Download - Askep DM Rosdiana.ns
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
BAB I
KONSEP DASAR
1. Pengertian
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner & Sudarth, 2000, hal.109)
Diabetes melitus adalah masalah yang mengancam hidup atau kasus darurat yang
disebabakan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. (Marilynn, 2000, hal.726)
Diabetes adalah suatu penyakit dengan gejala konsentrasi glukosa dalam darah yang
meningkat (hiperglikemia). (Diabetes mellitus FKUI, 2008, hal.3)
Tipe diabetes melitus:
a. Tipe I
Yaitu diabetes mellitus yang tergantung insulin (insulin dependent diabetes mellitus /
IDDM ). Diabetes yang jumlah insulinnya tidak adequat, disebabkan oleh karena pada
jenis ini timbul reaksi automun yang disebabkan oleh karena adanya peradangan pada
sel beta dan alergi terhadap kelenjar pancreasnya sendiri. Kadang-kadang penyakit ini
dihubungkan dengan virus, misalnya virus hepatitis B yang menyerang hati dan merusak
kelenjar pancreas, sehingga sel beta yang memproduksi insulin menjadi rusak.
Akibatnya orang harus selalu mendapat suntikan insulin terus menerus untuk
menetralisir kadar gulanya. Gambaran klinik biasanya timbul pada masa kanak-kanak
dan puncaknya pada masa akil balig.
b. Tipe II
Yaitu diabetes mellitus tidak tergantung insulin (non insulin dependent diabetes
mellitus / NIDDM).
c. MRDM (Malnutrisi Relasi Diabetes Mellitus)
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Bentuk ini biasanya disebabkan oleh adanya malnutrisi disertai kekurangan protein
yang nyata. Diduga zat sianida yang terdapat pada singkong yang menjadi sumber
karbohidrat berperan dalam proses terjadinya penyakit ini.
d. Diabetes mellitus gestasional (gestational diabetes mellitus/ GDM)
Terjadi peningkatan hormon pada saat kehamilan sehingga kadar glukosa darah juga
meningkat, namun diabetes pada tipe ini hanya bersifat sementara setelah proses
persalinan selesai maka akan kembali normal lagi, namun berbeda dengan tipe ibu
yang memang memilki diabetes sebelum hamil, maka anaknya juga berisiko untuk
menderita diabetes pula.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
2. Anatomi fisiologi
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar
sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-
hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa
pesan untuk mengkordinasikan kegiatan sebagai organ tubuh.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
1. Kelenjar Endokrin
a. Kelenjar Hipofisis (Kelenjar Pituitari)
1) Morfologi
a) Ukuran dan lokasi
a. Kelenjar hipofisis adalah organ berbentuk oval, sebesar kacang dengan
berat sekitar 0,5 g
b. Organ ini melekat di bagian dasar hipotalamus otak pada batang yang
disebut infudibulum (batang hipotalamus)
c. Hipofisis terletak pada lekukan berbentuk pelana di tulang sfenoid (sela
tursika) dan terbungkus dalam perpanjangan dura meter
b) Divisi kelenjar
a. Lobus anterior (adenohipofisis) kelenjar terdiri dari pars distalis, pars
tuberlais dan pars intermedia
1. Pars ditalis merupakan tonjolan lobus anterior
2. Pars tuberalis pada manusia pada manusia tereduksi menjadi lempeng
tipis sel-sel epitel pada bagian superior pars distalis
3. Pars intermedia, bersebelahan dengan pars ditalis, sangat jelas pada
janin tetapi terduksi setelah dewasa
b. Lobus posterior pituitari (Neurohipofisis) tersusun dari para nervosa dan
infundibulum,
4. Pars nervosa terhubung dengan hipotalamus otak
5. Infundibulum (batang saraf) menghubungkan neurohipofisis dengan
otak
c) Asal embriologik lobus
a. Adenohipofisis berasal dari tumbuhan, envaginasi (kantong rathke),
epitelium pada bagian dasar rongga mulut primitf
b. Neurohipofisis dibetuk dari tonjolan tabung saraf ke arah bawah dibagian
dasar hipotolamus. Bagian ini mempertahankan hubungan langsung saraf
dengan otak melalui infundibulum
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
d) Hubungan hipofisis-hipotalamus.
Hubungan vaskular dan saraf antara hipotalamus dan hipofisis sangat
penting untuk fungsi kelenjar hipofisis
a. Sistem portal hipotalamus-hipofisis
Suplai darah ke lobus posterior (neuronhipofisis) terjadi melalui
dua arteri hipofisis interior, yang merupakan cabang arteri karotis
internal, memasuki lobus posterior dan membentuk jaring-jaring
kapilar. Aliran vena mengalir melalui vena hopofisis ke dalam sinus
dural
Suplai darah ke lobus anterior (hipofisis) adalah tidak langsung.
