Transcript
Page 1: ASKEB anak retinoblastoma.docx

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK

PADA AN. RP UMUR 4 TAHUN 2 BULAN DENGAN

RETINOBLASTOMA

DI POLI ANAK RSUP Dr. KARIADI

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas

Pengalaman Belajar Praktek dan Praktek Klinik Rumah Sakit

Oleh :

NOVA YUNITA SARI

P17424111028

PRODI DIII KEBIDANAN SEMARANG

POLITEKNIK KEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2013/2014

Page 2: ASKEB anak retinoblastoma.docx

LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Kebidanan Pada Anak

Pada An. RP Umur 4 Tahun 2 Bulan Dengan Retinoblastoma

di Poli Anak RSUP Dr. Kariadi

Disetujui Tanggal :.......................2013

Pembimbing Praktek

SUKORINI

NIP.....................................

Praktikan

NOVA YUNITA SARI

NIM. P17424111028

Mengetahui

Pembimbing Akademik

AGUSTIN SETYANINGSIH, SSiT

NIP. 197908202002122003

ii

Page 3: ASKEB anak retinoblastoma.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan “Asuhan Kebidanan Pada Anak Pada

An. RP Umur 4 Tahun 2 Bulan dengan Retinoblastoma di Poli Anak RSUP Dr. Kariadi”.

Dalam menyusun laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran

dari pembimbing praktek maupun akademik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Ibu Agustin Setyaningsih, S.SiT selaku Pembimbing Akademik Prodi DIII

kebidanan Semarang Poltekkes Semarang.

2. Ibu Sukorini selaku pembimbing praktek

3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kami

mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

umumnya.

Semarang, Oktober 2013

Penulis

iii

Page 4: ASKEB anak retinoblastoma.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iv

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan..............................................................................1

1.3 Metodelogi Penulisan..........................................................................2

1.4 Sistematika Penulisan.........................................................................2

BAB II : TTINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi dan Fisiologi Retina...........................................................4

2.2 Pengertian.........................................................................................4

2.3 Etiologi.............................................................................................5

2.4 Patofisiologi......................................................................................5

2.5 Tanda dan Gejala..............................................................................6

2.6 Klasifikasi.........................................................................................7

2.7 Pemeriksaan Diagnostik...................................................................8

2.8 Penatalaksanaan................................................................................8

2.9 Prognosis........................................................................................11

2.10 Komplikasi......................................................................................11

BAB III : TINJAUAN KASUS..............................................................................13

BAB IV : PEMBAHASAN....................................................................................17

BAB V : PENUTUP

5.1 Simpulan...........................................................................................19

iv

Page 5: ASKEB anak retinoblastoma.docx

5.2 Saran.................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

v

Page 6: ASKEB anak retinoblastoma.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Retinoblastoma merupakan tumor ganas intraokular yang ditemukan pada anak-anak,

terutama pada usia dibawah lima tahun. Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen

penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan. Sekitar 10% penderita

retinoblastoma memiliki saudara yang juga menderita retinoblastoma dan mendapatkan

gennya dari orang tua.

Gejala yang ditimbulkan retinoblastoma adalah timbulnya bercak putih di bagian

tengah mata atau retina, membuat mata seolah-olah bersinar bila terkena cahaya.

Kemudian kelopak mata menurun dan pupil melebar, penglihatan terganggu atau mata

kelihatan juling.

Di negara berkembang, upaya pencegahan dan deteksi dini belum banyak dilakukan

oleh para orang tua. Salah satu sebabnya adalah pengetahuan yang masih minim

mengenai penyakit kanker tersebut.

Dalam penelitian menyebutkan bahwa 5-10% anak usia prasekolah dan 10% anak

usia sekolah memiliki masalah penglihatan. Namun seringkali anak-anak sulit

menceritakan masalah penglihatan yang mereka alami. Karena itu, skrining mata pada

anak sangat diperlukan untuk mendeteksi masalah penglihatan sedini mungkin. Skrining

dan pemeriksaan mata anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir, usia 6 bulan, usia

3-4 tahun, dan dilanjutkan pemeriksaan rutin pada usia 5 tahun ke atas. Setidaknya anak

diperiksakan ke dokter mata setiap 2 tahun dan harus lebih sering apabila telah

ditemukan masalah spesifik atau terdapat faktor risiko.

