ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON
EQUITY (ROE), DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY
RATIO (DER), DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA
SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012 –
2016)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Fikri Choirunnisa
1112081000031
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017M
i
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fikri Choirunnisa
Nim : 1112081000031
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwan dalm penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juni 2017
Yang menyatakan,
Fikri Choirunnisa
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Fikri Choirunnisa
2. Nama Panggilan : Nisa
3. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Maret 1993
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jalan Buah rt 10/09 No. 41 Cijantung,
Pasar Rebo Jakarta Timur
7. Status : Belum Menikah
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Telepon : 087876004533
10. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (1999-2005) : SDN 07 Cijantung
2. SMP (2005-2008) : SMPN 103 Jakarta
3. SMA (2008-2011) : SMAN 99 Jakarta
4. S1 (2012-2017) : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Ekstrakurikuler Marching Band SMPN 103 Jakarta Periode
2006-2007
2. Anggota Ekstrakulikuler Taekwondo SMAN 99 Jakarta Periode 2008-
2010
3. Anggota Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2012-2014
4. Anggota HMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode
2013-2014
vi
ABSTRACT
This research is meant to test the influence of return on asset, return on equity, debt
to asset ratio, debt to equity ratio, and earning per share to the stock price in the
infrastructure companies which are listed in Indonesia Stock Exchange in 2012-2016
periods. Variable used in this research is the return on asset, return on equity, debt to
asset ratio, debt to equity ratio, and earning per share on stock price. The analysis
used is regression analysis of data panel to see the effect of independent variables on
the dependent variable either jointly or individually. The hypothesis test applies
model feasibility test (F test) and it is stated that it is suitable to measure the
independent variables which consist of return on asset, return on equity, debt to asset
ratio, debt to equity ratio, and earning per share to the dependent variable which is
the stock price of infrastructure companies. The result of regressions analysis of t test
i.e.: return on equity, debt to asset ratio, debt to equity ratio, and earning per share
has significant influence to the stock price. Meanwhile, return on asset does not have
any influence to the stock price. The coefficient determination (R2) is 0.899 it shows
that 89.9% of the stock price can be explained by return on asset, return on equity,
debt to asset ratio, debt to equity ratio, and earning per share.
Keywords: return on asset, return on equity, debt to asset ratio, debt to equity ratio,
earning per share, the stock price
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on asset, return on equity,
debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan earning per share terhadap harga saham
pada perusahaan infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2012-2016. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset,
return on equity, debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan earning per share
terhadap harga saham. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi data panel untuk
melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara
bersama-sama maupun secara individu. Pengujian hipotesis menggunakan uji
kelayakan model (Uji F) dikatakan layak untuk mengukur variabel independen yaitu
return on asset, return on equity, debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan earning
per share terhadap variabel dependen yaitu harga saham perusahaan infrastruktur.
Hasil analisis regresi Uji t return on equity, debt to asset ratio, debt to equity ratio,
dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sementara itu
return on asset berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,899 yang menunjukkan bahwa 89,9% dari harga saham
dapat dijelaskan oleh return on asset, return on equity, debt to asset ratio, debt to
equity ratio, dan earning per share.
Kata Kunci : return on asset, return on equity, debt to asset ratio, debt to equity ratio,
earning per share, harga saham
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
dan telah membuat segala yang tidak mungkin menjadi mungkin.
2. Kedua orang tua tercinta, yang selalu menasehati, mendoakan, dan menjadi
inspirasi untuk penulis. Yang telah merawat dan membesarkan penulis dengan
kasih sayang, serta selalu meberikan semangat dan dukungan kepada penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Kedua kakak tercinta yang selalu menyayangi, mengingatkan dan
menyemangati untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Titi Dewi Warninda, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Univeresitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
7. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini dan tak henti memberikan semangat kepada penulis sejak awal
hingga akhirnya skripsi ini terselesaikan.
8. Ibu Ela Patriana, Ir., MM selaku dosen penasehat akademik yang telah
meluangkan waktu memberikan nasehat dan semangat selama perkuliahan
sampai dengan penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah sabar dan ikhlas mendidik dan
memberikan ilmunya kepada penulis. Insha Allah ilmu yang diberikan
bermanfaat.
10. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
11. Odi Fachmi, seseorang yang selalu menemani baik suka maupun duka.
Senantiasa membantu dalam pengerjaan skripsi dan menyemangati agar
penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Yulvie Sabriani, Hersinta Pusdika, Annisa Rivelia, Larassanti Dewi P, dan
Asri Lestari yang menjadi teman baik sejak awal perkuliahan. Selalu
membantu penulis dalam masa perkuliahan, tempat berbagi suka duka, selalu
memotivasi dan menyemangati.
13. Lutfi Wijaya, Achmad Fauzi, dan Alifikram menjadi teman baik sejak
bersama dalam satu konsentrasi yang selalu membantu dan menyemangati.
14. Rekan Manajemen Keuangan 2012 yang selalu bekerjasama pada masa
perkuliahan, saling membantu dan meyemangati.
15. Sahabat/I Manajemen 2012 seperjuangan yang sejak awal perkuliahan telah
menjalin pertemanan yang baik dan menyenangkan.
16. Sahabat dari Backpacker Jakarta yang selalu mengingatkan dan
menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman KKN Prasasti 2015 yang telah meluangkan waktu nya untuk
menyelesaikan KKN di desa dan menjalin pertemanan yang menyenangkan.
x
Akhir kata, dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat
pahala yang berlipat dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis serta pembaca.
Jakarta, 13 Juli 2017
(Fikri Choirunnisa)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 8
C. Tinjauan Penelitian ........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11
A. Landasan Teori ................................................................................. 11
1. Manajemen Keuangan ................................................................ 11
2. Investasi ...................................................................................... 13
3. Pasar Modal ................................................................................ 15
xii
4. Saham ......................................................................................... 17
5. Keuntungan Pemegang Saham ................................................... 21
6. Harga Saham .............................................................................. 23
7. Analisis Kinerja Keuangan ........................................................ 26
8. Return on Asset .......................................................................... 28
9. Return on Equity ........................................................................ 29
10. Debt to Asset Ratio ..................................................................... 30
11. Debt to Equity Ratio ................................................................... 31
12. Earning Per Share ..................................................................... 31
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 34
C. Hubungan Antara Variabel .............................................................. 41
D. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 45
E. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 48
A. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 48
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 48
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 49
D. Metode Analisis Data ....................................................................... 50
1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 50
2. Analisis Regresi Data Panel ....................................................... 51
a. Model Common Effect .......................................................... 53
b. Model Fixed Effect ............................................................... 54
c. Model Random Effect ........................................................... 54
3. Tahap Analisis Regresi Data Panel ............................................ 55
a. Uji Chow .............................................................................. 55
b. Uji Hausman ........................................................................ 56
4. Uji Dasar Asumsi Klasik ............................................................ 56
a. Normalitas ............................................................................ 56
b. Multikolinearitas .................................................................. 57
c. Autokorelasi ......................................................................... 58
xiii
d. Heteroskedastisitas ............................................................... 59
5. Pengujian Signifikansi ............................................................... 60
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ......................................... 60
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ............................................. 61
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R²) ................................... 61
E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 62
1. Variabel Dependen ..................................................................... 62
2. Variabel Independen .................................................................. 63
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 66
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 66
B. Analisis dan Pembahasan ................................................................. 67
1. Deskriptif Variabel Penelitian .................................................... 67
a. Return on Asset .................................................................... 68
b. Return on Equity .................................................................. 69
c. Debt to Asset Ratio .............................................................. 70
d. Debt to Equity Ratio ............................................................ 71
e. Earning Per Share ................................................................. 72
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................................... 73
3. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel .................................. 76
a. Model Common Effect ......................................................... 77
b. Model Fixed Effect .............................................................. 78
c. Model Random Effect .......................................................... 80
4. Tahap Analisis Regresi Data Panel ............................................ 81
a. Uji Chow .............................................................................. 81
b. Uji Hausman ........................................................................ 83
5. Uji Dasar Asumsi Klasik ............................................................ 84
a. Normalitas ............................................................................ 84
b. Multikolinearitas .................................................................. 86
c. Autokorelasi ......................................................................... 87
d. Heteroskedastisitas ............................................................... 89
xiv
6. Uji Signifikansi .......................................................................... 91
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ......................................... 92
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ............................................ 94
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R²) ................................... 98
BAB V PENUTUP 107
A. Kesimpulan ...................................................................................... 107
B. Implikasi ........................................................................................... 108
C. Saran ................................................................................................. 109
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 110
LAMPIRAN ...................................................................................................... 114
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 34
Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ................................... 49
Tabel 3.2 Statistik Durbin- Watson d .............................................................. 59
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan ............................................................... 66
Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 75
Tabel 4.3 Uji Common Effect .......................................................................... 78
Tabel 4.4 Uji Fixed Effect ............................................................................... 79
Tabel 4.5 Uji Random Effect ........................................................................... 80
Tabel 4.6 Uji Chow .......................................................................................... 82
Tabel 4.7 Uji Hausman ................................................................................... 83
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas ....................................................................... 87
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi .............................................................................. 88
Tabel 4.10 Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 90
Tabel 4.11 Hasil Uji F ....................................................................................... 92
Tabel 4.12 Hasil Uji T ....................................................................................... 94
Tabel 4.13 Uji Adjusted R² ............................................................................... 98
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
Gambar 1.1 Pergerakan Rata – rata Harga Saham ......................................... 6
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 45
Gambar 4.1 Rata – rata Return on Asset ........................................................ 68
Gambar 4.2 Rata – rata Return on Equity ...................................................... 69
Gambar 4.3 Rata – rata Debt to Asset Ratio ................................................... 70
Gambar 4.4 Rata – rata Debt to Equity Ratio ................................................. 71
Gambar 4.5 Rata – rata Earning Per Share .................................................... 72
Gambar 4.6 Uji Normalitas ............................................................................ 85
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan .......................................................... 114
Lampiran 2 Data Rasio Keuangan Perusahaan .............................................. 115
Lampiran 3 Hasil Output Uji Regresi Data Panel .......................................... 118
Lampiran 4 Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel ............ 121
Lampiran 5 Hasil Output Uji Asumsi Klasik ................................................. 122
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi saat ini pasar modal memiliki peran besar untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, khususnya bagi mereka yang
membutuhkan dana jangka panjang untuk membiayai aktivitas operasional
perusahaannya. Pemenuhan dana tersebut dapat ditempuh melalui pasar modal,
karena pasar modal adalah tempat yang mempertemukan perusahan yang ingin
mendapatkan dana dan investor yang ingin menyalurkan dana yang dimiliki
dengan investasi.
Pasar modal memberikan kesempatan perusahaan untuk bersaing secara
sehat dalam rangka menarik minat investor agar menanamkan modal di
perusahaannya. Melihat peluang yang terbuka ini perusahaan berlomba-lomba
untuk memperdagangkan saham mereka di pasar modal. Hal ini di buktikan
dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia
(BEI) guna menjual saham kepada para investor. Dengan memperdagangkan
sahamnya di pasar modal, maka perusahaan dapat memperoleh dana bagi
kelangsungan oprasional perusahaan dan berkesempatan untuk mengembangkan
perusahaan.
Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor
terpenting dalam membangun perekonomian nasional. Adanya pasar modal akan
menambah alternatif pilihan investasi bagi pemodal terutama dalam kondisi saat
kebutuhan akan permodalan cukup besar. Abigael K dan Ika S (2008:75),
2
menyatakan bahwa pasar modal akan menambah alternatif sumber dana bagi
usaha yang pada akhirnya dapat memperbaiki struktur modal perusahaan.
Pasar modal menjadi salah satu pilar penting bagi pembangunan
perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi keuangan dan fungsi ekonomi (Suad Husnan, 2008:4).
Dalam fungsi keuangan, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat atau
investor untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,
derivarif, dan lain-lain.
Dalam fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana, yaitu investor,
kepada pihak yang memerlukan dana, yaitu emiten. Dengan menginvestasikan
kelebihan dana yang dimiliki, investor mendapatkan return dari penyerahan dana
tersebut. Dari segi pihak yang memerlukan dana, tersedianya dana dari pihak luar
dapat dimanfaatkan untuk melakukan ekspansi atau pengembangan usaha tanpa
menunggu dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan
terjadi peningkatan produksi, sehingga secara keseluruhan akan terjadi
peningkatan kemakmuran secara luas.
Pergerakan harga saham yang terjadi di pasar modal merupakan fenomena
yang menarik bagi para investor untuk dilakukan analisis. Investor harus mampu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Harga suatu
saham dapat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Semakin
banyak orang yang membeli suatu saham, maka harganya cenderung akan
3
bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang yang menjual
saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak
turun (Arifin, 2004:116).
Pergerakan saham akan menentukan investor dalam memilih saham yang
terbaik, oleh karena itu analisis terhadap penilaian harga saham merupakan
langkah mendasar yang harus dilakukan sebelum melakukan investasi, sehingga
trader tidak terjebak pada kondisi yang merugikan.
Dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menilai saham yaitu
pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Penelitian ini lebih tepat
menggunakan pendekatan fundamental karena nilai saham tidak hanya mewakili
nilai intrinsik perusahaan pada suatu saat saja, namun juga mencerminkan
harapan mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam meningkatkan
nilai kekayaan di kemudian hari.
Saham adalah salah satu sekuritas yang diperdagangkan di Bursa Efek.
Saham didefinisikan sebagai penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
usaha dalam suatu perusahaan. Pemegang saham adalah pemilik dari sebuah
perusahaan. Oleh karena itu pemegang saham biasa memiliki hak untuk memilih
direktur – direktur perusahaan yang selanjutnya akan memilih para pejabat yang
akan mengelola bisnis. Jika keuntungan memburuk dan para pemegang saham
merasa tidak puas, kelompok luar mungkin dapat mengambil mandat tersebut
sebagai usaha untuk menggulingkan manajemen dan mengambil alih bisnis. Hal
ini dikenal dengan perebutan mandat (proxy fight) (Ahmad Rodoni dan Herni
Ali, 2010).
4
Menurut Rusdin (2008:66) harga saham ditentukan menurut hukum
permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Maka makin banyak
orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung naik.
Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham
tersebut akan bergerak turun.
Harga saham menjadi salah satu ukuran yang menunjukkan nilai sebuah
perusahaan. Nilai sebuah perusahaan atau enterprise value sangat ditentukan oleh
kesuksesan atau kegagalan manajemen perusahaan dalam mengelola sumber
daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba (Ang, 1997:70). Selain dipengaruhi
oleh hukum permintaan dan penawaran, variasi harga saham akan dipengaruhi
oleh kinerja perusahaan yang bersangkutan. Tryfino (2009:36) menyatakan
bahwa harga pasar saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan, apabila kinerja
sebuah perusahaan publik meningkat maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.
Di bursa efek, hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga
pasar saham tersebut. Investor berasumsi bahwa jika kinerja suatu perusahaan
meningkat, maka akan semakin besar tingkat pengembalian yang akan diterima
investor. Akhirnya, semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham
tersebut akan menyebabkan harga pasar saham tersebut meningkat, dan demikian
pula sebaliknya.
Harga saham di pasar modal sangatlah berfluktuasi, hal ini biasanya
disebabkan oleh tingkat permintaan dan penawaran saham di pasar modal itu
sendiri. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi harga
saham, yaitu informasi mengenai kinerja perusahaan dan laporan keuangan
5
perusahaan. Informasi akan hal tersebut bisa sangat mempengaruhi tingkat harga
saham di pasar. Semakin baik kinerja baik dari operasional maupun finansial,
maka akan menjamin tingginya tingkat keuntungan perusahaan itu sehingga
banyaknya permintaan akan saham tersebut dan mengakibatkan harga saham ikut
naik.
Rasio profitabilitas yang umum diperhatikan investor adalah Return on
Asset. ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan atau laba dengan aktiva yang dimiliki (Kasmir,
2010:115). ROA merupakan rasio profitabilitas yang lebih luas dari return on
common stockholder’s equity, karena rasio ini membandingkan imbalan untuk
para pemegang saham dan kreditur dengan jumlah aset perusahaan (Simamora,
2000:229). Semakin besar ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan
tersebut dari segi penggunaan asset. Semakin efektif perusahaan dalam
memberdayakan aset-asetnya, akan semakin menarik minat investor untuk
membeli saham perusahaan tersebut. Minat investor terhadap saham perusahaan
yang semakin besar akan mendorong pada kenaikan harga saham perusahaan
tersebut.
