-
ANALISIS PERBANDINGAN KORELASI ROA, ROE, DAN
EPS TERHADAP HARGA SAHAM
PT. ANEKA TAMBANG TBK., PT. ASTRA INTERNATIONAL
TBK., DAN PT. BANK CENTRAL ASIA TBK.
Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Lembaga Keuangan dan Pasar Modal
Dosen : DR. Payamta SE, Msi, Ak. CPA
Kelas - A
BARTOLOMEUS BUDI BINTARA
F1310020
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
2011
-
ANALISIS PERBANDINGAN KORELASI ROA, ROE, DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM
PT. ANEKA TAMBANG TBK., PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK., DAN PT. BANK CENTRAL ASIA TBK.
Bartolomeus Budi Bintara Fakultas Ekonomi - Universitas Negeri Sebelas Maret
ABSTRACT
Return On Asset (ROA) and Return On Equity (ROE) are two of the
financial ratios which are used to determine companys profitability level, while
Earnings Per Share (EPS) is a financial ratio which is considered by the investors
to predict the future gain (or loss) from a capital investment activity. These three
financial ratios are highly accessible financial information and presented fairly on
the companys annual report. Investors are often using these ratios as a primary
set of instrument to measure the future gain or loss from investment, or to predict
future stock price movement of a published company.
This research attempted to investigate the correlation between ROA,
ROE, NPS, and Stock Price of the observed company, Pearson Correlation was
used to analyze the data and samples used.
The results indicated that there was a strong positive correlation between
EPS and Stock Price, while ROA, ROE and Stock Price had no significant
correlation.
Keywords : Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earnings Per
Share (EPS), and Stock Price.
-
Bartolomeus Budi Bintara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pasar modal dikenal dua teknik analisis saham, yakni analisis
teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal adalah cara meramalkan
pergerakan harga saham melalui pengamatan data-data harga dan volume
perdagangan dimasa lampau (Kirkpatrick dan Dahlquist, 2006). Teknik analisis
harga saham kedua adalah analisis fundamental, yakni teknik peramalan harga
melalui serangkaian pengkajian aspek dan indikator bisnis secara keseluruhan
seperti laporan keuangan, kesehatan keuangan, keuntungan kompetitif dan
manajerial, kompetitor dan kondisi pasar.
Dalam perkembangannya, analisis teknikal semakin ditinggalkan oleh
para analis investasi, terutama para analis yang berorientasi pada investasi
jangka panjang, karena analisis teknikal tidak efektif meramalkan harga saham
dimasa depan secara akurat. Sejalan dengan hal ini, Eugene Fama (1960)
melalui efficient market hypothesis yang dia kembangkan menekankan bahwa
harga saham dalam pasar sekuritas dibentuk dari berbagai aspek pertimbangan
investor, tidak hanya dengan pengamatan harga dimasa lampau. Random walk
theory menyatakan bahwa harga pasar saham berubah menurut sebuah pola
pergerakan acak (random walk), sehingga tidak dapat diprediksi (Fama, 1965).
Penjelasan diatas kembali menekankan bahwa untuk meramalkan
harga saham dimasa yang akan datang perlu menggunakan teknik analisis
lainnya karena pergerakan harga saham lebih dapat diramalkan dengan menilai
kinerja perusahaan yang bersangkutan dan aspek lainnya. Analisis fundamental
adalah teknik analisis harga saham dengan pengujian kinerja keuangan
perusahaan yang juga sudah lama dikenal, namun belum banyak dipakai oleh
analis dan investor karena teknik analisis ini cukup rumit. Beberapa indikator
ekonomi, non-ekonomi, dan juga berbagai rasio keuangan harus dipakai agar
tercipta suatu hasil analisis yang representatif.
-
Bartolomeus Budi Bintara
2
Dari berbagai teknik dalam analisis fundamental, penggunaan rasio
keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaaan adalah hal yang paling
umum dilakukan analis pasar. Dari sekian banyak rasio keuangan, ROA
(Return on Asset), dan ROE (Return on Equity), adalah dua jenis rasio
profitabilitas yang sering dipakai untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
(Ross dan Westerfield, 2002). Sedangkan EPS (Earnings Per Share) adalah
sebuah rasio yang sering dikaitkan dengan keuntungan atau kerugian deviden
yang belum terrealisasi sampai deviden sungguh-sungguh dibagikan. Rasio
EPS yang tinggi sering diinterpretasikan sebagai pertanda bahwa perusahaan
yang bersangkutan adalah perusahaan yang baik, sehingga para investor
fundamentalis tingkat dasar sering menggunakan rasio EPS sebagai acuan
untuk menjual atau membeli saham.
Sehubungan dengan hal diatas, maka penulis ingin mengetahui lebih
jauh apakah dalam kasus perusahaan PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT.
Astra International Tbk. (ASII), dan PT. Bank Central Asia Tbk. (BBCA),
yang terdaftar di bursa efek Indonesia, harga saham yang dibentuk dengan
ketiga rasio tadi memiliki hubungan positif. Hal ini pada akhirnya akan
menunjukkan perilaku investor yang menanamkan modalnya pada ketiga
perusahaan tersebut apakah dalam proses analisis harga sahamnya
menggunakan analisis fundamental berbasis tiga rasio ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Pada penelitian ini akan diteliti hubungan antara rasio keuangan ROA,
ROE, dan EPS dengan harga saham pada perusahaan PT. Aneka Tambang Tbk.
