Transcript

Analisis Tabel Input Output Provinsi Kalimantan BaratPenyusunan Klasifikasi SektorTabel I-O Provinsi Kalimantan Barat 2010 merupakan salah satu instrumen data yang bersifat lengkap dan komprehensif. Tabel tersebut dapat memperlihatkan saling ketergantungan antara suatu sektor dengan sektor-sektor lainnya dalam suatu sistem perekonomian. Tabel I-O juga dapat memperlihatkan adanya beberapa kegiatan ekonomi seperti produksi, konsumsi, ekspor dan impor. Oleh karenanya, dengan menggunakan tabel I-O dapat dilakukan berbagai analisis, baik menyangkut struktur produksi, nilai tambah, arus barang dan jasa (supply-demand), analisis keterkaitan antar sektor dan beberapa analisis lainnya.Untuk mengetahui secara umum keadaan perekonomian di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2010, pada bab ini akan diuraikan secara singkat mengenai struktur penawaran dan permintaan akan barang dan jasa yang terjadi di Provinsi Kalimantan Barat. Sektor sektor yang dominan dalam permintaan output, struktur output dan struktur nilai tambahnya, baik menurut lapangan usaha (sektor) maupun komponennya serta struktur permintaan akhir. Selain itu, juga akan ditelaah pula sektor-sektor yang mempunyai daya penyebaran dan derajat kepekaan yang tinggi (backward and forward linkages effect), serta analisis kebutuhan tenaga kerja.Sistem pemberian nama klasifikasi sektor tabel Input-Output Kalimantan Barat berdasarkan atas nama komoditi dan sebagian lagi didasarkan pada aktivitas (kegiatan). Misalnya sektor-sektor yang termasuk lapangan usaha pertanian menggunakan nama sektor berdasarkan nama komoditi tetapi sektor-sektor perdagangan, industri, bangunan, pertambangan dan galian memakai nama kegiatan untuk nama sektor.Tabel Input-Output Provinsi Kalimantan Barat 2010 disusun dengan klasifikasi 54 sektor. Pembagian sektor sebanyak ini dianggap cukup memadai untuk kepentingan berbagai perencanaan dan analisis sektoral. Uraian secara lengkap klasifikasi 54 sektor tabel Input-Output Provinsi Kalimantan Barat 2010 dapat dilihat pada lampiran.

Struktur Permintaan dan PenawaranSecara total, produksi domestik Kalimantan Barat mampu menguasai 86,55 persen dari seluruh penyediaan barang dan jasa yang ada, sisanya sebesar 13,45 persen berasal dari luar Provinsi Kalimantan Barat. Sementara bila dilihat dari sisi permintaan sebesar 28,21 persen permintaan berasal dari sektor produksi di Provinsi Kalimantan Barat yang merupakan permintaan antara dan 55,12 persen digunakan sebagai konsumsi akhir domestik. Sisanya sebesar 16,67 persen digunakan untuk memenuhi permintaan dari luar Provinsi Kalimantan Barat. Masih minimnya produksi industri hilir di Provinsi Kalimantan Barat membuat sektor industri pengolahan banyak dipasok dari luar Kalimantan Barat. Sebesar 37,72 persen produksi industri pengolahan masuk ke Kalimantan Barat, sedangkan output domestik dari industri pengolahan hanya mampu menyediakan 62,28 dari total permintaan.Barat mampu disediakan oleh output domestik sebesar 90,40 persen, sisanya 9,60 persen dipenuhi oleh barang impor. Dari sisi permintaan, sebesar 55,12 persen produksi pertanian digunakan untuk memenuhi konsumsi domestik, 50,38 persen untuk memenuhi permintaan antara, dan hanya 1,02 persen yang diekspor. Sementara itu, sektor pertambangan-penggalian mampu dipenuhi oleh output domestik sebesar 95,48 persen dan 4,52 persen dipenuhi dari luar daerah. Output barang tambang sebagian besar (73,42 %) digunakan untuk memenuhi permintaan luar daerah. Barang-barang tambang tersebut umumnya masih dalam bentuk mentah atau belum melalui proses pengolahan lebih lanjut. Sehingga nilai tambah yang diberikan dari sektor pertambangan-penggalian relatif kecil.Tabel 5.1.Struktur Permintaan dan Penawaran Tabel I-O Kalimantan BaratTahun 2010 (Milyar Rupiah)

Sektor lain seperti sektor listrik-gas-air bersih, konstruksi, perdagangan, angkutankomunikasi,keuangan, dan jasa-jasa hampir seluruhnya mampu dipenuhi oleh produksi sendiri. Sebagian besar dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan domestik. Sektor jasa jasa dan sektor konstruksi misalnya, masing-masing 95,28 persen dan 88,26 persen digunakan oleh konsumsi domestik. Demikian pula untuk sektor listrik-gas-air bersih, 77,28 persen outputnya dikonsumsi oleh domestik. Penggunaan output untuk memenuhi permintaan antara paling besar adalah di sektorangkutan dan komunikasi. Dari output angkutan-komunikasi di Kalimantan Barat 59,49 persen digunakan untuk permintaan antara, sisanya 31,66 persen untuk memenuhi konsumsi domestik dan 8,84 persen untuk eskpor.