Oleh karena itu, maka penulis tertarik menyusun kanker vulva sebagai Laporan

Kasus di RSUP. Dr. Kariadi Semarang.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah serta dapat

mengimplimentasikan antara teori yang di dapat dengan kasus yang ada dalam

memberikan asuhan kebidanan pada anak sakit dengan retinoblastoma.

2. Tujuan Khusus

1

Page 7: ASKEB anak retinoblastoma.docx

a. Mengetahui pengertian dari  penyakit retino blastoma.

b. Mengetahui etiologi dari penyakit retino blastoma.

c. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit retina blastoma.

d. Mengetahui patofisiologi dari penyakit retino blastoma.

e. Mengetahui  penatalaksanaan terhadap pasien retino blastoma.

f. Mengetahui asuhan kebidanan yang tepat pada anak sakit dengan retinoblastoma.

1.3 Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan ini adalah :

1. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab dengan klien / keluarga dalam rangka

mengumpulkan data.

2. Pemeriksaan Fisik

Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi untuk mengumpulkan data.

3. Observasi

Mengadakan pengamatan secara langsung terhadap klien.

4. Dokumentasi

Yaitu mempelajari catatan resmi kesehatan pasien.

5. Studi Kepustakaan

Yaitu mengumpulkan data dari teori dan buku sumber di perpustakaan maupun di

internet.

1.4 Sistematika penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan

dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teori

Pada bab ini membahas mengenai karsinoma vulva

BAB III : Tinjauan Khusus

Membahas kasus secara nyata yang dilakukan pada penderita kanker

vulva dengan asuhan kebidanan.

BAB IV : Pembahasan

Bab ini berisi tentang pembandingan antara teori dengan praktik yang

dilakukan bidan

2

Page 8: ASKEB anak retinoblastoma.docx

BAB V : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 9: ASKEB anak retinoblastoma.docx

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Anatomi dan Fisiologi Retina

Anatomi Retina

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis yang

melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang kedepan

hamper sama jauhnya dengan corpus sillier, dan berakhir di tepi ora serrata. Retina

mempunyai tebal 0,1 mm pada kutub posterior. Di tengah-tengah retina posterior.

Fisiologi Retina

Retina adalah jaringan paling kompleks di mata. Untuk melihat, mata harus

berfungsi sebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks, dan sebagai suatu

trasdunces yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut dilapisan fotoreseptor mampu

mengubah rangsangan cahaya memjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh

lapisan, serta saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan.

2.2. Pengertian

Retinoblastoma merupakan tumor ganas intraokular yang ditemukan pada anak-

anak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Tumor berasal dari jaringan retino

embrional (Mansjoer, 2005).

Retinoblastoma adalah  Tumor ganas dalam bola mata  pada anak dan bayi sampai

5 tahun ( Sidarta Ilyas, 2002 ).

Retinoblastoma adalah  tumor ganas dalam bola mata  pada anak dan bayi sampai 5

tahun. (Sidarta Ilyas, 2009).

Retinoblastoma adalah tumor endo-okular pada anak yang mengenai saraf

embrionik retina. Kasus ini jarang terjadi, sehingga sulit untuk dideteksi secara awal.

Rata rata usia klien saat diagnosis adalah 24 bulan pada kasus unilateral, 13 bulan pada

kasus kasus bilateral. Beberapa kasus bilateral tampak sebagai kasus unilateral, dan

tumor pada bagian mata yang lain terdeteksi pada saat pemeriksaan evaluasi. ini

menunjukkan pentingnya untuk memeriksa klien dengan dengan anestesi pada anak

anak dengan retinoblastoma unilateral, khususnya pada usia dibawah 1 tahun. (Ganong

William F.1998).

4

Page 10: ASKEB anak retinoblastoma.docx

Jadi dari beberapa pengertian diatas disimpulakan bahwa retinoblastoma adalah

penyakit tumor ganas dalam bola mata pada anak usia kurang dari 5 tahun.

2.3. Etiologi

Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominan protektif

yang berada dalam pita kromosom, bisa karena mutasi atau diturunkan. Penyebabnya

adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan.

Sekitar 10% penderita retinoblastoma memiliki saudara yang juga menderita

retinoblastoma dan mendapatkan gennya dari orang tua. Kanker bisa menyerang salah

satu maupun kedua mata. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalui

saraf penglihatan / nervus optikus).