(ANTM), PT. Astra International Tbk. (ASII), dan PT. Bank Central Asia Tbk.
(BBCA) sehingga diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan mendasar
berikut ini :
1. Apakah ada hubungan antara rasio keuangan Return on Asset
(ROA) dengan harga saham pada PT. Aneka Tambang Tbk.
-
Bartolomeus Budi Bintara
3
(ANTM), PT. Astra International Tbk. (ASII), dan PT. Bank
Central Asia Tbk. (BBCA)?
2. Apakah ada hubungan antara rasio keuangan Return on Equity
(ROE) dengan harga saham pada PT. Aneka Tambang Tbk.
(ANTM), PT. Astra International Tbk. (ASII), dan PT. Bank
Central Asia Tbk. (BBCA)?
3. Apakah ada hubungan antara rasio Earnings per Share (EPS)
dengan harga saham pada PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT.
Astra International Tbk. (ASII), dan PT. Bank Central Asia Tbk.
(BBCA)?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Menguji korelasi antara rasio keuangan Return on Asset (ROA)
dengan harga saham pada PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT.
Astra International Tbk. (ASII), dan PT. Bank Central Asia Tbk.
(BBCA).
2. Menguji korelasi antara rasio keuangan Return on Equity (ROE)
dengan harga saham pada PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT.
Astra International Tbk. (ASII), dan PT. Bank Central Asia Tbk.
(BBCA).
3. Menguji korelasi antara rasio Earnings per Share (EPS) dengan
harga saham pada PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT. Astra
International Tbk. (ASII), dan PT. Bank Central Asia Tbk.
(BBCA).
-
Bartolomeus Budi Bintara
4
D. MANFAAT PENELITIAN
Penulis mengharapkan bahwa hasil dari penelitian ini dapat
memberikan gambaran mengenai perilaku investor perusahaan PT. Aneka
Tambang Tbk., PT. Astra International Tbk., dan PT. Bank Central Asia Tbk.,
sehubungan dengan jenis analisis investasi yang dipakai apakah menggunakan
teknik analisis fundamental berbasis perhitungan rasio keuangan ROA, ROE
dan EPS, ataukah menggunakan analisis jenis lainnya. Hal ini menjadi penting
mengingat perilaku investor dalam menggunakan teknis analisis tertentu, kuat
kaitannya dengan jenis efisiensi pasar yang ada dalam negara yang
bersangkutan.
-
Bartolomeus Budi Bintara
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DUA TEKNIK ANALISIS SAHAM
Seperti yang telah sedikit disinggung dalam pendahuluan, bahwa
dalam menganalisis saham dapat dilakukan dengan dua teknik yang berbeda
yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental
melibatkan serangkaian teknik dan proksi analisis, dimulai dari analisis kondisi
makro baik global maupun domestik dan dilanjutkan dengan langkah
berikutnya yang lebih sempit ke industri yang dituju, dilanjutkan pada
perusahaan yang dikehendaki (Panggabean, Raja Lambas J., 2005). Hal ini
penting dilakukan bagi investor yang hendak menanamkan modalnya dalam
jangka waktu lama untuk memperoleh devisa dari perusahaan yang
bersangkutan.
Sedangkan analisis secara teknis adalah suatu analisis yang
menggunakan kecenderungan harga dan volume saham pada masa lalu untuk
menentukan kecenderungan harga dan volumenya yang akan datang. Adapun
fokus perhatian dari analisis secara teknis adalah waktu menunggu saat yang
tepat untuk membeli jika kecenderungan harganya akan naik, Sehingga
sifatnya pun jangka pendek dengan motif utama untuk memperoleh capital gain
(Lo dan Hasanhodzic, 2010). Model analisis secara teknis dapat menggunakan
Dow Theory, Moving Average, Baron Confidence, Relative Strength dan
Points dan Figures (Panggabean, 2005).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan teknik
analisis sesungguhnya didorong oleh jenis investasi di pasar modal yang
hendak dilakukan. Analisis fundamental akan menjadi pilihan yang lebih bijak
jika yang hendak dilakukan adalah investasi jangka panjang dimana deviden
adalah sesuatu yang hendak dicari. Analisis teknikal dapat dipilih oleh investor
yang hendak melakukan investasi jangka pendek dengan harapan akan
memperoleh capital gain yang maksimal, dikarenakan analisis ini lebih mudah
-
Bartolomeus Budi Bintara
6
dan cepat untuk meramalkan pergerakan harga saham dimasa yang akan datang
(Investopedia).
Selanjutnya dalam bab ini dan keseluruhan penelitian ini akan dibahas
tentang penggunanaan rasio ROA, ROE, dan NPS sebagai bagian dari teknik
fundamental yang luas dalam proses analisis harga saham di masa depan.
Penggunaan ROA, dan ROE untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sudah
banyak dilakukan oleh penelitian terdahulu karena dua rasio ini merupakan
rasio profitabilitas utama perusahaan (Tandelilin, 2001: 240).
B. RETURN ON ASSET (ROA)
Untuk menilai kinerja perusahaan, biasanya investor akan melihat dan
menganalisa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Rasio keuangan
yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah ROA. Perusahaan
yang memiliki ROA yang tinggi dianggap menghasilkan kinerja yang baik.
ROA merupakan salah satu rasio yang menjadi ukuran profitabilitas
perusahaan, serta menunjukkan efisiensi manajemen dalam menggunakan
seluruh aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Perhitungan ROA diformulasikan sebagai berikut (Susan, Needles, dan
Powers, 2008) :
ROA = !"#" !"#$%& !"#"$%& !"#"$!"!#$ !"#$%!