Investor tentu sangat tertarik untuk melihat tingkat pengembalian yang
diberikan perusahaan atas ekuitas yang dimilikinya. Investor dapat mengukur
seberapa efektif perusahaan memanfaatkan peluang investasi yang didanai oleh
ekuitas dengan menggunakan Return on Equity. ROE merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang tersedia bagi pemilik
6
perusahaan atas ekuitas yang telah diinvestasikan pada perusahaan (Kasmir,
2010:116). Semakin tinggi ROE, maka secara langsung akan memberikan
jaminan atas keamanan investasi di perusahaan (Van Horne & Wachowicz,
2005:205). Brigham & Houston (2008:150) menyatakan bahwa ROE merupakan
ukuran kinerja yang terbaik dilihat dari kacamata akuntansi. Semakin tinggi ROE
berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan peluang investasi
yang didanai oleh ekuitas pemegang saham. Dengan tingginya ROE, maka akan
menarik investor untuk menanam modal di perusahaan sehingga permintaan atas
saham naik dan akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.
Investor juga akan melihat keamanan dan risiko modal yang mereka
tanamkan pada perusahaan. Keamanan dan risiko modal dapat dilihat pada Debt
to Equity Ratio. Kasmir (2007:112) menyatakan bahwa DER merupakan rasio
yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini diukur dengan
cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan
ekuitas. Investor memperhatikan DER karena rasio ini dapat memberikan
informasi mengenai besarnya hutang atau kewajiban yang ditanggung oleh
perusahaan. Apabila DER suatu perusahaan menunjukkan angka yang tinggi,
menandakan bahwa risiko investasi semakin besar dan membuat investor
cenderung takut menanamkan modalnya di perusahaan, sehingga harga saham
perusahaan dapat turun. Berbeda ketika DER menunjukkan angka yang rendah,
berarti investor merasa lebih aman untuk menanamkan modalnya, karena
perusahaan mampu untuk membayar hutang-hutangnya dengan ekuitas yang
7
dimilikinya. Keamanan ini akan menarik minat investor sehingga harga saham
bisa naik.
Rasio Earning per Share juga menjadi salah satu indikator yang
diperhatikan oleh investor sebelum menentukan investasinya. EPS merupakan
rasio yang paling mendasar dan berguna bagi investor untuk memperoleh
gambaran prospek earning di masa depan. EPS dapat digunakan oleh para
investor sebagai informasi besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan
untuk pemegang saham perusahaan (Tandelilin, 2010:374). EPS yang tinggi
merupakan indikator keberhasilan suatu perusahaan. Semakin tinggi EPS atau
laba bersih per lembar saham yang diberikan kepada para pemegang saham, akan
menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut. Semakin banyak
investor yang meminati saham ini, akan membuat harga saham perusahaan naik.
Berbeda ketika EPS perusahaan menunjukkan hasil yang rendah, berarti
manajemen belum bisa mengoptimalkan kinerjanya sehingga membuat harga
saham perusahaan turun.
Indonesia adalah negara berkembang. Istilah ini digunakan untuk
menjelaskan suatu Negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Tingkat
pembangunan di Negara berkembang bisa bervariasi di dalam Negara tersebut.
Dari artikel kppip.go.id menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di
angka 4,73 persen per September 2015 masih jauh dari harapan, terutama karna
Indonesia membutuhkan pertumbuhan minimal 7 persen agar dapat menjadi
Negara maju padat tahun 2025. Dengan menganut semangat percepatan,
pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah upaya dalam rangka mendorong
8
investasi untuk beragam sector terkait infrastruktur. Perbaikan dalam regulasi,
fiscal, dan kelembagaan telah dilakukan guna mendorong pencapaian milestones
proyek prioritas.
Penyediaan infrastruktur di Indonesia berjalan lambat karena adanya
kendala di berbagai tahapan proyek, mulai dari penyiapan sampai implementasi.
Secara keseluruhan, lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan seringkali
mengakibatkan mundurnya pengambilan keputusan. Dari sisi pendanaan sering
muncul masalah terkait tidak tersedianya dukungan fiskal dari Pemerintah akibat
ketidaksesuaian atau ketidaksepakatan atas pembagian risiko antara Pemerintah
dan Badan Usaha. Selain dukungan fiskal, keterbatasan jaminan Pemerintah yang
dapat diberikan pada proyek infrastruktur juga menurunkan minat investasi di
Indonesia.
Di tahun 2015, Pemerintah telah giat menyusun dan menerbitkan Paket
Kebijakan Ekonomi yang mencakup perbaikan kebijakan dan peraturan untuk
mendorong perekonomian Indonesia. Presiden Jokowi juga menggulirkan dana
besar pada sektor infrastruktur. Dengan kepastian pemerintah di sektor
infrastruktur, diharapkan akan menarik minat investor untuk berinvestasi pada
saham ini.
9
Gambar 1.1
Pergerakan Rata – rata Harga Saham
(Sumber: Data diolah 2017)
Pergerakan harga saham rata – rata perusahaan sektor infrastruktur selama
periode tahun 2012 sampai dengan 2016 selalu mengalami fluktuasi dari tahun
ketahun. Perubahan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2013 mengalami
penurunan lalu naik kembali pada tahun 2014 dan mengalami penurunan kembali
di tahun 2014 dan 2015.
Kenaikan pada tahun 2014 ini terjadi karena perkembangan pasar modal di
Indonesia sepanjang tahun 2014, dimana peluang dan keuntungan berinvestasi di
pasar modal Indonesia semakin meningkatkan daya tarik pasar modal di mata
investor asing. Seperti yang dilansir disitus resmi BEI, perkembangan pasar
modal di Indonesia sepanjang tahun 2014 menunjukkan pencapaian positif
disertai dengan tercatatnya sejumlah rekor baru.
Penelitian menurut Rahmalia Nurhasanah (2013) tentang harga saham,
yang hasilnya menunjukkan bahwa return on equity dan earning per share
berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian menurut Reni Wuryaningrum
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata Harga Saham Perusahaan Infrastruktur
rata rata
10
(2015) tentang harga saham, yang hasilnya menunjukkan bahwa DAR, ROE, dan
EPS signifikan terhadap harga saham, sedangkan DER berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga saham.
Penelitian menurut Achmad Husaini (2012) tentang harga saham, yang
hasil nya menunjukkan bahwa ROA dan EPS berpengaruh terhadap harga saham.
Penelitian menurut Abied Luthfi Safitri (2013) tentang harga saham, yang
hasilnya menunjukkan bahwa earning per share berpengaruh signifikan terhadap
harga saham sedangkan return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity
(ROE), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Earning
Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan
Infrastruktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 –
2016)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran yang dikemukakan sebelumnya,
maka dirumuskan permasalahan dalam peneliltian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio, dan Earning per Share
secara parsial terhadap Harga Saham di Perusahaan Infrastruktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
11
2. Apakah terdapat pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio, dan Earning per Share
secara simultan terhadap Harga Saham di Perusahaan Infrastruktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis apakah pengaruh Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio, dan Earning
per Share terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan infrastruktur.
2. Untuk menganalisis apakah pengaruh Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio, dan Earning
per Share terhadap harga saham secara simultan pada Perusahaan
Infrastruktur.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi Investor
Memberikan informasi tentang pengaruh Return on Asset (ROA), Return
on Equity (ROE), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio, dan
Earning per Share terhadap harga saham pada perusahaan sektor
Infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar menjadi bahan
12
pertimbangan investor untuk berinvestasi di sektor tersebut agar mendapat
manfaat.
2. Bagi Pihak Perusahaan
Menjadi gambaran dan acuan dalam menentukan harga saham
perusahaan dengan mengatur kinerja keuangan yang optimal.
3. Bagi Akademisi
Memberikan sumbangsih dan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan
memperkaya penelitian mengenai pengaruh Return on Asset (ROA), Return
on Equity (ROE), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio, dan
Earning per Share terhadap harga saham bagi pembaca dari kalangan
praktisi maupun akademisi.
4. Bagi Masyarakat
Menarik minat dan mendorong masyakarat agar bersedia untuk
berinvestasi pada saham khususnya saham perusahaan sektor jasa yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Keuangan
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu studi yang bersifat deskriptif
tentang pendekatan pengelolaan operasional perusahaan kearah yang
konsepsi teoritis dalam lingkungan yang dinamis dan dalam suatu
kondisi yang penuh dengan ketidakpastian. Suatu hal yang cukup
menarik untuk diperhatikan bahwa manajemen keuangan didalam
perkembangannya memiliki penekanan – penekanan khusus sesuai
dengan tingkat perkembangan dunia usaha dalam kurun waktu yang
melatarbelakanginya serta memiliki warna sesuai dengan situasi
perekonomian pada masa – masa tersebut. (Sugiono, 2009).
b. Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut (James C. dan John M., 2012: 3) Manajemen keuangan
berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset
dengan didasari beberapa tujuan umum. Jadi, fungsi manajemen
keuangan dalam manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah hal yang paling penting dari
ketiga keputusan, ketika perusahaan ingin menciptakan nilai. Hal
14
tersebut dimulai dengan penetapan jumlah total aset yang perlu
dimiliki oleh perusahaan.
2) Keputusan Pendanaan
Dalam keputusan pendanaan, manajer keuangan
berhubungan dengan komposisi bagian kanan laporan posisi
keuangan. Manajer keuangan masih harus menetapkan cara
terbaik untuk mendapatkan dana secara fisik. Mekanisme untuk
mendapatkan pinjaman jangka pendek, cara membuat kesepakatan
sewa jangka panjang, atau negoisasi untuk penjualan obligasi atau
saham.
3) Keputusan Manajemen Aset
Aset telah diperoleh dan pendanaan yang tepat telah
tersedia, aset ini masih harus dikelola secara efisien. Manajer
keuangan dibebani berbagai tanggungjawab operasional atas
berbagai aset yang ada. Tanggungjawab ini membuat manajer
keuangan menjadi lebih memperhatikan manajemen aset lancar
(current asset) daripada aset tetap (fixed asset). Manajemen
keuangan yang efisien membutuhkan adanya beberapa tujuan atau
sasaran, karena untuk menilai apakah suatu keputusan keuangan
efisien atau tidak harus berdasarkan pada beberapa standar
tertentu.
15
c. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai
kekayaan para pemegang saham. Nilai kekayaan dapat dilihat melalui
perkembangan harga saham (common stock) perusahaan di pasar. Dalam
hal ini, nilai saham dapat merefleksikan investasi keuangan perusahaan
dan kebijakan dividen. Dengan demikian, bahwa tujuan manajemen
keuangan adalah memaksimalkan kekayaan para pemegang saham, yang
berarti meningkatkan nilai perusahaan yang merupakan ukuran nilai
objektif oleh publik dan orientasi pada kelangsungan hidup perusahaan
(Harmono, 2014: 6).
2. Investasi
a. Pengertian Investasi
Menurut Sunariyah (2010:4) investasi adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu
lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa – masa yang
akan datang. Sedangkan menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
yang akan datang.
b. Jenis Investasi
Keputusan investasi dapat dilakukan oleh individu atau suatu
entitas yang mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2010:4)
investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
16
1) Investasi dalam bentuk aktiva riil (riil asset) berupa aktiva
berwujud seperti emas, perak, intan, barang – barang seni dan real
estate.
2) Investasi dalam bentuk surat – surat berharga (financial asset)
berupa surat – surat berharga yang pada dasarnya merupakan
klaim atas aktiva riil yang dikuasi oleh entitas. Pemilihan aktiva
financial dalam rangka investasi pada sebuah entitas dapat
dilakukan dengan dua cara:
a) Investasi Langsung (Direct Investment)
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu
pemilikan surat – surat berharga secara langsung dalam
suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan
harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan
dividen atau capital gain.
b) Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment)
Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat – surat
berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh
perusahaan investasi (investmennt company) yang berfungsi
sebagai perantara.
17
3. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjual
belikan atau memperdagangkan sekuritas yang pada umumnya memiliki
umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tjiptono Darmaji
dan Hendy M. Fakhruddin, 2006). Sedangkan Husnan (2006)
mengartikan pasar modal sebagai pasar dengan berbagai instrumen
keuangan (sekuritas) dalam jangka panjang yang dapat diperjualbelikan
di bursa, baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk modal sendiri,
yang diterbitkan oleh pemerintah, publik, maupun perusahaan swasta.
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal
(investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain.
Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana dan lain-
lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimiliknya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-
masing instrument (www.idx.co.id).
Menurut Samsul (2006), secara umum, pasar modal adalah tempat
atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas
18
instrumen keuangan jangka panjang, umurnya lebih dari satu tahun.
Terdapat tujuan dan manfaat yang dapat dilihat dari tiga sudut pandang,
antara lain:
a. Sudut Pandang Negara
Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan
perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi
beban negara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur
bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahan sendiri.
Negara tidak perlu membiayai pembangunan ekonominya dengan cara
meminjam dana dari pihak asing, sepanjang pasar modal dapat
difungsikan dengan baik.
b. Sudut Pandang Emiten
Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal.
Perusahan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang
lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh di pasar modal. Selain itu,
manajemen perusahaan yang semula tertutup akan berubah menjadi
terbuka setelah masuk ke pasar modal, dan hal ini menguntungkan
pemegang saham. Perilaku manajemen akan berubah lebih terbuka,
transparan dan profesional daripada manajemen konvensional yang ada
umumnya berawal dari manajemen keluarga.
c. Sudut Pandang Masyarakat
Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan
uangnya. Investasi yang semula hanya dilakukan dalam bentuk deposito,
19
emas, tanah atau rumah sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham
dan obligasi. Pasar modal juga merupakan sarana yang baik untuk
investasi dalam jumlah uang yang tidak terlalu besar bagi kebanyakan
masyarakat.
4. Saham
a. Pengertian Saham
Saham adalah salah satu sekuritas yang diperdagangkan di bursa
efek. Saham didefinisikan sebagai penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan. Pemegang saham
adalah pemilik dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu pemegang
saham biasa memiliki hak untuk memilih direktur – direktur perusahaan
yang selanjutnya akan memilih para pejabat yang akan mengelola bisnis.
Jika, keuntungan memburuk dan para pemegang saham merasa tidak
puas, kelompok luar mungkin dapat mengambil mandat tersebut sebagai
usaha untuk menggulingkan manajemen dan mengambil alih bisnis. Hal
ini dikenal dengan perebutan mandat (proxy fight) (Ahmad Rodoni dan
Herni Ali, 2010). Saham dalah surat berharga yang menunjukkan
adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan
penerbit saham bagian modal suatu perusahaan (Simatupang, 2010).
c. Jenis – jenis atau Klasifikasi Saham
Saham dapat juga dibedakan antara saham biasa (common stock)
dan saham preferen (preferred stock) (Siamat, 2005). Perbedaan kedua
jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut:
20
1) Saham Biasa (Common Stock)
a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
b) Memiliki hak suara (one share one vote).
c) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila
bankrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan
dilunasi.
2) Saham Preferen (Preffered Stock)
a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen.
b) Tidak memiliki hak suara.
c) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama
dalam pencalonan pengurus.
d) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal
saham terlebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan
dilikuidasi.
e) Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian
laba perusahaan disamping penghasilan diterima secara
tetap.
Menurut Riyanto (2008:241-242) jenis – jenis saham antara lain:
21
1) Saham Biasa (Common Stock)
Pemegang saham akan mendapatkan dividen pada akhir
tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan
keuntungan.
2) Saham Preferen (Preffered Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa preferensi
tertentu diatas pemegang saham biasa, yaitu dalam hal pembagian
dividen dan pembagian kekayaan.
3) Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Preffered Stock)
Pemegang saham preferen kumulatif tidak menerima dividen
selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengizinkan
untuk dibagikan menjadi dividen atau karena adanya kerugian
dalam perusahaan. Pemegang jenis saham ini dikemudian hari
apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak menuntut
dividen – dividen yang tidak dibayarkan di waktu – waktu lampau.
Menurut Harmono (2009:62) jenis saham terdiri dari:
1) Saham Preferen (Preffered Stock)
Saham preferen merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara saham dan obligasi. Berikut adalah
macam – macam saham preferen :
a) Convertible Preffered Stock : jenis saham yang bisa berubah
menjadi saham biasa sesuai rasio penukaran yang
ditentukan.
22
b) Callabele Preffered Stock : hak untuk membeli kembali
saham dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa
mendatang dengan nilai tertentu, biasanya lebih tinggi dari
nilai nominalnya.
c) Dividend in Areas : hak pembagian dividen termasuk yang
belum dibagikan di masa lalu.
d) Floating atau Adjustable-rate Preffered Stock (ARP) :
inovasi dividen Amerika yang dibayar floating yang
diperkenalkan tahun 1982. Jenis ini populer untuk investasi
jangka pendek yang kelebihan kas.
2) Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa, jika perusahaan hanya mengeluarkan satu
kelas saham saja, biasanya saham biasa yang memiliki hak bagi
pemegangnya.
a) Hak Kontrol : hak suara untuk mengendalikan arah
kebijakan perusahaan dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS).
b) Hak Dividen : pemegang saham biasa terhadap dividen,
yang besarnya mengikuti laba yang diperoleh perusahaan.
c) Hak Preemptive : hak mempertahankan presentase
kepemilikan (hak suara) dengan cara diberi kesempatan
23
terlebih dahulu dalam pembelian saham jika terjadi
penerbitan saham baru.
d) Treasury Stock : pembelian saham kembali.
5. Keuntungan Pemegang Saham
Ada dua keuntungan yang dapat diperoleh oleh investor dengan
membeli atau memiliki saham, yaitu :
a. Dividen
Dividen menurut Weston dan Copeland (2005) dalam Rodoni dan
Ali (2010:121) adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham.
Menurut Sumadji, Pratama dan Rosita (2006:261), dividen adalah
laba pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi dan
disahkan oleh rapat umum pemegang saham untuk dibagikan kepada
para pemegang saham. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada
para pemegang sahamnya dapat berupa dividen tunai yang berbentuk
sejumlah uang dalam nominal tertentu untuk setiap kepemilikan saham
atau dapat juga berupa dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham
yang dimiliki oleh investor bertambah dengan adanya penambahan
saham tersebut.
b. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli sebuah saham
dengan harga jualnya. Capital gain dapat terbentuk karena adanya
24
aktivitas perdagangan saham di antara para pemegang saham di pasar
sekunder. Keuntungan capital gain dihitung dengan mengurangkan
harga jual sebuah saham dengan harga belinya.
6. Harga Saham
Harga saham menurut Martono (2007:13) yaitu refleksi dari keputusan –
keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan
pengelolaan asset.
Menurut Rusdin (2008:66) harga saham ditentukan menurut hukum
permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Maka makin
banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung
naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka
saham tersebut akan bergerak turun.
Harga pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung di bursa efek (Sunariyah, 2004). Apabila bursa efek telah tutup,
maka harga pasar adalah harga penutupannya (Closing price).
Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.
Harga pasar ini merupakan harga jual dari investor yang satu dengan
investor yang lain, dan disebut sebagai harga di pasar sekunder. Harga pasar
inilah yang menyatakan naik-turunnya suatu saham dan setiap hari
diumumkan di surat-surat kabar atau di media-media lainnya.
Pengukuran dari variabel harga saham ini yaitu harga penutupan saham
(closing price) tiap perusahaan yang diperoleh dari harga saham pada
periode akhir tahun.
25
Menurut Widoatmojo (2001:45) harga saham dibedakan menjadi delapan:
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya
harga nominal menentukan arti penting saham karena dividen biasanya
ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di
bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
pinjaman emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikan akan
diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat,
biasanya untuk menentukan harga perdana.
c. Harga Pasar Saham
Harga pasar merupakan harga jual emisi dari perjanjian emisi
kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang
satu dengan investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut
dicatatkan di bursa. Transaksi ini tidak lagi melibatkan emiten dari
penjamin emisi, harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder
dan harga inilah yang benar – benar mewakili harga perusahaan
penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali
negoisasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga setiap hari
diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga saham.
26
d. Harga Pembukaan
Setelah saham dicatatkan di bursa, saham ini akan diperdagangkan
setiap hari. Jika harga pasar adalah besarnya nilai rupiah yang disepakati
oleh penjual dan pembeli saat transaksi, maka harga pembukaan adalah
harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat jam bursa
dibuka.
e. Harga Penutupan
Harga penutupan merupakan harga transaksi yang diminta antara
penjual dan pembeli pada saat akhir bursa.
f. Harga Tertinggi
Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang
terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham
lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama..
g. Harga Terendah
Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang
terjadi pada hai bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi
atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.
h. Harga Rata – rata
Harga rata – rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan
terendah. Mengetahui ketiga harga ini (harga tinggi, harga terendah dan
harga rata –rata) cukup penting, sebab dari sini dapat diketahui seberapa
jauh kekuatan dan kelemahan suatu saham dalam satu hari kerja, satu
bulan bursa atau satu tahun bursa.
27
7. Analisis Kinerja Keuangan
Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010) alat analisis yang dapat
dipergunakan untuk menganalisa kinerja keuangan diantaranya adalah
analisis rasio, proporsional, Du Pont System of Analysis dan EVA (Economic
Value Added).
Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang telah
tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan (b) income
statement atau laporan laba rugi. Penggunaan analisis proporsional, biasanya
dilakukan dengan analisis common size dan indeks, dimaksudkan untuk
saling melengkapi peggunaan analisis lainnya. Analisis Du Pont merupakan
suatu sistem yang digunakan oleh pihak manajemen untuk menguraikan
laporan keuangan perusahaan dan untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan tersebut. Pencapaian terakhir kinerja keuangan perusahaan
dengan menganalisis Return On Equity (ROE).
Rasio – rasio yang termasuk dalam masing – masing golongan rasio
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Liquidity Ratio (Ratio Likuiditas) adalah mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh
tempo.
1) Net Working Capital = Current Assets – Current Liabilities
2) Current Ratio
3) Quick (Acid-test) Ratio
28
4) Current Ratio =
b. Activity Ratio (Ratio Aktivitas) adalah mengukur kemampuan
perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia, tercermin dalam
perputaran modalnya.
1) Total Asset Turnover
2) Receivablest Turnover
3) Inventory Turnover
4) Average Collection Period =
5) Average Payment Period
6) Working Capital Turnover
7) Fixed Assets Turnover
c. Debt Ratio adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang apabila suatu saat perusahaan dilikuidasi. Rasio ini juga
menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiaya oleh pihak luar atau
kreditor.
1) Debt Ratio
2) Total Debt to Equity Ratio
3) Long Term Debt to Equity Ratio
4) Time Interest Earned Ratio
29
5) Fixed-Payment Coverage Ratio =
*( ) , +
d. Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas) adalah mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba.
1) Gross Profit Margin =
2) Operating Profit Margin =
3) Net Profit Margin =
4) Return on Assets (ROA) =
5) Return on Equity (ROE) =
6) Earning Per Share=
7) Price/Earning (P/E) Ratio =
8. Return on Asset (ROA)
Tandelilin (2007:240), Return on Asset (ROA) menggambarkan sejauh
mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan
laba.Darmadji dan Fakhruddin (2006:200), Return on Asset (ROA)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba atau aset yang dimilikinya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa, tingkat rendahnya
ROA perusahaan tergantung pada keputusan perusahaan dalam alokasi aset
yang mereka miliki. Penggunaan aset yang tidak efisien akan berakibat pada
30
rendahnya rasio ini, demikian pula sebaliknya. ROA yang positif atau yang
semakin besar menunjukkan bahwa pengelolaan atau manajemen aset yang
telah dilakukan oleh perusahaan telah efisien, sehingga aset perusahaan
mampu menghasilkan laba yang semakin besar. Kondisi laba yang semakin
besar akan meningkatkan permintaan saham, yang nantinya akan
meningkatkan harga saham, atau ROA berhubungan secara positif terhadap
harga saham.
ROA =
X 100%
10. Return On Equity (ROE)
Menurut Brigham dan Houston (2009:149) Pengembalian Ekuitas Biasa
atau Return On Equity (ROE) adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa,
untuk mengukur tingkat pengembalian investasi pemegang saham biasa,
sedangkan menurut Keown et al (2008:75) Return On Equity (ROE) yaitu
tingkat pengembalian saham biasa menunjukkan rata – rata perhitungan
pengembalian atas investasi pemegang saham yang diukur dengan
membandingkan pendapatan bersih terhadap ekuitas saham biasa.
Return On Equity (ROE) adalah mengukur daya untuk menghasilkan
laba pada investasi nilai buku pemegang saham dengan membandingkan
laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang
saham di perusahaan. Dimana ROE yang tinggi akan mencerminkan
penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen
biaya yang efektif (Horne & Machowhizh, 2005:225).
ROE =
x 100%
31
10. Debt to Asset Ratio (DAR)
Menurut Syamsuddin (2006:30) Debt to Total Asset Ratui (DAR)
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan
dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar
jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Debt to Total Asset ratio (DAR) adalah salah satu rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Tingkat solvabilitas
perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka panjang perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan solvable
berarti perusahaan tersebut memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup untuk
membayar hutang-hutang nya. Rasio ini menunjukan besar nya total hutang
terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini
merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan.
DAR =
x 100%
11. Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Riyanto (2013:333) Rasio hutang atau Debt To Equity Ratio
(DER) yaitu bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
untuk keseluruhan hutang. Debt To Equity Ratio (DER) adalah rasio yang
menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin rendah
rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh
pemegang saham, semakin besar perlindungan bagi kreditor (margin
perlindungan) jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar (Horne
32
dan Marchowizh, 2005:209). Debt To Equity Ratio (DER) dihitung dengan
rumus berikut:
DER =
x 100%
Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding
dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaliknya besarnya hutang tidak boleh
melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi (Sutrisno,
2001:233).
12. Earning per Share (EPS)
Earning per share atau rasio laba per lembar saham merupakan rasio
untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi
pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil
untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,
kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan perkataan lain, tingkat
pengembalian yang tinggi (Kasmir, 2012:207).
Membeli saham berarti membeli prospek perusahaan, yang tercermin
pada laba per saham. Jika laba per saham lebih tinggi, maka prospek
perusahaan lebih baik, sementara laba per saham lebih rendah berarti kurang
baik, dan laba per saham negatif berarti tidak baik (Samsul, 2006). Investor
cenderung lebih memilih membeli saham perusahaan dengan nilai EPS yang
tinggi. EPS yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu
memberikan tingkat kesejahteraan yang menjanjikan.
Menurut Munawir (2004) laba perlembar saham digunakan sebagai
indikator laba yang diperhatikan oleh investor yang merupakan angka dasar
33
yang diperlukan. Para pemegang saham biasa dan calon investor sangat
tertarik pada EPS yang tinggim karena saham dengan EPS yang tinggi
merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Sedangkan menurut
Syamsuddin (2007) menambahkan, EPS yang besar merupakan salah satu
indikator keberhasilan perusahaan. Seorang investor membeli dan
mempertahankan saham perusahaan dengan harapan agar memperoleh
dividen dan capital gain.
Earning per share atau rasio laba per lembar saham merupakan rasio
untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi
pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil
untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,
kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan perkataan lain, tingkat
pengembalian yang tinggi (Kasmir, 2012:207). Earning Per Share (EPS)
dihitung dengan rumus berikut:
EPS =
34
A. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Tamara Oca
Viandita
(2013)
Pengaruh Debt
Ratio, Price to
Earning Ratio
(PER), Earning
Per Share (EPS),
dan Size
Terhadap Harga
Saham
Perusahaan
Industri yang
Tercatat di BEI
2009 – 2011
Analisis
Regresi Linier
Secara simultan Debt
Ratio, Price to
Earning Ratio (PER),
Earning Per Share
(EPS), dan size
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
2. Abied Luthfi
Safitri (2013)
Pengaruh Earning
Per Share, Price
Earning Ratio,
Return on Asset,
Debt to Equity
Ratio dan Market
Value Added
Terhadap Harga
Saham dalam
Kelompok JII
Analisis
Regresi
Berganda
Secara simultan EPS,
PER, ROA, DER, dan
MVA berpengaruh
terhadap harga saham
dalam
kelompok JII tahun
2008 – 2011, dan
secara parsial hanya
EPS, PER, dan MVA
yang berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
sedangkan ROA, dan
DER tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham dalam
kelompok JII tahun
2008 – 2011.
3. Tita Deitiana
(2011)
Pengaruh Rasio
Keuangan,
Pertumbuhan
Penjualan, dan
Dividen Terhadap
Harga Saham
(2004 – 2008)
Analisis
Regresi Linier
Berganda
Tidak ada pengaruh
variabel likuiditas
terhadap harga saham.
Sedangkan ada
pengaruh
variabel profitabilitas
terhadap harga saham.
35
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Pada variabel
pertumbuhan tidak
ada pengaruh
terhadap harga saham.
Dan tidak ada
pengaruh variabel
dividen terhadap
harga saham.
4. Ahmed Imran
Hunjra,
Muhammad
Shahzad
Ijaz,
Muhammad
Irfan Chani,
Sabih ul
Hassan, and
Umer Mustafa
(2014)
Impact of
Dividend Policy,
Earning per
Share, Return on
Equity, Profit
after Tax on Stock
Prices
Ordinary Least
Square
Dividend yield
berpengaruh terhadap
harga saham,
sedangkan dividen
payout ratio
berpengaruh terhadap
harga saham. Profit
after tax dan earning
pershare berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham, dan
return on equity
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
5. Rahmalia
Nurhasanah
(2013)
Analisis Pengaruh
ROA, ROE, dan
EPS Terhadap
Harga Saham
Pada Perusahaan
LQ45 yang
Terdaftar di BEI
2007-2011
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil menunjukkan
bahwa secara simultan
ROA, ROE, dan EPS
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham. Secara
parsial hanya ROE
dan EPS yang
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham. ROA
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
6. Ismi Karima,
Tri Puspita,
dan Nur
Khusniyah
Indrawati
(2011)
Pengaruh ROA,
ROE, EPS, DER,
dan Price to Book
Value Terhadap
Harga Perusahaan
yang Tergabung
dalam JII
Regresi Linier
Berganda
Secara simultan ROA,
ROE, DER, EPS,
danPrice to Book
Value berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham. Secara
parsial hanya ROE,
36
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
EPS, DER dan PBV
yang berpengaruh
signifikan. Hanya
ROA yang tidak
berpengaruh
signifikan.
7. Reni
Wuryaningrum
(2015)
PENGARUH
RASIO
KEUANGAN
TERHADAP
HARGA
SAHAM
PADA
PERUSAHAAN
FARMASI DI
BEI
Regresi Linier
Berganda
current ratio, debt to
asset ratio,return on
equity dan earning
per share berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
Sementara itu debt to
equity ratio
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
harga saham.
8. Edduar Hendri
(2015)
Pengaruh Debt To
Asset Ratio
(DAR), Long
Term Debt To
Equity Ratio
(LTDER) dan Net
Profit Margin
(NPM) Terhadap
Harga Saham
Pada Perusahan
Perbankan Yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Regresi
Berganda
variabel DAR,
LTDER, dan NPM
secara bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
variabel dependen
yaitu harga saham.
Sedangkan secara
parsial hanya variabel
NPM dan DAR yang
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
Sedangkan variabel
LTDER berpengaruh
tidak signifikan
terhadap harga saham
9. Achmad
Husaini (2012)
Pengaruh
Variabel ROA,
ROE, Net Profit
Margin, dan
Earning Per Share
Terhadap Harga
Saham
Perusahaan
Regresi Linier
Berganda
Secara parsial variabel
ROA dan EPS
berpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham.
Sedangkan variabel
ROE dan NPM tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham.
37
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
10. Tri Hartadi
(2016)
Analisis Pengaruh
EPS, ROA dan
DER Terhadap
Harga Saham
(Studi Kasus
Perusahaan yang
terdaftar pada
Indeks Emiten
LQ45 Tahun
2010 - 2014
Regresi Linier
Berganda
Earning Per Share
(EPS), Return On
Asset (ROA), dan
Debt To Equity Ratio
(DER) secara parsial
berpengaruh terhadap
harga saham.