Tabel 5.2.Persentase Struktur Permintaan dan Penawaran Tabel I-O Kalimantan BaratTahun 2010 (Milyar Rupiah)

Struktur Output.Output merupakan nilai produksi barang maupun jasa yang dihasilkan oleh sektor sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat. Oleh karena itu, dengan menelaah besarnya output yang diciptakan oleh masing-masing sektor akan diketahui sektor-sektor mana yang mampu memberikan sumbangan yang besar dalam pembentukan output secara keseluruhan di Provinsi Kalimantan Barat.Berdasarkan klasifikasi 54 sektor ekonomi tabel Input-Output Kalimantan Barat terlihat bahwa sektor perdagangan besar eceraan merupakan sektor yang terbesar dalam menciptakan output, yaitu sebesar Rp.18.936.361,29 juta atau memberikan andil sebesar 16,11 persen dari seluruh output yang tercipta di Kalimantan Barat. Sektor konstruksi merupakan sektor terbesar kedua yaitu memberikan kontribusi sebesar 10,64 persen. Sedangkan peringkat ketiga adalah sektor administrasi pemerintahan-pertahanan sebesar 7,90 persen, diikuti kemudian oleh pertambangan-penggalian 5,85 persen, industri karet barang dari karet-plastik sebesar 5,28 persen, industri makanan dan minuman 4,91 persen, industri minyak kelapa sawit sebesar 4,29 persen, padi 4,15 persen, jasa pendidikan 4,08 persen, dan perkebunan kelapa sawit 3,97 persen.

Tabel 5.3.Dua Puluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Output Tahun 2010

Struktur Nilai Tambah BrutoNilai tambah bruto adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Besarnya nilai tambah yang dihasilkan tiap sektor ekonomi tergantung oleh besarnya output (nilai produksi) dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dalam tabel Input-Output, nilai tambah selain diperoleh berdasarkan pengurangan output dengan input antara atau biaya produksi, juga tercermin dari penjumlahan dari upah dan gaji, surplus usaha (sewa, bunga dan keuntungan), penyusutan dan pajak tak langsung neto.Sektor perdagangan memberi kontribusi tertinggi terhadap penciptaan nilai tambah perekonomian di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sekitar Rp.15.041.205,77 juta atau sekitar 18,98 persen. Sektor konstruksi, sektor administrasi pemerintahan-pertahanan, pertambangan-penggalian, padi, kelapa sawit, dan industri karet juga memberi kontribusi relatif besar terhadap pembentukan nilai tambah di Provinsi Kalimantan Barat.

Tabel 5.4.Dua Puluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Nilai Tambah BrutoTahun 2010

Berdasarkan hasil penghitungan tabel Input-Output Kalimantan Barat tahun 2010 tercermin bahwa perkebunan kelapa sawit memberi kontribusi relatif tinggi terhadap PDRB, berada di atas industri pengolahannya yaitu industri minyak kelapa sawit. Hal ini disebabkan industri pengolahan kelapa sawit yang dikembangkan di Kalimantan Barat masih terbatas pada industri hulu yaitu CPO (crude palm oil). Jika industri turunan dari CPO dapat dikembangkan lebih lanjut, akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan nilai tambah sektoral.Nilai tambah bruto industri karet, walaupun berada di atas nilai tambah karet, peluang peningkatan nilai tambahnya akan menjadi semakin besar jika dikembangkan sampai pada industri hilirnya. Industri kayu sampai pada tahun 2010 masih memberi kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Kalimantan Barat. Namun demikian, kesulitan bahan baku baik dari Kalimantan Barat ataupun provinsi sekitarnya memberi kecenderungan industri ini semakin menurun peranannya. Sebagai bahan perbandingan, tahun 2006 kontribusi industri kayu terhadap PDRB (berdasarkan I-O 2006) sekitar 6,09 persen. Tahun 2010 kontribusinya menurun dimana besarnya hanya 2,28 persen. Menurut komponennya, komposisi nilai tambah bruto terbesar berasal dari surplus usaha yaitu sebesar Rp.37.341.532,15 juta atau sekitar 47,12 persen. Upah dan gaji memberi kontribusi sekitar 38,90 persen, sedangkan penyusutan dan pajak tak langsung kotribusinya relatif kecil masing-masing 10,54 persen dan 3,44 persen.

