu terutama jika terdapat bronkiektasis.

3. Pemberian cairan peroral maupun parenteral jika terjadi bronkospasme berat merupakan tindakan sangat penting. pemberian terapi cairan sangat menbantu dalam mengencerkan sekresi sehingga mudah dikeluarkan dengan membatukkan. pemberian kortikos teroit diberikan jika tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan keberhasilan terhadap pengobatan konserfatif. klien harus berhenti merokok, karena rokok dapat menyebabkan bronkokontriksi, melumpuhkan silia yang berperan dalam membuang partikel yang mengiritasi serta menginaktifkan surfaktan yang berfungsi untuk mengembangkan paru. perokok juga lebih rentang terhadap infeksi bronchial.

IX. PENGOBATAN a. Tindakan PerawatanPada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarkan lendir1. Berjemur dipagi hari.2. Sering mengubah posisi.3. Banyak minum.4. Inhalasi5. Nebulizer Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perludiberikan minum susu atau makanan lainb. Tindakan Medis.1. Jangan beri obat antihistamin berlebih.2. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial3. Dapat diberi efedrin 0,5 1 mg/KgBB tiga kali sehari4. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif

X. PENCEGAHANJika Anda telah sering mengalami serangan bronkitis atau berulang, penyebabnya mungkin sesuatu di lingkungan Anda. Lokasi yang dingin, lembab - khususnya dikombinasikan dengan polusi udara atau asap rokok - dapat membuat Anda lebih rentan terhadap bronkitis akut. Ketika masalah menjadi berat, Anda mungkin perlu untuk mempertimbangkan perubahan di mana dan bagaimana Anda hidup dan bekerja.Langkah-langkah ini juga dapat membantu menurunkan risiko bronkitis dan melindungi paru-paru secara umum:1. Hindari merokok dan menjadi perokok pasif. Asap tembakau meningkatkan risiko bronkitis kronis dan emphysema.2. Cobalah untuk menghindari orang-orang yang telah pilek atau flu. Semakin sedikit Anda terkena virus yang menyebabkan bronkitis, semakin rendah risiko Anda mendapatkannya. Hindari kerumunan orang selama musim flu.3. Hindari keluar malam karena saat malam kondisi udara dingin dan sangat lembab sehingga membuat bronkus mengalami vasokontriksi dan peningkatan produksi secret.4. Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya telur, susu, daging dan sebagainya.5. Dapatkan vaksin flu tahunan. Banyak kasus bronkitis akut hasil dari influenza, virus. Mendapatkan vaksin flu tahunan dapat membantu melindungi Anda dari flu, yang pada gilirannya, dapat mengurangi risiko bronkitis.6. Tanyakan kepada dokter tentang pneumonia shot. Jika usia Anda lebih dari 60 tahun atau Anda memiliki faktor risiko seperti diabetes, penyakit jantung dan paru-paru, perlu dipertimbangkan melakukan shot bronkitis. Selain itu, dikenal sebagai vaksin Prevnar dapat membantu melindungi anak-anak terhadap pneumonia. Kami menganjurkan untuk semua anak di bawah usia 2 tahun dan untuk anaku usia 2 hingga 5 tahun yang berada pada risiko tertentu penyakit pneumokokus, seperti mereka yang memiliki kekurangan sistem kekebalan tubuh, asma, penyakit jantung atau anemia sel sabit. Efek samping dari vaksin pneumokokus biasanya kecil dan ringan termasuk rasa nyeri atau bengkak di tempat suntikan. Jika Anda memiliki radang paru-paru atau lebih lima tahun yang lalu menjalankan shot, dokter anda dapat merekomendasikan bahwa Anda mendapatkan satu lagi.7. Cuci tangan atau menggunakan sanitizer tangan secara teratur. Untuk mengurangi risiko terkena infeksi virus, sering mencuci tangan anda dan membiasakan menggunakan sanitizer tangan. Dan jangan menggosok hidung atau mata Anda.8. Ketika praktek, memakai masker. Jika Anda harus menghabiskan banyak waktu di sekitar orang lain yang batuk dan bersin, ide yang baik untuk memakai masker yang menutupi mulut dan hidung untuk mengurangi risiko infeksi.

XI. Pathway (Web Of Cause)

FORMAT ASUHAN KEPERAWATANDENGAN KLIEN TRAKEA BRONKHITIS

I.Pengkajian1. IdentitasNama ,umur , pendidikan , suku bangsa , pekerjaan , penanggung jawab, agama , status kawin , alamat , no medical record , ruang rawat , tanggal masuk , diagnose medic , yang mengirim/merujuk , tinggi badan/berat badan , sumber informasi.

