Transcript
Page 1: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS

DAYA DUKUNG DI KAWASAN CIKOLE JAYAGIRI

RESORT LEMBANG JAWA BARAT

NANA WINNIT MUTHMAINNAH

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah
Page 3: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis

Pengembangan Wisata Alam Berbasis Daya Dukung di Kawasan Cikole Jayagiri

Resort Lembang Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2014

Nana Winnit Muthmainnah

NIM H44100094

Page 4: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

ABSTRAK

NANA WINNIT MUTHMAINNAH. Analisis Pengembangan Wisata Alam

Berbasis Daya Dukung di Kawasan Cikole Jayagiri Resort Lembang Jawa Barat.

Dibimbing oleh NINDYANTORO.

Pengembangan wisata alam seringkali berorientasi pada pengembangan

wisata masal tanpa mempertimbangkan aspek lingkungan. Cikole Jayagiri Resort

merupakan kawasan wisata yang dikelola oleh Perhutani KPH Bandung utara

sejak tahun 2010 telah dijadikan kawasan wisata alam terpadu. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi pengunjung terhadap kawasan Cikole

Jayagiri Resort, mengidentifikasi strategi dalam pengembangan kawasan,

menentukan prioritas produk wisata alam, dan menganalisis daya dukung kawasan

per hari berdasarkan penentuan prioritas produk. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa setiap indikator persepsi pengunjung terhadap kawasan Cikole Jayagiri

Resort bernilai baik. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi agresif dengan

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Alternatif produk wisata

alam berbasis ekologi yang dapat diterapkan di Cikole Jayagiri resort berdasarkan

bobot prioritas adalah outbound (0.414), menikmati pemandangan alam (0.338),

dan berkemah (0.248). Tingkat kunjungan wisatawan di Cikole Jayagiri Resort

masih dapat dikatakan aman karena masih berada di bawah batas ambang daya

dukung kawasan.

Kata kunci: Cikole Jayagiri Resort, daya dukung, pengembangan, wisata alam

ABSTRACT

NANA WINNIT MUTHMAINNAH. Analysis of Ecotourism Development based

Carrying Capacity in Cikole Jayagiri Resort Lembang West Java. Supervised by

NINDYANTORO.

Tourism development usually oriented on the mass tourism without

considering the environmental aspect. Cikole Jayagiri Resort a tourist area

managed Perhutani KPH Bandung Utara since 2010 has been an integrated

ecotourism area. The specific objective of this study is to indentify the tourist

perception toward the Cikole Jayagiri Resort area, identify the strategy in the

development of the area, determine the priority of ecotourism product, and

analysis the carrying capacity of the area every day base on priority of

ecoutourism product. The result of this study indicate that tourist’s perception of

each indicator to the Cikole Jayagiri Resort is well worth. Strategies that can be

used in the aggressive strategy of using strong factor to take advantage of

opportunities. Alternative ecological based ecotourism product based on value

priority are outbound (0.414), scenery (0.338), and camping (0.248). The level of

tourist visits in Cikole Jayagiri Resort still be considered safe as it was still under

the threshold carrying capacity the area.

Keywords: Cikole Jayagiri Resort, carrying capacity, development, ecotourism

Page 5: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS

DAYA DUKUNG DI KAWASAN CIKOLE JAYAGIRI

RESORT LEMBANG JAWA BARAT

NANA WINNIT MUTHMAINNAH

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah
Page 7: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah
Page 8: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah
Page 9: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pengembangan Wisata Alam Berbasis Daya Dukung di Kawasan Cikole

Jayagiri Resort Lembang Jawa Barat”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat

diselesaikan tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis

ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Sugeng Winarno dan Iit Saribanon, kedua adik

tersayang Muhamad Windit Mahmuda dan Rahmah Winnit Mardhiyyah,

serta segenap keluarga besar atas seluruh doa dan dukungan.

2. Ir. Nindyantoro, MSP selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan motivasi, bimbingan, arahan, saran, dan kritik dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Ujang Sehabudin selaku dosesn penguji utama dan Benny Osta

Nababan, S.Pi, M.Si selaku dosen penguji wakil departemen yang telah

memberikan saran bagi penulis.

4. KPH Bandung Utara, Cikole Jayagiri Resort, Kepala Desa dan seluruh

staf Desa Cikole, serta seluruh masyarakat RT 05 Desa Cikole atas

kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan

penelitian serta informasi yang telah diberikan.

5. Sahabat-sahabat Amal, Rima, Bintang, Nurul, Puti, Suci, Maya, dan

sahabat-sahabat Queen Castle serta keluarga besar ESL 47 yang selalu

memberikan bantuan, motivasi, dan semangat.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik terkait skripsi penulis

terima. Semoga penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi

para pembaca.

Bogor, Agustus 2014

Nana Winnit Muthmainnah

Page 10: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah
Page 11: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 4

II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5

2.1 Wisata Alam ................................................................................................. 5

2.2 Produk Wisata .............................................................................................. 6

2.3 Pengembangan Produk Wisata ..................................................................... 7

2.4 Daya Dukung ................................................................................................ 9

2.5 Skala Likert ................................................................................................... 9

2.6 Analisis SWOT ........................................................................................... 10

2.7 Proses Hirarki Analitik ............................................................................... 11

2.8 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 12

III KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................. 14

IV METODE PENELITIAN.................................................................................. 16

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 16

4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 16

4.3 Metode Pengambilan Contoh ..................................................................... 16

4.4 Metode Analisis Data ................................................................................. 17

4.4.1 Persepsi Pengunjung Terhadap Kawasan Cikole Jayagiri Resort .... 18

4.4.2 Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Cikole Jayagiri Resort . 20

4.4.3 Analisis Pemilihian Prioritas Produk Wisata Alam ......................... 23

4.4.4Analisis Daya Dukung ...................................................................... 25

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN .............................................................. 26

5.1 Sejarah Pendirian Cikole Jayagiri Resort ................................................... 26

Page 12: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

5.2 Letak Geografis Cikole Jayagiri Resort ...................................................... 27

5.3 Fasilitas yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort ........................................ 27

5.4 Karakteristik Pengunjung Cikole Jayagiri Resort ....................................... 29

5.5 Karakteristik Masyarakat Sekitar Kawasan ................................................ 31

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 33

6.1 Persepsi Pengunjung Terhadap Kawasan Cikole Jayagiri Resort .............. 33

6.2 Analisis Pengembangan Strategi Kawasan Cikole Jayagiri Resort ............ 34

6.2.1 Tahap Masukan (Input Stage) ........................................................... 35

6.2.2 Tahap Pencocokan (Multi Stage) ...................................................... 39

6.3 Prioritas Produk Wisata Alam Berbasis Ekologi ........................................ 41

6.4 Daya Dukung Kawasan Cikole Jayagiri Resort .......................................... 44

VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 50

7.1 Simpulan ..................................................................................................... 50

7.2 Saran ........................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 52

LAMPIRAN .......................................................................................................... 55

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 64

Page 13: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Matriks metode analisis data ........................................................................... 17

2 Kriteria persepsi pengunjung terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort ........ 18

3 Bobot nilai jawaban responden ....................................................................... 19

4 Nilai skor rataan .............................................................................................. 20

5 Analisis faktor internal .................................................................................... 21

6 Analisis faktor eksternal .................................................................................. 21

7 Matriks SWOT ................................................................................................ 23

8 Kategori perbandingan penentuan tingkat kepentingan elemen ..................... 24

9 Karakteristik pengunjung ................................................................................ 30

10 Karakteristik masyarakat ................................................................................. 31

11 Persepsi pengunjung terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort ..................... 33

12 Matriks IFE strategi pengembangan kawasan................................................. 36

13 Matriks EFE strategi pengembangan kawasan ............................................... 38

14 Matriks bobot alternatif produk ...................................................................... 42

15 Preferensi responden dalam hitungan luas, unit, guide, dan waktu ................ 45

16 Luas, unit, guide, dan waktu yang disediakan pengelola per kegiatan

wisata dalam satu hari .................................................................................... 46

17 Perhitungan daya dukung setiap kegiatan wisata ............................................ 47

18 Daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort ................................................ 48

19 Perbandingan daya dukung kawasan dengan jumlah pengunjung pada

tahun 2013 ...................................................................................................... 49

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Alur kerangka berpikir ...................................................................................... 16

2 Matriks kuadran SWOT .................................................................................... 25

3 Struktur hirarki penentuan prioritas .................................................................. 26

4 Matriks kuadran SWOT Cikole Jayagiri Resort ............................................... 40

Page 14: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

5 Struktur hirarki prioritas produk wisata Cikole Jayagiri Resort ....................... 44

DAFTAR LAMPIRAN

No ̀ Halaman

1 Peta lokasi Cikole Jayagiri Resort ..................................................................... 56

2 Struktur organisasi Cikole Jayagiri Resort ........................................................ 57

3 Matriks SWOT Cikole Jayagiri Resort .............................................................. 58

4 Perhitungan daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort berdasarkan

kegiatan wisata ................................................................................................. 59

5 Dokumentasi kawasan ....................................................................................... 62

Page 15: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Statistik Kehutanan Indonesia Kementrian Kehutanan 2011

yang dipublikasi pada bulan Juli 2012 dinyatakan bahwa Indonesia memiliki

hamparan hutan yang luas. Luasan hutan Indonesia sebesar 99.6 juta hektar atau

52.3% luas wilayah Indonesia, hutan Indonesia menjadi salah satu paru-paru

dunia yang sangat penting peranannya bagi kehidupan isi bumi. Selain dari luasan,

hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan hayati (WWF Indonesia 2012 dalam

Irza 2013). Menurut Data dan Informasi Pemanfaatan Hutan Departemen

Kehutanan (2012) Indonesia memiliki kawasan Hutan Lindung (HL) dengan luas

30 539 823.36 Ha. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi

pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,

mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara

kesuburan tanah, selain itu hutan lindung juga dapat dimanfaatkan sebagai objek

wisata.

Sesuai pasal 17 UU 41 tahun 1999 tentang kehutanan, untuk memastikan

fungsi-fungsi penyelengaraan pengelolaan hutan dapat terlaksana dan tetap

berpegang pada prinsip kelestarian hutan, maka diperlukan suatu penyelengaraan

pengelolaan hutan di tingkat tapak melalui pembentukan unit pengelolaan hutan

atau Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Dalam memanfaatkan sumberdaya yang

terdapat dalam hutan lindung, harus memperhatikan kelestarian ekologi, sosial,

dan ekonomi. Salah satu kawasan hutan lindung yang dimanfaatkan sebagai

kawasan wisata adalah Cikole Jayagiri Resort.

Cikole Jayagiri merupakan kawasan wisata alam terpadu yang telah dikelola

menjadi sebuah resort pada tahun 2010 oleh Perum Perhutani yang didukung

dengan fasilitas lengkap dalam satu kawasan (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Bandung Barat 2010). Luas yang dimiliki Cikole Jayagiri Resort

seluas 15 Ha dan luas yang digunakan untuk kegiatan wisata seluas 10 Ha. Cikole

Jayagiri Resort terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten

Bandung Barat dan secara administrasi pengelolaannya berada di KPH Bandung

Utara.

Page 16: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

2

Cikole Jayagiri Resort merupakan kawasan wisata alam hutan pinus dengan

panorama alam menarik serta udara yang sejuk. Selain itu, fasilitas lengkap seperti

penginapan, café, dan keragaman aktivitas luar ruang yang ditawarkan pengelola

dalam satu kawasan menjadikan potensi wisata tersendiri bagi Cikole Jayagiri

Resort. Kegiatan luar ruang yang dapat dilakukan di Cikole Jayagiri Resort

diantaranya berkemah, tree top, fun games, ATV ride, paint ball, hiking, dan

offroad.

Menurut Direktur Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan dalam

Purnamasari et al. (2005) keterpurukan pengembangan pariwisata di Indonesia

juga dapat disebabkan karena arah pengelolaan kawasan pada umumnya masih

bertumpu pada bidang perlindungan dan pengamanan hutan semata, sehingga

pemanfaatan di bidang wisata alam masih belum optimal. Seiring dengan semakin

meningkatnya permintaan terhadap wisata alam, kegiatan wisata alam seringkali

diorientasikan pada peningkatan pendapatan pembangunan. Apabila produk

wisata alam yang ditawarkan masih mengarah pada pengembangan pariwisata

masal dapat menyebabkan eksploitasi terhadap sumberdaya yang kurang

memperhatikan aspek daya dukung dari kawasan.

Dalam pengembangan produk wisata alam di Cikole Jayagiri Resort perlu

dilakukan berdasarkan daya dukung kawasan. Pemanfaatan yang dilakukan secara

berlebihan akan berimplikasi terhadap jumlah sumberdaya alam yang dimiliki,

diperlukan alternatif pembangunan dan pemanfaatan yang berkelanjutan, tidak

hanya memikirkan aspek ekomomi tetapi peduli akan aspek ekologinya. Oleh

karena itu, produk wisata yang dihasilkan berdasarkan karakteristik pengelolaan

sumberdaya alam yang dilakukan oleh pihak pengelola, kondisi masyarakat

sekitar kawasan, dan juga karakteristik pengunjung yang tetap memperhatikan

daya dukung kawasan.

1.2 Perumusan Masalah

Hutan pinus yang masih dipertahankan keberadaannya dan fasilitas lengkap,

seperti penginapan, café, area perkemahan, dan area outbound yang berada dalam

satu kawasan yang menjadikan potensi wisata tersendiri bagi Cikole Jayagiri

Resort. Wana wisata ini sering dimanfaatkan untuk wisata harian bersama

Page 17: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

3

keluarga dengan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan secara bersama-sama

seperti berkemah, menjelajah hutan, mendaki gunung serta kegiatan outbound

lainnya.

Untuk menjadikan kawasan sebagai kawasan wisata yang terkenal dan

diminati oleh wisatawan, pada dasarnya kawasan tersebut harus memiliki suatu

potensi yang dapat menjadikan daya tarik tersendiri. Potensi yang ada dapat

dikembangkan dan dikelola dengan baik, sehingga dapat menentukan prioritas

produk wisata dengan tetap mempehatikan daya dukung dari kawasan. Hal

tersebut membutuhkan banyak upaya yang harus dilakukan dan membutuhkan

waktu yang tidak sebentar, selain dibutuhkan kerjasama antar pihak pengelola,

pemerintah, dan masyarakat setempat.

Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu pengembangan produk wisata alam di

Cikole Jayagiri Resort dengan memperhatikan daya dukung kawasan. Penelitian

ini bertujuan untuk menyusun produk wisata alam di Cikole Jayagiri Resort

berdasarkan daya dukung kawasan. Produk yang dihasilkan merupakan penelitian

berdasarkan potensi sumberdaya alam, kondisi masyarakat dan sekaligus sesuai

dengan karakteristik pengunjung yang datang ke Cikole Jayagiri Resort. Selain itu,

diharapkan dapat memberikan strategi pengembangan dan penentuan alternatif

produk wisata yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi pengambilan

keputusan atau penyusunan rancangan ulang pengembangan wisata alam

berdasarkan daya dukung dari kawasan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini diidentifikasi beberapa

permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan produk wisata alam di

Cikole Jayagiri Resort, yaitu:

1. Bagaimana penilaian kawasan di Cikole Jayagiri Resort berdasarkan persepsi

pengunjung?

