ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMISKINAN, TINGKAT
PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, KETIMPANGAN PENDAPATAN
DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KARESIDENAN MADIUN PADA
TAHUN 2010-2017
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Disusun Oleh:
FITRIA DWI SURYANI
B300150102
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
2
i
3
ii
4
iii
iii
1
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMISKINAN, TINGKAT
PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, KETIMPANGAN PENDAPATAN
DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KARESIDENAN MADIUN PADA
TAHUN 2010-2017
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Tingkat
Kemiskinan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Ketimpangan
Pendapatan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Karesidenan Madiun pada tahun 2010 sampai dengan 2017. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder gabungan dari data
cross section dan time series dari tahun 2010-2017. Data yang digunakan
diperoleh dari website resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa timur. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian
menunjukkan berdasarkan uji validitas pengaruh Tingkat Kemiskinan, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja dan Indeks Pembangunan Manusia memiliki pengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Karesidenan Madiun pada tahun
2010-2017. Sedangkan variabel Ketimpangan Pendapatan tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan, Ketimpangan
Pendapatan, Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja.
Abstract
This study aims to anylyze the influence Poverty Level, Labor Force Participation
Rate, Human Development Index, Income Inequality to Economic Growth at 6
City/District in the Madiun Residence period 2010-2017. The type of data used in
this study is combined secondary data from time series data and cross section
data. The data used is obtained from the official website of BPS East Java. The
method of analysis used is panel data regression analysis.The result showed that
talidity test of influence Poverty Level, Labor Force Participation Rate, Human
Development Index have significant influence to Economic Growth in the Madiun
Residence period 2010-2017. While Income Inequality has no influence to
Economic Growth in the Madiun Residence period 2010-2017.
Keywords : Poverty Level, Labor Force Participation Rate, Human Development
Index, Income Inequality, Economic Growth
2
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting
dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis
tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau
suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi
barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi
menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan
pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan
menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang
dengan baik (Aziz, 2016).
Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka pengangguran, dan
meminimalkan ketimpangan pendapatan di masyarakat. Pembangunan ekonomi
akan berjalan efektif dan efisien ketika berpijak pada perencanaan pembangunan
yang tepat sasaran. Ketersediaan indikator pembangunan ekonomi menjadi hal
yang tidak bisa dihindari dalam perencanaan pembangunan. PDRB menjadi salah
satu indikator yang digunakan untuk mengukur kegiatan ekonomi di suatu
wilayah dikatakan tubuh dan berkembang jika barang dan jasa yang diproduksi
pada periode ini lebih besar dibanding periode sebelumya. PDRB atas
berkembang atau pada beberapa organisasi selama periode waktu tertentu
(Herawati & Sasana, 2013). dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada
tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi (BPS, 2017).
Pertumbuhan ekonomi mengukur perkembangan dari satu periode ke periode
berikutnya. Terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi pada periode tahun
tertentu secara eksplisit dapat dimaknai adanya peningkatan nilai barang dan jasa
yang dihasilkan pada periode tahun tersebut. Karena itu, seluruh kegiatan
pembangunan harus difokuskan pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi
(Khairul, 2017).
3
2. METODE
Metode penelitian data pada penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data kuantitatif data sekunder yang bersumber dari BPS Jawa
Tengah.
Alat analisis yang digunakan adalah regresi data panel. Data panel adalah
gabungan dari data silang tempat (cross section) yaitu 6 kabupaten/kota yang ada
di Karesidenan Madiun dan data runtut waktu (time series) dengan rentang tahun
2010-2017 yaitu sebanyak 8 tahun.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Karesidenan Madiun, sedangkan
variabel independen yang digunakan terdiri dari tingkat kemiskinan, tingkat
partisipasi angkatan kerja, ketimpangan pendapatan dan indeks pembangunan
manusia di Karesidenan Madiun tahun 2010-2017.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh tingkat kemiskinan, tingkat
partisipasi angkatan kerja, ketimpangan pendapatan dan indeks pembangunan
manusia di Karesidenan Madiun tahun 2010-2017 digunakan alat analisis regresi
data panel dengan model ekonometri sebagai berikut:
itititititit uIPMGINITPAKPOVPDRB +++++= 4321 ………. (1)
Dimana:
PDRB = Pertumbuhan Ekonomi pada 6 Kota/Kabupaten di Karesidenan
Madiun
POV = Tingkat Kemiskinan pada 6 Kota/Kabupaten di Karesidenan
Madiun
TPAK = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada 6 Kota/Kabupaten di
Karesidenan Madiun
GINI = Ketimpangan Pendapatan pada 6 Kota/Kabupaten di Karesidenan
Madiun
IPM = Indeks Pembangunan Manusia pada 6 Kota/Kabupaten di
Karesidenan Madiun = konstanta atau intersep
4
321 ,, = koefisien regresi variabel bebas
uit = komponen error di waktu t untuk unit cross section
i = subskripwilayah (kabupaten/kota di Karesidenan Madiun)
t = subskrip waktu (2010-2017)
Untuk menentukan model estimasi terbaik dari hasil estimasi PLS, FEM,
dan REM digunakan untuk uji Chow dan uji Hausman.
