Download - asam klorida 2

Transcript
Page 1: asam klorida 2

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (H Cl ). Ia adalah asam kuat, dan

merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam

industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena

merupakan cairan yang sangat korosif.

Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya.

Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini

digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf,

dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam

rangka membangun pengetahuan kimia modern.

Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan,

meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil

klorida untuk plastik PVC  dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi

penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas

HCl diproduksi setiap tahunnya

Sejarah

Asam klorida pertama kali ditemukan sekitar tahun 800 sesudah masehi oleh ahli kimiaJabir bin

Hayyan (Geber) dengan mencampurkan natrium klorida dengan asam sulfat("vitriol").[1][2] Jabir

menemukan banyak senyawa-senyawa kimia penting lainnya, dan mencatat penemuannya ke dalam

lebih dari dua puluh buku. Penemuan Jabir atas air rajayang dapat melarutkan emas mengandung

asam klorida dan asam nitrat.[1][2][3]

Pada Abad Pertengahan, asam klorida dikenal oleh ahli kimia Eropa sebagai spirits of

saltatau acidum salis (asam garam). Istilah asam garam ini pun masih digunakan di beberapa bahasa dunia, misalnya dalam bahasa Jerman Salzsäure, bahasa Belanda Zoutzuur, bahasa Mandarin 鹽酸

(yansuan), dan bahasa Jepang 塩酸 (ensan). Gas HCl disebut sebagai udara asam laut. Produksi

asam klorida secara signifikan dicatat oleh Basilius Valentinus pada abad ke-15. Pada abad ke-

17, Johann Rudolf Glauber dari Karlstadt am Main, Jerman menggunakan natrium klorida dan asam

sulfat untuk membuat natrium sulfatmelalui proses Mannheim. Proses ini akan melepaskan

gas hidrogen klorida sebagai produk sampingannya. Joseph Priestley dari Leeds berhasil

menghasilkan hidrogen klorida murni pada tahun 1772, dan pada tahun 1818, Humphry

Davy dari Penzance, Inggris, membuktikan bahwa komposisi kimia zat tersebut terdiri

dari hidrogen dan klorin.[1][2][3]

Jabir bin Hayyan dalam gambar abad pertengahan

Semasa Revolusi Industri di Eropa, permintaan atas senyawa-senyawa alkalin meningkat. Proses

industri baru yang mengijinkan produksi natrium karbonat (soda abu) dalam skala besar berhasil

dikembangkan oleh Nicolas Leblanc. Dalam proses Leblanc, natrium klorida diubah menjadi natrium

karbonat menggunakan asam sulfat, batu kapur, dan batubara. Proses ini melepaskan hidrogen

klorida sebagai produk samping. Sebelum diberlakukannya Undang-Undang Alkali tahun 1863 oleh

Britania, HCl yang berlebih dilepaskan ke udara bebas. Setelah berlakunya undang-undang ini,

produsen soda abu diwajibkan untuk melarutkan gas ini ke dalam air dan menghasilkan asam klorida

dalam skala industri.[1][3][4]

Pada abad ke-20, proses Leblanc digantikan oleh proses Solvay yang tidak menghasilkan asam

klorida sebagai produk sampingan. Setelah tahun 2000, asam klorida kebanyakan dihasilkan dari

pelarutan produk samping hidrogen klorida dari produksi industri senyawa organik.[3][4][5]

Page 2: asam klorida 2

Sejak tahun 1988, asam klorida telah dimasukkan ke dalam Tabel II Konvensi Perserikatan Bangsa-

Bangsa Tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika karena ia dapat

digunakan dalam produksiheroin, kokaina, dan metamfetamina.[6] Konvensi ini disahkan di Indonesia

oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997


Top Related