2. Bagaimana strategi dalam mengembangkan kawasan Cikole Jayagiri Resort

berdasarkan faktor internal dan eksternal?

3. Bagaimana penentuan prioritas produk wisata alam di Cikole Jayagiri Resort?

4. Bagaimana daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort dalam pemanfaatan

produk wisata alam sebagai strategi pengembangan kawasan.

Page 18: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

4

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan kawasan Cikole Jayagiri Resort berdasarkan persepsi

pengunjung.

2. Mengidentifikasi strategi dalam mengembangkan kawasan Cikole Jayagiri

Resort berdasarkan faktor internal dan eksternal.

3. Menentukan prioritas produk wisata alam yang dapat diterapkan di Cikole

Jayagiri Resort.

4. Menganalisis daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort berdasarkan

prioritas produk wisata alam.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan Cikole Jayagiri Resort yang berlokasi di

Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Data penelitian

diambil pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2014. Penelitian ini

memiliki keterbatasan diantaranya pengidentifikasian kawasan di Cikole Jayagiri

Resort berdasarkan pendapat pengunjung dengan menggunakan skala Likert.

Analisis yang digunakan untuk merencakan pengembangan kawasan berdasarkan

faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuakatan dan

kelemahan menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weakenesses, Opportunities,

Threats) dan dalam menentukan prioritas produk wisata alam yang dapat

diterapkan di Cikole Jayagiri Resort dilakukan dengan Analytical Hierarchy

Process (AHP) serta menganalisis daya dukung kawasan dalam pemanfaatan

prioritas produk wisata alam sebagai strategi pengembangan kawasan.

Page 19: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

5

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata Alam

Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang

dilakukan secara sukarela serta bersfiat sementara untuk menikmati keunikan dan

keindahan alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam,

Taman Buru, Hutan Lindung dan Hutan Produksi (Direktorat Pemanfaatan Alam

dan Jasa Lingkungan 2002). Suwantoro (1997) mengemukakan bahwa wisata

alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam

dan tata lingkungan. Kegiatan wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan

pariwisata pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan di

dalam obyek wisata. Menurut PHPA (1996) kegiatan wisata alam di dalam

kawasan konservasi diarahkan pada upaya pendayagunaan potensi obyek wisata

alam dengan tetap memperhatikan prinsip keseimbangan antara kepentingan

pemanfaatan dan pelestarian alam.

Wisata alam atau lebih sering disebut juga sebagi ekowisata atau ecotourism

adalah suatu perjalanan menuju suatu tempat tertentu untuk menikmati keindahan

dan keajaiban alam tanpa sentuhan pembangunan. Menurut Nandi (2005)

Ekowisata seringkali mengandung tantangan-tantangan atau lebih dikenal sebagai

adventure tourism, adapun berdasarkan tantangan yang dihadapi dapat dibedakan

menjadi:

a. Petualangan beresiko tinggi yaitu memerlukan kesiapan dan keterampilan

khusus, keberanian yang tinggi serta kondisi yang prima, seperti panjat tebing,

arung jeram, menyelam, menelusur gua. Wisata ini juga disebut wisata minat

khusus, karena tidak semua orang menikmatinya dengan bebas.

b. Petualangan beresiko rendah seperti mengunjungi taman nasional, memancing,

menikmati sejuknya udara di hutan, dan berkemah.

Menurut Maryani (2005) ekowisata memiliki enam ciri utama, diantaranya

pariwisata yang berbasis alam dan budaya masyarakat setempat, kedua motivasi

utama wisatawan adalah observasi, aspirasi alam, dan budaya tradisional setempat,

ketiga mempunyai muatan pendidikan dan penambahan wawasan, yang keempat

umumnya berskala kecil dan pengadaan fasilitas wisata oleh masyarakat setempat,

Page 20: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

6

kelima dampak terhadap lingkungan alam, budaya dan sosial, dan yang terakhir

ciri utama ekowisata adalah dorongan untuk konservasi alam dan budaya

dilakukan bersama-sama antara pemerintah, masyarakat, dan wisatawan.

2.2 Produk Wisata

Smith (1994) dalam Purnamasari (2004) mengkonsepkan produk wisata

sebagai kumpulan aktivitas, jasa, dan keuntungan yang menyususn keseluruhan

pengalaman kepariwisataan. Tiga macam karakteristik produk wisata yang

disampaikan Yoeti (2008), pertama adalah transaksi penjualan tidak

mengakibatkan pemindahan hak milik, kedua waktu memproduksi dan

mengkonsumsi berlangsung pada waktu yang bersamaan, dan ketiga adalah

produk wisata tidak bisa dicoba sebelum melakukan pembelian.

Menurut Kodhyat (2007) produk wisata adalah segala sesuatu yang

dinikamati dan dibeli oleh wisatawan untuk dinikmati dan terdapat lima

komponen produk wisata, diantaranya adalah:

1. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

Komponen yang paling utama karena merupakan pendorong atau motivator

utama bagi wisatawan untuk mengunjungi Daerah Tujuan Wisata (DTW). ODTW

terdiri dari empat jenis, pertama adalah alam yang meliputi bentang alam atau

pemandangan, hutan, flora/fauna, goa, air terjun, dan danau. Kedua adalah budaya

yang terdiri dari museum, situs sejarah, tradisi, istana atau keratin, dan tempat

ibadah. Ketiga merupakan aktivitas yang dapat dilakukan di daerah wisata seperti

tracking, hiking, caving, viewing, shopping, ziarah, studi serta berobat, dan yang

keempat merupakan peristiwa, seperti festival, upacara keagamaan, upacara

pernikahan, dan perayaan lainnya.

2. Fasilitas

Merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan dan yang memberikan berbagai

kemudahan bagi wistawan dalam berwisata. Ada tiga jenis fasilitas yang

diperlukan wisatawan, yaitu prasarana atau infrastruktur, seperti jalan raya,

jembatan, instalasi (listrik, air minum), telepon, pelabuhan, bandara, stasiun,

terminal bis, dan lain sebagainya. Kedua sarana, seperti alat-alat transportasi, alat

telekomunikasi, sarana akomodasi (hotel, motel, losemen), restoran atau rumah

Page 21: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

7

makan, sarana kesehatan, sarana keamanan dan tempat-tempat hiburan. Ketiga

amenitas, merupakan fasilitas yang dapat memberikan kenyaman bagi wisatawan.

3. Suasana yang kondusif

Situasi atau kondisi yang memberikan rasa tenteram, aman, dan nyaman

bagi wisatawan.

4. Jasa layanan

Jasa layanan berupa perbuatan atau tindakan-tindakan dalam bentuk

pelayanan yang diberikan kepada wisatawan sehubungan dengan pemenuhan

kebutuhan wisatawan seperti tour operator, pemanduan yang diberikan oleh

pramuwisata, agen perjalanan, dan informasi wisata yang diberikan oleh petugas

informasi.

5. Kenang-kenangan/cinderamata

Merupakan segala sesuatu yang berbentuk kebendaan yang dapat menjadi

alat bantu untuk mengingatkan para wisatawan akan kunjungan mereka ke DTW

tertentu, seperti souvenir/cinderamata, postcard, film, video. Selain itu kenang-

kenangan juga diartikan sebagai kesan yang tertera dalam ingatan wisatawan

tentang apa yang dilihat dan dialaminya dalam kunjungannya ke DTW tertentu.

2.3 Pengembangan Produk Wisata

Pengembangan dapat diartikan memajukan dan memperbaiki, atau

meningkatkan sesuatu yang telah ada (Lubis 2006). Moraru (2011) menyatakan

bahwa pengembangan produk wisata merupakan peningkatan produk yang sudah

ada termasuk memelihara dan memajukan produk yang sudah ada serta

mempekenalkan produk baru. Pengembangan produk wisata merupakan prasyarat

untuk memenuhi perubahan permintaan pengunjung dan menjamin keuntungan

jangka panjang dari sebuah industri wisata, dan pengembangannya harus

memperhatikan aspek permintaan dan penawaran produk wisata (Smith 1994

dalam Purnamasari 2004).

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk wisata yang

potensial harus dilakukan penelitian, inventarisasi, dan evaluasi sebelum produk

wisata dikembangkan. Hal ini penting dilakukan agar perkembangan produk

wisata yang ada dapat sesuai dengan keinginan pasar potensial dan untuk

Page 22: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

8

menentukan pengembangan yang tepat dan sesuai. Menurut Yoeti (2008), terdapat

tiga karakteristik utama objek wisata yang hatus diperhatikan dalam upaya

pengembangan produk wisata, diantaranya adalah:

a. “Something to see” artinya objek wisata harus memiliki suatu produk wisata

yang bisa dilihat ataun dijadikan tontonan bagi wisatawan.

b. “Something to do” artinya objek wisata harus memiliki produk wisata tertentu,

misalnya berupa fasilitas rekreasi baik itu area bermain atau tempat makan

sehingga ada kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan.

c. “Something to buy” artinya objek wisata harus menyediakan produk wisata

yang berupa fasilitas bagi wisatawan untuk berbelanja, seperti souvenir dan

kerajinan tangan masyarakat sekitar kawasan.

Pengembangan terhadap produk wisata dapat dilakukan melalui

pengemasan secara optimal komponen-komponen pembentuknya. Perjalanan

wisata ke DTW dapat terpuaskan jika didukung oleh pengemasan produk wisata

yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengunjung (Fiatiano 2007).

Pengembangan produk sangat ditentukan oleh semua stakeholder terkait dan

dilaksanakan secara terpadu (Purnomo 2008).

Fiatiano (2007) juga menambahkan bahwa pengembangan produk wisata

tersebut disempurnakan dengan adanya komitmen dan kerjasama antara

penyelenggara kepariwisataan seperti pemerintah daerah, jasa-jasa kepariwisataan

dan masyarakat disekitar objek. Kewajiban pemerintah daerah adalah

merencanakan pembangunan, pengorganisasian, pemeliharaan dan pengawasan

dalam segala sektor yang mendukung kegiatan pariwisata. Industri jasa harus

memberikan pelayanan yang unggul dalam diferensiasi dan inovasi produk.

Masyarakat ikut berpartisipasi dalam bersikap menerima kedatangan wisatawan,

ikut terlibat dalam mengambil keputusan pembangunan pariwisata dan

berpartisipasi dalam memelihara sarana-sarana yang terdapat di objek wisata.

Selain itu, masyarakat ikut andil mendukung kegiatan pariwisata dalam bentuk

berjualan produk khas daerah tersebut dengan tetap memperhatikan faktor higienis

dan sanitasinya serta pelayanannya (Fiatiano 2007).

Page 23: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

9

2.4 Daya Dukung

Daya dukung lingkungan (carrying capacity), adalah jumlah individu

maksimum yang dapat ditampung pada suatu area dengan tidak mempengaruhi

atau merusak lingkungan dan dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung dan

masyarakat setempat (Maulana 2009 dalam Adyanti). Hendee dalam Isterah

(2014) menyatakan bahwa daya dukung adalah konsep dasar dalam pengelolaaan

sumber daya alam yang merupakan batas penggunaan suatu area yang dipengaruhi

oleh berbagai faktor alami untuk daya tahan terhadap lingkungan, misalnya

makanan, tempat berlindung, atau air.

Daya dukung untuk wisata alam merupakan konsep dasar yang

dikembangkan untuk kegiatan pemanfaatan jasa sumberdaya alam dan lingkungan

secara lestari berdasarkan kemampuan sumberdaya alam itu sendiri. Konsep ini

dikembangkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meminimalisir kerusakan

sumberdaya alam dan lingkungannya sehingga dapat dicapai pengelolaan

sumberdaya alam yang optimal secara kuantitatif maupun kualitatif dan

berkelanjutan (Hawkins et al., 2005). Daya dukung lingkungan pariwisata

dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu tujuan wisatawan dan faktor lingkungan

biofisik lokasi pariwisata (Yulianda 2007).

Perencanaan pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan daya

dukung berdasarkan tujuan pariwisata. Sarana pariwisata juga merupakan faktor

dalam penentuan daya dukung, antara lain jalan dan tempat peristirahatan. Selain

itu juga penting untuk melihat dari segi kemampuan lingkungan untuk

mendukung sarana itu. Perencanaan wisata yang tidak memperhatikan daya

dukung lingkungan akan menurunkan kualitas lingkungan dan rusaknya ekosistem

yang dipakai untuk pariwisata itu, sehingga akhirnya akan menghambat bahkan

menghentikan perkembangan pariwisata itu (Soemarwoto 2004).

2.5 Skala Likert

Skala Likert merupakan skala yang paling umum digunakan dalam kuisioner,

dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.

Skala Likert digunakan untuk mengukur persepsi atau pendapat seseorang atau

Page 24: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

10

kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial. Dalam skala Likert,

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun pertanyaan atau

pernyataan. Jawaban setiap pertanyaan atau pernyataan yang menggunakan Skala

Likert mempunyai penilaian dari sangat positif sampai sangat negatif, mulai dari

sangat penting, penting, ragu-ragu, tidak penting, dan sangat tidak penting dan

skor tertinggi diberikan pada pertanyaan atau peryataan yang positif (Budiaji

2013).

Keuntungan dalam menggunakan skala Likert, diantaranya mudah dibuat

dan diterapkan, kedua terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-

pertanyaan, asalkan masih sesuai dengan konteks permasalahan. Ketiga jawaban

suatu pertanyaan dapat berupa alternatif, sehingga informasi mengenai pertanyaan

tersebut diperjelas dan keempat reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan

jumlah item tersebut.

Beberapa kelemahan dalam menggunakan skala Likert diantaranya, karena

ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal skala Likert hanya dapat

mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali

individu yang satu lebih baik dibandingkan individu lainnya. Kedua terkadang

total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak respon

terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama dan apabila diberikan

lima alternatif jawaban kecenderungan responden akan mengisi nilai tengah.

2.6 Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strenghts, Weakenesses, Opportunities, Threats) adalah

metode yang umum digunakan dalam analisis situasi. Analisis situasi merupakan

cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategi antara peluang-peluang

eksternal dan kekuatan-kekuatan internal serta ancaman-ancaman eksternal dan

kelemahan internal. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal

peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan, sehingga

dari analisis tersebut dapat diambil suatu strategi keputusan.

Menurut Rangkuti (1997), analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan

Page 25: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

11

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities), namun bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness)

dan ancaman (threats). Menurut Rangkuti (1997) dengan menggunakan matriks

SWOT terdapat empat kelompok strategi yang akan dipilih yaitu :

1. Strategi WT (Weaknesses – Threats)

Tujuan strategi WT adalah untuk mengatasi sebanyak mungkin hambatan

yang timbul dengan tidak menonjolkan kelemahan perusahaan.