2.4. Patofisiologi

Teori tentang histogenesis dari Retinoblastoma yang paling banyak dipakai

umumnya berasal dari sel prekursor multipotensial (mutasi pada lengan panjang

kromosom pita 13, yaitu 13q14 yang dapat berkembang pada beberapa sel retina dalam

atau luar. Pada intraokular, tumor tersebut dapat memperlihatkan berbagai pola

pertumbuhan yang akan dipaparkan di bawah ini.

Pola Penyebaran Tumor

a. Pola pertumbuhan

Retinoblastoma Intraokular dapat menampakkan sejumlah pola pertumbuhan,

pada pola pertumbuhan endofitik, ini tampak sebagai gambaran massa putih sampai

coklat muda yang menembus membran limitan interna. Retinoblastoma Endofitik

kadang berhubungan dengan vitreus seeding. Sel-sel dari Retinoblastoma yang

masih dapat hidup terlepas dalam vitreous dan ruang sub retina dan biasanya dapat

menimbulkan perluasan tumor melalui mata. Vitreous seeding sebagian kecil

meluas memberikan gambaran klinis mirip endopthalmitis,vitreous seeding

mungkin juga memasuki bilik mata depan, yang dapat berkumpul di iris

membentuk nodule atau menempati bagian inferior membentuk Pseudohypopyon

Tumor Eksofitik biasanya kuning keputihan dan terjadi pada ruang subretinal,

yang mengenai pembuluh darah retina dan sering kali terjadi peningkatan diameter

pembuluh darah dengan warna lebih pekat. Retinoblastoma eksofitik, berasal dari

lapisan luar retina dan meluas ke koroid menyebabkan solid RD, dapat meluas

5

Page 11: ASKEB anak retinoblastoma.docx

hingga ke sklera. Retinoblastoma eksofitik ini dapat pula menyebabkan retinal

detachment.

b. Invasi saraf optikus

Dengan penyebaran tumor sepanjang ruang sub arachnoid ke otak. Sel

Retinoblastoma paling sering keluar dari mata dengan menginvasi saraf optikus dan

meluas kedalam ruang sub arachnoid.

c. Diffuse infiltration retina

Pola yang ketiga adalah Retinoblastoma yang tumbuh menginfiltrasi luas yang

biasanya unilateral, nonherediter, dan ditemukan pada anak yang berumur lebih dari

5 tahun. Pada tumor dijumpai adanya injeksi conjunctiva, anterior chamber seeding,

pseudohypopyon, gumpalan besar sel vitreous dan tumor yang menginfiltrasi retina,

karena masa tumor yang dijumpai tidak jelas, diagnosis sering dikacaukan dengan

keadaan inflamasi seperti pada uveitis intermediate yang tidak diketahui

etiologinya. Glaukoma sekunder dan Rubeosis Iridis terjadi pada sekitar 50% kasus.

d. Penyebaran metastasis ke kelenjar limfe regional, paru, otak dan tulang.

Sel tumor mungkin juga melewati kanal atau melalui slera untuk masuk ke

orbita. Perluasan ekstraokular dapat mengakibatkan proptosis sebagaimana tumor

tumbuh dalam orbita. Pada bilik mata depan, sel tumor menginvasi trabecular

messwork, memberi jalan masuk ke limphatik conjunctiva. Kemudian timbul

kelenjar limfe preauricular dan cervical yang dapat teraba.

2.5. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala Kanker Vulva yang mungkin timbul:

a. Tanda dini retinoblastoma adalah mata merah, mata juling atau terdapat warna iris

yang tidak normal.

b. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.

c. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.

d. Tajam penglihatan sangat menurun.

e. Nyeri.

f. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan

kacaterlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah

diatasnya.

g. Bisa terjadi kebutaan

6

Page 12: ASKEB anak retinoblastoma.docx

2.6. Klasifikasi

Klasifikasi Stadium

Menurut Reese-Ellsworth, retinobalastoma digolongkan menjadi :

a. Golongan I

- Tumor soliter/ multiple kurang dari 4 diameter pupil.

- Tumor multiple tidak lebih dari 4dd,dan terdapat pada atau

dibelakang ekuator.

b. Golongan II- Tumor solid dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang

ekuator.

