ANALISIS RANTAI NILAI SUSU KAMBING
DI UD. HAROKAH BAROKAH
BOGOR
Khoirul Anam
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ANALISIS RANTAI NILAI SUSU KAMBING
DI UD. HAROKAH BAROKAH
BOGOR
Khoirul Anam
107092003593
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANA PUN.
Jakarta, Juni 2014
Khoirul Anam
107092003593
RIWAYAT HIDUP
Nama : Khoirul Anam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Lumajang, 15 Mei 1989
Kewarganegaran : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Kp. Curah Kates, RT. 03/03, Ds. Wates Kulon, Kec.
Ranuyoso, Kab. Lumajang – Jawa Timur
No. Telp : 085710444349/085331438296
Email : [email protected]
IPK : 3,12
1994-2000 : MI Nurul Islam Wates Kulon
2001-2004 : MTs. 1 Annuqayah Guluk-Guluk - Sumenep
2004-2007 : SMA 1 Darul ‘Ulum Jombang
2007-2012 : S-1 Agribisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
2005-2006 : Sekertaris Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Darul
‘Ulum (IKAPPDAR) Madura
2008-2009 : Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2008-2014 : Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang
Ciputat
IDENTITAS DIRI
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN ORGANAISASI
v
RINGKASAN
KHOIRUL ANAM, Analisis Rantai Nilai Susu Kambing Di UD. Harokah
Barokah, Bogor (di bawah bimbingan Drh. ZULMANERY, MMA dan Eny
Dwiningsih, S.TP, M.Si)
Susu kambing merupakan hasil produk utama dari kambing perah, yang
bisa menjadi sumber pendapatan baru dan cukup menjanjikan mengingat harga
susu kambing yang lebih mahal dibandingkan dengan susu dari jenis ternak lain.
Keunggulan susu kambing perah dibandingkan susu sapi yaitu, susu kambing
mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan bagi mereka yang
alergi mengkonsumsi susu sapi. Susu kambing dalam bentuk segar memiliki sifat
mudah rusak yang disebabkan oleh lingkungan, baik oleh temperatur, bakteri
ataupun udara sekitarnya yang menyebabkan kerugian. Susu kambing
memerlukan penanganan atau perlakuan yang tepat antara lain pengolahan,
pengemasan dan pengawetan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai
tambah sehingga harga susu tersebut menjadi tinggi.
UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
peternakan kambing perah dan pengolahan susu kambing yang berdiri sejak tahun
2012. Sebagai perusahaan yang baru berdiri, perusahaan ini perlu meningkatkan
daya saing produk susu kambing maupun olahan yang dihasilkan agar mampu
bersaing dengan produk yang telah lebih dulu ada. Analisis rantai nilai memiliki
peranan penting pada usaha yang dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Analisis
rantai nilai merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik
yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Analisis rantai nilai dapat membantu
UD. Harokah Barokah untuk mengidentifikasi aktivitas dalam rantai nilai yang
dapat menghasilkan nilai dan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan. Rantai
nilai juga menjelaskan kepada siapa saja keuntungan didistribusikan sehingga
mempermudah dalam menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk
mengembangkan perusahaan dan memperoleh bagian keuntungan yang lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi rantai pasok susu
kambing di UD. Harokah Barokah. (2) Menganalisis rantai nilai pengolahan susu
kambing di UD. Harokah Barokah. (3) Mengetahui nilai tambah susu kambing di
setiap anggota rantai pasok. (4) Mengetahui pelaku rantai nilai yang memperoleh
keuntungan terbesar.
Penelitian ini dilakukan UD. Harokah yang beralamat di Jl. H. Halimi
Kampung Kopeng RT. 03 RW 05 Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten
Bogor. Pelaksanaan penelitian dan pengolahan data dilakukan pada bulan April-
Mei 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
vi
sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi di
lapangan dan wawancara (interview) dengan pihak perusahaan dan pihak-pihak
lain yang terkait dalam penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui
literatur-leteratur seperti majalah, jurnal, buku-buku dan dokumen perusahaan
yang berhubungan dengan pokok penelitian. Metode pengolahan dan analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analis rantai nilai Porter untuk
mediskripsikan dan menganalisis rantai nilai susu kambing, sedangkan analisis
biaya dan pendapatan digunakan untuk mengetahui nilai tambah susu kambing.
Adapun hasil dari penelitian ini yaitu, pola aliran rantai pasok susu
kambing di UD. Harokah Barokah dimulai dari peternakan kambing perah hingga
ke konsumen. Anggota rantai pasok susu kambing terdiri dari peternakan UD.
Harokah Barokah, industri pengolahan susu kambing dan distributor susu
kambing. Rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah secara
umum melibatkan tiga pelaku utama yaitu peternak sebagai penyedia bahan baku
susu kambing, restoran dan industri pengolahan susu serta distributor yang
memasarkan produk olahan susu kambing. Kondisi rantai nilai pengolahan susu
kambing di UD. Harokah Barokah cukup baik dilihat dari tersedianya infrastuktur,
bahan baku dan akses pasar, namun kemampuan SDM, teknologi dan sestem
kendali mutu perlu ditingkatkan. Besarnya nilai tambah yang didapat oleh setiap
pelaku rantai nilai susu kambing adalah : (1) 137.70 % nilai tambah untuk
peternakan UD. Harokah Barokah, (2) 64.54 % nilai tambah untuk susu
pasteurisasi. (3) 42.97 % untuk industri pengolahan susu kambing menjadi snack
candy Ghonam Milk, dan (4) 11.04 % nilai tambah yang didapat oleh rantai
pemasaran snack candy Ghonam Milk. Berdasarkan hasil perhitungan keuntungan,
diketahui bahwa peternakan kambing perah memperoleh keuntungan terbesar
yaitu sebesar Rp. 19.172.900 per bulan atau Rp. 12.722,23 per liter susu kambing.
Hasil ini didapat dari total penerimaan sebesar Rp. 33.600.000 per bulan atau Rp.
21.960,77 per liter dikurangi total biaya operasional sebesar Rp. 14.427.100 per
bulan atau Rp. 9.238,54 per liter.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Rantai Nilai Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah, Bogor”. Shalawat serta
salam penulis sampaikan kepada junjungan dan panutan kita Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya yang senantiasa istiqomah
dijalan Allah SWT.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa selesainya
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk dan
saran dari semua pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak - pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada:
1. Orang tua penulis tercinta, Bapak Usman Bakri dan Ibu Umi Hasanah
yang tidak pernah letih memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi, do’a,
semangat, dan dukungan baik moril maupun materil.
2. Kakak – kakak penulis tersayang, Hari Usman, Dini Octaviani, Ahmat
Fauzi dan Sumiati terima kasih atas kasih sayang, do’a dan dukungannya
baik moril maupun materil.
viii
3. Ibu Drh. Zulmanery, MMA selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
membimbing, memberikan arahan, saran, dan motivasi, serta meluangkan
waktu, tenaga dan pemikiran hingga selesainya penulisan skripsi ini.
4. Ibu Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
membimbing, memberikan arahan, saran, dan motivasi, serta meluangkan
waktu, tenaga dan pemikiran hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku Dosen Penguji 1 dalam sidang
munaqosah skripsi penulis sekaligus Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kritik, saran dan masukan
yang berharga untuk perbaikan skripsi ini.
6. Ibu Rizky Adi Puspita Sari, SP, MMA selaku Dosen Penguji 2 dalam
sidang munaqosah skripsi penulis sekaligus sekretaris Program Studi
Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kritik, saran dan
masukan yang berharga untuk perbaikan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan serta seluruh jajaran pimpinan
dan staff Fakultas Sains dan Teknologi Univeritas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh dosen pengajar Program Studi Agribisnis yang tidak penulis
sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih
penulis sampaikan atas segala ilmu dan pelajaran yang diberikan selama
di bangku perkuliahan. Semoga Allah SWT membalasnya.
ix
9. Pimpinan sekaligus pemilik UD. Harokah Barokah, H. Sirojudin Hasan
Basri, Lc, MEI serta staff yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian di UD. Harokah Barokah. Terima kasih
atas segala bantuan pemikiran dan informasi yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini.
10. Teman - teman “JOKER”, Rianto “Cipluk” Putu Wijoyo, Rahmat “Oday”
Hidayat, Maududi “Dude” Harisz, Teguh “Komandan Jihandak” Budianto,
Andry “Nit Not” Hendryana, Brader Irvan Yudha Prasetya dan Khairul
“Bagindo Rajo” Anwar yang selalu kompak dalam setiap kegiatan untuk
menyelesaikan skripsi bersama-bersama. Terima kasih dan salam
RENCEM.
11. Teman-teman seperjuangan Agribisnis Angkatan 2007 Sese, Desi,
Debi, Siska, Sasa, Febri, Mery, Rosi, Niar, Niaf, Novi, Tiwi, Wahyu,
Aan, Adam, Lisan, Irvan, Mamet, Arul, Mico, Abdul, Andry, Teguh,
Faisal, Dana, Dede, Tataq, Fahmi, Dudi. Terima kasih atas semangat,
kebaikan, kecerian dan bantuan tulus yang telah kalian berikan selama kita
bersama.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat. Terima
kasih banyak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
x
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan sebagai bahan untuk memperkaya
pengetahuan. Semoga Allah SWT memberi keberkahan kepada kita semua. Amiin Ya
Allah Ya Rabbal Allamin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Jakarta, Juni 2014
Khoirul Anam
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 6
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Kambing ........................................................... 7
2.2 Kambing Peranakan Etawa (PE) dan Kambing Saanen ...... 7
2.2.1. Kambing Peranakan Etawa (PE) ............................... 8
2.2.2. Kambing Saanen ....................................................... 10
2.3 Susu Kambing .................................................................... 11
2.4 Pohon Industri Susu Kambing ............................................. 13
2.5 Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok ........................ 15
2.6 Rantai Nilai......................................................................... 19
2.7 Proses ................................................................................ 23
2.8 Nilai Tambah ...................................................................... 24
2.9 Stuktur Biaya dan Pendapatan Usaha Tani .......................... 25
2.10 Penelitian Terdahulu ........................................................... 26
2.11 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................ 29
xii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 31
3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................ 31
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................. 32
3.3.1 Metode Interview (wawancara) ................................ 32
3.3.2 Observasi ................................................................ 32
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ 33
3.4.1 Analisis Rantai Pasok .............................................. 33
3.4.2 Analisis Rantai Nilai ............................................... 33
3.4.3 Analisis Proses ........................................................ 35
3.4.4 Analisis Nilai Tambah ............................................. 35
3.5 Defnisi Operasional ............................................................ 36
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Profil Perusahaan ................................................................ 38
4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan .......................... 38
4.1.2 Visi dan Misi ........................................................... 39
4.1.3 Lokasi UD. Harokah Barokah.................................. 40
4.2 Bidang Usaha UD. Harokah Barokah .................................. 40
4.2.1 Usaha Peternakan Kambing Perah ........................... 40
4.2.2 Usaha Pengolahan Susu Kambing ........................... 42
4.2.3 Restoran Olahan Susu Kambing .............................. 42
4.3 Struktur Organisasi ............................................................. 43
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Ratai Pasok Susu Kambing ................................................. 44
5.2 Analisis Rantai Nilai ........................................................... 47
5.3 Proses Pengolahan .............................................................. 64
5.3.1 Proses Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ....... 64
5.3.2 Proses Pengolahan Susu Kambing Pasteurisasi ....... 69
5.4 Analisis Nilai Tambah ........................................................ 71
xiii
5.4.1 Analisis Nilai Tambah Peternakan ........................... 71
5.4.2 Analisis Nilai Tambah Susu Kambing Pasteurisasi . 76
5.4.3 Analisis Nilai Tambah Pengoalahan Susu Kambing
Menjadi Snack Candy Ghonam Milk ........................ 79
5.4.4 Analisis Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy
Ghonam Milk ........................................................... 85
5.5 Pembentukan Nilai Tambah Susu Kambing Di UD.
Harokah Barokah ................................................................ 89
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ......................................................................... 93
6.2 Saran ............................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 96
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Populasi Ternak Indonesia Tahun 2008-2012 ....................................... 1
2. Perbandingan Komposisi Susu Sapi, Susu Kambing dan Air Susu Ibu
per 100 gram ................................................................................................. 3
3. Kinerja produksi kambing PE pada kondisi stasiun percobaan ............. 9
4. Penjelasan Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing (Aktivitas Utama) . 51
5. Penjelasan Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing
(Aktivitas Pendukung) ......................................................................... 52
6. Analisis Rantai Nilai Industri Pengolahan Susu Kambing Snack Candy
Ghonam Milk dan Susu Pasteurisasi .................................................... 57
7. Jenis dan Volume Pemakaian Bahan Baku Snack Candy Ghonam Milk
Per Produksi ........................................................................................ 64
8. Biaya Investasi Peternakan Kambing Perah.......................................... 71
9. Biaya Tetap Peternakan Kambing Perah .............................................. 72
10. Biaya Variable Peternakan Kambing Perah .......................................... 73
11. Penerimaan Dan Keuntungan Penjualan Susu Kambing ....................... 74
12. Perhitungan Nilai Tambah Susu Kambing ............................................ 75
13. Biaya Tetap Susu Kambing Pasteurisasi .............................................. 76
14. Biaya Variabel Susu Kambing Pasteurisasi ......................................... 76
15. Peneriamaan Dan Keuntungan Pengolahan Susu Kambing
Pasteurisasi ......................................................................................... 77
16. Perhitungan Nilai Tambah Susu Pasteurisasi ....................................... 78
17. Biaya Investasi Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk .................... 79
18. Biaya Tetap Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ......................... 80
19. Biaya Variable Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ..................... 81
20. Peneriamaan Dan Keuntungan Pengolahan Susu Kambing Menjadi
Snack Candy Ghonam Milk ................................................................ 82
21. Perhitungan Nilai Tambah Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack
Candy Ghonam Milk .......................................................................... 83
xv
22. Biaya Investasi Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk ...................... 85
23. Biaya Tetap Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk........................... 86
24. Biaya Variable Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk ...................... 87
25. Peneriamaan Dan Keuntungan Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk 88
26. Perhitungan Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk .... 88
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Pohon Industri Ternak Kambing .......................................................... 14
2. Pola Aliran Material Rantai Pasok ................................................................. 17
3. Rantai Pasokan Siagian ........................................................................ 18
4. Sistem Nilai ......................................................................................... 20
5. Kerangka Pemikiran Operasional .................................................................. 30
6. Rantai Nilai Generik ............................................................................ 34
7. Struktur Organisasi UD. Harokah Barokah .......................................... 43
8. Rantai Pasok Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah ........................ 47
9. Rantai Nilai Umum Pengolahan Susu Kambing UD. Harokah ............. 48
10. Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing ........................................................ 56
11. Bagan Alur Proses Produksi Snack Candy Ghonam Milk ..................... 65
12. Bagan Alur Proses Produksi Susu Kambiing Pasteurisasi .................... 69
13. Alur Proses Penambahan Nilai Susu Kambing ..................................... 90
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Panduan Wawancara Untuk Peternakan ................................................. 98
2. Panduan Wawancara Untuk Industri Pengolahan Susu Kambing ............ 101
3. Panduan Wawancara Untuk Pemasaran .................................................. 104
4. Panduan Wawancara Untuk Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........... 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang penting bagi
pemenuhan pangan dan gizi masyarakat terutama protein hewani yang
permintaannya terus meningkat. Adanya peningkatan ini terlihat dari rata-rata
konsumsi telur dan susu nasional per kapita per tahun mulai dari tahun 2006
hingga 2010 dengan rata-rata pertumbuhan 39,78 persen untuk telur dan 41,56
untuk susu (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2010).
Populasi ternak di Indonesia dari tahun ketahun terus mengalami
peningkatan seperti terlihat Tabel 1.
Table 1. Populasi Ternak Indonesia Tahun 2008-2012
Sumber : Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2013
POPULASI TERNAK TAHUN 2008 – 2012
(000 ekor) No Jenis Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Ruminansia
- Sapi Potong
- Sapi Perah
- Kerbau
- Kambing
- Domba
12.257
458
1.931
15.147
9.605
12.760
475
1.933
15.815
10.199
13.582
488
2.000
16.620
10.725
14.824
597
1.305
17.483
11.372
15.981
612
1.438
17.906
13.420
2 Non Ruminansia
- Babi
- Kuda
- Kelinci
6.838
393
748
6.975
399
887
7.477
419
834
7.758
416
915
7.900
437
1.075
3 Unggas
- Ayam Buras
- Ayam Ras Petelur
- Ayam Ras Pedaging
- Itik
- Puyuh
- Merpati
243.423
107.955
902.052
39.840
15.147
9.605
249.963
111.418
1.026.379
40.676
15.815
10.199
257.544
105.210
986.872
44.302
16.620
10.725
264.340 110.300
1.041.968
49.392
17.483
11.372
274.564
138.718
1.244.402
44.357
12.234
1.806
2
Tabel 1 menunjukkan bahwa kambing merupakan ternak dengan populasi
terbesar diantara kelompok ruminansia, dimana pada tahun 2012 jumlahnya
sekitar 17.906.000 ekor. Usaha kambing perah merupakan salah satu jenis usaha
pada subsektor peternakan yang mulai mendapat perhatian dan dikembangkan
mengingat potensinya yang besar untuk memenuhi permintaan susu kambing
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Susu kambing merupakan hasil produk utama dari kambing perah, yang
bisa menjadi sumber pendapatan baru dan cukup menjanjikan mengingat harga
susu kambing yang lebih mahal dibandingkan dengan susu dari jenis ternak lain.
Harga susu kambing ditingkat konsumen di luar Jakarta sudah mencapai Rp
20.000-40.000/liter sedangkan harga susu sapi hanya berkisar Rp 4000-5000/liter
(Sodiq dan Abidin, 2008).
Permintaan susu kambing di dalam negeri semakin meningkat,
peningkatan permintaan susu kambing dikarenakan adanya kesadaran masyarakat
akan manfaat susu kambing dan gaya hidup saat ini yang beranjak ke arah gaya
hidup sehat dan alami, sehingga pengobatan alternatifpun mulai gencar dilakukan.
Produk susu kambing maupun olahannya saat ini dikonsumsi sebagai obat untuk
meredakan penyakit tertentu seperti asma, asam urat, anemia, TBC dan lain-lain
(Moeljanto R dan Wiryanta, 2002).
Keunggulan susu kambing perah dibandingkan susu sapi yaitu, susu
kambing mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan bagi
mereka yang alergi mengkonsumsi susu sapi. Perbandingan komposisi kimia
antara susu sapi, susu kambing dan air susu ibu (ASI), kandungan kimia susu
3
kambing memiliki keunggulan dibandingkan susu lainnya, komposisi kimia
tersebut diantaranya kandungan Protein, Kalsium, Magnesium, Natrium, dan
Niacin dimana kandungan kimia tersebut dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Table 2. Perbandingan Komposisi Susu Sapi, Susu Kambing dan Air Susu Ibu per 100
gram
Sumber : US Departement Of Agriculture dalam Abdul Rosyid (2009)
Susu kambing di Indonesia biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar.
Sedangkan di beberapa negara, susu kambing sudah banyak dijual dalam berbagai
bentuk makanan olahan seperti yoghurt dan keju. Sementara itu, di New Zeland
sudah dipasarkan susu kambing dalam bentuk kapsul (Sodiq dan Abidin, 2008).
Susu kambing dalam bentuk segar memiliki sifat mudah rusak yang
disebabkan oleh lingkungan, baik oleh temperatur, bakteri ataupun udara
sekitarnya yang menyebabkan kerugian. Susu kambing memerlukan penanganan
atau perlakuan yang tepat antara lain pengolahan, pengemasan dan pengawetan
untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah sehingga harga susu
tersebut menjadi tinggi. Nilai tambah menyatakan besarnya tambahan manfaat
4
dan keuntungan yang diperoleh setelah proses pengolahan. Semakin besar nilai
tambah maka semakin besar keuntungan yang diperoleh produsen.
UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
peternakan kambing perah dan pengolahan susu kambing yang berdiri sejak tahun
2012. Seiring bertambahnya jumah produksi susu kambing murni, UD. Harokah
Barokah mengalami permasalahan dalam proses pemasaran. Sifat susu yang
mudah rusak menyebabkan UD. Harokah Barokah tidak dapat melayani
permintaan dari luar daerah Bogor, sedangkan permintaan susu kambing lebih
banyak dari luar daerah Bogor. Oleh karena itu perusahaan ini mengolah susu
menjadi produk snack candy Gonam Milk dan susu kambing pasteurisasi untuk
memperpanjang masa simpan susu dan meningkatkan nilai tambah. Sebagai
perusahaan yang baru berdiri, perusahaan ini perlu meningkatkan daya saing
produk susu kambing maupun olahan yang dihasilkan agar mampu bersaing
dengan produk yang telah lebih dulu ada.
