Download - asthma kerja akibat debu kayu
Peraturan Peraturan Keselamatan Keselamatan Kapal Kapal PenumpangPenumpang
BY GROUP 1
STANDAR PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI ATAS KAPAL NO. PM 37 TAHUN 2015 ( PASAL 5)
Keselamatan
Pelayanan keselamatan di atas kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a:
a. Informasi dan fasilitas keselamatan; dan
b. Informasi dan fasilitas kesehatan
Keamanan
Pelayanan keamanan dan ketertiban di atas kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b:
a. Fasilitas keamanan;
b. Petugas keamanan;
c. Informasi gangguan keamanan;
Kehandalan/keteraturan
Pelayanan kehandalan di atas kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c:
Ketetapan jadwal keberangkatan
Ketepatan jadwal kedatangan kapal
Kenyamanan
Pelayanan kenyamanan di atas kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d:
kapasitas angkut ruang ibadah
lampu penerangan kafetaria
fasilitas pengatur suhu informasi larangan merokok
fasilitas kebersihan
tingkat kebisingan
toilet
Kemudahan/keterjangkauan;
Pelayanan kemudahan di atas kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e:
informasi untuk mengetahui tempat duduk/ tempat tidur sesuai tiket
informasi mengenai ruang kapal
informasi pelabuhan yang akan disinggahi
informasi gangguan perjalanan kapal
Kesetaraan
Pelayanan kesetaraaan di atas kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f:
a. Fasilitas bagi penumpang difable; dan
b. Ruang ibu menyusui.
1. Kendaraan Penolong dan Perahu Penyelamat (SOLAS Seksi II Peraturan 20) Sekoci penolong yang ada dikapal jumlah kapasitas
minimal dapat menampung 50% dari jumlah semua orang di atas kapal.
Sekoci penolong dapat diganti dengan rakit penolong yang kapasitasnya sama dan harus dilengkapi dengan alat peluncur di sisi – sisi kapal.
Kualitas dari kendaraan penolong dan perahu penyelamat pemeriksaan tanggal kadaluarsa (expired)
Kapal penumpang dengan tonase kurang dari 500 GT dimana jumlah penumpang di kapal kurang dari 200 orang kendaraan penolong dan perahu penyelamat harus memenuhi peratunan berikut :
a.Diletakkan pada setiap sisi kapal dan rakit penolong harus mampu menampung jumlah semua orang yang ada di kapal.
b.Setiap rakit penolong dalam kondisi siap dipakai dan dapat diluncurkan pada salah satu sisi kapal.
c.Rakit penolong harus dilengkapi dengan keterangan atau gambar tata cara peluncuran.
2. Peralatan Keselamatan Untuk Masing-Masing Personil (SOLAS Seksi II Peraturan 21)
a. Pelampung Penolong / Lifebuoy
Suatu kapal penumpang harus membawa pelampung penolong yang jumlahnya sesuai dengan persyaratan yang tertera dalam tabel berikut :
Panjang Kapal Jumlah Minimum Pelampung
L < 60 m 8
60 m ≥ L < 120 m 12
120 m ≥ L < 180 m 18
180 m ≥ L < 240 m 24
L ≥ 240 m 30
b. Baju Penolong ( Life Jacket ) Baju penolong dewasa pada kapal penumpang minimal 105 % dari jumlah seluruh penumpang yang ada di kapal.Baju penolong anak – anak minimal 10 % dari jumlah seluruh penumpang yang ada di kapal.
Peraturan Keselamatan Untuk Pencegahan Kebakaran (SOLAS BAB II - 2)
A. Kotak Pemadam Kebakaran ( Hydrant Box )
Selang Pemadam Kebakaran
Selang kebakaran harus dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan harus tetap dalam keadaan siap pakai.
Peletakannya ditempat ‑ tempat yang mudah dijangkau dan letaknya dekat dengan tempat hidran atau sambungan layanan air.
Nosel ( Nozzle )
Ukuran diameter standar untuk nosel antara lain : 12 mm, 16 mm, atau 19 mm.
