ARAH KEBIJAKAN GENDER DAN KOMPOSISINYA DALAM
PEMBANGUNAN PEDESAAN
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK2017
Kesenjangan Gender dalam Pembangunan
Rendahnya Indeks Pembangunan Gender (GDI) dan IndeksPemberdayaan Gender (GEM)
Rendahnya partisipasi dan terbatasnya akses perempuan untuk berpartisipasi dalam ketenagakerjaan nasional
Persentase peran gender dalam komposisi anggota legislatif dengankesenjangan partisipasi politik pada kaum perempuan
Masih rendahnya peran dan partisipasi perempuan di bidang politik, jabatan-jabatan publik, dan di bidang ekonomi
Mulai munculnya kecenderungan bahwa siswa laki-laki agak tertinggal dibandingkan dengan perempuan baik akses maupun prestasi akademiknya
UU NO. 7 TAHUN 1984
• Indonesia telah meratifikasi CEDAW melalui UU No. 7 Tahun 1984, memiliki kewajiban untuk memastikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan dan mengakhiri mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan dalam segala bentuk.
• Inti dari CEDAW adalah memberikan substantive equality yang dapat dilakukan antara lain melalui prinsip kesetaraan perempuan dan laki-laki di dalam sistem hukum dan menjamin penghapusan segala tindakan diskriminasi terhadap perempuan oleh orang, organisasi atau perusahaan
CEDAW DAN PEREMPUAN PEDESAAN (pasal 14)
• Negara-negara peserta wajib memperhatikan masalah-masalah khusus yang dihadapi oleh wanita di daerah pedesaan dan peranan penting yang dimainkan wanita pedesaan dalam kelangsungan hidup mereka di bidang ekonomi, termasuk pekerjaan mereka pada sektor ekonomi bukan penghasil uang dan wajib membuat peraturan-peraturan yang tepat untuk menjamin penerapan ketentuan konvensi ini
UU NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PASAL 78 – PEMBANGUNAN DESA
1) Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
2) Pembangunan Desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3) Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
PENGARUSUTAMAAN GENDER
Strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilangender melalui kebijakan dan program yangmemperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan sertapermasalahan perempuan dan laki-laki dalam seluruhpembangunan di berbagai bidang kehidupan, mulai tahapperencanaan, perumusan kebijakan, pelaksanaan,pemantauan dan evaluasi
(Inpres No. 9 Tahun 2000)
No Prasyarat yang diperlukan Keterangan
1 Adanya komitmen politk dan
kepemimpinan lembaga
Peraturan perundang-undangan yang
menuangkan komitmen, seperti komitmen yang
tertuang dalam RPJMD, Renstra, dll.
2 Adanya kerangka kebijakan
sebagai wujud komitmen
pemerintah yang ditujukan
bagi perwujudan kesetaraan
gender di berbagai bidang
pembangunan
- Kebijakan - Strategi - Program - Proyek - Kegiatan - Kerangka kerja akuntabilitas - Kerangka pemantauan dan evaluasi
3 Adanya Struktur dan
mekanisme pemerintah yang
mendukung pelaksanaan
PUG
Struktur organisasi pemerintah dengan tugas
dan fungsi yang mendukung pelaksanaan PUG,
dalam bentuk unit kerja struktural dan atau
fungsional seperti focal point, kelompok kerja,
forum, dan tim.
4 Adanya sumber daya yang
memadai
- Sumber daya manusia yang memiliki kesadaran, kepekaan, respon, ketrampilan dan motivasi yang kuat dalam melaksanakan PUG di unitnya.
- Sumber dana dan sarana yang memadai untuk melaksanakan PUG.
5 Adanya sistem informasi dan
data terpilah menurut jenis
kelamin
Data statistik yang terpilah menurut jenis
kelamin, dan data yang terkait gender tertentu.
6 Ada alat analisis Alat analisis gender untuk mengidentifikasi isu
gender dan menyusun rencana, seperti:
- perencanaan - penganggaran - pemantauan dan evaluasi
7 Adanya dorongan
masyarakat madani kepada
pemerintah
Partisipasi masyarakat dalam mekanisme dialog
dan diskusi dalam proses perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi.
Surat Edaran Bersama 4 Menteri Tahun2013 Menteri PPN/Kepala Bappenas,Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara PP dan PA (Nomor : 270/M.PPN/11/2012; SE-33/MK.02/2012;050/4379A/SJ; SE 46/MPP-PA / 11/2012)tentang STRANAS PPRG melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender.
ARAH DAN STRATEGI KEBIJAKAN
• Penguatan dasar hukum
• Pelembagaan PPRG dengan membangun komitmen pejabat tertinggi Pemerintah Pusat dan Provinsi (Kementan dan Dinas Pertanian di daerah)
• Koordinasi instansi penggerak dengan Dinas Pertanian di level Provinsi dan Kab/Kota
• Re-orientasi fungsi POKJA PUG dan Fokal Point Gender pada Dinas Pertanian
• Penetapan mekanisme penyediaan data terpilah di tingkat pelaksana (Dinas Pertanian)
Kebijakan Operasional Integrasi dalam Perencanaan dan
Penganggaran
Nasional
Pemerintah Daerah
’20
Intruksi
Presiden
‘84
UU No.7
Ratifikasi
CEDAW‘12
PMK
N0.112/P
MK.02/20
12
’ 03
Kep.Mendagr
i No.132 ttg
Pedum
Pelaksanaan
PUG di
Daerah
08Permendagri No. 15 ttg Pedum PUG di Daerah
‘11Permendagri N0.67 revisi Pedum PUG di Daerah N0.15
’12 Surat Edaran
Bersama Empat
Menteri Tentang
Stranas
Lamp. Petunjuk
Pelaksanaan
PPRG untuk
Pemerintah
Pusat
Lamp:
Petunjuk
Pelaksnaan
PPRG bagi
Pemerintah
Daerah
’04
RPJMN
’04 -’09 09
PMK No.
119 ttg
Petunjuk
Penelahan
RKA-KL
’09 SK Kepala Bappenas tentang Tim Pengarah dan Tim Teknis PPRG
RPJMN
‘10- 14
’13 Permendagri
37 tahun 2014
tentang Pedoman
Penyusunan
APBD 2015
‘14 Permendagri
ttg Petunjuk
Pengawasan
13
SK Mendagri
tentang
Sekretariat
Bersama
PPRG
Nasional untuk
Pemerintah
Daerah
Perkembangan Kebijakan PUG dan PPRG
’13
Permendagri
23 tentang
Pedoman
Penyusunan
RKPD 2014
dan
Permendagri
No. 27 Tahun
2014 tentang
penyusunan
RKPD 2015
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu
• Pelajar perempuan sudah mulai diberikan akses
• Ruang menyusui
• Ruang bermain/tempat penitipan anak
• Dalam pengelolaan irigasi masih adanya pemahamanbahwa pengelolaan prasarana irigasi selama ini lebihbanyak dilakukan oleh laki-laki. Padahal potensiperempuan cukup besar dalam pengelolaan irigasi
Program Desa Pangan Lestari
• Sinergi dengan antara Kementan dan KPP-PA di Kabupaten Solok dan Kabupaten Kulon Progo
• Membangun mekanisme pengembangan IndustriRumahan pada lokasi DPL
• Sinergi lintas sektor/OPD terkait bidang pertanian