C. Hubungan Antar Variabel Independen (ROA, ROE, DAR, DER, dan EPS)
Terhadap Variabel Dependen (Harga Saham)
1. Return on Asset (ROA) Terhadap Harga Saham
Return on Asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba dengan aktiva yang
dimiliki (Kasmir, 2010:115). ROA merupakan rasio profitabilitas yang lebih
luas dari return on common stockholder’s equity, karena rasio ini
membandingkan imbalan untuk para pemegang saham dan kreditur dengan
jumlah aset perusahaan (Simamora, 2000:229). Penelitian Rengga Jeni Ery
Sugiarto tentang harga saham (2014) menyatakan bahwa semakin besar
ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh
perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari
segi penggunaan asset. Semakin efektif perusahaan dalam memberdayakan
aset-asetnya, akan semakin menarik minat investor untuk membeli saham
perusahaan tersebut. Minat investor terhadap saham perusahaan yang
38
semakin besar akan mendorong pada kenaikan harga saham perusahaan
tersebut
2. Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham
Return On Equity adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan
dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. ROE merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak
pemilik modal sendiri (saham). Semakin besar nilai ROE maka tingkat
pengembalian yang diharapkan investor juga besar, semakin besar nilai ROE
maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Menurut Keown et al
(2008:75) Return On Equity (ROE) yaitu tingkat pengembalian saham biasa
menunjukkan rata – rata perhitungan pengembalian atas investasi pemegang
saham yang diukur dengan membandingkan pendapatan bersih terhadap
ekuitas saham biasa. Return On Equity (ROE) adalah mengukur daya untuk
menghasilkan laba pada investasi nilai buku pemegang saham dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah
diinvestasikan pemegang saham di perusahaan. Penelitian Arum Desmawati
Murni Mussalamah dan Muzakar Isa tentang harga saham (2015)
menyatakan bahwa dimana ROE yang tinggi akan mencerminkan
penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen
biaya yang efektif maka akan menarik investor untuk menanam modal di
perusahaan sehingga permintaan atas saham naik dan akan meningkatkan
harga saham perusahaan tersebut.
39
3. Debt to Asset Ratio (DAR) Terhadap Harga Saham
Debt to Asset Ratio adalah perbandingan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dan total aktiva nya. Rasio ini menunjukan perbandingan antara
dana pinjaman atau hutang dengan aktiva dalam upaya pengembangan
perusahaan Kasmir (2007:110). Penelitian Reni Wuryaningrum tentang
harga saham (2015) menyatakan bahwa DAR perusahaan tinggi, maka
mengindakasikan semakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh hutang.
Semakin kecil jumlah aset yang dibiayai oleh modal, semakin tinggi resiko
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjang, semakin tinggi
beban bunga hutang yang harus ditanggung perusahaan. Kemungkinan
investor akan mencari perusahaan dengan nilai DAR yang rendah
4. Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham
Keamanan dan risiko modal dapat dilihat pada Debt to Equity Ratio.
Kasmir (2007:112) menyatakan bahwa DER merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini diukur dengan
cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan
ekuitas. Investor memperhatikan DER karena rasio ini dapat memberikan
informasi mengenai besarnya hutang atau kewajiban yang ditanggung oleh
perusahaan. Penelitian Arum Desmawati Murni Mussalamah dan Muzakar
Isa tentang harga saham (2015) menyatakan bahwa apabila DER suatu
perusahaan menunjukkan angka yang tinggi, menandakan bahwa risiko
investasi semakin besar dan membuat investor cenderung takut menanamkan
modalnya di perusahaan, sehingga harga saham perusahaan dapat turun.
40
Berbeda ketika DER menunjukkan angka yang rendah, berarti investor
merasa lebih aman untuk menanamkan modalnya, karena perusahaan
mampu untuk membayar hutang-hutangnya dengan ekuitas yang
dimilikinya. Keamanan ini akan menarik minat investor sehingga harga
saham bisa naik.
5. Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
Earning per share adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan
jumlah lembar saham (Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhuddin, 2006).
Menurut Munawir (2004) laba perlembar saham digunakan sebagai indikator
laba yang diperhatikan oleh investor yang merupakan angka dasar yang
diperlukan. Para pemegang saham biasa dan calon investor sangat tertarik
pada EPS yang tinggi karena saham dengan EPS yang tinggi merupakan
tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Sedangkan menurut Syamsuddin
(2007) menambahkan, EPS yang besar merupakan salah satu indikator
keberhasilan perusahaan. Seorang investor membeli dan mempertahankan
saham perusahaan dengan harapan agar memperoleh dividen dan capital
gain. Penelitian Arum Desmawati Murni Mussalamah dan Muzakar Isa
tentang harga saham (2015) menyatakan bahwa semakin banyak investor
yang meminati saham ini, akan membuat harga saham perusahaan naik.
Berbeda ketika EPS perusahaan menunjukkan hasil yang rendah, berarti
manajemen belum bisa mengoptimalkan kinerjanya sehingga membuat harga
saham perusahaan turun.
41
D. Kerangka Pemikiran
Berikut adalah kerangka pemikiran dari penelitian ini:
Bursa Efek Indonesia
Variabel Dependen:
Harga Saham (Stock Price)
Variabel Independen :
Return on Asset (ROA)
Reurn on Equity (ROE)
Debt to Asset Ratio (DAR)
Debt to Equity Ratio (DER)
Earning Per Share (EPS)
Model Estimasi Data Panel
Common Effect Random Effect Fixed Effect
Uji Chow Uji Hausman
Model yang terpilih
Uji Asumsi
Klasik
Normalitas Multikolinieritas Heterokedastisitas Autokorelasi
Uji F Uji t Adjusted 𝑅²
interpretasi
42
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran mengenai pengaruh debt to equity ratio,
earning per share, return on equity dan economic value added terhadap harga
saham, maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hipotesis Uji Signifikansi Secara Simultan:
H0 : Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Asset Ratio
(DAR), Debt to Equity Ratio, dan Earning per Share tidak berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap variabel dependen Harga Saham.
H1 : Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Asset Ratio
(DAR), Debt to Equity Ratio, dan Earning per Share berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap variabel dependen Harga Saham.
2. Hipotesis Uji Signifikansi Secara Parsial:
a. H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Asset
(ROA) terhadap Harga Saham.
H1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Asset (ROA)
terhadap Harga Saham.
b. H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity
(ROE) terhadap Harga Saham.
H2 : terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity (ROE)
terhadap Harga Saham.
43
c. H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Asset Ratio
(DAR) terhadap Harga Saham.
H3 : terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Asset Ratio
(DAR) terhadap Harga Saham.
d. H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap Harga Saham.
H4 : terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap Harga Saham.
e. H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share
(EPS) terhadap Harga Saham.
H4 : terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share (EPS)
terhadap Harga Saham.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
yaitu data yang berupa angka-angka dan menggunakan analisis statistik
(Sugiyono, 2010:13). Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari Ringkasan Kinerja Perusahaan yang terdaftar dalam sektor
infrastruktur tahun 2012-2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Sugiyono (2010:297), populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
masuk ke dalam sektor infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Pengambilan sampel dalam penilitian ini menggunakan purposive
sampling. Tujuan dilakukannya metode purposive sampling adalah untuk
menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh informasi tersebut.
Sampel yang diambil harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria – kriteria yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.
45
2. Perusahaan Infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
memiliki laporan keuangan lengkap dan telah dipublikasikan di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Proses seleksi sampel
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel.
Berikut tabel yang ditampilkan:
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan infrastruktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2016
37
2 Perusahaan jasa yang tidak
mempublikasikan laporan keuangan
pada periode tahun 2012 sampai dengan
tahun 2016
(17)
3 Jumlah perusahaan yang memenuhi
criteria
20
Total sampel data selama 5 tahun
penelitian
100
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Data tersebut berupa laporan keuangan periode
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Data tersebut diperoleh dari situs resmi
46
Bursa Efek Indonesia di http://www.idx.co.id. Selain itu juga dilakukan
penelusuran berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel dan berbagi buku referensi
sebagai sumber data dan acuan dalam penelitian ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dan didapatkan dengan cara:
1. Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat,
mengkaji data sekunder secara tidak langsung melalui media perantara
yang berupa annual report dari seluruh perusahaan sektor Infrastruktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 sampai dengan
2016.
2. Metode studi pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka, ekpslorasi
dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, karya ilmiah, artikel
dan sumber – sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini
disebabkan kepustakaan adalah bahan utama dalam penelitian data
sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2007:29) statistik deskriptif adalah statistik yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran obyek yang
diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Pada statistik deskriptif ini, akan dikemukakan cara – cara penyajian
data, dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi; grafik garis maupun
47
batang; diagram lingkaran; pictogram; penjelasan kelompok melalui modus,
median, mean dan variasi kelompok melalui rentang dan simpangan baku.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum dan
minimum (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata
– rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan
untuk menilai dispersi rata – rata dari sampel. Maksimum-minimum
digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal
ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang
berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel
penelitian.
2. Analisis Regresi Data Panel
Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel (pooled data).
Data panel merupakan jenis data gabungan antara data runtut waktu (time
series) dengan data seksi silang (cross section). Oleh karena itu, data panel
memiliki gabungan karakteristik kedua jenis data, yaitu terdiri dari atas
beberapa objek dan meliputi beberapa periode waktu (Winarno, 2011).
Uji regresi data panel dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara 4 variabel independen, yaitu Return on Asset (ROA), Return
on Equity (ROE), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio, dan
Earning per Share terhadap variabel dependen Harga Saham.
Maka model regresi panel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + e
48
Dimana:
Y = Harga Saham
X1 = Return on Asset (ROA)
X2 = Return on Asset (ROA)
X3 = Debt to Asset Ratio (DAR)
X4 = Debt to Equity Ratio (DER)
X5 = Earning Per Share (EPS)
β(1..5)= Koefisien regresi masing-masing variabel independen
I = Perusahaan
T = Waktu
e = Error term
Pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan software Eviews
9.0 untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen melalui data panel. Eviews adalah program komputer yang
digunakan untuk mengolah data statistik dan ekonometrik. Penggunaan
software ini dirasa tepat mengingat analisis dengan data panel sudah
disediakan Eviews sejak versi awal dan selama ini sudah menjadi salah satu
keunggulan program Eviews dibanding program – program statistik lainnya.
Software microsoft 2013 juga dipakai untuk mempermudah pengolahan data
seperti pembuatan grafik, tabel dan lain – lain (Winarno, 2011).
Menurut Widarjono (2009:231) ada beberapa pendeketan yang dapat
digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan menggunakan data
panel, antara lain:
49
a. Model Common Effect
Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel
adalah hanya dengan mengkombinasikan data time series dan cross
section. Dengan hanya menggabungkan data tesebut tanpa melihat
perbedaan antar waktu dan individu maka kita bisa menggunakan
metode OLS untuk mengestimasi model data panel. Metode ini dikenal
dengan estimasi Common Effect. Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa
perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.
Model persamaannya adalah sebagai beriut (Widarjono, 2013:355):
Dimana :
Yit : Variabel dependen
X1 : Variabel independen 1
X2 : Variabel independen 2
i : Cross section
t : Time series
b. Model Fixed Effect
Model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Pengertian Fixed Effect didasarkan pada adanya perbedaan
intersep. Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien
Yit = β0 + β1In X1it + β2 In X2it + eit
50
regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Bentuk
persamaan dalam model Fixed Effect adalah sebagai berikut (Widarjono,
2013:356-357):
Dimana :
i : 1,2,...,n
t : 1,2,...,t
D : Dummy
c. Model Random Effect
Model random effect merupakan metode estimasi model regresi
data panel dengan menggunakan asumsi slope konstan dan intersep
berbeda antar waktu dan antar individu. Model ini juga sering disebut
model komponen error (error component model). Metode yang tepat
digunakan untuk mengestimasi random effect adalah Generalized Least
Square (GLS) sebagai estimatornya karena dapat meningkatkan efisiensi
dari estimasi Least Square (Widarjono, 2009:235-237). Berikut adalah
persamaan Random Effect:
Yit = β0 + β1In X1it + β2 In X2it + β3 D1+ β4 D2+ ... + eit
𝑙𝑛𝑌𝑖𝑡=𝛽0+μ𝑖+𝛽1𝑙𝑛𝑋1𝑖𝑡+𝛽2𝑙𝑛𝑋2𝑖𝑡+𝑒𝑖𝑡
𝛽0+μ𝑖+𝛽1𝑙𝑛𝑋1𝑖𝑡+𝛽2𝑙𝑛𝑋2𝑖𝑡+(𝑒𝑖𝑡+μ𝑖)
𝛽0+μ𝑖+𝛽1𝑙𝑛𝑋1𝑖𝑡+𝛽2𝑙𝑛𝑋2𝑖𝑡+𝑣𝑖𝑡
51
3. Tahap Analisis Regresi Data Panel
Untuk mendapatkan analisis regresi data panel yang terbaik antara
model common, fixed atau random effect, maka dilakukan teknik pemilihan
model. Untuk memilih model yang paling tepat untuk mengolah data panel,
terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, diantaranya:
a. Uji Chow
Menurut Iqbal (2015) uji chow dilakukan untuk membandingkan atau
memilih model mana yang terbaik antara common effect dan fixed effect.
Hipotesis dalam uji chow adalah:
H0 : model common effect
H1 : model fixed effect
Jika nilai cross section F > 0,05 (ditentukan di awal sebagai tingkat
signifikansi atau alpha) maka model yang terpilih adalah common effect,
tetapi jika < 0,05 maka model yang terpilih adalah fixed effect (Iqbal,
2015).
b. Uji Hausman
Hausman telah mengembangkan suatu uji statistik untuk memilih
apakah menggunakan model fixed effect atau random effect (Widarjono,
2013:364). Hipotesis Uji LM adalah:
H0 : model random effect
H1 : model fixed effect
Menurut Iqbal (2015) cukup perhatikan nilai probabilitas (Prob.)
cross section random. Jika nilainya > 0,05 maka model yang terpilih
52
adalah random effect, tetapi jika < 0,05 maka model yang terpilih adalah
fixed effect.
4. Uji Dasar Asumsi Klasik
Suatu model regresi yang menghasilkan estimator tidak bias, harus
memenuhi asumsi klasik diantaranya adalah tidak terjadi multikolinieritas,
tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan data
berdistribusi normal. Untuk mengidentifikasi pemenuhan asumsi klasik,
maka penelitian ini akan melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Berikut ini pengujian asumsi klasik pada penelitian ini (Widardjono, 2013):
a. Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena
berdistribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai
ekstrem pada data yang diambil. Nilai ekstrem ini dapat terjadi karena
adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena kesalahan
dalam melakukan input data atau memang karena karakteristik data
tersebut sangat jauh dari rata – rata (Suliyanto, 2011:69).
Untuk menguji normalitas suatu model, dibangun sebuah desain
hipotesis sebagai berikut:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
53
Menurut Ghozali (2016), apabila nilai probabilitas signifikansi
lebih besar dari alpha 0,05, maka H0 diterima atau data berdistribusi
normal. Namun apabila nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari
alpha 0,05 maka H0 ditolak atau data tidak berdistribusi normal.
Menurut Suliyanto (2011:75), normalitas data diketahui dengan
membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan x2 tabel. Jika nilai
Jarque-Bera (JB) < x2 tabel maka nilai residual terstandarisasi
dinyatakan berdistribusi normal.
b. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara
variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk
terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas
maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala
mutikolinier (Suliyanto, 2011:81).
Multikolinieritas dilakukan untuk melihat hubungan linier antara
variabel independen dalam suatu regresi. Untuk mendeteksi masalah
multikolinieritas dalam model regresi yang salah satunya dengan
menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Jika koefisien
korelasi di atas 0,85, maka diduga ada multikolinieritas dalam model
(Widarjono, 2013:104).
c. Autokorelasi
54
Autokorelasi adalah adanya korelasi antar variabel gangguan satu
observasi dengan observasi lain yang berlainan waktu. Untuk
mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-
Watson (D-W). Tabel D-W terdiri atas dua nilai yaitu batas bawah (dL)
dan batas atas (dU). Nilai dL dan dU didapatkan dengan menentukan n
(jumlah observasi) dan k (jumlah variabel independen tidak termasuk
konstanta) di tabel statistik Durbin-Watson. Untuk menguji ada atau
tidaknya autokorelasi, dibangun sebuah desain hipotesis sebagai berikut:
H0 : tidak ada autokorelasi
H1 : terdapat autokorelasi
Tabel
Statistik Durbin-Watson d
Nilai Statistik d Hasil
0 < d < 𝑑𝐿
Menolak hipotesis nol; ada
autokorelasi positif
𝑑𝐿 < d < 𝑑𝑈
Daerah keragu-raguan; tidak ada
keputusan
𝑑𝑈 < d < 4 - 𝑑𝑈
Gagal menolak hipotesis nol; tidak ada
autokorelasi positif/negatif
4 - 𝑑𝑈 < d < 4 - 𝑑𝐿 Daerah keragu-raguan; tidak ada
keputusan
4 – 𝑑𝐿 < d < 4
Menolak hipotesis nol; ada
autokorelasi negatif
Sumber: Widardjono (2013:141)
d. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi
yang tidak sama (konstan). Jika varian variabel pada model regresi
55
memiliki nilai yang sama maka disebut dengan homokedastisitas. Untuk
mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas dapat digunakan metode
analisis grafik dan metode statitsik. Metode analisis grafik dilakukan
dengan mengamati scatterplot dimana sumbu horizontal
menggambarkan nilai predicted standarized sedangkan sumbu vertikal
menggambarkan nilai residual studentized. Jika scatterplot membentuk
pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas
pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar
secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk (Suliyanto,
2011:97). Untuk menguji ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas
dalam suatu model, dibangun sebuah desain hipotesis sebagai berikut:
H0 : tidak terjadi heteroskedastisitas
H1 : terjadi heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan
dengan metode Park (Uji Park). Pengambilan keputusan dalam uji Park
ini adalah jika β signifikan maka terdapat pengaruh variabel bebas
terhadap nilai ln residual kuadrat sehingga dapat dinyatakan terdapat
gejala heteroskedastisitas. Demikian pula sebaliknya (Suliyanto, 2011:
102). Dalam penelitian ini signifikansi yang digunakan adalah α = 5%.
