Download - Apa itu manusia

Transcript
Page 1: Apa itu manusia

Tugas

FILSAFAT

Manusia

Nama : Alfina Dewi Hermansyah

NIM : Q11112254

Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin

Page 2: Apa itu manusia

Manusia dari sudut pandang:

1. Agama

Manusia dari sudut pandang Agama Islam.

Apakah sesungguhnya pandangan Islam tentang manusia? Dalam Islam

manusia bukan sekedar binatang menyusui yang hanya makan,minum dan

berhubungan seks, bukan juga hanya “a thinking animal”, tetapi dari itu, ia

memiliki potensial pada dan dalam dirinya yang menjadikannya dalam bahasa al-

Qur’an unik, berbeda dari yang lain. Pandangan Islam mengenai kehidupan

manusia di bumi ini amatlah menyeluruh (comprehensive) dalam artian bahwa

kehidupan di dunia ini merupakan sebagian dari kehidupan di akhirat. Tindakan di

dunia akan mempengaruhi kehidupannya di akhirat. Dalam Islam manusia

merupakan khalifah Allah di muka bumi yang dibekali dengan berbagai hak, dan

dibebani dengan berbagai kewajiban. Juga dalam Islam, manusia merupakan

makhluk yang terdiri dari ruh atau jiwa dan raga. Manusia menurut Islam,

merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang diberi ruh Ilahi dan dibuat dari mani.

Kata ruh adalah soul dalam bahasa Inggris yang juga sama dengan jiwa.

Bahkan, berbagai ayat dalam kitab suci umat Islam mengungkapkan bahwa Islam

mengajarkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan yang seimbang antara

dunia dan akhirat, yakni keseimbangan kebahagiaan spiritual dan material

sebagaimana yang sering diucapkan umat Islam dalam berdoa: “Ya Tuhan

berikanlah aku kebahagian dunia dan juga kebahagiaan akhirat dan jauhkanlah

aku dari api neraka”. Ayat di atas dan doa tersebut menunjukkan bahwa dalam

Islam manusia itu terdiri dari ruh dan kebahagiaan ruh ini tercapai melalui ibadah.

Manusia juga dalam Islam percaya mengenai apa yang tidak terlihat dengan

indera penglihatan. Dengan kata lain, manusia Islam menyakini adanya kehidupan

di akhirat. Ini merupakan keyakinan mereka bahwa ada kehidupan spiritual di

akhir zaman. Terlalu banyak kiranya ayat-ayat dalam kitab suci al-Qur’an dimana

Tuhan berfirman mengenai kejadian & asal usul manusia dari jiwa dan raga,antara

lain:

Surah ke-23, al-Mu’minun ayat 12-15 yang terjemahannya sebagai berikut:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal)

Page 3: Apa itu manusia

tanah.”(ayat 12)

“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat

yang kokoh (rahim).” (ayat 13)

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu darah itu Kami

jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan

daging. Kemudian Kami kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk lain).

Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”(ayat 14)

“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu benar-benar akan mati.”(ayat

15)

Surah ke-32 al-Sajdah ayat 7-9 yang terjemahannya sebagai berikut:

“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang

memulai penciptaan manusia dari tanah.”(ayat 7)

“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air

mani).”(ayat 8)

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuhnya) ruh

(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan

hati (tetapi) kamu sedikit yang bersyukur.”(ayat 9)

Surah ke-37 al-Shaffat ayat 11 yang terjemahannya sebagai berikut: 

“.....Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.”

Surah ke-17 al-Isra ayat 85 yang terjemahnya sebagai berikut:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: ruh itu termasuk

urusan Tuhan-Ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”

Surah ke-76 al-Insan ayat 72 yang terjemahannya sebagai berikut:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang

bercampur (antara benih laki-laki dengan perempuan) yang Kami hendak

mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia

mendengar dan melihat.”

Surah ke-86 al-Thariq ayat 5-7 yang terjemahannya sebagai berikut:

“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah ia diciptakan?”(ayat 5)

“Dia diciptakan dari air yang terpancar.”(ayat 6)

“Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.”(ayat 7)

Page 4: Apa itu manusia

Kehidupan manusia di alam ini diawali dengan tidak ada,kemudian

ada (lahir) dan terakhir tidak ada lagi (mati) (lihat al-Qur’an surah ke-7 al-

A’raf ayat 25). Mengenai lamanya hidup manusia didunia tidak perlu kita

perbincangkan di sini,sebab sulit untuk memberikan jawaban yang pasti

tentang hal tersebut.

