ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN
JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA
TENGAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi
Oleh:
SANDYKA ANGRA MUDA
E100110021
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN
JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA
TENGAH
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
SANDYKA ANGRA MUDA
E100110021
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M. Si
NIK.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO
KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH
OLEH
SANDYKA ANGRA MUDA
E 100 110 021
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M. Si (……..……...)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs.H. Suharjo, M.S (…………….)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Ir. H. Taryono, M.Si (…………….)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Drs. Yuli Priyana, M. Si.
NIK. 573
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi karya ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.
.
Surakarta, 22 Oktober 2018
Penulis
SANDYKA ANGRA MUDA
E100 110 021
1
ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO
KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH
Abstrak
Longsorlahan merupakan merupakan suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau
pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat yang relatif pendek dalam volume (
jumlah) yang sangat besar. Setiap potensi bencana longsor sendiri di perparah
dengan laju pertumbuhan penduduk dan ulah tangan manusia itu sendiri. Semakin
banyaknya laju pertumbuhan dan penggunaan lahan yang tidak sesuai
menyebabkan bukti nyata kerentanan penggunaan lahan dan kemampuan lahan
untuk meloloskan air. Parameter-parameter yang terkait dengan gerakan tanah
adalah: (1) kemiringan lereng, (2) litologi, (3) stratigrafi, (3) struktur geologi, (4)
Iklim, (5) gempabumi, (6) penggunaan lahan, (7) aktifitas manusia. Adanya
bencana longsor di Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar maka diadakan
penelitian tahun 2018 yang bertujuan : (1) membuat peta persebaran potensi
longsor yang berada di Kecamatan Jatiyoso dan (2) mengetahui faktor-faktor
dominan yang mempengaruhi terjadinya longsorlahan di daerah penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan pengambilan
sample menggunakan stratified purposive sampling dan metode laboratorium
untuk uji tekstur dan permeabilitas tanah. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan persebaran daerah potensi rawan longsorlahan dan Tingkat bahaya
longsorlahan sedang di daerah penelitian terdiri dari Total klasisifikasi
pengharkatan 12-24 pada bentuklahan : V13IIIACK IIS, V13 IIACK IVS, V13
IIIACK VS, V13 IIIMC VIIS, V5 IVMC VIIIB, V5 IVMC VIXS, V5 IIMC
XIIIS, V5 IVMC XIVS, V5 IIIMC XVIS, tingkat bahaya longsor berat tterdiri
dari pengharkatan 24-36 pada bentuklahan: V13 IVACK IB, V13 IVACK IIIB,
V13 IVMC VIB, V5 IVMC XB, V5 IIIMC XIB, V5 IIICK XIIB, V5 IIIMC XVS
yang terletak pada desa Wonokeling, Beruk, Wukirsawit, Jatisawit, Jatiyoso, dan
Jatisawit.
Kata Kunci : Longsorlahan, Potensi, Distribusi
Abstract
Landslide is a form of erosion that transports or removes the soil at a relatively
short time in very large volumes. Every potential landslide disaster itself is
widened by the rate of population growth and the human hand itself. The
increasing number of growth rates and inappropriate land use causes tangible
evidence of land use vulnerability and the ability of land to pass water. The
parameters related to soil movement are: (1) slope, (2) lithology, (3) stratigraphy,
(3) geological structure, (4) climate, (5) earthquake, (6) land use, ( 7) human
activities. The existence of landslide disasters in Jatiyoso Subdistrict,
Karanganyar Regency, was conducted in 2018 with the aim of: (1) making a map
of landslide potential distribution in Jatiyoso District and (2) knowing the
dominant factors that influence landslides in the area Research method used is
2
survey method by taking samples using stratified purposive sampling and
laboratory methods for soil texture and permeability testing. Based on the results
of the study showed the distribution of potential landslide prone areas and the
level of landslide hazard in the study area consisted of total scoring classification.