Besarnya Return on Assets dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu :
1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi.
2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang
dinyatakan dalam prosentase penjualan bersih. Profit margin ini
mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
dihubungkan dengan penjualan.
-
Bartolomeus Budi Bintara
7
Rasio ROA juga menjadi informasi yang penting bagi investor yang
akan melakukan investasi di pasar modal. Karena rasio ini mampu
menggambarkan laba bersih yang bisa didapat dari seluruh kekayaan yang
dimiliki perusahaan. Ini berarti jika semakin besar nilai rasio ROA,
menunjukkan laba yang dapat dihasilkan dari seluruh kekayaan yang dimiliki
juga besar. Hal tersebut akan sangat menarik investor untuk berinvestasi sebab
profitabilitas akan mempengaruhi harga saham (Husnan, 1998:305), dan
dengan banyaknya investor yang berminat untuk berinvestasi maka akan
menyebabkan naiknya harga saham yang mempengaruhi juga terhadap return
yang diterima oleh investor. Sehingga rasio ROA diperkirakan memiliki
hubungan yang positif dengan return saham.
C. RETURN ON EQUITY (ROE)
Untuk melakukan analisis profitabilitas yang merupakan hasil akhir
dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dijalankan perusahaan, diperlukan
angka-angka indikator. Analisis profitabilitas ini memberikan jawaban akhir
tentang efektif tidaknya suatu perusahaan. Profitabilitas dapat diukur melalui
kemampuan perusahaan mempertahankan kebijakan deviden yang stabil
sementara pada saat yang sama dapat mempertahankan kenaikan kekayaan
pemegang saham dalam perusahaan.
Indikator profitabilitas menurut Brigham dan Gapenski (1994) dalam
penelitian Panggabean (2005) terdiri dari Margin Laba Atas Penjualan (Profit
Margin on Sales), Basic Earning Power (BEP), Return on Total Assets (ROA)
dan Return on Common Equity (ROE). Menurut penelitian ini ROE adalah
rasio antara laba bersih dengan ekuitas pada saham biasa atau tingkat
pengembalian investasi pemegang saham ( rate of return on stockholders
investment). Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROE = !"# !"#$%& !"#$%#&%' !" !"#$%!!"#$%&!"#$%!!"#$! ! !"#$%&
-
Bartolomeus Budi Bintara
8
Rumus ROE pada halaman sebelumnya menunjukkan bahwa dengan
meningkatnya laba bersih maka akan meningkat pula nilai dari ROE jika
ekuitasnya tetap. Demikian pula sebaliknya dengan menurunnya laba bersih
akan menurunkan nilai ROE.
Menurut Bodie, Kane and Marcus (2002 ) Return on Equity ( ROE )
yang merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas ini merupakan
salah satu dari dua faktor dasar dalam menentukan pertumbuhan tingkat
pendapatan perusahaan. Ada dua sisi dalam menggunakan ROE, kadang-
kadang diasumsikan bahwa ROE yang akan datang merupakan perkiraan dari
ROE yang lalu. Tetapi ROE yang tinggi pada masa yang lalu tidak menjamin
ROE yang akan datang masih tetap tinggi.
Penurunan ROE merupakan bukti bahwa investasi baru pada
perusahaan tersebut menghasilkan ROE yang lebih rendah dari investasi lama.
Hal paling penting dari para analis adalah tidak perlu menerima nilai historis
sebagai indikator dari nilai yang akan datang.
D. EARNINGS PER SHARE (EPS)
Earnings Per Share (EPS) merupakan alat analisis tingkat
profitibilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS
adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi
saham biasa disamping Price Earning Ratio (PER) dalam lingkaran keuangan
(Fabozzi, 1999: 359).
EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih
untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat
menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba
yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata rata
saham biasa yang beredar.
Menurut Gibson (1996:429) dalam Investopedia, EPS adalah rasio
yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Sedangkan
menurut Weygandt et. al.(1996:805-806) dan Elliot dan Elliot (1993:250)
-
Bartolomeus Budi Bintara
9
dalam Investopedia, EPS menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap
lembar saham biasa. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk
mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula
kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan
investor akan lebih meminati saham yang memiliki EPS tinggi dibandingkan
saham yang memiliki EPS rendah. EPS yang rendah cenderung membuat harga
saham turun.
Rumus rasio EPS adalah sebagai berikut :
EPS = (!"# !"#$%&!!"#"!$%&' !" !"#$#""#% !"#$%)!"#$!"# !"#$#%&'(&) !"#$%!
Rasio laba digunakan untuk meneliti penyebab dasar perubahan EPS.
Rasio rasio laba ini menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas dan
manajemen aktiva/ kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan
laba. Rasio rasio ini menguraikan EPS ke dalam penentu penentu dasarnya
dalam rangka menilai faktor faktor yang mendasari laba perusahaan. Rasio
rasio ini membantu dalam melakukan penilaian kecukupan laba historis dan
memproyeksikan laba di masa depan melalui pemahaman yang lebih baik
terhadap sebab sebab terjadinya laba.
Laba per saham dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada
laba bersih badan usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya laba per
saham ini dipengaruhi oleh perubahan variabel-variabelnya. Setiap perubahan
laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat
mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS). Jadi dapat disimpulkan
bahwa EPS dapat membantu investor yang baru saja menggunakan teknik
analisis saham fundamental.