Dapat dikemukakan bahwa filsafat Islam pada umumnya, memandang

manusia terdiri dari dua substansi yang bersifat materi (badan) dan substansi

yang bersifat immateri (jiwa) dan hakikat dari manusia adalah substansi

immaterialnya seperti ditulis oleh Imam al-Ghazali mengemukakan bahwa

essensi manusia adalah jiwanya:

“Adanya jiwa dalam dirinya membuat manusia itu menjadi ciptaan Tuhan

yang unggul. Dengan jiwa itu pula manusia dapat mengenal Tuhannya dan

sifat-sifatNya bukan dengan organ tubuh lainnya. Dengan jiwa itu jualah,

manusia dapat mendekatkan diri dengan tuhan dan berusaha mewujudkan.

Jadi, jiwa adalah raja dalam diri manusia dan anggota tubuh lainnya adalah

unsur-unsur yang melaksanakan perintah tuhan. Jiwa itu diterima oleh tuhan

apabila dia tetap bebas dari hal-hal selain dari tuhan. Apabila ia terikat pada

hal-hal yang bukan dengan tuhan, dia telah menjauh darinya. Jiwa manusialah

yang akan dipertanyakan dan disiksa. 

Hal ini dikemukakan oleh Imam al-Ghazali dan juga dikutip oleh Dr.

Muhammad Nasir Nasution dalam bukunya, ”Manusia menurut al-Ghazali”.

Ulasan al-Ghazali juga mengungkapkan bahwa akal bukanlah daya yang

terpenting dalam kehidupan keberagamaan manusia karena usaha

penyempurnaan dan iman diri bukanlah proses intelektual melainkan

penajaman dari daya intuisi dan emosi. Yang penting adalah menjaga

keseimbangan antara daya-daya tersebut. Mungkin yang dimaksud disini ialah

apabila seseorang mempertajam atau meningkatkan daya fisiknya, sebaiknya

juga ia menambah daya nalar dan imannya sehingga dia menjadi manusia

yang utuh”. 

Esensi manusia atau jiwanya, masih dalam ulasan al-Ghazali

merupakan unsur immaterial yang berdiri sendiri dan juga adalah subjek yang

Page 5: Apa itu manusia

mengetahui disebut juga subjek yang sadar. Al-Ghazali memberi contoh bagai

seorang manusia yang menghentikan kegiatannya, masih tetap sadar walaupun

dia berada dalam keadaan tenang dan tidak berbuat apapun. Maka aktifitas

fisiknya menghilang tetapi ada sesuatu dalam dirinya yang tidak hilang, yaitu

kesadaran akan dirinya. Dia sadar bahwa ia ada; bahkan ia sadar bahwa ia

sadar. Inilah yang dapat dipahami dari istilah,” Subjek yang mengetahui ”.

Manusia sadar dan mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk dan ia

mampu mengoreksi semua unsur-unsur tersebut, apabila ia berbuat salah,

unsur jiwa dalam dirinya akan menyadarkannya karena ia adalah subjek yang

mengetahui.

Substansi immaterial atau jiwa itu juga disebut al-nafs dalam islam.

Imam Ghazali menguraikan al-nafs atau nafsu sebagai berikut: “Makna

pertama ialah “hasrat:” atau diri yang rendah. Hasrat merupakan kata yang

menyeluruh yang terdiri dari ketama’an, amarah dan unsur-unsur keji lainnya.

Nabi Muhammad SAW bersabda,” Musuh anda yang terbesar adalah nafsu

anda yang terletak dikedua belah sisi anda”. Makna kedua dari Nafs adalah

jiwa seperti dijelakan terdahulu. Apabila nafsu menjadi tenang dan telah bebas

dari amarah dan birahi dia disebut nafsu Mutmainah atau jiwa yang tenang

dan aman, seperti difirmankan oleh Allah SWT,” O..jiwa yang tenang,

kembalilah ketuhanmu dengan tenang dan menenangkannya (89-27)”. Dalam

ma’na yang pertama nafsu bersekutu dengan setan. Apabila nafsu sudah tidak

tenang dia tidak akan sempurna; ia disebut nafsu Lawamah atau jiwa yang

ternoda dan jiwa yang demikian mengabaikan tugas-tugas ilahinya. Apabila

jiwa menyerahkan diri kepada setan, ia disebut nafsu Ammarah atau nafsu

yang dikuasai setan”. 

