Transcript
Page 1: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG

(STUDI KASUS PADA KOPERASI KARYAWAN XYZ)

ABSTRAK

Oleh:

WENDRA MARTHA

NPM : 0811031058

Tlpn : 085269467876

Email : [email protected]

Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A.

Pembimbing II : Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kewajaran saldo piutang yang

tercantum dalam neraca per 31 Desember 2010, dan untuk menilai keefektivitasan

internal control piutang. Penelitian ini dilakukan terhadap satu salah koperasi

karyawan yang dimiliki PT. PLN (Persero) Tbk., yaitu pada Koperasi Karyawan

XYZ. Data-data yang digunakan adalah gambaran umum koperasi, laporan sisa

hasil usaha dan neraca per 31 Desember 2010, faktur-faktur penjualan dan

pinjaman, data-data terkait lainnya selama satu tahun (Januari-Desember 2010)

serta daftar anggota dan debitur.

Dari hasil pengujian dan perhitungan yang dilakukan peneliti atas nilai

piutang pada Koperasi Karyawan XYZ dengan menggunakan metode statistikal

sampling, maka disimpulkan bahwa dari pembagian kuesioner atas sistem

pengendalian intern piutang, serta observasi langsung oleh penulis dan analisis

dengan menggunakan sistem tabulasi dengan attribute sampling diperoleh hasil

bahwa sistem pengendalian internal control piutang pada Koperasi Karyawan

XYZ telah berjalan dengan baik.

Dengan menggunakan prosedur variabel sampling dalam melakukan

pengujian terhadap saldo piutang pada Koperasi Karyawan XYZ diperoleh bahwa

saldo piutang yang tercantum dalam neraca sudah sewajarnya. Hal ini dikarenakan

setelah dilakukan perhitungan, saldo piutang yang tercantum dalam neraca sebesar

Rp 1.396.835.456,00 berada di dalam interval presisi dan selisih antara saldo

piutang dengan nilai audit adalah sebesar Rp 186.191.972,36 berada dibawah

tingkat taksiran kekeliruan maksimum yang dianggap material dalam populasi,

yaitu sebesar Rp 189.205.128,48.

Kata kunci: internal control, kewajaran, statistikal sampling, attribute sampling,

variabel sampling, dan piutang.

Page 2: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

ANALYSIS ASSESSMENT OF ACCOUNT RECEIVABLES FAIRNESS

(CASE STUDY ON KOPERASI KARYAWAN XYZ)

ABSTRACT

By:

WENDRA MARTHA

NPM : 0811031058

Tlpn : 085269467876

Email : [email protected]

Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A.

Pembimbing II : Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si.

The purpose of this study is to assess the fairness of account receivables is

included in the balance sheet as of December 31, 2010, and to assess the

effectiveness of internal control of account receivables. The research was

conducted on a cooperative employee owned one PT. PLN (Persero) Tbk.,

Koperasi Karyawan XYZ. The data used is an overview of the cooperative, the

report of net income and balance sheet as of December 31, 2010, sales invoice and

loans, other relevant data for one year (January to December 2010) as well as a

list of members and borrowers.

From test results and calculations on the account receivables at Koperasi

Karyawan XYZ by using statistical sampling methods, can be concluded from the

distribution of questionnaires for internal control systems of account receivables

and direct observation by the author and also the analysis by using attribute

sampling system with a tabulation system. The results that internal control system

of account receivables at Koperasi Karyawan XYZ have been going well.

By using variable sampling procedures in a test of account receivables on

Koperasi Karyawan XYZ, that the amounts listed in the balance sheet had been

already fair. This is because after the calculations, the account receivables on the

balance sheet is Rp 1.396.835.456,00 which is in the interval precision, and the

difference between on the account receivables and audit value is Rp

186.191.972,36 which is to be below the estimated maximum error in the

population considered to be material, Rp 189.205.128,48.

Key words: Internal control, fairness, statistical sampling, attribute sampling,

variable sampling, and account receivables.

Page 3: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kegiatan pinjaman dan kegiatan penjualan kredit pada koperasi, umumnya

terdapat tenggang waktu antara saat penyerahan barang atau jasa dengan

penerimaan pembayaran, dimana akan disertai dengan syarat-syarat kredit yang

telah ditetapkan oleh koperasi. Penjualan secara kredit dan pinjaman kepada

anggota merupakan suatu upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

koperasi dalam pemanfaatan sumber daya yang ada, karena dengan penjualan dan

pinjaman yang semakin meningkat, diharapkan laba juga akan meningkat. Dalam

penjualan kredit dan kegiatan pinjaman dari anggota, saat penyerahan barang atau

jasa, koperasi menerima tanda bukti penerimaan barang atau jasa dari pembeli

ataupun anggota yang sekaligus merupakan pernyataan untuk melakukan

pembayaran di kemudian hari. Bukti inilah yang menimbulkan piutang dari pihak

penjual (Saputri, 2012).

Koperasi sudah seharusnya menjaga keefektivitasan dalam mengelola piutangnya.

Sebab, apabila terjadi sedikit saja kesalahan dalam pencatatan piutang, maka akan

berakibat buruk terhadap kinerja yang dikelola oleh koperasi tersebut.

Untuk itu perlu adanya akuntan publik, akuntan publik dalam tugasnya sebagai

auditor akan memberikan jasa kepada kliennya. Jasa yang diberikan berupa jasa

atestasi kepada kliennya mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah

entitas bisnis. Jasa atestasi menurut Mulyadi (2002:5) terdiri atas auditing,

pemeriksaan, review, dan prosedur yang disepakati. Pada auditing,auditor

menerbitkan laporan tertulis berisi pendapat atau opininya mengenai apakah

laporan keuangan historis tersebut telah disusun berdasarkan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku secara umum. Dalam pemeriksaan, auditor diminta oleh

klien melakukan pemeriksaan terhadap informasi keuangan profekstif dan

pemeriksaan atas pengendalian internal control yang telah diterapkan.

Pada pengendalian internal control meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

Page 4: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi. Seorang auditor harus

mendokumentasikan pemahamannya tentang komponen pengendalian intern suatu

entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit. Dalam hal review, auditor

meminta keterangan dan prosedur analitis terhadap informasi keuangan dengan

tujuan menyakini informasi keuangan tersebut (Saputri, 2012).

Menurut Agoes (2004:99) dalam melakukan pemeriksaan, akuntan publik

biasanya tidak memeriksa keseluruhan transaksi dan bukti-bukti yang terdapat

dalam perusahaan. Karena kalau seluruhnya diperiksa, tentunya akan memerlukan

waktu yang sangat lama dan memakan biaya besar.