56
5. Uji Signifikansi
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F adalah uji pengaruh semua variabel independen secara
serempak terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk
signifikansi model. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F
hitung dan F tabel. F tabel didapat dari besarnya α dan df. Besar df
ditentukan oleh numerator (k – 1) dan df untuk denominator (n – k),
dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel
termasuk intersep. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F
hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa
variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen, tetapi jika nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima
dan H1 ditolak, yang berarti bahwa variabel independen secara simultan
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Menurut Iqbal (2015) Apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari
tingkat kesalahan atau error (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka
dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak, sedangkan
apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak.
c. Uji Statistik Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:97).
57
Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih kecil
dari tingkat kesalahan (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih besar
dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya (Iqbal:2015).
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan seberapa
besar proporsi variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi
variabel independen. Koefisien determinasi ini nilainya tidak pernah
menurun jika kita terus menambah variabel independen, artinya
koefisien determinasi akan semakin besar jika kita terus menambah
variabel independen dalam model (Widardjono, 2015:276). Salah satu
persoalan besar penggunaan koefisien R2 dengan demikian adalah nilai
R2 selalu naik ketika menambah variabel indenpenden dalam model,
walaupun penambahan variabel independen belum tentu mempunyai
justifikasi dari teori ekonomi ataupun logika ekonomi. Para ahli
ekonometrika telah mengembangkan alternatif lain yaitu digunakan R2
yang disesuaikan (Widardjono, 2015:70). Nilai koefisien determinasi
terletak antara 0 dan 1. Semakin angkanya mendekati 1 maka semakin
baik garis regresi karena mampu menjelaskan data aktualnya. Semakin
mendekati angka 0 maka mempunyai garis regresi yang kurang baik.
58
E. Operasional Variabel Penelitian
Berikut ini dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang
digunakan pada penelitian ini yang terdiri dari variabel dependen dan
independen, yaitu:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham. Harga
saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuataan
tawar – menawar. Maka makin banyak orang yang ingin membeli, maka
harga saham tersebut cenderung naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang
ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun (Rusdin,
2008:66).
2. Variabel Independen
a. Return on Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini
selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor.
Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut
makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin
besar. Hal ini juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
ROA earning after tax
total asset
59
b. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah mengukur daya untuk
menghasilkan laba pada investasi nilai buku pemegang saham dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah
diinvestasikan pemegang saham di perusahaan. Dimana ROE yang
tinggi akan mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang
investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif (Horne &
Machowhizh, 2005:225). Return On Equity (ROE) dihitung dengan
rumus berikut:
ROE = Laba Bersih Setelah PajakTotal Ekuitas x 100%
c. Debt to Asset Ratio (DER)
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas
perusahaan. Tingkat solvabilitas perusahaan adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang perusahaan
tersebut. Suatu perusahaan dikatakan solvabel berarti perusahaan
tersebut memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup untuk membayar
hutang-hutangnya. Rasio ini menunjukkan besarnya total hutang
terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio
ini merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi
perusahaan.
DAR =
Total Hutang
X 100%
Total Aset
60
d. Debt To Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin rendah rasio ini, semakin
tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disedikan oleh pemegang
saham, semakin besar perlindungan bagi kreditor (margin perlindungan)
jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar (Horne dan
Marchowizh, 2005:209). Debt To Equity Ratio (DER) dihitung dengan
rumus berikut:
DER = Total HutangTotal Ekuitas x 100%
e. Earning Per Share (EPS)
Earning per share atau rasio laba per lembar saham merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti
manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham,
sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham
meningkat. Dengan perkataan lain, tingkat pengembalian yang tinggi
(Kasmir, 2012:207). Earning Per Share (EPS) dihitung dengan rumus
berikut:
EPS = Laba BersihJumlah Lembar Saham yang Beredar
61
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang diambil
menggunakan purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel penelitian
sebanyak 20 perusahaan pada periode tahun 2012 – 2016 sehingga total
keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 sampel.
Berikut ini adalah daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian:
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Saham Nama Emiten
1 LAPD PT. Leyand International, Tbk
2 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara (persero), Tbk
3 CMNP PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk
4 JSMR PT. Jasa Marga, Tbk
5 META PT. Nusantara Infrastructure, Tbk
6 EXCL PT. XL Axiata, Tbk
7 FREN PT. Smartfren Telecom, Tbk
8 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk
9 APOL PT. Arpeni Pratama Ocean Line, Tbk
10 CASS PT. Cardig Aero Services, Tbk
11 GIAA PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk
12 HITS PT. Humpuss Intermoda Transportasi, Tbk
13 INDX PT. Tanah Laut, Tbk
14 MBSS PT. Mitrabahtera Segara Sejati, Tbk
62
15 PTIS PT. Indo Straits, Tbk
16 TMAS PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk
17 TRAM Trada Maritime Tbk
18 WEHA PT Weha Transportasi Indonesia Tbk
19 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk
20 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
B. Analisis dan Pembahasan
1. Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini yakni: Return on Asset, Return
on Equity, Debt to Asset Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Earning Per
Share. Adapun variabel dependennya adalah Harga Saham yang diambil
selama periode 2012 – 2016. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Return on Asset
Gambar 4.1
Rata – Rata Return on Asset
(Sumber: Data diolah 2017)
-0.3
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
LAP
D
PG
AS
CM
NP
JSM
R
MET
A
EXC
L
FREN
TLK
M
AP
OL
CA
SS
GIA
A
HIT
S
IND
X
MB
SS
PTI
S
TMA
S
TRA
M
WEH
A
WIN
S
TOW
R
Rata - rata Return on Asset Periode Tahun
2012-2016
RATA-RATA
63
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dari 20 perusahaan yang dipilih
menjadi sampel periode 2012 – 2016, PT Cardig Aero Services Tbk
memiliki hasil return on asset tertinggi, yaitu sebesar 0.20788 atau
20,788% dan PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk yang memiliki hasil
debt to equity ratio terendah, yaitu sebesar 0.24382 atau 24,382 %.
Return On Asset adalah perbandingan antara laba bersih
perusahaan dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROE merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat laba terhadap asset yang
digunakan dalam menghasilkan laba tersebut. Semakin besar nilai ROA
maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar,
semakin besar nilai ROA maka perusahaan dianggap semakin
menguntungkan.
b. Return on Equity
Gambar 4.2
Rata – rata Return on Equity
(Sumber: Data diolah 2017)
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
LAP
D
PG
AS
CM
NP
JSM
R
MET
A
EXC
L
FREN
TLK
M
AP
OL
CA
SS
GIA
A
HIT
S
IND
X
MB
SS
PTI
S
TMA
S
TRA
M
WEH
A
WIN
S
TOW
R
Rata-rata Return on Equity Periode Tahun 2012-2016
RATA-RATA
64
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, dari 20 perusahaan yang dipilih
menjadi sampel periode 2012 – 2016, PT Cardig Aero Services Tbk
memiliki hasil return on Equity tertinggi, yaitu sebesar 0.46174 atau
46,174 % dan PT Smartfren Telecom Tbk yang memiliki hasil return on
Equity terendah, yaitu sebesar -0.286 atau -28,6 %.
Return On Equity adalah perbandingan antara laba bersih
perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. ROE
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (saham). Semakin
besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor
juga besar, semakin besar nilai ROE maka perusahaan dianggap
semakin menguntungkan.
c. Debt to Asset Ratio
Gambar 4.3
Rata – rata Debt to Asset Ratio
(Sumber: Data diolah 2017)
00.5
11.5
22.5
33.5
4
LAP
D
PG
AS
CM
NP
JSM
R
MET
A
EXC
L
FREN
TLK
M
AP
OL
CA
SS
GIA
A
HIT
S
IND
X
MB
SS
PTI
S
TMA
S
TRA
M
WEH
A
WIN
S
TOW
R
Rata-rata Debt to Asset Ratio Periode Tahun 2012-2016
RATA-RATA
65
Berdasarkan gambar 4.3 di atas, dari 20 perusahaan yang dipilih
menjadi sampel periode 2012 – 2016, PT Arpeni Pratama Ocean Line
Tbk memiliki hasil debt to asset ratio tertinggi, yaitu sebesar 3.4764
atau 347,64% dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk yang memiliki
hasil debt to equity ratio terendah, yaitu sebesar 0.003 atau 0,3 %.
Debt to asset ratio adalah perbandingan antara hutang yang
dimiliki perusahaan dan total asset nya. Jika DAR perusahaan tinggi,
ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena jika
perusahaan memperoleh laba, perusahaan akan menggunakan laba
tersebut untuk membayar hutangnya dibandingkan dengan membagi
dividen.
d. Debt to Equity Ratio
Gambar 4.3
Rata –rata Debt to Equity Ratio
(Sumber: Data diolah 2017)
0
1
2
3
4
5
6
LAP
D
PG
AS
CM
NP
JSM
R
MET
A
EXC
L
FREN
TLK
M
AP
OL
CA
SS
GIA
A
HIT
S
IND
X
MB
SS
PTI
S
TMA
S
TRA
M
WEH
A
WIN
S
TOW
R
Rata-Rata Debt to Equity Ratio Periode Tahun 2012-2016
RATA-RATA
66
Berdasarkan gambar 4.4 di atas, dari 20 perusahaan yang dipilih
menjadi sampel periode 2012 – 2016, PT Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk memiliki hasil debt to equity ratio tertinggi, yaitu
sebesar 5,39102 atau 539,102% dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk
yang memiliki hasil debt to equity ratio terendah, yaitu sebesar 0.0044
atau 0,44%.
Debt to equity ratio adalah perbandingan antara hutang yang
dimiliki perusahaan dan total ekuitasnya. Jika DER perusahaan tinggi,
ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena jika
perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk
menggunakan laba tersebut untuk membayar hutangnya dibandingkan
dengan membagi dividen.
e. Earning Per Share
Gambar 4.5
Rata – rata Earning Per Share
(Sumber: Data diolah 2017)
Berdasarkan gambar 4.5 di atas, dari 20 perusahaan yang dipilih
menjadi sampel periode 2012 – 2016, PT Wintermar Offshore Marine
-1000
0
1000
2000
3000
Rata-rata Earning Per Share Periode Tahun 2012-2016
RATA-RATA
67
Tbk memiliki hasil earning per share tertinggi, yaitu sebesar Rp
2852.14 per lembar saham dan PT Indo Straits Tbk yang memiliki hasil
earning per share terendah, yaitu sebesar Rp -95.57 per lembar saham.
Earning per share adalah rasio antara laba bersih setelah pajak
dengan jumlah lembar saham (Tjiptono Darmadji dan Hendy M
Fakhuddin, 2006). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan
besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua
pemegang saham perusahaan. Apabila EPS perusahaan tinggi, akan
semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga
menyebabkan harga saham akan tinggi.
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan hasil serta analisis
data, terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif, untuk melihat
deskripsi singkat terhadap variabel – variabel yang berkaitan dengan
penelitian ini. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
bahwa penelitian ini melibatkan 5 (lima) variabel independen, yaitu Return
on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt
to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS) dan 1 (satu) variabel
dependen, yaitu Harga Saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor infrastruktur
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 sampai
dengan 2016. Pada awal penelitian, perusahaan yang diperoleh sebanyak 37
perusahaan. Karena penentuan sampel berdasarkan purposive sampling,
68
maka atas dasar kriteria – kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh sampel
penelitian periode 2012 sampai dengan 2016 sebanyak 20 perusahaan. Lalu
dengan menggunakan metode penggabungan data, maka diperoleh data
penelitian sebanyak 20 perusahaan dikali 5 tahun = 100 data observasi.
Dengan menggunakan software Eviews berikut hasil statistik deskriptif
dari data yang diolah sesuai dengan kriteria yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka didapatkan output untuk mendeskripsikan data baik untuk
nilai minimum, maximum, mean dan standard deviation yang kemudian
dijelaskan satu persatu dari variabel – variabel yang ada dalam penelitian ini,
baik variabel independen dan variabel dependen, sehingga dapat dilihat
bagaimana desripsi variabel tersebut secara statistik.
Tabel 4.2
Uji Statistik Deskriptif
(Sumber: Data diolah 2017 menggunakan Eviews 9.0)
HARGA
SAHAM ROA ROE DAR DER EPS
Mean 2,794320 0,720069 0,036432 0,727636 0,637320 1975615,
Median 2,870674 0,717849 0,049575 0,703064 0,622456 7656,500
Maximum 4,356026 0,900414 0,305000 0,998004 2,293484 84410156
Minimum 1,698970 0,529521 -0,415500 0,157102 0,002996 0,448900
Std. Dev. 1,778673 0,663054 0,019215 0,202835 0,573774 1043360,
Skewness -0,021759 -0,015704 -0,791845 -0,297197 0,702477 6,223113
Kurtosis 1,929606 4,202876 5,039212 2,926490 2,889937 44,44281
Jarque-Bera 4,781823 6,032903 27,77692 1,494616 8,275039 7801,730
Probability 0,091546 0,048975 0,000001 0,473640 0,015962 0,000000
Sum 279,4320 72,00689 3,643200 72,76361 63,73204 1,98E+08
Sum Sq. Dev. 45,59908 0,393603 1,407004 4,073044 32,59243 1,08E+16
Observations 100 100 100 100 100 100
69
Tabel 4.2, menunjukkan hasil dari statistik deskriptif penelitian masing
– masing variabel. Hasil uji statistik deskriptif terhadap harga saham
menunjukkan nilai minimum 1.698970, nilai maksimum 4.356026, dengan
rata – rata (mean) sebesar 2.794320 dan memperoleh nilai standar deviasi
sebesar 1,778673. Hasil uji statistik deskriptif terhadap Return on Asset
(ROA) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.529521, nilai maksimum
0.900414, dengan rata – rata (mean) sebesar 0.720069 dan memperoleh nilai
standar deviasi 0.663054. Hasil uji statistik deskriptif terhadap Return On
Equity (ROE) menunjukkan nilai minimum -0.415500, nilai maksimum
0.305000, dengan rata – rata (mean) sebesar 0.036432, dan memperoleh
nilai standar deviasi sebesar 0.019215. Hasil uji statistik deskriptif terhadap
Debt to Asset Ratio (DAR) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.157102,
nilai maksimum 0.998004, dengan rata – rata (mean) sebesar 0.727636 dan
memperoleh nilai standar deviasi sebesar 0.202835. Hasil uji statistik
deskriptif terhadap Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan nilai minimum
sebesar 0.002996, nilai maksimum 2.293484, dengan rata – rata (mean)
sebesar 0.637320 dan memperoleh nilai standar deviasi sebesar 0.573774.
Hasil uji statistik deskriptif terhadap Earning Per Share (EPS) menunjukkan
nilai minimum sebesar 0.448900, nilai maksimum 84410156, dengan rata –
rata (mean) sebesar 1975615 dan memperoleh nilai standar deviasi sebesar
1043360.
Variabel ROA, ROE, DAR, DER, EPS dan Harga Saham memiliki
nilai rata – rata lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan
70
bahwa kualitas data dari variabel tersebut baik, karena nilai rata – rata yang
lebih besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standard
error dari variabel tersebut kecil (Ghozali, 2011).
3. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel
Terdapat tiga pendekatan terhadap data panel, yaitu pendekatan
Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect. Fixed Effect merupakan
suatu model yang dapat menunjukkan perbedaan konstan antar objek,
meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Random Effect digunakan
untuk menguasai kelemahan model efek tetap yang menggunakan variabel
semu, sehingga model random effect residual, yang diduga memiliki
hubungan antar waktu dan antar objek.