Analisis rantai nilai disini memiliki peranan penting pada usaha yang
dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Analisis rantai nilai merupakan analisis
aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar
perusahaan. Nilai berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan produk
setelah diual kepada konsumen. Analisis rantai nilai dapat membantu UD.
Harokah Barokah untuk mengidentifikasi aktivitas dalam rantai nilai yang dapat
menghasilkan nilai dan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan.
Rantai nilai juga menjelaskan kepada siapa saja keuntungan didistribusikan
sehingga mempermudah dalam menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk
5
mengembangkan perusahaan dan memperoleh bagian keuntungan yang lebih baik.
Penelitian analisis rantai nilai ini dilakukan untuk mengetahui siapa saja pelaku
rantai nilai susu kambing dan pada tingkat manakah yang memperoleh
keuntungan terbesar dalam rantai nilai.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah?
2. Bagaimana kondisi rantai nilai pengolahan susu kambing UD. Harokah
Barokah?
3. Berapakah nilai tambah susu kambing di setiap anggota rantai pasok?
4. Pelaku rantai nilai manakah yang memperoleh keuntungan terbesar?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah
2. Menganalisis rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah
Barokah
3. Mengetahui nilai tambah susu kambing di setiap anggota rantai pasok
4. Mengetahui pelaku rantai nilai yang memperoleh keuntungan terbesar
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberi manfaat :
6
1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan
dalam mengambil keputusan dan pengembangan perusahaan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui tentang
rantai nilai pengolahan susu kambing, dan sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya.
3. Bagi peneliti sendiri, menambah wawasan tentang pengolahan susu
kambing dan menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama di bangku
kuliah.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada analisis rantai nilai pengolahan susu kambing
menjadi snack candy Ghonam Milk dan susu kambing pasteurisasi di UD.
Harokah Barokah dan analisis nilai tambah susu kambing pada setiap anggota
rantai pasok.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Kambing
Berdasarkan klasifikasi biologi, kambing digolongkan dalam kerajaan
animalia, filum cordata, kelas kelompok mamalia, ordo Arthodactyla, family
Bovidae, sub famili Caprinae dan genus Capra. Menurut Sodik dan Abidin
(2008), dalam perkembanganya tipe kambing diklasifikasikan berdasarkan produk
utamanya seperti kambing tipe perah, tipe potong, tipe dwiguna (gabungan tipe
potong dan perah) dan kambing tipe bulu.
Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang akrab dengan sistem
usaha tani di pedesaan, hal ini dikarenakan ukuran tubuhnya tidak terlalu besar,
perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak per kelahiran sering
lebih dari satu ekor, jarak antar kelahiran pendek, dan pertumbuhannya cepat.
Selain itu, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan kondisi
agroekosistem suatu tempat. Bahkan di lingkungan yang paling buruk, kambing
masih dapat bertahan hidup (Sarwono, 2002).
2.2. Kambing Peranakan Etawa (PE) dan Kambing Saanen
Terdapat beberapa bangsa kambing di Indonesia yang dikembangkan
sebagai penghasil susu yaitu kambing peranakan etawa (PE) dan kambing Saanen
(Sodiq dan Abidin, 2008 ). Kambing peranakan etawa (PE) dan kambing Saanen
merupakan jenis kambing yang banyak dibudidayakan untuk dijadikan sebagai
sumber penghasil susu, karena kedua jenis kambing tersebut memiliki kualitas
dan kuantitas yang baik sebagai penghasil susu.
8
2.2.1. Kambing Peranakan Etawa (PE)
Kambing peranakan etawa (PE) merupakan hasil persilangan kambing
etawa dari India dengan kambing kacang, yang penampilannya mirip etawa tetapi
lebih kecil. Sebagai kambing peliharaan, kambing PE memiliki dua kegunaan,
yaitu sebgai penghasil susu (perah) dan pedaging. Peranakan yang penampilannya
mirip kambing kacang disebut bligon atau jawa randu. Peranakan ini digunakan
sebagai ternak potong (Mulyono, 2010).
Kambing peranakan etawa (PE) merupakan kambing perah harapan
daerah tropis Indonesia. Kambing lokal ini sangat potensial sebagai penghasil
susu yang sangat tinggi (Sarwono, 2008). Kambing ini cocok untuk diternakkan
sebagai penghasil susu dan daging. Ambingnya besar, putingnya panjang dan
dapat menghasilkan susu 2-3 liter per hari selama masa laktasi, yaitu berkisar 90-
120 hari (Mulyono, 2010).
Menurut pengamatan Balitnak Ciawi – Bogor, kambing PE memiliki
keunggulan seperti tampak pada Tabel 3.
9
Tabel 3. Kinerja produksi kambing PE pada kondisi stasiun percobaan
Sumber: Balitnak, 1997
Ciri khas kambing PE adalah sebagai berikut.
1. Bentuk muka bengkung (cembung, melengkung) dan dagu berjanggut
2. Dibawah leher terdapat gelambir yang tumbuh berawal dari sudut janggut
3. Telinga panjang, lembek, menggantung, dan ujungnya agak berlipat
4. Tanduk berdiri tegak mengarah ke belakang, panjang 6,5-24,5 cm. ujung
tanduk sedikit melingkar
5. Tinggi tubuh 70-90 cm
6. Tubuh besar, pipih, bentuk garis punggung seolah-olah mengombak ke
belakang
No Parameter Kisaran
1 Berat Badan Dewasa
- Jantan
- Betina
45-80 kg
30-50 kg
2 Jumlah Anak Sekelahiran 1-3 ekor
3 Berat Lahir
- Kelahiran tunggal
- Kelahiran kembar
- Anak jantan
- Anak betina
3-5 kg
2-3,5 kg
3-5 kg
2-4,5 kg
4 Masa Laktasi 7-10 bulan atau sejak
menyusui sampai satu
bulan sebelum
melahirkan
5 Produksi Susu
- Harian
1,5-3,7 kg
10
7. Bulu tubuh tampak panjang di bagian leher, pundak, punggung dan paha.
Bulu paha panjang dan tebal
8. Warna bulu ada yang tunggal; putih, hitam, dan cokelat, tetapi jarang
ditemukan. Terbanyak terdiri dari dua atau tiga pola warna, yaitu belang
hitam, belang cokelat, cokelat bertotol-totol putih, putih bertotol cokelat,
dan putih bertotol hitam
2.2.2. Kambing Saanen
Kambing saanen berasal dari lembah Saanen, Swiss bagian barat.
Kambing ini merupakan kambing jenis terbesar di Swiss. Kepekaannya terhadap
sinar matahari menyebabkan kambing ini sulit berkembang di wilayah tropis.
Kambing yang tidak bertanduk ini termasuk tipe dwiguna. Hal ini disebabkan
postur tubuh pejantannya relatif besar, tentu menghasilakn daging yang cukup
banyak jika dipotong dan betinanya bisa menghasilkan susu lebih dari 740 kg
selama 250 hari masa laktasi (Sodiq dan Abidin, 2008).
Kambing saanen dan peranakannya hanya cocok diternakkan di dataran
tinggi dengan ketinggian 1.000 m dpl. Pemeliharaannya dikandang tertutup.
Selain diambil susunya, saanen juga bisa dipelihara sebagai penghasil daging dan
kulit (Mulyono, 2010).
Ciri-ciri kambing saanen adalah sebagai berikut:
1. Kepala kecil dan berbentuk lancip
2. Telinga kecil, pendek, tegak kearah depan dan samping
3. Jantan maupun betina sering tidak bertanduk
11
4. Warna bulu putih, krem pucat dengan bercak hitam pada hidung, telinga,
dan ambing
5. Ambing serta puting besar dan lunak
6. Induk betina sering melahirkan anak kembar dua
2.3. Susu Kambing
Susu kambing adalah cairan putih yang dihasilkan oleh binatang
ruminansia dari jenis kambing-kambingan (Capriane). Bangsa binatang ini mulai
menghasilkan susu dari masa laktasi pertama, yakni kambing mulai mengeluarkan
susu setelah melahirkan untuk pertama kalinya. Dewasa ini penggunaan susu
kambing untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan membantu
penyembuhan berbagai jenis penyakit mulai banyak dilakukan masyarakat.
Bahkan, tidak sedikit kalangan medis yang melakuakan terapi kepada para
pasiennya dengan menggunakan susu kambing (Moeljanto dan Wiryanta, 2002).
Dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing mempunyai kelebihan
dalam komposisi, yakni sangat mendekati komposisi kimiawi air susu ibu (ASI).
Oleh karena itu susu kambing dapat diberikan kepada bayi yang baru lahir atau
berumur kurang dari 1 tahun sebagai pengganti ASI (PASI). Tentunya hal ini
sangat cocok dilakukan oleh ibu yang bermasalah dalam menyusui bayinya.
Beberapa kelebihan susu kambing dibandingkan dengan susu dari binatang
mamalia lainnya sebagai berikut.
1. Mempunyai sifat antiseptic alami dan bisa membantu menekan pembiakan
bakteri dalam tubuh. Hal ini disebabkan adanya fluorine yang kadarnya
10-100 kali lebih besar daripada susu sapi.
12
2. Bersifat basa (alkaline food) sehingga aman bagi tubuh.
3. Proteinnya lembut dan efek laksatifnya ringan, sehingga tidak
menyebabkan diare bagi pengkonsumsinya.
4. Lemaknya mudah dicerna karena mempunya tekstur yang lembut dan
halus, lebih kecil dibandingkan butiran lemak susu sapi atau susu lainnya
dan bersifat homogeny alami. Butiran lemak susu sapi 4,55 μm
(micrometer) dan susu kambing hanya 3,49 μm. Hal ini mempermudah
hati dalam mencernanya sehingga menekan timbulnya reaksi-reaksi alergi.
5. Sodium (Na), plourine (F), calcium (Ca), dan fosfor (P) sebagai elemen
kimia yang dominan serta kandungan nutrisi lainnya, susu kambing
berkhasiat sebagai berikut:
- Membantu pencernaan dan menetralisir asam lambung
- Menyembuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit, saluran napa, dan
pencernaan
- Menyembuhkan berbagai penyakit paru-paru, seperti asma, TBC
(terutama yang sedang dalam proses pengobatan), serta infeksi akut
pada paru-paru
- Menyembuhkan beberapa kelainan ginjal, seperti nepbrotic syndrome,
infeksi-infeksi ginjal, serta asam urat tinggi
- Kandungan calcium (Ca) yang tinggi dapat menyembuhkan rematik dan
mencegah osteoporosis
- Menambah vitalitas dan daya tahan tubuh
13
- Mengatasi masalah impotensi dan gairah seksual, baik pada pria
maupun wanita
2.4. Pohon Industri Susu Kambing
Pohon industri merupakan gambaran diversifikasi produk suatu komoditas
dan turunannya secara skematis. Semakin banyak produk hilir yang bisa
dikembangkan maka komoditas tersebut bisa dikatakan mempunyai nilai tambah
yang tinggi.
Susu kambing merupakan hasil produk utama dari kambing perah yang
dapat menjadi sumber pendapatan melalui usaha kambing perah maupun
olahannya mengingat harga susu kambing yang lebih dibandingkan dengan susu
dari ternak lain mahal . Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, susu kambing juga
diolah menjadi berbagai produk untuk memperpanjang masa simpan susu dan
meningkatkan nilai tambah. Diversifikasi susu kambing antara lain yatu susu
segar, keju, permen, yoghurt, dodol dan kosmetik yang disajikan dalam bentuk
pohon industri pada Gambar 1.
14
KAMBING
Limbah
Kulit Segar
Susu Segar
Hewan Hidup
Daging Segar
Hewan Kurban
Devisa
Kurban
Ekspor
Table Food (Sate, Steak)
Olahan (Abon, Dendeng, Sosis
Susu Segar
Olahan : Keju, Permen, Yoghurt, Dodol, Kosmetik
Kulit Samak Produk Fahion :
Jas kulit, Sepatu
Jeroan (Hati,
Usus, Jantung
Table Food
(gulai)
Tulang
Bahan Baku
Pakan ternak
Kalsium :
Produk
suplemen
makanan
Darah
Kotoran
Ternak
Pupuk Organik/
Kandang
Bahan Baku
Pakan ternak
Kulit Afkir Krupuk, Kulit
Samak:
kerajinan
tangan
Gambar 1. Pohon Industri Ternak Kambing Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sulawesi Selatan, 2012
15
Gambar 1 menunjukkan bahwa alternatif produk yang dapat dihasilkan
dari susu kambing cukup beragam meski tidak sebanyak produk olahan dari susu
sapi. Inovasi pengolahan produk berbasis susu kambing tergolong baru
dikembangkan di Indonesia, umumnya masyarakat Indonesia mengenal susu
kambing sebagai alternatif pengobatan berbagai penyakit dan dikonsumsi dalam
bentuk segar.
UD. Harokah Barokah merepakan perusahaan yang bergerak dibidang
peternakan kambing perah, selain memasarkan susu kambing murni UD. Harokah
Barokah juga mengolah susu kambing menjadi susu kambing pasteurisasi dan
snack candy Ghonam Milk. Pengolahan ini bertujuan untuk memberikan alternatif
produk olahan susu kambing kepada konsumen dan meningkatkan nilai tambah
susu kambing.
2.5. Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok
Menurut Indrajit dan Pranoto (2002), rantai pasokan adalah suatu sistem
tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para
pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang
saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan
pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Model rantai pasokan yaitu suatu
gambaran mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat
membentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Salah satu
faktor kunci untuk mengoptimalkan rantai pasok adalah dengan menciptakan alur
informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata
rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan
16
kepuasan maksimal pada para pelanggan.
Konsep rantai pasok (supply chain) merupakan merupakan konsep baru
dalam menerapkan sistem logistik yang terintegrasi. Konsep tersebut merupakan
mata rantai penyediaan barang dari bahan baku sampai barang jadi (Indrajit dan
Djokoprnoto, 2002 dalam Marimin dan Nurul, 2010). Manajemen rantai pasok
(supply chain management) produk pertanian mewakili manajemen keseluruhan
proses produksi secara keseluruhan dari kegiatan pengolahan, distribusi,
pemasaran, hingga produk yang diinginkan sampai ke tangan konsumen. Jadi,
sistem manajemen rantai pasok dapat didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem
pemasaran terpadu, yang mencakup keterpaduan produk dan pelaku, guna
memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Manajemen rantai pasok produk pertanian berbeda dengan manajemen
rantai pasok produk manfaktur karena: (1) produk pertanian bersifat mudah rusak,
(2) proses penanaman, pertumbuhan dan pemanenan tergantung pada iklim dan
musim, (3) hasil panen memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, (4) produk
pertanian bersifat kamba sehingga sulit untuk ditangani (Austin 1992; Brown
1994 dalam Marimin dan Nurul, 2010). Seluruh faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam desain manajemen rantai pasok produk pertanian karena
kondisi rantai pasok produk pertanian lebih kompleks daripada rantai pasok pada
umumnya. Selain lebih kompleks, manajeman rantai pasok produk pertanian juga
bersifat probabilistik dan dinamis.
Menurut Arnold dan Chapman dalam Marimin dan Nurul, 2010, konsep
rantai pasok terdapat tiga tahapan dalam aliran material. Bahan mentah
17
didistribusikan ke manufaktur membentuk suatu sistem physical supply,
manufaktur mengubah bahan mentah, dan produk jadi didistribusikan kepada
konsumen akhir membentuk suatu sistem physical distribution. Aliran material
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Pola aliran material pada Gambar 2 menunjukkan bahwa bahan mentah
didistribusikan dari pemasok kepada perusahaan yang melakukan pengolahan,
sehingga menjadi barang jadi yang siap didistribusikan kepada pelanggan melalui
distributor. Aliran produk terjadi mulai dari pemasok hingga ke pelanggan,
sedangkan arus balik aliran ini adalah aliran permintaan dan informasi.
Permintaan dari konsumen diterjemahkan oleh distributor dan distributor
menyampaikan kepada perusahaan, selanjutnya perusahaan menyalurkan
informasi tersebut kepada pemasok.
P
E
M A
S
O
K
P
E
L A
N
G
G A
N
PERUSAHAAN SISTEM DISTRIBUSI
Pasokan
Bahan
Baku
Perencanaan Produksi dan
Pengawasan
Distribusi
Produk
ALIRAN PRODUK DAN PELAYANAN
ALIRAN PERMINTAAN DAN INFORMASI
Gambar 2. Pola Aliran Material Rantai Pasok Sumber : Marimin dan Nurul, Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan
Dalam Manajemen Rantai Pasok, 2010
18
Siagian (2005) menyatakan bahwa rantai pasokan berkaitan langsung
dengan siklus bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang dan distribusi
kemudian sampai ke konsumen. Perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing
melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya, dan
kecepatan meraih pasar dengan penekanan pada rantai pasokan. Rantai pasokan
menurut Siagian disajikan pada Gambar 3.
Terdapat dua hal penting dalam manajemen rantai pasokan. Pertama,
manajemen rantai pasokan adalah kolaborasi usaha bersama antar setiap bagian
atau proses dalam siklus produk. Kedua, manajemen rantai pasokan harus
mencakup seluruh kegiatan siklus produk. Ruang lingkup manajemen rantai
pasokan meliputi :
1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang
mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan pelanggan
Gambar 3. Rantai Pasok
Sumber : Siagian, Aplikasi supply Chain Management
dalam Dunia Usaha, 2005
19
termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah
rangkaian dari rantai pasokan.
2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan
barang produksi.
Strategi manajemen rantai pasokan meliputi tidak hanya hal-hal yang
berkaitan dengan internal perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal
eksternal perusahaan diantaranya mencakup keputusan strategis mengenai
jaringan pasokan, yang mencakup keputusan mengenai pemasok mana yang akan
dipilih, pemasok utama mana yang akan dijadikan mitra kerja jangka panjang
dimana akan didirikan lokasi gudang dan pabrik, apakah akan melaksanakan
sendiri kegiatan logistik dan sebagainya.
2.6. Rantai Nilai
Rantai nilai merupakan alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan
lebih banyak nilai pelanggan. Menurut model ini, setiap perusahaan merupakan
sintesa dari kegiatan yang dilakukan untuk merancang, menghasilkan,
memasarkan, memberikan dan mendukung produknya (Kotler dan Keller, 2008).
Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai
dan marjin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas nyata secara fisik dan teknologi
yang dilakukan perusahaan dengan membangun blok dimana perusahaan
menciptakan sebuah produk yang berharga bagi pembelinya. Marjin merupakan
selisih antara nilai total dan biaya kolektif yang dilakukan dari aktivitas nilai.
Marjin dapat diukur dalam berbagai cara. Saluran pemasok dan rantai nilai juga
mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan dalam memahami sumber posisi
20
biaya perusahaan, karena saluran pemasok dan marjin merupakan bagian dari total
biaya yang ditanggung pembeli.
Porter (1994) secara konseptual, mendefinisikan rantai nilai suatu
organisasi (perusahaan) terdiri dari serangkaian aktivitas yang menciptakan dan
membangun “nilai”, dimana rangkaian keseluruhan aktivitas tersebut akan
mencerminkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh suatu organisasi. Rangkaian
rantai nilai produk pertanian mulai dari petani, pengumpul, perusahaan/industri,
pengguna dan konsumen akhir.
Menurut Porter (1994), tujuan dari rangkaian aktivitas ini adalah
menghasilkan produk yang ditawarkan kepada para pelanggan/penggunanya
dengan nilai yang melebihi biaya (cost) untuk menghasilkannya, sehingga
kelebihan nilai tersebut menjadi nilai tambah yang dihasilkan oleh organisasi.
Konsep ini membagi menjadi (1) Aktivitas Utama dan (2) Aktivitas pendukung.
Aktivitas Utama (Primary Activity) adalah aktivitas dalam suatu
perusahaan atau entitas yang terlibat dalam penciptaan fisik produk, pemasaran
Gambar 4. Sistem Nilai
Sumber: Porter, Keunggulan Bersaing, 1994
Rantai Nilai
Penyalur
Rantai
Nilai
Pemasok
Rantai
Nilai
Perusahaa
n
Rantai
Nilai
Pembeli
21
dan transfer ke pembeli serta layanan purna jual. Terdapat beberapa sub aktivitas
yang ditelaah yakni :
1. Logistik Masuk (Inbound Logistics) adalah aktivitas yang menyediakan
input (baik berupa barang dan/atau jasa) bagi perusahaan.
2. Operasi (Operations) adalah pengolahan input menjadi barang jadi atau
jasa.