Menurut Halim (2008:269) ada dua pendekatan umum dalam sampling audit yang

dapat dipilih auditor untuk memperoleh bukti yang kompeten yang cukup. Kedua

pendekatan tersebut adalah sampling statistik dan non sampling statistik. Kedua

pendekatan tersebut apabila diterapkan sebagaimana mestinya akan menghasilkan

bukti audit yang cukup. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor

menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan

rencana sampling, dan pengevaluasian hasil sampling, serta dalam

menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain

dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun kelompok transaksi yang berkaitan.

Menurut Mulyadi (2002:253) dalam statistikal sampling, auditor memilih anggota

sampel secara acak dari seluruh anggota populasi, dan menganalisis hasil

pemeriksaan terhadap anggota sampel secara matematis. Dengan cara ini, jika dua

orang atau lebih auditor menggunakan parameter yang sama dalam pengambilan

sampel dengan statistikal sampel ini, maka semua auditor tersebut akan

menghasilkan konklusi yang tidak berbeda secara statistik. Dengan kata lain

statistik sampel akan menjamin objektivitas hasil evaluasi terhadap objek yang

diperiksa. Dalam penerapan metode statistikal sampling terdapat dua prosedur

yang digunakan auditor, yaitu attribute sampling dan variabel sampling.

Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Karamoy (2000) yang berjudul “Analisis Penggunaan Metode Sampling

Statistikal Terhadap Audit Piutang Dagang CV Mahligai Rattan di Bandar

Page 5: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Lampung”, kemudian Debora (2008) yang berjudul “Analisis Ketetapan

Penentuan Nilai Persediaan Dengan Menggunakan Metode Audit Sampling

Statistikal Pada Toko Surya” kemudian Puspita (2010) yang berjudul “Penerapan

Statistikal Sampling Dalam Pemeriksaan Piutang dagang Pada PT. Coca- Cola

Botting Indonesia Cabang Bandar Lampung”. Berdasarkan uraian diatas penulis

bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penilaian Kewajaran

Saldo Piutang (Studi Kasus Pada Koperasi Karyawan XYZ)”.

1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah struktur pengendalian internal terhadap piutang yang terdapat pada

Koperasi Karyawan XYZ telah berjalan dengan baik?

2. Apakah saldo piutang yang tercantum pada neraca per 31 Desember 2010

telah menunjukkan saldo yang sewajarnya?

1.2.2 Batasan masalah

Untuk memfokuskan penelitian ini agar memiliki ruang lingkup dan arah

penelitian yang jelas, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Masalah yang diangkat hanya pada piutang pada pada Koperasi Karyawan

XYZ.

2. Periode analisis dalam penelitian ini selama satu tahun yaitu Januari 2010

sampai dengan dengan Desember 2010.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk menilai keefektivitasan internal control piutang dalam koperasi.

2. Untuk menilai kewajaran saldo piutang yang tercantum dalam neraca per 31

Desember 2010.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

Page 6: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

1. Bagi Koperasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kewajaran saldo piutang dengan

menggunakan metode statistikal sampling sehingga dapat memperoleh

sampel yang lebih representatif dan dapat memberikan masukan atau koreksi

terhadap estimasi saldo piutang yang tercantum dalam neraca.

2. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang kewajaran saldo

piutang dengan menggunakan metode statistikal sampling.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan acuan bagi penilitian-penelitian selanjutnya yang tertarik

untuk melanjutkan dan atau mengembangkan tentang masalah yang diangkat

oleh penulis.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Auditing

2.1.1 Pengertian Auditing

Menurut Agoes (2004:3) pengertian auditing adalah:

Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh

pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya

dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan tersebut.

2.1.2 Pengendalian Intern Piutang

Menurut Mulyadi (2008:490 ), bahwa unsur pengendalian intern dalam sistem

penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut:

Organisasi

a. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan

kas.

b. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

Page 7: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

c. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama

atau dengan cara pemindahbukuan (giro bilyet).

d. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang

harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

e. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (bagian

piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.

Praktik yang Sehat

f. Hasil penghitungan kas harus direkam dalam berita cara penghitungan kas

disetor penuh ke bank dengan segera.

g. Para penagih dan kasir harus diasuransikan (fidelity bond insurance).

h. Kas dalam perjalanan (baik yang ada di tangan bagian kasa maupun di tangan

penagih perusahaan) harus diasuransikan (cash-in-safe dan cash-in-transit

insurance).

2.1.3 Materialitas

Menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit

dalam Mulyadi (2002:157) mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan

materialitas dalam perencanaan audit dan penilaian terhadap kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima

umum di Indonesia.

2.1.4 Risiko Audit

Menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit

dalam Mulyadi (2002:165), risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal

auditor, tanpa disadari, tidak dimodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya,

atas suatu laporan yang mengandung salah saji material.

Menurut Mulyadi (2002:167) terdapat tiga unsur audit, yaitu:

a. Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi

terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat

kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.

Page 8: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

b. Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu

asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh

pengendalian intern entitas.

c. Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah

saji material yang terdapat dalam suatu arsesi.

2.1.5 Cara Pemilihan Sampel dalam Proses Auditing

Menurut Agoes (2004:99) dalam proses audit, ada beberapa cara pemilihan

sample yang sering digunakan, yaitu:

1. Random/judgement sampling

Dalam pemilihan sample dilakukan dengan cara random atau acak dengan

menggunakan judgement si auditor.

2. Blok sampling, dalam hal ini auditor memilih transaksi-transaksi pada waktu-

waktu tertentu sebagai sample, misalnya pada bulan-bulan tertentu.

3. Statistikal sampling, pemilihan sample dilakukan secara ilmiah atau dengan

statistik. Sehingga walaupun lebih sulit namun sample yang dipilih lebih

representative.

Dalam penelitian ini menggunakan metode statistikal sampling. Metode ini

dibedakan menjadi dua, yaitu attribute sampling dan variable sampling.

2.2 Piutang

Definisi piutang menurut PSAK no 9 (revisi 2009) adalah :

Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang

usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena

penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal

perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal

perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain. Piutang usaha dan piutang lain-

lain yang diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus usaha normal,

diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

2.2.1 Pengakuan dan Klasifikasi Piutang

Piutang yang timbul bagi koperasi merupakan sebagai konsekuensi dari sebagai

akibat dari kegiatan pinjaman dari anggota dari kegiatan pinjaman dari anggota

Page 9: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

penjualan kredit. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar

Akuntansi Keuangan No. 27 yang dikutip oleh Saputri (2012), mengemukakan

bahwa akun piutang pada koperasi umumnya diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa kepada

anggota, sehubungan dengan program penyaluran barang atau dana kredit

dari pemerintah maupun karena kegiatan usaha lainnya.

2. Piutang yang timbul karena penjualan produk dan penyerahan jasa kepada

bukan anggota sehubungan dengan program penyaluran barang atau dana

kredit dari pemerintah maupun karena kegiatan usaha lainnya.