12-24 on landform: V13IIIACK IIS, V13 IIACK IVS, V13 IIIACK VS, V13
IIIMC VIIS, V5 IVMC VIIIB, V5 II IVMC VIXS, V5 IIMC XIIIS, V5 IVMC
XIVS, V5 IIIMC XVIS, heavy landslide hazards consist of 24-36 rating on
landform: V13 IVACK IB, V13 IVACK IIIB, V13 IVMC VIB, V5 IVMC XB,
V5 IIIMC XIB, V5 IIICK XIIB, V5 IIIMC XVS located in the villages of
Wonokeling, Beruk, Wukirsawit, Jatisawit, Jatiyoso, and Jatisawit
Key words: Landslide, Potency, disribution
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sangat rawan bencana, hal ini dibuktikan
dengan terjadinya berbagai bencana yang melanda berbagai wilayah Indonesia
secara terus-menerus, undang-undang nomor 24 tahun 2007 menurut BNPB
tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Indonesia merupakan Negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia
bertemu, yaitu: lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Proses dinamika
lempeng yang cukup intensis telah membentuk relief permukaan bumi yang khas
dan cukup bervariasi, dari wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi
ancaman banjir, penurunan tanah, stunami hingga wilayah pegunungan dengan
lereng-lerengnya yang cukup curam dan menyembabkan adanya potensi
longsorlahan yang tinggi.
Bencana longsor terjadi bulan Februari (10/2/2016) di Desa Beruk
Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar menyebabkan putusnya jembatan sebagai
penghubung dengan Desa lainya, sebanyak 600 orang terisolasi. Pada tahun 2007
terjadi longsor yang sama di Desa Beruk mengakibatkan 56 warga terisolasi, 3
rumah tertimbun tanah, dan menewaskan 1 korban jiwa, (Solopos, Kamis 11
Februari 2016). Longsor terjadi lagi pada 28 November 2017 yang
3
menyebabkan salah satu rumah warga tertimpa longsorlahan di Desa Beruk
Kecamatan Jatiyoso.
Pengindraan jauh merupakan teknologi yang mammpu melakukan
pemantauan dan identifikasi di permukaan bumi secara cepat tanpa melakukan
survei secara langsung ke tempat yang dijadikan obyek penelitian. Sistem
Informasi Geografis (SIG) dapat memberikan informasi yang tidak dapat
diidentifikasi oleh pengindraan jauh seperti jenis tanah, curah hujan maupun
kemiringan lereng. Informasi pengindraan jauh dan SIG dapat digabungkan
(overlay), sehingga dapat digunakan untuk menentukan daerah rawan longsor.
Menurut Nandi (2007) Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau material laporan yang bergerak ke
bawah atau keluar lereng. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk mengurangi
resiko bahaya tanah longsor terutama daerah-daerah yang memiliki tingkat
kemiringan lereng yang curam untuk mengurangi korban maupun kerugian yang
besar. Menurut UU tahun 2007 mengatakan bahwa pengertian mitigasi adalah
upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi
bencana sangat diperlukan untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi tersebut dengan melakukan pencegahan dan penyuluhan bagi masyarakat.
Adanya permasalahan tersebut bagaimana membuat sebuah mitigasi bencana
longsor yang sering terjadi di daerah kita maka penulis melakukan penelitian
dengan judul ―Analisis Potensi Longsorlahan Di Kecamatan Jatiyoso
Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah.
Rumusan masalah :
1. Bagaimana mengidentifikasi dan menganalisis daerah rentan
bencana longsorlahan dengan menggunakan Sistem Informasi
Geografis dan,
2. faktor dominan apakah yang menjadi penyebab terjadinya
longsorlahan di daerah penelitian
Tujuan Penelitian :
4
1. Membuat peta persebaran potensi longsorlahan yang berada di
Kecamatan Jatiyoso dan,
2. Mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi
terjadinya longsorlahan di daerah penelitian.
2. METODE
Menurut Zikmund (1997) metode penelitian survey adalah satu bentuk teknik
penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang,
melalui pertanyaan-pertanyaan. Data yang dikumpulkan dibedakan menjadi dua
yaitu data primer yang diperoleh dari kerja lapangan dan data sekunder yang
diperoleh dari peta atau instansi terkait, tabel, laporan, surat kabar dan internet.
Berdasarkan pertimbangan pada factor yang berpengaruh terhadap proses
terjadinya longsorlahan dan satuan pemetaan yang dipakai, pengambilan sampel
pada penelitian ini dilaksanakan dengan cara stratified purposive sampling dengan
strata peta bentuklahan dan sampel pada daerah-daerah yang pernah terjadi
longsorlahan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Longsor adalah erosi dimana pengangkutan atau gerakan massa tanah terjadi pada
suatu saat dalam volume yang relatif besar (Suripin, 2002). Analisis longsorlahan
dilakukan terhadap masing-masing tingkat bahaya tanah longsorlahan pada setiap
satuan medan serta persebaran daerah longsorlahan yang ada pada daerah
penelitian yang telah di survei secara langsung dilapangan dengan menggunakan
GPS dan analisis dari peta-peta yang telah diklasifikasi sesuai harkat pada
masing-masing parameter. Sehingga dapat diketahui daerah mana saja yang
pernah terjadi longsorlahan dan titik-titik daerah yang rawan akan adanya potensi
longsor di daerah penelitian.