Arteri hipofisis superior (cabang arteri karotis internal) memasuki
bagian tengah tonjolan hipotalamus dan batang infundibilum sehingga
membentuk jaring-jaring kapilar pertama
Jaring kapilar pertama dialiri vena portal hipofisis, yang menjadi awal
jaring kapilar kedua di bagian bawah lobus anterior
Sistem portal hipotalamus-hipofisis mengacu pada kedua jaring
kapilar di atas (satu di hipotalamus dan satu lagi dalam adenohipofisis)
dan vena yang terletak keduanya.
b. Kelenjar Paratioid
1) Morfologi
a. Kelenjar paratioid adalah empat organ kecil, masing-masing berukuran sebesar
biji apel, terletak pada permukaan posterior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari
kelenjar tiroid oleh kapsul-kapsul jaringan kuat
b. Dari sisi histologis, ada dua jenis sel dalam kelenjar paratiroid : sel utama, yang
mensekresi hormon paratiroid (PTH), dan sel oksifilik, yang merupakan tahap
perkembangan sel chief.
2) Efek Fisiologis hormon paratiroid
a) PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui
peningkatan kadar kalsium darah dan penurunan kadar fosfat darah
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
1. Ion kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi,
koagulasi darah, kontraksi otot, permeabilitas membran sel dan
kemampuan eksitabilitas neuromuskular yang normal
2. Ion fosfat sangat penting untuk metabolisme selular, sistem buffer asam-
basa tubuh, juga sebagai komponen nukleotida dan membran sel
b) PTH meningkatkan kadar kalsium darah melalui tiga mekanisme
1. PTH menstimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang)
2. PTH meningkatkan absorbsi kalsium intestinal mengaktivasi
3. PTH menstimulasi rabsorpsi kalsium dari tobulus ginjal
3) Pengendalian sekresi terjadi melalui sistem pengendalian umpan balik dengan
konsetrasi ion kalsium dalam darah
a) Penurunan kadar kalsium darah menyebabkan peningkatan sekresi PTH. Saat
kadar kalsium darah meningkat, sekresi PTH menurun
b) Kalsitonin (tirokalsitonin), diproduksi oleh sel parafolikular kelenjar tiroid,
berantagonis langsung dengan PTH dan menurunkan kalsium darah
c. Kelenjar Adrenal
1) Mofologi
a) Kelenjar adrenal (kelenjar suprarenal) adalah dua massa triangular pipih
berwarna kuning yang tertanam pada jaringan adiposa. Organ ini berada di
kutub atas ginjal
b) Masing-masing kelenjar adrenal terdiri dari korteks di bagian luar dan medula
di bagian dalam:
1. Korteks mensekresi hormon steroid, korteks terbagi menjadi tiga
lapisan, daru luar ke dalam, yaitu zona glomerurulosa, zona
fasikulata, dan zona retikularis
2. Medula, yang secara embriologik berasal dari jenis
neurocektodermis sama (sisa-sisa sel krista saraf) yang menjadi
asal neuron simpatis.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
2) Hormon kelenjar adrenal
a) Hormon medular disekresi oleh sel-sel kromafin medula adrenal untuk merespon
stimulus prganlionik simpatis. Hormon ini meliputi katakolamin, epineprin (80%)
dan urineprin (20%).
a. Epineprin dan norepineprin memiliki perbedaan efek fisiologis yang berkaitan
dengan kedua jenis reseptornya, alfa (α) dan beta (β) yang terletak pada
membran sel target.
b. Fungsi hormon ini adalah untuk mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas fisik
yang merespon stres, kegembiraan, latihan, dan penurunan kadar gula darah.
b) Hormon kortikal adrenal, berlawanan dengan hormon medular sangat penting
untuk kehidupan.
a. Mineralokortikoid disintesis dalam zona glumerulosa.
1. Aldosteron mineralaolikoid terpenting, mengatur keseimbangan air dan
elektrolit melalui pengendalian kadar natrium dan kalium dalam darah
Kendali sekresi.