- Tumor multiple dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang

ekuator.

c. Golongan III- Beberapa lesi di depan ekuator.

- Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10

diameter papil.

d. Golongan IV- Tumor multiple sebagian besar > 10 dd.

- Beberapa lesi menyebar ke anterior ke ora serrata.

e. Golongan V- Tumor masif mengenai lebih dari setengah retina.

- Penyebaran ke vitreous

Tumor menjadi lebih besar, bola mata memebesar

menyebabakan eksoftalmus kemudian dapt pecah kedepan

sampai keluar dari rongga orbita disertai nekrose diatasnya.

Menurut Grabowski dan Abrahamson, membagi penderajatan

berdasarkan tempat utama dimana retinoblastoma menyebar

sebagai berikut :

a. Derajat I Intraokular- tumor retina.

- penyebaran ke lamina fibrosa.

- penyebaran ke ueva.

b. Derajat II orbita

7

Page 13: ASKEB anak retinoblastoma.docx

- Tumor orbita : sel sel episklera yang tersebar, tumor terbukti

dengan biopsi.

- Nervous optikus.

f. Pemeriksaan Diagnostik

a. Ultrasonografi

Pemeriksaan ini dilakukan pada penderita yang belum protopsis.Dengan USG dapat

diketahui :

- Ukuran panjang bola mata ( axial lenght) yang biasanya

normal pada RB,kecuali bila terdapat buphthalmos.

- Letak, besar dan bentuk massa tumor didalm bola mata,

perluasan tumor ke N. Optikus atau ke dalam bola orbita. RB

memperlihatkan gambaranUSG yang khas sehingga

memberikan ketepatan diagnosi sampai 90 %, yaitu adanya

reflektivitas yang tinggi mencapai 100% pada A scan yang

menunjukkaan tanda kalsifikasi dan shadowing effect positif.

b. CT Scan kepala orbita

Bila terdapat protopsis, kecurigaan perluasan tumor keekstraokular, metastasis

intrakranial, pada USG terdapat perluasan ke N.II, serta menilai adanya trilateral

pada midlinecranial.

c. Bone survey bila aspirasi sumsum tulang positif, nyeri atau pembengkakan tulang.

d. Pemeriksaan punsi sumsum tulang ( BMP ) bila ada protopsis dan pemeriksaan

pungsilumbal ( LP ) bila terdapat gejala peninggian tekanan intrakranial atau

penyebaran tumor ke N.II pasca operasi.

g. Penatalaksanaan

Dua aspek pengobatan retinoblastoma harus diperhatikan,

pertama adalah pengobatan local untuk jenis intraocular, dan kedua

adalah pengobatan sistemik untuk jenis ekstrokular, regional, dan

metastatic. Hanya 17% pasien dengan retinoblastoma bilateral

kedua matanya masih terlindungi. Gambaran seperti ini lebih

8

Page 14: ASKEB anak retinoblastoma.docx

banyak pada keluarga yang memiliki riwayat keluarga, karena

diagnosis biasanya lebih awal. Sementara 13% pasien dengan

retinoblastoma bilateral kedua matanya terambil atau keluar karena

penyakit intraocular yang sudah lanjut, baik pada waktu masuk atau

setelah gagal pengobatan local.

Jenis terapi :

1. Pembedahan

Enukleasi adalah terapi yang paling sederhana dan aman untuk

retinoblastoma. Pemasangan bola mata palsu dilakukan beberapa

minggu setelha prosedur ini, untuk meminimalkan efek kosmetik.

Bagaimanapun, apabila enukleasi dilakukan pada dua tahun

pertama kehidupan, asimetri wajah akan terjadi karena hambatan

pertumbuhan orbita. Bagaimanapun, jika mata kontralateral juga

terlibat cukup parah, pendekatan konservatif mungkin bisa

diambil. Enukleasi dianjurkan apabila terjadi glaukoma, invasi ke

rongga naterior, atau terjadi rubeosis iridis, dan apabila terapi

local tidak dapat dievaluasi karena katarak atau gagal untuk

mengikuti pasien secara lengkap atau teratur. Enuklasi dapat

ditunda atau ditangguhkan pada saat diagnosis tumor sudah

menyebar ke ekstraokular. Massa orbita harus dihindari.

Pembedahan intraocular seperti vitrektomi, adalah kontraindikasi

pada pasien retinoblastoma, karena akan menaikkan relaps

orbita.