Al-nafs mempunyai daya-daya dan daya berfikir terkandung

didalamnya. Kesempurnaan manusia diperoleh dengan jalan mempertajam

daya berfikir ini. 

Bila kita bandingkan pandangan al-Ghazali dan Koentjaraningrat mengenai

manusia, maka terlihat kesamaan yang dalam. Tentu Koentjaraningrat tidak

mengatakan rujukannya adalah al-Ghazali atau al-Qur’an dan Hadits. Istilah

Page 6: Apa itu manusia

yang digunakan oleh Koentjara ningrat adalah kepribadia individu.

Kepribadian, menurut Koentjaratningrat, dalam bukunya: Pengantar

Antropologi 1, adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan

tingkah laku atau tindakan seorang individu yang berada pada setiap individu

(Koentjaraningrat 1996, hlm. 99 ). Dalam buku yagn sama Koentjaraningrat

juga menguraikan bahwa ada beberapa unsur dalam kepribadian. Kalau al-

Ghazali mengemukakan bahwa manusia memili beragam daya, yakni daya

fikir, daya fisik, daya rasa dan daya moral. Maka Koentjaraningrat, Abraham

Marslow, Kelvin S. Hall dan Gardner Lindsay menyebut daya-daya tersebut

sebagai unsur-unsur akal dan jiwa yang melangkapi kepribadian manusia,

seperti unsur pengetahuan, unsur perasaan, unsur motivasi. Hanya istilah yang

berbeda; al-Ghazali menggunakan perkataan “daya” atau “al-nafs” sedangkan

berbagai pakar dari timur dan barat tersebut terdahulu menyebutnya sebagai

unsur-unsur dalam diri manusia.

Manusia dari sudut pandang Kristiani

Pandangan kita mengenai hakekat manusia berpijak kepada apa yang

diinformasikan oleh Alkitab, khususnya dalam Kejadian 1:26-27, yaitu

pernyataan Allah disekitar penciptaan alam semesta dengan isinya dimana

manusia termasuk didalamnya. Manusia diciptakan menurut " gambar dan rupa"

Allah (In His own image). Kata -kata yang digunakan untuk "gambar dan rupa"

didalam teks asli Alkitab dalamk bahasa Ibrani adalah "tselem dan demuth".

Tselem artinya " gambar yang asli, patung atau model" sedangkan demuth artinya

"copy, tembusan" hal ini menunjuk pada unsur kesamaan. 

Pada umumnya kata tselem dan demuth dalam kaitannya dengan kejadian

1:26-27 diartikan tunggal sebagai bahwa manusia diciptakan segambar dengan

Allah (Latin.Imago Dei-similitudo), dalam Perjanjian baru diterjemahkan "eikoon

theou" atau homoiosis. Dalam hal ini jelas bahwa gambar Allah tadi sebenarnya

merupakan suatu yang interen didalam diri manusia (sesuatu yang tidak dapat

dilepaskan dari diri manusia itu sendiri).

Page 7: Apa itu manusia

a) Dalam kitab Kejadian ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan berkaitan

dengan hakekat manusia dalam penciptaannya.

Bahwa manusia adalah hasil ciptaan Allah (Kejadian 1:26-27 ; 2:7). Manusia

bukanlah "pletikan" Allah, jelmaan dari sebagian diri Allah, bukan pula anak

dalam arti biologis yang keluar dari diri Allah. Manusia adalah mahluk yang

riil ada, hasil karya dari tangan agung Sang Khalik. Untuk ini harus dicamkan

bahwa manusia bagaimanapun berbeda dengan Allah. Allah adalah khalik dan

manusia adalah hasil karyaNya. Manusia adalah umat dan Sang Khalik adalah

Allah yang menjadi obyek pemujaan dan penyembahan. Allah tidak pernah

berubah menjadi manusia secara permanen atau sebaliknya. Dalam hal ini

nyata bahwa manusia bukanlah eksistensi yang berdiri sendiri (indipenden),

manusia ada karena Allah yang menghendaki manusia itu ada. Dengan

demikian teori Evolusi ilmiah (Naturalis evolotion) terbantahkan. 

b) Manusia diciptakan dengan cara yang sangat uniek tidak seperti Allah

menciptakan hasil ciptaanNya yang lain. Manusia diciptakan dari apa yang

tidak ada menjadi ada, baik bahan maupun idenya (Kejadian 1:27, Ibr. Bara,

menciptakan tanpa bahan, menciptakan dari apa yang tidak ada. Creatio ex

nihilo), Manusia diciptakan dengan tanganNya sendiri (Kejadian 2:7,

Ibr.yatser, aktivitas yang kreatif), Allah membentuk (to carve, yatser).