2. Sekresi adesteron di atur oleh kadar natrium darah, tetapi terutama oleh
mekanisme renin-agiotensin
b. Glukokortikoid disintesis dalam zona vasikulata. Hormon ini meliputi
kortikosteron, kortisol, dan kortison. Hormon yang terpenting adalah kortisol
Efek fisiologis : Glukortiroid mempengaruhi metabolisme gluksosa, protein
dan lemak, sintesis glukosa dari sumber karbohidrat (glukogeneresis) dan
peningkatan kadar glukosa doral pengurain lemak serta menghambat ambilan
asam amino dan suntesis protein menstabilisi membran lifosom
c. Gonadokortiroid (steroid kelain)
Disintesis pada zona retikularis steroid ini berfungsi terutama sebagai
prekursor untuk pengubah tertosteron dan estrogen oleh jaringan.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
d. Kelenjar Pineal
1) Morfologi
a) Kelenjar pineal (epifisis serebri) terbentuk serebri, terbentuk dari jaringan saraf
dan terletak dilangit-langit ventrikel ke tiga otak
b) Kelenjar ini terdiri dari pinealosid dan sel neuroglia penopang
c) Seiring pertambahan usia, kelenjar mengakumulasi cadangan kalsium yang
disebut sebagai brain sand (acervulus)
2) Hormon yang disekresi kelenjar pineal adalah milatonin yang memiliki beberapa
efek dan telah dibuktikan
a) Pada binatang percobaan, melatonin mempengaruhi fungsi endokrin kelenjar
tiroid, kortek adrenal, dan gonad serta mempengaruhi prilaku perkawinan
mereka
b) Pada manusia melatonin, sepertinya memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan
gonatropin dan menghambat produksi melanin oleh melanosit di kulit.
c) Pengendalian produksi melatonin
Intensitas dan durasi cahaya lingkungan, yang mencapai kelenjar melaui
kolateral jalur penglihatan mempengaruhi pelepasan melatonin. Produksi
melatonin terendah terjadi di siang hari dan terbesar pada malam hari
Siklus alami produksi melatonin mungkin berkaitan dengan irama beberapa
proses fisiologis harian
e. Kelenjar Timus
1) Morfologi. Timus terletak di bagian toraks terhadap sternum dan melapisi bagian
atas jantung. Kelenjar ini ukurannya besar dimasa anak-anak dan mengecil seiring
pertambahan usia
2) Hormon, faktor-faktor yang diproduksi kelenjar ini meliputi enam peptida yang
secara kolektif disebut timosin.
3) Fungsi timosin
a. Timosin mengendalikan perkembangan sistem imun dependen timus dengan
menstimulasi diferensiasi dan proliferasi sel limposit
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
b. Timosin mungkin dalam penyakit imunodefisiensi kongenital seperti
agammaglobulinemia, yaitu ketidakmampuan total untuk memproduksi
antibodi.
f. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan
metabolisme tubuh. Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh
melalui 2 cara :
1) Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein.
2) Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat.
Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan iodium yaitu elemen
yang terdapat di dalam makanan dan air. Iodium diserap oleh usus halus bagian atas
dan lambung, dan kira-kira sepertiga hingga setengahnya ditangkap oleh kelenjar
tiroid, sedangkan sisanya dikeluarkan lewat air kemih. Hormon tiroid dibentuk melalui
penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah glikoprotein besar yang disebut
tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung asam amino tirosin.
Kompleks yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua iodotirosin kemudian
menyatu untuk membentuk dua jenis hormon tiroid dalam darah yaitu :
1) Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya
memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2) Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu
triiodotironin (T3).
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga
untuk T3 dan empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang dilepaskan
ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3 maupun
T4 dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.
1) Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid
2) Efek Primer Hormon Tiroid
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam
tubuh. Efek primer hormon tiroid adalah:
a) Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme
protein, lemak, dan karbohidrat.
b) Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran.
Kedua fungsi bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi
peningkatan laju metabolisme basal, pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas
oleh setiap sel.
a) Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga
meningkatkan frekuensi jantung.
b) meningkatkan responsivitas emosi.
c) Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan
kecepatan kontraksi otot rangka.
d) Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua
sel tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
3) Pengaturan Faal Tiroid
a) TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone)
Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan
dibuat di hipotalamus. TRH menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang
juga Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
b) TSH ( Thyroid Stimulating Hormone)
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan
sel tiroid (TSH-Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan
trapping, peningkatan iodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah
produksi hormon meningkat.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
c) Umpan balik sekresi hormon
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain
berefek pada hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan
mengurangi kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon
tiroid. Hipotalamus menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang
menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar
tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu,
maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika
kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan
lebih banyak TSH.
g. Pankreas
Gelembung pankreas terdiri atas glandular asini yang mensekresi getah
pencernaan kedalam usus. Tersebar diantara asini adalah sekolompok kecil sel yang
dikenal dengan pulau langerhans. Pankreans yang terletak dalam rongga abdomen
bagian atas, memiliki fungsi kelenjar eksokrim (enzim-enzim digestif) dan kelenjar
endokrin.