Menurut Widarjono (2009:231) ada beberapa pendeketan yang dapat
digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan menggunakan data
panel, antara lain:
a. Model Common Effect
Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel
adalah hanya dengan mengkombinasikan data time series dan cross
section. Dengan hanya menggabungkan data tesebut tanpa melihat
perbedaan antar waktu dan individu maka kita bisa menggunakan
metode OLS untuk mengestimasi model data panel. Metode ini dikenal
dengan estimasi Common Effect. Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu
71
Tabel 4.3
Uji Common Effect (OLS)
(Sumber: Data diolah 2017 menggunakan Eviews 9.0)
b. Model Fixed Effect
Model fixed effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Pengertian Fixed Effect didasarkan pada adanya perbedaan
intersep. Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien
regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu.
Dependent Variable: PRICE
Method: Panel Least Squares
Date: 05/29/17 Time: 13:07
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,925595 0,956020 -0,968175 0,3354
ROA 3,543862 1,475202 2,402289 0,1183
ROE 1,241066 0,760318 1,632298 0,0106
DAR 1,380878 0,473267 2,917757 0,0044
DER 0,181555 0,157302 1,154183 0,0251
EPS 1,21E-09 5,15E-09 0,234996 0,8147
R-squared 0,417414 Mean dependent var 2,794320
Adjusted R-squared 0,386426 S.D. dependent var 0,678673
S.E. of regression 0,531611 Akaike info criterion 1,632316
Sum squared resid 26,56538 Schwarz criterion 1,788626
Log likelihood -75,61578 Hannan-Quinn criter. 1,695577
F-statistic 13,46992 Durbin-Watson stat 0,326506
Prob(F-statistic) 0,000000
72
Tabel 4.4
Uji Fixed Effect
Dependent Variable: PRICE
Method: Panel Least Squares
Date: 05/29/17 Time: 13:52
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,793982 0,758897 1,046231 0,2988
ROA 2,953281 0,906897 3,256467 0,0710
ROE 0,102178 0,401407 0,254551 0,0179
DAR -0,016565 0,403258 -0,041077 0,0096
DER -0,208894 0,111763 -1,869077 0,0065
EPS 7,71E-09 3,64E-09 2,120549 0,0373
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,923737 Mean dependent var 2,794320
Adjusted R-squared 0,899333 S.D. dependent var 0,678673
S.E. of regression 0,215329 Akaike info criterion -0,020977
Sum squared resid 3,477507 Schwarz criterion 0,630315
Log likelihood 26,04887 Hannan-Quinn criter. 0,242612
F-statistic 37,85180 Durbin-Watson stat 1,994499
Prob(F-statistic) 0,000000
(Sumber: Data diolah 2017 menggunakan Eviews 9.0)
c. Model Random Effect
Model random effect merupakan metode estimasi model regresi
data panel dengan menggunakan asumsi slope konstan dan intersep
berbeda antar waktu dan antar individu. Model ini juga sering disebut
model komponen error (error component model). Metode yang tepat
73
digunakan untuk mengestimasi random effect adalah Generalized Least
Square (GLS) sebagai estimatornya karena dapat meningkatkan efisiensi
dari estimasi Least Square.
Tabel 4.5
Uji Random Effect
Dependent Variable: PRICE
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/29/17 Time: 13:13
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 100
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,397552 0,719113 0,552836 0,5817
ROA 3,234955 0,876754 3,689695 0,0546
ROE 0,105385 0,394285 0,267282 0,0078
DAR 0,217314 0,366622 0,592748 0,0155
DER -0,169916 0,107386 -1,582298 0,0116
EPS 6,94E-09 3,52E-09 1,972199 0,0515
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0,521647 0,8544
Idiosyncratic random 0,215329 0,1456
Weighted Statistics
R-squared 0,351339 Mean dependent var 0,507272
Adjusted R-squared 0,316835 S.D. dependent var 0,261763
S.E. of regression 0,216357 Sum squared resid 4,400167
F-statistic 10,18276 Durbin-Watson stat 1,360293
Prob(F-statistic) 0,000000
Unweighted Statistics
R-squared 0,325608 Mean dependent var 2,794320
74
(Sumber: Data diolah 2017 menggunakan Eviews 9.0)
4. Tahap Analisis Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Menurut Iqbal (2015) uji chow dilakukan untuk membandingkan
atau memilih model mana yang terbaik antara common effect dan fixed
effect.
Hipotesis dalam uji chow adalah:
Ho : model common effect
H1 : model fixed effect
Jika nilai cross section F probabilitas > 0,05 (ditentukan di awal
sebagai tingkat signifikansi atau alpha) maka model yang terpilih adalah
common effect, tetapi jika < 0,05 maka model yang terpilih adalah fixed
effect (Iqbal, 2015).
Tabel 4.6
Uji Chow
(Sumber: Data diolah 2017 menggunakan Eviews 9.0)
Dari tabel 4.6 di atas, nilai cross section F probabilitas adalah
0,0000, dengan demikian metode data panel yang tepat antara Common
Sum squared resid 30,75166 Durbin-Watson stat 0,194641
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FIXED
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 26,207376 (19,75) 0,0000
75
Effect Model dengan Fixed Effect Model adalah Fixed Effect Model
(FEM) dikarenakan tingkat signifikansi α (5%), maka H0 ditolak.
Selanjutnya jika Uji Chow menyimpulkan untuk memilih menggunakan
FEM, maka perlu dilakukan uji selanjutnya, yaitu Uji Hausman untuk
memilih antara Fixed Effect Model dengan Random Effect Model.
b. Uji Hausman
Uji ini secara formal dikembangkan oleh Hausman. Hausman
telah mengembangkan suatu statistik untuk memilih apakah
menggunakan model fixed effect atau random effect (Widarjono,
2013:364). Hipotesis Uji Hausman adalah:
H0 : model random effect
H1 : model fixed effect
Menurut Iqbal (2015) cukup perhatikan nilai probabilitas (Prob.)
cross section random. Jika nilainya > 0,05 maka model yang terpilih
adalah random effect, tetapi jika < 0,5 maka model yang terpilih adalah
fixed effect.
Tabel 4.7
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: RANDOM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 5,899170 5 0,0316
76
(Sumber: Data diolah 2017 menggunakan Eviews 9.0)
Dari tabel 4.7 di atas, nilai probabilitas (Prob.) cross section
random adalah 0,0316 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi α
(5%), maka tolak H0. Sehingga demikian metode data panel yang tepat
antara Fixed Effect Model dengan Random Effect Model adalah Fixed
Effect Model (FEM).
5. Uji Dasar Asumsi Klasik
a. Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena
berdistribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai
ekstrem pada data yang diambil. Nilai ekstrem ini dapat terjadi karena
adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena kesalahan
dalam melakukan input data atau memang karena karakteristik data
tersebut sangat jauh dari rata – rata (Suliyanto, 2011:69). Untuk menguji
normalitas suatu model, dibangun sebuah desain hipotesis sebagai
berikut:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
77
Menurut Ghozali (2016), apabila nilai probabilitas signifikansi
lebih besar dari alpha 0,05, maka H0 diterima atau data berdistribusi
normal. Namun apabila nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari
alpha 0,05 maka H0 ditolak atau data tidak berdistribusi normal.
Menurut Suliyanto (2011:75), normalitas data diketahui dengan
membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan x2 tabel. Jika nilai
Jarque-Bera (JB) < x2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan
berdistribusi normal.
Gambar 4.5
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
Observations 100
Mean 1.33e-17
Median -0.007262
Maximum 0.615683
Minimum -0.436570
Std. Dev. 0.187420
Skewness 0.341782
Kurtosis 3.393999
Jarque-Bera 2.593731
Probability 0.273387
(Sumber: Data diolah 2017 menggunakan Eviews 9.0)
Dari hasil gambar 4.5 di atas menunjukkan nilai probabilitas
sebesar 0,273387 lebih besar dari 0,05 (5%). Hasil Jarque-Bera (JB) <
x2 tabel (2,593731 < 9,48773). x
2 tabel didapatkan dengan rumus df = k
– 1, k adalah jumlah variabel independen. Hasil ini menunjukkan
menerima H0 dan menolak H1, yang berarti bahwa penelitian ini
memiliki data yang berdistribusi normal.
78
b. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara
variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk
terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas
maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala
mutikolinier (Suliyanto, 2011:81).
Multikolinieritas dilakukan untuk melihat hubungan linier antara
variabel independen dalam suatu regresi. Untuk mendeteksi masalah
multikolinieritas dalam model regresi yang salah satunya dengan
menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Jika koefisien
korelasi di atas 0.85, maka diduga ada multikolinieritas dalam model
(Widarjono, 2013:104).
Tabel 4.8
Uji Multikolinieritas
(Sumber: Data diolah 2017 menggunakan Eviews 9.0)
Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa nilai dari
hubungan variabel independen satu ke variabel independen lainnya
tidak ada yang melebihi 0,85 atau hubungan antara satu variabel
independen dengan variabel independen lainnya < 0,85. Dapat
ROA ROE DAR DER EPS
ROA 1,000000 0,748425 0,361962 -0,351966 -0,012497
ROE 0,748425 1,000000 0,070015 -0,246320 -0,032813
DAR 0,361962 0,070015 1,000000 -0,773150 -0,052376
DER -0,351966 -0,246320 -0,773150 1,000000 0,014087
EPS -0,012497 -0,032813 -0,052376 0,014087 1,000000
79
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak memiliki masalah
multikolinieritas.
c. Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antar variabel gangguan satu
observasi dengan observasi lain yang berlainan waktu. Untuk
mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-
Watson (D-W). Tabel D-W terdiri atas dua nilai yaitu batas bawah (dL)
dan batas atas (dU). Nilai dL dan dU didapatkan dengan menentukan n
(jumlah observasi) dan k (jumlah variabel independen tidak termasuk
konstanta) di tabel statistik Durbin-Watson. Untuk menguji ada atau
tidaknya autokorelasi, dibangun sebuah desain hipotesis sebagai berikut:
H0 : tidak ada autokorelasi
H1 : terdapat autokorelasi
Dengan aturan pengambilan keputusan:
0 < d < dL : Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi
Positif
dL< d < dU : Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
dU < d < 4 – dU : Gagal menolak hipotesis nol; tidak ada
autokorelasi positif / negatif
4 - dU < d < 4 – dL : Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4 - dL < d < 4 : Menolak hipotesis nol; ada
autokorelasi negatif
80
Tabel 4.9
Uji Autokorelasi
(Sumber: Data diolah 2017 menggunakan Eviews 9.0)
Berdasarkan tabel 4.9, terlihat bahwa nilai Durbin-Watson (D-W)
sebesar 1.994499. nilai dL dan dU masing – masing sebesar 1,5710 dan
1,7804, didapat dari n = 100 dan k = 5. Dengan aturan pengambilan
keputusan dU < d < 4 – dU, nilai D-W terletak antara 1,7804<
1.994499< 2,2196. Dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak
terdapat autokorelasi.
d. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi
yang tidak sama (konstan). Jika varian variabel pada model regresi
memiliki nilai yang sama maka disebut dengan homokedastisitas. Untuk
mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas dapat digunakan metode
analisis grafik dan metode statitsik. Metode analisis grafik dilakukan
dengan mengamati scatterplot dimana sumbu horizontal
menggambarkan nilai predicted standarized sedangkan sumbu vertikal
menggambarkan nilai residual studentized. Jika scatterplot membentuk
pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas
R-squared 0,923737 Mean dependent var 2,794320
Adjusted R-squared 0,899333 S.D. dependent var 0,678673
S.E. of regression 0,215329 Akaike info criterion -0,020977
Sum squared resid 3,477507 Schwarz criterion 0,630315
Log likelihood 26,04887 Hannan-Quinn criter. 0,242612
F-statistic 37,85180 Durbin-Watson stat 1,994499
Prob(F-statistic) 0,000000
81
pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar
secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk (Suliyanto,
2011:97). Untuk menguji ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas
dalam suatu model, dibangun sebuah desain hipotesis sebagai berikut:
H0 : tidak terjadi heteroskedastisitas
H1 : terjadi heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan
dengan metode Park (Uji Park). Pengambilan keputusan dalam uji Park
ini adalah jika β signifikan maka terdapat pengaruh variabel bebas
terhadap nilai ln residual kuadrat sehingga dapat dinyatakan terdapat
gejala heteroskedastisitas. Demikian pula sebaliknya (Suliyanto, 2011:
102). Dalam penelitian ini signifikansi yang digunakan adalah α = 5%.
82
Tabel 4.10
Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: LNRESID
Method: Panel Least Squares
Date: 05/28/17 Time: 23:48
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations:
100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,198525 4,088136 -0,048561 0,9614
ROA 1,045908 6,308262 0,165800 0,8687
ROE -0,091974 3,251273 -0,028289 0,9775
DAR -1,295640 2,023785 -0,640206 0,5236
DER 0,157375 0,672654 0,233961 0,8155
EPS -1,46E-08 2,20E-08 -0,663488 0,5086
R-squared 0,023915 Mean dependent var -0,320051
Adjusted R-squared -0,028005 S.D. dependent var 2,242098
S.E. of regression 2,273276 Akaike info criterion 4,538446
Sum squared resid 485,7718 Schwarz criterion 4,694756
Log likelihood -220,9223 Hannan-Quinn criter. 4,601707
F-statistic 0,460610 Durbin-Watson stat 1,898001
Prob(F-statistic) 0.804605
(Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 9.0)
Berdasarkan hasil tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa nilai
probability dari masing – masing variabel lebih besar dari 0,05 (5%),
yang artinya bahwa H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data dalam penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas.
83
6. Uji Signifikansi
Berdasarkan hasil Uji Chow dan Uji Hausman, model estimasi data
panel yang terpilih adalah fixed effect model. Selanjutnya dilakukan uji
signifikansi dari model yang terpilih.
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 4.11
Hasil Uji F
Dependent Variable: PRICE
Method: Panel Least Squares
Date: 05/29/17 Time: 13:52
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,793982 0,758897 1,046231 0,2988
ROA 2,953281 0,906897 3,256467 0,0710
ROE 0,102178 0,401407 0,254551 0,0179
DAR -0,016565 0,403258 -0,041077 0,0096
DER -0,208894 0,111763 -1,869077 0,0065
EPS 7,71E-09 3,64E-09 2,120549 0,0373
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,923737 Mean dependent var 2,794320
Adjusted R-squared 0,899333 S.D. dependent var 0,678673
S.E. of regression 0,215329 Akaike info criterion -0,020977
Sum squared resid 3,477507 Schwarz criterion 0,630315
Log likelihood 26,04887 Hannan-Quinn criter. 0,242612
F-statistic 37,85180 Durbin-Watson stat 1,994499
Prob(F-statistic) 0,000000
84
(Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 9.0)
Menurut Iqbal (2015) Apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari
tingkat kesalahan atau error (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka
dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak, sedangkan
apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak.
Dilihat dari hasil output tabel 4.11 nilai Prob (F-statistik) sebesar
0,000000 dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi, yaitu
0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti variabel independen (Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity
Ratio (DER), Earning Per Share (EPS)) berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap variabel dependen Harga Saham.
85
b. Uji Statistik Parsial (Uji Statistik t)
Tabel 4.12
Hasil Uji T
(Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 9.0)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:97).
Dependent Variable: PRICE
Method: Panel Least Squares
Date: 05/29/17 Time: 13:52
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,793982 0,758897 1,046231 0,2988
ROA 2,953281 0,906897 3,256467 0,0710
ROE 0,102178 0,401407 0,254551 0,0179
DAR -0,016565 0,403258 -0,041077 0,0096
DER -0,208894 0,111763 -1,869077 0,0065
EPS 7,71E-09 3,64E-09 2,120549 0,0373
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,923737 Mean dependent var 2,794320
Adjusted R-squared 0,899333 S.D. dependent var 0,678673
S.E. of regression 0,215329 Akaike info criterion -0,020977
Sum squared resid 3,477507 Schwarz criterion 0,630315
Log likelihood 26,04887 Hannan-Quinn criter. 0,242612
F-statistic 37,85180 Durbin-Watson stat 1,994499
Prob(F-statistic) 0,000000
86
Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih kecil
dari tingkat kesalahan (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih besar
dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya (Iqbal:2015).
Berikut ini adalah uji t dari masing – masing variabel independen
dan kontrol terhadap variabel dependen:
1) Variabel Return on Asset
Melihat hasil output pada tabel 4.12, didapat nilai t hitung
pada variabel independen return on asset sebesar 3.256467
dengan nilai probability sebesar 0.0710. Dengan nilai tersebut
maka nilai probability lebih besar dari 5% atau 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel return on asset tidak memiliki
pengaruh terhadap Harga Saham.
