Download - Asfiksia & Drowning
ANGKA KEJADIAN(Amir, 2006)
KEMATIAN
1. KECELAKAAN LALU LINTAS2. TRAUMA MEKANIK3. ASFIKSIA4. LAINNYA
ASFIKSIA MEKANIK (mechanical asphyxia)
DAN TENGGELAM (drowning)
Andri Andrian RusmanAria Yudhistira
Laboratorium Ilmu Kedokteran Forensik & Mediko Legal FK Unjani
DEFINISI (Sampurna, 2004)
ASFIKSIA
Suatu keadaan halangan atau hambatan dalam pertukaran gas di saluran nafas atau di paru-
paru, sehingga terdapat peningkatan kadar CO2 disertai penurunan kadar O2 dalam tubuh.
Disebut asfiksia mekanik apabila penyebabnya adalah sumbatan mekanik pada saluran
pernafasan.
MEKANISME ASFIKSIA
Udara (O2)
TraktusRespiratorius
Darah / Hb(HbO2)
DistribusiO2
Jaringan /Sel
XXX CO Emboli, DIC Cyanida
Hipoksia – histotoksik
Hipoksia – hipoksik
Hipoksia – anemik
Hipoksia – stagnan
Asfiksia =Asfiksia Mekanik
TANDA ASFIKSIA KLASIK(Bernard-Knight, 2001)
1. Kongesti pada wajah.2. Oedema pada wajah.3. Sianosis atau kebiruan pada kulit, terutama pada
kepala dan leher.4. Perdarahan petechiae pada kulit dan mata.
Petechiae pada permukaan pleura paru, epicardium, thymus (anak) ‘Tardieu spots’
AsfiksiaFibrinolisisDarah encer Urin, feces, cairan sperma keluar
Relaksasisfingter
Tidak sadar
Tenaga otot berkurang
Dilatasi kapiler
Stasis kapiler
Bendungankapiler
Kongesti visceral
Tekanan intrakapiler meningkat
Ruptur pembuluh kapiler
Lebam mayat biru keunguan
Darah berwarna kebiruan
Sianosis
Tardieu spots & edema
Permeabilitas kapiler meningkat
Tekanan oksigen & darah turun
Kerusakan dinding kapiler &
lapisan di antara sel endotel
Patofisiologi Asfiksia
Asfikisa
Tekanan oksigen menurun
Pelebaran kapiler
Dilatasi kapiler
Stasis kapiler
Oksigenasi di paru berkurang
Aliran darah arteripulmoner berkurang
Aliran balik darah venake jantung berkurang
Stasis darah pada organ tubuh
FASE ASFIKSIA
• Dispneu (4 menit pertama) reversibel• Konvulsi (2 menit kedua) 1 menit pertama
reversibel (5 menit dari awal ‘Golden Period’)
• Apneu (1 menit terakhir) paralisis susunan saraf pusat
ETIOLOGI ASFIKSIA
1. Penyakit: pneumonia, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).2. Keracunan: barbiturat, sianida.3. Trauma fisik: kesetrum listrik.4. Trauma mekanik: sumbatan jalan nafas.
a. Intraluminer: sumbatan orofaring (gagging), sumbatan laringofaring (chocking).
b. Ekstraluminer: bekap (smothering), cekik (manual strangulation/throttling), jerat (ligature strangulation), gantung (hanging), fiksasi dada (traumatic asphyxia).
5. Tenggelam (drowning):a. Tipe kering.b. Tipe basah.
CARA KEMATIAN
1. WAJAR:a. Penyakitb. Kecelakaan
2. TIDAK WAJAR:a. Pembunuhanb. Bunuh diric. Kecelakaan
GAGGING - CHOCKING
• Sumbatan/benda di dalam saluran nafas• GAGGING OROFARING• CHOCKING LARYNGOFARING• Sebab kematian:
1. Asfiksia2. Vagal refleks
SMOTHERING
• Tanda-tanda kekerasan, tergantung dari jenis benda dan kekuatannya.
• Luka lecet geser atau lecet tekan (misalnya jejas kuku jari tangan) pada hidung, pipi, bibir, dagu.
• Luka memar pada kepala bagian belakang, daerah wajah, mulut, gusi bagian dalam.
• Sebab kematian asfiksia.
MANUAL STRANGULATION/THROTTLING
• Luka lecet ukuran kecil-kecil berbentuk bulan sabit pada leher.
• Luka memar pada kulit dan otot leher.
• Patah tulang lidah.• Patah tulang rawan gondok.• Kongesti pada kepala dan leher.• Sebab kematian:
1. Asfiksia2. Vagal refleks
LIGATURE STRANGULATION
• JERAT Jejas jerat & simpul tali.• JEJAS = Luka lecet tekan:
1. Mendatar, bisa melingkar seluruh leher.2. Letak rendah di bawah rawan gondok.3. Simpul mati.
• JEJAS JERAT Tali penjerat:1. Keras, kecil, kasar Jelas.2. Halus, lebar, lunak Tidak jelas.
• Sebab kematian: 1. Asfiksia.2. Vagal refleks.
HANGING
• Luka lecet tekan pada leher:1. Tekstur.2. Kedalaman.3. Letak.
• Patah ruas tulang leher(Hangman’s fracture).
• Sebab kematian:1. Asfiksia.2. Vagal refleks.
DROWNING
• 2 jenis mati tenggelam:– Tipe kering mati sebelum air masuk ke dalam
paru-paru.– Tipe basah air masuk ke dalam paru-paru.
• Pemeriksaan luar:– Pakaian basah.– Cutis anserina.– Washer’s woman hand.– Cadaveric spasm.– Buih halus dari mulut dan hidung
biasanya berwarna putih.
DROWNING
DROWNING
• Pemeriksaan dalam:– Trakea dan bronkus terdapat buih.– Emphysema aquosum.– Lambung terdapat air, pasir, benda lain.– Benda air (diatome) pada paru-paru, darah, ginjal,
tulang.
KEPUSTAKAAN• Leonardo, Nasution, GB. 2008. Asfiksia Forensik,
http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/, diunduh 13 Desember 2010.
• Sampurna, B., Samsul, Z. 2004. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum, Departemen Kedokteran Forensik & Mediko Legal, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
• Soularto, D.S. 2008. Aspek Forensik “Asfiksia”, Departemen Kedokteran Forensik & Mediko Legal, Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadyah Yogyakarta, Yogyakarta.
• Knight, B., 2001. Simpson’s Forensic Medicine, 11th ed., Oxford University Press Inc., USA.
• Charles, S., Hirsch, R., Crawford, M., Alan, R., Moritz, 1979. HANDBOOK OF LEGAL MEDICINE. 5TH ed. The C.V. Mosby Company, USA.
• Dix, J., 2000, COLOR ATLAS of FORENSIC PATHOLOGY, CRC Press, Boca Raton – London – New York – Washington, D.C.