1) Bagian eksokrin pankreas
Hasil sekresi bagian eksokrin pankreas dikumpulkan dalan duktus
pankreatikus yang akan bersatu dengan duktus koleduktus yang memasuki
duodenum pada ampula veter.
Hasil sekresi pangkreas berupa enzim-enzim digesif yang kaya protein dan
elektrolit. Hasil sekresi tersebut mencakup amilase yang membantu pencernaan dan
tripsin yang membantu pencernaan protein, serta lipase membantu pencernaan
lemak.
2) Bagian Endokrin Pankreas
Kelenjar endokrin tersusun dari sel-sel sekrotis dalam kelompok kecil. Meskipun
tidak terdapat duktus, kelenjar endokrin memiliki suplay darah yang kaya sehingga zat-
zat yang diproduksinya dapat langsung memasuki aliran darah dengan cepat. Hormon
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
yang diproduksi sel beta disebut insulin, sel alfa mensekresi glukagon dan sel delta
mensekresi somatostatin.
Sistem endokrin adalah jaringan yang saling berhubungan dengan secara komplit
terdiri atas banyak kelenjar dan hormon. Kelenjar yang terpisah meliputi hipotalamus,
hipofisis interior dan prosterior, pineal, tiroid, timus, paratipoid, pankreas, adrenal,
ovarium dan testis. Dimana masing-masing kelenjar tersebut menyekresikan produknya
langsung ke dalam darah. Sistem endokrin didasarkan pada suatu jalan komunikasi
diantara kelenjar hipotalamus, kelenjar, hipofisis, kelenjar pheriperal, dimana jaringan
dan selnya peka terhadap rangsangan melalui hormon.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensintesis dan mensekresi
substansi yang disebut hormon. Hormon-hormon menyebabkan perubahan fisiologik
dan biokimia yang menjadi perantara berbagai pengaturan. Ketika hormon dilepaskan ke
dalam aliran darah, hormon akan diangkut ke jaringan sasaran yang dapat bekerja dan
menimbulkan efek.
1. Merangsang hati untuk menggunakan glukosa atau glukogen
2. Merangsang produksi glukosa dan non glukosa seperti halnya protein dan lemak
(glukoneogenesis). Insulin dan glukogen merupakan hubungan tumbal balik yang saling
berhubungan satu sama lain, yang mana persamaannya tampak kondisi berpuasa.
Kerja utama insulin adalah untuk menurunkan glukosa darah, dengan
memfasilitasi glukosa ke dalam sel jaringan hati otot dan jaringan lain tempat glukosa
disimpan sebagai glikogen atau dibakar untuk menghasilkan energi. Insulin juga
meningkatkan penyimpanan lemak dalam jaringan adiposa dan sensitesis protein dalam
berbagai jaringan tubuh. Tanpa adanya insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
dan akan disekresikan ke dalam urine. Keadaan ini yang disebut diabetesmilitus. Dimana
dapat didiagnosis berdasarkan tingginya kadar glukosa dalam darah dan urine.
Fungsi Sistem Endokrin
a) Respon terhadap stress dan cidera
b) Pertumbuhan dan perkembangan
c) Reproduksi
d) Homeostatis
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
e) Metabolisme energi
3. Etiologi
a. Genetik
Faktor keturunan memang sangat memegang peranan penting pada penyakit ini,
apabila orang tua (salah satu atau keduanya) menderita DM maka kemungkinan lahir
anak mereka dapat menderita DM lebih besar.
b. Gangguan pada pankreas
Peradangan pada sel beta yang terdapat didalam pangkreas dapat menyebabkan
menurunya produksi insulin
c. Gaya hidup (stress, pola makan salah, kurang aktivitas).
Gaya hidup dapat mempengaruhi terjadinya DM karena indivdiu yang kurang
beraktivitas dapat menghambat aliran darah sehingga proses metaaabolisme
terhambat, diet tinggi lemak rendah karbohiddrat juga salah satu pencetus DM
d. Obesitas (kegemukan)
Faktor ini terjadi karena adanya resistensi lipid yang menghambat proses metabolism
karbohidrat sehingga terjadi penumpukan glukosa dalam darah
e. Kehamilan
Hanya terjadi selama proses kehamilan saja karena meningkatnya semua hormon pad
a saat kehamilan setelah persalinan diabetes akan hilang, tetapi berbeda dengan ibu
yang memang memiliki genetik dengan penyakit ini.
f. Usia
Banyak terjadi pada usia diatas 50 tahun, ini terjadi karena adanya penurunan semua
sistem dalam tubuh.