Didalam kata yatser mengandung unsur seni. Kemudian Allah

menghembuskan nafas ke lubang hidung manusia, sehingga manusia menjadi

mahluk hidup. Manusia bukanlah hasil proses evolosi dari binatang tingkat

rendah ke pada bentuk binatang tingkat tinggi.

c) Manusia diciptakan melalui sebuah musyawarah dan pertimbangan dalam diri

Allah yang jamak tetapi tunggal itu (Kejadian 1:26-27). Ini menunjukkan

bahwa mahluk yang disebut manusia ini adalah mahluk yang luar biasa. Ini

pula bisa berarti bahwa segala konsekwensi dan resiko menciptakan mahluk

yang disebut manusia ini telah dipertimbangkan dan diperhitungkan. Oleh

karenannya atas hasil karyaNya ini Allah berkata "sangat baik" (Kejadian

1:31)

Page 8: Apa itu manusia

d) Manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah. Ini menunjuk bahwa

manusia adalah sebuah eksistensi yang sangat uniek sekaligus "dahsyat" (Kej

1:26-27). Didalam pernyataan ini tersimpul hakekat manusia yang akan

menunjukkan perbedaan hakiki dan prinsipil antara manusia dan hasil ciptaan

Allah yang lain. Hal ini juga menunjukkan adanya potensi untuk berhubungan

intim yang dapat terjalin antara Allah dan manusia.

Struktur Permanen manusia Dan Pengertian Keserupaan Dengan Allah.

Dalam sejarah gereja terjadi pergumulan mengenai struktur permanen

manusia. Ini merupakan rahasia kehidupan yang tidak mudah diuraikan dan

ditemukan formulasinya. Dalam hal ini telah ditemukan dua pandangan yang

diakui oleh gereja-gereja, yaitu teori dikhotomi dan trikhotomi. Gereja-gereja

barat pada umumnya menerima teori dikhotomi, bahwa manusia terdiri dari

dua unsur yaitu manusia batiniah dan manusia lahiriah atau unsur materi dan

non materi). Tetapi gereja-gereja di timur menganut pandangan teori

trikhotomi, bahwa manusia terdiri dari 3 unsur yaitu roh (unsur relegius), jiwa

(unsur psikhologis) dan tubuh (unsur gisik). Tentu masing-masing pandangan

memiliki argumentasi yang menggunakan landasan Alkitab.

Pandangan lain yang cukup populer adalah pandangan monisme.

Monisme berpandangan bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang tidak

terbagi- bagiatas beberapa unsur. Sebutan tubuh, jiwa dan roh hanya sebagai

sinonim. Monisme menolah dualisme atau trialisme. Olerh sebab itu Monisme

juga tidak percaya adanya kenyataan "keadaan sementara" (intermediate

state), yaitu terpisahnya jiwa dan roh dari tubuh pada saat kematian sampai

Tuhan Yesus datang kembali. Disini manusia dipandang sebagai kesatuan

secara psikofisik.

Manusia dari sudut pandang Agama Buddha

Dalam ajaran agama Buddha, manusia menempati kedudukan yang khusus

dan tampak memberi corak yang dominan pada hampir seluruh ajarannya.

Kenyataan yang dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari merupakan titik tolak

Page 9: Apa itu manusia

dan dasar dari seluruh ajaran Buddha. Hal ini dibicarakan dalam ajaran yang

disebut tilakhama (Tiga corak umum agama Buddha), catur arya satyani (empat

kesunyataan mulia), hukum karma (hukum perbuatan), dan tumimbal lahir

(kelahiran kembali).

Manusia, menurut ajaran Buddha, adalah kumpulan dari energi fisik dan

mental yang selalu dalam keadaan bergerak, yang disebut Pancakhanda atau lima

kelompok kegemaran yaitu rupakhanda (jasmani), vedanakhanda (pencerahan),

sannakhandha (pencerapan), shankharakhandha (bentuk-bentuk pikiran), dan

vinnanakhandha (kesadaran) . Kelima kelompok tersebut saling berkaitan dan

bergantung satu sama lain dalam proses berangkai, kesadaran ada karena adanya

pikiran, pikiran timbul disebabkan adanya penyerapan, penyerapan tercipta karena

adanya perasaan, dan perasaan timbul karena adanya wujud atau Rupa. Kelima

khanda tersebut juga sering diringkas menjadi dua yaitu: nama dan rupa. Nama

adalah kumpulan dari perasaan, pikiran, penyerapan dan perasaan yang dapat

digolongkan sebagai unsur rohaniah, sedang Rupa adalah badan jasmani yang

terdiri dari empat unsur materi yaitu unsur tanah, air, api, dan udara atau hawa. 