Klasifikasi medan adalah usaha menggolong-golongkan medan
berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing medan. (Van Zuidam,
1979). Klasifikasi data dilakukan dengan menggolong-golongkan atau
mengelompokkan sesuatu atas dasar kriteria tertentu.klasifikasi tingkat bahaya
longsorlahan dibuat berdasarkan rumus pengurangan nilai tertinggi dengan nilai
5
terendah dibagi dengan jumlah kelas yang diinginkan yang dalam penelitian ini
dibuat menjadi tiga kelas, maka diperoleh nilai:
Nilai harkat tertinggi 4 X 9 = 36
Nilai harkat terendah 1 X 9 = 9
Jumlah kelas 3, maka interval kelas tingkat bahaya longsorlahan
adalah sebagai berikut:
36 - 9
I = ————— = 9 (1)
3
Adapun kelas tingkat bahaya longsorlahan dapat dilihat pada tabel
1 sebagai berikut.
Tabel 1 Kelas Bahaya Longsorlahan
Kelas Jumlah harkat Tingkat Bahaya Longsorlahan
I 9 – 12 Bahaya tanpa/ringan
II 12 – 24 Bahaya sedang
III 24 – 36 Bahaya berat
Sumber : Hasil Perhitungan
Analisis pengharkatan dari tabel 2 dapat disimpulkan terdapat 2 variabel
total (X) dan (Y) dari 9 klasifikasi pengharkatan dari setiap faktor penyebab
longsorlahan. Dimana 9 faktor-faktor penyebab longsorlahan (curah hujan,
kemiringan lereng, tekstur tanah, kedalaman tanah, kedalaman muka air tanah,
torehan, kerapatan vegetasi, dan kedalaman tanah). Menurut Sadisun (2005)
penyebab tanah longsor adalah kondisi morfologi (sudut, lereng, relief), kondisi
geologi (jenis batuan/tanah, karakteristik keteknikan batuan/tanah, proses
pelapukan, bidangbidang diskotinuitas seperti perlapisan dan kekar, permeabilitas
batuan/tanah, kegempaan dan vulkanisme), kondisi klimatologi seperti curah
hujan, kondisi lingkungan /tata guna lahan (hidrologi dan vegetasi) dan aktivitas
manusia (penggemburan tanah untuk pertanian dan perladangan dan irigasi. Total
dari pengharkatan variabel (X) terdapat faktor dominan yang menyebabkan
longsor di daerah penelitian yaitu curah hujan dengan total (59), Tekstur tanah
(57), permeabilitas (48), dan Kemiringan Lereng (47), sedangkan untuk jumlah
6
total Variabel (Y) untuk menganalisis kelas tingkat bahaaya tanah longsorlahan
pada daerah penelitian dengan menggunakan rumus sederhana yang telah
ditentukan dan sebagai dasar pembuatan peta potensi longsorlahan. Hasil analisis
kelas bahaya tanah longsor serta luasan seberan longsorlahan yang ada disajijakan
pada tabel 2 dan 3 sebagai berikut.