4. Manifestasi Klinis
a. Polidipsi: Rasa haus yang berlebihan, walaupun cuaca tidak panas
b. Poliuria: sering kencing terutama malam hari.
c. Poliphagia: cepat lapar.
d. Berat badan menurun secara drastis.
e. Badan lemah, cepat lelah.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
f. Kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki serta gatal-gatal.
g. Penglihatan kabur.
h. Gairah seks menurun (Impotensi pada pria, keputihan dan pruritus vulva pada
wanita), disebabkan oleh meningkatnya kadar gula darah yang dapat mempengaruhi
syaraf tepi dan otonom.
i. Luka sukar sembuh.
j. Ibu-ibu sering keguguran dan melahirkan bayi diatas 4 kg.
* (Soegondo, 2002, hal. 9)
5. Pemeriksaan penunjang
a. Glukosa darah: meningkat < 200 mg/dl atau lebih.
b. Aseton Plasma atau keton: positif.
c. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat.
d. Elektrolit: Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun, kalium: normal, fosfor:
lebih sering menurun.
e. Gas darah arteri: PH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolic).
f. Trombosit: Ht mungkin meningkat (dehidrasi) leukositosis, hemokonsentrasi,
merupakan respon terhadap infeksi.
g. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi atau penurunan fungsi
ginjal).
h. Insulin darah: mungkin menurun atau bahkan tidak ada (pada tipe I) atau normal sampai
tinggi (tipe II) yang mengidentifikasikan insufiensi insulin atau ganguan dalam
penggunaannya.
i. Urine: Gula dan aseton positif, berat jenis urine mungkin meningkat.
j. Kultur: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan infeksi pada luka
6. Komplikasi
Akut tediri dari :
a. Hipoglikemia Adalah keadaan klinik gangguan syaraf yang disebabkan penurunan
glukosa darah.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
b. Hiperglikemia adalahadanya masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral
maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda khusus kesadaran menurun
disertai dehidrasi berat.
c. Ketoasidosis diabetik (KAD)
Adanya gangguan metabolik yang mengancam hidup yang secara potensial akut yang
terjadi sebagai akibat defisiensi insulin lama, dikarakteristikkan dengan hiperglikemia
yang ekstrim (lebih dari 300 mg/dl). KAD dimanifestasikan sebagai status
berlanjutnya patofisiologi dari DM, pasien tampak sakit berat dan memerlukan
intervensi darurat untuk mengurangi kadar glukosa darah dan memperbaiki asidosis
berat elektrolit dan ketidak seimbangan cairan. Faktor-faktor pencetus KAD adalah
obat-obatan (steroid, diuretik, alkohol), penurunan masukan cairan, kegagalan
masukan insulin sesuai program, stress emosi berat, kegagalan untuk mentaati
modifikasi diet.
Kronik terdiri dari :
a. Penyakit Makrovaskuler
Penyakit makrovaskuler adalah karena aterosklerosis, terutama mempengaruhi
pembuluh darah besar dan sedang, karena adanya kekurangan insulin, lemak
diubah menjadi glukosa untuk energi. Perubahan pada sintesis dan katabolisme
lemak mengakibatkan peningkatan LDL (Low Density Lipoprotein). Oklusi
vaskular dari aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, penyakit
vaskular perifer dan penyakit vaskular serebral.
Penderita DM dengan kelainan makrovaskular dapat memberikan gambaran
kelainan pada tungkai bawah, baik berupa ulkus maupun gangren diabetik. Pada
penderita tersebut bila dilakukan perabaan arteri mungkin akan teraba denyut
yang berkurang sampai menghilang. Penderita dengan gangguan serebrovaskular
dapat memberikan gambaran berupa kelumpuhan infark jantung juga dapat terjadi
akibat kelainan makrovaskular, rasa nyeri dada sering tidak dijumpai akibat
adanya neuropati.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
b. Penyakit Mikrovaskular
Terutama mempengaruhi pembuluh darah kecil dan disebabkan oleh penebalan
membran dasar kapiler dari peningkatan kadar glukosa darah secara kronis, ini
menyebabkan diabetik retinopati, neuropati dan nefropati.
a) Neuropati Diabetik
Disebabkan oleh kerusakan kecepatan konduksi syaraf karena konsentrasi glukosa
tinggi dan penyakit mikrovaskular. Neuropati motor sensori berperan dalam ulkus
dan infeksi kaki dan telapak kaki. Neuropati autonomik berperan dalam kandung
kemih neurogenik, impotensi, konstipasi yang berubah-ubah dengan diare,
hipotensi ortostatik dan adanya keluhan gangguan pengeluaran keringat. Keluhan
tersering adalah berupa kesemutan, rasa lemah dan baal.