3. Logistik Keluar (Outbound Logistics) adalah aktivitas menyampaikan
produk kepada pelanggan.
4. Pemasaran dan Penjualan (Marketing and Sales) adalah aktivitas yang
melakukan pemasaran dan penjualan kepada pelanggan.
5. Pelayanan (Service) adalah aktivitas yang memberikan pelayanan terhadap
pelanggan.
Aktivitas Pendukung (Support Activities) adalah aktivitas-aktivitas dalam
suatu perusahaan yang membantu perusahaan tersebut secara keseluruhan dengan
cara menyediakan infrastruktur atau input yang memungkinkan aktivitas –
aktivitas primer dilakukan secara berkelanjutan.
1. Pengadaan (Procurement): aktivitas ini berkaitan dengan dukungan
terhadap penyediaan (barang dan jasa) yang dibutuhkan untuk
menjalankan aktivitas utama.
2. Pengembangan Teknologi (Technology Development): aktivitas ini
merupakan dukungan teknologi untuk menjalankan aktivitas (termasuk di
dalamnya juga teknologi untuk menghasilkan produk, aktivitas pemasaran,
22
proses produksi yang fleksibel, pengelolaan pelanggan dan berbagai upaya
pengembangan teknologi lainnya).
3. Pengelolaan SDM (Human Resource Management): berkaitan dengan
aktivitas rekrutmen, pengangkatan, pelatihan dan pengembangan SDM
yang menjalankan aktivitas utama.
4. Infrastruktur (Infrastructure): berkaitan dengan aktivitas penyediaan
infrastruktur yang diperlukan oleh seluruh bagian di dalam perusahaan,
seperti sistem pengelolaan informasi, manajemen keuangan, dan berbagai
mekanisme perencanaan dan pengendalian.
5. Margin tergantung pada efektivitas suatu organisasi didalam menjalankan
aktivitas-aktivitas utama dan pendukung tersebut secara efisien.
Keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan melakukan penyesuaian/
pengaturan pada rantai nilai sedemikian rupa sehingga kegiatan
menghasilkan produk tersebut dapat (a) dijalankan dengan biaya yang
serendah-rendahnya atau (b) menciptakan produk yang berbeda (ada
diferensiasi) dari yang dihasilkan pesaing.
Analisis rantai nilai merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang
menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Nilai
berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan produk setelah diual
kepada konsumen. Analisis rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami
rantai nilai yang membentuk produk tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut dikaji
untuk mengidentifikasi apakah memberikan nilai bagi produk atau tidak. Jika
aktivitas tersebut memberikan nilai, maka akan terus digunakan dan diperbaiki
23
untuk memaksimalkan nilai. Sebaliknya, jika aktivitas tersebut tidak memberikan
nilai tambah maka harus dihapus.
Analisis rantai nilai (value chain analysis) mengacu pada proses dimana
suatu perusahaan menentukan biaya yang berhubungan aktivitas organisasi dari
pembelian bahan mentah, lalu produksi barang, hingga pemasaran barang
tersebut. VCA bertujuan untuk mengidentifikasi dimana keunggulan biaya rendah
atau kelemahan terjadi disepanjang rantai nilai dari bahan mentah hingga aktivitas
pelayanan pelanggan. VCA memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi
dengan lebih baik kekuatan dan kelemahannya, khususnya ketika dibandingkan
terhadap analisis rantai nilai pesaing dan data mereka sendiri yang dievaluasi dari
waktu ke waktu (David, 2009).
2.7. Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain menggunakan waktu, ruang, keahlian dan suberdaya lainnya yang
menghasilkan sesuatu. Proses adalah rangkaian kegiatan yang saling terkait atau
berinteraksi yang mengubah input menjadi output. Kegiatan ini merupakan
alokasi sumberdaya seperti orang dan materi. Input dan output yang dimaksudkan
mungkin tangible (berwujud) seperti peralatan, bahan atau intangible (tidak
berwujud) seperti energi dan informasi.
Analisis rantai proses akan meguraikan tahapan yang dilalui mulai dari
bahan mentah raw material hingga produk jadi. Penguraian pada bagian ini akan
memberikan informasi dan gambaran lebih rinci mencakup teknologi, mesin,
kapabilitas proses (secara umum), kemampuan SDM dan kondisi yang terkait
24
dengan kelengkapkan faktor kritis dari proses akan diperoleh gambaran kinerja
proses yang dicapai saat ini.
2.8. Nilai Tambah
Menurut Marimin dan Nurul (2010), nilai tambah adalah suatu perubahan
nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses
produksi. Arus peningkatan nilai tambah komoditas pertanian terjadi di setiap
mata rantai pasok dari hulu ke hilir yang berawal dari petani dan berakhir pada
konsumen akhir. Nilai tambah pada setiap anggota rantai pasok berbeda-beda
tergantung dari input dan perlakuan oleh setiap anggota rantai pasok tersebut.
Nilai tambah komoditas pertanian di sektor hulu dapat dilakukan dengan
penyediaan bahan baku yang berkualitas dan berkesinambungan yang melibatkan
para pelaku pada mata rantai pertama, antara lain petani, penyedia sarana
prasarana pertananian, dan penyedia teknologi. Nilai tambah secara kuantitatif
dihitung dari peningkatan produktivitas, sedangkan nilai tambah secara kualitatif
adalah nilai tambah dari meningkatnya kesempatan kerja, pengetahuan dan
keterampilan SDM.
Nilai tambah selanjutnya terjadi pada sektor hilir yang melibatkan industri
pengolahan. Komoditas pertanian yang bersifat perishable (mudah rusak) dan
bulky (kamba) memerlukan penanganan atau perlakuan yang tepat, sehingga
produk pertanian tersebut siap dikonsumsi oleh konsumen. Perlakuan tersebut
antara lain pengolahan, pengemasan, pengawetan dan manajemen mutu untuk
menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah sehingga harga produk
komoditas pertanian menjadi tinggi. Beberapa nilai tambah yang tidak dapat
25
dihitung secara numerik meliputi peluang kerja yang terbuka dengan adanya
indusri pengolahan dan peningkatan keterampilan kerja.
Nilai tambah pada sektor retail adalah keuntungan yang didapat oleh
retailer dalam menjual produk hasil pertanian yang sudah mengalami pengolahan.
Nilai tambah tersebut didapatkan dari beberapa hal antara lain : produk yang
dijual dalam bentuk eceran, kontinuitas persediaan barang, jaminan mutu barang,
dan pelayanan terhadap konsumen.
2.9. Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani
Biaya dalam kegiatan usahatani terdiri dari dua jenis yaitu biaya tetap
(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (fixed cost) adalah
biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang
diperoleh banyak atau sedikit, jadi besarnya biaya tetap tidak tergantung pada
besar kecilnya produksi yang diperoleh. Sedangkan biaya tidak tetap (variabel
cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh
(Soekartawi, 2006).
Menurut Soekartawi (2006), keuntungan atau profit adalah pendapatan
yang diterima oleh seseorang dari penjualan produk barang atau jasa yang
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang
atau jasa tersebut. Pendapatan tunai usahatani adalah selisih antara penerimaan
tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani.
Pendapatan tunai usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dan
pengeluaran tunai usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk
26
menghasilkan uang tunai. Ukuran ini berguna berguna sebagai langkah permulaan
untuk menilai hutang usahatani yang mungkin terjadi.
Menurut Soekartawi (2006), penerimaan usahatani adalah perkalian antara
produksi yang diproleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai
berikut:
TRi = Yi . Pyi
Dimana : TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani
Py = Harga Y
Adapun pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan
semua biaya. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Pd = TR – TC
Dimana : Pd = Pendapatan usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
2.10. Penelitian Terdahulu
Narakusuma (2011), menganalisis rantai nilai produk olahan manggis di
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) serpong, PT. Inti
Kiat Alam (PT. IKA), dan di Kabupaten Purwakarta yaitu di Kecamatan
Wanayasa dan Kecamatan Kiara Pedes.
Tujuan dari penelitian ini yaitu; Pertama, memetakan, menganalisis
permasalahan, dan merumuskan solusi dalam mengatasi permasalahan rantai nilai
27
produk olahan manggis; Kedua, melakukan estimasi nilai tambah produk olahan
manggis yang sudah dikembangkan oleh Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian (BBP Mektan); Ketiga, mengidentifikasi kriteria dominan yang menjadi
kesenjangan terkait nilai tambah produk olahan manggis ditingkat petani;
Keempat, menentukan prioritas produk olahan manggis yang dapat dikembangkan
ditingkat petani.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif. Analisis
rantai nilai produk olahan manggis menggunakan metode survei dan wawancara
mendalam, analisis nilai tambah produk olahan manggis di BBP Mektan
menggunakan analisis nilai tambah Hayami et al (1987), kriteria yang menjadi
kesenjangan dalam penerapan nilai tambah produk olahan manggis ditingkat
petani menggunakan analisis diskriptif skala interval empat, sedangkan untuk
menentukan prioritas produk olahan yang dapat diterapkan ditingkat petani
menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari pemetaan rantai nilai
produk olahan manggis, terdapat enam aktor yang berperan, terdiri dari petani,
pedagang pengumpul, pemasok, BBP Mektan, perusahaan pengolahan manggis
(PT. IKA), dan pemerintah daerah. Kendala utama yang dihadapi PT. IKA adalah
kesulitan dalam mendapatkan buah manggis grade A sebagai bahan baku utama
karena harus berkompetisi dengan eksportir, baik eksportir legal maupun ilegal.
Hasil analisis nilai tambah produk olahan manggis di BBP Mektan, kapsul
herbal kulit sebesar Rp. 153.723,- per Kg manggis, dodol biji sebesar Rp. 72.500,-
per Kg manggis, tepung kulit sebesar Rp. 56.144,- per Kg manggis dan koktail
28
buah manggis sebesar Rp. 18.043,- per Kg manggis. Hasil analisis MPE
menunjukkan produk yang menjadi prioritas dengan nilai tertinggi dan berpotensi
untuk diterapkan ditingkat petani yaitu tepung kulit manggis, disebabkan kondisi
bahan baku yang melimpah, nilai tambah yang besar, kesederhanaan adopsi
teknologi, dan potensi pasar yang luas.
Penelitian lain tentang rantai nilai yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Syibili (2013). Penelitian ini menganalisis rantai nilai komoditas jamur tiram
putih di P4S Nusa Indah Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis kondisi rantai pasokan jamur tiram putih pada P4S Nusa Indah,
mengetahui besarnaya distribusi nilai tambah disepanjang rantai nilai budidaya
jamur tiram putih, dan mengetahui jumlah marjin dan R/C yang diperoleh oleh
para pelaku rantai nilai jamur tiram putih.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anggota rantai pasokan jamur
tiram putih terdiri dari anggota primer (P4S Nusa Indah, pengumpul dan
pengecer) dan anggota skunder (pemasok bahan baku dan kemasan). Aliran rantai
pasokan dimulai dari P4S Nusa Indah, pedagang pengumpul dan terkhir ke
pedagang pengecer. Distribusi nilai tambah yang didapat oleh masing-masing
pelaku dalam rantai adalah : (1) 19,83% untuk P4S Nusa Indah selaku petani; (2)
16,86% yang diperoleh oleh pedagang pengumpul; (3) sebesar 35% yang
diperoleh oleh pedagang pengecer. Besaran margin yang didapat oleh masing-
masing pelaku disepanjang rantai nilai jamur tiram putih yaitu, bagi P4S Nusa
Indah selaku petani mendapatkan margin sebesar Rp. 1.485,. per Kg jamur tiram
putih, pedagang pengumpul mendapatkan margin sebesar Rp. 1.196,. per Kg
29
jamur, sedangkan pedagang pengecer mendapatkan margin sebesar Rp. 3.550,. per
Kg jamur. R/C Ratio (Revenue Cost) yang diperoleh oleh setiap pihak relatif
berimbang, yaitu sebesar 1,23 untuk P4S Nusa Indah, 1,14 untuk pedagang
pengumpul, dan 1,3 untuk pedagang pengecer.
2.11. Kerangka Pemikiran Operasional
UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
peternakan kambing perah. Perusahaan ini juga melakukan pengolahan dan
pengemasan terhadap susu kambing untuk meningkatkan nilai tambah dan
memperpanjang masa simpan susu kambing karena susu kambing mudah rusak,
sementara permintaan susu banyak datang dari luar daerah Bogor.
Penelitian tentang analisis rantai nilai susu kambing ini secara garis besar
terbagi kedalam dua model penelitian yaitu, analisis kualitatif dan kuantitatif. Alur
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dimulai dari mengidentifikasi rantai
pasok dan rantai nilai susu kambing di UD. Harokah Barokah. Langkah
selanjutnya dilakukan analisis diskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis diskriptif
meliputi ranntai pasok, rantai nilai dan proses, sedangkan pada analisis kuantitatif
yaitu menganalisis nilai tambah. Dari hasil analisis diskriptif dan kuantitatif dapat
diketahui nilai tambah pada tingkat peternakan, pengolahan dan pemasaran serta
dapat diketahui pelaku rantai nilai ditingkat mana yang mendapat keuntungan
terbesar.
30
Identifikasi Rantai Nilai
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional
UD. Harokah Barokah
Identifikasi Rantai Pasok
Pelaku Rantai Nilai Yang
Mendapat Keuntungan Terbesar
Analisis Diskriptif
Rantai Pasok
Rantai Nilai
Rantai Proses
Analisis Kuantitatif
Analisi Nilai Tambah
(Pendapatan = TR – TC)
Nilai Tambah
Pemasaran
Nilai Tambah Di
Peternakan
Nilai Tambah Pengolahan
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UD. Harokah yang beralamat di Jl. H. Halimi
Kampung Kopeng RT. 03 RW 05 Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten
Bogor.
Pelaksanaan penelitian dan pengolahan data dilakukan pada bulan April-
Mei 2014.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari objek
penelitian yang diamati, yaitu melalui observasi di lapangan dan wawancara
(interview) dengan pihak perusahaan dan pihak-pihak lain yang terkait dalam
penelitian dengan menggunakan panduan pertanyaan penelitian yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Jenis data primer yang dikumpulkan antara lain yaitu
mengenai rantai pasok susu kambing, rantai nilai dan data-data lain yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Data tersebut meliputi struktur rantai
pasok, produk yang didistribusikan, sistem pembelian/pemasaran, harga beli dan
harga jual produk, jumlah penjualan, biaya-biaya yang dikeluarkan, input bahan
baku, proses pengolahan, teknologi yang digunakan, tenaga kerja, peran lembaga
penunjang, dan gambaran umum lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder
merupakan data penunjang yang diperoleh melalui literatur-leteratur seperti
32
majalah, jurnal, buku-buku dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
pokok penelitian.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu penelitian ilmiah dimaksudkan untuk
bahan atau data yang relevan, akurat dan reliable yang hendak kita teliti. Oleh
karena itu perlu digunakan metode pengumpulan data yang baik dan cocok.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa :
3.3.1. Metode Interview (wawancara)
Soekartawi (2003) menjelaskan bahwa pengertian dari interview atau
wawancara adalah kegiatan mencari bahan (keterangan, pendapat) melalui tanya
jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara dilakukan berdasarkan
daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya sehingga sesuai dengan tujuan
penelitian. Dalam hal ini dipersiapkan terlebih dahulu pertanyaan sebagai
pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan, yang sesuai
dengan situasi ketika wawancara akan dilaksanakan.
3.3.2. Observasi
Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap objek yang terkait dengan penelitian seperti sarana dan prasarana, alat
yang digunakan, bahan baku, proses pengolahan dan output yang dihasilkan.
33
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis data kualitatif menggambarkan
secara deskritif mengenai rantai pasok, ranta nilai, rantai proses, nilai tambah dan
gambaran umum lokasi penelitian. Sedangkan analisis kuantitatif dipergunakan
untuk menganalisis rantai nilai, nilai tambah dan anilisis pendapatan. Alat analisis
data kuantitatif yang digunakan berupa kalkulator, program komputer (Microsoft
Office Exel 2010) dan tabulasi data.
3.4.1. Analisis Rantai Pasok
Analisis rantai pasok susu kambing diamati mulai dari tingkat peternak
hingga konsumen akhir. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi struktur
rantai pasok, mekanisme rantai pasok dan kelembagaan rantai pasok sehingga
akan diketahui lembaga yang terlibat dalam rantai pasok susu kambing, penentuan
harga produk, pendistribusian produk dari peternak ke konsumen akhir, teknologi
yang digunakan, transportasi dan hubungan antar lembaga yang terlibat dalam
rantai pasok.
3.4.2. Analisis Rantai Nilai
Analisis rantai nilai digunakan untuk mengetahui kondisi rantai nilai
produk olahan susu kambing. Pola rantai nilai dari produk olahan susu kambing
dipetakan menggunakan metode survei dan wawancara mendalam terhadap
pelaku rantai nilai pengolahan susu kambing. Setelah diperoleh gambaran tentang
kondisi ratai nilai, data-data tersebut kemudian dianalisis secara diskriptif untuk
34
menjelaskan kondisi rantai nilai serta melihat dari kapasitas dan kapabilitas dari
perusahaan untuk membentuk suatu rantai nilai terhadap produk susu kambing
berdasarkan dua aktivitas nilai yaitu : Aktivitas utama dan Aktivitas pendukung.
Analisis pada aktivitas utama mencakup logistik masuk, operasi, logistik
keluar, pemasaran dan penjualan serta pelayanan. Aktivitas utama menjelaskan
bagaimana penyediaan bahan baku susu kambing di pengolahan dan darimana
bahan baku tersebut didapatkan, kemudian dijelaskan bagaimana bahan baku susu
kambing tersebut diolah menjadi produk akhir, bagaimana pendistribusian dan
pemasaran produk olahan susu kambing tersebut ke konsumen akhir serta
pelayanan seperti apa yang diberikan oleh pemasar kepada konsumen akhir.
Aktivitas pendukung adalah aktivitas-aktivitas dalam suatu perusahaan
yang membantu perusahaan tersebut secara keseluruhan dengan menyediakan
infrastruktur atau input yang memungkinkan aktivitas utama berjalan dengan baik
dan berkelanjutan. Aktivitas ini mencakup ketersediaan infrastruktur, sumber daya
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen Sumberdaya Manusia
Pengembangan Teknologi
Pembelian
Logistik
ke DalamOperasi
Logistik ke
Luar
Pemasaran
&
Penjualan
Pelayanan
Marg
in
Marg
in
Aktivitas Utama
Aktivita
s
Pe
nd
uku
ng
Gambar 6. Rantai Nilai Generik
Sumber: Porter, Keunggulan Bersaing, 1994
35
manusia, pengemabangan teknologi dan pengadaan yang dibutuhkan untuk
menjalankan aktivitas utama.
3.4.3. Analisis Proses
Melalui analisis proses akan diuraikan tahapan yang dilalui mulai dari
bahan baku susu kambing segar hingga menjadi produk olahan susu kambing di
UD. Harokah Barokah. Penguraian pada bagian ini berdasarkan hasil wawancara
dan observasi sehingga diperoleh informasi dan gambaran lebih rinci mencakup
bahan baku utama dan bahan baku penunjang, teknologi, mesin, kapabilitas proses
(secara umum), dan kemampuan SDM. Dengan kelengkapkan faktor kritis dari
proses akan diperoleh gambaran kinerja proses yang dicapai saat ini.
3.4.4. Analisis Nilai Tambah
Menurut Marimin dan Nurul (2010), nilai tambah adalah suatu perubahan
nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses
produksi. Arus peningkatan nilai tambah komoditas pertanian terjadi di setiap
mata rantai pasok dari hulu ke hilir yang berawal dari petani dan berakhir pada
konsumen akhir. Nilai tambah pada setiap anggota rantai pasok berbeda-beda
tergantung dari input dan perlakuan oleh setiap anggota rantai pasok tersebut.
Nilai tambah susu kambing yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu nilai
tambah di tingkat peternak, pengolahan dan pemasaran. Nilai tambah tersebut
dihitung menggunakan metode analisis biaya dan pendapatan.
36
Menurut Soekartawi (2006), penerimaan usahatani adalah perkalian antara
produksi yang diproleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai
berikut:
TRi = Yi . Pyi
Dimana : TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani
Py = Harga Y
Adapun pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan
semua biaya. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Pd = TR – TC
Dimana : Pd = Pendapatan usaha
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
3.5. Definisi Operasional
Nazir (2005) menyatakan definisi perasional adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga
merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan
37
yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan
atau penyaluran barang tersebut.
2. Rantai nilai merupakan alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan
lebih banyak nilai pelanggan.