2. Strategi WO (Weaknesses – Opportunities)

Tujuan strategi WO adalah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin

peluang yang ada untuk mencegah melemahnya posisi perusahaan dalam

persaingan dengan menutupi sebanyak mungkin kelemahan perusahaan.

3. Strategi ST (Strengths – Threats)

Tujuan strategi ST adalah untuk mengatasi hambatan yang timbul dengan

mengandalkan kekuatan perusahaan semaksimal mungkin.

4. Strategi SO (Strengths – Opportunities)

Tujuan strategi SO adalah untuk memperkuat posisi perusahaan dalam

persaingan dengan cara memanfaatkan kekuatan perusahaan semaksimal

mungkin untuk memperoleh peluang pasar seluas-luasnya.

Analisis SWOT lebih mengarahkan pengambil keputusan untuk menentukan

faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal peluang dan

ancaman daripada menetukan faktor sebenarnya dalam mencapai tujuan. Analisis

SWOT menghasilkan keputusan yang kurang efektif dalam menentukan prioritas

seperti meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang atau

menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

2.7 Proses Hirarki Analitik

Proses hirarki analitik atau Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah

model yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk

membangun gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi

mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya.

Menurut Saaty (1983) dalam Marimin (2010) mengatakan proses hirarki analitik

merupakan metode atau alat yang dapat digunakan oleh seorang pengambil

Page 26: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

12

keputusan untuk memahami kondisi suatu sistem, membantu melakukan prediksi

dan pengambilan keputusan. AHP merupakan metode yang memodelkan prioritas

permasalahan yang tidak terstruktur seperti dalam bidang ekonomi, sosial, dan

ilmu-ilmu manajemen. Kelebihan metode ini adalah sederhana dan tidak banyak

asumsi. Metode ini cocok untuk menyalesaikan permasalahan yang bersifat

strategis dan makro.

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang

tidak terstruktur, strategi, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata

dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai

numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif

dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut,

kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas

tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin

2010).

Alasan pemilihan metode ini, pertama AHP merupakan proses yang

sederhana yang digunakan untuk menganalisis problema yang komplek,

memodelkan problema yang tidak terstruktur dari problema pemasaran. Kedua,

AHP akan menunjukkan prioritas untuk suatu kriteria dan alternatif yang

diturunkan dari hasil komparasi berpasangan dengan cara menentukan dan

menginterpretasikan konsistensi dari penilaian pendapat kualitatif ke pendapat

kuantitatif. Ketiga, AHP menghargai subjektifitas pendapat responden.

Metode AHP juga memiliki kekurangan dalam penetuan strategi, seperti

ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi

seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas dari ahli tersebut.

Selain itu model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian

yang keliru. Metode AHP merupakan metode matematis tanpa ada pengujian

secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang

terbentuk.

2.8 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan studi pustaka mengenai penelitian pengembangan produk

wisata alam berdasarkan daya dukung, maka diperoleh beberapa hasil penelitian

Page 27: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

13

yang mirip dengan penelitian ini. Penelitian tersebut dijadikan bahan rujukan pada

penelitian ini, seperti pada penelitian Ketjulan (2010) dengan judul Analisis

Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Bahari Pulau Hari Kecamatan Laonti

Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam penelitian tersebut

digunakan metode transek garis untuk mengetahui kondisi komunitas karang ,

indeks kesesuaian wisata (IKW) untuk menghitung tingkat kesesuaian wisata

selam, daya dukung kawasan (DDK) untuk mengetahui jumlah maksimum

wisatawan yang dapat berkunjung, dan menentukan nilai ekonomi berdasarkan

biaya perjalanan. Hasil penelitiannya adalah untuk mengembangkan ekowisata

bahari di Pulau Hari dengan memperhatikan kondisi dari terumbu karang dan daya

dukung kawasan Pulau Hari serta memperhatiakan nilai ekonomi pengunjung

yang disesuaikan dengan daya dukung kawasan.

Penelitian Adyanti (2010) yang berjudul Kajian Pengelolaan Kawasan

Wisata Situ Cigayonggong Kecamatan Kasomalang Subang, dalam penelitiannya

menggunkan analisis kualitas air, indeks kesesuaian, daya dukung kawasan, dan

analisis ROS. Hasil Penelitiannya adalah dengan kualitas air yang terdapat di situ

Cigayonggong menunjukkan kawasan tersebut masih layak untuk dijadikan objek

wisata yang masih mempertahankan daya dukung serta fasilitas yang digunakan

sebagi remote control yang terdapat dalam situ tersebut

Isterah (2014) melakukan penelitian dengan judul Dampak Ekonomi dan

Strategi Pengelolaan Kebun Raya Bogor sesuai Daya Dukung yang menggunakan

analisis daya dukung kawasan per hari, nilai efek pengganda (multiplier effect),

dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini adalah Berdasarkan kondisi kawasan

Kebun Raya Bogor diperlukan segmentasi wisata agar terhindar dari over

carrying capacity.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas

mengenai pengelolaan kawasan wisata berdasarkan daya dukung kawasan.

Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini adalah lokasi, penilaian kawasan,

analisis yang digunakan dalam menilai potensi kawasan berdasarkan pendapat

pengunjung menggunakan skala Likert, merumuskan strategi pengembangan

kawasan menggunakan analisis SWOT, dan penentuan prioritas produk wisata

alam menggunakan AHP.

Page 28: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

14

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kawasan Cikole Jayagiri Resort memiliki daya tarik wisata dan kekayaan

sumberdaya alam yang apabila dikembangkan berdasarkan prioritas produk dapat

menarik minat pengunjung. Sejak tahun 2010 kawasan ini telah dikelola oleh

Perhutani sebagai sebuah wisata alam terpadu dengan fasilitas lengkap yang

mendukung kegiatan wisata. Fasilitas lengkap dan berada dalam satu kawasan

yang ditawarkan pengelola merupakan potensi tersendiri bagi Cikole Jayagiri

Resort. Namun, dalam pengembangannya Cikole Jayagiri Resort juga harus

memperhatikan aspek daya dukung dalam memanfaatkan sumberdaya yang

tersedia.

Penyusunan produk wisata alam bertujuan untuk mengurangi kemungkinan

terjadinya kerusakan atau pencemaran lingkungan akibat dari adanya kegiatan

wisata. Salah satu prinsip ekologi sebagai dasar pengelolaan pengembangan

produk wisata alam adalah keterpaduan dengan mengintegrasikan berbagai

kepentingan. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan berdasarkan kelestarian

sumberdaya alam dari kawasan tersebut dan masyarakat sekitar dan sesuai dengan

karakteristik pengunjung.

Langkah awal yang perlu ditempuh dalam rangka pengembangan produk

wisata alam berbasis ekologi di Cikole Jayagiri Resort adalah mengidentifikasi

potensi wisata yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort menggunakan skala Likert

berdasarkan penilaian pengunjung untuk menentukan prioritas pengembangan

produk. Pengelolaan oleh pihak pengelola kawasan dan instansi terkait terhadap

kegiatan wisata akan memberikan pengaruh terhadap masyarakat sekitar kawasan

dan pengunjung. Penilaian kawasan wisata yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort,

dinilai berdasarkan persepsi pengunjung menggunakan skala Likert. Analisis yang

digunakan untuk merencakan strategi pengembangan kawasan berdasarkan faktor

eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuakatan dan kelemahan

menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weakenesses, Opportunities, Threats)

dan dalam penentuan produk yang dapat diterapkan di Cikole Jayagiri dilakukan

dengan analisis AHP (Analytical Hierarchy Process) serta dalam pengembangan

kawasan berdasarkan daya dukung kawasan.

Page 29: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

15

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi untuk pihak pengelola

terkait pengembangan produk wisata alam berdasarkan daya dukung. Untuk

mempermudah pelaksanaan penelitian, dibuat alur pemikiran yang dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1 Alur kerangka berpikir

Cikole Jayagiri Resort

Potensi

Sumberdaya Pengunjung

Masyarakat Sekitar

Kawasan Kondisi Kawasan

Rekomendasi Pengembangan

Kawasan berdasarkan Daya Dukung

Strategi

Pengembangan

Perhutani

(Pengelola)

Skala Likert

Penentuan Prioritas

Produk

Daya Dukung

Kawasan

Page 30: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

16

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Cikole Jayagiri Resort dan masyarakat di

sekitar kawasan tepatnya masyarakat Rukun Warga (RW) 07 Rukun Tetangga

(RT) 05 yang terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

Barat, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive)

dengan pertimbangan Cikole Jayagiri Resort merupakan kawasan wisata alam

dengan fasilitas lengkap yang layak dalam menerapkan penentuan produk wisata

berbasis ekologi. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret sampai

dengan bulan April 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh melalui survei langsung dan wawancara langsung

kepada masyarakat sekitar kawasan, pengunjung dan pengelola Cikole Jayagiri

Resort dengan menggunakan kuisioner. Data sekunder yang dibutuhkan dalam

penelitian ini yaitu data-data yang terkait dengan penelitian ini. Data ini diperoleh

dari instansi terkait seperti KPH Bandung Utara dan Kantor Desa Cikole serta

berbagai pustaka seperti buku, jurnal, dan internet.

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling, yaitu pengambilan sampel secara sengaja dengan pertimbangan orang

yang menjadi responden mengetahui permasalahan yang terjadi (Martono 2010).

Pengambilan contoh secara purposive ditujukan kepada pihak pengelola

diantaranya site manager, kepala bagian pemasaran outbound, dan tata usaha serta

masyarakat Desa Cikole, khususnya RW 07 RT 05 yang tempat tinggalnya

berjarak kurang lebih 1 km dengan Cikole Jayagiri Resort. Penentuan jumlah

masyarakat yang dijadikan responden ditentukan berdasarkan kaidah pengambilan

sampel sekurang-kurangnya 30 responden (Gujarati 2007). Penentuan jumlah

Page 31: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

17

pengunjung yang dijadikan responden ditentukan berdasarkan accidental

sampling, yaitu seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut

berada di lokasi penelitian dan orang tersebut bersedia untuk diwawancarai

(Mustafa 2000). Jumlah keseluruhan pengunjung yang menjadi responden

sebanyak 40 orang.

4.4 Metode Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis secara kualitatif, analisis kualitatif

dilakukan dengan metode deskriptif untuk mengidentifikasi persepsi pengunjung

mengenai kawasan Cikole Jayagairi Resort berdasarkan skala Likert,

mengidentifikasi strategi pengembangan kawasan dengan mempertimbangkan

faktor internal dan eksternal dengan analisis SWOT, serta menentukan prioritas

produk wisata alam berbasis ekologi yang dapat diterapkan menggunakan AHP.

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan Microsoft Excel 2007, SPSS 16,

dan Expert Choice 11. Matriks metode analisis yang digunakan dalam penelitian

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Matriks metode analisis data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data

1

2

3

4

Mengidentifikasi persepsi pengunjung

terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort.

Menganalisis strategi dalam

mengembangkan kawasan Cikole Jayagiri

Resort berdasarkan faktor internal dan

eksternal.

Menentukan prioritas produk wisata alam

yang dapat diterapkan di Cikole Jayagiri

Resort.

Menganalisis daya dukung kawasan

Cikole Jayagairi Resort berdasarkan

prioritas produk wisata alam

Data sekunder:

Kondisi fisik yang

terdapat di kawasan

Cikole Jayagiri Resort.

Data primer: Survei

dan wawancara

lansung kepada

pengunjung.

Data primer: Survei

dan wawancara

langsung kepada

pengelola.

Data primer: Survei

dan wawancara

langsung kepada

pengelola.

Data primer: Survei

dan wawancara

langsung kepada

pengelola.

Skala Likert

Analisis SWOT

AHP

Daya dukung

kawasan (DDK)

Page 32: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

18

4.4.1 Persepsi Pengunjung Terhadap Kawasan Cikole Jayagiri Resort

Responden diberikan pertanyaan terkait beberapa keadaan dari kawasan

Cikole Jayagirir Resort yang meliputi kondisi kawasan, sarana yang terdapat

dikawasan, prasarana sebagai penunjang kawasan, keragaman aktivitas luar ruang

kawasan, dan pengelolaan kawasan Cikole Jayagiri Resort. Kriteria penilaian

persepsi pengunjung dijelaskan pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Kriteria persepsi pengunjung terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort

No. Pertanyaan SB B CB KB TB

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kondisi yang

terdapat di kawasan ini?

a. Pemandangan alam

b. Kenyamanan

c. Kebersihan

d. Keamanan

2. Bagaimana pendapat anda mengenai sarana yang

terdapat di kawasan ini?

a. Penginapan

b. Restoran

c. Tour guide

3. Bagaimana pendapat anda mengenai prasarana

yang terdapat di kawasan ini?

a. Kondisi jalan

b. Kendaraan umum

c. Rute tujuan

4. Bagaimana pendapat anda mengenai keragaman

aktivitas yang terdapat di kawasan ini?

a. Bumi perkemahan

b. Treetop

c. Fun games

d. ATV ride

e. Paint ball

f. Hiking

g. Safari hutan (offroad)

5. Bagaimana pendapat anda mengenai pengelolaan

kawasan wisata ini?

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan skala Likert atau analisis

persepsi dengan rataan skor. Metode ini mengenali indikator utama dalam

penilaian kawasan Cikole Jayagiri Resort. Indikator mengenai penilaian kawasan

Cikole Jayagiri Resort meliputi persepsi pengunjung terhadap kondisi kawasan,

sarana, prasarana, keragaman aktivitas luar ruang, dan pengelolaan kawasan

Cikole Jayagiri Resort. Bobot nilai jawaban responden pada kuisioner adalah

dengan skala Likert yang diberi nilai secara kuantitatif dari 1 sampai 5. Cara

penilaian terhadap hasil jawaban responden dengan skala Likert dapat dilihat

dalam Tabel 3.

Page 33: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

19

Tabel 3 Bobot nilai jawaban responden

Jawaban responden Bobot nilai

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Untuk mengambil kesimpulan pada setiap variabel digunakan rata-rata dari

setiap indikator. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari penjumlahan hasil kali total

responden pada masing-masing skor dengan skornya, kemudian dibagi dengan

jumlah total responden secara keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk mencari

rataan skor tersebut adalah:

................................................................................................(1)

Sumber: Nazir (2002)

Keterangan:

Rs = Rata-rata

ni = Responden yang memiliki skor tertentu

si = Bobot skor

N = Jumlah total responden

Interpretasi selanjutnya diperoleh dengan mencari nilai rataan skor dengan rumus:

.......................................................................................................(2)

Sumber: Nazir (2002)

Keterangan:

Rs = Rata-rata

m = Jumlah alternatif jawaban tiap pernyataan

Penelitian ini menggunakan skala Likert dari 1 sampai 4 sehingga nilai skor

rataan yang diperoleh menjadi:

Page 34: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

20

Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian

memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Nilai skor rataan

Skor rataan Jawaban responden Interpretasi hasil

1.00 - 1.80 Sangat tidak setuju Tidak baik

1.81 - 2.60 Tidak setuju Kurang baik

2.61 - 3.40 Cukup Cukup baik

3.41 - 4.20 Setuju Baik

4.21 - 5.00 Sangat setuju Sangat baik

Sumber: Nazir (2002)

4.4.2 Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Cikole Jayagiri Resort

Pengembangan strategi alternatif kawasan Cikole Jayagiri Resort

menggunakan analisis SWOT (Strenght-Weakness-Opportunities-Threats).