3. Piutang kepada koperasi lain yang timbul sehubungan dengan transaksi-

transaksi yang menyangkut program pemerintah dibidang pengadaan dan

penyaluran produk pencairan sebagian atau piutang ini di luar wewenang

koperasi yang berhutang. Di samping itu, transaksi atau dana yang

mengakibatkan timbulnya piutang ini dilakukan atau disimpan oleh koperasi

lainnya. Piutang semacam ini lebih bersifat sebagai aktiva yang dititipkan

pada koperasi lain yang pengaturannya diatur pihak lain. Contoh dari ini

adalah piutang dana pengembangan.

4. Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha (SHU)

dari koperasi lain yang pencatatannya tergantung pada persyaratan tertentu

(Ikatan Akuntan Indonesia, 1998:27.18).

2.3 Statistikal sampling

Menurut Mulyadi (2002:253) dalam statistikal sampling, auditor memilih anggota

sampel secara acak dari seluruh anggota populasi, dan menganalisis hasil

pemeriksaan terhadap anggota sampel secara matematis. Dengan cara ini, jika dua

orang atau lebih auditor menggunakan parameter yang sama dalam pengambilan

sampel dengan statistikal sampel ini, maka semua auditor tersebut akan

menghasilkan konklusi yang tidak berbeda secara statistik. Dengan kata lain

statistikal sampel akan menjamin objektivitas hasil evaluasi terhadap objek yang

diperiksa.

Menurut Mulyadi (2002:253) metode statistikal sampling dibagi menjadi dua,

yaitu attribute sampling dan variabel sampling. Attribute sampling atau disebut

Page 10: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

juga propotional sampling digunakan terutama untuk menguji efektivitas

pengendalian intern (dalam pengujian pengendalian), sedangkan variabel

sampling digunakan terutama untuk mengukur nilai rupiah yang tercantum dalam

suatu laporan keuangan (dalam pengujian substantif).

2.3.1. Attribute sampling

Yaitu prosedur-prosedur yang didesain untuk menyediakan suatu dasar statistikal

bagi penelitian terhadap efektivitas struktur pengendalian intern atau suatu metode

statistik digunakan untuk estimasi “proporsi”item atau objek dalam suatu populasi

yang berisi suatu karakteristik atau attribut. Seorang auditor memeriksa dengan

menggunakan attribute sampling, mengenai sistem pengendalian intern

mengingankan suatu jawaban “ya” atau “tidak” tentang masalah sistem

pengendalian intern tersebut. Proporsi dalam sampling ini adalah item yang ada

dalam atribute tertentu terhadap jumlah total populasi yang ada (Hartadi, 1987 :

244).

Menurut Mulyadi (2002:253) didalam metode attribute sampling terdapat tiga

model, yaitu fixed-sample-size attribute sampling, stop- or- go sampling, dan

discovery sampling. Dalam penelitian ini penulis menggunakan stop- or -go

sampling.

1. Fixed-sample-size attribute sampling

Model pengambilan sampel ini adalah metode paling banyak digunakan audit.

Pengambilan sampel dengan metode ini ditunjukan untuk memperkirakan

persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Model ini terutama

digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu

unsur pengendalian intern, dan auditor tersebut memperkirakan akan

menjumpai beberapa penyimpangan (kesalahan).

2. Stop-or- go sampling

Metode pengambilan sampel ini sering juga disebut dengan decision attribute

sampling. Metode ini dapat mencegah auditor dari pengambilan sampel yang

terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin.

Metode ini digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan

dalam populasi sangat kecil.

Page 11: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

3. Discovery sampling

Metode pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang

diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol). Dalam metode

ini auditor menginginkan kemungkinan tertentu untuk menemukan paling

tidak satu kesalahan, jika kenyataannya tingkat kesalahan sesungguhanya

lebih besar dari yang diharapkan. Discovery sampling dipakai oleh auditor

untuk menemukan kecurangan, pelanggaran yang serius dari unsur

pengendalian intern, dan ketidakberesan yang lain.

Setelah penulis menganalisis hasil kuesioner dari responden serta melakukan

observasi langsung terhadap internal control, penulis kemudian melakukan

pengujian attribute sampling. Attribute sampling menguji bukti-bukti yang

berhubungan dengan internal control secara sampling. Bukti-bukti yang diuji

adalah faktur penjualan dan pinjaman yang dicek ada atau tidaknya otorisasi oleh

pihak berwenang. Dari hasil analisis pengujian attribute sampling digunakan

untuk mendukung hasil dari kuesioner dan hasil observasi.

2.3.2. Variabel sampling

Menurut Mulyadi (2002:281) variabel sampling adalah teknik statistik yang

digunakan oleh auditor untuk menguji kewajaran suatu jumlah atau saldo dan

mengestimasi jumlah rupiah suatu saldo akun atau kuantitas lain. Variabel

sampling juga digunakan untuk memperkirakan saldo suatu akun, hasil

perhitungannya akan berupa nilai rupiah ditambah atau dikurangi dengan suatu

interval tertentu jumlah rupiah pada tingkat kepercayaan yang diinginkan.

Variabel sampling untuk memperkirakan saldo suatu akun digunakan oleh auditor

dalam kondisi (Mulyadi, 2002:282), yaitu:

1. Jika klien tidak menyajikan suatu jumlah yang dianggap benar (misalkan

klien menerapkan secara keliru prinsip akuntansi yang lazim atau klien

banyak melakukan kekeliruan dalam pencatatan akuntansinya).

2. Jika suatu saldo akun ditentukan dengan statistikal sampling.

Dalam keadaan seperti di atas, umumnya auditor menggunakan variable sampling

untuk mempekirakan saldo akun dan mengusulkan adjustment untuk

menyesuaikan saldo akun tersebut dengan hasil taksiran statistik. Jika saldo akun

Page 12: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

tidak terdapat di dalam buku klien, hasil taksiran statistik tersebut langsung

diusulkan oleh auditor untuk dicatat di dalam buku klien (Mulyadi, 2002:282).

Auditor dapat pula menggunakan variable sampling untuk menilai kewajaran

saldo suatu unsur yang dicantumkan di dalam laporan keuangan. Jika dalam

auditnya, auditor mau menerima saldo yang tercantum di dalam laporan keuangan

sebagai suatu jumlah yang benar, dan auditor tersebut hanya akan mengusulkan

adjustment terhadap jumlah tersebut jika terdapat kekeliruan yang material dalam

jumlah tersebut, maka auditor menggunakan uji hipotesis (Mulyadi, 2002:282).

BAB III

METODA PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah metode deskriptif,

dengan survey penelitian langsung kepada masalah serta menggambarkan

keadaaan yang terjadi dalam koperasi yang terjadi dalam perusahaan berdasarkan

fakta yang ada. Menurut Indrianto dan Supomo (2006:6) bahwa penelitian

deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat

ini dari suatu populasi.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengumpulkan data dengan menggunakan

metode studi kasus, yaitu dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder.

1. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara memperoleh data langsung ke

lapangan atau dengan terjun langsung ke Koperasi Karyawan XYZ yang menjadi

lokasi penelitian. Tujuan penelitian lapangan ini adalah untuk memperoleh data

yang akurat. Secara lebih spesifik data primer yang akan digunakan oleh penulis

dapat diperoleh dengan cara :

a. Wawancara

Yaitu penulis mewawancarai secara langsung kepada pengurus koperasi dan

pihak-pihak yang berwenang yang berkaitan dengan data-data yang diperlukan

Page 13: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

dalam penelitian, sehingga penulis dapat memperoleh informasi yang

dibutuhkan.

b. Kuesioner

Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pengurus

koperasi dengan tujuan memperoleh jawaban lebih terperinci sehubungan

dengan pembahasan masalah yang ditulis oleh penulis.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu dengan menggunakan tinjauan pustaka dan sumber-sumber lain di luar

sumber primer. Teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :

a. Dokumen

Dengan cara meminta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah

yang akan dibahas oleh peneliti.

b. Studi kepustakaan

Memperoleh data dengan membaca literatur-literatur berupa buku atau tulisan

ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

Data sekunder dalam penelitian ini, antara lain:

1. Gambaran umum Koperasi Karyawan XYZ.

2. Laporan keuangan (Laporan Sisa Hasil Usaha dan Neraca) per 31

Desember 2010.

3. Faktur penjualan dan pinjaman selama tahun 2010 sebanyak ±490 faktur

dan data lainnya terkait dalam koperasi.

4. Daftar anggota dan debitur di Koperasi Karyawan XYZ sebanyak 322.

3.3 Teknik Pengolahan Data

Data-data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan cara sebagai berikut, yaitu:

1. Data Primer

Teknik pengolahan data primer yaitu dengan menganalisis hasil kuesioner yang

digunakan untuk mengetahui baik buruknya struktur pengendalian intern yang

terdapat dalam perusahaan mengenai penjualan kredit atas piutang. Kuesioner

yang digunakan merupakan kuesioner penelitian sebelumnya yang dipakai oleh

Puspita (2010) yang berasal dari Agoes (2004:185) dan diolah.

Page 14: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

a. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan

pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena tidak relevan. Teknik untuk

mengukur validitas kuesioner adalah Construct Validity melalui analisis faktor

terhadap instrumen (Sugiyono, 2009:177). Analisis faktor dilakukan dengan

cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap

faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut

merupakan construct yang kuat dan sebaliknya.

• R hitung > r kritis maka valid

• R hitung < r kritis maka tidak valid

Dalam penelitian ini, perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan

program SPSS 17 for Windows.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen kuesioner dapat

digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang konsisten (Sugiyono,

2009:172). Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan Internal

Consistency, dilakukan dengan cara mencoba instrumen sekali saja, kemudian

data dianalisis dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2009:185). Teknik yang

digunakan adalah Teknik Belah Dua (Split Half) yang dianalisis dengan rumus

Spearman Brown. Seperti halnya perhitungan validitas, perhitungan

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows.

Rumusnya:

�� � ���� � ��

Keterangan:

�� = Reliabilitas internal seluruh instrumen

�� = Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Cara pengukurannya, yaitu:

Skala pengukuran menggunakan Skala Guttman merupakan skala pengukuran

dengan menghasilkan jawaban tegas terhadap suatu permasalahan yang

ditanyakan, yaitu “ya” atau “tidak”. Data yang diperoleh dapat berupa data

Page 15: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif) (Sugiyono, 2009:137). Skala

Guttaman dalam bentuk checklist, jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan

terendah nol.

Jawaban “Ya” diberi skor 1

Jawaban “Tidak” diberi skor 0

Untuk menentukan interval nilai, digunakan rumus (Hakim, 2001:71):

� � � ���

Keterangan :

I = Interval nilai NR = Nilai terendah

NT = Nilai tertinggi K = Kategori jawaban

2. Data Sekunder

Data sekunder diolah dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang

diperoleh dari koperasi yang berhubungan dengan piutang, kemudian data tersebut

akan diolah dan analisis untuk menentukan nilai perselisihan pada tanggal neraca

mengenai kewajaran saldo piutang dengan menggunakan metode statistikal

sampling.

3.4 Alat Analisis

3.4.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis masalah dengan menggunakan

teori-teori yang mendukung kegiatan auditing, khususnya yang berhubungan

dengan evaluasi hasil penggunaan metode statistikal sampling yaitu attribute

sampling dan variabel sampling dalam menilai efektivitas pengendalian intern dan

kewajaran saldo piutang pada tanggal neraca.

1. Prosedur attribute sampling

Pada penelitian ini prosedur attribute sampling dilakukan dengan model stop-or-

go sampling. Model ini sering juga disebut dengan decision attribute sampling.

Model ini dapat mencegah auditor dari pengambilan sampel yang terlalu banyak,

yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini digunakan

jika auditor tidak menemukan adanya penyimpangan atau menemukan jumlah

penyimpangan tertentu yang telah ditetapkan, ia dapat menghentikan pengambilan

Page 16: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

sampelnya. Prosedur yang harus ditempuh oleh auditor dalam menggunakan stop-

or-go sampling adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2002:261):

a. Tentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) atau tingkat kesalahan

maksimum yang masih dapat diterima dan tingkat keandalan (R%). Dalam

model stop-or-go decision ini auditor disarankan untuk memilih tingkat

keandalan (R%) 90%, 95%, atau 97,5%. Sehingga, DUPL = 1 – (R%).

b. Gunakan Tabel Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian guna

menentukan sampel pertama yang harus diambil.

c. Buatlah table stop-or-go decision.

d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.

Evaluasi ini dilakukan dengan menentukan AUPL (Achieved Upper Precision

Limit) atau perkiraan penyimpangan dalam populasi yang dapat dilihat dari

tabel evaluasi hasil yang memiliki tingkat keandalan sesuai yang digunakan

untuk menentukan besarnya sampel yang lalu. AUPL ini kemudian

dibandingkan dengan DUPL untuk menilai efektif atau tidaknya unsur

pengendalian intern tersebut, dengan ketetapan :

AUPL DUPL = Pengendalian intern efektif

AUPL > DUPL = Pengendalian intern belum efektif

2. Prosedur variabel sampling

Prosedur ini digunakan untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam rekening

atau laporan keuangan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Mulyadi,

2002:282):

a. Menentukan tujuan pengambilan sampel.

b. Menentukan populasi (N).

c. Menentukan sampling unit.

d. Menentukan besarnya sampel (n).

