Download - ASKEP KANKER KOLON
ASKEP KANKER KOLON
A. Pengertian
Usus besar adalah bagian dari system pencernaan,yang terdiri dari kolon
dan rectum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesuadh usus halus yang
terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asendens), kolon sebealah tengah atas
(kolon transversum) dan kolon sebelah kiri ( kolon desenden)
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa
mengenai organ tubuh apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang kolon disebut
kanker kolon, bila mengenai kolon maupun rectum maka disebut kolorektal.
Kanker kolon seperti sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh
dan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar atau infiltrasi ke jaringan
disekitarnya dan merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening
maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya seperti hati,
paru-paru dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
B. Penyebab
Hingga saat ini tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kanker kolon. Terdapat
beberapa factor resiko yang menyebabkan seseaorang terkena kanker kolon yaitu :
Usia ; Umumnya kanker kolon lebih sering menyerang pada usia lebih
tua lebih dari 90% penyakit ini menimpah penderita di atas usia 50 tahun.
Polip kolon ; Pertumbuhan tumor pada dinding sebelah dalam usus besar,
kebanyakan polip adalah tumor jinak tapi sebagian dapat berubah menjadi
kanker.
Riwayat keluarga yang terkena kanker kolon; Bila keluarga dekat yang
terkena, maka resiko untuk terkena kanker ini menjadi lebih besar.
Kelainan genetik; Perubahan pada gen tertentu akan meningkatkan resiko
terkena kanker kolon. Bentuk yang paling sering dari kelainan gen adalah
1
hereditary nonpolyposis kolon kanker (HNPCC), yang disebabkan adanya
perubahan pada gen ini.
Penderita yang perna terkena kanker kolon dapat terserang kembali
dengan penyakit yang sama untuk kedua kalinya.
Radang usus berupa colitis uliseratif atau penyakit crohn yang
menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus untuk jangka waktu yang
lama akan meningkatkan resiko terkena kanker kolon.
Diit makanan tinggi lemak dan rendah kalsium, fosfat dan rendah serat,
jarang makan sayur dan buah-buahan, sering minum alcohol akan meningkatkan
resiko terkena kanker kolon.
C. Patofisiologi
Kanker kolon dan rectum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan
epitel usus yang mengarah kedalam rongga. Pada stadium awal dimana kanker masih
ukuran kecil maka tidak akan pernah ada gejala yang dirasakan penderita dan tidak
teraba adanya benjolan karena letaknya di dalam usus. Hal ini yang menyebabkan
penderita terlambat datang memeriksakan diri ke dokter. Pada awalnya dinilai
sebagai polip jinak, tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan
normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari
tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (paling sering ke hati).
Stadium kanker kolorektal mulai berkembang pada mukosa yaitu lapisan permukaan
dalam usus kemudian menembus dinding usus dan meluas ke jaringan sekitarnya
serta menyebar jauh atau metastasis baik melalui saluran getah bening maupun
pembuluh darah.
Stadium menunjukkan sudah seberapa jauh dan luasnya pertumbuhan kanker ini di
tempat awal dia tumbuh yaitu seberapa dalam kanker telah menembus dinding usus,
juga penyebaran ke sekitarnya dan penyebaran ke tempat jauh. Banyak klasifikasi
stadium yang digunakan untuk kanker kolorektal seperti klasifikasi Dukese, dan
lainnya.
2
Stadium kanker kolon berdasarkan Dukese sebagai berikut :
Dukes A : kanker terbatas tumbuhnya di dinding usus
Dukes B : kanker menembus lapisan muskularis mukosa (otot usus).
Dukes C : kanker menyebar / metastasis ke kelenjar getah bening (kgb).
C 1 : sudah mengenai beberapa kgb dekat tumor primer.
C 2 : sudah mengenai kelenjar getah bening jauh dari tumor primer.
Dukes D : kanker sudah menyebar jauh/metastatasis jauh.
Dukes A identik dengan stadium I , Dukes B identik dengan stadium II, Dukes C
identik dengan stadium III dan Dukes D identik dengan stadium IV.
D. Gejala
1. Perubahan dalam buang air besar (BAB) berupa diare, dan susah buang air besar
2. Bila BAB merasa tidak puas seperti belum semua dikeluarkan
3. Ada darah pada tinja berwarna merah atau kehitaman.
4. Ukuran tinja yang mengecil tidak seperti ukuran biasanya (seperti kotoran
kambing)
5. Keluhan rasa tidak pada perut seperti kembung, rasa penuh di perut dan mual.
6. Berat badan makin menurun yang tidak diketahui penyebabnya.
7. Anemia.
8. Lemah.
9. Pada keadaan lanjut tidak bisa BAB sama sekali dan perut makin kembung dan
terasa sakit, dan keadaan umumnya memburuk.