2) Variabel Return on Equity
Melihat hasil output pada tabel 4.12, didapat nilai t hitung
pada variabel independen return on equity sebesar 0.254551
dengan nilai probability sebesar 0.0179. Dengan nilai tersebut
maka nilai probability lebih kecil dari 5% atau 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel return on equity memiliki
pengaruh terhadap Harga Saham. Tanda positif yang dihasilkan
87
dapat diinterpretasikan bahwa jika tingkat return on equity
mengalami kenaikan 1% maka harga saham akan naik sebesar
0.102178 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
3) Variabel Debt to Asset Ratio
Melihat hasil output pada tabel 4.12, didapat nilai t hitung
pada variabel independen debt to asset ratio sebesar -0.041077
dengan nilai probability sebesar 0.0096. Dengan nilai tersebut
maka nilai probability lebih kecil dari 5% atau 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel debt to asset ratio memiliki
pengaruh terhadap Harga Saham. Tanda negatif yang dihasilkan
dapat diinterpretasikan bahwa, jika tingkat debt to asset ratio
mengalami kenaian 1% maka harga saham akan turun sebesar -
0.016565 dengan asumsi varibael lain dianggap konstan.
4) Variabel Debt to Equity Ratio
Melihat hasil output pada tabel 4.12, didapat nilai t hitung
pada variabel independen debt to equity ratio sebesar -1.869077
dengan nilai probability sebesar 0.0065. Dengan nilai tersebut
maka nilai probability lebih kecil dari 5% atau 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel debt to equity ratio memiliki
pengaruh terhadap Harga Saham. Tanda negatif yang dihasilkan
dapat diinterpretasikan bahwa, jika tingkat debt to equity ratio
mengalami kenaian 1% maka harga saham akan turun sebesar -
0.208894dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
88
5) Variabel Earning Per Share
Melihat hasil output pada tabel 4.12, didapat nilai t hitung
pada variabel independen earning per share sebesar 2.120549
dengan nilai probability sebesar 0.0373. Dengan nilai tersebut
maka nilai probability lebih kecil dari 5% atau 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share memiliki
pengaruh terhadap Harga Saham. Tanda positif yang dihasilkan
dapat diinterpretasikan bahwa jika tingkat earning per share
mengalami kenaikan 1% maka harga saham akan naik sebesar
7.71E-09 dengan asumsi varibael lain dianggap konstan.
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan seberapa
besar proporsi variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi
variabel independen. Koefisien determinasi ini nilainya tidak pernah
menurun jika kita terus menambah variabel independen, artinya
koefisien determinasi akan semakin besar jika kita terus menambah
variabel independen dalam model (Widardjono, 2015:276). Nilai
koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1. Semakin angkanya
mendekati 1 maka semakin baik garis regresi karena mampu
menjelaskan data aktualnya. Semakin mendekati angka 0 maka
mempunyai garis regresi yang kurang baik.
89
Tabel 4.13
Uji Adjusted R2
(Sumber: data diolah 2017 menggunakan eviews 9.0)
Nilai Adjusted R2 atau Adjusted R-squared tabel 4.13 di atas
menunjukkan angka 0.899333 yang berarti bahwa kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 89,9333%
sementara sisanya sebesar 10,0667% dipengaruhi oleh faktor – faktor
lainnya yang tidak terdapat pada model. Artinya, hubungan variabel –
variabel independen (ROA, ROE, DAR, DER, EPS) dapat digunakan
untuk memprediksi harga saham. Kemudian sisanya 10,0667%
dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini.
Dari hasil estimasi model penelitian tersebut dapat dibentuk
sebagai berikut:
PRICE = 0.793982+ 0.102178ROE - 0.016565DAR - 0.208894DER +
7.71E-09EPS
R-squared 0,923737 Mean dependent var 2,794320
Adjusted R-squared 0,899333 S.D. dependent var 0,678673
S.E. of regression 0,215329 Akaike info criterion -0,020977
Sum squared resid 3,477507 Schwarz criterion 0,630315
Log likelihood 26,04887 Hannan-Quinn criter. 0,242612
F-statistic 37,85180 Durbin-Watson stat 1,994499
Prob(F-statistic) 0,000000
90
Berikut adalah hasil uji signifikansi dan analisis hipotesis
hubungan setiap variabel independen yang signifikan dengan variabel
dependen (Harga Saham):
a) Variabel Return on Asset
Variabel return on asset memiliki nilai probabilitas sebesar
0.0710. dengan menggunakan tingkat keyakinan (α=5%) dapat
disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak
hipotesis alternatif dengan kata lain return on asset tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Rahmalia Nurhasanah (2013) yang menyatakan bahwa tidak ada
pengatuh antara return on asset dengan harga saham. Tidak
signifikannya Return On Asset terhadap harga saham
menunjukkan bahwa investor tidak memperhatikan Return On
Asset dalam keputusannya berinvestasi karena Return On Asset
memiliki kelemahan yaitu cenderung untuk berfokus pada jangka
pendek dan bukan tujuan jangka panjang. Return On Asset tidak
menunjukkan prospek ke depan atas perusahaan sehingga investor
tidak dapat memperkirakan/meramalkan keuntungan yang akan
didapatnya di masa depan. investor tidak menjadikan ROA
sebagai pertimbangan karena rasio ini tidak mempertimbangkan
deviden maupun capital gain yang didapat oleh seorang investor,
dengan peningkatan aset atau aset yang mengalami pertumbuhan
91
maka nilai deviden yang dibayarkan akan cenderung menurun
karena pendapatan dari perusahaan cenderung digunakan untuk
meningkatkan aset perusahaan, sedangkan seorang investor akan
cenderung mempertimbangkan peningkatan mengenai dana
investasi yang akan ditanamkan. Selain itu, pertimbangan investor
lebih dipengaruhi faktor lain seperti news dan rumors, serta faktor
makro lainnya.
b) Variabel Return On Equity
Variabel return on equity memiliki nilai probabilitas sebesar
0.0179 dengan menggunakan tingkat keyakinan (α=5%) dapat
disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menerima
hipotesis alternatif dengan kata lain return on equity memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai koefisien dari
variabel return on equity memiliki arah positif sebesar 0.102178.
Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% pada return
on equity akan menaikkan harga saham sebesar 0.102178. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Dalam
jurnal penelitian Rahmalia Nurhasanah (2013) yang berjudul
“Analisis Pengaruh ROA, ROE, dan EPS Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI 2007-2011”
hasilnya menunjukkan return on equity memiliki pengaruh
signifikan terhadap harga saham. Tanda positif pada hasil ROE
merupakan tolok ukur profitabilitas, dimana para pemegang saham
92
pada umumnya ingin mengetahui tingkat profitabilitas modal
saham dan keuntungan yang telah mereka tanam kembali dalam
bentuk laba yang ditanam. Apabila, saham perusahaan
diperdagangkan di bursa saham, tinggi rendahnya ROE akan
mempengaruhi tingkat permintaan saham dan harga jual saham
tersebut (Kasmir, 2015:204). Jika nilai Return On Equity
meningkat artinya perusahaan mampu menghasilkan laba yang
besar dari kepemilikan modal perusahaan pada para pemegang
saham. Tetapi sebaliknya bila Return On Equity menurun artinya
laba yang dihasilkan rendah.
c) Variabel Debt to Asset Ratio
Variabel debt to asset ratio memiliki nilai probabilitas
sebesar 0.0096 dengan menggunakan tingkat keyakinan (α=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah
menerima hipotesis alternatif dengan kata lain debt to asset ratio
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai
koefisien dari variabel debt to asset ratio memiliki arah negatif
sebesar -0.016565. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan 1% pada debt to asset ratio akan menurunkan harga
saham sebesar -0.016565. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Reni Wuryaningrum (2015). Hasilnya
menunjukkan debt to asset ratio memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham. Nilai koefisien regresi yang terjadi dalam
93
penelitian ini adalah negatif. Debt to Asset Ratio tinggi maka
pendanaan dengan utang semakin banyak yang artinya semakin
sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman
karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-
utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula bila
Debt to Asset Ratio rendah maka semakin kecil perusahaan
dibiayai dengan utang. (Kasmir, 2015:134). Jika nilai Debt to
Asset Ratio rendah maka semakin baik perusahaan berjalan dan
sebaliknya jika nilai Debt to Asset Ratio tinggi maka semakin
buruk nilai perusahaan berjalan.
d) Variabel Debt to Equity Ratio
Variabel debt to equity ratio memiliki nilai probabilitas
sebesar 0.0065 dengan menggunakan tingkat keyakinan (α=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah
menerima hipotesis alternatif dengan kata lain debt to equity ratio
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai
koefisien dari variabel debt to equity ratio memiliki arah negatif
sebesar -0.208894. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan 1% pada debt to equity ratio akan menurunkan harga
saham sebesar -0.208894. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Ismi Karima, Tri Puspita, dan Nur
Khusniyah Indrawati (2011) yang menyatakan bahwa debt to
equity ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hasil ini
94
memberikan gambaran bahwa adanya beberapa pandangan
investor yang berbeda dalam melihat Debt to Equity Ratio
bukanlah sebagai penghambat memicunya seorang calon investor
dalam membeli saham perusahaan tersebut. Koefisien regresi
memberikan nilai positif yang artinya semakin tinggi debt to
equity ratio semakin tinggi pula return saham. Debt to equity ratio
menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Apabila penggunaan Financial laverage semakin
tinggi maka utang perusahaan juga tinggi. Utang yang tinggi
menunjukan resiko yang tinggi. Namun demikian resiko yang
tinggi berbanding lurus dengan return yang tinggi. Sehingga
peningkatan terhadap nilai debt to equity ratio direaksi secara
positif oleh pasar yang berdampak pada meningkatnya harga
saham dan return saham. Hasil dari penelitian ini juga menunjukan
bahwa perubahan DER suatau perusahaan masih diperhitungkan
oleh investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.
e) Variabel Earning Per Share
Variabel earning per share memiliki nilai probabilitas
sebesar 0.0373 dengan menggunakan tingkat keyakinan (α=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah
menerima hipotesis alternatif dengan kata lain EPS memiliki
pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Nilai koefisien dari
variabel earning per share memiliki arah positif sebesar 7.71E-09.
95
Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% pada earning
per share akan menaikan harga saham sebesar 7.71E-09. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Abied
Luthfi Safitri (2013) yang menyatakan bahwa earning per share
memiliki pengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi EPS
semakin mahal suatu saham dan sebaliknya, karena EPS
merupakan salah satu bentuk rasio keuangan untuk menilai kinerja
perusahaan, maka EPS mempunyai hubungan positif terhadap
harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa informasi EPS
perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan
merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam
membuat keputusan investasinya.Nilai earning per share yang
meningkat menunjukkan bahwa jumlah laba yang dibagikan
kepada investor semakin besar sehingga dengan meningkatnya
earning per share ini akan menarik investor untuk membeli
saham, dengan permintaan saham yang meningkat maka harga
saham perusahaan juga akan meningkat.
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan yaitu pengaruh return on asset, return
on equity, debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan earning per share terhadap
harga saham pada perusahaan infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi data panel dapat diketahui bahwa secara simultan return on
asset, return on equity, debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan earning
per share berpengrauh signifikan terhadap harga saham.
2. Hasil uji regresi data panel secara parsial dapat diketahui bahwa:
a. Return on asset terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan infrastruktur.
b. Return on equity terbukti berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan infrastruktur.
c. Debt to asset ratio terbukti berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan infrastruktur.
d. Debt to equity ratio terbukti berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan infrastruktur.
e. Earning per share terbukti berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan infrastruktur.
97
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, terdapat beberapa implikasi
yang mungkin bermanfaat, diantaranya:
1. Bagi Investor
Informasi tentang harga saham dapat dijadikan tambahan informasi
sebagai bahan pertimbangan investor untuk berinvestasi di perusahaan
tersebut.
2. Bagi Pihak Perusahaan
Informasi tentang pengaruh return on asset, return on equity, debt to
asset ratio, debt to equity ratio, dan earning per share dapat menjadi
landasan bagi pihak perusahaan dalam mengatur kinerja keuangan yang
optimal.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan bagi
pembaca dari kalangan praktisi maupun akademisi.
4. Bagi Masyarakat
Dapat mendorong masyarakat agar tertarik melakukan investasi pada
saham khususnya saham perusahaan sektor infrastruktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
C. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat peneliti berikan bagi peneliti selanjutnya
yang akan melakukan penelitian sejenis:
98
1. Dalam penelitian ini variabel dependen yang dipakai adalah harga saham,
sedangkan variabel independennya adalah return on asset, return on equity,
debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan earning per share. Diharapkan
penelitian selanjutnya menggunakan variabel yang beragam hasil penelitian
berbeda dan lebih mendalam.
2. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah perusahaan sektor
infrastruktur. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan jumlah
sampel agar penelitian yang dilakukan akan lebih baik.
3. Periode penelitian ini terbatas tahun 2012 sampai 2016, hendaknya
penelitian selanjutnya lebih memperbaharui dan menambahkan periode
tahun penelitian agar hasil yang didapatkan relevan.
4. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah regresi data panel dan
pengolahannya menggunakan Eviews 9.0. Penelitian selanjutnya bisa
menggunakan metode lain dan software yang lebih baru.
99
DAFTAR PUSTAKA
Abigael K, Ika Veronica dan Ardiani Ika S. 2008.”Pengaruh Return On Asset, Price
Earning Ratio,Earning Per Share,Debt to Equity Ratio,Price to Book Value
Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Di BEI”. Jurnal
Universitas Semarang
Ang, Robert, 2000, Buku Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia, Jakarta.
Arifin, 2002, Teknik Analisis Saham, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Brigham dan Houston. 2009. “Dasar – dasar Manajemen Keuangan”. Buku 1. Edisi
10. Salemba Empat. Jakarta.
Darmadji, Tjiptono dan Hendi M. Fakhrudin. 2006. “Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab”. Salemba Empat. Jakarta.
Deitiana, Tita. “Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen
Terhadap Harga Saham”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, April
2011, Hlm 57 – 66.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program IBM SPSS
19”. Cetakan VI. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multiariate dengan Program IBM SPSS 23”.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Harmono. 2009. “Manajemen Keuangan”. Bumi Aksara. Jakarta.
Harmono. 2014. “Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis”. Cetakan Ketiga. Bumi Aksara. Jakarta.
Horne, VC James, dan Marchowizh, M John. 2005. “Prinsip – prinsip Manajemen
Keuangan”. Edisi 8: Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Horne, VC James, dan Marchowizh, M John. 2012. “Prinsip – prinsip Manajemen
Keuangan”. Edisi 13: Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Husnan, Suad dan Eny Pudjiastuti. 2006. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
5”. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk
Akuntansi dan Manajemen”. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta.
Iqbal, Muhammad. 2015. “Operasional Regresi Data Panel dengan Eviews 8”.
Perbanas.
Kasmir. 2012. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
100
Keown, Martin et al. 2008. “Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan”. Edisi
10, Jilid 1. Klaten, Jawa Tengah. PT Macanan Jaya Cemerlang.
Lukman, Syamsudin. 2007. “Manajemen Keuangan Perusahaan”. Jakarta. Raja
Grafindo Persada.
Martono dan Agus Harjito. 2007. “Manajemen Keuangan”. Ekonisia. Yogyakarta.
Moeljadi. 2006. “Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”.
Malang. Bayumedia Publishing.
Munawir. 2004. “Analisa Laporan Keuangan”. Edisi Keempat, Cetakan Ketiga
Belas, Yogyakarta. Liberty.
Panahi, Babak dan Christopher Nigel Preece, dkk. “The Correlation of EVA and MVA
with Stock Price of Companies in Tehran Stock Market”. Journal of
Contemporary Research in Business. Vol 6, No. 2. 2014.
Priadana, Moh. Sidik dan Saludin Muis. 2009. “Metodologi Penelitian Ekonomi &
Bisnis”. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Puspita, Viandina dan Isnurhadi, dkk. “Pengaruh Economic Value Added dan Market
Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahsaan Kelompok LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 9 No.1. 2012.
Riyanto, Bambang. 2008. “Dasar – dasar Pembelajaran Perusahaan”. PT GPFE.
Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2013. “Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Edisi
keempat. Cetakan Ketiga Belas. BPFE-Yogyakarta.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. “Manajemen Keuangan”. Edisi Pertama.
Jakarta. Penerbit Mitra Wacana Media.