-
Bartolomeus Budi Bintara
10
E. HARGA SAHAM
Pergerakan harga saham dimasa depan dalam tingkatan individual
perusahaan dipicu oleh faktor internal dan eksternal perusahaan. Hal-hal dalam
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi diantaranya adalah adalah kebijakan
makro, situasi sosial dan politik, situasi perdagangan saham dalam pasar yang
tergolong satu jenis industri, serta hal-hal lainnya. Hal-hal dalam faktor internal
yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham dimasa depan diantaranya
adalah corporate action, kinerja manajemen, dan kinerja keuangan.
Berbagai corporate action merupakan bagian dari strategi perusahaan
untuk melakukan restrukturisasi harga dan volume jual sahamnya di pasar
sekunder. Berbagai tindakan yang termasuk dalam corporate action adalah
stock split-up atau stock split-down, kebijakan deviden (pengumuman dan
pembagian baik deviden saham maupun deviden tunai, ataupun penahanan
deviden) maupun kebijakan pelaporan dan pengungkapan laporan keuangan
(disclosure reporting).
Sesuai dengan penelitian William H. Beaver (1968) mengenai The
Information Content of Annual Earnings Announcements, laporan keuangan
memiliki kemampuan untuk menentukan harga saham perusahaan di masa
yang akan datang, karena laporan keuangan (melalui proksi pengumuman laba)
memiliki kandungan informasi yang berkaitan dengan harga saham biasa.
Sementara itu Raja Lambas J. Panggabean (2005) dalam penelitiannya
menggunakan variabel ROE dan EVA (Economic Value Added) untuk
dihubungkan dengan variabel harga saham karena menurutnya terdapat
beberapa kelemahan pada rasio pengukuran kinerja yang selama ini dipakai.
Dalam penelitian ini, elemen corporate action ditiadakan untuk
mengurangi bias pada hasilnya sehingga hasil penelitian sungguh-sungguh
dapat menggambarkan apakah investor menggunakan informasi ROA, ROE,
dan NPS yang terdapat dalam laporan keuangan PT. Aneka Tambang Tbk., PT.
Astra International Tbk., dan PT. Bank Central Asia Tbk. dalam pengambilan
keputusan sehubungan dengan investasinya pada tiga perusahaan ini. Ketiga
rasio ini dipakai karena investor yang baru saja menggunakan teknik analisis
-
Bartolomeus Budi Bintara
11
fundamental akan memperhatikan tiga rasio kinerja keuangan ini melebihi
rasio-rasio lainnya dalam laporan keuangan. Lebih jauh lagi, tiga rasio ini
selalu disajikan dalam laporan keuangan sehingga investor tidak perlu
menghitung sendiri rasionya.
F. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
Berdasarkan tinjauan literatur-literatur yang telah dibahas
sebelumnya, kerangka konseptual yang menjadi dasar bagi kelanjutan
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian
HARGA
SAHAM
ROA
ROE
EPS
-
Bartolomeus Budi Bintara
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai hubungan antara
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS)
dari PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Astra International Tbk., dan PT. Bank
Central Asia Tbk., dengan harga sahamnya. Penelitian ini bersifat asosiatif
yaitu melihat hubungan antara ROA, ROE, dan NPS dengan harga saham pada
pasar periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2009.
Alasan pemilihan PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Astra International
Tbk., dan PT. Bank Central Asia Tbk., sebagai sampel penelitian adalah karena
ketiga perusahaan ini memiliki kinerja keuangan yang sangat baik. Harga
saham dan juga volume perdagangan sahamnya di pasar sekunder juga terus
mengalami peningkatan. Hal ini kemudian lebih dikuatkan dengan posisi
perusahaan ini yang selalu berada dalam indeks saham LQ 45 pada tahun yang
menjadi kriteria pemilihan sampel (tahun 2000 sampai dengan tahun 2009).
Selain itu kemudahan perolehan data keuangan dan kelengkapannya melalui
media internet juga menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk menggunakan
ketiga perusahaan ini sebagai sampel penelitian.
B. VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini variabel variabel yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Return on Asset (ROA)
2. Return on Equity (ROE)
3. Earnings for Share (EPS)
4. Harga Saham
-
Bartolomeus Budi Bintara
13
C. JENIS DAN SUMBER DATA
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari
corporate annual report yang diterbitkan PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Astra
International Tbk., dan PT. Bank Central Asia Tbk., juga data pendukung yang
berkaitan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pooled, yaitu
kombinasi dari time series dan cross section (Gujarati, 1998, hal 4 dalam
Panggabean). Berikut ini adalah sumber perolehan data.
1. Laporan tahunan PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Astra
International Tbk., dan PT. Bank Central Asia Tbk., tahun 2000
sampai dengan tahun 2009. Data diperoleh dari website resmi
perusahaan, yakni www.antam.com, www.astra.co.id, dan
www.klikbca.com.
2. Nilai ROA didapatkan dari laporan tahunan PT. Aneka Tambang
Tbk., PT. Astra International Tbk., dan PT. Bank Central Asia
Tbk., dengan data pembanding dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) edisi tahun 2000 sampai dengan tahun 2010.
3. Nilai ROE didapatkan dari laporan tahunan PT. Aneka Tambang
Tbk., PT. Astra International Tbk., dan PT. Bank Central Asia
Tbk., dengan data pembanding dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) edisi tahun 2000 sampai dengan tahun 2010.