3. Analisis rantai nilai (value chain analysis-VCA) mengacu pada proses
dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang berhubungan aktivitas
organisasi dari pembelian bahan mentah, lalu produksi barang, hingga
pemasaran barang tersebut.
4. Proses akan meguraikan tahapan yang dilalui mulai dari bahan mentah raw
material hingga produk jadi.
5. Nilai tambah adalah suatu perubahan nilai yang terjadi karena adanya
perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi.
6. Keuntungan pemasaran (Rp/kg) adalah selisish antara biaya jual dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemasaran.
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Profil Perusahaan
4.1.1. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan
UD. Harokah Barokah merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang peternakan susu kambing dan produk olahnnya. Perusahaan ini didirikan
pada bulan Agustus tahun 2012 oleh H. Sirojudin Hasan Basri. Beliau adalah
pimpinan sekaligus pemilik dari UD. Harokah Barokah dan hingga saat ini
perusahaan tersebut masih dikelola sendiri oleh H. Sirojudin Hasan Basri dengan
dibantu beberapa karyawan.
Sebelum menjalankan usaha kambing perah, UD. Harokah Barokah
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perikanan ikan patin dan lele.
Berawal dari ide pemilik perusahaan yang bekerja dibagian marketing salah satu
perusahaan Sari Kurma untuk memanfaatkan ampas sari kurma tersebut menjadi
pakan ikan pada perikanannya, dengan formulasi yang dirancang sendiri oleh
pemilik perusahaan. Setelah kurun waktu tiga bulan, ikan dipanen dan ternyata
hasil produksi perikanan tidak sesuai yang diharapkan. Setelah di amati formulasi
pakan ikan yang bahan bakunya ampas kurma, telur, dan ayam tiren tidak cocok
untuk dijadikan pakan lele dan patin. Berdasarkan informasi dari teman pemilik
perusahaan, ampas kurma lebih cocok dijadikan sebagai pakan ternak kambing
perah karena dinilai memiliki kandungan karbohidrat yang dibutuhkan oleh
kambing perah. Maka pemilik perusahaan memutuskan untuk beralih jenis usaha
dari perikanan menjadi peternakan kambing perah.
39
Pada awal berdirinya di tahun 2012, peternakan kambing perah UD.
Harokah Barokah memiliki 29 ekor kambing jenis PE (peranakan ettawa) yang
terdiri dari 21 ekor kambing betina yang siap perah, 2 ekor kambing jantan dan 6
ekor anakan kambing. Pemilik mengeluarkan biaya sekitar enam puluh juta rupiah
untuk membeli sejumlah kambing tersebut dari perternak di walayah Bogor.
Usaha peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah terus mengalami
perkembangan, dan hingga saat ini jumlah kambing yang dibudidayakan sebanyak
130 ekor.
Seiring bertambahnya jumlah produksi susu kambing murni, UD. Harokah
Barokah mengalami beberapa permasalahan dalam proses pemasaran. Sifat susu
yang mudah rusak menyebabkan UD. Harokah Barokah tidak dapat melayani
permintaan dari luar daerah, sedangkan permintaan susu kambing lebih banyak
dari luar daerah Bogor. Oleh karena itu, pada Januari 2014 pemilik perusahaan
berinisiatf untuk mengolah susu kambing menjadi snack olahan dengan bahan
baku susu kambing yang diberi merek snack candy Ghonam Milk.
4.1.2. Visi dan Misi UD. Harokah Barokah
a. Visi
1. Menjadi perusahaan peternakan dan pengolahan susu kambing yang
terintegrasi
2. Mengenalkan manfaat yang terkandung dalam susu kambing
b. Misi
1. Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui usaha peternakan
dan pengolahan susu kambing
40
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menyebarkan manfaat
susu kambing
3. Berinovasi menciptakan produk olahan susu kambing
4.1.3. Lokasi UD. Harokah Barokah
Lokasi UD. Harokah Barokah berada di Jl. H. Halimi Kampung Kopeng
RT. 03 RW 05 Desa Cipelang. Desa Cipelang terletak di wilayah Kecamatan
Cijeruk Kabupaten Bogor yang memiliki luas wilayah 645,5 Ha. Desa ini
berbatasan dengan Desa Tanjung sari dan Cipucung di sebelah Utara, Desa
Cibalung di sebelah timur, Desa Cijeruk dan Desa Warung Menteng di sebelah
selatan dan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak di sebelah barat.
UD. Harokah Barokah berdiri di atas lahan seluas ± 2000 m², dengan
rincian 1500 m² lahan milik pribadi dan 500 m² sewa. Lahan tersebut digunakan
untuk kandang ternak, restoran olahan kambing, pabrik pengolahan susu kambing
dan rumah dari pemilik perusahaan juga termasuk didalamnya.
4.2. Bidang Usaha UD. Harokah Barokah
4.2.1. Usaha Peternakan Kambing Perah
Usaha kambing perah di UD. Harokah Barokah berdiri diatas lahan seluas
± 1500 m² yang merupakan lahan pribadi dari pemilik perusahaan. Peternakan
yang berdiri sejak tahun 2012 tersebut telah mengalami perkembangan yang
cukup pesat dari saat pertama kali didirikan, dilihat dari jumlah kambing yang
dibudidayakan, dimana pada awal berdirinya peternakan tersebut hanya memiliki
29 kambing. Sedangkan saat ini telah dibudidayakan sebanyak 130 kambing.
41
Kambing yang dibudidayakan di peternakan ini merupakan jenis
peranakan etawa (PE), dengan pertimbangan bahwa kambing PE merupakan
kambing dengan dwifungsi yaitu selain sebagai kambing perah dengan kualitas
susu yang bagus, kambing PE juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak pedaging.
Pemerahan susu kambing dilakukan setiap pagi jam 07.00 dan sore hari
pada jam 15.30, satu ekor kambing di UD. Harokah Barokah rata-rata
menghasilkan 650 ml susu setiap kali pemerahan pagi dan sore hari dengan
jumlah kambing yang siap perah sebanyak 39 ekor. Jumlah produksi tersebut
dapat berkurang bila pakan tambahan yang diberikan seperti konsentrat tidak
mencukupi kebutuhan ternak. Sedangkan produksi susu dapat meningkat bila
pemerahan dilakukan 2-3 hari setelah kambing melahirkan. Susu kambing yang
telah diperah kemudian dikemas menggunakan kantong plastik berukuran 200 ml
dan susu siap dipasarkan ke beberapa distributor dari UD. Harokah Barokah.
Pendapatan peternakan UD. Harokah Barokah selain dari penjualan susu
kambing juga dari penjualan induk afkir. Induk afkir ini merupakan induk
kambing yang produktivitas susunya sudah menurun, sehingga tidak bagus untuk
dijadikan kambing perah. Induk kambing afkir umumnya dimanfaatkan sebagai
kambing potong. Sedangkan usia rata-rata kambing afkir yaitu 4-5 tahun.
Induk kambing afkir di UD. Harokah Barokah dijual kepada tengkulak,
kemudian induk kambing afkir tersebut dijual kembali oleh ke pasar ternak. Harga
induk kambing afkir lebih rendah dari kambing yang masih dara atau kambing
yang masih produktif menghasilkan susu, harga kambing afkir berkisar antara Rp.
1.000.000 – Rp. 1.500.00 per ekor.
42
4.2.2. Usaha Pengolahan Susu Kambing
UD. Harokah Barokah juga mengolah susu kambing yang diproduksi
menjadi makanan ringan yang bermerek snack candy Ghonam Milk. Usaha
pengolahan susu kambing ini mulai dijalankan sejak bulan Januari 2014.
Pengolahan susu kambing ini dilakukan untuk memperpanjang masa simpan susu
juga untuk menghasilkan nilai tambah pada susu kambing.
UD. Harokah Barokah memasarkan snack candy Ghonam Milk ke agen
atau distributor yang telah bermitra degan UD. Harokah Baroakah dan ke restoran
olahan kambing yang juga merupakan salah satu unit usaha yang yang dijalankan
oleh UD. Harokah Barokah. Respon konsumen terhadap produk olahan susu
kambing snack candy Ghonam Milk cukup baik yang berdampak terhadap voleme
penjualan produk. Berdasarkan data penjualan perusahaan, saan ini UD. Harokah
Barokah dapat menjual sebanyak 30 karton snack candy Ghonam Milk dimana
satu karton berisi 30 kotak snack candy Ghonam Milk.
4.2.3. Restoran Olahan Kambing
Sesuai dengan visi dari UD. Harokah Barokah yaitu menjadi perusahaan
peternakan dan pengolahan susu kambing yang terintegrasi, restoran olahan
kambing didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk olahan
dari kambing. Restoran ini menyediakan berbagai makanan dan minuman yang
terbuat dari daging kambing maupun susu kambing, selain itu, restoran ini juga
menjual susu kambing murni dalam kemasan dan produk olahan susu kambing
snack candy Ghonam Milk.
43
Susu kamabing yang digunakan di restoran ini diambil langsung dari
peternakan kambing perah di UD. Harokah Barokah, namun untuk daging
kambing restoran ini masih membeli dari pasar di wilayah setempat untuk
memenuhi kebutuhannya, mengingat makanan seperti sate kambing kambing
menggunakan daging kambing muda sebagai bahan bakunya, sedangkan anak
kambing di UD. Harokah Barokah dipersiapkan untuk peternakan kambing perah.
4.3. Struktur Organisasi
Stuktur organisasi UD. Harokah Barokah masih tergolong sederhana,
namun telah mencakup seluruh akivitas yang ada di UD. Harokah Barokah.
Manajemen perusahaan dipimpin langsung oleh pemilik perusahaan namun
disetiap jenis usaha yang dijalankan terdapat penanggung jawab yang memiliki
kompetensi dibidangnya masing-masing. Penanggung jawab tersebut membawahi
beberapa karyawan yang telah memiliki tugas masing-masing.
Gambar 7. Struktur Organisasi UD. Harokah Barokah
Pimpinan Perusahaan
H. Sirojudin Hasan B. Lc. MEI
Penanggung Jawab
Peternakan
Ismail
Keuangan
Penanggung Jawab
Pengolahan
Bapak Ponco
Penanggung Jawab
Restoran
Ibu Lala
Produksi
Keuangan
Produksi
Keuangan
Produksi
44
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Rantai Pasok Susu Kambing
Rantai pasokan susu kambing di UD. Harokah Barokah cukup sederhana,
dimana tidak banyak anggota yang terlibat dalam proses pendistribusian susu
kambing dari peternak hingga sampai ke konsumen. Anggota – anggota yang
terlibat ini memiliki perannnya masing – masing dalam rantai pasok susu
kambing. Anggota rantai pasok susu kambing yaitu :
1. Peternakan Kambing Peraah UD. UD. Harokah Barokah
Peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah berdiri sejak tahun 2012
telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari saat pertama kali
didirikan dilihat dari jumlah kambing yang dibudidayakan, dimana pada
awal berdirinya peternakan tersebut hanya memiliki 29 kambing
sedangkan saat ini telah dibudidayakan sebanyak 130 kambing.
Kambing yang dibudidayakan di peternakan ini merupakan jenis
peranakan etawa (PE), dengan pertimbangan bahwa kambing PE
merupakan kambing dengan dwifungsi yaitu selain sebagai kambing perah
dengan kualitas susu yang bagus, kambing PE juga dapat dimanfaatkan
sebagai ternak pedaging.
Pemerahan susu kambing dilakukan setiap pagi jam 07.00 dan sore hari
pada jam 15.30, satu ekor kambing di UD. Harokah Barokah rata-rata
menghasilkan 650 ml susu setiap kali pemerahan pagi dan sore hari
dengan jumlah kambing yang siap perah sebanyak 39 ekor atau sekitar 50
45
liter per hari. Jumlah produksi tersebut dapat berkurang bila pakan
tambahan yang diberikan seperti konsentrat tidak mencukupi kebutuhan
ternak. Sedangkan produksi susu dapat meningkat bila pemerahan
dilakukan 2-3 hari setelah kambing melahirkan.
Susu kambing yang telah diperah kemudian dikemas menggunakan
kantong plastik berukuran 200 ml. Susu hasil produksi tersebut
didistribusikan ke tiga saluran pemasaran yaitu restoran olahan kambing,
industri pengolahan susu kambing dan distributor atau agen susu kambing.
Susu kambing murni dijual ke restoran olahan kambing dan industri
pengolahan susu kambing seharga Rp. 20.000 per per liter, sedangkan ke
distributor susu dijual seharga Rp. 32.500. Perbedaan harga ini
dipengaruhi biaya pengemasan, susu yang dijual ke distributor telah
dikemas menggunakan plastik ukuran 200 ml dan deberi label dan merek.
Sistem pembelian susu kambing di peternakan UD. Harokah Barokah yaitu
distributor melakukan pemesanan terlebih dahulu kepada UD. Harokah
Barokah, kemudian UD. Harokah megirim susu tersebut ke distributor dan
pembayaran dilakukan dengan cara tunai.
2. Restoran Olahan Kambing
Restoran ini merupakan salah satu unit usaha dari UD. Harokah Barokah
yang lokasinya tidak jauh dari Peternakan kambing perah UD. Harokah
Barokah sehingga tidak memerlukan alat transportasi dan biaya untuk
pengiriman. Restoran ini membeli susu kambing murni sebelum dikemas.
Susu kambing disajikan dalam keadaan segar dan diolah menjadi susu
46
pasteurisasi. Susu kambing pasteurisasi dijual dengan harga Rp. 10.000
per gelas. Kebutuhan susu kambing di restoran ini sekitar tiga liter setiap
harinya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
3. Industri Pengolahan Susu Kambing
Industri Pengolahan Susu Kambing susu kambing ini juga merupakan
salah satu unit usaha dari UD. Harokah Barokah, disini susu kambing
diolah menjadi snack candy Ghonam Milk yaitu makanan ringan berbentuk
permen dengan bahan baku utama susu kambing. Usaha pengolahan susu
kambing ini memerlukan sekitar 40 liter susu kambing setiap harinya
untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk. Setelah melalui proses
pengolahan snack candy Ghonam Milk dan pengemasan menggunakan
iner atau kotak kecil dimana per kotak berisi sepuluh buah snack candy
Ghonam Milk, setelah itu kotak tersebut dikemas lagi menggunakan kardus
dimana satu kardus berisi 30 iner snack candy Ghonam Milk. Setelah itu
produk tersebut didistribusikan ke restoran olahan kambing dan distributor
yang telah bekerjasama dengan UD. Harokah barokah dengan harga Rp.
12.000 Per kotak, kemudian agen memasarkan produk tersebut ke
konsumen. Pendistribusian susu kambing ke distributor dilakukan
menggunakan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat.
4. Distributor Susu Kambing
Susu kambing hasil produksi peternakan UD. Harokah Barokah
didistribusikan ke agen atau distributor susu dalam bentuk segar. Setelah
diperah susu kambing dikemas kedalam plastik berukuran 200 ml lalu
47
diberi label atau merk kemudian didistribusikan ke distributor. Pada
tingkat agen tidak ada pelakuan khusus yang dilakukan, agen hanya
melakukan penyimpanan terhadap susu setelah itu agen menjual susu
tersebut ke konsumen. Harga susu kambing dengan ukuran 200 ml di
tingkat agen sebesar Rp. 10.000. Pendistribuasian susu kambing dilakukan
setiap dua minggu dengan jumlah 40 liter pada setiap pengiriman.
Pendistribusian susu kambing ke distributor dilakukan menggunakan
kendaraan bermotor roda dua atau roda empat.
Pola aliran rantai pasok susu kambing pada UD. Harokah Barokah secara
sistematis dapat dilihat pada Gambar 8.
5.2. Analisis Rantai Nilai
Rantai nilai adalah model yang digunakan untuk membantu menganalisis
aktivitas-aktivitas spesifik yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan
kompetitif bagi organisasi. Analisis rantai nilai memperlihatkan organisasi
Peternak
Restoran
Pengolahan
Susu
Distributor
Snack
Konsumen
Gambar 8. Rantai Pasok Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah Sumber : Data Perusahaan UD. Haroakah Barokah (diolah)
Distributor
Susu
48
sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan penciptaan nilai.
Analisis dilakukan dengan cara mempelajari potensi penciptaan nilai. Aktivitas
dalam rantai nilai terbagi menjadi dua kategori yaitu, aktivitas utama dan aktivitas
pendukung. Pada aktivitas utama akan dikaji dari sisi pengadaan bahan baku,
operasi, dan pemasaran. Adapun aktivitas pendukung terdiri dari penyiapan
infrastruktur penunjang industri, pengembangan sumber daya manusia,
pengembangan teknologi dan pengadaan. Tahapan rantai nilai pengolahan susu
kambing di UD. Harokah Barokah secara umum dapat dilihat pada Gambar 9.
Rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah UD.
Harokah Barokah pada Gambar 9 menunjukkan tahapan rantai nilai, pelaku-
VC STAGES
Operator
Supporter
Anabler
Penyuluh
Lapangan
Penyedia
Susu
Pengolahan Penjualan Konsumen
Peternakan
Kambing
Disributor Konsumen
Gambar 9. Rantai Nilai Umum Pengolahan Susu Kambing UD. Harokah
Barokah Sumber : Data Perusahaan UD. Haroakah Barokah (diolah)
Susu Kambing
Pasteurisasi
Industri
Pengolahan
Snack Candy
Ghonam Milk
Restoran Konsumen
Dinas
Peternakan
Kab. Bogor
49
pelaku dalam setiap tahapan, serta lembaga pendukung langsung (supporter) dan
lembaga pendukung tidak langsung (enabler) dalam berbagai tahapan tersebut.
Pelaku yang terlibat dalam tahapan rantai nilai pengolahan susu kambing
di UD. Harokah Barokah yaitu, peternak kambing sebagai penyedia bahan baku
susu kambing, Industri pengolahan susu kambing dan restoran olahan kambing
yang mengolah susu kambing menjadi susu pateurisasi dan snack candy Ghonam
Milk, serta restoran dan distributor yang memasarkan produk olahan susu
kambing tersebut ke konsumen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, terdapat
lembaga pendukung langsung (supporter) dan lembaga pendukung tidak langsung
(enabler) pada tingkat penyedia bahan baku, peternakan UD. Harokah Barokah
memperoleh sosialisasi mengenai pengobatan dan obat-obat baru untuk ternak
kambing dari Dinas Peternakan Kabupaten Bogor melalui penyuluh lapangan.
Sedangkan untuk mempelajari budidaya kambing perah, peternakan ini
melakukan secara autodidak dan mengandalkan tenaga kerja berpengalaman
dalam menjalankan usahanya. Industri pengolahan susu kambing tidak mendapat
dukungan langsung maupun tidak langsung dari lembaga penunjang terkait baik
dalam bentuk pelatihan maupun permodalan. SDM di Industri pengolahan
dibimbing oleh tenaga ahli yang juga merupakan kepala bagian produksi,
sementara untuk menjalankan usaha ini pemilik UD. Harokah Barokah masih
menggunakan modal pribadi, perusahaan tidak mendapat bantuan permodalan dari
lembaga keuangan. Sedangkan untuk memasarkan produknya perusahaan ini
bekerjasama dengan distributor susu kambing dan produk – produk herbal.
50
Ketersediaan lembaga pendukung seperti lembaga keuangan diperlukan
dalam usaha peternakan maupun industri pengolahan susu kambing, dengan
tersedianya modal UD. Harokah Barokah sebagai pelaku usaha dapat
mengembangkan usahanya. Pengembangan SDM di peternakan dan industri
pengolahan juga diperlukan guna menambah pengetahuan tentang teknik
budidaya, teknologi dan inovasi produk olahan susu kambing. Pengembangan
SDM ini bisa didapat melalui pelatihan yang diadakan oleh Dinas Peternakan
instansi terkait lainnya. Industri pengolahan susu kambing juga perlu
meningkatkan promosi produk dengan memanfaatkan media internet dan
mengikuti pameran – pameran untuk mengedukasi masyarakat mengenai produk
olahan susu kambing dan memperluas pangsa pasar.
Penjelasan mengenai aktivitas terkait dalam rantai nilai pengolahan susu
kambing ditunjukkan dalam Tabel 4.
51
Tabel 4. Penjelasan Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing (Aktivitas Utama)
Komoditas Susu Kambing
Perusahaan
UD. Haroakah Barokah
Aktivitas Utama Logistik Masuk Operasi Logistik Keluar Pemasaran, Penjualan dan
Pelayanan
- Penyediaan bahan
baku susu kambing
oleh peternakan UD.