Analisis SWOT sendiri merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai

faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi pemecahan

permasalahan. Analisis ini pada dasarnya dipertimbngakan secara logika dengan

memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

(Rangkuti 1997).

4.4.2.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFE-EFE)

Matriks IFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal suatu

objek wisata yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan di kawasan Cikole

Jayagiri Resort, sedangkan matriks EFE digunakan untuk menganalisis peluang

dan ancaman yang dapat mempengaruhi pengembangan kawasan Cikole Jayagiri

Resort. Pengisian tabel matriks IFE dan EFE dapat dilakukan dengan langkah-

langkah berikut (Rangkuti 1997):

1. Data yang telah diperoleh diklasifikasikan berdasarkan faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman).

2. Data yang telah diklasifikasikan menjadi faktor internal diberikan bobot pada

setiap data tersebut, dimulai dari skala 0.0 ( tidak penting) hingga 1.0 (sangat

penting) berdasarkan seberapa besar pengaruh faktor tersebut terhadap

pengembangan kawasan Cikole Jayagiri Resort. Jumlah dari semua bobot yang

Page 35: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

21

diberikan tidak boleh lebih dari skor 1.00. Kemudian setiap data tersebut

diberikan rating mulai dari yang paling berpengaruh (diberikan nilai 4) hingga

yang tidak berpengaruh (diberikan niali 1). Kemudian setiap bobot dikalikan

rating untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasil yang diperoleh akan

menunjukan rating dari unsur internal (Tabel 5).

Tabel 5 Analisis faktor internal

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot*Rating (Skor)

Kekuatan (strengts)

Kelemahan (weakness)

Total

Sumber: Rangkuti (1997)

3. Menentukan data faktor eksternal dengan melakukan perlakuan yang sama

seperti saat menentukan data faktor internal terhadap setiap data yang diperoleh

(Tabel 6).

Tabel 6 Analisis faktor eksternal

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot*Rating (Skor)

Peluang (opportunites)

Ancaman (therats)

Total

Sumber: Rangkuti (1997)

4.4.2.2 Matriks Kuadran SWOT

Berdasarkan Rangkuti (1997) agar mengetahui secara pasti posisi strategi

yang sesungguhnya maka dilakukan pemetaan dari masing-masing hasil

pengurangan matrks IFE dan EFE dengan melaui tahapan:

1. Melakukan pengurangan antara skor faktor kekuatan dengan kelemahan dalam

matriks IFE. Kemudian dipetakan dalam matriks kuadran SWOT pada sumbu x.

2. Melakukan pengurangan antara skor faktor peluang dengan ancaman dalam

matriks EFE. Kemudian dipetakan dalam matriks kuadran SWOT pada sumbu

y.

3. Mencari posisi strategi pengembangan yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada

kuadran matriks SWOT (Gambar 2).

Page 36: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

22

Gambar 2 Matriks kuadran SWOT

1. Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi

strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima

dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,

memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

2. Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan

yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi,

artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan

berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus

berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi

disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3. Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi

disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama

dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus

memperbaiki kinerja organisasi.

Page 37: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

23

4. Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan

besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya

kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya

organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan

kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil

terus berupaya membenahi diri.

4.4.2.3 Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan untuk menyususn formulasi

strategi yang dapat mengembangkan empat jenis strategi, diantaranya strategi SO

(kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan-

ancaman), dan strategi WT (kelemahan-ancaman). Tujuan dari formulasi strategi

ini adalah untuk menghasilkan rumusan arahan strategi pengembangan kawasan

Cikole Jayagiri Resort yang disesuaikan dengan faktor internal dan eksternal yang

dimiliki kawasan dengan pendekatan matriks SWOT (Tabel 7).

Tabel 7 Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strength (S)

Faktor-faktor

kekuatan

Weakness (W)

Faktor-faktor

kelemahan

Opportunities (O).

Faktor-faktor

Peluang

Strategi S-O

Gunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Atasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang

Threats (T)

Faktor-faktor

Ancaman

Strategi S-T

Gunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman

Strategi W-T

Meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti 1997

4.4.3 Analisis Pemilihian Prioritas Produk Wisata Alam

Penyusunan strategi prioritas bertujuan untuk menentukan strategi yang

paling baik yang dapat dijalankan oleh Cikole Jayagiri Resort. Penggunaan AHP

bertujuan untuk menyederhanakan persoalan yang kompleks dan proses

pengambilan keputusannya dipercepat. Secara grafis, AHP dapat dikonstruksikan

Page 38: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

24

sebagai diagram bertingkat, yang dimulai dengan sasaran, lalu kriteria level

pertama, subkriteria dan akhirnya alternatif.

Prinsip kerja dari AHP itu sendiri, yaitu :

1. Decomposition, yaitu pemecahan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin

mendapatkan hasil yang lebih akurat, pemecahan juga dilakukan tehadap

unsur-unsurnya sampai tak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut,

sehingga didapatkan beberapa tingkatan (hirarki) dari persoalan tadi.

2. Comparative Judgement. Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang

kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya

dengan tingkat diatasnya. Penilaian itu merupakan inti dari AHP, karena akan

berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penelitian disajikan

dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison (Tabel 8).

Tabel 8 Kategori perbandingan penentuan tingkat kepentingan elemen

Kategori Perbandingan Nilai

Faktor vertikal sama penting dengan faktor horisontal 1

Faktor vertikal lebih penting dari faktor horisontal 3

Faktor vertikal jelas lebih penting faktor horisontal 5

Faktor vertikal sangat jelas lebih penting dari faktor horisontal 7

Faktor vertikal mutlak lebih penting dari faktor horisontal 9

Apabila ragu-ragu diantara kedua nilai elemen yang diperbandingkan

didekati dengan nilai tengah yang berdekatan.

2,4,6,8

Kebalikan dari keterangan nilai tingkat 2-9 1/(2-9)

Sumber: Saaty (1983)

3. Synthesis of Priority. Pada setiap matriks pairwise comparison terdapat

prioritas lokal. Oleh karena pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat,

maka untuk mendapatkan keseluruhan prioritas harus dilakukan sintesa

diantara prioritas lokal tersebut. Pengurutan elemen-elemen tersebut menurut

kepentingan relatif melalui prosedur sintesa yang dinamakan priority setting

(Gambar 3).

Page 39: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

25

Sasaran

Kriteria

Alternatif

Gambar 3 Struktur hirarki penentuan prioritas

4. Logical consistency. Konsistensi dalam hal ini mempunyai dua makna.

Pertama bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan

keseragaman dari relevasinya. Kedua bahwa tingakat hubungan Antara objek-

objek didasarkan pada kriteria tertentu misalnya sama penting, jelas lebih

penting, mutlak lebih penting.

4.4.4 Analisis Daya Dukung

Analisis daya dukung ditujukan pada pengelola kawasan Cikole Jayagiri

Resort dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada dan tetap

mempertahankan keaslian dari kawasan itu senidiri. Daya dukung kawasan adalah

jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung dikawasan yang

disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan

manusia (Yulianda 2007). Perhitungan daya dukung kawasan digunakan dengan

pendekatan CC (Carrying Capacity) dengan formula sebagai berikut (Boullon,

1985 dalam Libosada, 1998) :

Carrying Capacity (CC) =

...............(3)

Koefesien rotasi =

…………... (4)

Daya dukung kawasan per hari = ............................(5)

Pemilihan produk

wisata

Karakteristik

pengunjung

Potensi

sumberdaya

Dukungan

stakeholder

Sarana dan

prasarana

Menikamati

pemandangan

Berkemah Outbound

Page 40: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

26

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1 Sejarah Pendirian Cikole Jayagiri Resort

Cikole Jayagiri Resort merupakan salah satu lokasi wisata yang memiliki

metamorfosa pengelolaan dimulai pada sekitar tahun 1980 dikelola oleh Perhutani

dengan nama Bumi Perkemahan Cikole, kemudian dikelola oleh Kelola Bisnis

Mandiri Wisata (KBM), ketiga dikelola oleh Martha Horeka dan sempat berganti

nama menjadi Jugle Park dan pada tahun 2010 Cikole Jayagiri Resort kembali

dikelola oleh Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara dengan

nama Cikole Jayagiri Resort. Cikole Jayagiri Resort merupakan kawasan wisata

alam dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti penginapan, café, dan memiliki

berbagai macam kegiatan luar ruang seperti berkemah dan kegiatan outbound

lainnya. Luas area yang dimiliki Cikole Jayagiri Resort seluas 15 Ha dan luas area

yang dipergunakan untuk kegiatan wisata seluas 10 Ha.

Cikole Jayagiri Resort merupakan kawasan wisata alam yang tetap

mempertahankan keberadaan hutan pinus dan dalam perkembangnya Cikole

Jayagiri Resort juga bekerjasama dengan beberapa pihak investor. Salah satu

investor yang bekerjasama dengan Cikole Jayagiri Resort adalah Bandung Tree

Top. Hal ini merupakan salah satu proses pengembangan yang dilakukan oleh

Cikole Jayagiri Resort dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki.

Sarana dan prasarana, khususnya akomodasi untuk menunjang kegiatan

meeting maupun outing yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort merupakan

investasi KPH Bandung Utara. Strategi yang dikembangkan oleh KPH Bandung

Utara adalah dengan melakukan positioning secara tepat, dengan cara menarik

wisatawan yang ingin melakukan kegiatan meeting maupun outing dan ditujukan

bagi wisatawan dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas. KPH Bandung

Utara juga menggunakan strategi memperkuat informasi mengenai kawasan

dengan memanfaatkan media teknologi dan melakukan pemasaran secara agresif.

KPH Bandung Utara melakukan penataan internal berupa pengembangan

Sumberdaya Manusia (SDM) dan pemantapan organisasi. Penaatan SDM

merupakan suatu keharusan, terutama untuk mengubah mindset dan kebiasaan,

agar bisa mencerminkan pelayanan wisata untuk tingkat sosial ekonomi

Page 41: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

27

mengengah ke atas. Dalam penataan organisasi dibentuk site manager dan

beberapa koordinator kegiatan (Lampiran 2).

5.2 Letak Geografis Cikole Jayagiri Resort

Cikole Jayagiri Resort berlokasi di Desa Cikole tepatnya di Jalan Raya

Tangkuban Perahu No 147, Cikole, Lembang. Cikole Jayagiri Resort terletak 28

km sebelah utara Kota Bandung. Kondisi jalan menuju kawasan beraspal, dan

dapat dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Secara geografis letak Cikole

Jayagiri Resort berada pada ketinggian 1300 m diatas permukaan laut (DPL),

dengan curah hujan rata-rata pertahun adalah 2700 mm dengan suhu udara 12-

290C.

5.3 Fasilitas yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort

Fasilitas yang mendukung dalam pengembangan produk wisata di Cikole

Jayagiri Resort berdasarkan informasi pengelola dan pengamatan diantaranya

adalah:

1. Gerbang

Gerbang yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort berada tepat di gerbang

keluar-masuk utama kawasan. Selain itu di gerbang utama menuju kawasan

Cikole Jayagiri Resort juga terdapat pos piket.

2. Pos piket

Pos piket yang terletak di gerbang keluar-masuk utama kawasan Cikole

Jayagiri Resort ini berfungsi sebagai pusat informasi pertama pengunjung dan

bertugas untuk menanyakan maksud dan kedatangan pengunjung sehingga dapat

diarahkan langsung oleh petugas piket.

3. Tempat Parkir

Tempat parkir Cikole Jayagiri Resort memiliki dua area parkir yang pertama

terdapat di depan front office sebagai area parkir mobil, dan area parkir yang

kedua yang digunakan sebagai area parkir motor berada di belakang front office.

Page 42: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

28

4. Pusat informasi

Pusat informasi yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort ini dinamakan

dengan front office. Front office merupakan bangunan yang dijadikan tempat

informasi sekaligus sebagai tempat pemesanan paket wisata dan penginapan.

5. Papan Informasi

Papan informasi yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort berisi keterangan

atau penjelasan mengenai arah, keadaan lokasi, ataupun hal-hal yang tidak

maupun boleh dilakukan, dan bentuk dari papan informasi yang terdapat di Cikole

Jayagiri Resort adalah bentuk papan informasi manual.

6. Function Room atau Aula

Aula yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort memiliki luas ruangan 200m2

yang dapat dimanfaatkan untuk rapat dan juga seminar, kapasitas maksimal dari

aula tersebut adalah 200 orang, dengan fasilitas kursi, meja, LCD projector dan

sound system.

7. Penginapan

Penginapan di Cikole Jayagiri Resort menyediakan beragam jenis dan tipe

tempat menginap mulai dari cottage, villa dan kamar dengan mengadopsi desain

Jawa, Sunda, dan Lombok. Penginapan yang mengadopsi desain jawa adalah tipe

penginapan rumah kayu memiliki fasilitas dua kamar tidur, satu dapur, dan satu

kamar mandi untuk tipe rumah kayu senidiri terdapat lima unit. Tipe penginapan

kakia dan jengjen yang mengadopsi desain Sunda memiliki masing-masing dua

unit dan satu unit penginapan dengan fasilitas untuk tipe kakia adalah dua kamar

tidur, satu ruang tamu, satu dapur, dan satu kamar mandi. Fasilitas yang terdapat

di tipe jengjen adalah tiga kamar tidur, satu ruang tamu dan dua kamar mandi,

sedangkan untuk penginapan yang mengadopsi desain Lombok adalah tipe

penginapan Lombok dengan fasilitas satu kamar tidur dan satu kamar mandi.

8. Café

Café yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort bernama Café de Forret dengan

kapasitas maksimal 50 orang pengunjung yang menyediakan beragam menu

pilihan mulai dari masakan Sunda, Oriental, dan Barat.

Page 43: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

29

9. Camping Ground

Camping ground yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort memiliki beberapa

area blok kemah, diantaranya blok A memiliki kapasitas maksimal 200 orang,

blok B berkapasitas 100-175 orang, blok C berkapasitas 100-200 orang, blok D

berkapasitas 75-150 orang, dan blok E mampu menampung 100-250 orang.