4. Nilai EPS didapatkan dari laporan tahunan PT. Aneka Tambang
Tbk., PT. Astra International Tbk., dan PT. Bank Central Asia
Tbk., dengan data pembanding dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) edisi tahun 2000 sampai dengan tahun 2010.
5. Harga saham didapatkan dari laporan tahunan PT. Aneka
Tambang Tbk., PT. Astra International Tbk., dan PT. Bank
Central Asia Tbk., dengan data pembanding dari Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id) dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) edisi tahun 2000 sampai dengan tahun 2010.
-
Bartolomeus Budi Bintara
14
D. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL
1. Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share
Seperti yang sudah disinggung pada bagian tinjauan pustaka,
tiga rasio ini dihitung dengan rumus seperti dibawah ini :
ROA = !"#" !"#$%& !"#"$%& !"#"$!"!#$ !"#$%! ROE = !"# !"#$%& !"#$%#&!" !" !"#$%!!"#$%&!"#$%!!"#$! ! !"#$%&
EPS = (!"# !"#$%&!!"#"!$%&' !" !"#$#""#% !"#$%)!"#$!%# !"#$#%&'(&) !"#$%!
Nilai masing-masing variabel pada rumus diatas bisa didapatkan
dari laporan tahunan PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Astra International
Tbk., dan PT. Bank Central Asia Tbk., serta dokumen pendukung lainnya
sebagai pembanding sehingga kemudian dapat dihitung nilai masing-
masing rasio secara tepat.
2. Harga Saham Data mengenai harga saham periode tahun 2000 sampai dengan
2009 diperoleh dari website resmi PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Astra
International Tbk., dan PT. Bank Central Asia Tbk., dengan data
pembanding dari website resmi Bursa Efek Indonesia dan ICMD. Data
harga seperti harga saham tertinggi dan harga saham terendah setiap
tahunnya dikumpulkan untuk kemudian dihitung nilai rata-ratanya
sehingga diharapkan peneliti bisa memperoleh data mengenai harga yang
representatif.
-
Bartolomeus Budi Bintara
15
Peneliti mengabaikan semua bentuk corporate action yang
dilakukan perusahaan selama periode tahun 2000 sampai dengan 2009
untuk menyederhanakan penelitian.
3. Korelasi ROA, ROE, dan EPS dengan Harga Saham Perhitungan korelasi masing-masing variabel sesuai dengan
model penelitian ini mengunakan metode Korelasi Pearson, yang
dirumuskan dengan :
r = ! ()() ! ! Metode tersebut dipilih karena data yang akan diolah merupakan
skala rasio (Gay dan Diehl, 1992 dalam Panggabean). Perangkat lunak
yang dipakai untuk mengolah data adalah SPSS 16 For Windows. Dengan
pengolahan data yang memilih level of significance 95% dan jumlah data
adalah 30 untuk masing-masing variabel.
Analisis dilakukan secara garis besar terdiri dari empat bagian
yaitu analisis korelasi antara Return of Asset (ROA) dengan Harga Saham,
antara Return On Equity (ROE) dengan Harga Saham, dan Earnings per
Share (EPS) dengan Harga Saham. Kemudian membandingkan ketiga
hasil perhitungan korelasi tersebut untuk menentukan hubungan mana
yang lebih dominan.
Dalam menganalisa data dipilih level of confidence 95% untuk
lebih menjamin peluang terjadinya. Untuk menentukan tingkat korelasi
dari hasil perhitungan Pearson r tersebut, maka digunakan bantuan
program SPSS .
Dalam menganalisis perbandingan koefisien korelasi antara
ROA dan Harga Saham, ROE dan Harga Saham, dengan EPS dan Harga
Saham dilakukan dengan membandingkan nilai dari koefisien korelasi
yang diperoleh, nilai koefisien yang lebih besar menunjukkan tingkat
hubungan yang lebih besar.
-
Bartolomeus Budi Bintara
16
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. NILAI ROA, ROE, DAN EPS RATA RATA
Return on Asset atau ROA merupakan salah satu rasio yang menjadi
ukuran profitabilitas perusahaan, serta menunjukkan efisiensi manajemen
dalam menggunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan. Nilai rata-rata ROA dari ketiga perusahaan yang
menjadi sampel penelitian dapat dilihat dibawah ini: Tabel IV.1 Nilai Return on Asset Tahun 2000 - 2009
No Nama Perusahaan Tahun ROA Rata-Rata
1 PT. Aneka Tambang Tbk.
2000 16,76
15,81
2001 4,67 2002 6,95 2003 6,61 2004 15,63 2005 13,53 2006 22,68 2007 52,95 2008 12,28 2009 5,99
2 PT. Astra International Tbk.
2000 -0,87
9,44
2001 3,18 2002 13,89 2003 16,13 2004 13,81 2005 8,92 2006 6,41 2007 10,26 2008 11,38 2009 11,29
3 Bank BCA Tbk.
2000 2,5
2,46
2001 3,02
2002 2,17
2003 1,79
2004 2,14
2005 2,4
2006 2,4
2007 2,06
2008 2,35
2009 3,8
-
Bartolomeus Budi Bintara
17
Rasio profitabilitas Return on Equity (ROE) memberikan jawaban
akhir tentang efektif tidaknya suatu perusahaan. Profitabilitas dapat diukur
melalui kemampuan perusahaan mempertahankan kebijakan deviden yang
stabil sementara pada saat yang sama dapat mempertahankan kenaikan
kekayaan pemegang saham dalam perusahaan. Nilai rata-rata ROA dari ketiga
perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat dibawah ini:
Tabel IV.2 Nilai Return on Equity Tahun 2000 - 2009
No Nama Perusahaan Tahun ROE Rata-Rata
1 PT. Aneka Tambang Tbk.
2000 23,96
25,46
2001 18,66 2002 10,57 2003 13,1 2004 38,35 2005 30,77 2006 36,27 2007 58,5 2008 16,97 2009 7,42
2 PT. Astra International Tbk.
2000 -14
26,85
2001 32,9 2002 55,96 2003 37,76 2004 35,48 2005 26,72 2006 16,59 2007 24,18 2008 27,78 2009 25,17
3 Bank BCA Tbk.
2000 28,5
24,18
2001 31,92 2002 22,09 2003 18,94 2004 22,95 2005 22,7 2006 23,48 2007 21,96 2008 24,81
2009 24,44
-
Bartolomeus Budi Bintara
18
EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih
untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat
menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba
yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata rata
saham biasa yang beredar. Nilai rata-rata ROA dari ketiga perusahaan yang
menjadi sampel penelitian dapat dilihat dibawah ini:
Tabel IV.2 Nilai Earning Per Share Tahun 2000 - 2009
No Nama Perusahaan Tahun EPS Rata-Rata
1 PT. Aneka Tambang Tbk.
2000 311
323,70
2001 291 2002 93 2003 119 2004 425 2005 441 2006 814 2007 537 2008 143 2009 63
2 PT. Astra International Tbk.
2000 -95
1268,90
2001 333 2002 1394 2003 1096 2004 1335 2005 1348 2006 917 2007 1610 2008 2271 2009 2480
3 Bank BCA Tbk.
2000 340
378,90
2001 1049 2002 422 2003 390 2004 260 2005 292 2006 344 2007 182 2008 234
2009 276
-
Bartolomeus Budi Bintara
19
Pada tabel IV.1 dapat kita lihat bahwa dalam skala total rata-rata
perusahaan, PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM) memiliki nilai ROA yang
paling tinggi dibandingkan dengan dua perusahaan lainnya. ANTM memiliki
total ROA 15,81, kemudian PT. Astra International Tbk. (ASII) menempati
posisi kedua dengan nilai ROA 9,44 dan terakhir adalah PT. Bank Central Asia
Tbk. (BBCA) dengan nilai ROA 2,46. Total rata-rata ROA ketiga perusahaan
ini adalah 9,24. Dari ketiga perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini
hanya ASII yang memiliki nilai ROA negatif, yakni pada tahun 2000 dengan
nilai ROA sebesar -0,87. Sedangkan dari tingkat perusahaan, BBCA
merupakan perusahaan yang memiliki ROA setiap tahunnya dibawah nilai
ROA rata-rata keseluruhan perusahaan.
Pada tabel IV.2 dapat kita lihat bahwa dalam skala total rata-rata
perusahaan, ASII menduduki peringkat pertama dalam nilai ROE yakni dengan
nilai sebesar 26,85. Meskipun pada tahun 2000 ASII menghasilkan ROE
negatif (-14,00), namun pada tahun-tahun berikutnya ASII terbukti mampu
meningkatkan ROE-nya secara signifikan. Bahkan rata-rata total ROE ASII
pada tahun 2000 sampai dengan 2009 lebih besar dari rata-rata total ROE
ketiga perusahaan sampel (25,5). BBCA kembali menempati posisi terakhir
dalam peringkat ROE ini. Secara keseluruhan, rata-rata total ROE masing-
masing perusahaan dapat dikatakan tidak terpaut jauh.
Pada tabel IV.3 dapat kita lihat bahwa dalam skala total rata-rata
perusahaan, ASII kembali menduduki peringkat pertama dalam nilai EPS yakni
dengan nilai sebesar 1268,90, meskipun pada tahun 2000 ASII menghasilkan
EPS negatif (-95,00). Posisi kedua dalam tabel ini ditempati oleh BBCA
(378,90), dan posisi terakhir ditempati oleh ANTM (323,70). Rata-rata total
EPS untuk ketiga perusahaan ini adalah 657,17.
B. HARGA SAHAM RATA-RATA Harga saham yang berlaku setiap hari selalu berubah-ubah, naik
ataupun turun. Data harga saham yang diperoleh dalam penelitian inipun
-
Bartolomeus Budi Bintara
20
berfluktuasi. Tabel IV.4 menyajikan data mengenai harga saham rata-rata
untuk ketiga perusahaan sampel.
Tabel IV.4 Harga Saham Rata-Rata Tahun 2000 - 2009
No Nama Perusahaan Tahun High Low Avg Rata-Rata
1 PT. Aneka Tambang Tbk.
2000 1425 875 1150
2839,00
2001 1250 700 975 2002 1375 350 862,5 2003 1975 550 1262,5 2004 2150 925 1537,5 2005 3825 1720 2772,5 2006 8450 3500 5975 2007 16700 1825 9262,5 2008 4600 770 2685 2009 2775 1040 1907,5
2 PT. Astra International Tbk.
2000 1350 1140 1245
13445,55
2001 1600 1350 1475 2002 2900 2100 2500 2003 3690 2960 3325 2004 10300 8900 9600 2005 10900 9500 10200 2006 12704 10717 11710,5 2007 32200 27000 29600 2008 30400 29800 30100 2009 37000 32400 34700