3.1 Uji Chow
Uji chow digunakan untuk memilih manakah yang baik antara Pooled Least
Square (PLS)atau Fixed Effect Model (FEM), yaitu dengan melihat uji
signifikansi model FEM dengan uji statistik F.
Tabel IV.2
Hasil Estimasi Data Panel dengan Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 386.537853 (5,32) 0.0000
Cross-section Chi-square 172.928846 5 0.0000
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, diolah.
BerdasarkanTabel 1 dapat disimpulkan bahwa, nilai probabilitas F sebesar
0,0000 ≤ 0,10 dan Chi Square sebesar 0,0000 ≤ 0,10 H0 ditolak, maka
kesimpulannya model yang digunakan FEM.
3.2 Uji Hausman
Digunakan untuk mengetahui apakah Fixed Effect Model (FEM) lebih baik
dari Random Effect Model (REM).
Tabel 2
Hasil Estimasi Data Panel dengan Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 31.300047 4 0.0000
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, diolah.
5
Berdasarkan Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa, nilai p-value sebesar
0,0001 ≤ 0,10, maka H0 ditolak. Kesimpulannya model yang digunakan
adalah FEM.
3.3 Koefisien Determinasi (R-Square)
4 Tabel IV.4
Hasil Estimasi Fixed Effect Model
PDRBit = 13.94578 − 0.027383POVit − 0.016389TPAKit − 0.186203 GINIit
− 0.047097IPMit
(-2.342725) (-3,932443) (-0,234069) (-3,994518)
R² = 0.785543DW-Stat = 0.264403; F-Stat = 11.35512; Sig F-Stat =
0.000000
Keterangan : *Signifikan padaα = 0,01; **Signifikan pada α = 0,05;
***Signifikan pada α = 0,10; Angka dalam kurung adalah probabilitas nilai t-
statistik
Berdasarkan Tabel 3 terlihat R2 sebesar 0,785543, yang artinya 78,55%
variasi variabel Pertumbuhan Ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel tingkat
kemiskinan, tingkat partisipasi angkatan kerja, ketimpangan pendapatan dan
indeks pembangunan manusia. Sisanya 21,45% dipengaruhi oleh variabel-variabel
atau faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model.
4.3 Uji Kebaikan Model (uji F)
Dari Tabel 3, terlihat nilai probabilitas atau signifikansi empirik statistik F
pada estimasi model sebesar 0,000000 < 0,10, maka H0 ditolak. Jadi
kesimpulannya model yang dipakai dalam penelitian eksis.
4.4 Uji Validitas Pengaruh (uji T)
5 Tabel IV-6
Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen
Variabel sig. T Criteria Kesimpulan
POV 0,0275 <0,05 Signifikan pada α = 0,05
TPAK 0,0004 < 0,05 Signifikan pada α = 0,05
6
GINI 0,8165 >0,05 Tidak memiliki pengaruh signifikan
IPM 0,0004 ≤ 0,05 Signifikan pada α = 0,05
Dari hasil ini dapat disimpulkan variabel Tingkat Kemiskinan, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja dan Indeks Pembangunan Manusiamemiliki pengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Sedangkan variabel Ketimpangan
Pendapatantidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
4.1.1. Pengujian model menggunakan uji Chow menunjukan bahwa model FEM
lebih tepat digunakan dari pada PLS. Selanjutnya, dengan dilakukan uji
Hausman menunjukan bahwa model FEM lebih tepat digunakan dari pada
menggunakan model REM. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
memutuskan untuk menggunakan model FEM karena model FEM lebih
tepat dari pada model PLS dan REM.
4.1.2. Dalam Uji Kebaikan Model, model yang dipakai dalam penelitian ini eksis
atau variabel Tingkat Kemiskinan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan
Indeks Pembangunan Manusia secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Karesidenan Madiun pada tahun 2010 sampai
dengan 2017.
4.1.3. Nilai koefisien determinasi R² sebesar 0.785543, artinya 78,55% variasi
variabel pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh variasi variabel
Tingkat Kemiskinan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Ketimpangan
Pendapatan dan Indeks Pembangunan Manusia. Dengan R² sebesar
0.785543, berarti model memiliki daya ramal yang tinggi.
4.1.4. Berdasarkan uji validitas pengaruh (Uji t) menunjukkan bahwa variabel
Tingkat Kemiskinan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerjadan Indeks
Pembangunan Manusia memiliki pengaruh signifikan terhadap
7
Pertumbuhan Ekonomi. Sedangkan variabel Ketimpangan Pendapatan
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Karesidenan Madiun pada tahun 2010 sampai dengan 2017.