Rusdin. 2008. “Pasar Modal: Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik”.
Alfabeta. Bandung.
Safitri, Abied Luthfi. “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On
Asset, Deb To Equity Ratio dan Market Value Added Terhadap Harga Saham
dalam Kelompok JII”. Management Analysis Journal (2). 2013.
Samsul, M. 2006. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”. Jakarta. Erlangga.
Siamat, Dahlan. 2005. “Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan
Perbankan”. LPFEUI. Jakarta.
101
Simatupang, Mangsa. 2010. “Pengetahunan Praktis Investasi Saham dan
Reksadana”. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Simamora, Henry, 2000. ”Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Sitanggang. 2013. “Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan”. Jakarta: mitra
Wacana Media.
Sugiyono. 2007. “Statistika Untuk Penelitian”. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2009. “ Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D)”.Bandung: Alfabeta.
Suliyanto. 2011. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. CV.
Andi Offset. Yogyakarta
Sumadji P, Rosita dan Pratama Yudha. 2006. “Kamus Ekonomi Lengkap”.
Wipress. Jakarta.
Sunariyah. 2004. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”. Edisi Keempat.
Yogyakarta: UMP AMP YKPN.
Sunariyah. 2010. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”. Edisi Keenam.
Yogyakarta: UMP AMP YKPN.
Sutrisno. 2001. “Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, Aplikasi)”.
Ekonisia. Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”.
BPFE. Yogyakarta.
Timbul, Ucok Saut dan Widyo Nugroho. “Analisis Pengaruh EVA, ROA, ROE
dan Persentase Kepemilikan Modal Saham Asing Terhadap Harga Saham
Perbakan di BEI”. Jurnal Universitas Gunadarma. 2009.
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2011. “Pasar Modal di Indonesia”.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Tryfino, 2009, Cara Cerdas Berinvestasi Saham, Trans Media Pustaka, Jakarta.
Widarjono, Agus. 2009. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”. Ekonisia FE
UII. Yogyakarta
Widarjono, Agus. 2013. “Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya”. Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
102
Widiatmini dan Michael Valentino Damanik. 2010. “Pengaruh Economic Value
Added (EVA) dan Analisis Fundamental Terhadap Harga Saham”.
Universitas Gunadarma.
Widiatmojo. 2001. “Cara Sehat Investasi Manajemen Portofolio”. Yogyakarta.
BPFE.
Winarno, Wing Wahyu. 2011. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews”. Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
103
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan
DAFTAR PERUSAHAAN YANG MENJADI SAMPEL
PERIODE 2012-2016
No Kode Saham Nama Emiten
1 LAPD PT. Leyand International, Tbk
2 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara (persero), Tbk
3 CMNP PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk
4 JSMR PT. Jasa Marga, Tbk
5 META PT. Nusantara Infrastructure, Tbk
6 EXCL PT. XL Axiata, Tbk
7 FREN PT. Smartfren Telecom, Tbk
8 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk
9 APOL PT. Arpeni Pratama Ocean Line, Tbk
10 CASS PT. Cardig Aero Services, Tbk
11 GIAA PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk
12 HITS PT. Humpuss Intermoda Transportasi, Tbk
13 INDX PT. Tanah Laut, Tbk
14 MBSS PT. Mitrabahtera Segara Sejati, Tbk
15 PTIS PT. Indo Straits, Tbk
16 TMAS PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk
17 TRAM Trada Maritime Tbk
18 WEHA PT Weha Transportasi Indonesia Tbk
19 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk
20 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk
104
Lampiran 2 : Data Rasio Keuangan Perusahaan
Unit Tahun Harga Saham
ROA ROE DAR DER EPS
LAPD 2012 175 0,0087 0,0237 0,3839 1,0450 2,5400
2013 113 -0,0026 -0,0037 0,3039 0,4365 -0,6700
2014 50 -0,0768 -0,1131 0,3210 0,4727 -10,9500
2015 50 -0,0956 -0,1485 0,3563 0,5536 -12,5300
2016 50 -0,0748 -0,1143 0,3457 0,5284 -14,3800
PGAS 2012 4600 0,3094 0,6086 0,2402 0,3986 388,7200
2013 4475 0,2595 0,4309 0,2376 0,3841 367,5000
2014 6000 0,1959 0,3286 0,3257 0,6444 375,0600
2015 2745 0,1449 0,1530 0,4171 0,8961 277,2800
2016 2700 0,1181 0,1062 0,4247 0,9156 135,0300
CMNP 2012 1680 0,1038 0,1583 0,0023 0,0050 195,1600
2013 3350 0,0730 0,1055 0,0031 0,0045 162,0000
2014 2960 0,0776 0,1104 0,0030 0,0042 155,0000
2015 2435 0,0733 0,1087 0,0033 0,0048 171,0000
2016 1790 0,0641 0,1086 0,0041 0,0069 147,0000
JSMR 2012 5460 0,0647 0,1637 0,6046 1,5290 236,0000
2013 4725 0,0366 0,1008 0,6369 1,7541 151,0000
2014 7050 0,0446 0,1290 0,6541 1,8900 209,0000
2015 5225 0,0399 0,1186 0,6632 1,9692 215,0000
2016 4320 0,0353 0,1156 0,6946 2,2744 277,0000
META 2012 184 0,0215 0,0414 0,4627 0,8915 3,2000
2013 255 0,0313 0,0459 0,2850 0,4186 3,9400
2014 201 0,0226 0,0390 0,2312 0,3990 6,0500
2015 74 0,0270 0,0503 0,2646 0,4916 8,6000
2016 131 0,0269 0,0551 0,2726 0,5591 9,7300
EXCL 2012 5700 0,0780 0,1790 0,0040 0,0090 324,0000
2013 5200 0,0260 0,0670 0,0040 0,0120 121,0000
2014 4865 0,0130 -0,0570 0,0050 0,0210 -95,0000
2015 3650 0,0150 -0,0020 0,0045 0,0190 -3,0000
2016 2310 0,0070 0,0180 0,0030 0,0070 38,0000
FREN 2012 84 0,1090 0,3140 0,6520 1,8770 28,7000
2013 54 -0,1600 -0,8310 0,8080 4,2020 -39,9800
2014 91 -0,0780 -0,3480 0,7770 3,4820 -19,5100
2015 51 -0,0760 -0,2290 0,6690 2,0230 -14,0600
2016 53 -0,0870 -0,3360 0,7430 2,8860 17,6300
TLKM 2012 9050 0,1150 0,2490 0,3990 0,8610 133,8000
2013 2150 0,1100 0,2370 0,4030 0,8660 147,4000
105
2014 2865 0,1020 0,2140 0,3940 0,8240 148,1000
2015 3105 0,0930 0,2060 0,4380 0,9680 157,8000
2016 3980 0,1080 0,2290 0,4120 0,8780 196,2000
APOL 2012 50 -0,2397 0,2437 1,9640 2,0017 88,0000
2013 50 -0,3471 0,2167 2,6090 1,6316 -103,0000
2014 77 0,0110 -0,0050 3,2400 1,4556 2,0000
2015 58 -0,4685 0,1481 4,2037 1,3284 -87,0000
2016 58 -0,1748 0,0401 5,3653 1,2291 -23,0000
CASS 2012 730 0,1100 0,2500 0,5600 1,2627 42,0000
2013 820 0,2700 0,6100 0,5500 0,0125 53,0000
2014 1250 0,2500 0,5500 0,5500 0,0122 53,0000
2015 1130 0,2294 0,5257 0,5600 0,0129 57,0000
2016 945 0,1800 0,3730 0,0052 0,0107 58,0000
GIAA 2012 660 0,0491 0,0994 0,5572 1,2584 52,1857
2013 500 0,0078 0,0215 0,0340 0,0920 11,1475
2014 555 -0,1185 -0,4195 0,0380 0,0133 -185,0296
2015 309 0,0236 0,0820 0,0410 0,0143 41,0374
2016 338 0,0025 0,0093 0,0045 0,0168 4,1859
HITS 2012 285 -0,0034 -0,0255 1,8147 2,2274 -369,2840
2013 335 0,0211 0,2088 0,8991 8,9094 7,7175
2014 735 0,0117 0,0833 0,8596 6,1232 4,0006
2015 750 0,0229 0,1595 0,8567 5,9803 6,5161
2016 770 0,0326 0,1538 0,7879 3,7148 5,2662
INDX 2012 146 0,1000 0,3300 0,7000 2,3100 48,0700
2013 205 0,1100 0,1200 0,1200 0,1400 45,3000
2014 515 0,2600 0,2700 0,0300 0,0300 109,5200
2015 130 0,0100 0,0100 0,0100 0,0100 3,3400
2016 88 -0,1100 -0,1100 0,0100 0,0100 -40,9900
MBSS 2012 990 0,1120 0,1860 0,0040 0,0060 204,0780
2013 1010 0,1100 0,1690 0,0030 0,0050 269,5000
2014 1000 0,0580 0,0820 0,0030 0,0040 150,0240
2015 265 -0,0370 -0,0500 0,0030 0,0040 -97,0480
2016 318 -0,1150 -0,1520 0,0020 0,0030 -229,5510
PTIS 2012 840 0,0587 0,0989 0,4070 0,6854 77,7440
2013 940 0,0442 0,0683 0,3530 0,5464 73,5000
2014 950 -0,0835 -0,1312 0,3640 0,5724 -123,7698
2015 845 -0,2164 -0,4218 0,4871 0,9497 -324,4176
2016 800 -0,1656 -0,4411 0,6246 1,6638 -180,9402
TMAS 2012 370 0,0782 0,3439 0,7725 3,3960 105,0000
2013 210 0,0424 0,2106 0,7998 3,9940 62,0000
2014 2215 0,1252 0,3814 0,6718 2,0472 178,0000
106
2015 1950 0,1780 0,3893 0,5429 1,1875 278,0000
2016 1750 0,0917 0,2328 0,6062 1,5392 203,0000
TRAM 2012 1150 -0,0914 0,2271 0,5977 1,4854 -32,0694
2013 1590 0,0121 0,0278 0,5647 1,2973 2,0850
2014 211 -0,1185 -0,3215 0,6315 1,7139 44,0070
2015 50 -0,3717 -0,6423 0,8594 6,1101 108,8324
2016 141 -0,1224 -0,1733 0,9437 6,7488 27,4111
WEHA 2012 170 0,0200 0,0700 0,7800 3,4700 14,3200
2013 235 0,0030 0,0100 0,7000 2,2800 2,4200
2014 255 0,0070 0,0200 0,6600 1,9500 3,7600
2015 144 -0,1100 -0,3000 0,6400 1,7900 -45,2000
2016 152 -0,0800 -0,2400 0,6600 1,9600 -28,0000
WINS 2012 480 0,0596 0,1138 0,4800 0,9100 5539,2600
2013 680 0,0142 0,0002 0,5300 1,1500 9187,5000
2014 825 0,0607 0,1157 0,4800 0,9100 6876,1000
2015 167 -0,0219 -0,0384 0,4300 0,7600 -1940,9600
2016 220 -0,0572 -0,0990 0,4200 0,7300 -5401,2000
TOWR 2012 22700 0,1010 0,0260 0,0050 0,0210 340,0000
2013 2750 0,0100 0,0440 0,0050 0,0220 16,0000
2014 4150 0,0640 0,2330 0,0040 0,0160 108,0000
2015 4750 0,1380 0,3860 0,0030 0,0090 290,0000
2016 3580 0,1220 0,2840 0,0030 0,0070 298,0000
107
Lampiran 3: Hasil Output Uji Regresi Data Panel
Uji Common Effect Model
Dependent Variable: PRICE
Method: Panel Least Squares
Date: 05/29/17 Time: 13:07
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,925595 0,956020 -0,968175 0,3354
ROA 3,543862 1,475202 2,402289 0,1183
ROE 1,241066 0,760318 1,632298 0,0106
DAR 1,380878 0,473267 2,917757 0,0044
DER 0,181555 0,157302 1,154183 0,0251
EPS 1,21E-09 5,15E-09 0,234996 0,8147
R-squared 0,417414 Mean dependent var 2,794320
Adjusted R-squared 0,386426 S.D. dependent var 0,678673
S.E. of regression 0,531611 Akaike info criterion 1,632316
Sum squared resid 26,56538 Schwarz criterion 1,788626
Log likelihood -75,61578 Hannan-Quinn criter. 1,695577
F-statistic 13,46992 Durbin-Watson stat 0,326506
Prob(F-statistic) 0,000000
108
Uji Fixed Model Effect
Dependent Variable: PRICE
Method: Panel Least Squares
Date: 05/29/17 Time: 13:52
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,793982 0,758897 1,046231 0,2988
ROA 2,953281 0,906897 3,256467 0,0710
ROE 0,102178 0,401407 0,254551 0,0179
DAR -0,016565 0,403258 -0,041077 0,0096
DER -0,208894 0,111763 -1,869077 0,0065
EPS 7,71E-09 3,64E-09 2,120549 0,0373
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,923737 Mean dependent var 2,794320
Adjusted R-squared 0,899333 S.D. dependent var 0,678673
S.E. of regression 0,215329 Akaike info criterion -0,020977
Sum squared resid 3,477507 Schwarz criterion 0,630315
Log likelihood 26,04887 Hannan-Quinn criter. 0,242612
F-statistic 37,85180 Durbin-Watson stat 1,994499
Prob(F-statistic) 0,000000
109
Uji Random Effect Model
Dependent Variable: PRICE
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/29/17 Time: 13:13
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 100
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,397552 0,719113 0,552836 0,5817
ROA 3,234955 0,876754 3,689695 0,0546
ROE 0,105385 0,394285 0,267282 0,0078
DAR 0,217314 0,366622 0,592748 0,0155
DER -0,169916 0,107386 -1,582298 0,0116
EPS 6,94E-09 3,52E-09 1,972199 0,0515
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0,521647 0,8544
Idiosyncratic random 0,215329 0,1456
Weighted Statistics
R-squared 0,351339 Mean dependent var 0,507272
Adjusted R-squared 0,316835 S.D. dependent var 0,261763
S.E. of regression 0,216357 Sum squared resid 4,400167
F-statistic 10,18276 Durbin-Watson stat 1,360293
Prob(F-statistic) 0,000000
Unweighted Statistics
R-squared 0,325608 Mean dependent var 2,794320
Sum squared resid 30,75166 Durbin-Watson stat 0,194641
110
Lampiran 4: Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Model Data Panel
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FIXED
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 26.207376 (19,75) 0.0000
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: RANDOM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 5.899170 5 0.0316
111
Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
Observations 100
Mean 1.33e-17
Median -0.007262
Maximum 0.615683
Minimum -0.436570
Std. Dev. 0.187420
Skewness 0.341782
Kurtosis 3.393999
Jarque-Bera 2.593731
Probability 0.273387
Uji Multikolinearitas
ROA ROE DAR DER EPS
ROA 1.000000 0.748425 0.361962 -0.351966 -0.012497
ROE 0.748425 1.000000 0.070015 -0.246320 -0.032813
DAR 0.361962 0.070015 1.000000 -0.773150 -0.052376
DER -0.351966 -0.246320 -0.773150 1.000000 0.014087
EPS -0.012497 -0.032813 -0.052376 0.014087 1.000000
Uji Autokorelasi
Weighted Statistics
R-squared 0.923737 Mean dependent var 2.794320
Adjusted R-squared 0.899333 S.D. dependent var 0.678673
S.E. of regression 0.215329 Akaike info criterion -0.020977
Sum squared resid 3.477507 Schwarz criterion 0.630315
Log likelihood 26.04887 Hannan-Quinn criter. 0.242612
F-statistic 37.85180 Durbin-Watson stat 1.994499
Prob(F-statistic) 0.000000
112
Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: LNRESID
Method: Panel Least Squares
Date: 05/28/17 Time: 23:48
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 100 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.198525 4.088136 -0.048561 0.9614
ROA 1.045908 6.308262 0.165800 0.8687
ROE -0.091974 3.251273 -0.028289 0.9775
DAR -1.295640 2.023785 -0.640206 0.5236
DER 0.157375 0.672654 0.233961 0.8155
EPS -1.46E-08 2.20E-08 -0.663488 0.5086 R-squared 0.023915 Mean dependent var -0.320051
Adjusted R-squared -0.028005 S.D. dependent var 2.242098
S.E. of regression 2.273276 Akaike info criterion 4.538446
Sum squared resid 485.7718 Schwarz criterion 4.694756
Log likelihood -220.9223 Hannan-Quinn criter. 4.601707
F-statistic 0.460610 Durbin-Watson stat 1.898001
Prob(F-statistic) 0.804605