10. Toilet

Fasilitas toilet yang dimiliki Cikole Jayagiri Resort terdapat diberbagai

lokasi kegiatan wisata, seperti di area penginapan, tree top, ATV ride, dan area

perkemahan.

11. Mushola

Mushola yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort memilki kapasitas

maksimal 25 orang. Cikole Jayagiri Resort memiliki dua mushola, diantaranya

satu berada di area penginapan dan satu di area outdoor activity.

5.4 Karakteristik Pengunjung Cikole Jayagiri Resort

Secara keseluruhan pengunjung Cikole Jayagiri Resort sangat beragam, data

yang diambil mengenai data pribadi responden meliputi jenis kelamin, usia, status

pernikahan, asal daerah, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Jumlah responden

yang diwawancarai sebanyak 40 responden yang dilakukan pada bulan Maret

hingga April 2014 adalah sebagai berikut:

Page 44: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

30

Tabel 9 Karakteristik pengunjung

No Data Pribadi Jumlah Presentase (%)

1. Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

21

19

52.5

47.5

2. Usia

a. 17-25 tahun

b. 26-34 tahun

c. 35-43 tahun

d. 44-52 tahun

e. ≥53 tahun

11

5

9

11

4

27.5

12.5

22.5

27.5

10.0

3. Status Pernikahan

a. Belum Menikah

b. Menikah

15

25

37.5

62.5

4. Asal Daerah

a. Dalam Kota

b. Luar Kota

20

20

50.0

50.0

5. Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan Tinggi

-

-

6

34

-

-

15.0

85.0

6. Pekerjaan

a. PNS

b. Pegawai Swasta

c. Wiraswasta

d. Pelajar/Mahasiswa

e. Lainnya

16

11

6

3

4

40.0

27.5

15.0

7.5

10.0

7. Pendapatan

a. < Rp 500 000

b. Rp 500 000- Rp 1 500 000

c. Rp 1 500 001- Rp 2 500 000

d. Rp 2 500 001- Rp 3 500 000

e. > Rp 3 500 000

2

9

9

5

15

5.0

22.5

22.5

12.5

37.5

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Berdasarkan hasil yang ditunjukan pada Tabel 9 mengenai data karakteristik

pengunjung, menunjukan bahwa responden yang datang ke Cikole Jayagiri Resort

sebagian besar adalah laki-laki dengan presentase 52.5%, dengan rata-rata rentang

usia yang paling banyak berkunjung 17-25 dan 44-52 tahun (27.5%), serta

sebagian besar reponden telah menikah atau sebesar 62.5% responden telah

menikah. Berdasarkan hasil pengolahan kuisoner menunjukan bahwa responden

tidak hanya berasal dari dalam kota. Hal ini terlihat dari presentase asal daerah

pengunjung, yang memiliki presentasi masing-masing sebesar 50% baik luar

maupun dalam kota. Hal ini menunjukan bahwa Cikole Jayagiri Resort sudah

dikenal oleh wistawan di luar Kota Bandung.

Page 45: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

31

Sebagian besar pengunjung merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS)

sebanyak 40%, dan sebanyak 85% atau 34 responden dari 40 responden berlatar

belakang pendidikan perguruan tinggi. Sebanyak 37.5% atau 15 responden

memiliki pendapatan diatas Rp 3 500 000 per bulannya.

5.5 Karakteristik Masyarakat Sekitar Kawasan

Cikole Jayagiri Resort yang terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang

memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dengan pemukiman Desa Cikole. Oleh

karena itu yang dijadikan sampel dalam penelitian ini merupakan masyarakat

Desa Cikole dengan 30 responden yang merupakan masyarakat RW 07 RT 05.

Tabel 10 Karakteristik masyarakat

No Data Pribadi Jumlah Presentase (%)

1. Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

18

12

60.0

40.0

2. Usia

a. 17-25 tahun

b. 26-34 tahun

c. 35-43 tahun

d. 44-52 tahun

e. ≥53 tahun

6

7

7

10

-

20.0

23.3

23.3

33.3

-

3. Lama Tinggal

a. 17-25 tahun

b. 26-34 tahun

c. 35-43 tahun

d. 44-52 tahun

e. ≥53 tahun

3

3

5

10

9

10.0

10.0

16.7

33.3

30.0

4. Status Pernikahan

a. Belum Menikah

b. Menikah

3

27

10.0

90.0

5. Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan Tinggi

6

7

12

5

20.0

23.3

40.0

16.7

6. Pekerjaan

a. PNS

b. Pegawai Swasta

c. Wiraswasta

d. Lainnya

1

4

18

7

3.3

13.3

60.0

23.3

7. Pendapatan

a. < Rp 500 000

b. Rp 500 000- Rp 1 500 000

c. Rp 1 500 001- Rp 2 500 000

d. Rp 2 500 001- Rp 3 500 000

e. > Rp 3 500 000

-

20

5

4

1

-

66.7

13.3

16.7

3.3

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Page 46: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

32

Responden yang terdiri dari 18 orang penduduk laki-laki atau sebesar 60%

dan 12 orang penduduk perempuan atau sebesar 40%. Responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan responden perempuan karena waktu wawancara

dilakukan bukan pada hari atau jam kerja, sehingga kepala keluarga mudah untuk

ditemui. Responden paling banyak terdapat pada kelompok usia 44 sampai dengan

52 tahun dengan jumlah responden sebanyak 10 orang atau sebasar 33.3%.

Sebagian besar responden sudah berkeluarag dengan jumlah responden sebanyak

27 orang atau 90%, dengan rata-rata responden yang menetap di Desa Cikole

selama 44 sampai 52 tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 33.3%.

Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi pola pikir dalam pengambilan

suatu keputusan. Berdasarkan hasil observasi di lapang, responden sebagian besar

berpendidikan SMA dan Sederajat sebesar 40%, dengan sebagian besar

masyarakat Desa Cikole RT 05 bekerja sebagai wiraswasta sebesar 60%.

Sebanyak 20 orang atau sebesar 66.7% masyarakat RT 05 Desa Cikole memiliki

rata-rata pendapatan perbulan sebesar Rp 500 000 sampai dengan Rp 1 500 000.

Page 47: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

33

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Persepsi Pengunjung terhadap Kawasan Cikole Jayagiri Resort

Persepsi pengunjung terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort merupakan

suatu penilaian pengunjung terhadap kondisi, sarana, prasarana, keragaman

aktivitas luar ruang yang disediakan oleh pengelola, dan penilaian pengelolaan

kawasan untuk menunjang kegiatan wisata dari pengunjung. Penilaian persepsi

pengunjung terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort dengan melakukan

wawancara kepada 40 orang responden. Tabel 11 menunjukkan tingkat persepsi

pengunjung berdasarkan interval nilai tanggapan.

Tabel 11 Persepsi pengunjung terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort

No. Pertanyaan

Jawaban responden Nilai

skala

Likert

Tingkat

persepsi SB B CB KB TB

1. Bagaimana pendapat anda mengenai

kondisi yang terdapat di kawasan ini?

a. Pemandangan alam

b. Kenyamanan

c. Kebersihan

d. Keamanan

2.50

1.25

0.38

0.13

1.60

2.70

2.70

2.70

0.30

0.23

0.75

0.90

-

-

-

-

4.40

4.18

3.83

3.73

SB

B

B

B

2. Bagaimana pendapat anda mengenai

sarana yang terdapat di kawasan ini?

a. Penginapan

b. Restoran

c. Tour guide

0.38

0.13

0.13

1.90

1.90

2.40

1.28

1.13

1.05

0.05

0.25

0.05

3.60

3.40

3.63

B

CB

B

3. Bagaimana pendapat anda mengenai

prasarana yang terdapat di kawasan?

a. Kondisi jalan

b. Kendaraan umum

c. Rute tujuan

0.13

-

-

1.80

2.20

2.10

1.05

0.98

0.98

-

-

-

2.98

3.18

3.08

CB

CB

CB

4. Bagaimana pendapat anda mengenai

keragaman aktivitas yang terdapat di

kawasan ini?

a. Bumi perkemahan

b. Treetop

c. Fun games

d. ATV ride

e. Paint ball

f. Hiking

g. Safari hutan (offroad)

-

-

-

-

-

-

-

2.60

2.80

3.00

2.70

2.50

2.50

2.80

0.30

0.60

0.53

0.68

0.68

0.90

0.75

0.05

-

0.10

0.15

0.20

-

0.05

2.95

3.40

3.63

3.53

3.38

3.40

3.60

CB

CB

B

B

CB

CB

B

5. Bagaimana pendapat anda mengenai

pengelolaan kawasan wisata ini? - 3.10 0.45 0.05

3.60 B

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Keterangan: SB=Sangat Baik B=Baik CB=Cukup Baik KB=Kurang Baik TB=Tidak Baik

Skala Likert: 1.00-1.80 (Tidak Baik), 1.81-2.60 (Kurang Baik), 2.61-3.40 (Cukup Baik), 3.41-4.20

(Baik), dan 4.21-5.00 (Sangat Baik).

Page 48: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

34

Persepsi pengunjung terhadap kondisi kawasan, seperti pemandangan alam

yang masih dipertahankan dinilai sangat baik oleh pengunjung dengan nilai skala

Likert sebesar 4.40, untuk kenyaman, kebersihan, dan keaman di Cikole Jayagiri

Resort dinilai baik oleh pengunjung dengan masing-masing nilai skala Likert

sebesar 4.18, 3.38, dan 3.73. Sehingga rata-rata penilaian kondisi kawasan Cikole

Jayagiri Resort dinilai baik oleh pengunjung.

Penilaian sarana yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort, seperti penginapan,

restoran, dan tour guide mendapatkan nilai masing-masing dari pengunjung

adalah baik, cukup baik, dan baik. Nilai skala Likert dari masing-masing sarana

kawasan sebesar 3.60, 3.40, dan 3.63. Penilaian terhadap prasarana yang

mendukung pengembangan kawasan Cikole Jayagiri Resort, seperti kondisi jalan

dinilai cukup baik dengan nilai skala Likert sebesar 2.98, kendaraan umum dinilai

cukup baik dengan nilai skala Likert sebesar 3.18, penilaian yang sama juga

diberikan pengunjung terhadap rute jalan dengan nilai skala Likert sebesar 3.08.

Penilaian pengunjung terhadap aktivitas luar ruang yang terdapat di Cikole

Jayagiri Resort, seperti kegiatan berkemah, treetop, hiking, dan paintball dinilai

cukup baik oleh pengunjung dengan masing-masing nilai skala Likert untuk

berkemah sebesar 2.95, treetop sebesar 3.40, hiking sebesar 3.40, dan paintball

sebesar 3.38 sedangkan kegitan fun games, ATV ride, dan safari hutan dinilai baik

oleh pengunjung dengan nilai skala Likert masing-masing sebesar 3.63 untuk fun

games, 3.53 untuk ATV ride, dan 3.60 untuk kegiatan safari hutan atau offroad.

Penilaian terhadap pengelolaan kawasan secara keseluruhan dinilai oleh

pengunjung baik dengan nilai skala Likert sebesar 3.60.

6.2 Analisis Pengembangan Strategi Kawasan Cikole Jayagiri Resort

Analisis SWOT yang diterapkan dalam objek wisata merupakan salah satu

cara untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman

dari suatu strategi pemecahan permasalahan pengembangan potensi yang terdapat

di kawasan wisata tersebut. Hasil data analisis SWOT yang dilakukakn

menghasilkan kemungkinan alternatif strategi yang terbaik dan menjadi salah satu

dasar perumusan rekomendasi dalam pengembangan kawasan wisata bagi

pengelola Cikole Jayagiri Resort.

Page 49: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

35

Responden yang diwawancari terkait dengan analisis ini terdiri dari tiga

pihak pengelola kawasan Cikole Jayagiri Resort diantaranya adalah site manager,

kepala bagian pemasaran outbound, dan tata usaha. Menurut David (1997) dalam

Sanudin (2009) untuk menentukan responden tidak ada jumlah minimal yang

harus dipenuhi, sepanjang responden yang dipilih adalah orang-orang yang

memenuhi bidang yang dijalaninya. Namun, semakin banyak responden yang

dilibatkan akan semakin baik untuk mengurangi subjektivitas.

Perumusan alternatif strategi meliputi dua tahapan, yaitu tahap masukan

(input stage) dan tahap pencocokan (matching stage). Tahap masukan merupakan

tahap pengelompokan hasil identifikasi serta menyimpulkan informasi dasar yang

diperlukan untuk merumuskan strategi dengan menggunakan matriks IFE

(Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation). Tahap kedua

yaitu tahap pencocokan merupakan tahap perumusan strategi menggunakan

analisis matriks kuadran SWOT dan matriks SWOT.

6.2.1 Tahap Masukan (Input Stage)

Tahap masukan atau input stage merupakan tahap pertama yang dilakukan

sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya dalam tahap formulasi strategi. Pada

tahap ini dilakukan pengelompokan hasil identifikasi faktor-faktor lingkungan

internal dan eksternal objek wisata ke dalam matriks IFE dan EFE.

Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan di lingkungan Cikole

Jayagiri Resort, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang

dapat mempengaruhi pengembangan kawasan Cikole Jayagiri Resort. Faktor-

faktor dari analisis lingkungan internal dijabarkan ke dalam matriks IFE (Internal

Factor Evaluation) dan faktor-faktor dari analisis lingkungan eksternal dijabarkan

ke dalam matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation).

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis mengenai faktor-faktor internal

terhadap tiga responden, maka tahapan selanjutnya dilakukan pembobotan dengan

menggunakan kuisioner. Pembobotan faktor internal merupakan suatu upaya

untuk membandingkan setiap faktor internal yang mempengaruhi kawasan Cikole

Jayagiri Resort. Hasil penilaian bobot dan rating masing-masing responden

kemudian dibuat dalam bentuk matriks IFE dari keseluruhan responden.

Page 50: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

36

Matriks IFE menjabarkan faktor-faktor strategis internal dalam kategori

kekuatan dan kelemahan kawasan wisata. Hasil analisis matriks IFE

menggambarkan seberapa besar pengaruh faktor-faktor strategi internal terhadap

pengembangan kawasan wisata. Faktor internal dalam metode SWOT merupakan

faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap

perkembangan perusahaan itu sendiri (David 2009). Faktor internal diperukan

dalam suatu perencanaan perusahaan, karena perusahaan dapat memprediksi

sejauh mana keputusan yang dapat diambil untuk memajukan perusahaan tersebut.

Hasil dari wawancara kepada tiga orang pihak pengelola menghasilkan enam

faktor strategi kekuatan dan empat faktor strategi kelemahan. Data mengenai

faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan disajikan dalam Matriks IFE Tabel

12.

Tabel 12 Matriks IFE strategi pengembangan kawasan

No. Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor

(RatingxBobot)

Kekuatan

1. Mengutamakan keaslian dari hutan pinus dengan

panorama alam yang menarik dan berbagai kegiatan

wisata.