7
Tabel 2 Pengharkatan Parameter Yang Mempenggaruhi Longsorlahan
NO Bentuklahan A B C D E F G H I TOTAL
1 V13 IVACK IB 4 3 2 2 4 4 4 3 3 29
2 V13 IIIACK IIS 3 3 2 2 2 2 3 3 3 23
3 V13 IVACK IIIB 4 4 1 2 3 2 3 3 3 25
4 V13 IIACK IVS 2 4 1 4 2 4 1 3 3 24
5 V13 IIIACK VS 3 3 2 1 1 2 2 3 3 20
6 V13 IVMC VIB 4 3 1 2 4 2 4 3 3 26
7 V13 IIIMC VIIS 3 4 1 2 2 2 3 3 3 23
8 V5 IVMC VIIIS 1 4 1 1 1 1 1 3 4 17
9 V5 IVMC VIXS 1 4 1 1 1 1 1 3 4 17
10 V5 IVMC XB 4 4 2 3 3 2 3 3 4 28
11 V5 IIIMC XIB 3 4 2 1 3 4 4 3 4 28
12 V5 IIICK XIIB 3 3 3 4 3 2 4 3 4 29
13 V5 IIMC XIIIS 2 4 1 3 1 2 3 3 4 23
14 V5 IVMC XIVS 4 4 1 2 2 2 1 3 4 23
15 V5 IIIMC XVS 3 4 1 3 2 2 4 3 4 26
16 V5 IIIMC XVIS 3 4 2 2 1 2 3 3 4 24
TOTAL 47 59 24 35 35 36 44 48 57 385
Sumber: Survei dan analisis
A. Kemiringan Lereng F. Kerapatan Vegetasi
B. Curah Hujan G. Kedalaman Pelapukan
C. Kedalaman Tanah H. Permeabilitas
D. Kedalaman Muka Air Tanah I. Tekstur
E. Kedalaman Torehan
8
Tabel 3 Sebaran kelas-kelas Bahaya longsorlahan di daerah penelitian
No Simbol Lahan Nama Bentuklahan Luas
(ha) Presentase
Luas(%)
1
V13 IVACK
IB
Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh
Berat 30,35 1,29
2
V13 IIIACK
IIS
Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh
Sedang 105,52 4,49
3
V13 IVACK
IIIB
Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh
Berat 12,5 0,53
4
V13 IIACK
IVS
Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh
Sedang 304,65 12,96
5
V13 IIIACK
VS
Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh
Sedang 980,21 41,69
6
V13 IVMC
VIB
Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh
Berat 45,86 1,95
7
V13 IIIMC
VIIS
Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh
Sedang 35,75 1,52
8
V5 IVMC
VIIIB
Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh
Sedang 18,51 0,79
9
V5 IVMC
VIXS
Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh
Sedang 20,21 0,86
10 V5 IVMC XB
Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh
Berat 54,4 2,31
11
V5 IIIMC
XIB
Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh
Berat 60,87 2,59
12
V5 IIICK
XIIB
Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh
Berat 476,8 20,28
13
V5 IIMC
XIIIS
Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh
Sedang 24,45 1,04
14
V5 IVMC
XIVS
Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh
Sedang 42,52 1,81
15
V5 IIIMC
XVS
Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh
Sedang 89,57 3,81
16
V5 IIIMC
XVIS
Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh
Berat 49,24 2,09
TOTAL 2351,41 100
Sumber: Survei dan analisis
9
Tabel 4 Kelas potensi longsorlahan di daerah penelitian
No Simbol Lahan Jenis Longsor
tingkat bahaya
1 V13 IVACK IB Jatuhan Bahaya Berat
2 V13 IIIACK IIS Jatuhan Bahaya Sedang
3 V13 IVACK IIIB Jatuhan Bahaya Berat
4 V13 IIACK IVS Rayapan Bahaya Sedang
5 V13 IIIACK VS Longsoran Bahaya Sedang
6 V13 IVMC VIB Longsoran Bahaya Berat
7 V13 IIIMC VIIS Longsoran Bahaya Sedang
8 V5 IVMC VIIIB Rayapan Bahaya Sedang
9 V5 IVMC VIXS Rayapan Bahaya Sedang
10 V5 IVMC XB Longsoran Bahaya Berat
11 V5 IIIMC XIB Longsoran Bahaya Berat
12 V5 IIICK XIIB Longsoran Bahaya Berat
13 V5 IIMC XIIIS Longsoran Bahaya Sedang
14 V5 IVMC XIVS Jatuhan Bahaya Sedang
15 V5 IIIMC XVS Longsoran Bahaya Berat
16 V5 IIIMC XVIS Jatuhan Bahaya Sedang
Sumber: Survei dan analisis
Persebaran kelas tingkat bahaya longsorlahan di daerah penelitian terdapat
2 kelas yaitu tingkat bahaya longsorlahan sedang pada bentuklahan V13IIIACK
IIS, V13 IIACK IVS, V13 IIIACK VS, V13 IIIMC VIIS, V5 IVMC VIIIB, V5
IVMC VIXS, V5 IIMC XIIIS, V5 IVMC XIVS, V5 IIIMC XVIS. Tingkat
bahaya longsorlahan berat pada satuan medan V13 IVACK IB, V13 IVACK IIIB,
V13 IVMC VIB, V5 IVMC XB, V5 IIIMC XIB, V5 IIICK XIIB, V5 IIIMC XVS.