2. External beam radiotherapy (EBRT)

Retinoblastroma merupakan tumor yang radiosensitif dan

radioterapi merupakan terapi efektif lokal untuk khasus ini. EBRT

mengunakan eksalator linjar dengan dosis 40-45 Gy dengan

pemecahan konvensional yang meliputi seluruh retina. Pada bayi

mudah harus dibawah anestesi dan imobilisasi selama prosedur

ini, dan harus ada kerjasama yang erat antara dokter ahli mata

dan dokter radioterapi untuk memubuat perencanan. Keberhasilan

EBRT tidak hanya ukuran tumor, tetapi tergantung teknik dan

lokasi. Gambaran regresi setelah radiasi akan terlihat dengan

9

Page 15: ASKEB anak retinoblastoma.docx

fotokoagulasi. Efek samping jangka panjang dari radioterapi harus

diperhatikan. Seperti enuklease, dapat terjadi komplikasi

hambatan pertumbuhantulang orbita, yang akhirnya akan

meyebabkan ganguan kosmetik. Hal yang lebih penting adalah

terjadi malignasi skunder.

3. Radioterapi plaque

Radioaktif episkeral plaque menggunakan 60 Co, 106 Ro, 125 I

sekarang makin sering digunakan untuk mengobati

retinoblastoma. Cara itu biasanya digunakan untuk tumoryang

ukurannya kecil sa,pai sedang yang tidak setuju dengan kryo atau

fotokoagulasi, pada kasus yang residif setelah EBRT, tetapi akhir-

akhir ini juga digunakan pada terapi awal, khusunya setelah

kemoterapi. Belum ada bukti bahwa cara ini menimbulkan

malignansi sekunder.

4. Kryo atau fotokoagulasi

Cara ini digunakan untuk mengobati tumor kecil (kurang dari 5

mm) dan dapat diambil. Cara ini sudah secara luas digunakan dan

dapat diulang beberapa kali sampai kontrol lokal terapi.

Kryoterapi biasanya ditujukan unntuk tumorbagian depan dan

dilakukan dengan petanda kecil yang diletakkan di konjungtiva.

Sementara fotokoagulasi secara umum digunakan untuk tumor

bagian belakang baik menggunakan laser argon atau xenon.

Fotokoagulasi tidak boleh diberikan pada tumor dekat makula

atau diskus optikus, karena bisa meninggalkan jaringan parut

yang nantinya akan menyebabkan ambliopi. Kedua cara ini tidak

akan atau sedikit menyebabkan komplikasi jangka panjang.

5. Modalitas yang lebih baru

Pada beberapa tahun terakhir,banyak kelompok yang

menggunakan kemoterapi sebagai terapi awal untuk kasus

interaokular, dengan tujuan untuk mengurabgi ukuran tumor dan

membuat tumor bisa diterapi secara lokal. Kemoterapi sudah

dibuktikan tidak berguna untuk kasus intraocular, tetapi dengan

menggunakan obat yang lebih baru dan lebih bisa penetrasi ke

10

Page 16: ASKEB anak retinoblastoma.docx

mata, obat ini muncul lagi. Pendekatan ini digunakan pada kasus-

kasus yang tidak dilakukan EBICT atau enukleasi, khususnya

kasus yang telah lanjut. Carboplatin baaik sendiri atau

dikombinasi dengan vincristine dan VP16 atau VM26 setelah

digunakan. Sekarang kemoreduksi dilakukan sebagai terspi awal

kasus retinoblastoma bilateral dan mengancam fungsi mata.