4 0.089 0.355

2. Memiliki sarana dan prasarana yang cenderung

lengkap. 4 0.080 0.320

3. Memiliki beberapa tempat penginapan yang

didesain berdasarkan budaya Jawa, Sunda, dan

Lombok.

3 0.092 0.275

4. Letak kawasan yang strategis. 4 0.084 0.337

5. Termasuk dalam rencana pengembangan wisata

andalan Perum Perhutani. 4 0.084 0.337

6. Kerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan. 3 0.096 0.289

Jumlah Total 1.913

Kelemahan

1. Variasi paket objek wisata yang terbatas. 2 0.106 0.213

2. Fluktuasi kunjungan yang tinggi pada masa liburan

saja. 2 0.101 0.201

3. Tidak ada pemaparan mengenai kawasan dari pihak

pengelola 3 0.086 0.257

4. Sudah ada pemanfaatan internet tapi masih bersifat

pasif. 2 0.092 0.183

Jumlah Total 0.854

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Berdasarkan tabel IFE dapat diketahui bahwa kekuatan utama dalam

pengembangan kawasan Cikole Jayagiri Resort adalah letak kawasan yang

strategis dan juga termasuk dalam rencana pengembangan Perhutani. Selain itu

Page 51: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

37

untuk dapat menarik minat pengunjung pengelola tetap mempertahankan

keberadaan dari hutan pinus dan juga pengelola menyediakan fasilitas yang

lengkap dalam satu kawasan, seperti penginapan, restoran atau café dan

keragaman aktivitas luar ruang yang ditawarkan pengelola. Dalam pengembangan

kawasan pengelola juga melakukan kerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan

yang bertujuan melengkapi keragaman aktivitas luar ruang.

Faktor kelemahan merupakan penghalang bagi pengembangan kawasan

Cikole Jayagiri, beberapa faktor kelemahan yang menjadi penghalang diantaranya

adalah variasi objek wisata yang ditawarkan oleh pengelola bersifat tertbatas,

sehingga pengunjung yang sudah memilih salah satu paket yang disediakan tidak

dapat menikmati beberapa kegiatan wisata yang ditawarkan, kedua jumlah

kunjungan yang tinggi pada musim liburan saja. Tidak adanya pemaparan dari

pihak pengelola mengenai kawasan, seperti kegiatan yang dapat dilakukan dalam

kawasan Cikole Jayagiri Resort kepada pengunjung, dalam hal ini pengelola

terlalu mengacu pada leaflet atau brosur yang sudah disediakan dan guide yang

bertugas langsung dalam kegiatan yang akan dilakukan oleh pengunjung.

Kelemahan dari Cikole Jayagiri Resort yang keempat adalah pihak pengelola

sudah memanfaatkan internet sebagai media promosi, seperti adanya blog yang

memberikan penjelasan mengenai kawasan dan pengunjung juga dapat melakukan

reservasi secara online, akan tetapi dalam blog tersebut penjelasan mengenai

kawasan tidak sesuai dengan perubahan atau perkembangan fasilitas yang terdapat

langsung dalam kawasan, dan pemesanan reservasi secara online kurang begitu

ditanggapi dibanding memesan dengan menelpon atau datang langsung ke Cikole

Jayagiri Resort.

Matriks EFE menjabarkan faktor-faktor strategis eksternal dalam kategori

peluang dan ancaman kawasan wisata. Hasil analisis matriks EFE

menggambarkan seberapa besar pengaruh faktor-faktor strategi eksternal terhadap

pengembangan kawasan wisata. Menurut David (2009) faktor ekternal dalam

metode SWOT terdiri dari analisis lingkungan makro dan mikro. Analisis makro

bertujuan mengidentifikasi peluang dan ancaman makro yang berdampak terhadap

nilai yang dihasilkan perusahaan. Analisis ekternal mikro diterapkan pada

lingkungan yang lebih dekat dengan institusi yang bersangkutan, seperti

Page 52: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

38

persaingan dengan pendatang baru dan produk atau jasa pengganti. Hasil dari

wawancara kepada tiga orang pihak pengelola menghasilkan empat faktor strategi

peluang dan dua faktor strategi ancaman. Data mengenai faktor eksternal berupa

peluang dan ancaman disajikan dalam Matriks EFE Tabel 13.

Tabel 13 Matriks EFE strategi pengembangan kawasan

No. Faktor Strategi Eksternal Rating Bobot Skor

(RatingxBobot))

Peluang

1. Pemanfaatan media teknologi informasi (internet)

sebagai media promosi. 2 0.109 0.219

2. Adanya tren sosial yaitu kembali ke alam “Back to

Nature” 3 0.092 0.276

3. Dukungan Pemda Kabupaten Bandung Barat

terhadap pengembangan wisata alam. 3 0.116 0.347

4. Peningkatan perekonomian bagi masyarakat sekitar

kawasan 2 0.115 0.230

Jumlah Total 1.099

Ancaman

1. Status yang tidak menentu dari Tangkuban Perahu. 3 0.129 0.387

2. Berkembangnya objek wisata lain di sekitar

kawasan. 3 0.132 0.397

Jumlah Total 0.784

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Adanya tren sosial kembali ke alam atau back to nature merupakan salah

satu peluang dalam mengembangkan kawasan Cikole Jayagiri Resort yang

didukung dengan letak kawasan strategis dan keberadaan hutan pinus yang

menyejukkan dapat melepas penat bagi pengunjung yang datang. Selain itu

dukungan dari Pemda Kabupaten Bandung Barat terhadap pengembangan wisata

alam seperti pelebaran jalan yang dilakukan dan perbaikkan jalan menuju

kawasan wisata alam yang terdapat di Kabupaten Bandung Barat. Peluang-

peluang tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pihak pengelola

dalam pengembangan kawasan.

Akan tetapi ada ancaman yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi

pengembangan kawasan dan jumlah kunjungan, seperti bencana alam yaitu status

yang dapat berubah-ubah dari Tangkupan Perahu. Jarak yang tidak terlalu jauh

dari Cikole Jayagiri Resort secara tidak langsung dapat mempengaruhi

pengembangan kawasan dan jumlah pengunjung. Selain itu berkembangnya objek

wisata lain disekitar kawasan dapat mempengaruhi pengembangan kawasan dan

jumlah kunjungan, karena adanya kawasan wisata alternatif.

Page 53: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

39

6.2.2 Tahap Pencocokan (Multi Stage)

Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan strategi

berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal kawasan Cikole Jayagiri

Resort. Pada tahap ini alat analisis yang digunakan yaitu matriks kuadran SWOT

dan matriks SWOT.

Berdasarkan tabel IFE dan EFE dapat diketahui hasil perhitungan antara

faktor internal dan eksternal serta untuk mengetahui strategi yang harus dilakukan

dalam mengembangkan kawasan Cikole Jayagiri Resort, maka dilakukan

pemetaan kedalam matriks kuadran SWOT. Matriks kuadran SWOT ditentukan

berdasarkan perhitungan nilai faktor strategi internal yang berupa pengurangan

antata faktor strategi internal kekuatan dengan faktor strategi internal kelemahan

yang dipetakan pada sumbu x matriks kuadran SWOT dengan nilai sebesar 1.059.

Perhitungan nilai faktor strategi eksternal yang merupakan pengurangan dari

faktor strategi eksternal berupa peluang dengan ancaman yang ditetapkan pada

sumbu y matriks kuadran SWOT dengan nilai sebesar 0.315.

0.315

1.059

Berdasarkan hasil matriks kuadran SWOT strategi yang dilakukan untuk

mengembangkan kawasan Cikole Jayagiri Resort berada dalam situasi

mengungtukan, terdapat dikuadran satu yang merupakan hasil selisih dari

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang memiliki nilai masing-

masing positif. Strategi yang dapat dikembangkan di Cikole Jayagiri Resort

Gambar 4 Matriks kuadran SWOT Cikole Jayagiri Resort

Page 54: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

40

merupakan strategi progresif dengan memaksimalkan kekuatan dan

memanfaatkan peluang dalam mengembangkan kawasan.

Berdasarkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

diketahui posisi Cikole Jayagiri Resort dan langkah selanjutnya dalam tahap

pencocokan adalah menyusun faktor-faktor strategi yang berkaitan dengan upaya

mengembangkan kawasan di Cikole Jayagiri Resort dapat dilihat pada Lampiran 3.

Dalam matriks SWOT strategi yang dapat dipilih diantaranya strategi S-O

(Strength- Opportunities), strategi S-T (Strength- Threats), strategi W-O

(Weakness- Opportunities), dan strategi W-T (Weakness- Threats). Posisi Cikole

Jayagiri Resort berada pada kuadran satu dan alternatif yang perlu dilakukan saat

ini adalah S- O (Strength- Opportunity).

Untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki Cikole Jayagiri

Resort dalam mengembangkan kawasan wisata, maka perlu dilakukan faktor

strategi sebagai berikut:

1. Memanfaatkan seluruh potensi wisata yang ada seperti mengutamakan keaslian

hutan pinus yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman aktivitas luar

ruang, dan terdapat sarana dan prasarana yang lengkap dan berada didalam satu

kawasan seperti penginapan yang mengadopsi etnik Jawa, Sunda, dan Lombok.

Dengan segala potensi wisata yang dimiliki Cikole Jayagiri Resort dapat

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar kawasan.

2. Meningkatkan promosi melalui media masa dengan memanfaatkan tren sosial

back to nature serta meningkatkan sarana dan prasarana yang terdapat di

Cikole Jayagiri Resort dan tetap mempertahankan keberadaan hutan pinus serta

keindahan pemandangan yang didukung dengan berbagai macam kegiatan luar

ruang.

3. Melibatakan berbagai stakeholder dalam bekerjasama untuk perencanaan dan

pengelolaan kawasan yang bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat

lokal. Cikole Jayagiri Resort merupakan salah satu rencana pengembangan

wisata andala Perum Perhutani maka kerjasama yang dapat dilakukan dengan

masyarakat sekitar kawasan dan Pemda Kabupaten Bandung Barat, adanya

kerjasama yang dilakukan oleh pihak pengelola dapat membuka lapangan

pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan.

Page 55: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

41

6.3 Pemilihan Prioritas Produk Wisata

Berdasarkan Marimin (2010) tahap awal dalam metode AHP adalah

penyusunan hirarki atau biasa disebut dekomposisi. Permasalahan yang kompleks

dan tidak terstruktur diuraikan menjadi kelompok-kelompok yang homogen dan

kemudian menyusunnya ke dalam suatu hierarki melalui proses dekomposisi.

Masing-masing elemen pada setiap level dalam struktur hierarki didapatkan

melalui wawancara dengan pakar serta melalui pengisian kuisioner.

Pengisian kuisioner yang bertujuan menentukan prioritas produk wisata

alam berbasis ekologi di kawasan Cikole Jayagiri Resort diberikan kepada

pengelola kawasan Cikole Jayagiri Resort sebagai responden. Responden

ditentukan berdasarkan tingkat jabatan dan pengetahuan seorang pakar atau

responden terhadap suatu organisasi tersebut, dan responden yang diambil untuk

proses AHP adalah site manager, kepala bagian pemasaran outbound, dan tata

usaha.

Dalam prinsip penilaian menggunakan AHP adalah melakukan

perbandingan berpasangan dalam sebuah matriks. Matriks tersebut merupakan

tabel untuk membandingkan elemen satu dengan elemen lain terhadap suatu

kriteria yang ditentukan. Skala 1-9 ditetapkan sebagai pertimbangan dalam

membandingkan pasangan elemen disetiap level hierarki terhadap suatu elemen

yang berada di level atasnya. Penilaian tersebut dilakukan oleh pihak-pihak yang

terkait dalam kegiatan sertifikasi. Nilai inconsistency ratio dari setiap level

masing-masing pakar harus kurang dari 0,1. Apabila nilainya lebih besar dari 0,1

maka dilakukan revisi penilaian atau pemberian bobot kembali oleh pakar yang

bersangkutan (Marimin 2010).

Struktur hirarki dari model penentuan keputusan prioritas produk wisata

alam di Cikole Jayagiri Resort terdiri dari 3 (tiga) level. Level 1 (satu) merupakan

penentuan sasaran yang ingin dicapai untuk memperoleh prioritas produk wisata

alam di Cikole Jayagiri Resort. Level 2 (dua) dari struktur AHP merupakan

kriteria atau pertimbangan utama untuk menentukan prioritas produk. Kriteria

yang digunakan adalah potensi sumberdaya, karakteristik pengunjung, dukungan

stakeholder, dan sarana prasarana. Level 3 (tiga) dari struktur AHP adalah

alternatif strategi, dalam penentuan prioritas produk wisata alam di Cikole

Page 56: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

42

Jayagiri Resort terdapat tiga alternatif produk, yaitu menikmati pemandangan

alam, berkemah, dan outbound. Dalam menentukan prioritas produk wisata alam

berbasis ekologi di Cikole Jayagiri Resort, digunakan kriteria (level 2) dan

alternatif (level 3), dan untuk mecapai tujuan atau sasaran pada level satu.

Dalam menentukan pemilihan prioritas produk wisata alam berbasis ekologi

di kawasan Cikole Jayagiri Resort maka dilakukan perbandingan berpasangan

pada setiap kriteria dan kemudian diolah menggunakan Expert Choice 11. Hasil

dari perbandingan berpasangan pada setiap kriteria dapat diketahui bobot prioritas

tertinggi adalah sarana dan prasarana sebesar 0.287, potensi sumberdaya dan

dukungan stakeholder memiliki bobot prioritas sebesar 0.248 dan karakteristik

pengunjung sebesar 0.218.

Setiap kriteria dilakukan pembobotan secara horisontal pada alternatif

produk dengan menggunakan Expert choice 11 untuk mengetahui prioritas produk

wisata alam berbasis ekologi yang dapat dikembangkan di Cikole Jayagiri Resort,

yang terdapat pada Tabel 14.

Tabel 14 Matriks bobot alternatif produk

Kriteria Alternatif produk

Pemandangan alam Berkemah Outbound

Potensi sumberdaya 0.483 0.178 0.339

Karakteristik pengunjung 0.460 0.221 0.319

Dukungan stakeholder 0.213 0.256 0.532

Sarana dan prasarana 0.221 0.319 0.460

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Berdasarkan pembobotan kriteria yang dilakukan secara horisontal dalam

menentukan pemilihan produk wisata alam dilihat dari kriteria potensi

sumberdaya dan karakteristik pengunjung prioritas produk utama yang dapat

dikembangkan di Cikole Jayagiri Resort adalah pemandangan alam yang memiliki

bobot masing-masing sebesar 0.483 dan 0.460. Hal ini terlihat pada penilaian

kawasan Cikole Jayagiri Resort berdasarkan skala Likert sebagian besar

pengunjung memiliki penilaian sangat baik terhadap pemandangan. Selain itu

Cikole Jayagiri Resort mempertahankan keberadaan dari hutan pinus untuk

menarik minat pengunjung.