b) Retinopati Diabetik
Penderita dengan retinopati diabetik akan dapat mengalami gejala penglihatan
kabur yang dapat menyebabkan katarak, ataupun gangguan refraksi akibat
perubahan-perubahan pada lensa oleh hiperglikemia.
c) Nefropati Diabetik
Penderita dengan nefropati diabetik dapat menunjukkan gambaran gagal ginjal
menahun seperti lemas, mual, pucat sampai keluhan sesak nafas akibat
penimbunan cairan. Adanya gagal ginjal yang dibuktikan dengan kenaikan kadar
kreatinin atau ureum serum ditemukan berkisar antara 2-7 %. (Barbara C. Long,
1998, hal. 28).
7. Penatalaksanaan medis
Dalam mengelola DM untuk jangka pendek tujuannnya adalah menghilangkan
keluhan dan gejala dan mempertahankan rasa nyaman dan sehat. Sedangkan tujuan
jangka panjang adalah untuk mencegah komplikasi, baik makroangiopati,
mikroangiopati maupun neuropati dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan
mortalitas DM.
Prinsip pengelolaan diabetes mellitus didasarkan pada 4 tonggak penting, yaitu:
1. Perencanaan makan (diit).
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
2. Latihan jasmani/ olah raga.
3. Pemberian obat-obat penurun gula darah dan insulin.
4. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
Adapun keterangan dari masing-masing prinsip tersebut adalah:
a) Perencanaan makan (diit)
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan
gizi baik, sebagai berikut: karbohidrat 60-70 %, protein 10-15 %, lemak 20-
25 %.
Ada beberapa cara untuk menentukan kalori yang dibutuhkan orang
dengan DM, diantaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan
kebutuhan kalori basal yang bersarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah atau
dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
kehamilan atau laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
Cara yang lebih mudah lagi adalah dengan perhitungan kasar, yaitu untuk
pasien kurus 2300-2500 kalori, normal 1700-2100 kalori dan gemuk 1300-1500
kalori. Perhitungan berat badan ideal dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
sebagai berikut:
BB I: 90 % X (TB dalam cm – 100) X 1 kg
Bagi pria dengan TB dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm, rumus
dimodifikasi sebagai berikut:
BB I: (TB dalam cm – 100) X 1 kg
Sedangkan menurut Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh:
(IMT) yaitu BB (kg)
(TB (m)) 2
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori:
1. Jenis Kelamin
Wanita: 25 kalori/kg BB
Pria: 30 kalori/kg BB
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
2. Usia
a. Usia bayi: 112 kalori / kg BB
b. Usia 1 tahun: 1000 kalori / kg BB
c. Usia > 1 tahun: tambah 100 kalori untuk tiap tahunnya.
d. Usia 40-59 tahun: kalori – 5 %
e. Usia 60-69 tahun: kalori – 10 tahun
f. Usia > 70 tahun: kalori – 20 %
3. Aktifitas fisik atau pekerjaan
a. Istirahat: kebutuhan kalori basal + 10 %
b. Ringan: Kebutuhan kalori basal + 20 %
c. Sedang: kebutuhan kalori basal + 30 %
d. Berat: kebutuhan kalori basal + 40 %
e. Sangat berat: kebutuhan kalori basal + 50 %
4. Kehamilan atau laktasi
Trimester I: + 150 kalori/hari.
Trimester II dan III: + 350 % kalori/hari.
Laktasi: + 550 kalori/hari.
5. Adanya komplikasi
Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu
memerlukan tambahan kalori sebesar 13 % untuk tiap kenaikan 1o C.
6. Berat badan
a. Kurus, kalori sehari: BB x 40- 60.
b. Normal, kalori sehari: BB x 30.
c. Gemuk, kalori sehari: BB x 20.
d. Obesitas, kalori sehari: BB x 10/15.
Rumus:
Jumlah kalori yang dibutuhkan orang kurus: BB I x kalori basal =
kalori aktivitas + status gizi.
Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh orang gemuk: BB I x kalori
basal + kalori aktivitas – status gizi
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Makanan sejumlah kalori terhitung, dengan komposisi tersebut
diatas dibagi dalam tiga porsi besar untuk makan pagi 20 %, makan siang
30 %, dan sore 25 % serta 2-3 porsi makanan ringan 10-15 % diantaranya.
b) Latihan jasmani/ olahraga
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama
kurang lebih 30 menit, sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki
biasa selama 30 menit, olah raga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit
dan olah raga berat misalnya jogging.
c) Obat-obatan dan Insulin
(1) Obat-obat golongan sulfonilurea (glibenklamid)
Bekerja dengan menstimulasi sel beta pancreas untuk melepaskan
insulin yang tersimpan. Golongan obat ini tidak dapat dipakai pada
IDDM.