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama:Batuk persisten,produksi sputum seperti warna kopi,disnea dalam beberapa keadaan,weizing pada saat ekspirasi,sering mengalami infeksi pada system respirasi dan sesak nafas.

b. Riwayat kesehatan dahulu:Batuk atau produksi sputum selama beberapa hari kurang lebih 3 bulan dalam 1 th.dan paling sedikitdalam 2 th berturut-turut.adanya riwayat merokok.

c. Riwayat kesehatan keluarga:Penelitian terahir didapatkan bahwa anak dari orang tua perokok dapat menderita penyakit pernafasan lebih sering dan lebih berat serta prefalensi terhadap gangguan pernapasan lebih tinggi.selain itu,klien yang tidak merokok tetepi tinggal dengan perokok(perokok pasif) mengalami peningkatan kadar karbon monoksida darah.dari keterangan tersebut untuk penyakit familial dalam hal ini bronchitis mungkin berkaitan dengan polusi udara rumah,dan bukan penyakit yang diturunkan.

3. Pemeriksaan fisik Keadaan Umum : lemah, sianosis, Kesadaran : compos metis . Sistem Kardiovaskuler : Irama jantung, nyeri dada, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, Distensi vena leher, Bunyi jantung redup. InspeksiKlien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu pernapasan. Pada kasus bronchitis kronis, sering didapatkan bentuk dada barrel/ tong. Gerakan pernapasan masih simetris. Hasil pengkajian lainnya menunjukkan klien juga mengalami batuk yang produktif dengan sputum purulen berwarna kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan karena bercampur darah. PalapasiTaktil fremitus biasanya normal. PerkusiHasil penkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi resonan pada seluruh lapang paru. AuskultasiJika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka suara napas melemah. Jika bronkus paten dan drainasenya baik ditambah adanya konsolidasi di sekitar abses, maka akan terdengar suara napas bronchial dan ronkhi basah. B6 (bone)Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari. Sistem Muskuloskeletal dan Intergumen : Kelemahan umum/kehilangan massa otot, edema, akral hangat Sistem Genetourinaria : BAK, urine output, warna Sistem Pencernaan : Mual/muntah? nafsu makan buruk/anoreksia, ketidakmampuan untuk makan, penurunan berat badan Sistem Neurosensori : Gelisah, insomnia Sistem Pengindraan : Panciuman terganggu akibat adanya secret, apakah ada system pengindraan yang gangguan

II. Analisa DataData Subjektif a. Pasien mengatakan hidungnya tersumbatb. Pasien mengatakan sesak napasc. pasien mengatakan tidak nafsu makanData Objektif a. Suara Nafas tambahan : Ronchi, Wheezing ( akibat obstruksi bronkus) Sputum (+)b. Pola Napas tidak teratur : Dispnea, Edema, terdapat penggunaan otot bantu pernapasanc. Sianosisd. Pa O2 : rendah (normal 80 100 mmHg) Pa CO2 : tinggi (normal 36 44 mmHg).e. Saturasi hemoglobin menurun.f. Eritropoesis bertambahg. Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia, ketidakmampuan untuk makanh. Penurunan berat badan

III. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan pengumpulan sekresi,mukus berlebihan, bronchospasmeTujuan :a. Menunjukkan pembersihan jalan nafas yang efektif dan dibuktikan dengan status pernafasan : Pertukaran gas dan ventilasi tidak berbahaya, perilaku mengontrol gejala-gejala secara konsisten.b. Klien mempunyai Jalan nafas yang patenc. Mempunyai irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal.Intervensia. Kaji dan dokumentasikan : Keefektifan pemberian oksigen dan pengobatan, kecenderungan pada gas darah arteri.b. Auskultasi dada bagian anterior dan posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau tidaknya ventilasi dan bunyi tambahan.c. Lakukan pengisapan Jalan nafas bila diperlukan.d. Anjurkan aktivitas fisik untuk meningkatkan pergerakan eksresi.e. Pindahkan posisi pasien setiap 2 jam sekali apabila pasien tidak bisa ambulasi.f. Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.g. Jelaskan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk turunkan kecemasan.

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik, demamTujuan :a. Kekurangan volume cairan akan teratasib. Keseimbangan Elektrolit asam-basa akan dicapaic. Dibuktikan dengan indikator : Frekuensi nadi dan irama dalam rentang yang diharapkan, Elektrolit serum dalam batas normal, serum dan pH urine dalam batas normalIntervensi a. Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairanb. Observasi terhadap kehilangan cairan dan elektrolit yang tinggi.c. Identifikasi faktor yang dapat memperburuk status dehidrasi klien.d. Pemberian dan pemantauan cairan dan obat intravenae. Tinjau ulang elektrolit, terutama natrium, kalium, klorida dan kreatinin

3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penyempitan jalan nafas, kelelahanTujuan :a. Pasien akan menunjukkan pola pernafasan yang optimal Mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normalIntervensia. Pantau adanya pucat dan sianosisb. Kaji kebutuhan inserse jalan nafasc. Observasi dan dokumentasi pola pernafasan klien.d. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasie. Perhatikanpergerakan dada amati kesimetrisan, penggunaan otot bantu serta retraksi otot supraklavikular dan interkostatf. Pantau peningkatan kegelisahan klien, ansietas dan tersengal-sengal

4.Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan kejadian batuk produktif,penggunaan otot bantu pernafasan.