3 Bank BCA Tbk.
2000 1430 970 1200
2967,13
2001 1900 1050 1475
2002 2825 2175 2500
2003 3019 2587,5 2803,25
2004 3600 2350 2975
2005 3625 3175 3400
2006 4596 4040 4318
2007 3800 2400 3100
2008 4025 3375 3700
2009 4300 4100 4200
Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa harga saham tahunan rata-rata
untuk masing-masing perusahaan sangat berfluktuasi. ANTM sebagai
perusahaan perseroan strategis ternyata memiliki rata-rata harga saham akhir
tahunan yang paling kecil dibandingkan dengan dua perusahaan lainnya, dan
ASII menempati posisi tertinggi (13445,55-ASII, 2967,13-BBCA, 2839,00-
ANTM). Saham ASII nampak merupakan saham yang paling berprestasi dan
-
Bartolomeus Budi Bintara
21
terus mengalami peningkatan harga dengan margin high-low 2000 - 2009
sebesar 33455. Melihat data pada tabel IV.4 kita dapat menyimpulkan secara
kasar bahwa investor sangat mengapresiasi positif saham ASII karena trend
yang terjadi selama tahun 2000 2009 adalah trend positif.
C. UJI STATISTIK
Pada tahap ini akan dilakukan analisis korelasi antara ROA dengan
Harga Saham, ROE dengan Harga Saham dan EPS dengan Harga Saham.
Distribusi data awal ROA, ROE, EPS, dan Harga Saham tidak normal,
sehingga dilakukan transformasi ln terhadap data ROA, ROE, EPS dan Harga
Saham dan hasilnya satu data ROA, ROE, dan EPS yang sangat menyimpang
dikeluarkan. Dalam hal ini data yang dikeluarkan adalah data ROA, ROE, dan
EPS ASII yang bernilai negatif. Kemudian setelah data kembali diuji
sebarannya dan dinyatakan normal, baru dapat diuji korelasi masing-masing
denga metode Pearson Correlation.
D. UJI NORMALITAS Tabel IV.5 - Output Normalitas ROA, ROE, EPS dan Harga Saham Sebelum Transformasi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ROA .198 30 .004 .704 30 .000
ROE .130 30 .200* .924 30 .034
EPS .264 30 .000 .826 30 .000
HGSHM .326 30 .000 .603 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
-
Bartolomeus Budi Bintara
22
Dalam tabel IV.5 secara jelas dilihat dalam kolom pengujian
Kolmogorov-Smirnov bahwa variabel yang sebaran awalnya normal adalah
ROE (Sig.0,200 > Confidence 0,05), sedangkan sebaran variabel lainnya sangat
menyimpang. Namun untuk lebih memberikan keyakinan, variabel ROE ini
juga di-transformasi dan hasilnya satu data ROE dikeluarkan.
Tabel IV.6 - Output Normalitas ROA, ROE, EPS dan Harga Saham Setelah Transformasi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LnROA .132 29 .200* .934 29 .068
LnROE .155 29 .071 .957 29 .272
LnEPS .131 29 .200* .969 29 .538
LnHGSHM .156 29 .068 .919 29 .028
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Hasil output SPSS diatas menunjukkan bahwa masing-masing
variabel sudah terdistribusi normal dengan segnifikansi masing-masing
variabel adalah (LnROA LnROE LnEPS LnHGSHM) 0,200 0,071
0,200 0,068 masing-masing lebih besar dari nilai confidence 0,05.
E. ANALISIS KORELASI
Untuk tabel korelasi LnROA, LnROE, LnEPS, dan LnHGSHM akan
ditunjukkan pada halaman selanjutnya.
-
Bartolomeus Budi Bintara
23
Tabel IV.7 Tabel Output Analisis Korelasi ROA, ROE, dan EPS dengan Harga Saham
Correlations
LnROA LnROE LnEPS LnHGSHM
LnROA Pearson Correlation 1 .397* .369* .318
Sig. (2-tailed) .033 .049 .093
N 29 29 29 29
LnROE Pearson Correlation .397* 1 .644** .247
Sig. (2-tailed) .033 .000 .196
N 29 29 29 29
LnEPS Pearson Correlation .369* .644** 1 .709**
Sig. (2-tailed) .049 .000 .000
N 29 29 29 29
LnHGSHM Pearson Correlation .318 .247 .709** 1
Sig. (2-tailed) .093 .196 .000
N 29 29 29 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil analisis korelasi diatas menunjukkan bahwa angka Sig. (2-
tailed) dapat kita lihat bahwa angka signifikansi yang nilainya dibawah 0,05
adalah EPS yaitu 0,000. Dalam hubungan variabel independen dengan
variabel dependen, ROA dan ROE memiliki nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,093
dan 0,196 atau lebih besar daripada 0,05. Hal ini menandakan bahwa ROA
dan ROE tidak memiliki korelasi dengan Harga Saham. Atau menunjukkan
korelasi yang lemah. Namun EPS dengan nilai Sig. (2-tailed) 0,000
menunjukkan korelasi yang sangat kuat dengan angka 0,709 pada tabel
Pearson Correlation menunjukkan korelasi positif yang kuat (nilai berada
pada 0,50 1,00). Berdasarkan tabel diatas, melalui nilai Sig. (2-tailed) dapat
dibuat urutan korelasi sebagai berikut :
1. EPS dengan Harga Saham (Sig.0,000 Pearson Correlation 0,709).
2. ROA dengan Harga Saham (Sig.0,093 Pearson Correlation 0,318).
3. ROE dengan Harga Saham (Sig.0,196 Pearson Correlation 0,247).
-
Bartolomeus Budi Bintara
24
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang analisis
perbandingan korelasi ROA, ROE dan EPS dengan Harga Saham pada PT.