(2) Obat-obatan golongan biguanid (metformin)
Bekerja dengan menurunkan glukosa darah tetapi tidak
menyebabkan penurunan sampai dibawah normal.
(3) Insulin
Untuk pasien yang sudah tidak dapat dikendalikan kadar glukosa
darahnya dengan kombinasi sulfonilurea dan metformin, langkah berikut
yang mungkin diberikan adalah insulin.
(a) Semua orang dengan diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen
karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak
ada.
(b) Orang dengan diabetes tipe 2 tertentu mungkin membutuhkan
insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar
glukosa darah atau apabila stress fisiologis seperti pada tingkatan
pembedahan.
(c) Orang dengan diabetes kehamilan bila diet saja tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah.
(d) Diabetes dengan ketoasidosis.
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
(e) Orang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang
memerlukan suplemen tinggi kalori.
(f) Pengobatan sindrom hipoglikemi
d) Penyuluhan/pendidikan kesehatan
Penyuluhan diperlukan karena penyakit DM adalah yang berhubungan
dengan gaya hidup. Pengobatan dengan obat–obatan penting, tetapi tidak cukup.
Pengobatan DM memerlukan keseimbangan antara beberapa kegiatan yang
memerlukan bagian integral dari kegiatan rutin sehari–hari seperti makan, tidur,
bekerja dan lain-lain. Berhasilnya pengobatan DM tergantung pada kerja sama
antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Pasien yang
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang DM kemudian selanjutnya
mengubah perilaku, akan dapat mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga ia
dapat hidup lebih lama. (Soegondo, 2000, hal. 19)
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
8. Patoflow
PATOFLOW DIABETES MELITUS
Hipofisis
Kelenjar Pankreas Sel Beta
DM Tipe I DM Tipe II
INSULIN INSULIN N/
Reseptor Insulin ���� Resistensi Insulin
GLUKOSA SEL ���� ENERGI Glukoneogenesis (Metab. Protein + Lemak) GLUKOSA DLM DARAH Glikogenesis (Hati + Otot) Badan Keton
GLUKOSA ADA DI URIN Simpanan Kalori Ketoasidosis Diabetik DIURESIS OSMOTIK POLIFAGIA
POLIURIA + POLIDIPSIA
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Bab II
Asuhan Keperawatan Pada Ny.A Dengan Diabetes Melitus
Kasus :
Ibu A 46 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan koreng pada jempol kaki kananya karena
salah gunting kuku, klien mengaku sering kencing dan merasa lapar padahal tidak gemuk ,
mengaku tidak tahu keluarga ada yang kencing manis tetapi nenek dari pihak ibu pernah borok
pada kaki sampai meninggal. Hb = 11,9gr/dl Leukosit : 12.400gr/dl GDS : 200mg/dl
Data Tambahan:
Data subjektif:
1. Klien mengatakan selalu haus
2. Klien mengatakan BB sebelum sakit 60 kg dan tinggi 160 cm
3. Klien mengatakan cepat lapar padahal tidak gemuk
4. Klien mengatakan cepat lelah bila tidak beraktivitas
5. Keluarga mengatakan klien masih dibantu dalam melakukan aktivitas ringan seperti
makan dan minum
Data Objektif :
1. Keadaan umum : sakit sedang
2. Tingkat kesadaran : compos mentis
3. Klien tampak kelelahan
4. Klien tampak gelisah
5. Turgor kulit jelek
6. Mukosa bibir kering
7. Terdapat koreng pada jempol kaki kanan
8. Keadaan luka basah, terdapat tanda-tanda infeksi yaitu rubor, dolor, kalor, tumor,
fungsiolaesia
9. Terdapat pus pada daerah koreng
10. Klien terlihat lemah
11. Klien terbaring lemah ditempat tidur
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
12. Klien terlihat bingung ketika ditanya perawat tentang penyakitnya
13. Capilari refill : 4 detik
14. Tonus otot
15. TTV: TD : 130/80gr/dl, S : 370c, RR : 84x/menit, N : 20x/menit
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
DATA FOKUS
Nama Klien/ umur : Ny.A/46 tahun
Ruang : A
DATA SUBJEKTIF
(DS)
DATA OBJEKTIF (DO)
− Klien mengatakan
terdapat koreng pada
jempol kaki kananya
karena salah gunting
kuku
− Klien mengaku
sering kencing
− Klien mengatakan
tidak tahu kalau
keluarga ada yang
menderita kencing
manis, tetapi nenek
dari pihak ibu pernah
borok pada kaki pada
kaki sampai
meninggal
− Keadaan umum klien : sakit sedang.