Manusia dalam ajaran Buddha merupakan makhluk dimana jenis

kelaminnya ditentukan pada saat pembuahan karena karma dari perbuatannya

dalam hidup terdahulu. Ditinjau dari hukum karma, ada akibatnya bila orang

melakukan pelanggaran seksual. Ajaran Budhha sangat menuntut disiplin dalam

perbuatan seksual. Dan kedua unsur tersebut diatas adalah dasar dari manusia,

oleh karena itu, Sebagaimana dijelaskan dalam buku filsafat whitehead tentang

jati diri manusia bahwa emosi, kenikmatan, harapan, kekuatan, penyesalan dan

macam-macam pengalaman mental adalah unsur-unsur pembentuk jiwa manusia.

Badan juga berfungsi sebagi “bidang ekspresi manusia”. Jiwa manusia adalah

kesatuan yang kompleks dari kegiatan-kegiatan mental, dari yang paling rendah

hingga yang bersifat intelektual. 

Manusia dari sudut pandang Agama Hindu

Manusia adalah atman dan pada hakikatnya “atman” itu ialah Brahman.

Manusia tidak mempunyai kehidupan pribadi dan tidak mempunyai

Page 10: Apa itu manusia

tanggungjawab perseorangan. Karena disesatkan oleh avidya (ketidaktahuan),

manusia menganggap gejala-gejala kosmis itu sebagai suatu kenyataan. Jika

manusia telah melebur ke dalam Brahman, maka lenyaplah segala perbedaan.

Maka tak ada artinya lagi perbedaan antara kebajikan dengan keburukan, antara

baik dengan jahat.

Dewasa ini di India, Etika itu disusun terutama di sekitar pengertian

“Varna Dharma”. Berdasarkan pengertian ini, diuraikanlah kesanggupan moral

manusia, dibentangkan juga moral jabatan dan akhirnya diterangkan kebajikan

manakah yang diperlukan untuk memenuhi tugas-tugas jabatan dengan sebaik-

baiknya. Tetapi di dalam agama Hindu Etika tidak mempunyai arti yang tetap.

Agama Hindu tidak mengenal kepercayaan akan Allah, Sang Pencipta. Karena

itulah tak dikenalnya pula kepercayaan akan penciptaan manusia menurut gambar

Allah. Agama Hindu tidak melihat garis batas antara Allah dengan ciptaanNya.

Dan dengan demikian tidak ada tempat bagi Etika di dalam arti yang

sesungguhnya.

2. Psikologi

Memahami makhluk Tuhan yang bernama manusia sungguh sangat sukar.

Berbagai macam pandangan para tokoh mengenai manusia. Ahli mantic (logika)

menyatakan bahwa manusia adalah “Hayawan Natiq” (manusia adalah hewan berpikir),

seorang ahli filsafat yaitu Ibnu Khaldun menyatakan bahwa manusia itu madaniyyun bi

al-thaba atau manusia adalah makhluk yang bergantung kepada tabiatnya. Sedangkan

Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah “zoon political” atau “political animal

(manusia adalah hewan yang berpolitik).

Mengenai sifat makhluk yang bernama manusia itu sendiri yakni bahwa makhluk

itu memiliki potensi lupa atau memiliki kemampuan bergerak yang melahirkan

dinamisme, atau makhluk yang selalu atau sewajarnya melahirkan rasa senang,

humanisme dan kebahagiaan pada pihak-pihak lain. Dan juga manusia itu pada

hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, berbicara, berjalan, menangis, merasa,

bersikap dan bertindak serta bergerak.

Page 11: Apa itu manusia

Mengenai manusia ada beberapa filosof yang berbeda pendapat:

Plato

Menurut Plato, martabat manusia sebagai pribadi tidak terbatas pada

mulainya jiwa bersatu dengan raga, jiwa tidak berada lebih dulu sebelum

manusia atau pribadi adalah jiwa sendiri. Sedangkan badan oleh Plato yang

disebut sebagai alat yang berguna sewaktu masih hidup didunia ini, tetapi

badan itu disamping berguna sekaligus juga memberati usaha jiwa untuk

mencapai kesempurnaan, yaitu kembali kepada dunia “ide”.