Bisa saja gejala-gejala tersebut diatas disebabkan oleh penyakit lainnya selain kanker
kolon dan rektum, oleh karenanya untuk memastikannya harus diperiksa oleh dokter.
Dokter akan memeriksa semua keluhan dan gejala yang ada dan disertai pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan deteksi seperti colok dubur, pemeriksaan tinja, sigmoidoskopi,
kolonoskopi, USG dan lainnya untuk memastikan apakah kemungkinan kanker atau
bukan. Diagnosis pasti dengan pemeriksaan histopatologi dari masa tumor.
3
E. Penatalaksanaan
Untuk memastikan tingkat stadium pada penderita, diperlukan beberapa pemeriksaan
pembantu seperti USG, foto rontgen paru, colon in loop, CT Scan dsb.
Jenis pengobatan
1. Operasi
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
4. Kombinasi diantaranya.
5. Tindakan bisa berupa operasi dikombinasi kemoterapi.
6. Operasi dikombinasi dengan radiasi dan kemoterapi.
Pemilihan tindakan ini tergantung pada stadium kanker saat dilakukan tindakan.
Hingga saat ini operasi adalah pengobatan yang utama. Operasi merupakan tindakan
lokal yaitu untuk mengangkat tumornya beserta jaringan sehat disekitarnya.
Tindakan operasi pada kanker kolon, berupa pengangkatan kankernya beserta
sebagian usus di dekat kanker tersebut, disebut hemikolektomi, kemudian usus yang
sudah dipotong kedua ujungnya disambungkan kembali. Bila kanker terletak di
kolon kanan maka kolon kanan yang diangkat, bila kanker terletak di kolon kiri
maka kolon kiri yang diangkat.
Pada kanker rectum tindakannya agak sedikit berbeda. Pilihan tindakan tergantung
pada letak tumor seberapa jauh letaknya dari daerah dubur (anokutan).
F. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan di ambil untuk mendapatkan informasi tentang perasaan
lelah, adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi, frekwensi,
durasi, berhubungan dengan makanan dan defikasi) pola eliminasi terdahulu dan
saat ini, diskripsi tentang warna, nau dan konsistensi feses, mencakup adanya
darah atau mukus. Informasi tambahan mencakup masa lalu tentang penyakit
usus inflamasi kronis atau polip korektal, riwayat keluarga dari penyakit
kolorektal dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet di identifikasi mencakup
4
masukan lemak dan atau serat serta jumlah komsumsi alkohol. Riwayat
penurunan berat badan.
Pengkajian objektif mencakup auskultasi abdomen, terhadapbising usus dan
palpasi abdomen untuk nyeri tekan, distensi masa padat. Spesimen feses di
inspeksi terhadap karakter dan adanya darah.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama mencakup :
a. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi
b. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan
anoreksia
d. Keletihan berhubungan dengan anemia dan anoreksia
e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi
f. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan diagnosa, prosedur pembedahan
dan perawatan diri setelah pulang
h. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan colostomi
i. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah
3. Perencanaan dan Implementasi
Tujuannya :
a. Tujuan utama adalah mencakup produk sisa tubuh yang adekuat,
reduksi/hilangnya nyeri.
b. Peningkatan toleransi aktivitas
c. Mendapatkan tingkat nutrisi yang optimal
d. Mempertahankan keseimangan cairan dan elektrolit
e. Penurunan ansietas
f. Memahami informasi tentang diagnosa, proses pembedahan dan perawatan
diri setalah pulang
5
Intervenasi
1) Mempertahankan eliminasi
a. Frekuensi dan konsistensi dipantau
b. Laksatif dan enema diberi sesuai resep
c. Pasien yang menunjukan perkembangan ke arah obstruksi total disiapkan
untuk menjalani pembedahan.
2) Menghilangkan nyeri
a. Analgesik diberikan sesuai resep
b. Lingkungan dibuat kondusif untuk relaksasi
3) Tindakan kenyaman tambahan di tawarkan: merubah posisi, gosokan
punggung, dan teknik relaksasi.
4) Meningkatkan toleransi aktivitas
a. Toleransi aktivitas di kaji
b. Aktivitas paska operasi ditingkatkan dan toleransinya di pantau
5) Menurunkan ansietas
a. Tingkat ansietas di kaji
b. Luangkan waktu untuk mendengar perasaan pasien
c. Perawat berprilaku empati
d. Bersikap jujur
e. Setiap infromasi harus dijelaskan
6) Berikan penyuluhan berupa informasi yang diperlukan pasien
a. persiapan fisik untuk pembedahan
b. Penampilan dan perawatan
c. Teknik perawatan
d. Pembatasan diet
e. Kontrol nyeri
f. Penatalaksanaan obat
6
7