Harokah Barokah - Transportasi
pengiriman bahan
baku susu kambing ke
Industri Pengolahan susu kambing
- Pengolahan susu
kambing menjadi
snack candy Ghonam
Milk - Pengemasan snack
candy Ghonam Milk
- Pengolahan susu
kambing menjadi
susu pasteurisasi
- Distribusi produk
hasil olahan susu
kambing snack
candy Ghonam Milk
- Produk hasil oalahan susu kambing
snack candy Ghonam Milk
dipasarkan melalui restoran olahan
susu kambing milik UD. Harokah Barokah selain itu juga dipasarkan
melalui agen yang telah bermitra
dengan UD. Harokah Barokah
- Produk hasil olahan susu kambing snack candy Ghonam Milk
dipasarkan dalam kemasan
kardus, satu kardus berisi 30 kotak
kecil atau iner, dan satu kotak berisi satu 10 buah snack candy
Ghonam Milk
- Susu pasteurisasi dipasarkan di
restoran olahan kambing - Susu pasteurisasi disajikan dalam
gelas dengan ukuran 200ml
52
Tabel 5. Penjelasan Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing (Aktivitas Pendukung)
Komoditas
Susu Kambing
Perusahaan
UD. Harokah Barokah
Aktivitas Pendukung Logistik Masuk Operasi Logistik Keluar Pemasaran, Penjualan
dan Pelayanan
Infrastruktur - Akses jalan dari dan menuju UD. Harokah
Barokah sudah cukup
memadai
- Kandang kambing yang memadai
- Alat-alat perlengkapan
pemerahan susu
kambing
- Alat penyiapan susu kambing sebagai bahan
baku seperti ember dan
penyarinagan
- Berbagai macam alat yang digunakan untuk
memproduksi snack candy
Ghonam Milk seperti
penggorengan, cetakan, termometer dll.
- Gedung yang berfungsi
sebagai tempat
memproduksi snack candy Ghonam Milk
- Berbagai alat yang dapat
digunakan untuk membuat
susu pateurisasi
- Terdapat sarana transportasi dan akses
jalan yang cukup
memadai untuk
mendistribusikan snack candy Ghonam
Milk dari lokasi
perusahaan ke daerah lain
- Terdapat sarana komunikasi dan
teknologi informasi
yang memadai unruk
memsarkan snack candy Ghonam Milk
- Terdapat agen yang
merupakan mitra dari
UD. Harokah Barokah di kota yang
memasarkan snack
candy Ghonam Milk
- Terdapat restoran untuk
menjual susu kambing
pateurisasi
Sumber Daya Manusia - Penjual ternak
- Penyedia pakan ternak
- Tenaga kerja untuk
memproduksi susu
kambing
- Tenaga kerja pada bagian
produksi snack candy
Ghonam Milk dilatih langsung oleh tenaga ahli
yang juga merupakan
formulator snack candy
Pendistribusian produk
olahan susu kambing
snack candy Ghonam Milk menggunakan
kendaraan bermotor
roda 2 atau roda 4
- Produk olahan susu
kambing snack candy
Ghonam Milk dipasarkan melalui
restoran dan agen mitra
UD. Harokah Barokah
53
Komoditas
Susu Kambing
Perusahaan
UD. Harokah Barokah
Aktivitas Pendukung Logistik Masuk Operasi Logistik Keluar Pemasaran, Penjualan
dan Pelayanan
- Tenaga kerja yang
membuat formula
snack candy Ghonam Milk
- Tenaga kerja yang
mengolah dan
mengemas snack candy Ghonam Milk
- Jenis kelamin tenaga
kerja kombinasi antara
pria dan wanita - Tingkat pendidikan
tenaga kerja bervariasi
dari SD hingga SMA
- Tenaga kerja yang
mengolah susu kambing menjadi
snack candy Ghonam
Milk adalah masyarakat sekitar
perusahaan
- Tenaga kerja yang mengolah susu
kambing pateurisasi
Ghonam Milk
- Tenaga kerja memiliki
kemampuan masing-masing dalam pengolahan
- Tenaga kerja di restoran
memiliki kemampuan
mengolah susu kambing pateurisasi
- SDM dibagian
pemasaran telah
memiliki pengetahuan tentang produk yang
dipasarkan
- Susu kambing
pateurisasi di restoran disajikan oleh SDM
yang khusus melayani
para tamu
54
Komoditas
Susu Kambing
Perusahaan
UD. Harokah Barokah
Aktivitas Pendukung Logistik Masuk Operasi Logistik Keluar Pemasaran, Penjualan
dan Pelayanan
Pengembangan Teknologi - Teknologi yang
digunakan dalam pembuatan produk
olahan susu kambing
menjadi snack candy
Ghonam Milk masih sederhana
- Teknologi yang
digunakan untuk
membuat susu kambing pateurisasi
juga masih tergolong
sederhana
- Pengoalahan susu kambing
menjadi snack candy Ghonam Milk masih
banyak menggunakan
tenaga manusia
- Adanya tenaga ahli yang melatih dan mengawasi
proses pengolahan susu
kambing menjadi snack
candy Ghonam Milk - Alat yang digunakan untuk
membuat susu kambing
pateurisasi
- Adanya alat
telekomunikasi yang dapat membantu
dalam peroses
pemesanan dan
pendistribusian produk olahan susu
kambing.
- Transportasi yang
digunakan untuk mendistribusikan
produk olahan susu
kambing yaitu kendaraan roda 2 atau
roda 4
- Komunikasi antar
perusahaan, agen dan konsumen bisa melalui
jaringan telepon
- Teknologi yang
digunakan dalam pemasaran yaitu
komputer/laptop untuk
mencatat data penjualan
dll. - Alat yang digunakan
dalam pemasaran dan
pelayanan susu
kambing pateurisasi di retoran yaitu sendok,
gelas dan nampan
Pengadaan - Bahan baku susu
kambing yang
digunakan untuk
membuat snack candy
Ghonam Milk dan susu pateurisasi diperoleh
dari peternakan UD.
- Bahan baku pendukung
untuk memproduksi snack
candy Ghonam Milk dan
susu kambing pateurisasi
didapat dari wilayah Bogor dan sekitarnya
- Kebutuhan
transportasi untuk
pendistribusian
produk sudah
memadai
- Ketersediaan produk
olahan susu kambing
snack candy Ghonam
Milk dan susu
pateurisasi sudah mencukupi permintaan
konsumen
55
Komoditas
Susu Kambing
Perusahaan
UD. Harokah Barokah
Aktivitas Pendukung Logistik Masuk Operasi Logistik Keluar Pemasaran, Penjualan
dan Pelayanan
Harokah Barokah
- Alat atau mesin yang
digunakan untuk
memproduksi produk
olahan susu kambing didapat dari wilayah
Bogor dan sekitarnya
56
Setelah dijelaskan kondisi rantai nilai, maka dilakukan analisis rantai nilai.
Analisis dilakukan terhadap tahapan proses penting dalam usaha pengolahan susu
kambing. Uraian proses tersebut dianalisis untuk melihat seberapa pentingnya
sumber daya, teknologi dan kapabilitas tersebut dalam membentuk kemampuan
bersaing perusahaan. Analisis tersebut ditunjukkan dalam Gambar 10.
Gambar 10. Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing Sumber : Data UD. Harokah Barokah (diolah)
PETERNAK INDUSTRI
PENGOLAHAN
JALAUR
DISTRIBUSI
DISTRIBUTOR
AKTIVITAS
PENUNJANG
AKTIVITAS
UTAMA
INFRASTRUKTUR UD. HAROKAH BAROKAH
(Kandang dan akses jalan menuju lokasi memadai)
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
(SDM di pengolahan dilatih oleh tenaga ahli sehingga memiliki
kemampuan yang dibutuhkan untuk pengolahan snack candy)
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
(Alat yang digunakan untuk produksi masih semi modern dan masih
banyak menggunakan tenaga manusia)
PENGADAAN
(Bahan baku utama susu didapat dari peternakan UD. Harokah
Barokah dan bahan baku pendukung dari daerah Bogor)
LOGISTIK
MASUK
OPERASI LOGISTIK
KELUAR
PEMASARAN
MARGIN
MARGIN
PENGADAAN
BAHAN BAKU
PEMERAHAN PEMASAKAN
PENDINGINAN
PENCETAKAN
PEMBERIAN
COKLAT
PENDINGINAN
SORTIR
PENGEMASAN
PENGOLAHAN
MENJADI
GHONAM MILK
SNACK CANDY
GHONAM MILK
PA
SAR
LOK
AL
PENGOLAHAN
SUSU
PASTEURISASI SUSU
PASTEURISASI
57
Tabel 6. Analisis Rantai Nilai Industri Pengolahan Susu Kambing Snack Candy Ghonam Milk dan Susu Pasteurisasi
Komoditas Susu Kambing
Perusahaan UD. Harokah Barokah
No. Aktivitas Sumberdaya/Aset
Khusus
Teknologi dan
Pengetahuan
Kapabilitas /
Keterampilan
Analisis
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengadaan
Bahan Baku
Susu Kambing
- Kebutuhan susu
kambing dapat
terpenuhi dari peternakan susu
kambing UD. Harokah
Barokah - Harga sebesar Rp.
20.000 / liter
- Susu kambing yang
bagus berwarna agak
kuning, kental dan berkadar lemak rendak
- Kemampuan memilih
bahan baku susu
kambing yang berkualitas
- Bahan baku susu kambing untuk
pengolahan sejauh ini dapat
terpenuhi dari peternakan susu kambing UD. Harokah Barokah
- Kualitas bahan baku susu kambing
cukup bagus
2. Pengolahan
Susu Kambing
menjadi Snack
Candy
Ghonam Milk
dan Susu
Pasteurisasi
- Kemampuan tenaga
kerja dalam mengolah
susu kambing sudah cukup baik
- Alat yang digunakan
masih semi moderen,
sebagian besar masih menggunakan tenaga
manusia
- Pengetahuan diperoleh
dari tenaga ahli yang sekaligus sebagai
kepala produksi dan
formulator
- Pemilik perusahaan
memiliki
keingintahuan tinggi dan inovasi
pengolahan produk
- Tenaga kerja memiliki
keterampilan mengolah susu
kambing
- Sejauh ini pengolahan susu
kambing berjalan cukup baik
- Produk belum mendapat sertifikasi
halal - Sistem kendali mutu perlu di
tingkatkan
- Tenaga kerja membutuhkan
pelatihan dan pengetahuan lebih tentang produk olahan kambing
agar susu kambing memiliki nilai
tambah tinggi
3. Transportasi - Sarana transportasi untuk menunjang proses
produksi dan
penditribusian produk
olahan susu kambing di UD. Harokah Barokah
sudah memadai
- Alat pengangkutan menggunakan
kendaraan roda dua
dan empat
- Pendistribusian produk hasil produksi
dilakan langsung oleh
perusahaan dengan
sarana transportasi yang sudah tersedia
- Dukungan sarana dan prasarana transportasi telah memenuhi
kebutuhan industri pengolahan
susu kambing di UD. Harokah
Barokah dalam mendistribusikan produknya
58
Tabel 6. Analisis Rantai Nilai Industri Pengolahan Susu Kambing Snack Candy Ghonam Milk dan Susu Pasteurisasi
Komoditas Susu Kambing
Perusahaan UD. Harokah Barokah
No. Aktivitas Sumberdaya/Aset
Khusus
Teknologi dan
Pengetahuan
Kapabilitas /
Keterampilan
Analisis
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
4 Pengembangan
teknologi
- Tersedianya
teknologi alat
pengolahan susu kambing yang
dijual di pasar
- Menggunakan alat
dan mesin produksi
sederhana
- Tenaga kerja mampu
menjalankan alat dan
mesin produksi
- Teknologi produksi seperti alat dapat dibeli
di pasaran
- Teknologi produksi yang digunakan masih tergolong sederhana
- Teknologi produksi harus dikembangkan
untuk menghasilkan produk dengan
kualitas lebih baik dan menekan biaya
5
Pengembangan
SDM dan
Pemasaran
Hasil Olahan
- Tenaga kerja banyak diambil dari
masyarakat sekitar
perusahaan
- Akses pasar didapat dari relasi pemilik
perusahaan
- SDM di industri pengolahan susu
kambing UD.
Harokah Barokah
belum mendapatkan pelatihan dari
pemerintah melalui
dinas – dinas terkait
Produsen belum memiliki standarisasi
halal
- Pengembangan sumber daya manusia di industri pengolahan susu perlu ditingkatkan
- SDM di industri pengolahan susu kambing
UD. Harokah Barokah belum mendapatkan
pelatihan dari pemerintah melalui dinas – dinas terkait
- Produk belum standarisasi halal
- Produk telah memenuhi permintaan pasar
59
Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat beberapa aktivitas di dalam rantai
nilai industri pengolahan susu kambing menjadi susu pasteurisasi dan snack
candy Ghonam Milk dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pengadaan Bahan Baku Susu Kambing
Industri pengolahan susu kambing menjadi susu pasteurisasi dan snack
candy Ghonam Milk memperoleh pasokan susu kambing dari peternakan
kambing perah UD. Harokah Barokah. Kebutuhan bahan baku sampai saat
ini masih bisa dipenuhi oleh peternakan kambing perah UD. Harokah
Barokah. Kebutuhan bahan baku untuk industri pengolahan susu kambing
sebanyak 3 liter susu kambing untuk pasteurisasi dan 40 liter susu
kambing untuk pembuatan snack candy Ghonam Milk. Sedangkan rata –
rata produksi susu kambing di peternakan UD. Harokah Barokah sebanyak
57 liter per hari. Pihak perusahaan sengaja mengambil bahan baku susu
kambing dari peternakan sendiri karena telah mengetahui kualitas susu
yang dihasilkan. Susu kambing yang memiliki kualitas baik yaitu
berwarna kekuningan, kental dan berlemak rendah.
Harga yang ditetapkan oleh pihak peternakan dalam menjual susu
kambing kepada industri pengolahan sebesar Rp. 20.000 per liter. Harga
ini lebih murah dibandingkan harga jual susu yang ditetapkan oleh
peternakan ke distributor yaitu sebesar Rp. 32.500 per liter. Perbedaan
harga ini dipengaruhi oleh adanya pengemasan terhadap susu dengan
palastik, pemberian merek sebelum dijual kepada distributor. Sedangkan
industri pengolahan membeli susu dalam bentuk curah.
60
Mengetahui kualitas bahan baku dan harga bahan baku susu kambing yang
cukup murah menjadi nilai lebih bagi industri pengolahan susu, sehingga
dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya bahan baku
susu kambing lebih murah.
2. Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk dan
Susu Pasteurisasi
Aktivitas pembuatan produk olahan Snack Candy Ghonam Milk dan Susu
Pasteurisasi dimulai dengan penyediaan bahan baku susu kambing dan
bahan baku pendukung. Pengolahan susu kambing menjadi Snack Candy
Ghonam Milk dimulai dengan pemasakan bahan baku pendukung berupa
glukosa dan sukrosa, kemudian susu kambing dimasukkan saat suhu
mencapai 100 ºC lalu bahan baku pendukung berupa kacang tanah, susu
full cream, margarin, minyak zaitun dan garam dimasukkan setelah suhu
mencapai 105 ºC. Pemasakan dihentikan setelah suhu mencapai 110 ºC.
Langkah selanjutnya adonan didinginkan pada suhu ruang ± 30 ºC, pada
tahap ini bahan baku pendukung berupa kurma yang telah dipotong kecil –
kecil dicampurkan ke dalam adonan. Langkah selanjutnya adonan dicetak
potongan – potongan snack dan disimpan di ruang pendingin selama dua
jam dengan suhu 16 ºC kemudian adonan diangkat dan dicelupkan ke
dalam coklat cair lalu disimpan kembali di ruang pendingin selama satu
jam dengan suhu 16 ºC hingga coklat kering, setelah itu potongan –
potongan snack tersebut disortir lalu dikemas dan siap dipasarkan.
Berbeda dengan snack candy Ghonam Milk, pembuatan susu kambing
61
pasteurisasi di restoran UD. Harokah Barokah yaitu dimulai dengan
memanaskan susu pada suhu 65 ºC selama ± 4-5 menit, kemudian susu
yang telah dipanaskan tersebut diangkat dan dipindahkan ke dalam gelas
dan siap disajikan kepada konsumen.
Produsen olahan susu kambing berupa snack candy Ghonam Milk belum
menerapkan proses kendali mutu (Quality Control) secara baik dalam
proses pengolahannya, karena industri pengolahan ini masih menggunakan
peralatan yang masih semi moderen sehingga pada beberapa penanganan
masih bersentuhan langsung dengan pekerja yang belum mengguanakan
pelindung. Diharapkan kedepannya industri pengolahan susu mulai
menerapkan proses kendali mutu yang baik agar menghasilkan produk
yang berkualitas.
Ketersediaan bahan baku susu kambing dan bahan baku pembantu secara
berkelanjutan menjadi faktor penting dalam industri pengolahan susu
kambing, disamping itu pengetahuan mengenai teknologi inovasi produk
olahan susu kambing, ketersediaan infrastruktur dan ketersediaan modal
diperlukan agar industri pengolahan susu kambing dapat berkembang.
3. Transportasi
Aktivitas transportasi pada industri pengolahan susu kambing dimulai dari
penyediaan bahan baku lalu diolah kemudian produk jadi didistribusikan
hingga sampai ke konsumen. Aktivitas transportasi pada industri
pengolahan susu kambing sampai saat ini cukup memadai. Penyediaan
bahan baku susu kambing untuk pengolahan dilakukan menggunakan alat
62
transportasi sepeda motor karena jarak tempuh dari ke lokasi pengolahan
cukup dekat. Sedangkan untuk mendistribusikan produk olahan susu
kambing kepada ditributor menggunakan alat transportasi mobil dan
motor. Selain itu konsumen dapat membeli langsung produk olahan susu
kambing di restoran UD. Harokah Barokah.
4. Pengembangan Teknologi
Teknologi yang digunakan pada peternakan dan industri pengolahan susu
kambing masih tergolong sederhana dan padat karya, teknologi di industri
pengolahan yaitu kompor, penggorengan, termometer, AC dan heat gun
untuk memanaskan plastik saat proses pengemasan. Teknologi tersebut
didapatkan dari daerah bogor dan sekitarnya. Proses pemerahan dan
pengolahan susu kambing masih banyak dilakukan secara manual. Tenaga
manusia masih dominan dipakai dalam memproduksi snack candy
Ghonam Milk. Namun, kualitas produk tetap dijaga dalam hal keamanan
dan kebersihannya. Pengembangan teknologi dipandang penting
kedepannya untuk meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya.
5. Pengembangan SDM dan Pemasaran Produk Hasil Olahan Susu
Kambing
Proses pengoalahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk
memerlukan ketelitian dan ketekunan sehingga dibutuhkan SDM yang
kompeten dibidang pengolahan susu kambing. SDM memiliki peranan
penting dalam industri pengolahan susu kambing, SDM yang unggul dapat
membantu perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
63
standart perusahaan dan sesuai dengan permintaan pasar. SDM di UD.
Harokah Barokah yang ada saat ini sebagian besar direkrut dari warga di
daerah sekitar perusahaan, kebijakan ini dilakukan untuk memberikan
kesempatan kerja kepada masyarakat sekitar perusahaan. SDM tersebut
dilatih dan dipantau oleh tenaga ahli yang berkompeten di bidang
pengolahan susu kambing yang juga merupakan kepala bagian produksi di
industri pengolahan susu kambing. Kinerja SDM tersebut sejauh ini dinilai
sudah cukup baik oleh perusahaan, namun kedepannya SDM di industri
pengolahan membutuhkan pelatihan dan pendidikan tambahan yang
diselenggarakan oleh pemerintah guna mengembangkan kemampuan
dalam pengolahan susu kambing.
Industri pengolahan susu kambing UD. Harokah Barokah melakukan
produksi berdasarkan kekuatan dalam ketersediaan bahan baku, modal dan
dan permintaan pasar. Berbeda dengan produk makanan ringan lain, snack
candy Ghonam Milk terbilang sulit dipasarkan di toko – toko yang ada di
kampung atau Desa karena haganya yang cukup mahal dan pemahaman
masyarakat mengenai produk olahan susu kambing yang masih kurang.
Produk snack candy Ghonam Milk saat ini dipasarkan melalui distributor
yang juga menjual produk – herbal, selain itu produk snack candy Ghonam
Milk juga dijual di restoran UD. Harokah barokah. Promosi produk perlu
ditingkatkan misalnya dengan memanfaatkan media internet dan
mengikuti pameran – pameran untuk mengedukasi masyarakat mengenai
produk olahan susu kambing dan memperluas pangsa pasar.