Dalam menentukan banyaknya sampel yang akan diambil dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penentuan deviasi standar (SD) populasi

� ���� �� � ����������

��� ���

Page 17: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Keterangan:

SD = Standar deviasi pendahuluan

= Rata-rata saldo sampel pendahuluan

� � = Jumlah saldo sampel pendahuluan

N = Besarnya sampel pendahuluan

2. Penentuan tingkat risiko yang ditanggung auditor (UR dan Z beta).

���� ! � "�#"�$�%"�

Keterangan:

R = Risiko Audit

IC =Risiko Bawaan

CR =Risiko Pengendalian

3. Penentuan materialitas (M) yang dialokasikan kepada objek yang

diperiksa.

4. Penentuan ketetapan yang dapat diterima oleh auditor (A) berdasarkan

pertimbangan auditor, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

& � ' ( )*)* � �+� !,

Penentuan besarnya sampel (n)

- � ()*. /0.1& ,

2

Adjustment besarnya sampel karena auditor menghadapi finite

population:

3� � 34� � 3��5

Keterangan:

UR = Standar deviasi normal untuk risiko keliru menolak yang

diinginkan

SD= Estimasi standar deviasi populasi

N = Ukuran populasi

n = Besarnya sampel populasi

e. Menentukan metode pemilihan sampel

Dalam menentukan sampel pemilihan sampel, auditor dapat memilih

dengan menggunakan metode a. judgement sampling b. systematic

sampling c. random sampling.

f. Memeriksa sampel, dengan menghitung rata-rata saldo piutang dan standar

deviasinya.

g. Mengevaluasi hasil sampel

Page 18: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor melakukan langkah-langkah

berikut ini:

1. Menghitung standar error (SE)

�6 � ��7-

Keterangan:

SD = Standar deviasi sampel populasi

N = Besarnya sampel populasi

2. Menghitung achieved precision (A’)

8� � 9�.�. ���� 3��7-�

Jika A’ tidak sama dengan A atau A’ lebih besar dari A, maka auditor

kemudian menghitung A” dengan rumus :

&: � &� � '4� ;�;5

3. Menghitung expected audited value (EAV) atau pengambilan

keputusan.

EAV =X. N

Keterangan:

X = Rata-rata sampel populasi

N = Besarnya populasi

4. Estimasi saldo piutang dan pengambilan keputusan, dengan

menggunakan interval estimate:

AV ± A’ atau AV ± A”

Keterangan:

AV (Audited Value) = Nilai Audit

A’ atau A” = Cadangan Risiko Sampling

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Koperasi

Koperasi Karyawan XYZ memiliki struktur organisasi dan pembagian tugas.

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Anggota Koperasi

Karyawan XYZ sampai dengan 31 Desember 2010 beranggotakan 220 orang.

Page 19: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Kemudian terdapat pengurus yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara,

lalu badan pengawas yang terdiri dari ketua dan dua orang anggota, manajer dan

karyawan koperasi yang terdiri dari bagian administrasi, umum, akuntansi atau

pembukuan, dan fotokopi.

Dalam menjalankan aktivitasnya Koperasi Karyawan XYZ memiliki usaha

sebagai berikut:

a. Simpan pinjam

b. Menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok/gerambat.

c. Pengadaaan barang yang meliputi pengadaan alat tulis kantor, pengadaan

material umum dan pengadaan material listrik.

d. Menyewakan peralatan kantor dan kendaraan.

e. Pekerjaan jasa yang meliputi jasa kontruksi dan jasa lainnya.

4.2 Analisis Pengendalian Internal Koperasi

4.2.1 Uraian Tugas Dalam Pelaksanaan Sistem Piutang di Koperasi

Dalam pos piutang Koperasi Karyawan XYZ terdiri dari piutang PT. PLN

(Persero) Tbk, piutang Putra Tower Mandiri, piutang anggota simpan pinjam

(XYZ), piutang anggota simpan pinjam (Niaga), piutang komputer, dan piutang

lain-lain.

Untuk mengelola piutang-piutang tersebut diperlukan pengendalian intern yang

baik. Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan suatu

entitas penting yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan

oleh suatu entitas. Oleh karenanya, sebelum auditor melakukan audit secara

mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, auditor harus

memahami pengendalian intern yang diterapkan dalam suatu entitas.

Dalam bab ini, penulis mencoba untuk menguraikan tugas dan fungsi pelaku

struktur pengendalian intern koperasi yang berkaitan dengan piutang melalui

wawancara yang dilakukan kepada pegawai koperasi yang bersangkutan.

-Ketua, memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas anggota pengurus lainnya,

serta mengkoordinir tugas karyawan koperasi seluruhnya dan memberikan

otorisasi kredit dan pinjaman.

Page 20: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

-Sekretaris, mengelola dan memelihara buku daftar anggota, buku daftar

pengurus, notulen rapat,hasil keputusan rapat dan bertanggung jawab dalam

bidang admnistrasi koperasi baik internal maupun eksternal.

-Bendahara, mengelola keuangan koperasi, bertanggung jawab dalam harta

kekayaan koperasi, mengatur dan melaksanakan pengeluaran kas/ bank dan juga

memberikan otorisasi kredit dan pinjaman

-Bagian personalia, merupakan bagian dari perusahaan yang bekerja sama dengan

koperasi karyawan, memberikan informasi kepada koperasi apabila anggota ingin

melakukan pinjaman atau pembelian secara kredit.

-Manajer, melaksanakan dan bertanggung jawab atas tugas operasional koperasi,

pengelolaan administrasi dan keuangan koperasi salah satunya penjualan kredit

dan pinjaman anggota, serta bertanggung jawab langsung kepada ketua.

-Bagian administrasi, bertugas dan bertanggung jawab administrasi dan

fomulir/dokumen penjualan tunai, kredit dan pinjaman anggota/debitur

berdasarkan faktur penjualan dan pinjaman

-Bagian umum, bertugas melayani kebutuhan barang-barang untuk anggota.

-Bagian akuntansi/pembukuan, bagian ini bertugas dan mencatat transaksi

penjualan tunai, kredit dan pinjaman anggota dan debitur berdasarkan faktur

penjualan dan pinjaman ke dalam buku daftar piutang.

-Bagian fotokopi, bertugas dan bertanggung jawab atas bukti-bukti transaksi

untuk difotokopi lalu diarsipkan dan menjalankan jasa usaha fotokopi.

Untuk piutang PT. PLN (Persero) Tbk, piutang Putra Tower Mandiri, dan piutang

lain-lain, PT. PLN (Persero) Tbk, Putra Tower Mandiri, dan instansi lainnya dapat

langsung menemui ketua dan bendahara koperasi. Setelah mendapatkan

persetujuan dari pengurus, menajer akan langsung memproses pinjaman atau

penjualan kredit yang diinginkan. PT. PLN (Persero) Tbk dan Putra Tower

Mandiri atau instansi lainnya membayarkan cicilannya melalui Bank Mandiri

Tbk. Setelah pembayaran, bank akan memberikan surat keterangan bahwa sudah

membayar kepada koperasi.