Aneka Tambang Tbk., PT. Astra International Tbk., dan PT. Bank Central Asia
Tbk., dapat menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan pada bab
pendahuluan, yaitu :
1. Return on Asset (ROA) dengan Harga Saham pada PT. Aneka
Tambang Tbk. (ANTM), PT. Astra International Tbk. (ASII), dan
PT. Bank Central Asia Tbk. (BBCA), tidak memiliki korelasi yang
signifikan.
2. Return on Equity (ROE) dengan harga saham pada PT. Aneka
Tambang Tbk. (ANTM), PT. Astra International Tbk. (ASII), dan
PT. Bank Central Asia Tbk. (BBCA), tidak memiliki korelasi yang
signifikan.
3. Earnings per Share (EPS) dengan harga saham pada PT. Aneka
Tambang Tbk. (ANTM), PT. Astra International Tbk. (ASII), dan
PT. Bank Central Asia Tbk. (BBCA), memiliki korelasi signifikan
dan nilai korelasinya adalah positif kuat.
Kemudian berdasarkan temuan diatas dapat dikembangkan
kesimpulan bahwa dalam kasus PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Astra
International Tbk., dan PT. Bank Central Asia Tbk., pada periode tahun 2000
sampai dengan tahun 2009, investor pada ketiga perusahaan tersebut cenderung
menggunakan pengamatan rasio EPS dalam teknik analisis fundamentalnya
dibandingkan dengan pengamatan rasio ROA dan ROE. Hal ini dapat berujung
pada dua hal yaitu bahwa investor berharap bahwa dengan nilai rasio EPS yang
tinggi akan memberikan pengembalian berupa deviden yang juga tinggi. Hal
-
Bartolomeus Budi Bintara
25
kedua adalah investor menggunakan dasar teknik analisis fundamental yang
lain sebagai kombinasi penggunaan rasio EPS untuk menilai profitabilitas dan
prospek investasi pada ketiga perusahaan ini. Namun hal kedua ini harus
dibuktikan secara empiris pada penelitian berikutnya.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penulis berusaha memberikan dasar dan metode penelitian yang
komprehensif untuk memberikan hasil penelitian yang dapat dipertanggung
jawabkan. Namun penelitian ini tetap memiliki keterbatasan, diantaranya
adalah :
1. Bersifat kasuistik, yakni tidak dapat digeneralisasi untuk
perusahaan-perusahaan lainnya, atau juga tiga perusahaan yang
sama untuk periode diluar periode tahun sampel penelitian.
2. Hanya berfokus pada analisis korelasi rasio ROA, ROE, dan EPS
dengan Harga Saham, dari sekian banyak rasio yang dapat
dipergunakan investor untuk membuat analisis saham.
3. Penelitian mengabaikan berbagai aspek corporate action yang
dapat mempengaruhi nilai-nilai rasio yang dipakai sebagai proksi
penelitian dan juga tentunya mempengaruhi dapat harga saham.
Diharapkan dengan penjabaran keterbatasan penelitian ini, dapat
menjadi pertimbangan pada penelitian selanjutnya.
-
DAFTAR PUSTAKA
Beaver, William B. 1968. The Information Content of Annual Earnings
Announcements. Empirical Research in Accounting, Supplement to
Journal of Accounting Research 6, hlm. 67-92.
Bodi,Z, Alex, Kent and Alan, J. Marcus. 2002. Investments. 5th Edition. USA: Mc
Graw-Hill.
Fabozzi, Frank J. 1999. Bond Markets: Analysis and Strategies. Prentice Hall
Fama, Eugene F. Efficient Capital Markets: A Review Of Theory And Empirical
Work. The Journal of Finance, 1965.
Husnan, Suad, 1994. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Ke-2, Cetakan Pertama. Penerbit AMPYKPN, Yogyakarta.
Investopedia Encyclopedia For Investor. Fundamental and Technical Analysis.
Internet : www.investopedia.com.
Kirkpatrick dan Dahlquist. Technical Analysis: The Complete Resource for
Financial Market Technicians. Financial Times Press, 2006, halaman 3.
ISBN 0-13-153113-1.
Lo, Andrew W.; Hasanhodzic, Jasmina. The Evolution of Technical Analysis:
Financial Prediction from Babylonian Tablets to Bloomberg Terminals.
Bloomberg Press, 2010. ISBN 1576603490.
Panggabean, Raja Lambas J. Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE
Terhadap Harga Saham LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No. 5, Juni 2005.
-
Susan V. Crosson; Belverd E., Jr Needles; Needles, Belverd E.; Powers, Marian
(2008). Principles of accounting. Boston: Houghton Mifflin.
p. 209. ISBN 0-618-73661-1.
Tandelilin, E. 2001, Analisa Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta:
BPFE.
Wikipedia The Free Encyclopedia . Fundamental Analysis. Internet :
http://en.wikipedia.org/wiki/Fundamental_analysis.
Wikipedia The Free Encyclopedia . Rate of Return. Internet :
http://en.wikipedia.org/wiki/Return_on_Investment.
01-Cover02-Abstract03-Bab04-Daftar Pustaka