− Tingkat kesadaran klien : compos mentis
− Klien tampak kelelahan
− Klien tampak gelisah
− Terdapat koreng pada jempol kaki kanan.
− Terdapat pus pada daerah koreng
− Keadaan luka klien basah, terdapat tanda-tanda infeksi yaitu
tumor, kalor, dolor, fungsiolesa, rubor.
− Turgor kulit kurang elastis.
− Pemeriksaan Laboratorium tanggal 10 agustus 2009 :
Hb : 11,9gr/dl
Leukosit : 12.400gr/dl
− Pemeriksaan Kimia Klinik I :
Tanggal10 Agustus 2009
GDS : 200 mg/dl (N : < 200 mg/dl)
− TTV
TD: 130/80 mmHg N : 84 x/menit
S : 37oC RR: 20 x/menit
− Keadaan luka klien basah, terdapat tanda-tanda infeksi yaitu
tumor, kalor, dolor, fungsiolesa, rubor.
− klien tampak bingung ketika ditanya perawat tentang penyakitnya
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
ANALISA DATA
Nama Klien/ umur : Ny.A/ 46 tahun
Ruang : A
DATA
MASALAH ETIOLOGI
DS:
− Klien mengatakan sering kencing
− Klien mengatakan BB sebelum sakit 60 kg
− Klien mengatakan selalu haus
DO:
− Keadaan umum klien : sakit sedang.
− Tingkat kesadaran klien : compos mentis
− Klien tampak gelisah
− Klien tampak kelelahan
− Turgor kulit jelek
− Mukosa bibir kering
− Urine : 1000cc/8jam
− Cafilari refill : 4 detik
− GDS 200gr/dl
− TTV
TD: 130/80 mmHg N : 84 x/menit
S : 37oC RR:20 x/menit
DS :
− Klien mengatakan terdapat koreng pada jempol
kaki kananya karena salah gunting kuku
Kekurangan
volume cairan
Diuresis osmotik
(Hiperglikemia)
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
DO :
− Terdapat koreng pada jempol kaki kanan.
− Terdapat pus pada daerah koreng
− Keadaan luka klien basah, terdapat tanda-tanda
infeksi yaitu tumor, kalor, dolor, fungsiolesa,
rubor.
− Turgor kulit kurang elastis.
− Pemeriksaan Laboratorium tanggal 10
agustus2009 :
Hb : 11,9gr/dl
Leukosit : 12.400 gr/dl
− GDS : 200mg/dl
− TTV:
TD : 1 30/80mmHg N : 84x/menit
S : 37 0C RR : 20x/menit
Ds:
− Klien mengatakan sering lapar padahal tidak
gemuk
Do :
− Tonus otot
Ds :
− Klien mengatakan cepat lelah bila beraktivitas
ringan
− Keluarga kien mengatakan klien masih dibantu
dalam melakukan aktivitas ringan seperti
makan,minum
Risiko tinggi
penyebaran
infeksi
Perubahan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
Kadar glukosa yang
tinggi
Intake yang tidak
adekuat
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
Do :
− Klien terlihat sangat lemah
− Klien terbaring lemah ditempat tidur
− Pemeriksaan laboratorium:
Hb : 11,9gr/dl
Leukosit : 12.400gr/dl
− TTV :
TD : 130/80mmHG N : 84x/menit
S : 370C RR : 20x/menit
DS :
− Klien mengatakan tidak tahu kalau keluarga ada
yang menderita kencing manis, tetapi nenek dari
pihak ibu pernah borok pada kaki pada kaki
sampai meninggal
DO :
Klien tampak bingung saat ditanyai tentang
penyakitnya
Kelelahan
Kurang
pengetahuan
Insufisiensi insulin
Kurang terpajannya
informasi tentang
diabetes melitus
©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIK AN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien/ umur : Ny.A/46 tahun
Ruang : A
No
.
Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal
Teratasi
Paraf
1. Kekurangan volume cairan b.d
diuresis osmotik (hiperglikemia)
10 Agustus 2009
2. Risiko tinggi infeksi b.d kadar glukosa
yang tinggi
10 Agustus 2009
3.
4.
5.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat
Kelelahan b.d insufisiensi insulin
Kurang pengetahuan pengetahuan b.d
kurang terpajannya informasi tentang
diabetes mellitus
10 Agustus 2009
10 Agustus 2009
10 Agustus 2009