4.2.2 Uji Kualitas Data

4.2.2.1 Uji Validitas

Page 21: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Untuk menguji pengendalian internal perusahaan, pertama-tama penulis

melakukan uji validitas atas kuesioner. Adapun hasil pengujian validitas data

menunjukkan hasil yang valid. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r

hitung dengan r table sebesar 0,333. Apabila r hitung > r tabel, maka item

dinyatakan valid. Penghitungan validitas dilakukan dengan menggunakan

program SPSS 17 for Windows. Setelah melakukan perhitungan, ternyata r hitung

> r tabel, maka item dinyatakan valid (lampiran 2).

Tabel 4.1

Tabel Hasil Uji Validitas

No Responden r hitung r tabel

1 Ketua 0.697 0.333

2 Sekretaris 0.680 0.333

3 Bendahara 0.734 0.333

4 Personalia 0.626 0.333

5 Manajer 0.655 0.333

6 Administrasi 0.626 0.333

7 Umum 0.626 0.333

8 Akuntansi 0.661 0.333

9 Fotokopi 0.626 0.333

Sumber:data pimer diolah 2012, hasil uji SPSS 17 for Windows

4.2.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen kuesioner dapat

digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang konsisten (Sugiyono,

2009:172). Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Split Half (Spearman Brown).

Adapun menurut Sugiyono (2009) katagori penilaian reliabilitas adalah:

Tabel 4.2

Standar Penilaian untuk Reliabilitas

0,90-1,00 reliabilitas tinggi

0,50-0,89 reliabilitas sedang

0,00-0,49 reliabilitas rendah

Uji relibilitas dilakukan dengan uji Split Half (Spearman-Brown). Adapun sama

seperti penghitungan validitas, penghitungan reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 17 for Windows.

Page 22: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Dikarenakan hasil penghitungan menunjukkan bahwa korelasi sebesar 0,716

(lampiran 3) dan apabila kita melihat tabel standar penilaian reliabilitas, maka

dapat dikatakan kuesioner merupakan reliabel atau handal.

4.2.3 Analisis Sistem Pengendalian Internal Koperasi

Pengendalian internal Koperasi Karyawan XYZ dilakukan dengan menggunakan

alat uji berupa kuesioner (lampiran 1). Kuesioner ini kemudian dibagikan kepada

9 orang yang sebagai responden, dimana ke-9 orang tersebut yang bertanggung

jawab berkaitan dengan penjualan kredit dan pinjaman, antara lain ketua,

sekretaris, bandahara, bagian personalia, manajer, bagian administrasi, bagian

umum, bagian akuntansi/pembukuan, dan bagian fotokopi.

Setelah dilakukan uji reliabilitas dan validitas, langkah selanjutanya adalah

menganalis hasil kuesioner. Berdasarkan jawaban atas kuesioner yang dibagikan

penulis, selanjutnya penulis akan menghitung frekuensi setelah dilakukan

perhitungan dan pengategoriaan jawaban mengenai sistem pengendalian intern

umum, pengendalian intern penjualan, dan pengendalian intern piutang dari

responden dalam bentuk presentase.

Berdasarkan perhitungan, sistem pengendalian intern umum dengan presentase

66,67% masuk dalam kategori baik, pada lampiran sistem pengendalian intern

penjualan dengan presentase 55,56% masuk dalam kategori baik, dan pada

lampiran pengendalian intern piutang dengan presentase 55,56% masuk dalam

kategori baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern secara

keseluruhan di Koperasi Karyawan XYZ sudah berjalan dengan baik.

Meskipun demikian, hasil dari analisis sistem pengendalian internal koperasi

melalui media kuesioner terhadap sembilan responden yaitu ketua, sekretaris,

bandahara, bagian personalia, manajer, bagian administrasi, bagian umum, bagian

akuntansi/pembukuan, dan bagian fotokopi bisa dikatakan saling bertentangan

karena dilihat dari variasinya jawaban responden sehingga penulis melakukan

observasi langsung sesuai pertanyaan di kuesioner.

Page 23: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Dilihat dari hasil observasi langsung oleh penulis (lampiran 6) maka dapat

disimpulkan bahwa pengendalian internal umum, penjualan kredit, dan piutang

telah berjalan dengan baik.

4.3 Analisis Penggunaan Metode Statistikal Sampling

4.3.1 Penerapan Prosedur Attribute Sampling

Penerapan prosedur attribute sampling ini berkaitan dengan penilaian pengujian

keefektivitasan pengendalian intern atas piutang Koperasi Karyawan XYZ mulai

dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2010. Koperasi Karyawan

XYZ memiliki ± 498 faktur dan jumlah sebanyak faktur tersebut tidak ada yang

batal. Attribute yang akan diperiksa adalah mengenai ada tidaknya otorisasi dari

pihak-pihak yang berwenang dalam hal proses persetujuan dan pemberian kredit,

yaitu pemeriksaan faktur penjualan kredit dan pinjaman.

Langkah-langkah penerapan prosedur attribute sampling sebagai berikut :

a. Tentukan Desired Upper Precision Limit dan tingkat keandalan.

Ini digunakan untuk menentukan tingkat keandalan yang akan dipilih dan tingkat

kesalahan maksimum yang dapat diterima. Dari hasil evaluasi atas, struktur

pengendalian intern piutang ditentukan tingkat keandalan dalam mempercayai

efektivitas pengendalian intern yang ada pada Koperasi Karyawan XYZ adalah

sebesar 95%. Batas ketepatan tertinggi atau Desired Upper Precision Limit

ditentukan sebesar 5%.

b. Penentuan sampel minimum yang akan diperiksa.

Berdasarkan tingkat keandalan 95% dan DUPL 5% maka selanjutnya perlu

menentukan besarnya sampel minimum yang harus diambil dengan bantuan Tabel

Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian. Sampel minimum

yang akan diambil diperoleh dengan cara menentukan titik potong baris DUPL

yaitu sebesar 5% dengan kolom tingkat keandalan yaitu 95%.

Page 24: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Tabel 4.3

Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian

Acceptable

Upper

Precision

Limit

Sample Size Based on

Confidence Levels

90% 95% 97,5%

10% 24 30 37

9 27 34 42

8 30 38 47

7 35 43 53

6 40 50 62

5 48 60 74

4 60 75 93

3 80 100 124

2 120 150 185

1 240 300 370

(Sumber : Mulyadi, 2002)

Dari hasil di atas diperoleh bahwa sampel minimum adalah sebayak 60 sampel

yang menjadi sampel pemeriksaan awal.

c. Membuat Tabel Stop-or-go Decision

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel didapat tingkat kesalahan = 0, maka

diperoleh AUPL = DUPL = 5%.