Berdasarkan pembobotan kriteria yang dilakukan secara horisontal yang

berdasarkan kriteria dukungan stakeholder dan sarana prasarana prioritas produk

Page 57: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

43

utama yang dapat dikembangkan adalah outbound dengan nilai bobot dari kriteria

dukungan stakeholder untuk kegiatan outbound sebesar 0.532 serta bobot nilai

berdasarkan kriteria sarana prasarana untuk kegiatan outbound sebesar 0.460. Hal

ini terlihat dari banyaknya kegiatan outbound yang disediakan oleh pengelola

Cikole Jayagiri Resort seperti treetop, fun games, ATV ride, paint ball, hiking,

dan safari hutan atau offroad. Dukungan stakeholder seperti Perhutani, investor,

dan pemerintah daerah setempat saling bekerjasama dalam membangun sarana

dan prasarana yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort khususnya dalam

mengembangakan outbound. Pengembangan outbound tersebut disediakan oleh

Perhutani dengan tetap mempertahankan keberadaan hutan pinus. Fasilitas

outbound disediakan oleh pihak investor dan Pemda Kabupaten Bandung Barat

mempromosikan Cikole Jayagiri Resort sebagai tujuan utama wisata alam di

Kabupaten Bandung Barat melalui website.

Dalam menetukan prioritas produk wisata di Cikole Jayagiri Resort

berdasarkan empat kriteria yang berupa potensi sumberdaya, karakteristik

pengunjung, dukungan stakeholder, dan sarana serta prasarana maka dilakukan

pembobotan secara vertikal atau keseluruhan dengan menggunakan Expert Choice

11 seperti yang terdapat pada Gambar 5.

Sasaran

Kriteria

Alternatif

Gambar 5 Struktur hirarki prioritas produk wisata alam Cikole Jayagiri Resort

Berdasarkan analisis AHP secara keseluruhan kegiatan outbound yang

memiliki bobot nilai sebesar 0.414 merupakan produk wisata yang menjadi

prioritas pertama dalam pengembangan produk wisata alam berbasis daya dukung

Pemilihan produk

wisata

Karakteristik

pengunjung

0.218

Potensi

sumberdaya

0.248

Dukungan

stakeholder

0.248

Sarana dan

prasarana

0.287

Menikamati

pemandangan

0.338

Berkemah

0.248

Outbound

0.414

Page 58: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

44

di Cikole Jayagiri Resort dengan kriteria penentuan alternatif adalah potensi

sumberdaya, karakteristik pengunjung, dukungan stakeholder, serta sarana dan

prasarana yang tersedia. Cikole Jayagiri Resort yang masih mempertahankan

keberadaan hutan pinus menjadikan kegiatan menikati pemandangan alam sebagai

prioritas kedua dengan bobot nilai sebesar 0.338 berdasarkan analisis AHP secara

keseluruhan atau vertikal. Alternatif ketiga yang dapat dikembangkan di Cikole

Jayagiri Resort yang ditentukan dengan empat kriteria tersebut adalah kegiatan

berkemah dengan bobot nilai sebesar 0.248.

Berdasarkan hasil analisis AHP secara keseluruhan diperoleh nilai rasio

inkonsistensi sebesar 0.01. Nilai tersebut menunjukan informasi yang diperoleh

terdapat pada tingkat kepercayaan yang cukup tinggi dan dapat diterima. Dalam

hal ini responden konsisten dalam pemberian nilai dengan tingkat penyimpangan

yang kecil.

Agar dalam pengembangan kawasan yang disesuaikan dengan pemilihan

prioritas produk wisata tidak menyebabkan over carrying capcity. Pihak pengelola

Cikole Jayagiri Resort perlu melakukan perhitungan daya dukung kawasan pada

setiap kegiatan wisata yang terdapat dalam kawasan tersebut. Perhitungan daya

dukung yang dilakukan pada setiap kegiatan wisata yang tersedia dalam kawasan

ditentukan per hari baik pada saat low season dan peak season.

6.4 Daya Dukung Kawasan Cikole Jayagiri Resort

Menentukan daya dukung kawasan berdasarkan prioritas wisata alam yang

terdapat di Cikole Jayagiri Resort, diperlukan data mengenai luas, unit atau guide

dan waktu yang digunakan berdasarkan kenyamanan pengunjung per kegiatan

wisata serta waktu yang disediakan pengelola. Tabel 15 menjelaskan preferensi

pengunjung mengenai luas, unit atau guide dan waktu yang dibutuhkan oleh

pengunjung dalam menikmati kegiatan wisata yang disediakan oleh pihak

pengelola kawasan Cikole Jayagiri Resort. Kemudian dipilih luas, unit, guide dan

waktu yang paling dominan yang dipilih oleh responden sehingga dapat mewakili

kenyamanan pengunjung.

Page 59: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

45

Tabel 15 Preferensi responden dalam hitungan luas, unit, guide, dan waktu

No Jenis Kegiatan Luas dominan yang dibutuhkan Waktu dominan yang

dibutuhkan

Per meter

Frekuensi pemilih

(orang) Menit

Frekuensi pemilih

(orang)

1 Menikamati

pemandangan 1 7 60 2

90 5

120 0

Per unit Frekuensi pemilih

(orang) Menit

Frekuensi pemilih

(orang)

2 Berkemah 5 4 24 4

3 Outbound

a. Tree Top 10 4 40 4

b. ATV ride 6 2 30 2

60 0

c. Paintball 20 4 90 4

d. Offroad 5 5 60 5

Per guide

Frekuensi pemilih

(orang) Menit

Frekuensi pemilih

(orang)

e.Fun games 20 2 60 2

f. Hiking 40 12 120 12

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Produk wisata alam yang paling banyak dipilih oleh pengunjung adalah

outbound khususnya kegiatan hiking. Kegiatan hiking dipilih oleh sebanyak 12

orang responden kawasan Cikole Jayagiri Resort dari 40 responden dengan alasan

rute yang dilalui memiliki tingkat kemudahan dan kesulitan yang berbeda-beda

dengan pemandagan alam yang menarik. Selain itu rute tujuan dari kegiatan

hiking Cikole Jayagiri Resort adalah menuju kawasan wisata terdekat lainnya,

seperti Tangkuban Perahu dan kawah Domas. Kegiatan wisata ini tentunya akan

menjadi hal yang paling utama dalam perhitungan daya dukung karena banyaknya

responden yang melalukan kegiatan hiking. Dalam perhitungan daya dukung

kawasan untuk kegiatan hiking ditentukan berdasarkan jumlah guide, satu orang

guide dapat membawa 40 orang untuk melakukan kegiatan hiking hal ini

bertujuan agar dalam kegiatan hiking tidak terjadi penumpukan atau kepadatan

pengunjung.

Selain data mengenai preferensi pengunjung, data dari pihak pengelola

kawasan Cikole Jayagiri Resort seperti luas, unit atau guide dan waktu diperlukan

dalam menentukan daya dukung kawasan itu sendiri. Pihak pengelola Cikole

Page 60: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

46

Jayagiri Resort sendiri menyiadakan waktu untuk wisatawan datang berkunjung

selama 24 jam. Akan tetapi tidak semua kegiatan wisata dibuka selama 24 jam

seperti, kegiatan ooutbound yang rata-rata pihak pengelola menyediakan waktu

untuk wisatawan sebanyak 7 jam mulai pukul 08.00-15.00. Luas, unit atau guide

dan waktu yang disediakan untuk setiap kegiatan wisata berdasarkan pihak

pengelola disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16 Luas, unit, guide, dan waktu yang disediakan pengelola per kegiatan

wisata dalam satu hari

No Jenis kegiatan Luas yang disediakan (m2) Waktu yang disediakan (Menit)

1 Menikmati

pemandangan 12145 540

Jumlah unit yang disediakan

(unit)

2 Berkemah 5 1440

3 Outbound

a. Tree Top 10 420

b. ATV ride 6 420

c. Paintball 20 420

d. Offroad 5 420

Jumlah guide yang disediakan

(orang)

e.Fun games 4 420

f. Hiking 4 420

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Pihak pengelola Cikole Jayagiri Resort menyediakan luas yang cukup luas

untuk menikamati pemandangan alam, yaitu seluas 12145 m2 dengan

menyediakan tempat duduk yang cukup banyak, sebanyak 40 tempat duduk. Pihak

pengelola meyediakan lima unit atau blok kawasan berekemah yang mampu

menampung 1500 orang, sedangkan dalam kegiatan outbound pihak pengelola

menyediakan perlengkapan yang mendukung kegiatan tersebut sesuai dengan

daya dukung per kegiatan. Hal tersebut dilakukan pengelola untuk memberikan

rasa nyaman pada setiap pengunjung yang akan melakukan kegiatan outbound,

sedangkan untuk waktu yang disediakan oleh pengelola pada setiap kegiatan

outbound yaitu 7 jam yang dimulai pada pukul 08.00-15.00.

Berdasarkan preferensi pengunjung dan data dari pihak pengelola, dapat

dihitung daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort pada setiap kegiatan wisata

per hari Tabel 17.

Page 61: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

47

Tabel 17 Perhitungan daya dukung setiap kegiatan wisata

Kegiatan

wisata

Kebutuhan pengunjung Disediakan oleh

pengelola Daya

dukung

orang

per hari

(e = c/a)

Koefisien

rotasi (f =

d/b)

Daya

dukung

kawasan

per hari

(g = e*f)

Luas/unit/guide

(a)

Waktu

(menit)

(b)

Luas/unit/guide

(c)

Waktu

(menit)

(d)

Menikmati

pemandangan 1 90 12145 540 12145 6 72870

Berkemah 1 1440 5 1440 5 1 5

Outbound

a. Tree top 1 40 10 420 10 10.5 105

b. ATV ride 1 30 6 420 6 14 84

c. Paintball 1 90 20 420 20 4.67 93.33

d. Offroad 1 60 5 420 5 7 35

e. Fun games 1 60 4 420 4 7 28

f. Hiking 1 120 4 420 4 3.5 14

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Berdasarkan Tabel 17 maka dapat diketahui daya dukung pada setiap

kegiatan wisata di kawasan Cikole Jayagiri Resort. Menikmati pemandangan alam

dengan duduk santai berdasarkan preferensi pengunjung dan fasilitas yang

terdapat di Cikole Jayagiri Resort daya dukung untuk kegiatan menikamati

pemandangan alam adalah sebanyak 12 145 orang dengan daya dukung kawasan

per harinya adalah 72 780 orang per hari. Berdasarkan preferensi pengunjung dan

jumlah blok yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort daya dukung kawasan yang

dapat ditampung di kawasan tersebut sebanyak lima blok sesuai dengan jumlah

blok perkemahan yang disediakan oleh pengelola kawasan.

Kegiatan outbound yang rata-rata memiliki waktu kunjungan tujuh jam per

harinya memiliki daya dukung kawasan per hari sesuai jumlah unit dan guide

yang disediakan pihak pengelola adalah 359 orang per hari. Apabila dilihat dari

per kegiatan seperti tree top yang memiliki daya dukung kawasan per harinya

sebanyak 105 orang, ATV ride memiliki daya dukung kawasan per harinya

sebanyak 84 orang, paintball memiliki daya dukung kawasan per harinya sebayak

93 orang, sedangkan kegiatan offroad memiliki daya dukung kawasan per harinya

sebanyak 35 orang. Kegiatan fun games dan hiking daya dukungnya dilihat dari

jumlah guide yang mendampingi pada masing-masing kegiatan tersebut. Masing-

masing kegiatan fun games dan hiking memiliki empat guide pada setiap

kegiatannya, untuk satu guide fun games memegang 20 orang dan untuk kegiatan

Page 62: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

48

hiking satu guide memegang 40 orang. Berdasarkan uraian di atas maka daya

dukung kegiatan wisata dan daya dukung kawasan per hari secara keseluruhan

pada kawasan Cikole Jayagiri Resort disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18 Daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort

Kegiatan

wisata

Daya dukung

orang per hari

(a)

Koefisien

rotasi (b)

Daya

dukung

kawasan per

hari (c)

Jumlah

pengunjung

maksimal saat

ini (d)

Rasio % (e

= d/c *100)

Menikmati

pemandangan 12145 6 72870 25830 35.45

Berkemah 5 1 5 2 40.00

Outbound

a. Tree top 10 10.5 105 95 90.48

b. ATV ride 6 14 84 50 59.52

c. Paintball 20 4.67 93.33 60 64.29

d. Offroad 5 7 35 25 71.43

e. Fun games 4 7 28 15 53.57

f. Hiking 4 3.5 14 10 71.43

Total 12199 73234.33 26087

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Tabel 18 menunjukkan seluruh kegiatan wisata yang dapat dilakukan di

Cikole Jayagiri Resort memiliki daya dukung kawasan per harinya adalah 73 234

orang. Daya dukung terbesar terdapat pada kegiatan menikmati pemandangan

alam dengan duduk santai. Rasio terbesar terdapat pada kegiatan outbound

khususnya tree top yaitu sebesar 90.48%. Hal ini dikarenakan tree top yang

terdapat di Cikole Jayagiri Resort merupakan area tree top terbesar di kawasan

Bandung yang memiliki 8 sirkuit, 88 rintangan dan 26 flying fox. Rasio tersebut

menunjukkan bahwa kondisi Cikole Jayagiri Resort masih dibawah kondisi daya

dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort. Akan tetapi kondisi tersebut belum

mempertimbangkan jumlah pengunjung pada saat peak seosen dan low seaon.

Perbandingan daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort dengan jumlah

pengunjung pada saat kondisi low season dan peak season disajikan pada Tabel

19.

Page 63: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

49

Tabel 19 Perbandingan daya dukung kawasan dengan jumlah pengunjung pada

tahun 2013

Hari kunjungan Jumlah Pengunjung per hari (a) *) DDK(b) Rasio % (c= a/b*100)

Senin 525 73234 0.72

Selasa 669 73234 0.91

Rabu 2559 73234 3.49

Kamis 1097 73234 1.50

Jumat 1819 73234 2.48

Sabtu 2404 73234 3.28

Minggu 3476 73234 4.75

Semester 1431 73234 1.95

Lebaran 1232 73234 1.68

Akhir tahun 4685 73234 6.40

Sumber: Hasil analisis data primer (2014)

Ket: *) data pihak pengelola

Berdasarkan Tabel 19 perbandingan jumlah pengunjung Cikole Jayagiri

Resort pada saat kondisi low season kawasan Cikole Jayagiri Resort terjadi pada

hari kerja, yaitu hari senin sampai dengan hari jumat yang masih berada di bawah

batas ambang daya dukung kawasan. Hal yang sama juga terjadi pada kondisi

peak season seperti libur semester, lebaran dan akhir tahun perbandingan

pengunjung dengan daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort masih berada di

bawah batas ambang daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort. Hasil

perbadingan antara low season dan peak season tersebut menunjukkan bahwa

masih terdapat ruang untuk mengembangkan kawasan Cikole Jayagiri Resort

sesuai dengan strategi pengembangan dari analisis SWOT dan daya dukung

kawasan.