Sedangkan jiwa berada sebelum bersatu dengan badan. Persatuan jiwa

dengan badan merupakan hukuman, karena kegagalan jiwa untuk

memusatkan perhatianya kepada dunia “ide”, jadi manusia mempunyai Pra-

eksistensi yaitu sudah ada sebelum dipersatukan dengan badan dan jatuh

kedunia ini.

Thomas Aquinas

Ia berpendapat bahwa yang disebut manusia sebagai pribadi adalah

makhluk individual, kalau hidup, ialah makhluk yang merupakan kesatuan

antara jiwa dan badan. Sedangkan yang dimaksud pribadi adalah masing-

masing manusia individual : manusia yang konkret dan yang riil dan juga

mempunyai kodrat yang rasional. Manusia adalah suatu substansi yag komplit

terdiri dari badan (material) dan jiwa (forma).

David Hcme

Berbicara mengenai pribadi adalah identitas diri yaitu kesamaan jati

diri manusia dalam kaitannya dengan waktu. Beliau berpegang teguh bahwa

pengetahuan ilmiah hanya dapat dicapaidengan titik tolak pengalaman indrawi

yaitu penglihatan, penciuman, perabaan, pencicipan dan pendengaran.

Immanuel Kant

Memahami pribadi yaitu sesuatu yang sadar akan identitas numeric

mengenai dirinya sendiri pada waktu yang berbeda-beda beliau percaya

bahwa identitas diripun tidak dapat dipergunakan untuk menyanggah

keyakinan bahwa segala sesuatu didunia ini selalu mengalir berganti.

John Dewey

Page 12: Apa itu manusia

“pribadi” berarti seseorang bertindak sebagai wakil dari suatu group

atau masyarakat. Seorang individu hanya bisa disebut pribadi kalau ia

mengemban dan menampilkan nilai-nilai social masyarakat tertentu.

Jiwa Manusia

Jiwa manusia sering dimengerti sebagai suatu benda halus atau suatu makhluk

halus yang merasuki, meresapi serta menggunakan badan untuk mewujudkan cita-

cita jiwawi. Terkadang pula jiwa manusia digambarkan atau dibayangkan persis

seperti tubuhnya hanya saja tidak bissa diraba atau ditangkap sifat dari jiwa juga

tergantung pada tarafnya.

Taraf tertinggi yaitu rasional, didalam manusia mengandaikan dukungan dari

taraf-taraf yang lebih rendah, yaitu taraf anarganik (benda mati) taraf vegetatif

(tumbuhan) dan taraf sensitive (binatang).

Dalam taraf rasional atau manusia pembaharuan merupakan peristiwa yang

terus menerus terjadi. Pembaharuan menjadi begitu efektif didalam sejarah

kehidupan manusia, karena didalam diri manusia terdapat kesadaran intelektual yang

mempunyai kemampuan sangat efektif untuk menyederhanakan pengalaman dan

memberi tekanan kepada segi yang dianggap pentingsambil menyingkirkan yang

dianggap tidak relevan.

Kemampuan itu disebut kemampuan abstraksi, kemampuan abstraksi disisni

berfungsi rasiio atau budi ssebagai yang menjalankan pemerintah atas keseluruhan

ataupun bagian-bagian didalam manusia.

Didalam manusia terdapat 2 sumber bagi munculnya kebaruan yang satu

merupakan hasil dari koordinasi yang ketat dari tubuh manusia sebagaimana juga

terdapat pada binatanng, dan yang lain dari identitas yang hebat dari fungsi

intelektual.

Perlu disadari bahwa budi tidak identik dengan jiwa, budi meskipun

menduduki posisi tertinggi dan memegang dominasi atas bagian-bagian lain,

Page 13: Apa itu manusia

hanyalah bagian dari jiwa, jiwa manusia adalah keseluruhan kompleks kegiatan

mental dari taraf yang paling rendah sampai yang palling tinggi emosi, kenikmatan,

harapan, ketakutan, penyesalan, penilaian dari macam-macam pengalaman mental

innilah yang merupakan unsure-unsur pembentukan “jiwa manusia”, dan jiwa

manusia itu ditandai dengan mental.

Taraf pengalaman mental manusia terdiri dari penngalaman-pengalamn

mental yang begitu kompleks, kegiatan mental yang kompleks ini merupakan

kesatuan dari emosi, rasa senang (enjoyment), harapan, kehawatiran dan ketakutan

penyesalan penilaian terhadap macam-macam alternatif serta macam-macam

keputusan, pengalaman mental mempunyai dasarnya didalam pengalamn fisik.