&)<= � >?-@AB�-C��D�E�D�@!C ?��! �B�FA��B���DA!+ADA G�@?��?CCH���-C��?+F��E�B/!IJD��FAK�

&)<= � � �LMN

= 0,05=5%

Atas hasil tersebut, maka pengambilan sampel dengan menggunakan attribute

sampling model stop-or-go decision dapat dihentikan. Berdasarkan langkah di

atas, tabel stop-or-go decision dapat disusun berdasarkan pengujian terhadap

anggota sampel yang ada.

d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel

Dari hasil pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel, maka dapat dikatakan sistem

pengendalian intern atas piutang berjalan dengan efektif. Penilaian efektif ini

berasal dari hasil DUPL = AUPL.

Page 25: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

4.3.2 Penggunaan Prosedur Variabel Sampling

Dalam pengujian prosedur variabel sampling terhadap pengujian kewajaran saldo

piutang Koperasi Karyawan XYZ yang akan dilakukan dengan menganalisis

ketepatan dalam hal perhitungan jumlah saldo piutang. Dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan pengambilan sampel

Pengambilan sampel ini ditujukan untuk menghitung saldo piutang yang

terdapat dalam neraca pada tanggal 31 Desember 2010 dengan

menggunakan rumus:

EAV ± A’

EAV adalah expected audit value, yang dihitung dengan menggunakan

rumus; EAV=X.N

A’adalah achieved precision.

2. Menentukan populasi (N)

Analisis yang akan dilakukan penulis terhadap populasi, yaitu penganalisaan

terhadap 322 anggota koperasi dan debitur yang menjadi populasi dalam

penelitian penulis.

3. Menentukan sampling unit

Dalam pengujian substantif ini penulis memilih saldo piutang yang terdapat

dalam komputerisasi pada buku pembantu piutang.

4. Menentukan besarnya sampling (n)

Langkah dalam penentuan besarnya sampling (n) adalah sebagai berikut:

a. Penentuan standar deviasi (SD) populasi

Jika unsur-unsur dalam populasi sangat bervariasi, hal ini akan

ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi. Semakin besar standar

deviasi suatu populasi, maka semakin besar unsur populasi yang harus

diambil sebagai anggota sampel, agar sampel tersebut cukup mewakili

karakteristik populasi.

Untuk menentukan taksiran standar deviasi, penulis mengambil sampel

sebanyak 30 sampel sebagai sampel pendahuluan. Tiga puluh sampel

pendahuluan diambil dari masing-masing 30% populasi dari piutang

PT. PLN Persero Tbk, piutang Putra Tower Mandiri, piutang anggota

Page 26: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

simpan pinjam XYZ, piutang anggota simpan pinjam Niaga, piutang

komputer, dan piutang lain-lain. Penentuan jumlah sampel ini

didasarkan pada aturan dan ketentuan statistik yaitu sebanyak 30

sampel dalam penggunaan statistik parametik. Perhitungan standar

deviasi atas 30 sampel pendahuluan.

b. Tingkat risiko yang ditanggung oleh auditor (UR dan Z beta)

Menerima atau menolak suatu jumlah yang dihasilkan oleh suatu

sampel memiliki dua macam risiko yaitu kekeliruan alfa atau risiko

keliru menolak dan risiko Z beta atau risko keliru menerima.

Kesalahan alfa (alpha error) atau risiko alfa (alpha risk) ditentukan

dengan menetapkan tingkat kepercayaan (reliability level) yang telah

ditetapkan oleh auditor berdasarkan pertimbangan, biasanya

pemeriksaan tambahan, atau adjustment terhadap saldo keliru dalam

menolak suatu saldo akun.

Tingkat keandalan pada risiko keliru menolak (UR) atau sering disebut

risiko � (1- �). Di mana tingkat keyakinan (reliability level) sebesar

95% maka risiko keliru menolak adalah 1- 95% = 5% atau 0,05. Faktor

keandalan pada risiko menolak ditetapkan dengan menggunakan tabel

Z. Tabel Z memuat angka-angka yang menunjukkan baris dan kolom,

serta angka-angka pada perpotongan baris dan kolom. Angka-angka

pada perpotongan baris dan kolom menunjukkan nilai {(1- �)/2}. Jika

tingkat keandalan 95% atau 0,95, maka {(1- 0,95)/2}=0,025. Z alfa

adalah nilai kurva normal standar yang meliputi daerah 0,5-0,025=

0,475 sehingga apabila kita lihat pada tabel Z, akan ditemukan angka

1,96.

Berdasarkan hasil yang diperoleh atas pengujian internal control

koperasi karyawan yang dinilai telah memiliki suatu sistem

pengendalian intern yang berjalan dengan baik dan efektif, namun tidak

menutup kemungkinan bahwa sistem pengendalian internal yang baik

Page 27: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

dapat mendeteksi kekeliruan yang material atau kekeliruan yang dapat

diterima oleh auditor secara tepat.

Maka auditor menetapkan risiko audit (R) yang akan ditanggung

sebesar 5% . Penulis meletakkan kepercayaan moderat terhadap struktur

pengendalian intern dalam mendeteksi kekeliruan material maka risiko

bawaan (IC) ditetapkan 20% karena pengendalian internal yang

diterapkan telah berjalan dengan baik. Penulis meletakkan kepercayaan

moderat terhadap review analitik dan pengujian substantif rinci dalam

mendeteksi kekeliruan material maka risiko pengendalian (AR)

ditetapkan 80%. Dengan demikian kesalahan beta atau risiko beta ( beta

menerima) secara kuantitatif dapat dihitung sebagai berikut:

��O�PQ�RSTU � VW�NW�X�YNW � NZL��V

Z beta adalah nilai kurva normal yang meliputi daerah 0,5-0,3125 =

0,1875. Dengan demikian Z beta adalah daerah seluas 0,1875 dengan

menggunakan table Z adalah 0,49.

c. Penentuan materialitas yang dialokasikan kepada objek yang diperiksa

(M)

Auditor memperkirakan besarnya kekeliruan dalam populasi yang

dianggap material. Dalam penentuan materialitas ini didasarkan atas

pertimbangan penulis yaitu sebesar 6% dari total pendapatan. Hal ini

disebabkan, penulis berkeyakinan bahwa sistem pengendalian piutang

baik, jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta

pengungkapannya telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan

dikompilasi sekaligus bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan

disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena

kekeliruan dan kecurangan. Sehingga penulis berani mengambil risiko

besar terhadap tingkat materialitas sehingga yang diambil lebih tinggi

dari biasanya. Maka diperoleh M sebesar 6% x Rp 3.153.418.808 =

Rp 189.205.128,48

Page 28: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

d. Penentuan ketepatan yang dapat diterima oleh auditor (A)

Besarnya ketepatan (acceptable precision) dipengaruhi oleh besarnya

kekeliruan yang mempengaruhi secara material, yaitu besarnya risiko

alfa dan risiko beta. Sehingga dapat dihitung sebagai berikut:

& � �[��Y\.�NV.��Y.��YZ]Y ( �Z\M�Z\M � NZ]\�,

A= Rp 151.364.102,72

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan besarnya

penyimpangan dari saldo populasi piutang yang masih dapat diterima

oleh auditor adalah sebesar Rp 151.364.102,72

e. Penentuan besarnya sampel (n)

Penentuan besarnya sampel dalam metode statistikal sampling secara

matematis dapat dihitung sebagai berikut:

� (�Z\MXL.YN�.M�^Z^YXL���V�.LM].�N�Z^� �,2

� (�.L\\.�YL.L�]ZV��V�.LM].�N�Z^� �,2

�� 251,2564905

Adjusment karena populasi dalam penelitian terbatas

-_ � �V�Z�VM]\NV4� � �V�Z�VM]\NVL�� 5

= 141,1315725= 141

Dari perhitungan diatas besarnya sampel terpilih adalah sebanyak 141

sampel dari 322 populasi yang ada.