64
5.3. Proses Pengolahan
5.3.1. Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk
Snack Candy Ghonam Milk merupakan inovasi produk olahan susu
kambing yang dilakukan oleh UD. Harokah Barokah. Pengolahan susu kambing
menjadi Snack Candy Ghonam Milk dilakukan untuk memperpanjang masa
simpan susu karena susu kambing segar mudah rusak dan memiliki masa simpan
yang singkat, selain itu juga untuk memberikan alternatif produk turunan susu
kambing kepada konsumen.
Jenis dan volume pemakaian bahan baku untuk memproduksi snack candy
Ghonam Milk dalam satu kali produksi tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7. Jenis dan Volume Pemakaian Bahan Baku Snack Candy Ghonam Milk
Per Produksi
No Jenis Bahan Baku Volume Pemakaian
1 Susu Kambing 2 liter
2 Garam 10-15 gram
3 Glukosa 700 gram
4 Sukrosa 1,8 ons
5 Tepung Roti 400-500 gram
6 Margarin 80 gram
7 Kacang Tanah 150 gram
8 Coklat Balok 4 kg
9 Minyak Zaitun 10-15 ml
10 Susu Full Cream 150 gram
11 Kurma 150 gram
Sumber : Data Perusahaan, 2014 (diolah)
Tabel 7 dapat menunjukkan bahwa jumlah input bahan baku yang
digunakan untuk satu kali proses produksi snack candy Ghonam Milk
menggunakan 2 liter susu kambing, 10-15 gram garam, 700 gram glukosa, 1,8 ons
sukrosa, 400-500 gram tepung roti, 80 gram margarin, 150 gram kacang tanah, 4
65
kilo gram coklat, 10-15 ml minyak zaitun dan 150 gram susu full cream. Tahapan
proses produksi snack candy Ghonam Milk yaitu tersaji pada Gambar 11.
Susu Kambing
(2 Liter, Pada
suhu 100 ºC )
Glukosa 700 gr, Sukrosa 1,8 ons.
Garam 10-15 gr, Tepung roti 400-500
gr, Margarin 80 gram, Minyak zaitun
10-15 ml, Kacang tanah 150 gr, Susu
full cream 150 gr (Pada suhu 105 ºC )
Pemanasan dan Pengadukan
Pendinginan Adonan (suhu ruang 30 ºC, 30 menit) Kurma
(potongan
kecil)
Pencetakan Adonan
Penyimpanan Di Ruang pendingin (16 ºC, 2 jam)
Pencelupan Adonan Yang Sudah Dicetak
Ke Dalam Coklat Cair
Coklat
Cair
Penyimapanan Di Ruang Pendingin (16 ºC, 1 jam)
Penyortiran Snack Candy
Reject
Pengemasan
Snack Candy
Ghonam Milk
Gambar 11. Bagan Alur Proses Produksi Snack Candy
Ghonam Milk
66
1. Pemanasan dan Pengadukan
Proses pemanasan dan pengadukan diawali dengan memanaskan glukosa
dan sukrosa, pada saat bersamaan pengadukan terus dilakukan agar bahan
baku tercampur secara merata dan suhu terus dipantau menggunakan
termometer. Setelah suhu mencapai 100 ºC susu kambing sebanyak 2 liter
dimasukan ke dalam campuran bahan baku pendukung yang sebelumnya
telah dipanaskan. Susu kambing dimasukkan di akhir proses pemanasan
agar kandungan gizi susu kambing tetap terjaga. Bahan selanjutnya yang
dimasukkan adalah kacang tanah telah di blander, susu full cream,
margarin, minyak zaitun dan garam. Pencampuran ini dilakukan pada saat
suhu adonan sudah mencapai 105 ºC, ini dilakukan untuk mempertahankan
rasa dan aroma dari adonan. Pemasakan dilakukan selama ± 70 menit, dan
pemasakan dihentikan setelah suhu mencapai 110 ºC.
2. Pendinginan Adonan (suhu ruang 30 ºC, 30 menit)
Proses pendinginan dilakukan selama kurang lebih 30 menit pada suhu
ruang sekitar 30 ºC, dan pada proses ini adonan harus terus diaduk agar
adonan tercampur secara merata. Setelah 25 menit pendinginan atau ketika
adonan sudah mulai dingin irisan kurma diacampurkan, ini dilakukan
karena jika kurma dicampurkan ketika adonan masih panas, kurma
tersebut dapat membuat tekstur adonan menjadi lunak.
3. Pencetakan Adonan
Peroses pencetakan adonan dilakukan dengan menuangkan adonan ke
dalam cetakan yang sebelumnya telah disterilkan menggunakan alkohol
67
dan dimasukkan kedalam oven untuk menjaga kebersihan alat cetakan.
Campuran bahan baku susu kambing sebanyak 2 liter dengan bahan baku
pendukung untuk satu kali produksi dapat menghasilkan kurang lebih 400
buah snack candy. Setelah adonan mulai keras, adonan kemudian diangkat
dari cetakan dan dipindahkan ke nampan lalu disimpan di ruang pendingin.
4. Penyimpanan Di Ruang Pendingin
Setelah dicetak, adonan disimpan di ruang pendingin. Penyimpanan
adonan yang telah dicetak di ruang pendingin dilakukan untuk
memadatkan adonan agar tidak lembek. Penyimpanan Di Ruang
Pendingin dilakukan selama kurang lebih dua jam dengan suhu 16 ºC.
5. Pencelupan Adonan Yang Sudah Dicetak Ke Dalam Coklat Cair
Proses pemberian coklat dilakukan degan mencelupkan adonan yang telah
dicetak dan didinginkan kedalam coklat cair.
6. Penyimpanan Di Ruang Pendingin
Setelah selesai dilapisi coklat, adonan yang telah dicetak tersebut kembali
dimasukkan ke ruang pendingin ± selama satu jam dengan suhu 16 ºC
sampai coklat kering, tujuannya agar adonan tersebut tidak meleleh dan
lembek.
7. Sortir
Proses sortir dilakukann untuk memisahkan produk yang tidak sesuai
dengan standar seperti bentuknya yang berubah, beratnya melebihi 13
gram, coklat yang mengelupas, tekstur yang keras dan rasa yang tidak
sesuai misalnya rasa terlalu asin atau pahit.
68
8. Pengemasan
Tahapan dalam proses pengemasan didahului dengan membungkus produk
snack candy Ghonam milk dengan kertas alumunium foil kemudian diberi
label, setelah itu produk tersebut dimasukkan ke dalam iner atau kotak
kecil yang setiap kotak berisi sepuluh buah snack candy Ghonam milk.
Tahap selanjutnya yaitu finishing dengan membungkus kotak dengan
plastik hanstring kemudian dimasukkan kedalam kardus, satu kardus berisi
30 iner snack candy Ghonam Milk.
Pemasakan merupakan titik kritis dalam proses produksi snack candy
Ghonam Milk, proses ini sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan
karena dalam proses ini bahan baku dicampurkan, kelebihan atau kekurangan
takaran bahan baku yang dicampurkan serta pemanasan yang terlalu lama
menyebabkan produk yang dihasilkan tidak sesuai standar yang dinginkan. Proses
ini memerlukan ketelitian agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang
telah ditentukan perusahaan.
Produsen olahan susu kambing berupa snack candy Ghonam Milk belum
menerapkan proses kendali mutu (Quality Control) secara baik dalam proses
pengolahannya, karena industri pengolahan ini masih menggunakan peralatan
yang masih semi moderen sehingga pada beberapa penanganan masih bersentuhan
langsung dengan pekerja yang belum mengguanakan pelindung. Diharapkan
kedepannya industri pengolahan susu mulai menerapkan proses kendali mutu
yang baik agar menghasilkan produk yang berkualitas.
69
Ketersediaan bahan baku susu kambing dan bahan baku pembantu secara
berkelanjutan menjadi faktor penting dalam industri pengolahan susu kambing,
disamping itu pengetahuan mengenai teknologi inovasi produk olahan susu
kambing, ketersediaan infrastruktur dan ketersediaan modal diperlukan agar
industri pengolahan susu kambing dapat berkembang.
5.3.2. Pengolahan Susu Kambing Pasteurisasi
Selain mengolah susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk, UD.
Harokah Barokah juga mengolah susu kambing menjadi susu pasteurisasi.
Pasteurisasi dilakukan di restoran olahan kambing yang merupakan salah satu
unit usaha yang dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Pengolahan susu kambing
pasteurisasi dilakukan untuk memberikan pilihan produk susu kambing kepada
konsumen restoran selain susu kambing segar dan untuk meningkatkan nilai
tambah. Tahapan proses pasteurisasi susu kambing di restoran UD. Harokah
Barokah tersaji pada Gambar 12.
Susu Kambing
Murni (200 ml)
Pemanasan (65 ºC, 5 menit)
Susu Kambing
Pasteurisasi
Gambar 12. Bagan Alur Proses Pasteurisasi Susu Kambing
70
Pembuatan susu kambing pasteurisasi di restoran UD. Harokah Barokah
dimulai dengan menyiapkan bahan baku susu kambing murni sebanyak 200 ml,
bahan baku susu kambing didapat dari peternakan kambing perah UD. Harokah
Barokah. Setelah itu susu kambing dipanaskan pada suhu 65 ºC selama ± 4-5
menit. Langkah ini dilakukan untuk membunuh bakteri pathogen yang terdapat
pada susu mentah, bakteri-bakteri tersebut berbahaya karena dapat menimbulkan
penyakit pada manusia. Susu yang telah dipanaskan tersebut kemudian diangkat
dan dipindahkan ke dalam gelas dan siap disajikan kepada konsumen.
Alat yang digunakan pada proses produksi susu kambing pasteurisasi ini
masih sederhana seperti panci, sendok, gelas dan cawan, meski begitu secara
umum proses produksi susu kambing pasteurisasi di UD. Harokah Barokah
berjalan baik, ketersediaan bahan baku susu kambing dan kemampuan SDM
memadai untuk memproduksi produk tersebut.
Proses produksi susu kambing pasteurisasi di UD. Harokah Barokah
masih sesuai pesanan. Susu kambing pasteurisasi diproduksi hanya pada saat ada
konsumen restoran yang ingin mengkonsumsi susu pasteurisasi tersebut.
Kebutuhan susu kambing di restoran untuk memproduksi susu kambing
pasteurisasi ± 3 liter per hari. Pengembangan produk bisa dilakukan dengan
menambah berbagai varian rasa pada susu kambing pasteurisasi agar memberikan
tambahan alternatif pilihan produk olahan susu kambing kepada konsumen dan
dan agar produk susu kambing pasteurisasi makin disukai oleh konsumen
sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
71
5.4. Analisis Nilai Tambah
Analisis nilai tambah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai
tambah disetiap rantai pasok susu kambing. Perhitungan nilai tambah dilihat
berdasarkan komponen-komponen pembentuk biaya tetap, biaya variabel dan
harga jual produk. Nilai input adalah biaya – biaya yang dikeluarkan hingga
produk siap dipasarkan, sedangkan nilai output adalah total penerimaan dari
penjulan produk.
5.4.1. Analisis Nilai Tambah Peternakan
Tabel 8. Biaya Investasi Peternakan Kambing Perah
Komponen Kebutuhan Harga
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
Kandang 22.000.000
Bibit jantan 2 ekor 5.000.000 10.000.000
Bibit betina 23 ekor 2.150.000 49.450.000
Sapu 1 buah 7.500 7.500
Ember 2 buah 15.000 30.000
Alat penyaring 2 buah 6.500 13.000
Total Biaya Investasi 81.500.500
Tabel 8 menunjukkan bahwa biaya investasi yang dikeluarkan oleh UD.
Harokah barokah untuk memulai usaha peternakan kambing perah sebesar Rp.
81.500.500 yang terdiri dari komponen biaya kandang, pembelian bibit kambing,
sapu, ember, dan alat penyaring. Biaya terbesar yang dikeluarkan untuk investasi
peternakan kambing perah yaitu pembelian bibit kambing betina dan kambing
jantan sebesar Rp. 59.450.000. Biaya pembelian bibit lebih besar dari komponen
biaya lain karena harga kambing lebih tinggi daripada komponen biaya investasi
lainnya. Biaya pembelian bibit yang dihitung adalah biaya pembelian bibit pada
saat pihak peternakan akan menjalankan usaha. Biaya investasi kandang juga
72
menyumbang pengeluaran cukup besar dalam biaya investasi peternakan kambing
perah yaitu sebesar Rp. 22.000.000. Kandang disini terbagi empat bagian yaitu
kandang kambing yang siap perah, kambing jantan, kambing bunting dan anakan
kambing. Sedangkan biaya terkecil yang dikeluarkan untuk investasi peternakan
kambing perah yaitu pembelian sapu sebesar Rp. 7.500.
Tabel 9. Biaya Tetap Peternakan Kambing Perah
Komponen
Umur
Ekonomis
(bulan)
Harga
(Rp)
Jumlah
Harga
(Rp/bulan)
Baiaya
Penyusutan
(Rp/liter)
Kandang 120 22.000.000 183.260 119,77
Sapu 1 7.500 7.500 4,90
Ember 4 15.000 3.750 2,45
Alat penyaring 3 6.500 2.150 1,40
Total Biaya Tetap 196.600 128,52
Tabel 9 menunjukkan bahwa total biaya tetap atau penyusutan usaha
peternakan kambing perah sebesar Rp. 196.600 per bulan atau sebesar Rp. 128,52
per liter sesu. Biaya penyusutan terbesar terdapat pada komponen biaya kandang
yaitu sebesar Rp. 183.260 per bulan dan Rp. 119,77 per liter susu kambing.
Besarnya biaya ini dipengaruhi oleh besarnya biaya pembuatan kandang yaitu
sebesar Rp. 22.000.000 meski umur ekonomis kandang cukup lama yaitu selama
10 tahun atau 120 bulan. Sedangkan biaya penyusutan terkecil terdapapat pada
komponen alat penyaring yaitu sebesar Rp. 2.150 per bulan atau Rp. 1,40 per liter
susu dengan harga Rp. 6.500 per unit dan umur ekonomis selama bulan.
73
Tabel 10. Biaya Variable Peternakan Kambing Perah
Komponen Kebutuhan
Harga
(Rp)
Jumlah
Harga
(Rp/bulan)
Jumlah
Harga
(Rp/Liter)
Listrik 60.000 39,21
Upah tenaga kerja 4 orang 1.575.000 6.300.000 4.117,64
Plastic 3,5 pack 25.000 2.550.000 1.666,66
Rumput 400 kg 100 1.200.000 784,31
Konsentrat 15 kg 3.000 1.350.000 789,47
Ampas tempe 125 kg 400 1.500.000 882,35
Madu 13 liter 450 175.500 114,70
Obat 6.500 195.000 127,45
Transportasi 900.000 588,23
Total Biaya Variabel 14.230.500 9.110,02
Total Biaya Oprsional
(Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel)
14.427.100 9.238,54
Tabel 10 menunjukkan bahwa total biaya variabel usaha peternakan
kambing perah sebesar Rp. 14.230.500 per bulan atau Rp. 9.110,02 untuk satu
liter susu. Biaya variabel terbesar terdapat pada komponen biaya upah tenaga
kerja yaitu sebesar Rp. 6.300.000 per bulan atau Rp. 4.117,64 per liter susu. Upah
ini disesuaikan dengan standar upah minimum Kabupaten Bogor. Sedangkan
biaya variabel terkecil terdapat pada komponen biaya listrik sebesar Rp. 60.000
per bulan atau Rp. 39,21 per liter susu kambing. Listrik di peternakan kambing
perah UD. Harokah Barokah digunakan untuk penerangan kandang dan tempat
istitarahat karyawan.
Total biaya operasional yang digunakan peternakan kambing perah UD.
Harokah Barokah sebesar Rp. 14.427.100 atau Rp. 9.238,54 per liter susu. Biaya
operasional ini adalah penjumlahan dari total biaya tetap dan biaya variabel yang
digunakan dalam proses produksi susu kambing. Dari tabel 10 juga dapat
74
diketahui bahwa untuk memproduksi susu kambing satu liter membutuhkan biaya
sebesar Rp. 9.238,54.
Tabel 11. Penerimaan Dan Keuntungan Penjualan Susu Kambing
Biaya Penerimaan
Jumlah Produk
Terjual (liter/hari)
Harga
(Rp/liter)
Jumlah Harga
(Rp/bulan)
Jumlah Harga
(Rp/liter)
3 liter ke restoran 20.000 1.800.000 1.176,47
40 liter ke
pengolahan
20.000 24.000.000 15.686,27
8 liter ke agen 32.500 7.800.000 5.098,03
Total Penerimaan 33.600.000 21.960,77
Keuntungan (Total Penerimaan -
Total Biaya Operasional)
19.172.900 12.722,23
Tabel 11 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga jual susu antara
restoran dan industri pengolahan susu kambing dengan harga jual ke agen atau
distributor. Harga jual susu kambing ke restoran dan industri pengolahan susu
kambing sebesar Rp. 20.000 sedangkan harga jual susu ke distributor sebesar Rp.
32.500. Perbedaan harga ini karena susu yang dijual ke distributor telah dikemas
dengan plastik berukuran 200 ml dan diberi merek sedangkan susu kambing yang
dijual ke restoran dan industri pengolahan belum dikemas dan diberi merek.
Tabel 11 juga menunjukkan penerimaan usaha ternak kambing perah
sebesar Rp. 33.600.000 per bulan dan Rp. 21.960,77 per liter susu kambing.
Kuntungan usaha ternak kambing perah sebesar Rp. 19.172.900 per bulan dan Rp.
12.722,23 per liter susu kambing. Hasil ini diperoleh dari total penerimaan sebesar
Rp. 33.600.000 per bulan dan Rp. 21.960,77 per liter susu kambing dikurangi total
biaya operasional sebesar Rp. 14.427.100 per bulan dan Rp. 9.238,54 per liter
susu kambing.
75
Tabel 12. Perhitungan Nilai Tambah Susu Kambing
No Komponen Nilai Tambah Nilai (Rp/Liter) %
1
2
Biaya variable
Biaya Tetap
Nilai Input
Nilai Output
Nilai Tambah
9.110,02
128,52
9.238,54
24.166,66
12.722,23
98,60
1,40
100
261,58
137,70
Tabel 12 menunjukkan nilai tambah susu kambing per liter sebesar Rp.
12.722,23 dengan persentase sebesar 137,70 persen dari total nilai output sebesar
Rp. 24.166,66 dan dikurangi total nilai input sebesar Rp. 9.238,54. Jadi, untuk
menghasilkan susu kambing sebanyak satu liter diperlukan biaya sebesar Rp.
9.238,54. Tabel 12 juga menunjukkan bahwa biaya variabel menyumbang
pengeluaran terbesar dalam usaha ternak kambing perah yaitu sebesar 98,60
persen dari total biaya operasional, sedangkan biaya tetap menyumbang
pengeluaran sebesar 1,40 persen dari total biaya operasional.
Usaha ternak kambing perah dapat dikatakan sangat menguntungkan jika
dilihat dari nilai tambah keuntungan yang diperoleh yaitu sebesar 137,70 persen.
Keuntungan yang besar ini dipengaruhi oleh harga jual susu kambing yang tinggi
terutama penjualan ke distributor susu yaitu sebesar Rp. 32.500 per liter.
Penambahan jumlah kambing perah, ketersediaan pakan dan infrastruktur
pendukung seperti kandang dapat meningkatkan keuntungan usaha ternak
kambing perah UD. Harokah Barokah.
76
5.4.2. Analisis Nilai Tambah Susu Kambing Pasteurisasi
Tabel 13. Biaya Tetap Susu Kambing Pasteurisasi
Tabel 13 menunjukkan bahwa biaya tetap atau penyusutan susu kambing
pasteurisasi Rp. 10.833,32 per bulan dan Rp. 24,07 per gelas atau 200 ml susu
pasteurisasi. Biaya penyusutan terbesar terdapat pada komponen kompor sebesar
Rp. 6.250 per bulan dan Rp. 13,89 per gelas susu pasteurisasi. Biaya penyusutan
terkecil terdapat pada komponen biaya panci dan cawan sebesar Rp. 3,24 dengan
umur ekonomis selama 24 bulan. Sedangkan biaya penyusutan gelas sebesar Rp.
1.666,66 per bulan dan Rp. 3,70 per gelas susu pasteurisasi.