4.1.5. Dari berbagai interprestasi ekonomi terlihat bahwa Pertumbuhan Ekonomi
di Karesidenan Madiun yang meliputi 6 Kota/Kabupaten yang dipengaruhi
oleh variable Tingkat Kemiskinan memiliki hubungan yang negatif,
sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Indeks Pembangunan
Manusia memiliki hubungan yang positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Karesidenan Madiun, sehingga kondisi Ekonomi di Karesidenan
Madiun akan meningkat apabila Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan
Indeks Pembangunan Manusia meningkat, sedangkan Tingkat
Kemiskinannya menurun.
4.1.6. Terkait dengan pengaruh variable Tingkat Kemiskinan, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja, Ketimpangan Pendapatan dan Indeks Pembangunan
Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Karesidenan Madiun, terlihat
bahwa Kabupaten Ponorogo cederung memiliki pertumbuhan ekonomi
yang paling tinggi, sedangkan Kota Madiun cenderung memiliki
pertumbuhan ekonomi yang paling rendah.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diberikan saran
sebagai berikut:
4.2.1. Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan program untuk menangani
pengentasan kemiskinan, dengan adanya program-program
penanggulangan kemiskinan melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat
(KUR), Kredit Usaha Bersama (KUB), mempermudah pengurusan BPJS
dan lain sebagainya, diharapkan Tingkat Kemiskinan akan menurun. Saat
Tingkat Kemiskinan menurun maka Pertumbuhan Ekonomi akan
meningkat.
4.2.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh positif terhadap
Pertumbuhan Ekonomi, Oleh karena itu diharapkan pemerintah daerah
8
lebih memperhatikan tingkat upah karena semakin tinggi tingkat upah
maka akan semakin banyak anggota keluarga yang masuk pasar tenaga
kerja, selain itu pemerintah juga harus memperhatikan tingkat pendidikan
dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin banyak
waktu yang disediakan untuk bekerja. Dengan demikian nilai Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja di Karesidenan Madiun akan meningkat.
4.2.3. Indeks Pembangunan Manusia memiliki pengaruh positif terhadap
Pertumbuhan Ekonomi. Dengan adanya pernyataan tersebut, diharapkan
pemerintah daerah dapat meningkatkan fasilitas kesehatan, penyediaan
pendidikan yang layak dan penyediaan fasilitas sekolah, serta lebih
memperhatikan angka melek huruf yang ada di daerahnya.
4.2.4. Dalam penelitian selanjutnya, perlu dilakukan penelitian tentang
pertumbuhan ekonomi serta menambahkan variabel-variabel lainnya yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz S., Mawardi.Mohammad A.K.R, dkk. 2016. “Pengaruh Inflasi dan
Tingkat Pengangguran terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”. I-
Economic, Volume 2, Nomor 1
BPS Jawa Timur. 2018. Gini Ratio Menurut Kota/Kabupaten di Jawa Timur
Tahun 2008-2017. https://jatim.bps.go.id/dynamictable/2018/10/18/410/
gini-rasio-menurut-kabupaten-kota di-jawa-timur-2008---maret-2018.html.
22.03.
BPS Jawa Timur. 2018. Indeks Pembangunan Manusia Kerja Kota/Kabupaten
di Jawa Timur Tahun 2010-2017. https://jatim.bps.go.id/dynamictable/2018
/04/17/403/indekspembangunanmanusia-provinsi-jawa-timur-menurut-
kabupaten-kota-2010-2017-metode-baru. html. 04.45.
BPS Jawa Timur. 2018. Jawa Timur Dalam Angka. Surabaya: BPS Jawa Timur.
BPS Jawa Timur. 2018. Persentase Penduduk Miskin Kota/Kabupaten di Jawa
Timur Tahun 2012-2017. https://jatim.bps.go.id/statictable/2018/01/30/755/
persentase-pendudukmiskin-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-
timur-tahun-2012-2017.html. 21.35.
BPS Jawa Timur. 2018. Persentase Penduduk Miskin Kota/Kabupaten di Jawa
Timur Tahun 2002-2016. https://pasuruankab.bps.go.id/statictable/2017/10/
9
27/242/persentasependuduk miskin-menurut-kabupaten-kota-di-jawa-timur-
tahun-2002-2016.html. 21.41.
BPS Jawa Timur. 2018. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur 2012-2017. Surabaya : BPS Jawa Timur.
BPS. 2017. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur
Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha 2012 – 2016. Surabaya : BPS
Jawa Timur.
Khairul Amri. 2017. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan
Pendapatan: Panel Data 8 Provinsi di Sumatera”. Jurnal Ekonomi dan
Manajemen Teknologi, Volume 1, Nomor 1.