6. Kemoterapi

Protocol adjuvant kemoterapi masih kontrovensial. Belum ada

penelitian yang luas, prospektif dan random. Sebagian besar

penelitian didasarkan pada sejumlah kecil pasien dengan

perbedaan resiko relaps. Selain itu juga karena kurang

diterimanya secra luas sistem stadium yang dibandingkan dengan

berbagai macam variasi. Sebagian besar penelitian didasarkan

pada gambaran factor risiko secara histopatologi. Penentuan

stadium secara histopatologi setelah enukleasi sangat penting

untuk menentukan risiko relaps. Banyak peneliti memberikan

kemoterapi adjuvant untuk pasien-pasien retinoblastoma

intraokular dan memiliki faktor risiko potensial seperti nervus

optikus yang pendek (< 5 mm), tumor undifferentiated, atau

invasi ke nervus optikus prelaminar. Kemoterapi ingtratekal dan

radiasi intracranial untuk mencegah penyebaran ke otak tidak

dianjurkan. Apabila penyakitnya sudah menyebar ke

ekstraokuler, kemoterapi awal dianjurkan. Obat yang digunakan

adalah carboplatin, cis;platin, etoposid, teniposid, sikofosfamid,

ifosfamid, vinkristin, adriamisin, dan akhir-akhir ini adalah

dikombinasi dengan idarubisin. Meskipun laporan terakhir

menemukan bahwa invasi keluar orbita dan limfonodi preauricular

dihubungkan dengan keluaran yang buruk, sebagian besar pasien

ini akan mencapai harapan hidup yang panjang dengan

pendekatan kombinasi kemoterapi, pembedahan, dan radiasi.

Meskipun remisi bisa dicapai oleh pasien dengan metastasis,

biasanya mempunyai kehidupan pendek. Hal ini biasanya

dikaitkan dengan ekspresi yang belebihan p 170 glikoprotein pada

11

Page 17: ASKEB anak retinoblastoma.docx

retinoblastoma, yang dihubungkan dengan multidrug resistance

terhadap kemoterapi.

h. Prognosis

Tumor mempunyai prognosis baik bila ditemukan dini dan intraokuler.

Prognosis sangat buruk bila sudah tersebar ekstra ocular pada saat pemeriksaan

pertama. Tumor dapat masuk ke dalam otak melalui saraf optik yang terkena infiltrasi

sel tumor.

i. Komplikasi

Bila tumor masih terbatas intraukolar, pengobatan dini mempunyai prognosis yang

baik. Tergantung dari letak, besar, dan tabel pada tumor yang masih intraukolar dapat

dilakukan krioterapi, fotokoagulasi laser, atau kombinasi sitostatikdan fotokoagulasi

laser untuk mempertahankan visus. Pada tumor intraokular yang sudah mencapai

seluruh vetreus dan visus nol, dilakukan enukleasi. Bila tumor telah keluar bulbus

okuli, tapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi eksentrasi, radioterapi,

dan kemoterapi. Pasien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20-90% pasien

retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma.

(Mansjoer A. 2000).

Komplikasi dari penyakit retinoblastoma adalah :

1. Ablasio Retina

Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari

epitel pigmen retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata

yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun

biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua.

2. Glaukoma

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan

gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan

penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin

berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini

disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata

terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata

akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata

12

Page 18: ASKEB anak retinoblastoma.docx

yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah

sehingga saraf mata akan mati.

3. Kebutaan

Kebutaan merupakan sebuah penyakit pada mata yang

disebabkan orang tidak bisa melihat. Penanganan kebutaan

nasional lebih lebih diarahkan pada katarak yang umumnya dapa

diatasi.

13

Page 19: ASKEB anak retinoblastoma.docx

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK

PADA AN. RP UMUR 5 TAHUN 2 BULAN DENGAN RETINOBLASTOMA

DI POLI ANAK RSUP DR. KARIADI

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 21 Oktober 2013

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Poli Anak RSUP Dr Kariadi

No.RM : C 423836

II. IDENTITAS

a. Identitas Bayi

Nama : An. RP

Tanggal/ jam lahir : 14 Agustus 2008

Jenis kelamin : Laki - laki

b. Identitas Orang Tua

Nama Ibu : Ny. S Nama : Tn. S

Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun

Agama Islam : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Bandengan RT I RW 4 Kel. Wedung Kec. Wedung Demak

III. DATA SUBYEKTIF

1. Alasan Datang : Ibu mengatakan ingin kontrol

Keluhan Utama : Mata kiri seperti mata kucing

2. Riwayat Kesehatan :

14

Page 20: ASKEB anak retinoblastoma.docx

Dahulu : Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit kronik

maupun menular.

Sekarang : Ibu mengatakan pada mata anaknya terdapat bercak putih seperti mata

kucing sejak ± 1 tahun yang lalu.

Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita

retinoblastoma seperti yang diderita anaknya, serta tidak ada

keturunan kelainan konginetal.