10
Gambar 1 Peta Persebaran Bahaya Longsorlahan Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar 2018
11
Gambar 2 Peta Tingkat Bahaya Longsorlahan Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar 2018
12
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat bahaya
longsorlahan di daerah penelitian sebagai berikut :
a) Tingkat bahaya longsorlahan sedang di daerah penelitian terdiri dari
Total klasisifikasi pengharkatan 12-24 pada bentuklahan : V13IIIACK
IIS, V13 IIACK IVS, V13 IIIACK VS, V13 IIIMC VIIS, V5 IVMC
VIIIB, V5 IVMC VIXS, V5 IIMC XIIIS, V5 IVMC XIVS, V5 IIIMC
XVIS. Terdapat pada desa Wonokeling, Beruk, Wukirsawit, Jatisawit,
Jatiyoso, dan Jatisawit.
b) Tingkat bahaya longsorlahan berat di daerah penelitian terdiri dari
Total klasisifikasi pengharkatan 24-36 pada bentuklahan: V13 IVACK
IB, V13 IVACK IIIB, V13 IVMC VIB, V5 IVMC XB, V5 IIIMC XIB,
V5 IIICK XIIB, V5 IIIMC XVS. Terdapat pada desa Wonokeling,
Beruk, Karangsari, Wukirsawit, Wonorejo, Petung.
c) Berdasarkan data hasil dari penggabungan sembilan parameter
didapatkan bahwa faktor pemicu longsorlahan yang mendominasi dan
memiliki peranan terbesar terhadap tingkat potensi longsorlahan di
Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar terdiri dari Curah hujan
dengan total pengharkatan (59), Tekstur tanah (57), permeabilitas (48),
dan Kemiringan Lereng (47), dan faktor pendukung lainya seperti
penggunaan lahan dan kerapatan vegetasi.
4.2 Saran
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi dan memperkecil kemungkinan
terjadinya potensi longsorlahan, meliputi:
a) Kemiringan lereng merupakan salah satu pemicu utama yang
mempengaruhi terjadinya potensi longsorlahan. Penggunaan lahan
yang tidak sesuai dengan kondisi fisiknya mempengaruhi beban yang
terdapat di atasnya. Pada kemiringan lereng >30% disarankan untuk
dijadikan kawasan konservasi dimana perlu adanya pengelolaan lereng
dengan menghindari pemotongan tebing dan pembebanan pada lereng.
13
b) Permeabilitas tanah perlu dikelola secara vegetatif dengan melakukan
penanaman sesuai pola tanam yang tepat dan sesuai pada setiap jenis
tanah.
c) Perkembangan sumber daya manusia yang semakin bertambah dari
tahun ke tahun berdampak perkembangan pemukiman tidak dapat di
pungkiri tetapi pemerintah dapat mengarahkan pemukiman pada lahan
yang mempunyai tingkat bahaya rendah sehingga kerugian materi
maupun korban jiwa akibat longsorlahan dapat terhindari.
DAFTAR PUSTAKA
Nandi. 2007. Longsor. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. UPI
Nazir, Mohammad (1999). Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga
Sadisun AI. 2005. Usaha Pemahaman Terhadap Stabilitas Lereng dan Longsoran
Sebagai Langkah Awal Dalam Mitigasi Bencana Longsoran. Di dalam :
Workshop Penanganan Bencana Gerakan Tanah. Bandung.
Suprapto Dibyosaputro, 1993 .Geomorfologi. Di dalam ―Pelatihan Penyusunan
Neraca Sumberdaya Alam Daerah Spasial Puspic‖ Bakosurtanal. 7
September – 7 Oktober 1993.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI.
Wahyono. 2006. Analisis Longsorlahan Di Kecamatan Matesih Kabupaten
Karanganyar. Skripsi Sarjana, Karanganyar : Fakultas Geografi UMS.
Zuidam. Et al Van.1979. Terrain Analysis and Klasifikation Using Areal
Photographs a Geomorphology and Aproach (Analisis Medan dan
Klasifikasi Geomorfologi dengan Foto Udara Dan Pendekatan
Geomorfologi), Enchede Netherland : ITC.