Download - Analisis Perhitungan Pompa
3.3.4 Analisis Perhitungan Pompa
Pada Prinsipnya cara kerja pompa yaitu mengubah energi mekanik menjadi energy
hidraulik. Pada dasarnya pompa dapat diklasifikasikan ke dalam 2 bagian besar yaitu:
Turbo hydraulic pump: pompa sentrifugal, propeller pump dan jet pump
Positive-displacement pump: srew pump dan reciploka pump
Penjelasan masing-masing tipe pompa adalah sebagai berikut:
a. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal terdiri atas 2 bagian yaitu:
Bagian yang bergerak rotasi, disebut dengan impeller
Bagian rumah luar impeller yang tertutup, disebut dengan housing
Pada pompa setrifugal, tenaga dihasilkan oleh motor yang menggerakkan impeller.
Gerakan rotasi dari impeller akan menimbulkan gaya sentrifugal yang
mengakibatkan fluida fmasuk ke dalam pompa dari sisi yang bertekanan rendah
(ditengah impeller) menuju sisi bertekanan tinggi di luar housing. Housing
umumnya didesain dengan perubahan bentuk penampang yang membesar di akhir
dengan tujuan mereduksi kehilangan energy serta merubah energy kinetic menjadi
tekanan.
Gambar 3-15 Bagian dari Pompa Sentrifugal
Efisiensi pompa sentifugal sebagian besar tergantung kepada desain vanes, desain
housing dan kondisi pengoperasian pompa.
b. Propeller Pump
Pada prinsipnya, propeller pump direncanakan berdasarkan hukum Bernaulli dan
hukum implus-momentum. Pompa jenis ini biasanya digunakan untuk kondisi
dengan tinggi tekan rendah (12 m ) dan kapasitas debit cukup besar (¿ 20 lt/detik ) .
Jika pada kasus tertentu diperlukan perbedaan elevasi yang cukup besar, maka
dapat digunakan jenis multistage peopeller pump.
Gambar 3-16 Bagian dari Propeller Pump
c. Jet Pump
Pada prinsipnya jet pump dimanfaatkan energy tekan ynag besar dengan
menggunakan nozzle pada kecepatan aliran yang cukup tin ggi. Jenis pompa ini pada
umumnya berukuran kecil dan cukup ringan sehingga sering sekali digunakan pada
pekerjaan dewatering pada saat pelaksanaan konstruksi. Pada beberapa kasus
sering pula ditemui penggunaan kombinasi antara pompa setrifugal dan jet pump
untuk melakukan pemompaan air sumur dalam. Namun perlu diperhatikan, efisiensi
jet pump dapat menjadi sangat rendah (25%) apabila terjadi kehilangan energy yang
cukup besar saat pencampuran kedua aliran yang berbeda tekanan.
Gambar 3-17 Bagian dari Jet Pum
Secara umum terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam hal pemilihan
pompa. Pada dasarnya pemilihan pompa adalah tergantung pada debit, tinggi tekan
dan tenaga yang diperlukan. Secara lebih jelas parameter yang diperlukan dalam
pemilihan pompa adalah sebagai berikut:
- spesifikasi pompa
- kondisi aplikasi pemompaan
- perhitungan kehilangan energy
- perhitungan tinggi tekan pompa yang diperlukan
- plotting grafik (hasil analisis pada spesifikasi pompa yang ada)
Gambar berikut ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan pompa.
Gambar 3-18 Grafik Penentuan Jenis Pompa
Perhitungan kebutuhan debit yang optimal dalam penggunaan pompa, maka
selanjutnya digambarkan sebagai berikut. Analisa debit pompa dilakukan untuk
debit 5 m3 /detik , 6 m3 /detik , 7 m3 /detik , 8 m3 /detik , 10 m3 /detik , 12 m3 /detik
dan 14 m3 /detik dengan berbagai scenario.
Gambar 3-19 Skenario 1A pada pemlihan debit pompa.
Gambar 3-20 Skenario 1B pada pemilihan debit pompa.
Gambar 3-21 Skenario 1C pada pemilihan debit pompa.
Berdasarkan perhitungan diatas maka terpilih kapasitas pompa yang digunakan
adalah 8 m3 /detik dengan syarat bahwa daerah DAS MK1-4 dibuang ke arah Kali
Muara Karang serta MK5 dibuang ke arah Kali Angke dengan system pompa
tersendiri. Adapun pompa yang digunakan dalah sejumlah 3 buah dengan rincian
2×2 m3 /detik dan 1×4 m3 /detik .