Badan juga berfungsi sebagai bidang ekspresi manusia. Jiwa manusia adalah

kesatuan kompleks dari kegiatan mental, dari yang paling rendah ke yang bersifat

intelektual.

Mengenai kedudukan manusia yang palinng menarik adalah sendiri dalam

lngkungan yang diselidiki pula. Ternyata penyelidikan mengenai lingkungan ini lebih

(dianggap) memuaskan dari pada penylidikan tentang manusia itu sendiri.

Bicara masalah hidup manusia itu memang unik, hidup adalah aktivitas, dan

segala aktivitas membawa besertanya masalah-masalh tertentu. Masalah-masalah

termaksud harus dipecahkan dengan berhasil untuk menjadikan manusia itu sesuatu

yang sukses. Masalah-masalah tesebut dibagi 2 kategori, yaitu masalah immediate

problem dan masalah asasi (utimmate problems)

Immediate problems ialah masalah-maslah praktis sehari-hari , masalah yang

kemballi kepada keperluan-keperluan pribadi yang mendesak dan masalah

seperti :administrasi negara, produksi, konsumsi dan distribusi. Kemudian masalah

asai manusia , maka setiap manusia yang memperhatikan hidup dengan serius akan

mendapatkan drinya berhadapan muka dengan masalah-masalah asasi tersebut.

Setelah dia merasakan desakan beban dan liku-liku hidup.

Page 14: Apa itu manusia

Manusia Mempunyai Pengetahuan

Pengetahuan merupakan bagi makhluk yang mempunnyainya apakah dia

manusia, malaikat atau banatang suatu kekayaan dan kesempurnaan. Dengan adanya

pengetahuan yang dimilikinya manusia bisa memahami dirinya sendiri dan

keberadaanya. Pengetahuan lebiih merupakan suatu cara berada dari pada suatau cara

mempunyai. Aktifitas itu tidak berupa penyitaan  atau pemilikan benda-benda

sebaliknya berupa keterbukaan terhadap mereka.

Jadi pengetahuan adalah suatu kegiatan mempengaruhi subjek yang

mengetahui dalam dirinya. Dia adalah suatu ketentuan yang memperkaya eksistensi

subyek.

Seputar Manusia

Kita menyadari diri kita meskipun sebagai satu kesatuan yang utuh, namun

diri kita jelas terdiri dari bagian-bagian dan aspek-aspek yang begitu kaya, terdiri dari

badan dan jiwa yang masing-masing kegiatan, kemampuan dan gaya serta

perkembanganya sendiri.

Para pendukung fanatik tradisi, yang boleh disebut kaum konservatif, kurang

lebiih berpegang pada keyakinan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, tidak

tetap dan tidak dapat diramalkan secara logis. Sebab kodrat manusia telah rusak berat

dan tidak tersembuhkan karena telah dicederai oleh dosa asal, atau sejenis itu.

Sedangkan para pendukung revolusioner, yang biasanya disebut kaum liberal

berpendapat bahwa manusia pada hakikatnya baik dan bisa mencapai kesempurnaan.

Mengenai badan manusia dan strukturnya didalam ini berproses secara

sederhana biasa dkatakan bahwa kutub fisi berfungsi secara husus pada wal proses.

Kutub fisiklah yang menangkap atau menerima bahan atau penelolaan yang telah

disajikan oleh dunia, sedangkan kutub mental berkegiatan untuk mengelola bahan

tersebut sampai pada tahap kepenuhan diri.

Page 15: Apa itu manusia

Dengan demikian menjadi jelas bahwa badan harus dimengerti secara luas,

yaitu sebagai hasil dari seluruh proses yang bersifat obyektif, tidak berubah dan

menjadi bahan bagi kutub fisik dari pengada-pengada baru. Didalam pengertian yang

digunakan disi, badan bukan hanya terbatas pada tubuh, tetapi segala bentuk ekspresi

yang bisa diamati pada manusia yang telah selesai berproses setiap saatnya, misalnya

saja termasuk didalamnya, bagaimana seorang tertawa, menangis, berjalan, lari,

duduk, tidur dan seterusnya untuk saat ini kita memusatkan perhatian kita pada tubuh

manusia.

Kegiatan dari macam-macam kegiatan mental disebut jiwa manusia

sedangkan kegiatan mental dari unsure tertinggi membentuk budi atau rasio manusia.