Tujuan :a. Pasien akan menunjukkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan.b. Mempertahankan atau mengurangi tingkat nyeric. Pasien melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologisd. Mengenali faktor penyebab nyeri dan tindakan untuk menguranginyaIntervensi :a. Minta pasien untuk menilai nyeri pada skala 0-10b. Gunakan lembar alur nyeri untuk memantau pengurangan nyeric. Kaji dampak agaam, budaya dan lingkungan terhadap nyeri dan respon klien

5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umumTujuana. Pasien akan mengidentifikasi aktivitas yang menimbulkan kelemahanb. Berpartisipasi dalam aktivitas yang dibutuhkan dengan TTv dalam rentang normalc. Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan oksigen, pengobatan dan atauperalatan yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.

Intervensi a. Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas.b. Tentukan penyebab keletihan klienc. Pantau respon kardiovaskuler pasien terhadap aktivitasd. Instruksikan kepada pasien untuk menggunakan teknik relaksasi (distraksi, visualisasi)e. Hindari menjadwalkan aktivitas perawatan selama periode istirahat pasien.f. Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala.

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makanTujuan a. Pasian akan mempertahankan berat badannya.b. Pasien akan menjelaskan keadekuatan diet bergizi dan keinginan untuk berdiet.c. Mempertahankan massa tubuh dalam batas normal.Intervensia. Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makanb. Ketahui makanan kesukaan pasienc. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisid. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.e. Tinjau selalu berat badan pasienf. Ajarkan metode untuk perencanaan makanan dan makanan yang bergizi.

7. Hipertermia berhubungan dengan kecepatan metabolisme tubuh yang meningkat akibat viremiaTujuan a. Pasien akan menunjukkan metode yang tepat untuk mengukur suhub. Pasien akan melaporkan tanda dan gejala dini hipertermic. Pasien akan menunjukkan termoregulasi ditunjukkan dengan suhu kulit dan tubuhdalam batas normal, nadi dan pernafasan dalam rentang yang diharapkan, perubahan warna kulit dan keletihan tidak ada.

Intervensi :a. Pantau aktivitas kejang. Hidrasi, TD, nadi dan pernafasan pasien.b. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengukur suhu yang tepat untuk mencegah dan mengenali secara dini tanda gehala hipertermia.c. Lepaskan pakaiana yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selembar pakaian saja.d. Gunakan waslap dingin pada aksila, kening, leher dan lipat matae. Anjurkan asupan cairan oral.f. Lakukan perawatan kegawatdaruratan sesuia prosedur.g. Gunakan kipas angin bila diperlukan.h. Kolaborasikan pemberian obat antipiretik sesuai kebutuhan.

8. Kecemasan berhubungan dengan rasa sesak, penggunaan alat medis yang asing.Tujuan :a. Ansietas berkurang dibuktikan dengan menunjukkan kontrol agresi, kontrol ansietas, koping, kontrol Impulsb. Menunjukkan kontrol ansietasc. Meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun masih ada kecemasan.d. Mengidentifikasi gejala yang menyebabkan ansietas.

Intervensi :a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan klienb. Kaji teknik atasikecemasan yang dimilikic. Sediakan informasi aktual tentang diagnosis, perawatan dan prognosis penyakit.d. Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasie. Jelaskan prosedur dari setiap kerja yang akan dilakukan.f. Beri dorongan pasien untuk mengungkapkanpikiran dan perasaang. Bantu pasien untuk memfokuskan diri pada situasi saat ini.h. Sediakan pengalihan melalui televis, radio, permainani. Sediakan penguatan yang positifj. Kurangi rangsangan yang berlebihank. Sarankan terapi alternatif untuk atasi kecemasan

BAB IIIPENUTUP

1. Kesimpulan

Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994). Yang terdiri dari bronchitis akut dan kronik.2. SaranSebagai mahasiswa keperawatan, seharusnya dan sudah sepantasnya kita mengetahui ASKEP Trakea Bronkhitis.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Esther. 2010. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta : EGCCotran,robbins.2008.dasar patologis penyakit.jakarta:Egc.Rab, Tabran. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : HipokratesManurung, Santa dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien denganGangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba MedikaMuttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba MedikaSomantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba MedikaTambayong,Jan.2000.Patofisiologi untuk keperawatan.Jakarta:EGCPrice,Sylvia Anderson.1995.Patofisiologi.Jakarta:EGCDoenges, Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC


Top Related