Tabel 5.5.Komposisi Nilai Tambah Bruto Menurut Komponennya, Tahun 2010

Struktur Permintaan AkhirPermintaan akhir merupakan permintaan yang langsung habis digunakan atau dikonsumsi. Komponen-komponen permintaan akhir pada dasarnya sama dengan komponen penggunaan PDRB setelah komponen impor dikeluarkan. Besarnya permintaan akhir pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.97.514.543,81 juta, terdiri dari Rp.39.793.793,90 juta (40,81%) untuk pengeluaran konsumsi rumahtangga; Rp.22.647.045,42 juta (23,22%) untuk ekspor; Rp.17.915.815,74 juta (18,37%) untuk pembentukan modal tetap bruto; Rp.12.514.476,22 juta (12,83%) untuk konsumsi pemerintah; dan Rp.4.643.412,53 juta (4,76%) merupakan perubahan stok.

Tabel 5.6.Komposisi Komponen Permintaan Akhir, Tahun 2010

Analisis Sektor UnggulanSalah satu manfaat tabel Input-Output adalah dapat mengidentifikasikan sektorunggulan. Analisis yang digunakan salah satunya adalah keterkaitan ke depan (forward linkage) dan analisis keterkaitan ke belakag (backward linkage). Sektor yang memiliki keterkaitan tinggi berarti memiliki potensi menghasilkan output produksi yang tinggi. Dengan menggunakan faktor konversi tertentu dari output ke pendapatan rumah tangga dan angka pengganda lapangan pekerjaan, maka sektor produksi yang memiliki keterkaitan tinggi akan menghasilkan tambahan pendapatan rumah tangga dan tambahan lapangan pekerjaan yang tinggi pula.Keterkaitan kebelakang (backward linkage)Peningkatan output sektor tertentu akan mendorong peningkatan output sektor-sektor lainnya. Peningkatan output sektor-sektor lainnya tersebut dapat dilaksanakan melalui dua cara. Pertama peningkatan output akan meningkatkan permintaan input sektor itu sendiri. Input sektor tadi dapat berasal dari sektor itu sendiri, ada pula yang berasal dari sektor lain. Oleh karenanya, sektor tersebut akan meminta output sektor lain lebih banyak dari pada sebelumnya (untuk digunakan sebagai input proses produksi). Dengan demikian, harus adanya peningkatan output sektor-sektor lainnya. Begitu seterusnya, terjadi keterkaitan antara sektor-sektor industri tersebut. Keterkaitan sektor-sektor industri tersebut disebut dengan keterkaitan kebelakang, karena kenaikkannya bersumber dari mekanisme penggunaan input produksi.Sektor yang memiliki keterkaitan total kebelakang tertinggi adalah industri kelapa sawit, sebesar 1,8969. Hal ini berarti kenaikkan satu satuan output sektor tersebut memerlukan output sektor lainnya sebagai input sebesar 1,8969 unit. Output tersebut digunakan sektor lain sebagai input antaranya. Hal ini secara simultan akan memicu peningkatan penggunaan input sektor-sektor lain secara langsung sebesar 0,7046 unit. Sedangkan secara tidak langsung akan mempengaruhi penggunaan input dari sektor lain sebesar 1,1923 unit. Besarnya keterkaitan kebelakang tersebut sangat terkait dengan banyaknya input yang diserap oleh sektor ini yaitu sebesar Rp.3.552.573 juta, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk nilai tambah brutonya sebesar Rp.2.638.621 juta. Keterkaitan kebelakang untuk sektor-sektor lainnya dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7Nilai Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkage)

Keterkaitan kedepan (forward linkage)Jenis keterkaitan antara sektor khususnya sektor industri lainnya dalam perekonomian adalah keterkaitan kedepan. Keterkaitan ini menghitung total output yang tercipta akibat meningkatnya output suatu sektor industri melalui mekanisme distribusi output dalam perekonomian. Jika terjadi kenaikkan output produksi sektor tertentu, maka tambahan output tersebut akan didistribusikan ke sektor-sektor produksi di perekonomian tersebut, termasuk pada sektor itu sendiri. Selanjutnya ada efek lanjutan dari peningkatan output yang langsung tadi yaitu efek tidak langsung kedepan.Berdasarkan hasil penghitungan, terdapat empat sektor yang memiliki total keterkaitan kedepan relatif tinggi yaitu: perdagangan besar-eceran, angkutan darat, angkutan sungai dan padi. Nilai keterkaitan perrdagangan besar-eceran sebesar 3,6863 yang mempunyai arti bahwa adanya peningkatan suatu unit sektor ini akan meningkatkan output sektor lain yang menggunakan output sektor ini sebesar 0,3258 unit. Kemudian secara simultan penggunaan sektor pengguna tersebut memicu pengguna sebagai input sektor lain sebesar 3,365. Sehingga kenaikkan satu unit output sektor ini akan meningkatkan permintaan total terhadap sektor perdagangan besar-eceran sebesar 3,6863 unit. Untuk sektor-sektor lainnya dapat di interprestasikan dengan cara yang sama. Nilai keterkaitan kedepan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8.Nilai Keterkaitan ke Depan (Forward Linkage)