3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas :

Dahulu : Prenatal : G1P0A0, ANC 5 kali di bidan, tidak ada masalah

Natal : Persalinan premature, spontan, ditolong oleh dokter di

RSUP Dr. Kariadi bayi laki-laki dengan BB: 3200 gram,

PB: 49 cm

Post Natal : Normal, tidak ada masalah.

Sekarang : -

4. Riwayat Tumbang :

Pertumbuhan BB : BB lahir = 3200 gram

BB Sekarang = 12 kg, TB = 89 cm

Arah garis kurva pertumbuhan normal

Perkembangan anak : Motorik halus anak baik, motorik kasar anak baik,

kemampuan penglihatan anak menjadi berkurang karena

adanya retinoblastoma pada mata kirinya.

Kelainan bawaaan : Tidak ada

5. Riwayat Imunisasi :

Ibu mengatakan anaknya telah mendapatkan imunisasi dasar wajib lengkap.

6. Pola Kesehatan sehari-hari :

Pola nutrisi : Makan 3 X/ hari, porsi sedang, habis, menu nasi, sayur, lauk, dan

buah. Minum ± 8 gelas/ hari dengan air putih dan susu.

Pola eliminasi : BAB 1 X/hari, konsistensi lembek warna normal

15

Page 21: ASKEB anak retinoblastoma.docx

BAK 6-7 X/hari

Pola istirahat : Siang hari tidur ± 2 jam, tidur pulas

Malam hari tidur ± 7 jam, sering rewel dan gelisah, susah tidur dan

mudah terbangun

Pola aktivitas : Sebelum sakit : anak cukup aktif , tidak rewel dll

Selama sakit : anak rewel dan kurang aktif

Pola hygiene : Mandi dan gosok gigi 2 X/ hari, keramas 3 X/ minggu, dang anti baju

± 2-3 X/ hari

Pola sosial ekonomi : hubungan anak dengan keluarga baik, menangis dan takut

dengan orang yang belum dikenal, penghasilan orangtua cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari anak.

IV. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum :

Keadaan umum : sadar, cukup aktif

Vital signs : N = 100 x/ menit

RR = 24 x/ menit

T = 36,5 0 C

2. Pengukuran antropometri :

BB : 12 kg Lingkar kepala / LK : 79 cm

PB : 89 cm Lingkar dada/ LD : 70 cm

LILA : 15 cm

3. Status present

Kepala : Mesochepal, rambut bersih, distribus merata

Muka : Tidak pucat, tidak oedem

Mata : Tidak anemis, ada leukorea, ada massa tumor pada mata kiri

Hidung : Bersih dan tidak ada secret

Mulut : Tidak ada sariawan, mukosa bibir lembab

Telinga : Bersih, tidak ada serumen

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Dada :Simetris, Ekspansi pernapasan normal, pernapasan normal, retraksi

intercostae tidak ada

Pulmo/COR :Tidak wheezing, tidak ada stridor, SD vesikuler +/+, DT hantaran -/-

Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar dan lien, ada bising usus, datar

16

Page 22: ASKEB anak retinoblastoma.docx

Genetalia : Normal, tidak ada kelainan

Punggung : Simetris, tidak ada kelainan

Anus : Ada dan berlubang

Ekstremitas : Tidak ada kelainan, Jari lengkap, simetris

Kulit : Normal, turgor kulit normal

V. ANALISA

Anak RP, umur 4 tahun 2 bulan dengan Retinoblastoma

VI. PLANNING

1. Melakukan pengukuran antropometri dan vital sign

H: BB : 4200 gram HR : 106 X/menit

PB : 89 cm RR : 32X/menit

T : 36,7ºC

N : isi dan tegangan cukup

2. Kolaborasi dengan tim medis untuk merencanakan sitostatika siklus I minggu II

H: Anak sudah direncanakan untuk mendapatkan sitostatika siklus I minggu II

3. Kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan terapi vincristin 0,75 mg

H: Orangtua mengerti dan akan memberikannya pada anak.

4. Mengganti balut pada daerah mata sebelah kiri

H: Telah dilakukan ganti balut.

5. Menganjurkan orang tua pasien untuk control 1 bulan lagi dan bila ada keluhan.

H: Orang tua mengerti dan bersedia control kembali

17

Page 23: ASKEB anak retinoblastoma.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, penulis akan menganalisa antara asuhan kebidanan yang diberikan

kepada An. RP,  usia 4 tahun 2 bulan dengan retinoblastoma dengan teori yang ada. Banyak

hal yang ditemukan dalam melakukan asuhan kebidanan mulai dari pengumpulan data

subjektif, objektif, analisa dan penatalaksanaan terhadap klien dengan Retinoblastoma di

RSUP. Dr.Kariadi.