5. Menentukan metode pemilihan sampel

Metode pemilihan sampel yang digunakan oleh penulis adalah random

sampling atau sampel secara acak dengan bantuan tabel angka acak,

karena metode ini menjamin semua anggota populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.

6. Memeriksa sampel

Page 29: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

Prosedur pemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa anggota sampel

terpilih adalah sama dengan pemeriksaan sampel pendahuluan, yaitu

auditor menghitung rata-rata saldo sampel terplih dan menghitung standar

deviasi dari sampel tersebut. Berdasarkan pengambilan sampel terpilih

sebanyak 141 sampel piutang para anggota dan debitur, maka

perhitungannya diperoleh rata-rata saldo sebesar Rp 4.368.653,14 dan

standar deviasi sebesar Rp 2.226.102,86.

7. Mengevaluasi hasil sampel

Evaluasi terhadap hasil pemeriksaan sampel dilakukan oleh penulis secara

kuantitatif, dalam mengevaluasi hasil sampel dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Menghitung standard error (SE)

Dari hasil sampel sebanyak 141 sampel piutang, maka dihitung SE

sebagai berikut:

�6 � (�[��.��M.�N�ZYM�7�]� �,

= Rp 187.471,68

b. Menghitung achieved precision (A’)

Achieved precision dihitung dengan cara sebagai berikut:

8� � �Z\M�`��]��`��[��.��M.�N�ZYM���� �]�L��

7�]�

A’= Rp 29.122.828,92

c. Dikarenakan A tidak sama dengan A’, maka penulis menghitung A”

8: � �[��\.���.Y�YZ\� � �[��Y\.�NV.��YZ]Y (� �[��\.���.Y�YZ\��[��V�.LM].�N�Z^�,

A” = Rp 176.321.116,69

d. Menghitung expected audit value

EAV= Rp 4.368.653,14 x 322

EAV= Rp 1.406.706.311,67

e. Estimasi saldo piutang dalam populasi dengan menggunakan interval

estimate, sebagai berikut:

Page 30: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

AV±A’= Rp 1.406.706.311,67 ± Rp 176.321.116,69

= Rp 1.230.385.194,98 sampai Rp 1.583.027.428,36

Berdasarkan dari perhitungan yang telah dilakukan peneliti, dapat diketahui

bahwa nilai interval Rp 1.230.385.194,98 sampai Rp 1.583.027.428,36 berisi

saldo piutang koperasi karyawan XYZ sudah sewajarnya. Ternyata saldo piutang

yang tercantum di dalam neraca sebesar Rp 1.396.835.456, berada di dalam

interval presisi dan selisih antara saldo piutang dengan nilai audit adalah sebesar

Rp 186.191.972,36 ( Rp 1.396.835.456 – Rp1.210.643.483,64) berada dibawah

tingkat taksiran kekeliruan maksimum yang dianggap material dalam populasi,

yaitu sebesar Rp 189.205.128,48. Maka penilaian kuantitatif mengambil

kesimpulan bahwa saldo piutang pada penejelasan pos-pos neraca per 31

Desember 2010 menunjukkan saldo yang sewajarnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian atas nilai piutang pada Koperasi Karyawan XYZ

dengan menggunakan statistikal sampling, yaitu dengan menggunakan prosedur

attribute sampling dan prosedur variabel sampling, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Dari hasil pembagian kuesioner atas sistem pengendalian intern umum,

penjualan kredit, dan piutang dan observasi langsung oleh penulis serta

dilakukan analisis dengan menggunakan sistem tabulasi dengan attribute

sampling, diperoleh hasil bahwa sistem pengendalian intern umum, penjualan

kredit dan piutang pada Koperasi Karyawan XYZ telah berjalan dengan baik.

b. Dengan menggunkan prosedur variabel sampling, dalam melakukan

pengujian terhadap kewajaran saldo piutang, diperoleh bahwa saldo piutang

yang tercantum dalam neraca menunjukkan saldo yang sewajarnya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang dilakukan, maka penulis

memberikan saran kepada auditor untuk menggunakan metode statistikal

Page 31: ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN SALDO PIUTANG (STUDI

sampling dalam melakukan pengujian, karena dengan menggunakan metode

tersebut akan menghasilkan sampel yang lebih representatif. Dan sebaliknya

pengujian dengan metode ini dilakukan oleh auditor yang berpengalaman, karena

pengujian ini membutuhkan pertimbangan-pertimbangan untuk mengindentifikasi

item-item yang penting

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, Nur Fitri. November 2010. Arti Koperasi.

http://phity2.blogspot.com/2010/11/arti-koprasi.html

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing I. FEUI : Jakarta

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. BPFE Yogyakarta : Yogyakarta

Hakim, Abdul. 2001. Statistika Deskriptif. Ekonisa : Yogyakarta

Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar- Dasar Audit Laporan Keuangan). UPP

STIM YKPN Yogyakarta : Yogyakarta

Hartadi, Bambang.1987. Auditing. BPFE Yogyakarta : Yogyakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2009.

Salemba Empat : Jakarta

Indrianto, Nur. Bambang Supomo. 2006. Metodologi Penelitian. BPFE

Yogyakarta : Yogyakarta

Mulyadi. 2002. Auditing. Salemba Empat : Jakarta

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Salemba Empat : Jakarta

Munawir, H.S. 1995. Auditing Modern I. BPFE Yogyakarta : Yogyakarta

Puspita, Eni. 2010. Penerapan Statistikal Sampling dalam Pemeriksaan Piutang

Dagang pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Cabang Bandar

Lampung. Skripsi progam S-1. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan

Bisnis. Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Rudianto. 2008. Pengantar Akuntansi. Erlangga : Jakarta

Saputri, Utami. 2012. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Piutang Terhadap

Kelancaran Penerimaan Piutang Pada Koperasi Karyawan Omedata

(KKO). Skripsi progam S-1. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Universitas Pendidikan Indonesia :

Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta : Bandung


Top Related