Pada dasarnya atau pada hakikatnya hidup manusia adalah pengalaman

bersama, hidup manusia, bahkan didalam unsur-unsurnya yaNg paling individual,

merupakan kehidupan bersama dan tingkah laku manusia, didalam strukturnya yang

asasi, yang selalu menunjukkan kepada pribadi.

Dengan singkat boleh dikatakan bahwa manusia adalah anak masyarakat.

Contohnya : bila masyarakat menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan memandang

rendah sikap menonjolkan diri, sifat ini akan mempengaruhi, anak-anaknya untuk

bertindak berfikir dengan cara yang sama.

SUMBER:

- Zakcy Syata, Filsafat Manusia (Terbit Terang : Surabaya),hal.9

- Hardono Hadi, Jati Diri Manusia (Kanisius : Yogyakarta, 1996), hal.32-37

-  Ibid, hal. 88-93

- Poejdja Wijatna, Manusia dengan Alamnya (Bina Aksara : Jakarta, 1983), hal.

50

- Endang Syaifuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama (Bina Ilmu : Surabaya,

1987), hal. 30

- Lois Leahy, Manusia Sebuah Misteri (Gramedia Utama : Jakarta, 1993), hal.77

- Hardono Hadi, Jati Diri Manusia (Kanisius : Yogyakarta, 1996), hal.84

Page 16: Apa itu manusia

- Ibid, hal. 96

- Ibid, hal.117

3. Manusia menurut para ahli:

Nicolaus D. & A. Sudiarja

Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan

rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

Abineno J. I

Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan "jiwa abadi yang berada atau

yang terbungkus dalam tubuh yang fana"

Upanisads

Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana

atau badan fisik

Sokrates

Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar

dan lebar

Kees Bertens

Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak

dinyatakan

I Wayan Watra

Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa

dan karsa

Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany

Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir,

dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan roh),

manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan

Erbe Sentanu

Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang

manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan

mahluk yang lain

Page 17: Apa itu manusia

Paula J. C & Janet W. K

Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban

tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun

pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan,

Manusia menurut pandangan saya:

Menurut saya, manusia adalah makhluk yang unik, mempunyai jiwa dan tubuh. Manusia

mempunyai susunan tubuh yang rumit. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mulia, yang

diberikan kemampuan untuk berpikir dan mengetahui mana yang baik dan buruk serta

melakukan hal-hal yang sesuai keinginannya. Manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia harus

bersosialisasi untuk bertahan hidup. Manusia diciptakan Tuhan demikian rupanya dan sempurna

di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain.

Page 18: Apa itu manusia

Why and How?

- Why are they different?

Mereka berbeda karena keadaan dan wilayah tempat tinggal mereka yang

berbeda. Mereka yang terlahir di wilayah Negara yang damai, tanpa peperangan,

tidak perlu repot untuk memikirkan keadaan mereka hari ini, hari esok, beberapa

hari kemudian atau bahkan beberapa tahun kemudian. Sebagian dari mereka

hanya memikirkan apa yang akan mereka kenakan esok hari, apa yang akan

mereka akan pada pagi hari, siang hari, malam hari atau bahkan esok hari.

Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri tanpa sekalipun memperdulikan

teman-teman sebaya mereka di Negara lain.

Sementara itu, mereka yang terlahir di wilayah perang, perlu berjuang keras

untuk memikirkan keadaan mereka yang sangat memprihatinkan, mereka harus

berjuang mencari makan dan mempertahankan hidup mereka, mereka

memikirkan bagaimana keadaan mereka esok hari, mengapa mereka harus berada

dalam keadaan seperti dan kapan keadaan ini harus berakhir.

- How?

Bagaimana seyogyanya keadaan anak-anak itu? Dan apakah Tuhan

menginginkan keadaan mereka seperti itu?

Menurut saya, keadaan anak-anak itu harusnya keadaan yang memungkinkan

mereka untuk bermain dengan bebas, tidak perlu memikirkan bagaimana cara

untuk bertahan hidup. Mereka harus bisa bermain dengan bebas dengan teman-

teman sebaya mereka, mereka harus mampu mengembangkan pikiran kreatif

mereka.

Keadaan anak-anak itu bukanlah takdir ataupun keinginan Tuhan. Tuhan tidak

pernah menciptakan mereka dalam keadaan seperti itu. Justtu karena keserakahan

sesame manusia, anak-anak itu ikut menjadi korban. Mereka yang seharusnya

bermain dan menikmati masa kecil mereka kini menjadi korban atas keserakahan

sesama manusia.`


Top Related