Tabel 14. Biaya Variabel Susu Kambing Pasteurisasi
Komponen Biaya
Bahan Baku
Kebutuhan Nilai
(Rp/Bulan)
Jumalah
(Rp/Gelas/200 ml)
Susu Kambing 3 Liter 1.800.000 4.000
Gula 1 Kg 294.000 653,33
Upah Tenaga Kerja 600.000 1.333,33
Gas 30.000 66,66
Total Biaya Variabel 2.724.000 6.053,33
Total Biaya Operasional (Total Biaya
Tetap + total Biaya Vaiabel)
2.734.833,32 6.077,4
Tabel 14 menunjukkan biaya variabel susu kambing pasteurisasi sebesar
Rp. 2.724.000 per bulan dan 6.077,4 per gelas susu pasteurisasi. Biaya variabel
Peralatan Harga Awal
(Rp)
Umur Ekonomis
(Bulan)
Biaya
Penyusutan
(Rp/Bln)
Biaya
Penyusutan
(Rp/Gelas/200
ml)
Panci 35.000 24 1.458,33 3,24
Kompor 150.000 24 6.250 13,89
Gelas 60.000 36 1.666,66 3,70
Cawan 35.000 24 1.458,33 3,24
Total Biaya Tetap 10.833,32 24,07
77
terbesar Susu Kambing Pasteurisasi terdapat pada komponen biaya bahan baku
susu kambing sebesar Rp. 60.000 per hari atau Rp. 1.800.000 per bulan dan Rp.
4.000 per gelas. Sedangkan biaya terkecil terdapat pada komponen biaya gas
sebesar Rp. 30.000 per bulan atau 66,66 per gelas susu pasteurisasi. Biaya
variabel bahan baku susu kambing lebih besar dari komponen biaya variabel
lainnya karena harga susu kambing lebih tinggi dari komponen biaya variabel lain
yaitu sebesar Rp. 20.000 per liter. Tabel 14 juga menunjukkan bahwa untuk
memproduksi satu gelas susu kambing pasteurisasi diperlukan biaya sebesar Rp.
6.077,4.
Tabel 15. Peneriamaan Dan Keuntungan Pengolahan Susu Kambing Pasteurisasi
Penerimaan dan Keuntungan Susu Kambing Pasteurisasi
Jumlah Produk Terjual
(Gelas/Hari)
Harga
(Rp/Gelas)
Jumlah Harga
(Rp/Bulan)
Jumlah Harga
(Rp/Gelas/200
ml)
15 10.000 4.500.000 10.000
Total Penerimaan 4.500.000 10.000
Keuntungan (Total Penerimaan - Total
Biaya Operasional)
1.765.166,68 3.922,60
Tabel 15 menunjukkan total penerimaan pengolahan susu kambing
pasteurisasi sebesar Rp. 4.500.000 per bulan dan Rp. 10.000 per gelas dengan
ukuran 200 ml. Keuntungan pengolahan susu kambing pasteurisasi per bulan
sebesar Rp. 1.765.166,68 dan Rp. 3.922,60 untuk satu gelas susu kambing
pasteurisasi. Hasil ini didapat dari total penerimaan Rp. 4.500.000 per bulan dan
Rp. 10.000 per gelas dikurangi total biaya operasional sebesar Rp. 2.734.833,32
per bulan dan Rp. 6.077,4 per gelas susu kambing dengan ukuran 200 ml.
78
Tabel 16. Perhitungan Nilai Tambah Susu Pasteurisasi
Komponen Nilai Tambah Nilai (Rp/Gelas) %
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Nilai Input
Nilai Output
Nilai Tambah
6.053,33
24,07
6.077,4
10.000
3.922,60
99,60
0,40
100
164,54
64,54
Sebanyak satu liter susu kambing murni seharga Rp. 20.000 dapat
menghasilkan lima gelas susu pasteurisasi dengan bahan baku per gelas sebanyak
200 ml susu kambing. Harga jual per gelas susu kambing pasteurisasi sebesar Rp.
10.000, maka satu liter susu kambing menghasilkan penerimaan sebesar Rp.
50.000 dengan nilai tambah sebesar Rp. 30.000 per liter.
Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai tambah susu kambing pasteurisasi per
gelas dengan bahan baku 200 ml susu kambing yaitu sebesar Rp. 3.922,60 atau
Rp. 19.613 per liter, dengan persentase 64,53 persen dari nilai output sebesar Rp.
10.000 dikurangi dengan nilai input sebesar sebesar Rp. 6.077,4. Jadi untuk
mengasilkan susu kambing pasteurisasi satu gelas membutuhkan biaya sebesar
Rp. 6.077,4. Tabel 16 juga menunjukkan bahwa biaya variabel menyumbang
pengeluaran terbesar dalam usaha pengolahan susu kambing pasteurisasi yaitu
sebesar 99,60 persen dari total biaya operasional, sedangkan biaya tetap
menyumbang pengeluaran sebesar 0,40 persen dari total biaya operasional.
Susu kambing pasteurisasi masih sangat berpeluang untuk dikembangkan
bila melihat nilai tambah yang didapatkan yaitu sebesar Rp. 3.922,60 per gelas
atau sebesar Rp. 19.613 per liter dengan persentase 64,54 persen, disamping itu
proses pembuatan susu kambing pasteurisasi tidak rumit dan bisa dilakukan
79
menggunakan alat yang sederhana. Pengembangan susu kambing pasteurisasi
dapat dilakukan dengan penambahan berbagai rasa sehingga dapat memberikan
alternatif pilihan produk olahan susu kambing bagi konsumen.
5.4.3. Analisis Nilai Tambah Pengoalahan Susu Kambing Menjadi Snack
Candy Ghonam Milk
Tabel 17. Biaya Investasi Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk
Komponen Kebutuhan
(buah)
Harga
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
Kompor 2 150.000 300.000
AC 1 3.000.000 3.000.000
Penggorengan
susu
2 270.000 540.000
Penggorengan
coklat
2 270.000 540.000
Cetakan 20 100.000 2.000.000
Thermometer 3 40.000 120.000
Nampan 20 100.000 2.000.000
Tirisan 20 70.000 1.400.000
Sodet 6 10.000 60.000
Stopwatch 1 20.000 20.000
Total Biaya Investasi 9.480.000
Tabel 17 menunjukkan bahwa biaya investasi untuk industri pengolahan
snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 9.480.000. Komponen biaya investasi
terbesar yang dikeluarkan untuk investasi industri pengolahan susu kambing
menjadi snack candy Ghonam Milk terdapat pada komponen biaya pembelian AC
yaitu sebesar Rp. 3.000.000. Biaya pembelian AC lebih mahal dari komponen
biaya lain karena harga AC lebih tinggi dari komponen biaya lain yang masih
tergolong teknologi sederhana. Komponen biaya investasi terkecil terdapat pada
80
biaya pembelian Stopwatch sebesar Rp. 20.000. Alat ini digunakan untuk
mengukur suhu adonan pada saat pemasakan adonan.
Tabel 18. Biaya Tetap Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk
Komponen
Umur
Ekonomis
(bulan)
Harga
(Rp)
Jumlah
Harga
(Rp)
Biaya
Penyusutan
(Rp/Kotak)
Kompor 24 150.000 12.500 0,52
AC 12 3.000.000 250.000 10,42
Penggorengan susu 5 270.000 108.000 4,5
Penggorengan
coklat
5 270.000 108.000 4,5
Cetakan 8 100.000 250.000 10,42
Thermometer 1 40.000 120.000 5
Nampan 12 100.000 166.500 6,93
Tirisan 5 70.000 280.000 11,66
Sodet 3 10.000 60.000 2,5
Stopwatch 12 20.000 6.600 0,27
Sewa tempat 12 11.000.000 916.650 38,19
Total Biaya Tetap 2.278.250 94,91
Tabel 18 menunjukkan bahwa biaya tetap atau penyusutan industri
pengolahan susu sebesar Rp. 2.278.250 per bulan dan Rp 94,91 per kotak snack
candy Ghonam Milk, dimana satu kotak terdiri dari 10 buah snack candy Ghonam
Milk. Komponen biaya variabel terbesar terdapat pada komponen biaya sewa
tempat sebesar Rp. 916.650 per bulan atau Rp. 38,19 per kotak snack candy
Ghonam Milk. Besarnya biaya ini dipengaruhi besarnya biaya sewa tempat yaitu
sebesar Rp. 11.000.000 per tahun yang dibagi menjadi 12 bulan. Sedangkan biaya
penyusutan terkecil terdapat pada komponen biaya stopwatch sebesar Rp. 6.600
per bulan atau Rp. 0,27 per kotak snack candy Ghonam Milk.
81
Tabel 19. Biaya Variable Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk
Komponen Kebutuhan
Harga
(Rp)
Jumlah
Harga
(Rp/bulan)
Jumlah
Harga
(Rp/Kotak)
Plastik 1 pack 25.000 750.000 31,25
Alumunium foil 1 rol 350.000 10.500.000 437,5
Gas 3 tabung 16.500 1.485.000 61,87
Air gallon 2 galon 3.000 180.000 7,5
Listrik 300.000 12,5
Upah tenaga kerja
tetap
5.000.000 208,33
Upah tenaga kerja
tidak tetap
25 orang 40.000 30.000.000 1.250
Susu 40 liter 20.000 24.000.000 1.000
Glukosa 14 kg 2.000 840.000 35
Garam 200 grm 5.000 30.000 1,25
Gula 36 kg 9.800 10.584.000 441
Tepung roti 8 kg 15.000 3.600.000 150
Margarine 1,6 kg 18.000 864.000 35,83
Kacang tanah 3 kg 45.000 4.050.000 168,75
Coklat 80 kg 43.300 103.920.000 4.330
Minyak zaitun 200 ml 12.000 720.000 30
Susu full cream 3 kg 6.000 540.000 22,5
Kurma 3 kg 20.000 1.800.000 75
Total Biaya Variabel 199.163.000 8.298,28
Total Biaya Oprsional
(Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel)
201.441.250 8.393,19
Tabel 19 menunjukkan biaya variabel pada industri pengolahan susu
kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 199.163.000 per bulan
dan Rp. 8.298,28 per kotak snack candy Ghonam Milk. Biaya variabel terbesar
dalam memproduksi snack candy Ghonam Milk terdapat pada komponen biaya
pembelian coklat sebesar Rp. 103.920.000 per bulan atau sebesar Rp. 4.330 per
kotak snack candy Ghonam Milk. Besarnya biaya ini dipengaruhi oleh harga
coklat yang lebih tinggi dibandingkan biaya variabel lain, bahkan harga coklat ini
lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku susu
82
kambing dan upah tenaga kerja. Sedangkan biaya variabel terkecil terdapat pada
komponen biaya pembelian garam yaitu sebesar Rp. 30.000 atau Rp. 1,25 per
kotak snack candy Ghonam Milk.
Total biaya operasional yang digunakan dalam industri pengolahan susu
kambing snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 201.441.250 per bulan dan Rp.
8.393,19 per kotak snack candy Ghonam Milk. Biaya operasional ini adalah
penjumlahan dari total biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan dalam
proses produksi snack candy Ghonam Milk. Dari tabel 19 juga dapat diketahui
bahwa untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk membutuhkan biaya
sebesar Rp. 8.393,19.
Tabel 20. Peneriamaan Dan Keuntungan Pengolahan Susu Kambing Menjadi
Snack Candy Ghonam Milk
Penerimaan Per Kotak
Jumlah Produk Terjual
(Kotak)
Harga
(Rp/Kotak)
Jumlah Harga
(Rp/bulan)
Jumlah Harga
(Rp/kotak)
800 12.000 288.000.000 12.000
Total Penerimaan 288.000.000 12.000
Keuntungan (Total Penerimaan - Total
Biaya Operasional)
86.558.750 3.606,81
Tabel 20 menunjukkan total penerimaan industri pengolahan susu
kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 288.000.000 per bulan
dan Rp. 12.000 per kotak snack candy Ghonam Milk. Sedangkan keuntungan
pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp.
86.558.750 per bulan dan Rp. 3.606,81 per kotak. Hasil ini didapat dari total
penerimaan sebesar Rp. 288.000.000 per bulan dan Rp. 12.000 per kotak snack
83
candy Ghonam Milk dikurangi total biaya operasional sebesar sebesar Rp.
201.441.250 per bulan dan Rp. 8.393,19 per kotak snack candy Ghonam Milk.
Tabel 21. Perhitungan Nilai Tambah Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack
Candy Ghonam Milk
No Komponen Nilai Tambah Nilai (Rp/Kotak) %
1
2
Biaya Variable
Biaya Tetap
Nilai Input
Nilai Output
Nilai Tambah
8.298,28
94,91
8.393,19
12.000
3.606,81
98,87
1,13
100
142,97
42,97
Sebanyak satu liter susu kambing murni seharga Rp. 20.000 dapat
menghasilkan ± 200 buah snack candy Ghonam Milk setelah dicampur dengan
bahan baku lain seperti glukosa, sukrosa, garam, tepung roti, margarin, minyak
zaitun, kacang tanah, susu full cream, kurma dan coklat serta telah melalui proses
pengolahan. Snack candy Ghonam Milk tersebut dikemas menggunakan iner atau
kotak kecil, satu kotak berisi 10 buah snack candy Ghonam Milk. Harga yang
ditetapkan oleh perusahaan sebesar Rp. 12.000 per kotak snack candy Ghonam
Milk. Satu liter susu kambing yang diolah menjadi snack candy Ghonam Milk
menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 240.000 dari penjualan 20 kotak snack
candy Ghonam Milk dengan harga Rp. 12.000, maka nilai tambah susu kambing
sebesar Rp. 220.000 per liter. Nilai tambah ini belum dikurangi biaya operasional
untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk.
Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai tambah pengoalahan susu kambing
menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 3.606,81 per kotak yang berisi 10
buah snack candy Ghonam Milk atau Rp. 72.136,2 per liter susu kambing dengan
84
persentase sebesar 42,97. Hasil ini didapat dari nilai output sebesar Rp. 12.000
dikurangi total nilai input sebesar Rp. 8.393,19 per kotak. Jadi untuk
memproduksi snack candy Ghonam Milk per kotak dibutuhkan biaya sebesar Rp.
8.393,19.
Tabel 21 juga menunjukan bahwa komponen biaya variabel menyumbang
pengeluaran terbesar dalam industri pengolahan susu kambing menjadi snack
candy Ghonam Milk yaitu sebesar 98,87 persen dari total biaya operasional,
sedangkan biaya tetap menyumbang pengeluaran sebesar 1,13 persen dari total
biaya operasional.
Nilai tambah yang dihasilkan oleh industri pengolahan susu kambing
menjadi snack candy Ghonam Milk lebih kecil dari usaha peternakan kambing
perah maupun pengolahan susu kambing pasteurisasi, hal ini depengaruhi oleh
besarnya biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi snack candy
Ghonam Milk. Meski begitu, snack candy Ghonam Milk memiliki masa simpan
yang lebih panjang dibandingkan susu kambing murni dan susu kambing
pasteurisasi. Susu kambing murni tanpa perlakuan setelah pemerahan umumnya
hanya bertahan selama empat sampai lima jam, sedangkan snack candy Ghonam
Milk dapat bertahan hingga satu bulan disimpan pada suhu ruang. Pengembangan
teknologi penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan menekan
biaya sehingga nilai tambah dapat ditingkatkan.
Melihat besarnya nilai tambah dan keuntungan yang didapat oleh UD.
Harokah Barokah dengan mengolah susu kambing menjadi susu kambing
pasteurisasi dan snack candy Ghonam Milk, maka kedepannya perusahaan
85
diharapkan dapat menambah produk olahan berbahan dasar susu kambing. Produk
yang akan diolah sebaiknya tidak memerlukankan biaya produksi yang besar
namun tetap berdaya jual tinggi, karena besar atau kecilnya nilai tambah
dipengaruhi oleh biaya produksi produk tersebut. Produk olahan susu kambing
yang potensial untuk dijadikan usaha yaitu yoghurt susu kambing dan kosmetik
seperti sabun dari susu kambing. Selain memiliki manfaat yang banyak terhadap
kesehatan, proses produksi yoghurt atau kosmetik susu kambing tidak
memerlukan biaya produksi yang besar dan dapat dilakukan dengan sekala
industri rumah tangga.
Ketersediaan bahan baku susu kambing dan bahan baku pembantu secara
berkelanjutan menjadi faktor penting dalam industri pengolahan susu kambing,
disamping itu pengetahuan mengenai teknologi inovasi produk olahan susu
kambing, ketersediaan infrastruktur dan ketersediaan modal diperlukan agar
industri pengolahan susu kambing dapat berkembang.
5.4.4. Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk
Tabel 22. Biaya Investasi Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk
Komponen Kebutuhan (buah) Harga
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
Motor 1 8.500.000 8.500.000
Estalase 4 500.000 2.000.000
Kulkas 1 1.500.000 1.500.000
Kursi 4 75.000 300.000
TV 1 200.000 200.000
Meja 1 200.000 200.000
Kipas 1 150.000 150.000
Sapu 1 40.000 40.000
Kemoceng 1 10.000 10.000
Total Biaya Investasi 12.900.000
86
Tabel 22 menunjukkan bahwa biaya investasi yang digunakan pada
pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 12. 900.000 yang terdiri dari
beberapa komponen yaitu motor, etalase, kulkas, kursi, TV, Meja, Kipas, Sapu
dan kemoceng. Komponen biaya investasi terbesar pemasaran snack candy
Ghonam Milk terdapat pada komponen motor yaitu sebesar Rp. 8.500.000.
Komponen biaya lain yang menggunakan biaya cukup besar adalah komponen
pembelian kulkas sebesar Rp. 1.500.000. Sedangkan biaya investasi terkecil
terdapat pada komponen biaya kemoceng sebesar Rp. 10.000. Komponen biaya
tersebut diperlukan untuk menunjang operasional pemasaran.
Tabel 23. Biaya Tetap Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk
Komponen
Umur
Ekonomis
(Bulan)
Harga
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp/Bulan)
Jumlah Harga
(Rp/Kotak)
Motor 24 8.500.000 354.150 393,5
Estalase 48 500.000 10.400 11,56
Kulkas 36 1.500.000 41.700 46,33
Kursi 24 300.000 12.500 13,88
TV 24 200.000 8.350 9,27
Meja 24 200.000 8.350 9,27
Kipas 24 150.000 6.250 6,94
Sapu 12 40.000 3.350 3,72
Kemoceng 6 10.000 1.700 1,88
Sewa lahan 12 15.000.00
0
1.250.000 1.388,88
Total Biaya Tetap 1.714.600 1.885,23
Tabel 23 menunjukkan biaya tetap atau penyusutan peralatan pada
pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 1.714.600 per bulan dan Rp.
1.885,23 per kotak snack candy Ghonam Milk. Komponen biaya variabel terbesar
terdapat pada komponen sewa lahan sebesar Rp. 1.250.000 per bulan dan Rp.
1.388,88 per kotak snack candy Ghonam Milk. Besarnya biaya penyusutan ini
87
dipengaruhi oleh tingginya biaya sewa lahan sebesar Rp. 15.000.000 meski telah
dibagi menjadi 12 bulan. Sedangkan biaya penyusutan terkecil terdapat pada
koponen kemoceng sebesar Rp. 10.000 per bulan atau Rp. 1,88.
Tabel 24. Biaya Variable Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk
Komponen Kebutuhan
Harga
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp/Bulan)
Jumlah
Harga
(Rp/Kotak)
Listrik 300.000 333,33
Air 50.000 55,55
Transportasi 600.000 66,66
Upah tenaga
kerja
2 orang 1.650.000 3.300.000 3.666,66
Pruduk 30 kotak 12.000 10.800.000 12.000
Total Biaya Variabel 15.050.000 16.122,2
Total Biaya Oprsional (Total Biaya Tetap
+ Total Biaya Variabel)
16.764.600 18.010,66
Tabel 24 menunjukkan bahwa total biaya variabel pemasaran snack candy
Ghonam Milk sebesar Rp. 15.050.000 per bulan dan Rp. 16.122,2 per kotak snack
candy Ghonam Milk. Biaya variabel terbesar terdapat pada komponen biaya
pembelian produk sebesar Rp. 10.800.000 dan Rp. 12.000 per kotak snack candy
Ghonam Milk. Sedangkan biaya variabel terkecil terdapat pada komponen air
sebesar Rp. 50.000 per bulan dan Rp. 55,55 per kotak snack candy Ghonam Milk.
Total biaya operasional yang digunakan pada pemasaran snack candy
Ghonam Milk sebesar Rp. 16.764.600 per bulan dan Rp. 18.010,66 per kotak
snack candy Ghonam Milk. Biaya operasional ini adalah penjumlahan dari total
biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan dalam proses snack candy Ghonam
Milk.