            Adapun hal-hal yang penulis temukan selama melakukan asuhan kebidanan adalah

sebagai berikut :

A. Subjektif

Pada pengumpulan data subjektif penulis melakukan anamnesa dengan cara

wawancara kepada orangtua An.RP . Hasil anamnesa, umur klien 4 tahun 2 bulan , hal ini

sesuai dengan teori bahwa Retinoblastoma biasanya pada usia < 5 tahun.

     Disamping usia, berdasarkan keluhan utama, mata anak terdapat bercak putih dan

terlihat seperti mata kucing. Hal ini sesuai dengan teori  dari tanda dan

gejala Retinoblastoma.

B. Objektif

Pada pengumpulan data objektif penulis memperoleh data dengan melihat keadaan

umum, melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang. Pada bulan Juni hasil pemeriksaan penunjang ST. oftalmia adalah terdapat

leukorea, proptosis, dan tumor.

C. Analisa

Pada tahap melakukan analisa penulis tidak menemukan kesulitan karena diagnosis

sudah dapat ditegakan dari keluhan utama, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang. Dari data subjektif dan objektif An. RP. dapat didiagnosis dengan

Retinoblastoma.

D. Penatalaksanan

18

Page 24: ASKEB anak retinoblastoma.docx

Penatalaksanaan pada An. RP dengan Retinoblastoma dilakukan sesuai dengan protap

pelaksanaan yang ada, dimana pemberian terapi berdasarkan kalsifikasi Retinoblastoma.

Tindakan yang dilakukan yaitu Kemoterapi.

Selain itu, diberikan asuhan kebidanan yang komprehensif dengan pendekatan Bio-

Psikososial yaitu dengan memberikan asuhan sesuai dengan standar profesi kebidanan

dan wewenangnya serta memberikan dukungan moril dan spiritual pada klien.

Demikian analisa penulis, bahwa antara asuhan kebidanan yang diberikan pada An.

RP dengan retinoblastoma telah sesuai dengan teori.

19

Page 25: ASKEB anak retinoblastoma.docx

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

a. Bulan Juni 2013, pasien mengalami bercak putih pada mata seperti mata kucing.

Kemudian periksa di dokter spesialis mata. Kemudian pasien langsung dirujuk ke

RSUP Dr. Kariadi.

b. Berdasarkan data focus tersebut, didapatkan masalah utama pada An. RP umur 4

tahun 2 bulan dengan retinoblastoma.

c. Rencana asuhan yang diberikan kepada An.RP yaitu observasi keadaan umum

pasien, observasi tanda-tanda vital, observasi PPV, beri terapi sesuai program

(Vincristin 0,75 mg), dan rencana kemoterapi. Dari asuhan yang telah diberikan

kepada ny. R didapatkan hasil :

1. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis

2. Tanda-tanda vital

N : 100 x/mnt

RR : 24 x/mnt

S : 36,5 oC

3. Vincristin 0,75 mg telah diberikan

5.2. SARAN

1. Setiap tenaga kesehatan terutama bidan perlu meningkatkan pengetahuan

ketrampilan mengenai asuhan kebidanan pada anak.

2. Sebaiknya asuhan kebidanan harus betul-betul dilaksanakan oleh bidan dan tenaga

kesehatan lain dalam memberikan asuhan, sehingga dapat memberikan pelayanan

yang profesional.

3. Sebaiknya tenaga kesehatan perlu menjalin kerjasama yang baik antara keluarga,

tenaga kesehatan yang lain dan lembaga pemerintah yang ada.

20

Page 26: ASKEB anak retinoblastoma.docx

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.

Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media Aekulapius. FK-UI, Jakarta.

Oswari hanifah, dkk. 123 Penyakit dengan Gangguan Pada Anak. 2009. BIP : Jakarta

Voughan, Dale. 2000. Oftalmologi umum. Jakarta :widya medika.

Permono, Bambang, dkk. 2006. Buku ajar hematologi-onkologi anak. Jakarta:Badan Penerbit IDAI.

21


Top Related