Page 64: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

50

VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Indikator persepsi responden terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort rata-rata

bernilai baik. Hal ini disebabkan karena Cikole Jayagiri Resort merupakan

salah satu kawasan wisata alam yang memiliki kelengkapan fasilitas dalam satu

kawasan dilihat dari kondisi kawasan, sarana dan prasarana, keragaman

aktivitas luar ruang serta pengelolaan dari kawasan Cikole Jayagiri Resort.

2. Strategi yang digunakan dalam mengembangkan kawasan wisata Cikole

Jayagiri Resort dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,

seperti mempertahankan potensi yang dimiliki, meningkatkan promosi melalui

internet, memanfaatkan tren sosial back to nature, dan melakukan kerjasama

dengan berbagai stakeholder dalam rangka meningkatkan perekonomian

masyarakat sekitar kawasan.

3. Prioritas utama dalam pengembangan produk wisata alam di Cikole Jayagiri

Resort adalah outbound yang didukung dengan sarana dan prsarana yang

memadai, dukungan stakeholder, potensi sumberdaya serta sesuai dengan

karakteristik pengunjung.

4. Daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort berdasarkan jumlah pengunjung

per hari pada saat dilakukan penelitian berada di bawah batas ambang daya

dukung kawasan, sehingga masih dapat dilakukan pengembangan terhadap

kawasan Cikole Jayagiri Resort.

7.2 Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pihak pengelola perlu meningkatkan promosi melalui blog yang telah tersedia,

sehingga pengunjung dapat mengetahui ketersediaan layanan terbaru yang

ditawarkan oleh pengelola serta dapat melakukan pemesanan secara online.

2. Pengembangan kawasan Cikole Jayagiri Resort disesuaikan dengan persepsi

pengunjung dengan tidak merubah fungsi awal dari hutan pinus.

Page 65: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

51

3. Penelitian mengenai strategi pengembangan kawasan wisata alam perlu

dikembangkan terutama penelitian strategi pengembangan dengan

memperhatikan daya dukung kawasan, agar kegiatan wisata alam tetap

memperhatikan fungsi awal dari kawasan tersebut.

Page 66: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

52

DAFTAR PUSTAKA

[PHPA] Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. 1996. Pola Pengelolaan

Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Wisata Alam dan

Hutan Lindung. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam.

Bogor.

Adyanti D. 2010. Kajian Pengelolaan Kawasan Wisata Situ Cigayonggong

Kecamatan Kasomalang Subang [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Budiaji W. 2013. Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. Jurnal Ilmu

Pertanian dan Perikanan II(2): 125-131.

David F. 2009. Manajeman Strategi: Konsep Buku 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba

Empat.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat. 2010. Potensi

Wisata di Kabupaten Bandung Barat. http://disbudpar-kbb.blogspot.com/.

[diunduh 2014 Januari 2].

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2012. Data dan Informasi Pemanfaatan

Hutan Tahun 2012. Jakarta: Ditjen Planologi Kehutanan, Kementerian

Kehutanan

Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. 2002. Penilaian

Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (Analisis Daerah Oprasi). Bogor: Ditjen

PHKA, Departemen Kehutanan.

Gujarati DN. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Hawkins JP, Roberts CM, Buchan K, Susan. 2005. White Sustainability of Scuba

Diving Tourism on Coral Reefs of Saba. Coastal Management. Volume 33,

Number 4/October-December 2005.

Irza Rinaldi. 2013. Cara Anda Bertindak Sekarang Juga. http://www.wwf.or.id/.

[2014 Januari 2]

Isterah. 2014. Dampak Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Kebun Raya Bogor

Sesuai Daya Dukung [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Ketjulan R. 2010. Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Bahari Pulau

Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi

Tenggara [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kodhyat H. 2007. Cara Mudah Memahami dan Mengembangkan Pariwisata

Indonesia. Jakarta: Indonesia Ecotourism Network (INDECON).

Libosada C. 1998. Ecotourism In The Philippines. Makaty City (PH): Bookmark.

Lubis HS. 2006. Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di

Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat Sumatera Utara. [Tesis].

Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Manan S. 1978. Masalah Pembinaan Kelestarian Ekosistem Hutan.Perum

Perhutani. Jakarta.

Page 67: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

53

Marimin, Magfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam

Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Press.

Martono N.2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Analisis Isi dan Data Sekunder.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Maryani E. 2002. Pengelolaan Sumberdaya Secara Terpadu Melalui Ekowisata.

Jurnal Geografi Gea.

Mitchell B, Setiawan B, Rahmi DH. 2003. Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Moraru AD. 2011. Development and Diversification of Services-An Approach at

Tourism Services Level in Romania. Annales Universitatis Apulensis Series

Oeconomica XIII(1):127-133.

Mustafa H. 2000. Teknik Sampling. http://home.unpar/hasan/sampling.doc.

[diunduh 10 Juni 2014]

Nandi. 2005. Memaksimalkan Potensi Wisata Alam di Jawa Barat. Jurnal

Manajemen Resort dan Leisure I(1).

Nazir M. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gndisa Indonesia.

Nugroho, Aliyah I. 2013. Pengelolaan Kawasan Wisata Berbasis Masyarakat

sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Lokal dan Pelestarian Sumberdaya Alam di

Kabupaten Karanganyar. Cakra Wisata XII(1):26-33.

Prasetyo B dan Jannah LM. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Purnamasari Q, Indrawan A, Muntasib EKSH. 2005. Kajian Pengembangan

Produk Wisata Alam Berbasis Ekologi di Wilayah Wana Wisata Curug

Cilember (WWCC), Kabupaten Bogor. Jurnal Manajemen Hutan Tropika

XI(1):14-30.

Purnamsari Q. 2004. Kajian Pengembangan Produk Wisata Alam Berbasis

Ekolohi di Wilayah Wana Wisata Curug Cilember (WWCC), Kabupaten Bogor

[tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Purnomo C. 2008. Efektivitas Strategi Pemasaran Produk Wisata Minat Khusus

Goa Cerme, Imogiri, Bantul. Jurnal Siasat Bisnis XII(3):187-197.

Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi

Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Sanudin. 2009. Strategi Pengembangan Hutan Rakyat Pinus di Kabupaten

Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

VI(2): 131-149.

Soemarwoto O. 2004. Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta::

Djambatan.

Suwantoro G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.

Yoeti OA. 2008. Ekonomi Pariwisata Introduksi, Informasi, dan Implementasi.

Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Page 68: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

54

Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagian Alternatif Pemanfaatan

Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Seminar Sains. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Page 69: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

55

LAMPIRAN

Page 70: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

56

Lampiran 1 Peta lokasi Cikole Jayagiri Resort

Sumber: cybermap.co.id

Page 71: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

57

Lampiran 2 Struktur organisasi Cikole Jayagiri Resort

Anny Heryani

Site Manager

Tati Rohayati

Staf TU

Endang

Solihin

Staf TU

Dede Joni

Eri

Kusmiran

Asep Suryadi

Lilis

Rumilah

Ihwanudin

Koordinator House

Keeping

Front

Office

Koordinator

Outbound

Front

Office

Koordinator

Café

Deden Rahmat

Apit Suhendar

Ryan Rifanie

House Keeping

Koordinator

Lapang

Kasir Café

Karwita

Arwin Juninta

Yana

Herdiana

Koordinator Peralatan

House Keeping

Café Service

Irfan Ferdiansyah

Jajang

Ayep Hidayat

Room Service

House Keeping

Chef

Haris Riswanto

Supriadi

Ajat Sudrajat

Room Service

Ticketing

Chef

Iing Sodikin

Aula

Iyan

Room Service

Irfan Nurohman

Room Service

Page 72: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

58

Lampiran 3 Matriks SWOT Cikole Jayagiri Resort

Faktor Internal Strength (S) Weakness (W)

Faktor Eksternal

1. Mengutamakan keaslian

hutan pinus dengan

panorama alam yang

menarik.

2. Memiliki sarana dan

prasarana yang cenderung

lengkap.

3. Memiliki penginapan yang

didesain berdasarkan

budaya Jawa, Sunda, dan

Lombok.

4. Letak kawasan yang

strategis.

5. Termasuk dalam rencana

pengembangan wisata

andalan Perum Perhutani.

6. Kerjasama dengan

masyarakat sekitar

kawasan.

1. Variasi paket objek wisata

yang terbatas.

2. Fluktuasi kunjungan yang

tinggi pada masa liburan.

3. Tidak ada pemaparan

mengenai kawasan dari

pihak pengelola Cikole

Jayagiri Resort.

4. Pemanfaatan internet yang

kurang maksimal.

Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O

1. Pemanfaatan internet

sebagai media promosi.

2. Adanya tren sosial back to

nature.

3. Dukungan Pemda terhadap

pengembangan wisata

alam.

4. Peningkatan perekonomian

bagi masyarakat sekitar

kawasan.

1. Memanfaatkan seluruh

potensi wisata yang ada

untuk meningkatkan

peluang terbukanya

lapangan pekerjaan (S1, S2,

S3, S4, O4).

2. Memanfaatkan aksesibilitas

dalam kegiatan promosi

(S1, S2, O1, O2).

3. Meningkatkan kualitas

sarana dan prasarana sesuai

kebutuhan, dengan

mempertimbangkan aspek

ekologi (S21, S2, O2).

4. Melibatkan seluruh

stakeholder dalam

perencanaan dan

pengelolaan wisata (S5, S6,

O3, O4).

1. Meningkatkan promosi

wisata alam dan membuka

peluang lapangan pekerjaan

(W2, W4, O1, O4).

2. Memanfaatkan tren sosial

dan dukungan pihak lain

untuk mempertahakan

aspek ekologi (W1, W3,

W4, O2, O3).

Threats (T) Strategi S-T Strategi W-T

1. Status yang dapat beruba-

ubah dari Tangkuban

Parahu.

2. Berkembangnya objek

wisata lain di sekitar

kawasan.

1. Memanfaatkan segala

potensi yang terdapat di

Cikole Jayagiri Resort (S1,

S2, S3, S4, T1, T2).

2. Memperkuat kerjasama

dengan berbagai

stakeholder untuk

meningkatkan

perekonomian lokal (S5,

S6, T2).

1. Memperkuat kerjasama

dengan berbagai

stakeholder untuk

meningkatkan promosi,

perekonomian, peningkatan

SDM, dan pemahaman

ekologi sehingga menguragi

ancaman terhadap potensi

wisata alam yang terdapat

di Cikole Jayagiri Resort

(W1, W2, W3, W4, T1,

T2).

Page 73: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

59

Lampiran 4 Perhitungan Daya Dukung Kawasan Cikole Jayagiri Resort

berdasarkan kegiatan wisata

1. Menikamati pemandangan alam dengan duduk santai

Luas area yang disediakan pengelola:

Tempat duduk yang tersebar di seluruh kawasan sebayak 40 buah:

Waktu yang disediakan pengelola : 9 jam (540 menit)

Waktu dominan yang dibutuhkan individu : 1.5 jam (90 menit)

Koefisien rotasi :

6

Daya tampung per hari : (DDK x Koef. rotasi)

= 40 x 6 = 240

2. Berkemah

Jumlah unit atau blok yang disediakan : 5 blok

Waktu yang disediakan pengelola : 24 jam (1440 menit)

Waktu dominan yang dibutuhkan individu : 24 jam (1440 menit)

Koefisien rotasi :

1

Daya tampung per hari : (DDK x Koef. rotasi)

= 5 x 1 = 5

3. Outbound

a. Tree top

Jumlah unit fullbody harness yang disediakan : 10 unit

Waktu yang disediakan pengelola : 7 jam (420 menit)

Waktu dominan yang dibutuhkan individu : 40 menit

Koefisien rotasi :

10.5

Daya tampung per hari : (DDK x Koef. rotasi)

= 10.5 x 10 = 105

Page 74: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

60

b. ATV ride

Jumlah unit yang disediakan : 6 unit

Waktu yang disediakan pengelola : 7 jam (420 menit)

Waktu dominan yang dibutuhkan individu : 0.5 jam (30 menit)

Koefisien rotasi :

14

Daya tampung per hari : (DDK x Koef. rotasi)

= 6 x 14 = 84

c. Paintball

Jumlah unit yang disediakan : 20 unit

Waktu yang disediakan pengelola : 7 jam (420 menit)

Waktu dominan yang dibutuhkan individu : 1.5 jam (90 menit)

Koefisien rotasi :

4.67 = 5

Daya tampung per hari : (DDK x Koef. rotasi)

= 20 x 4.67 = 93.34 = 93

d. Offroad

Jumlah unit yang disediakan : 5 unit

Waktu yang disediakan pengelola : 7 jam (420 menit)

Waktu dominan yang dibutuhkan individu : 1 jam (60 menit)

Koefisien rotasi :

7

Daya tampung per hari : (DDK x Koef. rotasi)

= 5 x 7 = 35

e. Fun games

Jumlah guide yang disediakan : 4 guide

Waktu yang disediakan pengelola : 7 jam (420 menit)

Waktu dominan yang dibutuhkan individu : 1 jam (60 menit)

Koefisien rotasi :

7

Daya tampung per hari : (DDK x Koef. rotasi)

= 4 x 7 = 32

Page 75: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

61

f. Hiking

Jumlah guide yang disediakan : 4 guide

Waktu yang disediakan pengelola : 7 jam (420 menit)

Waktu dominan yang dibutuhkan individu : 2 jam (120 menit)

Koefisien rotasi :

3.5

Daya tamping per hari : (DDK x Koef. rotasi)

= 4 x 3.5 = 14

Page 76: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

62

Lampiran 5 Dokumentasi Kawasan

Gerbang masuk Cikole Jayagiri Resort

Area outdoor activity

Page 77: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

63

Penginapan

Page 78: ANALISIS PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DAYA … · analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat nana winnit muthmainnah

64

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cimahi pada tanggal 2 Juli 1993 dari ayah Sugeng

Winarno dan ibu Iit Saribanon. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Tahun 1997 bersekolah di TK Aisyah lalu melanjutkan ke SDN Baros III Kota

Cimahi pada tahun 1998. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di

SMP Negeri 1 Cimahi pada tahun 2007 dan melanjutkan ke SMA Negeri 3

Cimahi. Pada tahun 2010 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan.

Selama kuliah penulis merupakan anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Gentra

Kaheman (2011- 2012) dan Himpunan Profesi Resources and Environmental

Economics Student Association divisi Enterpreneurship (2011-2012) serta ketua

divisi Enterpreneurship Himpunan Profesi Resources and Environmental

Economics (2012-2013).

Selama masa perkuliahan penulis aktif di berbagai kepanitiaan diantaranya

Pamitran UKM Gentra Kaheman, Aerogreen 2011, The 3rd

Greenbase, The 4th

Greenbase, dan OMI 2013.


Top Related