B. Pemadam Kebakaran Jinjing (Fire Extinguisher)Kapasitas dari pemadam kebakaran jinjing ( Fire Extinguisher ) yang disyaratkan tidak boleh lebih dari 13,5 liter dan tidak kurang dari 9 liter.Jenis fire extingusher, antara lain :
1. ABC Powder Fire Extinguisher
2. Foam Fire Extinguisher
3. CO2 Fire Extinguisher
4. Water Fire Extinguisher
C. Alarm Kebakaran ( Fire Alarm )
Alarm kebakaran diletakkan pada tempat dimana penumpang dan awak kapal dapat mendengar saat alarm kebakaran diaktifkan. Alarm kebakaran dilengkapi dengan penekan manual ( switch on ) untuk mengkatifkan alarm dan dilindungi.
D. Pendeteksi Kebakaran ( Fire Detector )
Kapal yang memuat penumpang lebih dari 36 orang harus memiliki alat pendeteksi kebakaran yang tetap.
1.Detektor Panas ( Heat Detector )
Ruang akomodasi, ruang pelayanan, dan stasiun pengontrol.
2. Detektor Asap ( Smoke Detector )
Semua tangga, koridor dan jalan penyelamatan dalam ruang akomodasi.
Tabel peraturan peletakan alat pendeteksi kebakaran
JenisDetektor
Luas Lantai Maksimum Setiap Detektor
JarakMaksimum Antar
Pusat
Jarak Maksimum Dari Sekat
Panas 37 m2 9 m 4,5 m
Asap 74 m2 11 m 5,5 m
E. Sprinkle
Kapal yang mengangkut penumpang labih dari 36 orang diharuskan terdapat sprinkle.
F. Kotak Pasir (Sand Box)
Pada setiap ruang pemadam kebakaran harus ada wadah yang berisi pasir, serbuk gergaji yang dicampur dengan soda, atau material kering yang lain untuk alat bantu pemadam kebakaran.
G. Denah Keselamatan
kapal yang mengangkut lebih dari 36 orang penumpang diwajibkan memasang denah keselamatan di tempat umum ( publik ).
H. Tata Susunan Peralatan Pemadam Kebakaran
Tata susunan harus sedemikian rupa sehingga dapat menjamin sekurang - kurangnya 2/3 gas yang dibutuhkan ruang tersebut harus masuk selama 10 menit.
Dalam ruang muatan harus dipasang sistem pemadam kebakaran.
3. Peraturan Keselamatan Untuk Instaliasi Listrik
Peraturan dari SOLAS yang mengatur tentang instalasi listrik :Semua kabel yang berada di luar atau secara langsung terkena cuaca di luar harus dikedapkan.Kabel - kabel dan jaringan listrik harus dipasang dan ditopang dengan cara sedemikian rupa sehingga terhindar dari pengelupasan atau kerusakan lainnya.
4. Peraturan Keselamatan Untuk Sistem Ventilasi
Saluran ventilasi harus dari bahan yang tidak mudah terbakar.
Sistem ventilasi dapat menggunakan alat seperti exhaust van atau blower.
Pada Kamar Mesin umumnya menggunakan mushroom.
5. Peraturan Keselamatan Untuk Peralatan Navigasi
Setiap kapal harus mempunyai awak yang mampu dalam penggunaan komunikasi radio keselamatan.
Awak harus memiliki sertifikat dan bertanggung jawab penuh dalam komunikasi radio.
A. Buku Catatan Radio
B. EPIRB ( Emergency Position Indicating Radio Beacon )
Mendeteksi keberadaan / lokasi suatu benda ( pesawat atau kapal laut ) yang sedang mengalami distress atau musibah sehingga mempermudah tim SAR atau tim penolong untuk mengetahui lokasi di mana pesawat atau kapal laut mengalami distress atau musibah sehingga cepat untuk mengadakan pertolongan atau bantuan.
C. Monitoring System
Monitoring dengan camera CCTV (Close Circuit Television)
Thank You&
Stay Safe
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN INDONESIA NO. PM 37 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI ATAS KAPAL
http://iubtt.kemenperin.go.id/index.php/istilah-istilah-industri/87-perkapalan/409-sin diakses Tanggal 29 September 2015