Analisis Kebutuhan Tenaga KerjaStruktur Tenaga KerjaPada tahun 2010 tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Barat tercatat sebanyak 2,09 juta, naik 0,69 persen dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 2,08 juta. Secara sektoral, sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja tahun 2010 adalah sektor pertanian yaitu sebesar 60,43 persen atau sebanyak 1,27 juta. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 1,31 juta, atau turun 3,62 persen. Sektor yang juga menyerap tenaga kerja cukup besar adalah sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa. Sebanyak 273.265 orang atau 13,04 persen tenaga kerja di Kalimantan Barat bekerja di sektor perdagangan-hotel-restoran, sedangkan 222.512 orang atau 10,62 persen bekerja di sektor jasa-jasa. Sebaliknya, sektor yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah sektor listrik-gas-air bersih (0,14%) dan sektor keuangan (0,85%). Membandingkan kondisi ketenagakerjaan Kalimantan Barat tahun 2010 dengan tahun 2009, terjadi pergeseran penyerapan tenaga kerja. Sektor-sektor yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja terjadi pada sektor pertanian, sektor pertambangan, dan sektor angkutan-komunikasi. Sebaliknya sektor industri, listrik-gas-air, konstruksi, perdagangan, keuangan, dan jasa-jasa mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja.Penambahan tenaga kerja tertinggi terjadi di sektor industri sebanyak 25.342 orang, sektor konstruksi bertambah 22.461 orang, dan sektor perdagangan bertambah 11.938 orang.

Tabel 5.9.Penduduk 15 tahun ke atas yang Bekerja

Angka Pengganda Lapangan Kerja (Employment Multiplier)Dalam suatu proses produksi, tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memiliki peranan relatif penting. Pengeluaran untuk tenaga kerja oleh produsen merupakan salah satu komponen input primer, yang antara lain berupa upah dan gaji, tunjangan dan bonus serta termasuk hasil usaha seperti sewa, bunga keuntungan, baik berupa uang maupun barang.Untuk dapat melihat efek perubahan permintaan akhir terhadap perubahan lapangan perkerjaan pada suatu sektor, diperlukan jumlah tenaga kerja awal di setiap sektor dalam menghasilkan output. Jumlah tenaga ini merupakan jumlah yang memang telah digunakan untuk melakukan proses produksi pada waktu yang bersangkutan. Selain itu, asumsi yang digunakan di satu sektor saja dan tidak ada keumungkinan bekerja di dua atau lebih sektor sekaligus, sehingga penentuan sektor pekerjaan suatu tenga kerja dengan menentukan pekerjaan utamanya. Lapangan pekerjaan utama adalah lapangan pekerjaan yang mendapatkan alokasi waktu paling besar dari keseluruhan waktu kerja seseorang. Angka pengganda lapangan pekerjaan merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan dalam perekonomian sebagai akibat adanya perubahan permintaan akhir pada suatu sektor akan menyebabkan perubahan output yang pada gilirannya akan menyebabkan perubahan permintaan tenaga kerja. Tinggi rendahnya angka pengganda tenaga kerja pada sektor tertentu menunjukkan banyak sedikitnya dampak dari perubahan permintaan akhir terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini disebabkan oleh perkembangan dan tinggi rendahnya nilai tambah (addedvalue) yang diperoleh dari pemanfaatan output sektor tersebut. Angka pengganda tenaga kerja terbesar di Kalimantan Barat adalah sektor pertanian sebesar 0,05852. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu miliar rupiah di sektor pertanian, maka akan terdapat tambahan 58 lapangan kerja baru dalam perekonomian Kalimantan Barat.

Tabel 5.10.Angka Pengganda Tenaga Kerja Menurut Sektor Ekonomi di Kalimantan BaratTahun 2010

Angka pengganda tenaga kerja terbesar berikutnya setelah sektor pertanian adalah sektor industri 0,03417 dan sektor perdagangan 0,01856. Sementara itu sektor jasa memiliki angka pengganda tenaga kerja 0,01639, sektor konstruksi 0,01451 dan sektor pertambangan 0,00865.


Top Related