Download - Artikel Budaya
PANDANGAN MINAT MAHASISWA TERHADAP KEBUDAYAAN SOLO
Solo dikenal sebagai kota yang memiliki keanekaragaman budaya. Kesenian tradisional
lokal kota Solo adalah tari Bedhaya dan tari Srimpi. Tari tradisional ini masih dilestarikan di
keraton Solo. Tarian seperti bedhaya hanya sekali dalam setahun untuk menghormati Sri
Susuhunan Paku Buwono sebagai pemimpin Kota Surakarta.
Selain tarian tradisional, Solo juga memilki alat musik tradisional yaitu Gamelan.
Gamelan digunakan untuk mengiringi suatu pertunjukan sendratari, tembang jawa, pertujukan
wayang orang / kulit, dan upacara adat lainnya termasuk dalam pernikahan. Gamelan dibuat
dari besi, kuningan atau perunggu. Bahan gamelan yang berasal dari perunggulah yang paling
baik kualitasnya dalam menghasilkan laras / nada gending.
Selain kesenian tradisional, masyarakat kota Solo sering juga mengadakan festival dan
perayaan yang hampir di laksanakan tiap tahun sekali. Pelaksanaannya berdasarkan
penanggalan tahun jawa seperti Kirab Pusaka 1 Suro, Sekaten, Grebeg Sudira, Solo Batik
Carnival, Mahesa Lawung, dan Kirab apem sewu.
Kirab Pusaka 1 Suro, yaitu acara yang ditujukan untuk merayakan tahun baru 1 suro.
Pusaka- pusaka yang memiliki daya magis tersebut dibawa oleh para abdi dalem yang
berbusana Jawi Jangkep. Acara ini di selenggarakan oleh Keraton Surakarta dan Puro
Mangkunegaran yang dilaksanakan pada malam hari menjelang tanggal 1 suro. Sekaten, yaitu
perayaan yang dilaksanakan setiap bulan mulud untuk memperingati kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Pada tanggal 12 Mulud diselenggarakan Grebeg Mulud. Gerebeg Sudiro,
yaitu perayaan yang diadakan untuk memperingati Tahun Baru Imlek dengan perpaduan
budaya Tionghoa-Jawa. Solo Batik Carnival adalah sebuah festival tahunan yang diadakan oleh
pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan
kostum.
Mahesa Lawung adalah ritual adat Keraton Kasunanan Surakarta untuk memohon
keselamatan dan supaya terhindar dari segala macam mara bahaya. Dan Kirab Apem Sewu
adalah kirab yang digelar warga Kampung Sewu, Jebres, sebuah kawasan di tepian Bengawan
Solo. Ada 1000 Apem yang dikirabkan ( diarak) disekeliling kampung. Apem-apem itu diusung
dalam berbagai wadah dan bentuk setelah didoakan, apem-apem tersebut kemudian dibagikan
kepada warga karena dipercaya membawa berkah.
Masih ada satu hal lagi yang terkenal dari kota Solo, yaitu batik. Batik solo menggunakan
warna sogan (kombinasi warna coklat muda, coklat tua, coklat kekuningan, coklat kehitaman,
dan coklat kemerahan). Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya baik dalam
proses batik cap maupun dalam proses batik tulis. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk
pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang
sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan Sidomukti dan
Sidoluruh. Kekhasan batik solo sudah terkenal di seluruh Indonesia dan mancanegara, bahkan
sudah menjadi produk eksport andalan.
Dari semua hal yang tersebut, semakin menguatkan bahwa kota Surakarta, merupakan
kota pusat kebudayaan Jawa. Hal ini di kuatkan dengan kondisi masyarakat Solo yang masih
banyak berpegang pada nilai-nilai tradisonal, meskipun perkembangan teknologi juga pesat. Ini
membuktikan bahwa kebudayaan Jawa telah mengakar dengan kehidupan masyarakat
Solo.Kota Solo juga sering di jadikan tempat untuk study banding dari kalangan mahasiswa,
khususnya jurusan Sastra Jawa.
Harapannya, kedepan budaya yang telah mengakar kuat ini terus mengalami
perkembangan sesuai dengan kemajuan zaman. Dan, tidak pernah pudar oleh waktu. Sudah
banyak budaya daerah tradisional di daerah lain yang mengalami kepunahan. Maka, kita
sebagai pemuda, harus bisa menjaga nilai-nilai historis yang terkandung dalam kebudayaan
Jawa. Serta mempelajari dan mendalaminya, agar kebudayaan ini akan tetap ada di zaman yang
akan datang.
Nama : Edwin Prasetya K
NIM: I0111031