88
Tabel 25. Peneriamaan Dan Keuntungan Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk
Penerimaan
Jumlah Produk
Terjual (kotak)
Harga
(Rp/Kotak)
Jumlah Harga
(Rp/Bulan)
Jumlah Harga
(Rp/Kotak)
30 20.000 18.000.000 20.000
Total Penerimaan 18.000.000 20.000
Keuntungan (Total Penerimaan -
Total Biaya Operasional)
1.235.400 1.989,34
Tabel 25 menunjukkan bahwa total penerimaan pemasaran snack candy
Ghonam Milk sebesar Rp. 18.000.000 per bulan dan Rp. 20.000 per kotak snack
candy Ghonam Milk. Keuntungan pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar
Rp. 1.235.400 per bulan dan Rp. 1.989,34 untuk setiap kotak snack candy
Ghonam Milk yang terjual. Hasil ini diperoleh dari total penerimaan sebesar Rp.
18.000.000 per bulan dan Rp. 1.989,34 per kotak snack candy Ghonam Milk
dikurangi total biaya operasional sebesar Rp. 16.764.600 per bulan dan Rp.
18.010,66 per kotak snack candy Ghonam Milk.
Tabel 26. Perhitungan Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk
No Komponen Nilai Tambah Nilai (Rp/Dus/Bulan) %
1
2
Biaya variable
Biaya Tetap
Nilai Input
Nilai Output
Nilai Tambah
16.122,2
1.885,23
18.010,66
20.000
1.989,34
89,51
10,48
100
111,04
11,04
Distributor membeli snack candy Ghonam Milk ke industri pengolahan
susu dengan harga Rp. 12.000 per kotak, kemudian distributor tersebut menjual
snack candy Ghonam Milk ke konsumen dengan harga Rp. 20.000 per kotak.
Maka dapat diketahui nilai tambah snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 8.000
89
per kotak atau Rp. 160.000 per liter. Nilai tambah ini belum dikurangi biaya
pemasaran snack candy Ghonam Milk.
Tabel 26 menunjukkan bahwa nilai tambah pemasaran snack candy
Ghonam Milk sebesar Rp. 1.989,34 per kotak atau Rp. 39.786,8 per liter dengan
persentase sebesar 11,04 persen. Hasil ini didapat dari nilai output sebesar Rp.
20.000 dikurangi nilai input sebesar Rp. 18.010,66. Tabel 26 juga menunjukkan
bahwa biaya variabel menyumbang biaya pengeluaran terbesar dalam pemasaran
snack candy Ghonam Milk yaitu sebesar 89,51 persen dari total biaya operasional,
sedangkan biaya tetap menyumbang pengeluaran sebesar 10,48 persen dari total
biaya operasional pemasaran snack candy Ghonam Milk.
Pemasaran snack candy Ghonam Milk memperoleh nilai tambah terkecil
dibandingkan saluran pemasaran lainnya yaitu sebesar Rp. 1.989,34 per kotak
dengan persentase sebesar 11.04 persen, sedangkan nilai tambah di usaha
peternakan kambing perah Rp. 12.722,23 dengan persentase sebesar 137,70
persen, nilai tambah susu kambing pasteurisasi per gelas sebesar Rp. 3.922,60
dengan persentase 64,53 persen dan nilai tambah pengoalahan susu kambing
menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 3.606,81 per kotak dengan
persentase sebesar 42,97. Kecilnya nilai tambah ini dipengaruhi oleh besarnya
biaya operasional yang dikeluarkan untuk memasarkan snack candy Ghonam
Milk.
5.5. Pembentukan Nilai Tambah Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah
Terdapat beberapa anggota yang terlibat dalam dalam rantai pasok susu
kambing di UD. Harokah Barokah mulai dari peternak hingga pemasaran. Pihak
90
peternakan menjual susu kambing dengan harga berbeda kepada industri
pengolahan susu dan distributor susu kambing. Peternakan menjual susu kambing
murni ke industri pengolahan susu dengan harga Rp. 20.000 per liter, sedangkan
ke distributor peternakan menjual susu kambing dengan harga Rp. 32.500 per
liter. Perbedaan ini dipengaruhi oleh adanya penanganan pasca panen. Harga jual
ke distributor lebih mahal karena pihak peternak telah melakukan pengemasan
dan pemberian merek pada susu, sedangkan industri pengolahan susu membeli
susu kambing segar dalam bentuk curah tanpa dikemas.
Setiap anggota rantai pasok melakukan aktivitas – aktivitas sehingga
menghasilakan penambahan nilai pada susu kambing baik dari segi harga maupun
kegunaan. Pertambahan nilai susu kambing terjadi pada masing – masing rantai
pasok setelah adanya perlakuan atau pegolahan terhadap susu kambing. Alur
proses penambahan nilai susu kambing dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Alur Proses Penambahan Nilai Susu Kambing
Sumber : Data Perusahaan UD. Haroakah Barokah (diolah)
Rp. 30.000/liter
Peternak
Restoran
Pengolahan
Susu Distributor Konsumen
Distributor
Susu
Rp. 20.000 /liter
Rp. 32.500 /liter
Susu
pasteurisasi
Snack
Candy
Rp. 220.000
/liter
Rp. 160.000
/liter
Rp. 20.000
/liter
Susu
kambing
kemasan
Rp. 17.500
Snack
Candy
91
Restoran mengolah susu kambing menjadi susu pasteurisasi sehingga
menghasilkan nilai tambah. Harga susu pasteurisasi di restoran sebesar Rp.
10.000 /gelas. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi satu gelas susu
pasteurisasi sebanyak 200 ml susu kambing, sedangkan harga susu per liter Rp.
20.000, maka untuk setiap liter susu seharga Rp. 20.000 restoran memperoleh
penerimaan sebesar Rp. 50.000 dengan margin sebesar Rp.30.000 hasil dari
penjualan lima gelas susu kambing pasteurisasi.
Industri pengolahan susu mengolah susu kambing menjadi snack candy
Ghonam Milk. Sebanyak satu liter susu kambing murni seharga Rp. 20.000 dapat
menghasilkan ± 200 buah snack candy Ghonam Milk setelah dicampur dengan
bahan baku lain seperti glukosa, sukrosa, garam, tepung roti, margarin, minyak
zaitun, kacang tanah, susu full cream, kurma dan coklat serta telah melalui proses
pengolahan. Snack candy Ghonam Milk tersebut dikemas menggunakan iner atau
kotak, satu kotak berisi 10 buah snack candy Ghonam Milk. Harga yang
ditetapkan oleh perusahaan sebesar Rp. 12.000 per kotak snack candy Ghonam
Milk. Satu liter susu kambing yang diolah menjadi snack candy Ghonam Milk
menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 240.000 dengan margin sebesar Rp.
220.000 per liter susu kambing hasil dari penjualan 20 kotak atau 200 buah snack
candy Ghonam Milk. Harga snack candy Ghonam Milk di tingkat distributor
sebesar Rp. 20.000 per kotak dengan harga beli Rp. 12.000, margin yang
diperoleh sebesar Rp. 8.000 per kotak atau sebesar Rp. 160.000 per liter hasil dari
penjualan 20 kotak snack candy Ghonam Milk.
92
Distributor susu kambing membeli susu kambing yang telah dikemas
dengan plastik dengan ukuran 200 ml dari peternakan UD. Harokah Barokah
dengan harga Rp. 32.500 per liter atau Rp. 6.500 per 200 ml, setelah itu
distributor menjual kembali susu kambing tersebut kepada konsumen dengan
harga Rp.10.000 per 200 ml atau Rp. 50.000 per liter, maka distributor susu
memperoleh margin Rp. 3.500 per 200 ml atau Rp. 17.500 per liter susu kambing.
93
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Pola aliran rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah dimulai
dari peternakan kambing perah hingga ke konsumen. Anggota rantai pasok
susu kambing terdiri dari peternakan UD. Harokah Barokah, industri
pengolahan susu kambing dan distributor susu kambing. Aliran produk
dimulai dari peternakan kambing UD. Harokah Barokah, susu kambing
hasil pemerahan didistribusikan ke tiga saluran pemasaran yaitu restoran
olahan kambing, industri pengolahan susu kambing dan distributor susu
kambing sebagai mitra usaha dari UD. Harokah Barokah. Kemitraan yang
sudah terjalin atas dasar kepercayaan dan saling membutuhkan.
2. Rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah secara
umum melibatkan tiga pelaku utama yaitu peternak sebagai penyedia
bahan baku susu kambing, restoran dan industri pengolahan susu serta
distributor yang memasarkan produk olahan susu kambing. Pengadaan
bahan baku susu kambing untuk pengolahan dapat terpenuhi dari
peternakan UD. Harokah Barokah. Proses produksi snack candy Ghonam
Milk berjalan cukup baik karena tenaga kerja memiliki keterampilan yang
dibutuhkan meski teknologi yang digunakan masih sederhana. Dukungan
sarana transportasi telah memenuhi kebutuhan industri pengolahan susu
kambing di UD. Harokah Barokah dalam proses pengadaan bahan baku
dan mendistribusikan produknya. Teknologi produksi yang digunakan
94
masih tergolong sederhana dan perlu dikembangkan untuk menghasilkan
produk dengan kualitas lebih baik dan menekan biaya. Pengembangan
SDM melalui pelatihan perlu dilakukan agar menambah keterampilan.
Akses pasar memadai dengan adanya distributor dan restoran yang
memasarkan produk olahan susu kambing.
3. Distribusi nilai tambah yang didapat oleh setiap anggota rantai pasok susu
kambing adalah : (1) 137.70 % nilai tambah untuk peternakan UD.
Harokah Barokah, (2) 64.54 % nilai tambah untuk susu pasteurisasi. (3)
42.97 % untuk industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy
Ghonam Milk, dan (4) 11.04 % nilai tambah yang didapat oleh distributor
snack candy Ghonam Milk.
4. Hasil dari analisis biaya dan keuntungan dapat diketahui besaran
keuntungan yang didapat oleh pelaku rantai nilai susu kambing. Besaran
keuntungan yang didapat oleh pelaku rantai nilai adalah : (1) Peternakan
kambing perah UD. Harokah Barokah mendapat keuntungan sebesar Rp.
19.172.900 per bulan dan Rp. 12.722,23 per liter susu kambing, (2)
Pengolahan susu kambing pasteurisasi mendapat keuntungan per bulan
sebesar Rp. 1.765.166,68 dan Rp. 3.922,60 untuk satu gelas atau Rp.
19.613 per liter susu kambing pasteurisasi, (3) Industri pengolahan susu
kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 86.558.750 per
bulan dan Rp. 3.606,81 per kotak atau Rp. 72.136,2 per liter susu kambing,
dan (4) Distributor snack candy Ghonam Milk memperoleh keuntungan
sebesar Rp. 1.235.400 per bulan dan Rp. 1.989,34 per kotak atau Rp.
95
39.786,8 per liter untuk setiap kotak snack candy Ghonam Milk yang
terjual.
Berdasarkan hasil perhitungan keuntungan diatas, diketahui bahwa
peternakan kambing perah memperoleh keuntungan terbesar yaitu sebesar
Rp. 19.172.900 per bulan dan Rp. 12.722,23 per liter susu kambing. Hasil
ini didapat dari total penerimaan sebesar Rp. 33.600.000 per bulan atau
Rp. 21.960,77 per liter dikurangi total biaya operasional sebesar Rp.
14.427.100 per bulan atau Rp. 9.238,54 per liter.
6.2. Saran
1. Melihat besarnya nilai tambah dan keuntungan yang didapat oleh industri
pengolahan susu kambing dengan mengolah susu kambing menjadi susu
pasteurisasi dan snack candy Ghonam Milk, disarankan bagi UD. Harokah
Barokah khususnya di bidang pengolahan agar lebih banyak melakukan
diversifikasi produk olahan berbahan dasar susu kambing. Salah satu yang
dapat dijalankan adalah pengolahan yoghurt susu kambing.
2. Diperlukan adanya pengembangan teknologi dan pengembangan SDM
dengan memberikan pelatihan kepada tenaga kerja di industri pengolahan
untuk menambah pengetahuan dan keterampilan setiap tenaga kerja
sehingga dapat menghasikan produk baru olahan susu kambing dan
menghasilkan nilai tambah.
96
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan, 2012
David, FR. 2009. Manajemen Strategis. Jakarta (ID). Salemba Empat, Jakarta
Indrajit, R.E, Djokopranoto R. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain. PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Marimin dan Nurul, 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam
Manajemen Rantai Pasok. IPB Pers, Bogor.
Moeljanto R, Wiryanta B. 2002. Khasiat & man faat susu kambing: susu terbaik
dari hewan Ruminansi. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Mulyono, Subangkit. 2010. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya,
Depok.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor
Porter, Michael E. 1994. Keunggulan Bersaing : Menciptakan dan
Mempertahankan Kinerja Unggul. Binapura Aksana, Jakarta
Sarwono B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya, Depok
Siagian, Y.M. 2005. Aplikasi supply Chain Management dalam Dunia Usaha.
Grasindo, Jakarta.
Sodiq A, Abidin Z. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan
Etawa. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Populasi Ternak Tahun 2007-
2011 Indonesia. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jakarta.
Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Pers, Jakarta
97
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cob-Douglas. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
98
Lampiran 1. Panduan Wawancara Untuk Peternakan
Daftar Pertanyaan Analisis Rantai Nilai Susu Kambing
Identitas Responden
Nama Responden :
Nama Instansi :
Jabatan :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
No HP/Tlp :
Jenis Usaha :
Pertanyaan
1. Berapa luas lahan yang anda miliki?
.......................................................................................................................
2. Bagaimana status kepemilikan lahan anda tersebut?
a. Jika milik sendiri, berapa harga beli lahan tersebut?
b. Jika sewa, berapa biaya sewa lahan tersebut per tahun?
c. Berapa harga tanah di daerah sekitar peternakan?
3. Berapa biaya yang digunakan untuk memproduksi susu?
a. Biaya pembelian kambing
b. Biaya pembelian pakan
c. Biaya obat-obtan
d. Lainnya..........
4. Kambing jenis apa yang budidayakan di peternakan anda?
........................................................................................................................
99
Lanjutan...
5. Berapa biaya operasional peternakan kambing perah?
a. Gaji karyawan
b. Transportasi
c. Listrik
d. Lainnya.........
6. Apa saja sarana produksi yang digunakan (kandang, alat transportasi dll?
........................................................................................................................
7. Berapa kapasitas produksi susu kambing per hari?
a. Berapa rata-rata produksi susu kambing per ekor per hari?
b. Berapa kambing yang siap produksi dari total jumlah kambing yang
ada?
c. Lainnya........
8. Apakah kapasitas produksi susu kambing berubah-ubah atau tetap?
........................................................................................................................
9. Apa yang berpengaruh terhadap hasil produksi susu kambing?
........................................................................................................................
10. Bagaimana perlakuan pasca panen pada susu kambing?
a. Apakah anda melakukan proses sorting dan grading terhadap susu
yang dihasilkan?
b. Apakah anda melakukan pengemasan terhadap produk susu kambing
yang dihasilkan?
c. Lainnya..........
11. Kemana saja anda menjual susu kambing hasil produksi?
........................................................................................................................
12. Berapa jumlah tenaga kerja yang terdapat di peternakan?
........................................................................................................................
13. Apakan anda termasuk sebagai anggota kelompok tani?
100
........................................................................................................................
14. Apakah anda termasuk sebagai anggota koperasi?
........................................................................................................................
15. Apakah anda pernah mendapat pelatihan mengenai usaha ternak kambing?
........................................................................................................................
16. Darimana anda mendapatkan modal untuk menjalankan usaha peternakan
kambing perah?
.......................................................................................................................
17. Apa saja kendala yang dihadapi dalam usaha peternakan kambing perah?
........................................................................................................................
18. Adakah peran lembaga penunjang dalam usaha peternakan kambing
perah?
.......................................................................................................................
101
Lampiran 2. Panduan Wawancara Untuk Industri Pengolahan Susu Kambing
Daftar Pertanyaan Analisis Rantai Nilai Susu Kambing
Identitas Responden
Nama Responden :
Nama Instansi :
Jabatan :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
No HP/Tlp :
Jenis Usaha :
Pertanyaan
1. Apa saja pruduk olahan susu kambing yang dihasilkan di UD. Harokah
Barokah?
.............................................................................................................................
2. Apa saja input bahan baku yang digunakan dalam membuat produk olahan
susu kambing?
.............................................................................................................................
3. Berapa jumlah input bahan baku yang digunakan untuk satu kali proses
produksi pengolahan susu kambing dalam satu hari?
.............................................................................................................................
4. Bagaimana tahapan proses pengolahan produk berbahan baku susu kambing?
.............................................................................................................................
102
Lanjutan...
5. Apa saja sarana dan prasarana/teknologi yang digunakan dalam proses
pengolahan produk berbahan baku susu kambing?
.............................................................................................................................
6. Berapa harga bahan baku utama (susu kambing per liter) dan harga bahan
baku penunjang lainnya?
.............................................................................................................................
7. Darimana bahan baku susu kambing diperoleh dan bagaimana sistem
pembeliannya?
.............................................................................................................................
8. Berapa kapasitas produksi yang dihasilkan untuk produk olahan berbahan
baku susu kambing dalam satu hari?
.............................................................................................................................
9. Berapa volume penjualan produk olahan berbahan baku susu kambing dalam
satu hari?
.............................................................................................................................
10. Berapa harga jual produk olahan berbahan baku susu kambing per kemasan?
.............................................................................................................................
11. Kemana saja anada menjual produk olahan berbahan baku susu kambing?
.............................................................................................................................
12. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses pembuatan produk
olahan berbahan baku susu kambing?
.............................................................................................................................
13. Berapa biaya operasional pada proses pengolahan produk berbahan baku susu
kambing?
a. Gaji karyawan
b. Listrik + Air
c. Gas
d. Lainnya......
14. Apa yang menjadi nilai jual produk olahan sberbahan susu kambing?
.............................................................................................................................
103
Lanjutan...
15. Bagaimana segmentasi pasar produk olahan susu kambing di UD. Harokah
Barokah?
.............................................................................................................................
16. Standar apakah yang digunakan dalam proses pengolahan susu kambing yang
dihasilkan oleh UD. Harokah Barokah?
.............................................................................................................................
17. Apa saja bentuk kerja sama yang dibangun oleh UD. Harokah Barokah terkait
produk olahan susu kambing dengan pelaku rantai nilai yang lain?
.............................................................................................................................
18. Adakah peran lembaga penunjang dalam usaha pengolahan susu kambing?
.............................................................................................................................
19. Sudah berapa lama anda menjalankan usaha pengolahan susu kambing?
.............................................................................................................................
20. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses pengolahan susu kambing?
.............................................................................................................................
21. Bagimana peluang produk olahan susu kambing kedepan?
.............................................................................................................................
104
Lampiran 3. Panduan Wawancara Untuk Pemasaran
Daftar Pertanyaan Analisis Rantai Nilai Susu Kambing
Identitas Responden
Nama Responden :
Nama Instansi :
Jabatan :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
No HP/Tlp :
Jenis Usaha :
Pertanyaan
1. Berapa jumlah pembelian yang dilakukan per hari/minggu/bulan?
.............................................................................................................................
2. Berapa harga beli produk olahan berbahan baku susu kambing per kemasan?
.............................................................................................................................
3. Berapa harga jual produk olahan berbahan baku susu kambing per kemasan?
.............................................................................................................................
4. Berapakah biaya operasional yang dikeluarkan dalam memasarkan produk
olahan berbahan baku susu kambing?
.............................................................................................................................
5. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pemasaran produk olahan
berbahan baku susu kambing?
105
Lanjutan...
6. Berapa besaran gaji yang diterima oleh tenaga kerja di bidang pemasaran?
.............................................................................................................................
7. Apa saja sarana operasional yang digunakan dalam memasarkan produk
olahan berbahan baku susu kambing?
.............................................................................................................................
8. Bagaimana cara penanganan produk dalam proses pemasaran?
.............................................................................................................................
9. Meliputi wilayah mana saja pemasaran produk anda?
.............................................................................................................................
10. Siapakah target pasar dari bproduk anda?
.............................................................................................................................
11. Apa kendala dalam memasar kan produk anda?
.................................................................................................................... .........
106
Lampiran 4. Panduan Wawancara Untuk Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan UD. Harokah Barokah?
.............................................................................................................................
2. Apa Visi dan Misi dari UD. Harokah Barokah?
.............................................................................................................................
3. Lokasi perusahaan?
.............................................................................................................................
4. Berapa luas lahan yang digunakan?
.............................................................................................................................
5. Bagaimana struktur organisasi UD. Harokah Barokah?
.............................................................................................................................
6. Apa saja bidang usaha yang dijalankan di UD. Harokah Barokah?
.............................................................................................................................
7. Bagaimana sistem kerja dan tenaga kerja di UD. Harokah Barokah?
.............................................................................................................................
8. Apa saja sarana dan prasarana penunjang di UD. Harokah Barokah?
.............................................................................................................................